Pengamatan Faktor Resiko Obesitas Sentral pada Puskesmas Kasihan I
Ismo Yuwono, S.Ked
(20070310050) (2007031005 0)
Mulika Ade F.N, S.Ked
(20070310064) (2007031006 4)
Hendiran D, S.Ked
(20070310069) (2007031006 9)
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FKIKUMY
Puskesmas Kasihan I Bantul
VERTIGO DEFINISI •
Vertigo berasal dari bahasa Latin merujuk pada sensasi berputar
•
Vertigo merupakan adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.
•
Vertigo merupakan suatu ilusi gerakan, biasanya berupa sensasi berputar yang akan meningkat dengan perubahan posisi kepala.
VERTERE
yang artinya memutar
VERTIGO SISTEM KESEIMBANGAN SENTRAL
Batang otak, serebelum, serebrum
PERIFER
Labirin dan saraf vestibula
VESTIBULER
NON VESTIBULER
VISUAL DAN SOMATOKINETIK
Retina : otot bola mata
Kulit, sendi, otot
VERTIGO SEGI ETIOLOGI DAN ANATOMI
Vertigo
SISTEMIK
PSIKOGENIK
NEUROLOGIK
Vestibular
Sentral OTOLARYNGOS
OPHTALMOLOGIK
Perifer
Non Vestibular
VERTIGO PENYEBAB UMUM Berdasarkan anatominya :
1. Vertigo non-sistematis Yaitu vertigo yang disebabkan oleh kelainan sistem saraf pusat, bukan oleh kelainan sistem vestibular perifer. Kelainan dapat terjadi pada : mata, propioseptik, sistem saraf pusat, kelaina endokrin, kelainan psikoneurosis 2. Vertigo sistematis Yaitu vertigo yang disebabkan oleh kelainan sistem vestibular (yaitu labirin, nervus VIII atau inti vestibularis). Kelainan dapat terjadi pada telinga, N.VIII, inti vestibularis
VERTIGO PENYEBAB UMUM •
Keadaan lingkungan –
–
•
Obat-obatan (alkohol, gentamisin)
Kelainan sirkulasi –
•
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
Kelainan di telinga –
–
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo) Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
–
Herpes zoster
–
Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
VERTIGO PENYEBAB UMUM
•
–
Peradangan saraf vestibuler
–
Penyakit Meniere
Kelainan neurologis –
–
•
Sklerosis multipel Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya
–
Tumor otak
–
Tumor yang menekan saraf vestibularis.
System saraf pusat –
Trauma
–
Epilepsy
–
Hipoksia serebri : anemia, arteriosklerosis, hipertensi kronis, dll
–
Infeksi : meningitis, encephalitis, dll
VERTIGO PATOFISIOLOGI Rasa pusing atau Vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Teori Overstimulasi
Teori Konflik sensori
Teori Neural Missmatch
Patofisiologi
Teori Otonomik
Teori Sinap
Teori Neurohumoral
VERTIGO PATOFISIOLOGI Teori Overstimulasi : •
Rangsang yang berlebihan hiperemi kanalis semisirkularis fungsinya terganggu vertigo, nistagmus, mual dan muntah.
Teori Neural Mismatch : •
Pengembangan teori konflik sensorik.
•
Otak mempunyai memori/ ingatan tentang pola gerakan tertentu;
•
Jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/ tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom.
•
Tapi lama kelamaan akan terbiasa.
•
Jika pola tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala
VERTIGO PATOFISIOLOGI Teori Neurohumoral : •
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan terori serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam mem-pengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.
Teori Otonomik : •
Menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha adaptasi gerakan/ perubahan posisi; gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan.
VERTIGO PATOFISIOLOGI Teori Konflik Sensori : •
Terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan proprioseptik, atau ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan→kebingungan sensorik di sentral→nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum), berputar (berasal dari sensasi kortikal)
VERTIGO Perbedaan Klinis Vertigo Vestibular dan Non Vestibular Vertigo Vastibuler
Vertigo Non-vastibuler
Sifat vertigo
Rasa berputar(True vertigo)
Rasa melayang, sempoyongan
Sifat serangan
Episodik
Kontinyu
Mual muntah
+
-
Gangguan pendengaran
+/-
-
Gerakan pencetus
Gerakan kepala
Gerakan obyek visual
Situasi pencetus
-
Ramai orang, lalu lintas macet, sibuk, pasar swalayan
Letak lesi
Sistem Vastibular
Sistem visual, somatosensorik (propioseptif)
VERTIGO Perbedaan Klinis Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral Vertigo Vastibuler Perifer
Vertigo Vastibuler Sentral
Bangkitan vertigo
Mendadak
Rasa melayang, sempoyongan
Intensitas
Berat
Ringan
Pengaruh gerakan kepala
+
-
Gerakan otonom
++
+/-
Gangguan pendengaran
+
-
Tanda fokal otak
-
+
VERTIGO Vertigo Berdasarkan Gejala Klinis Vertigo Paroksimal : Serangan mendadak, beberapa menit atau hari, hilang sempurna, bisa muncul kembali, diantara serangan bebas sama sekali •Vertigo jenis ini antara lain: 1. Vertigo dengan keluhan telinga. kelainan Sindroma Meniere, tumor fossa kranii posterior, gigi/odontogen. 2. Vertigo tanpa keluhan telinga. Epilepsi,
lesi lambung, vertigo pada anak (vertigo de L enfance), labirin picu (Trigger Labyrinthyh). 3.
Perubahan posisi.
Vertigo
posisional paroksismal yang laten
Vertigo
posisional paroksismal benigna
VERTIGO Vertigo Berdasarkan Gejala Klinis Vertigo Kronis : Menetap lama, konstan tidak ada serangan akut. 1. Disertai keluhan telinga : Otitis Media Kronika, Meningitis TBC. 2.
Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, Ensefalitis pontis, Sklerosis multiple.
3.
Dipengaruhi posisi : Hipotensi orthostatik, Vertigo servikalis.
Vertigo Akut : Berangsur-angsur berkurang, tidak bebas total. 1.
Dengan keluhan telinga : Trauma labirin, Herpes Zoster Otikus, Labirinitis akuta, Perdarahan labirin, Neuritis N. VIII, Cedera a. auditiva interna, a. vestibulokohlearis.
2.
Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis
VERTIGO Penegakan Diagnosis ANAMNESIS : 1. Bentuk vertigo (melayang, goyang, berputar, tujuh keliling, rasa naik perahu, dsb. 2. Keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo. (perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan) 3. Profil waktu (timbulnya akut, perlahan-lahan, hilang timbul, kronik, progresif/membaik). 4. Keluhan lain (keluhan pada telinga, pandangan kabur, mual muntah,dsb).
VERTIGO Penegakan Diagnosis PEMERIKSAAN FISIK : •
Umum kemungkinan kelainan sistemik yang dicurigai mendasari timbulnya vertigo seperti hipotensi ortostatik.
•
Neurologi untuk mengevaluasi apakah kelainannya di sentral atau perifer.
VERTIGO Penegakan Diagnosis (Neurologis) 1. Uji Romberg : Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. •
Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik.
•
Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu).
•
Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak.
•
Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.
VERTIGO Penegakan Diagnosis (Neurologis) 1. Uji Romberg : Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. •
Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik.
•
Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu).
•
Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak.
•
Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.
VERTIGO Penegakan Diagnosis (Neurologis) 2. Uji Tandem Gait : •
Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/ kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan/ kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.
3. Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan : •
Pada kelainan vestibular posisi penderita akan menyimpang ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram, kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua tangan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisis lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi
VERTIGO Penegakan Diagnosis (Neurologis) 4. Uji Unterberger: •
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit.
•
Pada kelainan vestibuler, posisi penderita akan menyimpang/ berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik.
•
Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.
VERTIGO Penegakan Diagnosis (Neurologis) 5. Past-Pointing Test (Uji Tunjuk Barany): •
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa.
•
Hal ini dilakukan berulang-ulang terbuka dan tertutup.
•
Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.
dengan
mata
6. Uji Babinsky-Weil : • Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan lima langkah ke belakang selama setengah menit; jika ada gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.
VERTIGO Penegakan Diagnosis (Neurologis) 7. Tes Menulis Vertikal: •
Penderita duduk didepan meja, tangan dan tubuh penderita tidak boleh menyentuh meja, tangan yang satu diatas lutut yang lainnya disuruh menulis huruf A,B,C dst bersusun kebawah. Mula-mula dengan mata terbuka kemudian tertutup. Bila ada deviasi dari deretan huruf-huruf yang paling atas terhadap yang paling bawah lebih besar dari 10 derajat berarti ada kelainan labirin unilateral. Bila tulisan tidak teratur atau makin lama huruf makin besar (makrografi) berarti ada kelainan serebellum.
8. Tes dismetria: • Adalah gangguan kemampuan untuk mengelola kecepatan, kekuatan dan jangkauan gerakan. •
Tes yang sering digunakan dalam klinik adalah : – tes telunjuk hidung – tes hidung-telunjuk hidung – tes telunjuk-telunjuk
VERTIGO Pemeriksaan Penunjang •
Rontgen foto tengkorak, leher, Stenvers.
•
Neurofisiologi :
•
Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG), Brainstem Audiotory Evoked Potential (BAEP)
Neuroimaging :
CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance Imaging (MRI)
VERTIGO Penatalaksanaan TERAPI
TERAPI SIMTOMATIK
VESTIBULAR SUPRESSANT
ANTIKOLINERGIK, ANTIHISTAMIN, BENZODIAZEPIN.
ANTIEMETIK
TERAPI REHABILITATIF
EPLEY MANUVER SEMONT MANUVER
TERAPI KAUSAL (bedah)
LATIHAN BRAND DARROFT
VERTIGO Penatalaksanaan (simptomatik)
VERTIGO Penatalaksanaan
VERTIGO Penatalaksanaan (rehabilitasi) • Seseorang menetap pada posisi supine selama 30 detik dan pada posisi duduk tegak selama 1 menit. • Dengan demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 ½ menit. • Pada dasarnya 3 siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat baik dilakukan pada malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika seseorang merasa pusing setelah latihan ini, dapat teratasi sendiri dengan tidur.
VERTIGO Penatalaksanaan (rehabilitasi) Latihan CRT / Epley maneuver • Seseorang menetap pada posisi supine selama 30 detik dan pada posisi duduk tegak selama 1 menit. • Dengan demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 ½ menit. • Pada dasarnya 3 siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat baik dilakukan pada malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika seseorang merasa pusing setelah latihan ini, dapat teratasi sendiri dengan tidur.
VERTIGO Penatalaksanaan (rehabilitasi) Metode Brandt Daroff • Pasien duduk tegak ditepi tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung. • Lalu dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh dengan cepat kesalah satu sisi, pertahankan selama 30 detik, setelah itu duduk tegak kembali. • Setelah 30 detik baringkan dengan cepat kesisi lain, pertahankan selama 30 detik, lalu duduk tegak kembali. • Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi hari sebelum bangun tidur, dan 3 kali pada malam hari sebelum tidur, sampai 2 hari berturut-turut tidak timbul vertigo lagi.
VERTIGO Pencegahan •
Tidurlah dengan posisi kepala yang agak tinggi
•
Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita berdiri dari tempat tidur
•
Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang
•
Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk mengambil suatu benda dari ketinggian
•
Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam posisi datar (horisontal) atau bila leher dalam posisi mendongak.
•
Makan secara teratur, tidak berlebihan atau kekurangan dan mengandung gizi yang lengkap
•
Mengurangi beban pikiran (stress psikis) & (tidur pulas)
Istirahat yang cukup