A. DASAR TEORI
Tuberkulosis (TBC) (TBC) merupakan suatu suatu penyakit yang yang disebabkan disebabkan oleh bakteri (yang dikenal sebagai Mycobacterium tuberculosis). TBC paru-paru merupakan bentuk penyakit yang paling sering ditemui meskipun penyakit dapat timbul di manapun di tubuh seperti selaput otak, tulang, kelenjar superficialis, dan lain – lain – lain. lain. TBC paru-paru menular dari satu orang ke orang or ang lain sewaktu tetesan dihembus dengan kuat ke udara sewaktu batuk, bersin atau menyanyi. Orang yang berada dekat dapat menghirup tetesan ini dan terinfeksi. Sebagian besar orang yang terinfeksi tidak mempunyai gejala, tetapi sebagian kecil orang mengalami penyakit TBC aktif, sering bertahuntahun setelah infeksi yang asal. Vaksin yang digunakan di Indonesia adalah vaksin BCG buatan Biofarma Bandung yang terisi suspensi Mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan. Pemberian vaksin BCG tidak mencegah terjadinya infeksi Tuberkulosis berat seperti meningitis tuberkulosa dan Tuberkulosa milier. Vaksin BCG diberikan pada umur kurang lebih 2 bulan, sebaiknya diberikan pada anak dengan uji tuberculin ( Uji Mantoux ) negative. Efek proteksi timbul 8 – 12 minggu setelah penyuntikan. Vaksin BCG diberikan secara intradermal 0,10 cc untuk anak, sedangkan 0,05 cc untuk bayi. o
Penyimpanan vaksin BCG sebaiknya pada suhu dibawah 5 C. Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Vaksin yang telah diencerkan harus dibuang dalam waktu 8 jam. Vaksin yang sudah keluar masuk lemari pendingin selama pemeriksaan klinik harus dibuang pada saat akhir klinik (3 jam).
B. TATA CARA
1. PERSIAPAN a. Peralatan & perlengkapan : Vaksin BCG Pelarut BCG Plastik untuk tempat membuka ampul
1
Sarung tangan 1 pasang Spuit steril 1 cc & 5 cc Bak instrumen Kom & bengkok Kapas basah & kapas kering Kassa sebagai alas membuka ampul vaksin Waskom berisi larutan chlorin 0,5% Termos kontainer yang berisi cold pack, Safety box, tempat cuci
tangan, sabun antiseptik, handuk Adrenalin, spuit 3 cc, selang infus, cairan Ringer Laktat infus,
kortikosteroid Blanko pencatatan imunisasi
b. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaan c. Perhatikan kondisi vaksin BCG sebelum memberikan imunisasi untuk menilai kelayakan penggunaan. Perhatikan tanggal kadaluarsa, warna , label pernah terendam air baik vaksin maupun pelarutnya. d. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau, kering dan tidak terkena sinar matahari secara langsung. e. Perhatikan indikasi dan kontra indikasi imunisasi BCG Indikasi
Bayi berusia 0 – 3 bulan Usia > 3 bulan dengan uji tuberkulin negatif Kontra indikasi
Menderita demam tinggi Pernah sakit tuberkulosis 2
Menderita infeksi HIV atau berresiko terinfeksi HIV, Imunokompremais,
pengobatan
kortikosteroid,
obat
imunosupresi, keganasan.
Kehamilan f.
Informed Concent secara lisan maupun tertulis mengenai imunisasi yang akan diberikan manfaat, prosedur tindakan, efek samping dan kejadian ikutan pasca imunisasi
g. Tanyakan kepada orang tua bayi apakah bayi yang akan dilakukan vaksinasi BCG Tanyakan pada ibu bayi apakah identtitas bayi sudah sesuai dengan
yang terdapat pada KMS, kartu atau buku imunisasi. Kondisi bayi saat ini dan beberapa hari sebelumnya, imunisasi yang
telah didapat, jarak dengan imunisasi yang sekarang. Menerima vaksinasi Tifoid oral, Demam Kuning, dan Gondok,
Campak, atau Rubela (MMR) dalam waktu ≤ 4 minggu Vaksinasi BCG dapat dilakukan 4 minggu setelah pemberian vaksin lainnya. Pernah mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi yang berat
sebelumnya Mempunyai riwayat alergi terhadap bahan dalam vaksin Menderita sakit yang menurunkan imunitas / tinggal serumah
dengan orang lain yang imunitasnya menurun (leukemia, kanker, HIV/AIDS) Sedang menjalani pengobatan tuberkulosis
Tunda sampai
pengobatan selesai Sedang menjalani pengobatan Steroid, Kemoterapi, Radioterapi
Tunda sampai pengobatan selesai 3 bulan yang lalu mendapat transfusi darah
h. Perhatikan keadaan umum bayi sebelum dan setelah imunisasi
3
2. Prosedur pelaksanaan : a. Perkenalkan diri kepada ibu pasien b. Cek jenis vaksin yang dibutuhkan bayi/anak pada saat kunjungan dari buku KIA c. Jelaskan pada ibu mengenai imunisasi yang diberikan, manfaat, efek samping, tempat injeksi, dll d. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk e. Siapkan vaksin yang akan diberikan dengan mendekatkan termos dimeja yang tidak kena sinar matahari langsung f.
Pakai sarung tangan ( untuk melindungi petugas dari infeksi )
g. Ambil vaksin dan pelarut BCG dari termos, siapkan pelarut BCG h. Patahkan ampul BCG kering dengan cara menggergaji leher ampul dengan gergaji yang telah disediakan kemudian patahkan leher ampul dengan dimasukkan kedalam plastik dan menggunakan alas berupa kassa agar vaksin BCG kering tidak tumpah i.
Sedot pelarut dengan spuit 5 cc, kemudian masukkan dalam ampul BCG kering perlahan hingga semua pelarut masuk ke dalam ampul. Campur vaksin dengan pelarut sampai homogen dengan cara menghisap dan keluarkan kambali di dalam ampul sebanyak 2 – 3 kali.
j.
Keluarkan spuit 1 cc dari bungkus plastik, kosongkan udara dengan cara menekan piston hingga tidak terdapat ruang kosong tersisa di spuit
k. Buka penutup jarum, masukkan jarum spuit ke dalam ampul vaksin dan arahkan ujung jarum ke bagian bawah ampul. Agar lebih mudah, miringkan ampul ke salah satu sisi (hati hati jangan sampai tumpah). l.
Ambil 1 dosis vaksin 0,05 ml untuk bayi baru lahir 0,1 ml untuk anak (> 1 tahun)
4
m. Keluarkan jarum dari ampul, tutup kembali dengan penutup jarum, buang udara yang tersisa di dalam tabung spuit dengan mendorong piston. n. Tentukan tempat suntikan. BCG diberikan di daerah lengan kanan atas o. Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas air basah p. Suntikkan vaksin BCG secara intrakutan. Pegang bagian fleksor lengan kanan anak menggunakan tangan
kiri. Tangan kiri ini juga berguna untuk memfiksasi lengan anak agar tidak bergerak saat dilakukan penyuntikan. Tangan kanan memegang spuit. Buka penutup jarum dengan tehnik
1 tangan (hati hati jarum jangan sampai terpegang atau tertusuk). Letakkan penutup jarum di tempat yang dekat, dapat terlihat dan mudah dijangkau. Pegang spuit dengan 3 jari (jempol, telunjuk dan jari tengah) di
bagian atas tabung spuit dekat dengan batas penutup jarum. Letakkan spuit sejajar dengan lengan bayi dengan lubang jarum menghadap kebawah. Tekan spuit sesedikit mungkin dengan jari telunjuk lalu suntikkan
secara intrakutan. Setelah masuk, fiksasi dengan jempol tangan kiri.
Apabila masih terdapat tahanan saat jarum masuk maka lokasi
penyuntikan sudah tepat di intrakutan. apabila tahanan hilang maka
5
kemungkinan jarum masuk terlalu dalam. Apabila terlalu dalam, tarik spuit sedikit demi sedikit tetapi jangan sampai terlepas. Suntikkan sebanyak 0,05 ml dengan tangan kanan secara perlahan
sampai muncul indurasi (benjolan kulit berwarna lebih merah dari kulit sekitar, pori pori melebar) berdiameter 4-6 mm di tempat penyuntikan. Hapus darah dilokasi penyuntikan dengan kapas kering tanpa melakukan masase.
q. Masukkan spuit ke dalam larutan klorin, hisap larutan klorin ke dalam spuit, tutup kembali jarum spuit, kemudian buang ke dalam safety box. r.
Beritahu ibu agar jangan melakukan masase/ pijatan pada tempat penyuntikan.
s. Berikan informasi pada ibu. ± 8-10 minggu setelah imunisasi BCG dapat timbul bisul kecil
( papula) yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi selama 2-4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut. Bila ulkus mengeluarkan cairan orangtua dapat mengkompres dengan cairan antiseptik. Bila cairan bertambah banyak, koreng semakin membesar atau timbul pembesaran kelenjar regional (aksila), orangtua harus membawanya ke dokter.
Biarkan tempat vaksinasi sembuh sendiri dan pastikan agar tetap
bersih dan kering. Jangan menggunakan krim atau salep
6
Jika perlu, pakai kasa steril dengan longgar tetapi jangan gunakan
plester yang melekat, Band-aid (Perban), kapas atau kain langsung pada tempat vaksinasi Coba jangan terpukul atau tergaruk di tempat vaksinasi Bayi dapat dimandikan tetapi hati hati saat mengenai daerah
vaksinasi. t.
Bereskan semua peralatan yang telah digunakan dan pisahkan sampah kering dan basah.
u. Masukkan tangan pada wadah berisi klorin 0,5 %, bersihkan sarung tangan dan lepaskan secara terbalik v. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk w. Bayi jangan langsung pulang sebaiknya menunggu 15 menit untuk mengamati reaksi bayi pasca penyuntikan x. Dokumentasikan imunisasi yang telah diberikan di buku KIA/ catatan imunisasi.
C. REFERENSI
1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1059/MENKES/SK/IX/2004, Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi 2. Satgas Imunisasi IDAI, Pedoman Imunisasi di Indonesia, DEPKES RI:2008 3. Soedjatmiko, “Penjelasan Kepada Orangtua Mengenai Imunisasi ” dari http://www.idai.or.id/imunisasi/artikel.asp?q=199041315291
di download
tanggal 10 September 2011
7