TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TERAPI OKUPASI DENGAN MEMBUAT KERAJINAN TANGAN HIASAN DINDING DI WISMA CINTA KASIH PADANG
Keperawatan Keperawatan Gerontik
OLEH : KELOMPOK U’17 SYURPA WAHYUNI, S.KEP SUCHI KHAIRIYAH, S.KEP FINI MARTA VERTYSIA, S.KEP PUTI KULINDAM SUTO, S.KEP HAYATI UMAR, S.KEP
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2018
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Topik
: Terapi Okupasi membuat kerajinan tangan hiasan dinding
Terapis
: Mahasiswa Program Nurse FKEP UNAND
Sasaran
: 7 orang
A. Latar Belakang
Proses menua pada seseorang sebenarnya sudah mulai terjadi sejak pembuahan atau konsepsi dan berlangsung sampai saat kematian. Proses menua (aging ) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada usia lanjut (Ponto 2015). Peningkatan jumlah penduduk lansia merupakan konsekuensi dari peningkatan usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup penduduk Indonesia ini merupakan indikasi berhasilnya pembangunan jangka panjang salah satu di antaranya yaitu bertambah baiknya keadaan ekonomi dan taraf hidup masyarakat. Dengan bertambahnya umur rata-rata ataupun harapan hidup (life expectancy) pada waktu lahir, karena berkurangnya angka kematian kasar (crude date rate) maka presentasi golongan tua akan bertambah dengan segala masalah yang menyertainya (Oktizulvia, 2011). Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan usia
lanjut
(lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan dengan stres
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
lingkungan lansia adalah keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.
Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya
kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Azizah, 2011). Salah satu kegagalan berkaitan dengan fungsi penurunan daya kemampuan pada lansia adalah penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Stres sebagai keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi seseorang yang mengalami stres dan hal yang dianggap mendatangkan stres membuat orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan antara keadaan atau kondisi dan sistem sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang ada padanya. Jika lansia tidak bisa mengatasi atau menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa tua, maka lansia tersebut akan terus memikirkan dan memiliki persepsi yang buruk, maka dia akan menjadi pusing, mudah lelah, sulit tidur, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut merupakan gejalah s tress (Yosep, 2011) Menurut Graff, salah satu cara untuk mengoptimalkan fungsi psikomotor lansia adalah dengan menggunakan terapi okupasi. Terapi okupasi merupakan suatu bentuk psikoterapi suportif berupa aktivitasaktivitas yang membangkitkan kemandirian secara manual, kreatif dan edukasional
untuk
penyesuaian diri dengan lingkungan dan
meningkatkan derajat kesehatan fisik dan mental pasien. Terdapat 41 orang lansia yang berada di Wisma Cinta Kasih yang mengalami permasalahan pada kognitif serta psikomotor, dan terdapat beberapa lansia yang tidak mampu dalam hal tulis dan baca. Maka dari itu perawat memberikan latihan aktifitas kelompok untuk beberapa lansia guna meningkatkan aspek positif dengan memberikan latihan okupasi yaitu membuat kerajinan tangan hiasan dinding
B. Tujuan
1. Tujuan Umum Lansia dapat meningkatkan kemampuan psikomotor 2. Tujuan Khusus a) Dapat mengikuti kegiatan latihan psikomotor
b) Lansia dapat mengembangkan, memelihara, memulihkan fungsi dan mengupayakan kompensasi untuk aktifitas sehari-hari, produktivitas dan luang waktu melalui latihan.
C. Waktu Dan Tempat
Hari/ Tanggal
: Sabtu, 30 Maret 2018
Jam
: 10.00-10.30 WIB
Tempat
: Di Wisma Cinta Kasih
D. Metode
1. Dinamika kelompok 2. Membuat kerajinan tangan hiasan dinding
E. Media dan Alat
1. Kertas Karton 2. Benang tau pita 3. Gunting 4. Kertas Mar-mar sesuai warna yang dibutuhkan 5. Lem 6. kertas HVS 7. Peralatan tulis
F. Setting Tempat
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 2. Ruangan nyaman dan tenang
meja
= Fasilitator = Leader = co Leader = observer = pasien
G. Pembagian Tugas
1. Leader a. Menyiapkan proposal kegiatan TAK b. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai. c. Menjelaskan kegiatan. d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam membuat hasil karya tersendiri berupa kerajinan tangan hiasan dinding e. Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok dengan baik dan tertib f.
Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
2. CO-Leader a. Mendampingi leader b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang altiviatas pasien c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah dibuat d. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses terapi 3. Observer a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung b. Memotivasi klien yang kurang aktif. c. Memfalitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalanya terapi 4. Fasilitator
a. Mengobservasi jalanya proses kegiatan b. Mengamati serta mencatat prilaku verbal dan non-verbal pasien selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia) c. Mengawasi jalanya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan H. Pasien
1. Kriteria pasien a. Pasien tidak mengalami gangguan fungsi pancaindera b. Pasien yang tidak mengalami klelumpuhan pada ektremitas atasnya c. pasien yang kooperatif dan bersedia menjadi peserta TAK 2. Proses Seleksi a. Mengidentifikasi pasie yang masuk kriteria b. Mengumpulkan pasien yang masukl kriteria c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan kegiatan dalam kelompok
I. Susunan Pelaksanaan
1. Susunan perawat pelaksana TAKS sebagai berikut : a. Leader
: Puti Kulindam Suto
b. CO leader + Operator
: Suchi Khairiyah
c. Fasilitator
: Fini Marta Vertysia dan Syurpa Wahyuni
d. Observer
: Hayati Umar
J. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Persiapan
1. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada terapi yang akan dilaksanakan 2. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2. Fase kerja
N o 1 .
Waktu
5 menit
Kegiatan terapis
Pelaksanaan a. Orientasi 1) Salam terapeutik Terapis mengucapkan salam Memperkenalkan terapis dan pembimbing 2) Evaluasi/validasi Menanyakan perasaan klien hari ini.
-
Menjawab salam Mendengarkan memperhatikan
dan
Menjawab pertanyaan Kontrak Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu membuat kerajinan tangan hiasan dinding Mendengarkan dan Menjelaskan aturan main memperhatikan berikut: 1. Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada terapis Mendengarkan dan 2. Lama kegiatan 45 menit memperhatikan 3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. b. Kerja 1) Terapis menjelaskan terlebih dahulu - Mengikuti kegiatan bagaimana cara dan alat untuk sesuai aturan membuat kerajinan tangan hiasan dinding 2) Terapis mencontohkan cara dan hasil - Mengungkapkan jadi seperti apa hiasan dinding yang pendapat akan dibuat 3) Terapis membagikan peralatan kepada masing-masing peserta 4) Peserta memulai membuat kalung - Peserta memulai sesuai penjelasan yang diberiikan kegiatan terapis 3)
30 menit
Kegiatan peserta
10 menit
c. Evaluasi 1) Evaluasi pencapaian tujuan Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK Terapis memberikan pujian atas keberhasilan peserta yang berhasil membuat kerajinan tangan hiasan dinding 2) Memberikan rencana tindakan lanjut: a) Menganjurkan setiap anggota untuk dapat melakukn kagitaan yang dilakukan
-
Mengungkapkan pendapat
-
Mendengarkan meperhatikan
dan
-
3. Evaluasi a. Evaluasi Struktur 1) Menyiapkan pre planning untuk terapi membuat kerajinan tangan hiasan dinding 2) Melakukan kontrak waktu dengan klien 3) Menyiapkan alat dan bahan dari pembuatan hiasan dinding b. Evaluasi proses 1) klien menyambut kedatangan sesuai dengan kontrak yang disepakati 2) klien
memperhatikan
penyampaian
tata
cara
dalam
pembuatan kerajinan tangan hiasan dinding 3) klien antusias dalam membuat kerajinan tangan hiasan dinding 4) klien bekerja sama dengan baik dan berpartisipasi aktif 5) Kegiatan membuat kalung berjalan lancar c. Evaluasi hasil
1) klien dapat membuat kerajinan tangan hiasan dinding 2) klien dapat mengingat bagaimana membuat kerajinan tangan hiasan dinding