SURVEILANS
DEFINISI SURVEILANS Menurut WHO (2004), surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil mengambil tindakan. Berdasarkan definisi diatas diata s dapat diketahui bahwa surveilans adalah suatu kegiatan pengamatan penyakit yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis terhadap kejadian dan distribusi penyakit serta faktorfaktor yang mempengaruhinya pada masyarakat sehingga dapat dilakukan penanggulangan untuk dapat mengambil tindakan efektif. Surveilans atau surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah – masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan (Menkes RI, 2003). Surveilans kesehatan masyarakat adalah proses pengumpulan data kesehatan yang mencakup tidak saja pengumpulan informasi secara sistematik, tetapi juga melibatkan analisis, interpretasi, penyebaran, dan penggunaan informasi kesehatan. Hasil surveilans dan pengumpulan sertaanalisis data digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang status kesehatan populasi guna merencanakan, menerapkan, mendeskripsikan, dan mengevaluasi program kesehatan masyarakat untuk mengendalikan dan mencegah kejadian yang merugikan kesehatan. Dengan demikian, agar data dapat berguna, data harus akurat, tepat waktu, dan tersedia dalam bentuk yang dapat digunakan (Timmreck, 2005). Menurut Centers for Disease Control (CDC (CDC ), 1996. Surveilans adalah pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat, dipadukan dengan desiminasi data secara tepat waktu kepada pihak – pihak yang perlu mengetahuinya. Menurut Vaughan & Morrow, Morrow , surveilans merupakan komponen penting dalam Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat, karena menyediakan input informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi masalah – masalah yang sedang timbul serta
mengevaluasi efektivitas tindakan pengendalian masalah lama. Penyediaan informasi ini memungkinkan otoritas kesehatan mengambil tindakan yang tepat dan cepat untuk pengendalian penyakit atau melakukan investigasi investigasi lebih mendalam.
TAHAPAN PELAKSANAAN SURVEILANS Dalam melaksanakan surveilan, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan, yaitu : (i) mengidentifikasi masalah yang ada, (ii) melakukan tinjauan pustaka dan studi yang dilakukan sebelumnya, (iii) menentukan tujuan, (iv) membuat protokol pelaksanaan survei, (vi) mengumpulkan data, (vii) menganalisis data, (viii) membuat laporan dan (ix) menindak lanjuti h hasil survei yang bersangkutan. Tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Dari Gambar 1 terlihat bahwa surveilan merupakan rangkaian kegiatan survei yang berkesinambungan dan berhubungan. Dalam periode waktu yang ditentukan survei ini diulang kembali sehingga kegiatan surveilan dapat memantau kecenderungannya ( trend ) dari suatu masalah. Disamping ingin mengetahui suatu kecenderungan, mengapa survei dilakukan kembali? Salah satu alasan utamanya adalah untuk mengetahui efektif dan tidaknya suatu tindakan (kebijakan) dilakukan. Keefektifan suatu kebijakan bisa dievaluasi melalui indikator yang telah ditetapkan.
Jika suatu masalah obat, obat tradisional, suplemen makanan, kosmetik dan makanan telah dapat diatasi maka surveilan dengan topik tertentu dapat dihentikan. Misalnya saat ini diduga kuat adanya penggunaan Siklamat (pemanis buatan) yang melebihi batas maksimum pada makanan jajanan. Maka diperlukan surveilan masalah keamanan makanan ini dengan tujuan dan metode yang telah ditentukan. Dari hasil survei misalnya diketahui bahwa tingkat paparan Siklamat sudah melebihi batas maksimum. Kebijakan yang dikeluarkan misalnya Dinas Kesehatan perlu melakukan pembinaan efektif kepada produsen, memberi penjelasan kepada produsen mengenai takaran Bahan Tambahan Pangan Termasuk Siklamat yang sesuai peraturan serta memberikan me mberikan informasi kepada konsumen, dan lain-lain. Dalam periode waktu tertentu, survei ini dilakukan kembali. Jika hasilnya bukan merupakan masalah lagi, maka program surveilan Siklamat tidak perlu dilakukan lagi setidaknya untuk periode tertentu hingga masalah serius ini muncul kembali. Tahapan pelaksanaan surveilan seperti tersebut diatas dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Identifikasi masalah
Dalam menangani permasalahan obat, obat tradisional, suplemen makanan, kosmetik dan makanan harus diidentifikasi terlebih dahulu masalahnya melalui analisis pohon masalah (problem tree) yang dapat menggambarkan secara visual hubungan sebabakibat dari permasalahan yang ada. Identifikasi masalah melalui analisis yang tepat dapat membantu mengatasi permasalahan yang akan mengarah ke suatu tujuan utama (ultimate goal). b. Tinjauan pustaka dan studi yang dilakukan sebelumnya
Informasi yang berhubungan dengan studi yang akan dilaksanakan mungkin sudah tersedia pada beberapa laporan atau studi yang pernah dilakukan oleh Badan POM atau lembaga-lembaga terkait dari dalam maupun luar negeri. Lakukan tinjauan pustaka, survei pasif, serta manfaatkan pakar dan jejaring yang ada untuk menggali informasi yang diperlukan. Jika informasi yang dibutuhkan telah teridentifikasi, maka ada alasan ( justification) justification) untuk melaksanakan survei/studi.
c. Penentuan tujuan survei
Dalam menentukan tujuan survei harus diketahui secara cermat apakah informasi yang akan didapat memang diperlukan/relevan untuk mengatasi suatu masalah yang dihadapi. Tujuan sangat menentukan tahapan survei selanjutnya, misalnya penentuan metodologi antara lain cara pengambilan sampel dan jumlah sampel yang akan diambil. d. Pembuatan protokol pelaksanaan survei
Protokol survei berisi informasi penting mengenai tata cara pelaksanaan survei di lapangan. Sehingga pihak yang terlibat sebaiknya memahami tujuan survei, sampling, persiapan sampel, uji sampel, wawancara dan parameter-parameter analisis penting yang harus dilaksanakan agar tujuan survei tercapai.
pembuatan protokol harus harus
dikonsultasikan dengan pakar yang berhubungan, misalnya pakar mikrobiologi, statistik, kimia makanan, farmasi epidemiologi, dan lain-lain. e. Pengambilan dan pengujian sampel
Pengambilan dan pengujian sampel dilakukan sesuai dengan protokol survei yang telah dibuat. Di dalam protokol survei disebutkan instruksi-instruksi singkat pelaksanaan survei. Dalam hal ini petugas di lapangan diasumsikan dias umsikan telah memahami secara seksama mengenai instruksi yang berhubungan dengan pengambilan sampel, penanganan sampel dan uji sampel.Tergantung dari kegiatan survei yang dilakukan. dil akukan. Pengumpulan data Pengumpulan Data dapat diperoleh melalui beberapa cara antara lain kuesioner, wawancara, dan observasi. Untuk menetapkan system pengumpulan data dilakukan hal sebagai berikut: 1. Memilih metode pengumpulan data 2. Menyelaraskan sistem dan tujuannya 3. Memilih waktu yang tepat 4. Mengetahui tipe konsisi 5. Menggunakan basis laboratorium untuk informasi Tipe system pengumpulan data antara lain : sistem pencatatan vital, kumpulan data yang ada, register-register yang ada atau survey. Sedangkan system surveilans
dibedakan menjadi 3 bagian yaitu : sistem surveilans pasif, sistem surveilans aktif dan sistem surveilans terbatas. Sistem pasif memiliki ciri dan kegunaan antara lain: sederhana, tidak memberatkan, terbatas oleh variabilitas, mung kin tidak representative, mungkin gagal mengidentifikasi outbreak, menggambarkan kecenderungan (tren). System aktif ciri dan kegunaannya adalah : dapat memvalidasi kerepresentatifan, laporannya lebih lengkap, dapat digunakan bersama investigasi khusus, dapat digunakan untuk periode yang singkat. Sedangkan kegunaan dan ciri dari system surveilans terbatas yaitu : dapat memecahkan masalah khusus, dapat mengidentifikasi semua kasus dan berguna untuk logistic serta aiasan - alasan ekonomis. Pengumpulan data merupakan tahap awal dan tahap yang krusial. a. Data yang dikumpulkan harus : 1) Sistematis : urutan jelas, shg waktu analisis mudah mengambil mengambil kesimpulan. 2) Terus-menerus : untuk melihat trend & variasi 3) Lengkap, tepat waktu, benar serta jujur b. Sumber data : harus cukup banyak c. Sistem Pengumpulan Data 1) Sistem primer : merupakan proses rutin dan berkesinambungan, berasal dari: o
Registrasi kematian
o
Laporan kesakitan
o
Laporan dari lab, masyarakat, dll
2) Sistem sekunder : sesuai dengan kebutuhan, kesekolah, pasar, tempat lokalisasi, penyelidikan KLB, dll. d. Dalam pengumpulan data perlu diperhatikan : 1) Kasus yang tepat, sesuai kriteria 2) Pencatatan cermat, jangan banyak missing & & tdk bisa dibaca. 3) Format tersedia dengan baik dan cukup 4) Instrumen dimengerti oleh petugas 5) Penyimpanan data yang baik, jangan ada yang hilang 6) Adanya kontrol yang baik, kebenaran, ketepatan, dan kelengkapan 7) Harus ada sistem pengiriman yang benar dan jelas.
f.
Pengolahan dan analisis data Analisis data kualitatif adalah proses secara sistematis mencari dan mengolah berbagai data yang bersumber dari wawancara, pengamatan lapangan, dan kajiandokumen (pustaka) untuk menghasilkan suatu laporan temuan penelitian. Sedangkaninterpretasi data merujuk pada pengembangan ide-ide atas hasil penemuan untuk kemudian
direlasikan
dengan
kajian
teoretik
(teori
yang
telah
ada)
untuk menghasilkan konsep-konsep atau teori-teori substansif yang baru dalam rangkamemperkaya khazanah ilmu. (Robert C. Bogdan; Sari Knopp Biklen, 2007) Interpretasi data adalah upaya peneliti memaknai data yang dapat ditempuh dengancara
meninjau
kembali
gejala-gejala
berdasarkan
sudut
pandangnya,
perbandingandengan penelitian yang pernah dilakukan (misanya oleh peneliti lain). Kajianinterpretasi ini melibatkan beberapa hal yang penting dalam sebuah penelitian yaitu berupa: diskusi, kesimpulan, dan implikasi seperti: kilas balik temuan utama dan bagaimana pertanyaan penelitian terjawab, refleksi peneliti terhadap makna data, pandangan peneliti yang dikontraskan dengan kajian literatur (teoretik), batasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan software. Kemudian diinterpretasikan oleh Tim dan dibantu pakar terkait. Interpretasi hasil merupakan bagian penting dalam surveilan karena akan menentukan tindak lanjut yang akan ditetapkan.
Analisa data diperlukan untuk menjamin bahwa sumber data dan proses pengumpulan data
adalah
adekuat.
Untuk
menganalisa
data
surveilans
kita
harus
mempertimbangkan hal - hal berikut : 1. Apa keistimewaan atau kekhasan data. 2. Memulai dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. 3. Menyadari bila ketidaktepatan dalam data menghalangi analisis-analisis yang lebih canggih. Jika ada data yang bias maka data ters ebut tidak usah digunakan. Dalam menganalisa data kita dapat menggunakan parameterparameter antara lain adalah parameter waktu, tempat dan orang. Analisis data menurut waktu yaitu dengan membandingkan jumlah kasus yang diterima selama interval waktu tertentu dan membandingkan jumlah kasus selama periode waktu sekarang dengan jumlah yang dilaporkan dil aporkan selama interval waktu yang sama dalam periode waktu tertentu. Analisis data menurut tempat yaitu dengan mengetahui tempat pemajan terjadi, bukan tempat laporan berasal, mengetahui kemungkinan sumber-sumber sumber-s umber pencegahan akan menjadi sasaran yang efektif, menggunakan computer dan perangkat lunak untuk
pemetaan
spasial,
memungkinkan
analisis
yang
lebih
canggih.
Analisis menurut orang yaitu dengan menggunakan data umur ; gender ; ras atau entitas ; status perkawinan ; pekerjaan ; tingkat pendapatan dan pendidikan. Semua data orang tersebut dibutuhkan untuk dapat mengetahui sebab kasus terjadi. g. Diseminasi & Advokasi
Diseminasi Merupakan Usaha penyebarluasan informasi surveilans kepada pihak yang berkepantingan ( stakeholders), stakeholders), agar dapat dilakukan action secara cepat. Diseminasi adalah proses salah satu cara melalui informasi yang disampaikan dari satu titik ke titik lain. Untuk menyampaikan informasi dibutuhkan komunikasi yang baik atara si pemberi informasi dan si penerima informasi.
Tahap - tahap diseminasi data antara lain: 1. Menetapkan yang hendak dikomunikasikan -7 dengan tujuan untuk menentukan etiologi dan riwayat aiamiah penyakit serta untuk mendeteksi dan mengendalikan epidemic. Mengevaluasi ukuran pengendalian. 2. Menentukan audiens àkepada siapa infomasi harus disampaikan : praktisi kesehatan masyarakat, penyedia yankes, organisasi profesi dan organisasi sukarela, pembuat kebijakan, media, public, pendidik. 3. Memilih sarana melalui apa publikasi ( nerbitan) elektronik, media massa,) 4. Memasarkan pesan
bagaimana pesan seharusnya dinyatakan : dengan
menggunakan format grafik dan peragaan visual lainnya (harus jelas dan sederhana), pertimbangan satu penolakan tujuan komunikasi (apa yang baru ? ; siapa yang dipengaruhi ? ; apa pekerjaan yang terbaik ? ) 5. Menilai dampak
apa dampak dari pesan yang dibuat : apakah informasi
surveilans telah dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi (evaluasi proses) dan apakah informasi itu mempunyai efek yang menguntungkan atas masalah kesmas atau kondisi yang menjadi perhatian (evaluasi dampak). 6. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam diseminasi data kita mempunyai komponen kunci antara lain: a. Media b. Audiens c. Respon d. Penilaian proses. h. Pembuatan laporan
Laporan yang dianjurkan adalah singkat dan jelas, berisi ringkasan, pendahuluan, tujuan, metodologi, hasil, pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka, informasi lebih lanjut serta lampiran. i.
Tindak lanjut Hasil survei merupakan informasi penting untuk melaksanakan program pengawasan obat dan makanan karena dapat digunakan sebagai masukan untuk perencanaan,
pelaksanaan dan pengkajian pengawasan obat dan makanan, termasuk tindakan penegakan hukum. Saran tindak lanjut hasil survei diajukan ke lembaga-lembaga terkait di lingkungan Badan POM untuk ditindaklanjuti oleh pemegang kebijakan yang berfungsi sebagai manajer risiko (risk manager) setelah berdiskusi dengan pihak terkait. Jika lingkup masalah mencakup antar sektor di luar kewenangan Badan POM, maka diperlukan koordinasi dengan lintas sektor terkait.
TUJUAN SURVEILANS: 1. Memprediksi dan mendeteksi dini epidemi (outbreak ( outbreak ). ). 2. Memonitor, mengevaluasi, dan memperbaiki program pencegahan dan pengendalian penyakit. 3. Sebagai sumber informasi untuk penentuan prioritas pengambilan kebijakan, perencanaan, implementasi, dan alokasi sumber daya kesehatan. 4. Monitoring kecenderungan penyakit endemis dan mengestimasi dampak penyakit di masa mendatang. 5. Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih lanjut.
DEFINISI DAN PERBEDAAN ENDEMI, WABAH, DAN KEJADIAN LUAR BIASA ENDEMI
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu wilayah tertentu. Terjadi hanya pada suatu populasi tertentu dan tanpa pengaruh dari luar. Cth: misalnya penyakit AIDS yang ada di Afrika, malaria dan TB yang terjadi di Indonesia. .
WABAH
Wabah : adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU No 4. Tahun 1984). Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global global (pandemi). Mis:
wabah SARS yang terjadi pada tahun 2003 dan menyebabkan kematian pada 800 orang di seluruh dunia (epidemi)
Spanish influenza yang membunuh 40 – 50 50 juta jiwa pada 1918(pandemi)
KEJADIAN LUAR BIASA
Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peraturan yang berlaku di Indonesia. tatus Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2 949/MENKES/SK/VII/2004. 004.
Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
KRITERIA KLB Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur: 1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal 2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, hari, minggu)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, minggu, bulan, tahun). 4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya. •
Cth : Kasus keracunan makanan di SD di Palu tahun 2011. Setelah ada pembagian makanan gratis, kemudian salah satu dari yang makan snack merasakan pusing, mual, dan muntah Hasil penyelidikan lebih lanjut diperoleh bahwa penderita yang rawat jalan mengalami gejala yang paling banyak yaitu pusing, mual, muntah dan demam. Berdasarkan hasil wawancara didapat jumlah yang yang sakit sebanyak 69 69 orang dari sekitar 416 jumlah siswa dan guru di SD Negeri 12 Palu.
Perbedaan wabah dengan kejadian luar biasa besar, daerah yang luas dan waktu yang lebih Wabah harus mencakup jumlah kasus yang besar lama, dengan dampak yang timbulkan lebih berat.
PERBEDAAN SURVEILANS UMUM, KHUSUS, DAN SENTINEL Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah – masalah masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data. Untuk masalah penyakit pada surveilans umum adalah pemantauan penyakit endemis di suatu wilayah spt:
Kolera
Diare
Malaria
demam tifoid
TB Paru
Demam Berdarah Dengue
Pneumonia
Surveilans epidemiologi Khusus, adalah penyelenggaraan Surveilans epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan , faktor resiko atau situasi khusus kesehatan
Dilakukan setelah terjadinya suatu KLB penyakit atau suatu kemungkinan terjadinya KLB penyakit tertentu yang tergqantung dari demografi dan karakteristik wilayah tersebut.
Surveilans sentinel , adalah penyelenggaraan Surveilans epidemiologi pada populasi dan
wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya masalah kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas. Umumnya dilakukan pada wilayah yang jauh berkembang dan dilakukan pada penyakit degenerative atau yang diturunkan
penyakit jantung
stroke
Hipertensi
penyakit ginjal DM tipe I dan II penyakit penyakit neoplasma PPOK psikosis