TUJUAN PEMBELAJARAN TEKNIK SANITASI semester 6 (4 sks) Rabu, 4 Februari 2009
Mampu menjelaskan kerangka kerja dan perencanaan strategis sanitasi perkotaan
Mampu menjelaskan komponen infrastruktur sanitasi perkotaan
Sulistyoweni
El Khobar Evi NZ
MATERI SAJIAN
Pengertian sanitasi lingkungan, teknik sanitasi , masalah sanitasi di perkotaan dan kesehatan masyarakat enye enye aran aran penya enya t an usa usa a penc penceg egaa an MDGs Sistem Sistem penyedi penyediaan aan air minum minum Sistem Sistem penangan penanganan an air limbah Sistem Sistem penangan penanganan an limbah limbah padat padat Pemilihan teknologi sanitasi
Penyediaan air minum Sistem penanganan limbah cair dan limbah padat
Mampu menjelaskan pendekatan yang digunakan dalam perencanaan infrastruktur sanitasi perkotaan
Mampu menggunakan pedoman SNI dalam membuat perencanaan infrastruktur sanitasi perkotaan
Mampu menjelaskan tujuan, dan komponen sanitasi lingkungan
Mampu mempresentasikan sistem penyediaan air minum, fasilitas bangunan beserta perlengkapannya, dan membahas masalah nyata di lapangan
Mampu menjelaskan konsep pengendalian pencemaran lingkungan dan penularan penyakit
Mampu mempresentasikan konsep sistem penanganan limbah cair, fasilitas bangunan beserta perlengkapannya, dan membahas masalah nyata di lapangan
Mampu mempresentasikan konsep sistem penanganan limbah padat, fasilitas bangunan beserta perlengkapannya, dan membahas masalah nyata di lapangan
Presentasi
Kerangka kerja strategis dalam perencanaan sanitasi perkotaan Perencanaan strategis sanitasi di perkotaan
Mampu menjelaskan perencanaan strategis sistem penyediaan air minum dan sanitasi lingkungan di suatu lingkungan terbatas
1
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan benda hidup spt virus, bakteri, ricketstsia, jamur, protozoa, metazoa/cacing.
ara penularan : secara kontak langsung engan pen erita an ti ak langsung (lewat me ia air, udara, makanan, tanah, pakaian, serangga, tangan, dll)
Pengelompokan penyakit unt keperluan pencegahan penyebarannya:
KONTROL PENYAKIT
Model penyebaran penyakit Source
Penyakit bawaan air dan makanan Penyakit bawaan udara Penyakit bawaan tanah Penyakit bawaan vektor
Program Pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit yang digun akan oleh Dep.Kes. adalah melalui :
Upaya pence ahan : pen adaan air bersih, pen endalian pencemaran air dan udara, pen elolaan air limbah, pengelolaan sampah, pemberantasan vektor, perbaikan perumahan dan sistem permukiman, perencanaan kota dan wilayah, sanitasi makanan, kesehatan kerja,pencegahan dan pengawasan pencemaran air, tanah dan udara, dll.
Susceptibility
Menciptakan ‘Barriers’ ----- agar penyakit tidak tersebar.
Mode of transmission
supervisi penyediaan air minum-limbah padat, lingk.perumahan & permukiman, sanitasi susu & makanan, encemaran badan air, area rekreasi, kolam renang, pantai, kesehatan kerja, insect & rodent, sanitasi perdesaan dan resort, pencemaran udara, kebisingan, gangguan radiasi, rumah sakit, penjara, sekolah. fasilitas dan pelayanan kesehatan, pencatatan statistics, epidemiologi, pendidikan kesehatan masyarakat, dll
KONTROL DARI SUMBER
Program Dep. Pekerjaan Umum, Direktorat Cipta Karya dan Pemda:
Perancangan Master Plan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan, Sistem Penanganan Air Limbah dan Persampahan Perkotaan, Perancangan Instalasi Pengolahan Air Minum, Air Limbah dan Persampahan, Pengadaan Instalasi Air Minum, Air Limbah dan Persampahan dan Saluran Drainase Perkotaan
Pelaksana program semua departemen/unit yang ter a t.
Mengganti bahan baku atau proses produksi dalam industri dengan yang tidak membahayakan kesehatan/mencemari lingkungan, mengolah limbah men adi bhn tidak membaha akan mengurangi bahan toksik Memilih sumber air minum yg bebas dari mikroba dan bahan beracun berbahaya Menyediakan air minum yang memenuhi syarat Melarang memelihara ikan, kerang di air yang terkontaminasi pemrosesan makanan yang sehat dan bergizi Membangun perumahan di lingkungan yang layak Menyediakan tempat kerja dan rekreasi di lingkungan sehat
3
KONTROL DARI SUMBER
Mendorong daur ulang, penggunaan kembali dan ‘ ’ Mengeliminasi vektor penyakit dari sumbernya Mengisolasi manusia dan hewan yang terinfeksi agar tidak menularkan penyakit Mendidik penghasil polutan, legislator, masyarakat akan kebutuhan akan peraturan dan pendanaan untuk mencegah penularan penyakit enc p a an s an ar mu u ng ungan Mendukung kesehatan lingkungan, penyelidikan teknik dan sanitasi, dan program kesehatan di semua lini.
KONTROL MODA TRANSMISI
Mencegah perjalanan vektor penyakit dan kontrol orang karier
diminum, dan air cukup untuk keperluan mandi, cuci dll. Menyediakan cukup sarana untuk memisahkan antara sumber pencemar dan badan penerima Meyakinkan bahwa proses pengolahan, penyimpanan, pendistribusian, pelayanan makanan aman dari kontaminasi penyakit Kontrol thd udara, air dan limbah B3, kecelakaan dan bahanbahan beracun Mencegah akses menuju ke sumber penyakit, misalnya kolam renang terpolusi, area yang terinfeksi vektor penyakit
KONTROL MODA TRANSMISI
Menerapkan peraturan ttg standar kebisingan Mendidik penghasil polutan, legislator, masyarakat akan kebutuhan akan peraturan dan pendanaan untuk mencegah penularan penyakit Mendukung kesehatan lingkungan, penyelidikan teknik dan sanitasi, dan program kesehatan di semua lini. Memperbaiki perilaku individu terhadap kebiasaan , , , dan jarang olahraga
TATA KEMBALI INFORMASI TTG
KONTROL PENYAKIT
KONTROL DARI SUMBER
KONTROL MODA PENYAKIT
DENGAN CARA MENGELOMPOKKAN KEGIATAN, SEHINGGA JELAS ‘BARRIER’ YANG DICIPTAKAN
4
KONTROL ORANG YG TERSANGKA
Terutama ditujukan pada perilaku hidup sehat dan imunisasi
KONTROL EPIDEMI TIPIKAL
PENYAKIT POLIOMYELITIS yang dapat ditularkan melalui Air minum Air kotor/limbah
aranya engan
Membiasakan hidup sehat Dilarang merokok, minuman beralkohol Nutrisi baik Menjaga berat tubuh Latihan olah raga cukup Tidur secukupnya Mencegah stress
Melakukan imunisasi Mendidik dan memotivasi diri untuk mencegah dari bahaya fisik, biologis, kimiawi an ra iasi serta polusi ling ungan
Hasil observasi dan analisisa biaya dan dampak, menunjukkan bahwa sanitasi rumah yang baik dan lingkungan yang baik lebih efektif untuk mengontrol penyebaran penyakit kolera dan desentri dari pada imunisasi. Sanitasi yang baik mencakup kontrol terhadap air, jaringan air kotor, limbah padat, dan serangga/kacoa.
PENDEKATAN POKOK
Insekta
KONTROL LALAT Pemeliharaan terhadap sanitasi lingkungan Penyemprotan insecticida Penanganan limbah padat yang memadai, aman dari lalat Konstruksi lubang penampung tinja yang aman dari lalat
WHO :
KOLAM RENANG CAMPING SEKOLAH RUMAH SAKIT FASILITAS REKREASI
Sistem Kesehatan Lingkungan Aspek Legal
Mencegah timbulnya gangguan terhadap kesehatan lingkungan Ekonomi
Mengurangi atau meniadakan efek gangguan Mengembangkan lingkungan sehat melalui perencanaan dan pengelolaandi pusat-pusat keramaian , sumber penu aran penya it
Status Kes.Lingk
Lingk. Fisik
Kependudukan
Aspek legal
: perundang-undangan dan pelaksanaan, organisasi dan pelaksanaan, swadaya masyarakat Lingkungan Fisik : stabilitas dan kualitas Kependudukan : ukuran, tingkat pertumbuhan, penyebaran, infrastruktur sosial, sistem nilai masyarakat Ekonomi : sistem dan tingkat pertumbuhan
5
CAKUPAN PELAYANAN SANITASI DUNIA (2002)
LINGKUP TEKNIK SANITASI
INFRASTRUKTUR DALAM:
Sistem Penyediaan Air Minum Sistem Penanganan Air Limbah Domestik dan Industri Sistem Penanganan Limbah Padat ( Buangan Beracun & Berbahaya – B3 dan non B3) Sistem Pengendalian Pencemaran Udara
Sumber : MDG Midterm Evaluation , Unicef - WHO
KONDISI EK SISTING (* ) MELAYANI 1,36 % PENDUDUK
(AKSES PENDUDUK KE PRASARANA DAN SARANA AIR LIMBAH NASIONAL) Takterdeteksi (25,98%)
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
AKSES KE PS&S AL NASIONAL (100%)
TANPA DIOLAH (8,16% ) PERKOTAAN (37,53%)
ON-SITE (28,10% ) OFF-SITE (1,36% )
SEBAGIAN BESAR TIDAK BERFUNGSI
ON-SITE (21,96% )
Sebagian besar idak berfungsi dengan baik karena pemeliharaannya belum memadai misalnya: belum secara reguler disedot
(36,50%) TANPA DIOLAH (14,54% )
MELAYANI 63,34 % PENDUDUK PERKOTAAN DAN 37 % PENDUDUK PERDESAAN 5,6 JUTA TON/HARI LIMBAH YANG BELUM DIOLAH, MASUK MEDIA LINGKUNGAN
INFILTRASI KE AIR TANAH Sumber : NAP Air Limbah 2002
13.000 BALITA/HARI MENINGGAL DUNIA (LAPORAN WHO-3003)
OFF-SITE (0% ) CATATAN: RASIO PENDUD UK KOTA DAN DESA MENURUT BPS 3000 ADALAH 4 3% :58% (*) KONDISI TAHUN 2000 Sumber : NAP Air Limbah 3003
6
KONDISI EKSISTING (*)
KONDISI EKSISTING (*)
(AKSES PENDUDUK KE PRASARANA & SARANA AIR LIMBAH PERKOTAAN) DG IPLT (4,93%)
1O,65 % TIDAK TERDETEKSI
JAMBAN PRIBADI (69,13%) AKSES KE PS&S PERKOTAAN 100 %
(AKSES PENDUDUK KE PRASARANA & SARANAAIR LIMBAH PERDESAAN)
DG TANGKI
DG SMALL BORE SEWER
(43,79%)
TANPA IPLT/SBS (38,86%)
NON TANGKI SEPTIK (25,33%)
LAINNYA (19,43%)
69,13+20,23=89,36 DG TANGKI SEPTIK (19,55%)
(*) KONDISI TAHUN 2000
DG TANGKI (9,37%)
DG CUBLUK (3,58%)
SEWERAGE (2,33%)
FASILITAS UMUM (20,23%)
37,06% TIDAK
AKSES KE PS&S PERDESAAN (100%)
JAMBAN PRIBADI (45,31%)
45,31+17,63=62,94 FASILITAS UMUM (*) (17,63%)
DG IPLT (2,26%)
TANPA TANGKI SEPTIK (35,93%) DG TANGKI SEPTIK (17,63%)
BELUM ADA INFO PELAYANAN IPLT DG CUBLUK (10,86%) TANPA TS/CB (25,07%) BELUM ADA INFO PELAYANAN IPLT
TANPA IPLT/SBS (17,29%) DG SMALL BORE SEWER 0 %
SEWERAGE (0,68%)
Sumber : NAP Air Limbah 3003
CATATAN: (*) 11,90 % DIBANGUN PU, SISANYA OLEH DEPKES, DEPDAGRI, PEMDA DLL. (**) KONDISI TAHUN 2000 Sumber : NAP Air Limbah 3003
KONDISI SPAL Th 2000 Penduduk Terlayani Sewerage No
Luas Area Terlayani Sewer
100
Kapasitas dan efisiensi IPAL
Teknologi Pengola-han
Nama kota
(1)
(3)
Jiwa
%
(5)
(6) 7.764
Ha
%
(7) 1,8
(8) 40
0,1
M3/hari
% Eff
(9)
(10) 800
Tad
(11)
1
Balikpapan
ExAE
3
Banjarmasin
231.745
40,0
20
0,3
500
93,3
RBC
3
Bandung
450.000
20,0
2.817
17,0
243.000
91,7
S.POND
4
Cirebon
5
Denpasar (*)
6
Jakarta
60.000 .
0,7 ,
560
7
Medan
52.000
2,6
450
8
Prapat (*)
10.500
105,0
71,6
37,3
90.000
32,0
384
9,7
16.675
Tad
S.POND
180.176
35,2
1.655
7,0
51.000
Tad
AELGN
9,6 ,
13.000 .
66,7 ,
AELGN
1,7
30.000
Tad
UASB
2.010
85,0
AELGN
90
) 80 % 70 ( i s 60 a t i n 50 a s s 40 e s 30 k a 20 10 0
9
Surakarta
3.546
0,7
60
1,4
2.000
95,8
AELGN
10
Tangerang
45.700
3,5
82
0,4
5.500
Tad
OXD
11
Yogyakarta
26.443
6,7
1.220
6
15.500
87,9
OXL
13
Total
3.489.940
16.05
13.060
6.75
379.985
* I I I I I I * * T A A N U G A A S B L N A A N A N V A U U A M N S S G S U L O A A IA R R T T A R IA U N ER AV E A M B A N T A ER A R N TE J AV T A J A LU K K U L T ER A L A N T A W E W E TU N W E U K T A A PU G A R E S K A K A AN M P AT T J A W J A AT G G A L AN T A G A S A L A L A LI L A AL N P G O N I J A Y A L IM L A U M E S S U L L IM M E N B T R A L IM E A S H M EN U M U S L IM SU S U B E SU M R O E N N D U T G O T I S W H N K A R T B T S A R K A S T T H K A A L G D K Y O K A K A H S A H T S D T S A S C E A L I. ST R T O R TH U T N U N O W E EH E S E A O U A N G N TR NU D . E A N N TR A C W T H S B C E N O ST S O U S O ST U E E C E E A S O W 2002 R O A N G 1999 Sumber : BPS dalam HDI Indonesi a 2004 N
7
ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN
ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN (1) TEKNIS 1. 50 % PENDUDUK (NASIONAL) BELUM MENGOLAH AIR LIMBAHNYA (20,71 % ,
Aspek teknis
Aspek pendanaan / investasi
Kelembagaan / peraturan
Peranserta masyarakat dan swasta
2. PENCAPAIAN SASARAN KEBIJAKAN KONSERVASI AIR (NASIONAL), BARU MENCAPAI 1,36 % 3. 76,3 % DARI 53 SUNGAI DI JAWA, SUMATERA, BALI DAN SULAWESI TERCEMAR BERAT OLEH CEMARAN ORGANIK, DAN 11 SUNGAI-SUNGAI UTAMA
Kredit Foto : ISSDP
ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN (2)
4. SUNGAI-SUNGAI UTAMA DI PERKOTAAN UMUMNYA SUDAH TERCEMAR DIMANA RATA3 KADAR BOD-NYA TELAH MELAMPAUI AMBANG BATAS (34,48 %), DAN JUGA KADAR COD-NYA (51,73 %).
ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN (3) PENDANAAN/INVESTASI
5. 33,34 % SAMPEL AIR MINUM PERPIPAAN DAN 54,16 % SAMPEL AIR MINUM NON PERPIPAAN MENGANDUNG BAKTERI KOLI
9.
6. KETERSEDIAAN AIR BAKU DI TIGA PROPINSI, YAITU DKI, DIY DAN JATIM TELAH MEMASUKI AMBANG KRITIS ( < 1000 M3/KAPITA/TAHUN)
RASIO INVESTASI PRASARANA DAN SARANA AIR LIMBAH MASIH SANGAT RENDAH UNTUK PENCAPAIAN SASARAN KONSERVASI LINGKUNGAN KEAIRAN
10. TERDAPAT POTENSI-POTENSI PENDANAAN OLEH MASYARAKAT, TETAPI BELUM TERGALI SECARA OPTIMAL
7. IPLT BANYAK YANG TIDAK BERFUNGSI DAN TERMANFAATKAN SECARA OPTIMAL
11.. PENDAPATAN OPERASI SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH (SPAL) TIDAK BISA MENUTUPI BIAYA OPERASI 12. ALOKASI INVESTASI UNTUK AIR LIMBAH DIDAERAH MASIH SANGAT RENDAH
8. PELAYANAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBA H (IPAL) DOMESTIK EKSISTING BELUM OPTIMUM Kredit Foto : ISSDP Kredit Foto : BORDA
8
Tugas Mahasiswa sesi 1-3
Browsing ttg environmental sanitation
Men awab ertan aan tt hubun an lin kun an fisik den an penyakit (sesi 2)
Browsing ttg pengendalian pencemaran (sesi 3)
Pertanyaan tugas
Topik bacaan
Atmosfir , Hidrosfir, Litosfir, Biosfir
Pertanyaan
Deskripsikan kualitas lingkungan fisik (air, tanah, udara) dan sumber pengotorannya Buat ringkasan hubungan antara pengaruh lingkungan fisik terhadap kesehatan dalam sajian bentuk matriks (tabel)
11