TETES MATA GENTAMISIN SULFAT 0,3% BAB I PRAFORMULASI I.1 Data Praformulasi Bahan Aktif No.
Parameter
1.
Zat aktif
2.
Sifat organoleptis - Bentuk - Warna
3.
4.
5.
Sifat kelarutan Sumber FI ed.3 - Dalam air - Dalam etanol 95%, kloroform, dan eter Sumber Martindale ed.28 - Dalam air - Dalam etanol 95%, kloroform, dan eter pH - 4% larutan dalam air - Eye drops (tetes mata) Sifat kestabilan - Pemanasan
Pengamatan Gentamisin sulfat Sumber FI edisi 3 hlm.266: Garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh Micromonospora purpurea. Potensi tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590 ug gentamisin, dihitung sebagai zat anhidrat. Sumber Martindale edisi 28 hlm.1166: Gentamisin sulfat mengandung 31 – 34% sulfat dan tidak kurang dari 590 unit gentamisin per mg; 80.000 unit gentamisin ekivalen dengan 80 mg gentamisin. Sumber FI edisi 4 hlm.406: Potensi setara dengan tidak kurang dari 590 μg per mg gentamisin, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Serbuk Putih sampai kuning gading
Mudah larut dalam air. (1 : 1 – 10) Praktis tidak larut dalam etanol 95%, kloroform, dan eter
Larut dalam air. (1 : 10 – 30) Praktis tidak larut dalam etanol 95%, kloroform, dan eter 3,5 – 5,5 6,5 – 7,5
Tahan terhadap pemanasan, (dapat disterilisasi dengan autoklaf, tapi warnanya akan berubah jadi
ian
coklat dan dapat diatasi dengan penambahan Na metabisulfit.). 7.
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat (kedap udara). Simpan pada temperatur tidak lebih dari 40 0C
8.
Dosis lazim
ISO 2007 (Gentafilm, Genoint dan Isotic Timact) hlm.412: Tetes mata 0,3% atau 3 mg 1 – 2 tetes tiap 4 jam. Sumber Tjay, 2002 hlm.74: Tetes mata 0,3%, 4 – 6 kali sehari 1 – 2 tetes.
9.
Indikasi
Sumber Farmakologi dan Terapi FKUI hlm.670: Antibiotik golongan aminoglikosida yang digunakan secara topikal. Sumber Tjay, 2002 hlm.74: Antibiotik yang dapat mengatasi infeksi kuman Pseudomonas, Proteus, dan Staphylococcus yang resisten dengan penisilin.
10.
Waktu paruh
Sumber Tjay, 2002 hlm.74: 2 – 3 jam
11.
Bentuk sediaan
Krim, salep mata, tetes mata, injeksi (i.m)
12.
Cara sterilisasi
- Filtrasi (filtration) Bila disterilisasi dengan autoklaf, sediaan gentamisin berubah warna menjadi coklat, tetapi dapat diatasi dengan penambahan Na metabisulfit.(Sumber Martindale ed. 28 hlm.1166) - Semua sediaan steril, dalam proses pembuatannya menggunakan teknik aseptis (semua alat dan bahan disterilisasi terlebih dahulu sesuai dengan monografi cara sterilisasi masing-masing).
13.
OTT (incompatibility)
Amfoterisin, sefalosporin, eritromisin, heparin, penisilin, ampisilin, sodium bikarbonat, sefalotin, cloxacillin, dan sulfadiazin.
14.
Penandaan pada etiket
Sumber B.P: ” Obat Tetes Mata ” Tidak boleh digunakan lebih dari 1 bulan setelah sediaan dibuka.
I.2 Data Praformulasi Bahan Tambahan Benzalkonium Klorida Sumber HPE second editional p.27 : Serbuk amorf berwarna putih sampai putih kekuningan seperti gel tebal atau gelatin, tidak berbau.
tan
m ai patibel
ian tan
m ai
ian
m ai
tan sterilisasi
aan
ian ai
tan
: Sangat larut dalam air (very soluble in water) :5–8 : 0,01 – 0,02% : 0,01% : Aluminium, anionic surfaktan, sitrat, cotton, fluoresein, hydrogen peroksida, HPMC, iodide, kaolin, lanolin, nitrat, nonionic surfaktan dengan konsentrasi tinggi, permanganate, protein, salisilat, garam Ag, sabun, sulfonamide, tartrat, ZnO, zink sulfat, dan beberapa plastic. Cara sterilisasi : autoklaf Kegunaan : antimikroba Disodium Edetat (Na2 EDTA) Sumber HPE second editional p.177 : Berbau lemah atau tidak berbau, rasa asam. : Dalam air larut 1 :1 : 4,5 – 4,7 : 0,005– 0,1% : 0,02% Kegunaan : Pengkelat Sodium Metabisulfit Sumber HPE second editional p.451 : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih sampai putih krem, bau sulfur dioksida, rasa asin. : 0,01 – 1% : 0,05% : 3,5 – 5 : 1 : 1,9 atau 1 : 1,2 (1000C) : autoklaf, dengan syarat sediaan telah dimasukkan ke dalam wadah yang telah dialiri gas inert seperti N2. : obat-obat simpatomimetik, obat derivat orto/para hidroksi benzil alkohol, obat derivat asam sulfonat, obat-obat adrenalin, kloramfenikol, cisplatin, (dapat menurunkan efek farmakologis obat-obat tersebut). Fenil merkuri asetat pada sediaan tetes mata yang disterilisasi dengan autoklaf. : antioksidan Dapar posfat a. Dibasic Sodium Phoshate (Dinatrium posfat dihidrat) Sumber HPE second editional p.455 : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih dan higroskopis, tidak berbau. : (Lihat perhitungan) : 7,21 (250C) : 8,5 – 9,6 : Sangat mudah larut dalam air.
terilisasi
: autoklaf : alkaloid, antipirin, kloralhidrat, lead acetat, pirogalol, resorsinol, kalsium glukonat, dan kalsium. : pendapar
aan
b. Monobasic Potassium Posphate (Kalium diposfat dihidrat) Sumber HPE second editional p.458 : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih, tidak berbau. : (Lihat perhitungan) : 2,15 (250C) : 4,1 – 4,5 : sangat mudah larut dalam air. : autoklaf : Karbonat, garam Al, Ca, Mg, : pendapar
ian ai
tan terilisasi
aan
NaCl Sumber HPE second editional p.439 : Serbuk/ kristal putih, tidak berbau, rasa asin. : up to 0,9% : 6,7 – 7,3 : 1 : 2,8 : autoklaf : korosif dengan besi, membentuk endapat dengan perak dan raksa, kelarutan metil paraben menurun. : larutan pengisotoni.
ian ai
tan terilisasi
aan
I.3 Rangkuman Hasil Pengkajian Praformulasi No
Masalah
Diinginkan
Pemecahan
Pemilihan
Alasan
1.
Zat aktif mudah larut dalam air dan sediaan ditujukan untuk mengobati infeksi pada mata.
Zat aktif larut dalam pembawanya dan dapat berdifusi dengan baik ke sasaran (mata).
Sediaan dibuat: - krim - salep mata - tetes mata
Tetes mata
2.
Sediaan tetes mata yang dibuat dalam sediaan dosis ganda, dikhawatirkan terjadi kontaminasi mikroba.
Sediaan tetes mata steril stabil secara biologi.
Ditambahkan antimikroba: - Fenilmerkuri asetat 0,001% - Benzalkonium klorida 0,01%
3.
Penggunaan benzalkonium klorida sebagai antimikroba, biasanya dikombinasi dengan pengawet lainnya untuk dapat bekerja lebih efektif terhadap Pseudomonas.
Benzalkonium klorida dapat bekerja lebih efektif terhadap strain bakteri Pseudomonas.
Ditambahkan: disodium edetat (Sumber HPE second edtional, p.27)
Disodium edetat 0,02%
Karena, dapat meningkatkan kemampuan antimikroba dari benzalkonium klorida.
4.
Sediaan mudah teroksidasi bila disterilisasi dengan autoklaf.
Diharapkan sediaan tidak mudah teroksidasi, meskipun dilakukan sterilisasi dengan autoklaf.
Ditambahkan antioksidan: -Na metabisulfit 0,01 – 1,00% -Tokoferol 0,5%
Na metabisulfit 0,05% (Sumber: Martindale ed.28 p.1166)
Karena, jika dilakukan sterilisasi dengan autoklaf, sediaan gentamisin berubah warna menjadi coklat dan dapat diatasi dengan penambahan Na metabisulfit.
5.
Zat aktif memiliki kestabilan pH 3,5 – 5,5 (cenderung asam), sedangkan pH ideal sediaan tetes mata sama dengan pH cairan mata, yaitu 7,4.
Sediaan diharapkan tidak mengiritasi mata karena pH yang terlalu asam atau terlalu basa dan diharapkan pH sekitar 7,4.
Ditambahkan pendapar: - dapar sitrat: sodium sitrat dihidrat 1% (pH 7 – 9 ) - dapar posfat Kapasitas dapar = β = 0,01 – 0,1% Asam : H2PO4Garam : HPO4-
Dapar posfat - Asam : Kapasitas dapar = β = 0,01% H2PO4-(dalam bentuk KH2PO4dihidrat) - Garam : HPO4- (bentuk Na2HPO4anhidrat)
Karena, benzalkoniumklorida incompatible dengan sitrat, sehingga digunakan dapar posfat. - kalium posfat dihidrat (KH2PO4) - dinatrium posfat anhidrat (Na2HPO4)
Benzalkonium klorida 0,01%
Karena, pemberian obat tetes mata steril langsung diteteskan pada selaput lendir mata di sekitar kelopak dan bola mata. Merupakan pengawet yang biasa digunakan untuk pembuatan tetes mata steril.
* Ket.: Kapasitas dapar dipilih nilai kapasitas terkecil 0,01%, karena diharapkan dengan kapasitas dapar terkecil dapar dapat lebih mudah diencerkan oleh air mata yang jumlahnya sangat sedikit ketimbang cairan tubuh lainnya seperti darah, sehingga
dengan cepat pHnya menjadi 7,4 sesuai dengan pH cairan mata. 6.
Larutan obat tetes mata harus isotonis dengan cairan mata.
Diharapkan sediaan tidak membuat sel-sel darah yang ada di sekitar mata mengalami plasmolisis apalagi hemolisis.
Ditambahkan larutan pengisotoni: - NaCl (0,5 – 0,9%) - Na sulfat (1 – 1,6%) - dekstrosa (4 – 5,5%)
7.
Zat aktif gentamisin mudah larut dalam air.
Sediaan diharapkan dapat larut sempurna dalam pembawanya.
Digunakan pelarut: -api
8.
Zat aktif disterilisasi dengan cara filtrasi, menggunakan penyaring bakteri. Ket.: sediaan dapat disterilisasi dengan autoklaf, dengan syarat ditambahkan Na metabisulfit.
Sediaan steril stabil selama waktu penyimpanan sampai digunakan, tidak terkontaminasi baik oleh bakteri.
Dilakukan proses sterilisasi - teknik aseptis - sterilisasi akhir
9.
Penandaan berdasarkan golongan obat bermacammacam
Penandaan golongan yang sesuai sebagai petunjuk penggunaan konsume n
- Obat keras - Obat bebas terbatas - Obat bebas
NaCl
Karena, NaCl mampu membuat sediaan menjadi isotonis dengan cairan mata, dan NaCl compatibel dengan bahan lainnya.
Aqua pro injectio
Karena, sediaan mudah larut dalam pembawa air untuk injeksi.
Teknik aseptis dan sterilisasi akhir (autoklaf)
Karena, dalam pengerjaan sediaan steril semua alat harus disterilkan terlebih dulu menggunakan teknik aseptis. Setelah sediaan jadi, baru dsterilisasi dengan autoklaf.
Obat keras
I.4 Rancangan Produk GENTAMYCIN
®
1.
Nama Dagang
2.
Nama Bahan Aktif
Gentamisin Sulfat
3.
Bentuk Sediaan
Tetes mata
4.
Dosis pemakaian
0,3 % 4 – 6 kali sehari 1 – 2 tetes
5.
Kemasan
Botol plastik polietilen berpipet 10 ml
Karena penggunaan sediaan injeksi harus dengan resep dokter dan perlu dilakukan oleh tenaga ahli medis
SPESIFIKASI
SYARAT
Warna
Tidak berwarna (jernih)
Dilarutkan ad homogen dalam pembawa api bebas O2.
Bau
Tidak berbau
Tidak ditambahkan pengaroma
Rasa
Tidak berasa
Tidak ditambahkan zat perasa
Bentuk
Larutan steril tetes mata
Memenuhi syarat umum larutan steril sebagai obat tetes mata.
Pemerian :
6.
zat
Wadah dan Penyimpanan Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat (kedap udara).Simpan pada temperatur tidak lebih dari 400C
Disimpan pada suhu ruang, tertutup rapat, dan kedap udara.
Wadah
Botol plastik berpipet 10 ml
Botol terbuat dari polietilen.
7.
Obat keras 8.
Penandaan
Golongan Obat
BAB II FORMULASI
II.1 Data Zat Aktif Daftar obat Gentamisin
Dosis lazim Tetes mata
Kelarutan Sumber FI edisi
pH - 4%
Jenis sterilisasi Filtrasi,
Khasiat Antibiotik yang
ian
tan
m ai patibel
0,3%, 4 – 6 kali sehari 1 – 2 tetes.
3: Mudah larut dalam air. (1 : 1 – 10) Praktis tidak larut dalam etanol 95%, kloroform, dan eter
larutan dalam air : 3,5 – 4,5 - tetes mata : 6,5 – 7,5
dengan penyaring bakteri. * teknik aseptis
dapat mengatasi infeksi kuman Pseudomonas, Proteus, dan Staphylococcus yang resisten dengan penisilin.
II.2 Formula Standar Martindale edisi 28 hlm.1173 Eye-drops Gentamicin Sulphate Opthalmic Solution (USP): A sterile buffered solution of gentamicin sulphate with preservatives containing the equivalent of 3 mg gentamicin per ml. pH 6,5 – 7,5. Store at temperature not exceeding 400 in airtight containers. II.3 Obat Tak Tersatukan (OTT) Amfoterisin, sefalosporin, eritromisin, heparin, penisilin, ampisilin, sodium bikarbonat, sefalotin, cloxacillin, dan sulfadiazin. * Menurunkan potensi gentamisin. II.4 Usul Penyempurnaan Sediaan 1. Sediaan ditambahkan pengawet (antimikroba) karena sediaan tetes mata dibuat dalam dosis ganda. Benzalkonium Klorida Sumber HPE second editional p.27 : Serbuk amorf berwarna putih sampai putih kekuningan seperti gel tebal atau gelatin, tidak berbau. : Sangat larut dalam air (very soluble in water) :5–8 : 0,01 – 0,02% : 0,01% : Aluminium, anionic surfaktan, sitrat, cotton, fluoresein, hydrogen peroksida, HPMC, iodide, kaolin, lanolin, nitrat, nonionic surfaktan dengan konsentrasi tinggi, permanganate, protein, salisilat, garam Ag, sabun, sulfonamide, tartrat, ZnO, zink sulfat, dan beberapa plastic. Cara sterilisasi : autoklaf Kegunaan : antimikroba 2. Sediaan ditambahkan pengkelat disodium edetat, karena dapat meningkatkan aktivitas benzalkonium klorida sebagai antimikroba terhadap strain Pseudomonas. Disodium Edetat (Na2 EDTA)
ian tan
m ai
Sumber HPE second editional p.177 : Berbau lemah atau tidak berbau, rasa asam. : Dalam air larut 1 :1 : 4,5 – 4,7 : 0,005– 0,1% : 0,02% Kegunaan : Pengkelat
3. Sediaan ditambahkan antioksidan sodium metabisulfit, karena dapat teroksidasi bila disterilisasi dengan autoklaf, ditandai dengan warna sediaan yang berubah menjadi coklat. Sodium Metabisulfit Sumber HPE second editional p.451 ian : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih sampai putih krem, bau sulfur dioksida, rasa asin. m : 0,01 – 1% ai : 0,05% : 3,5 – 5 tan : 1 : 1,9 atau 1 : 1,2 (1000C) sterilisasi : autoklaf, dengan syarat sediaan telah dimasukkan ke dalam wadah yang telah dialiri gas inert seperti N2. : obat-obat simpatomimetik, obat derivat orto/para hidroksi benzil alkohol, obat derivat asam sulfonat, obat-obat adrenalin, kloramfenikol, cisplatin, (dapat menurunkan efek farmakologis obat-obat tersebut). Fenil merkuri asetat pada sediaan tetes mata yang disterilisasi dengan autoklaf. aan : antioksidan
ian ai
tan terilisasi
aan
4. Sediaan ditambahkan pendapar, untuk mendapatkan sediaan tetes mata
dengan pH 7,4. Dapar posfat Dibasic Sodium Phoshate (Dinatrium posfat dihidrat) Sumber HPE second editional p.455 : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih dan higroskopis, tidak berbau. : (Lihat perhitungan) : 7,21 (250C) : 8,5 – 9,6 : Sangat mudah larut dalam air. : autoklaf : alkaloid, antipirin, kloralhidrat, lead acetat, pirogalol, resorsinol, kalsium glukonat, dan kalsium. : pendapar Monobasic Potassium Posphate (Kalium diposfat dihidrat)
Sumber HPE second editional p.458 : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih, tidak berbau. : (Lihat perhitungan) : 2,15 (250C) : 4,1 – 4,5 tan : sangat mudah larut dalam air. terilisasi : autoklaf : Karbonat, garam Al, Ca, Mg, aan : pendapar t praktikum menggunakan Kalium diposfat dihidrat (KH2PO4 dihidrat) sebagai asam. * Saat praktikum menggunakan dinatrium posfat anhidrat (Na2HPO4 anhidrat) sebagai garam. * Kapasitas dapar dipilih adalah nilai kapasitas terkecil 0,01%, karena diharapkan dengan kapasitas dapar terkecil dapar dapat lebih mudah diencerkan oleh air mata yang jumlahnya sangat sedikit ketimbang cairan tubuh lainnya seperti darah, sehingga pHnya menjadi 7,4 sesuai dengan pH cairan mata.
ian ai
ian ai
tan terilisasi
aan
5. Sediaan ditambahkan larutan pengisotoni berupa NaCl fisiologis 0,9% untuk
mencegah terjadinya plasmolisis atau hemolisis sel-sel darah di sekitar mata. NaCl Sumber HPE second editional p.439 : Serbuk/ kristal putih, tidak berbau, rasa asin. : up to 0,9% : 6,7 – 7,3 : 1 : 2,8 : autoklaf : korosif dengan besi, membentuk endapat dengan perak dan raksa, kelarutan metil paraben menurun. : larutan pengisotoni. II.5 Alat dan Cara Sterilisasi Nama Alat
Jumlah
Cara Sterilisasi
Erlenmeyer
1 buah
Oven 1700 C 30 menit
Beaker glass
3 buah
Oven 1700 C 30 menit
Kaca Arloji / cawan penguap
7 buah
Oven 1700 C 30 menit
Batang Pengaduk gelas
1 buah
Oven 1700 C 30 menit
Spatel logam
1 buah
Oven 1700 C 30 menit
Gelas Ukur 25 ml/ 50 ml
1 buah
Autoklaf menit
115-1160 C
30
Kertas saring
1 buah
Autoklaf
115-1160 C
30
menit Corong gelas
1 buah
Autoklaf menit
Botol plastic berpipet
1 buah
Dikocok/ direndam dengan etanol 96% 24 jam.
II.6 Formula Akhir Tetes mata Gentamisin Tiap ml mengandung : Gentamisin sulfat Benzalkonuim klorida Disodium edetat Na metabisulfit Na2HPO4 anhidrat KH2PO4 dihidrat NaCl Api
115-116°
C 30
0,3% 0,01% 0,02% 0,05% (Lihat perhitungan) (Lihat perhitungan) (Lihat perhitungan) ad 10 ml
II.7 Perhitungan Bahan Volume obat tetes mata yang akan dibuat adalah 20 ml. Gentamisin sulfat 0,3% Benzalkonuim klorida 0,01% Disodium edetat 0,02% Na metabisulfit 0,05% Na2HPO4 anhidrat (Lihat perhitungan) KH2PO4 dihidrat (Lihat perhitungan) NaCl (Lihat perhitungan) Api ad 20 ml Gentamisin Potensi gentamisin sulfat setara dengan 0,59 mg per mg gentamisin. Gentamisin sulfat 0,3% = 0,3/ 100 × 10 ml = 0,03 gram = 30 mg Gentamisin = 30 mg/ 0,59 mg = 50,8 mg Dapar Kapasitas dapar = β = 0,01% H2PO4- sebagai asam (KH2PO4 dihidrat) HPO42- sebagai garam (Na2HPO4 anhidrat) pKa Na2HPO4 = 7,21 pH = 7 Jawab: pKa = - log Ka
7,21 Ka
7
= - log Ka = 10-7,21 = 6,2 × 10-8
pH = - log [H+] = - log [H+] [H+] = 10-7
Pers.1 pH = pKa + log [G] [A] 7 = 7,21 + log [G] [A] log [G] = - 0,21 [A] [G] = 10-0,21 [A] [G] = 0,62 [A] [G] = 0,62 [A] Pers.2 β = 2,3 C × Ka × [H+] (Ka + [H+])2 0,01 = 2,3 C × 6,2 × 10-8 × 10-7 [(6,2 × 10-8) + 10-7]2 C = 0,018 M Pers.3 C 0,018 0,018 [A] Maka, [G]
= [A] + [G] = [A] + (0,62 [A]) = 1,62 [A] = 0,01 M = 0,62 [A] = 0,62 × 0,01 M = 0,008 M
Pers.4 Berat asam = ...? Berat garam = ...? BM Na2HPO4 anhidrat (garam) = 141,96 BM KH2PO4 dihidrat (asam) = 136,09
Asam M = massa × 1000 BM V(ml) 0,01 = massa × 1000 136,09 10 ml Massa asam = 0,0136 gram % massa asam (dalam 10 ml) = 0,136% Garam M = massa × 1000 BM V(ml) 0,008
= massa × 1000 141,96 10 ml Massa garam = 0,0114 gram % massa garam (dalam 10 ml) = 0,114% Tonisitas Gentamisin sulfat Benzalkonuim klorida Disodium edetat Na metabisulfit Na2HPO4 anhidrat KH2PO4 dihidrat NaCl Api
50,8 mg 0,01% 0,02% 0,05% 0,114% 0,136% (Lihat perhitungan) ad 10 ml
∆ Tf gentamisin sulfat Liso gentamisin sulfat (lar.elektrolit lemah) = 2 Massa gentamsin sulfat = 50,8 mg BM gentamisin sulfat = 673,59 Volume obat tetes = 10 ml ∆ Tf gentamisin sulfat = ...? Jawab: ∆ Tf gentamisin sulfat = Liso × massa gentamisin sulfat ×1000 BM V(ml)
∆ Tf gentamisin sulfat = 2 × 50,8 gram 673,59 × 10 ml = 0,0150
% massa Na2HPO4 dihidrat % massa Na2HPO4 anhidrat = 0,114% BM Na2HPO4 anhidrat = 141,96 BM Na2HPO4 dihidrat = 159,96 % massa Na2HPO4 dihidrat = ...? Jawab: % massa Na2HPO4 dihidrat = BM Na2HPO4 dihidrat × % massa Na2HPO4 anhidrat BM Na2HPO4 anhidrat = 159,96 × 0,114% 141,96 = 0,128%
No .
Zat
∆ Tf (0)
Konsentrasi Zat (%)
∆ Tf × Konsentrasi Zat (0)
-
-
0,015
1.
Gentamisin sulfat
2.
Benzalkonium klrorida
0,09
0,01
0,0009
3.
Disodium edetat
0,13
0,02
0,0026
4.
Na metabisulfit
0,38
0,05
0,019
5.
Na2HPO4dihidrat
0,24
0,128
0,0672
6.
KH2PO4dihidrat
0,25
0,136
0,034 Total
∆ Tf isotonis (NaCl 0,9%) Sumber FI edisi 4 hlm.1236
0,1387 0,52
Karena, 0,1387 < 0,52 maka larutan tetes mata tersebut “hipotonis”. ∆ Tf yang harus ditambahkan = 0,52 – 0,1387 = 0,3813 0 Setara dengan NaCl = 0,38130 × 0,9% 0,52 = 0,6599% = 0,6599 gram/ 100 ml II.8 Penimbangan Bahan
m edetat bisulfit anhidrat ihidrat
Untuk 20 ml sediaan tetes mata: 1. Gentamisin sulfat = 20 ml/ 10 ml × 50,8 mg 0,1016 gram 2. Benzalkonium klorida = 0,01% × 20 ml = 0,02% × 20 ml = 0,004 gram = 0,05% × 20 ml = 0,01 gram = 0,114% × 20 ml = 0,0228 gram = 0,136% × 20 ml = 0,0272 gram = 0,6599% × 20 ml = 0,13198 gram
= = 0,002
gram
II.9 Prosedur Pembuatan 1. Alat dan bahan yang hendak digunakan disiapkan. 2. Aqua Pro Injeksi bebas O 2 dibuat dengan cara : ( Catatan : Dilakukan pada White Area ) a. 50 ml aquades dipanaskan diatas hotplate sampai mendidih. b. Waktu pemanasan dihitung selama 30 menit (waktu mulai dihitung setelah air mendidih). c. Setelah itu dipanaskan lagi selama 10 menit agar diperoleh API bebas O 2. 3. Beaker glass dikalibrasi 20 ml, botol plastik berpipet dikalibrasi 10,5 ml. 4. Sterilisasi dilakukan dengan teknik aseptis dimana alat-alat yang akan digunakan disterilkan didalam autoklaf (untuk alat presisi) dan oven (untuk alat nonpresisi) sebelum dipakai selama 30 menit →teknik aseptis Catatan: Sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf atau oven, terlebih dahulu alatalat tersebut dibungkus dengan kertas perkamen. Dispensasi: karena waktu tidak memungkinkan mensterilkan alat dan bahan, maka alat dan bahan dianggap telah steril. 5. Botol berpipet disterilisasi dengan dikocok/ direndam dengan etanol 96% selama 24 jam. 6. Masing-masing bahan dengan neraca analitik dengan tepat mengggunakan kaca arloji yang sebelumnya telah disterilkan. 7. Bahan yang telah ditimbang disiapkan ke dalam nampan juga alat-alat yang diperlukan selama proses pembuatan yang telah disterilisasi, kemudian dipindahkan ke ruang pembuatan (White Area) melalui passbox. 8. Perlengkapan sesuai syarat untuk memasuki White Area digunakan. 9. Keranjang nampan diambil melalui passbox di White area dengan memastikan katup passbox pada Grey Area tertutup. 10. Dapar dilarutkan dengan api secukupnya dalam beaker glass, dan kaca arloji bekas menimbang dibilas. 11. NaCl dimasukkan M1 dan dilarutkan dengan api ad larut. 12. Na2 EDTA dimasukkan ke dalam M1 dan dilarutkan dengan api ad larut. 13. Sodium metabisulfit dimasukkan ke dalam M1 dan dilarutkan dengan api ad larut. 14. Benzalkonium klorida dimasukkan ke dalam M1 dan dilarutkan dengan api ad larut. 15. Bahan aktif gentamisin sulfat dilarutkan dengan API secukupnya sampai larut dalam beaker glass lain. (M2).
16. M2 dicampurkan ke dalam M1 diaduk sampai larut kemudian pH sediaan dicek dengan pH indikator. 17. Larutan tersebut disaring dengan kertas saring yang telah dijenuhkan dengan API sebelumnya dan kemudian menampungnya dalam beaker glass yang telah dikalibrasi. 18. API ditambahkan sampai volume tepat 20 ml. 19. Sediaan tetes mata yang sudah jadi (dalam beaker glass tadi) ditutup dengan kertas perkamen yang diikat dengan tali dan disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 115 – 1160C selama 30 menit. 20. Larutan tetes mata yang telah steril sebanyak 10,5 ml dimasukan ke dalam botol berpipet yang khusus digunakan untuk sediaan tetes mata yang telah dikalibrasi. 21. Sediaan jadi diberi etiket, dan dilengkapi dengan brosur.