c m | ~ ~ Kawasan perkotaan hendaknya memiliki beberapa prinsip arsitektural dalam skala makro. Jika tidak maka akan timbul masalah yang cenderung buruk dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab jika ukuran sebuah kota dan wilayahnya tidak disusun dengan menciptakan ruangruang efektif melalui pengorganisasian sebuah daerah pedalaman yang lebih besar berdasarkan hirarki-hirarki tertentu, maka kualitas identitas masyarakat perkotaan terhadap tempat dan lingkungannya akan menurun. ~ ~ | ! " "# " $% & " % & #" "" ""' ( ' ! ( " # " " " ""'
) "* # ' + "*,, , ,,- .//. "0
| ¦ Yalam memahami tempat +" 0 dan ruang +" 0 terdapat dua aspek yang saling
berkaitan: | kumpulan dari bangunan dan artefak + 0 | tempat untuk berhubungan sosial + "0 r |
Setiap wilayah memiliki kualitas keunikan tersendiri yang harus diperhatikan oleh seorang perancang kota. Buchanan (1988) menyatakan kontek lokal tidak hanya lingkungan sekitar tapi mencakup seluruh kota dan sekeliling kawasan, termasuk pola tata guna lahan, nilai lahan, topografi, microclimate, sejarah, sosial-budaya, dan pergerakan dalam kota. + "*,, " ,./,/.," 1"
1 0
Î |
* ~ 2 # # " " " 3 ' 4 "" #5"# " " " '"" 6 # " #" ' # ! ' " " # " Sumber: "*,, "" , ,2 ,
|
!"# Î -enurut Hamid Shirvani dalam bukunya X- 78, terdapat delapan macam elemen yang membentuk sebuah kota (terutama pusat kota), yakni Tata Guna Lahan ( -), Bentuk dan Kelompok Bangunan ( 9 ), Ruang Terbuka (:"%" ), Parkir dan Sirkulasi (7 ), Tanda-tanda (%
), Jalur
Pejalan Kaki (7 ; #), Pendukung Kegiatan ( '# %""), dan Preservasi (7' ). a.| Tata Guna Lahan
Tata Guna Lahan merupakan rancangan dua dimensi berupa denah peruntukan lahan sebuah kota. Ruang-ruang tiga dimensi (bangunan) akan dibangun di tempat-tempat sesuai dengan fungsi bangunan tersebut. b.|
membahas mengenai bagaimana bentuk dan massa-massa
bangunan yang ada dapat membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar-massa (banyak bangunan) yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antar-massa sebagainya harus diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur, mempunyai garis langit - horizon (#) yang dinamis serta menghindari adanya " (ruang tidak terpakai). c.| Sirkulasi dan Parkir Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari jalan publik, pedestrian way, dan tempat-tempat transit yang saling berhubungan akan membentuk pergerakan (suatu kegiatan). Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada suatu lingkungan yaitu pada kegiatan komersial di daerah perkotaan dan mempunyai pengaruh visual pada beberapa daerah perkotaan. Penyediaan ruang parkir yang paling sedikit memberi efek visual yang merupakan suatu usaha yang sukses dalam perancangan kota. d.| Ruang Terbuka Ruang terbuka biasa berupa lapangan, jalan, sempadan sungai, green belt, taman dan sebagainya. Yalam perencanan, open space akan senantiasa terkait dengan perabot taman/jalan (street furniture). Street furniture ini bisa berupa lampu, tempat sampah, papan nama, bangku taman dan sebagainya. Elemen ruang terbuka kota meliputi lansekap, jalan, pedestrian, taman, dan ruang-ruang rekreasi. e.| Jalur Pejalan Kaki +7 ; #0 Elemen pejalan kaki harus dibantu dengan interaksinya pada elemen-elemen dasar desain tata kota dan harus berkaitan dengan lingkungan kota dan pola-pola aktivitas sertas sesuai dengan rencana perubahan atau pembangunan fisik kota di masa mendatang. f.| Pendukung Aktifitas + '#%""0
Aktivitas pendukung adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang
mendukung ruang publik suatu kawasan kota. g.| Penandaan (Signage) Penandaan yang dimaksud adalah petunjuk arah jalan, rambu lalu lintas, media iklan, dan berbagai bentuk penandaan lain. Keberadaan penandaan akan sangat mempengaruhi
visualisasi kota, baik secara makro maupun mikro, jika jumlahnya cukup banyak dan memiliki karakter yang berbeda. h.| Preservasi (preservation) Preservasi dalam perancangan kota adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal (permukiman) dan " (alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang ada dan mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah.
Sumber: "*,, " ,./,/,1"
1 1 1
| $ # %& r Aturan yang dikemukakan untuk desain ruang kota: a. # (Kejelasan)| Sebuah kejelasan emosional suatu kota yang dirasakan secara jelas oleh warga kotanya. Artinya suatu kota atau bagian kota atau kawasan bisa dikenali dengan cepat dan jelas mengenai distriknya, nya atau jalur jalannya dan bisa langsung dilihat pola keseluruhannya. b. Identitas dan Susunan Identitas artinya
orang akan menuntut suatu pengenalan atas suatu obyek dimana
didalamnya harus tersirat perbedaan obyek tersebut dengan obyek yang lainnya, sehingga orang dengan mudah bisa mengenalinya. Susunan artinya adanya kemudahan pemahaman pola suatu blok-blok kota yang menyatu antar bangunan dan ruang terbukanya . c. Imageability Artinya kualitas secara fisik suatu obyek yang memberikan peluang yang besar untuk timbulnya
yang kuat yang diterima orang. 4
ditekankan pada kualitas fisik suatu
kawasan atau lingkungan yang menghubungkan atribut identitas dengan strukturnya. Kevin Lynch menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah kota. i.|
7 * adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah. 7 berupa jalur, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api, dan yang lainnya.
ii.|
ù : adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa " yang merupakan batas antara 2 jenis fase kegiatan. ù berupa dinding, pantai hutan kota, dan lain-lain.
iii.|
hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar apabila memiliki kesan visual. Artinya bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.
iv.|
: adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, " menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik.
v.|
*adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain-lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau kawasan. Sumber: "*,,"# " ,.//<,/=,./,1 1 ,
| '( c ) ¦ | X4 ' " # "# ( ' " 8 Pendekatan adalah suatu bentuk usaha untuk memanipulasi atau mengolah pola 5
dengan cara penambahan, pengurangan, atau
pengubahan pola geometris dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa bangunan dengan ruang terbuka. Istilah digunakan untuk menyebut lahan terbangun, sedangkan ' untuk lahan terbuka. m . - terdiri dari; (1). massa bangunan, monumen; (2). persil lahan blok hunian yang ditonjolkan; (3). yang berupa bangunan. m . - ' terdiri dari: (1). Ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara publik dan privat; (2). Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat semi privat sampai privat; (3). Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena mewadahi aktivitas publik berskala kota; (4). Area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi preservasi kawasan hijau; (5). Sistem ruang terbuka yang berbentuk dan ' . Tipe ini berupa daerah aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah.
| ½ X
"# # 4 # #
'# #> - ( " # 5# #" # " 8
artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu
dengan yang lain, nodes yang satu dengan yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya.
adalah semacam perekat kota yang sederhana,
suatu bentuk upaya untuk mempersatukan seluruh tingkatan kegiatan yang menghasilkan bentuk fisik suatu kota. ë | Teori ini berkaitan dengan " terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik. %" adalah ' yang hidup mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. %" ini akan menjadi place apabila diberikan makna kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya. Yengan kata lain, sebuah " adalah sebuah " yang memiliki suatu ciri khas tersendiri Sumber: "*,,"# " ,.//<,/=,./,1 1 Trancik, Roger. ) %"
| Ëhyte (1980) | ëarr, dkk (1992) | Vukin (1995)
| Sideris & Banerjee (1998) | Ëhite (1999)
Tugas -ata Kuliah Rancang Kota Semester 3
TEORI YASAR -? ù%4
Yisusun Oleh : Ika Anindita (10/305410/TK/37503)
PROGRA- STUYI PERENëANAAN ËILAYAH YAN KOTA JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR YAN PERENëANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GAYJAH -AYA 2011