laporan kasus penyakit kulit tentang DRUG ERUPTIONFull description
Deskripsi lengkap
hhv hjFull description
hhv hjDeskripsi lengkap
kulit
kulit
laporan kasusFull description
laporan kasus Eritroderma Ec Drug EruptionFull description
drug erupsion
Descripción: Guitar score
Kulkel
AkripiaDeskripsi lengkap
For knowledge about hydrothermal Eruption
linenFull description
Sop Vaksinasi Rabies FixDeskripsi lengkap
drysrsfc
SOP ANCFull description
sopDeskripsi lengkap
sopFull description
EXANTHEMATOUS DRUG ERUPTION
SOP
PUSKESMAS SEMBAYAT 1. Pengertian
2. Tujuan 3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur / langkah-langkah
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
: : : :2
Drg. Naniek Sulastri Exantemathous drug eruption adalah salah satu bentuk reaksi alergi ringan pada kulit yang terjadi akibat pemberian obat yang sifatnya sistemik. Sebagai acuan dalam penatalaksanaan bagi pasien dengan exanthematous drug eruption di Puskesmas Sembayat. Keputusan Kepala Puskesmas nomor 445/VII/SK-AK/1840/437.52.09/2015 tentang Standar Operasional Prosedur penyakit yang ditangani di unit pelayanan Puskesmas Sembayat Keputusan Menteri Kesehatan No. HK 02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 1. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter melakukan anamnesa terhadap pasien: a. Gatal ringan sampai berat yang disertai kemerahan dan bintil pada kulit. Kelainan muncul 10-14 hari setelah mulai pengobatan. Biasanya Bi asanya disebabkan disebab kan karena penggunaan antibiotik anti biotik (ampisilin, sulfonamid, dan tetrasiklin) atau analgetik-antipiretik non steroid. b. Kelainan umumnya timbul pada tungkai, lipat paha, dan lipat ketiak, kemudian meluas dalam 1-2 hari. c. Gejala diikuti demam subfebril, malaise, dan nyeri sendi yang muncul 1-2 minggu setelah mulai mengkonsumsi obat, jamu, atau bahan-bahan yang dipakai untuk diagnostik (contoh: bahan kontras radiologi). 2. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter melakukan pemeriksaan fisik. Tanda patognomonis a. Erupsi makulopapular atau morbiliformis. morbiliform is. b. Kelainan dapat simetris. 3. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter melakukan pemeriksaan penunjang bila perlu 4. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter menegakkan diagnosis 5. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter memberikan terapi: a. Kortikosteroid sistemik: dexamethason 0,5mg/x, prednison tablet 30 mg/hari dibagi dalam 3 kali pemberian per hari selama 1 minggu. b. Antihistamin sistemik: Setirizin2x10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan, atau Loratadin 10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan c. Topikal: Bedak salisilat 2% dan antipruritus (Menthol 0.5% - 1%) 6. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter dapat pula menjelaskan komplikasi 8. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter dapat melakukan konseling a. Prinsipnya adalah eliminasi obat penyebab erupsi. b. Pasien dan keluarga diberitahu untuk membuat catatan kecil di dompetnya tentang alergi obat yang dideritanya. c. Memberitahukan bahwa kemungkinan pasien bisa bis a sembuh dengan adanya hiperpigmentasi pada lokasi lesi.
9. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter dapat merujuk bila terdapat indikasi: a. Lesi luas, hampir di seluruh tubuh, termasuk mukosa dan dikhawatirkan akan berkembang menjadi Sindroma Steven Johnson. b. Bila tidak ada perbaikan setelah mendapatkan pengobatan standar dan menghindari obat selama 7 hari 10. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter mencatat di buku rekam medis 6. Diagram alir 7. Hal yang perlu diperhatikan 8. Unit terkait
Ugd Poli umum Poli anak/mtbs Poli kia Poli gigi Rekam medis