BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar Bela Belakan kang g Masal Masalah ah
Pembelajaran pendidikan jasmani di SMP menuntut guru untuk kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan dalam menyampaikan materi, untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran, karena sesuai dengan karakteristik usia mereka yang cenderung masih suka bermain. Disamping guru harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa, pada masa usia tersebut seluruh aspek perkembangan anak baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif mengalami perubahan. Dari perubahan-perubahan tersebut, perubahan yang paling menonjol adalah pada pertumbuhan dan perkembangan fisik serta psikologis. Pemb Pembela elaja jara ran n pend pendid idik ikan an jasma jasmani ni di SMP SMP saat saat ini ini meng menggu guna naka kan n Kurikulum Kurikulum Tingkat Tingkat Satuan Pendidika Pendidikan, n, dengan dengan alokasi 2 jam tatap muka @ 40 menit. Waktu 2 X 40 menit pada kenyataan di lapangan tidaklah sesuai dengan dengan yang yang direnc direncana anakan kan (80 menit) menit),, mengin mengingat gat persiap persiapan an anak anak di awal awal pertemuan 5 – 10 menit dan pada akhir pertemuan 10 menit untuk persiapan pelajaran pada jam berikutnya, praktis waktu efektif yang terpakai 60 – 65 menit, menit, maka dengan dengan waktu yang sedikit sedikit itu perlu perencanaan perencanaan pembelajaran pembelajaran yang benar-benar baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu kompetensi dasar pembelajaran pendidikan jasmani kelas 9 1
di SMP adalah mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan konsisten serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan , dan bersedia berbagi tempat dan peralatan. Permainan bola besar meliputi Bola Basket, Sepak Bola, Bola Voli, Sepak Takraw, Futsal dll. Dalam permainan Bola Basket lanjutan yang di ajarkan dikelas 9 diantaranya terdapat teknik memasukkan bola dengan berlari yang dikenal dengan istilah “Lay Up Shoot” yang sebagian besar anak meskipun tidak semuanya, merasa kesulitan dalam melakukan gerakan teknik tersebut, ini terbukti dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas 9A SMP Negeri 1 Bengkulu Melihat permasalahan yang ada, maka perlu segera dicarikan solusinya. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk menentukan langkah selanjutnya dalam mengoptimalkan metode pembelajaran yang ada agar tujuan yang telah direncanakan dari pembelajaran ini dapat tercapai dengan hasil yang maksimal. Karena diantara anak kelas 9A ada yang bisa melakukan teknik tersebut, maka perlu dicoba untuk memanfaatkan siswa tersebut dengan menggunakan Metode Tutorial Teman Sebaya, hal ini mungkin dapat berhasil dan waktu yang digunakan lebih efektif. Berdasarkan uraian di atas maka dipandang perlu untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan mengambil judul “ Penggunaan Metode Tutorial Teman Sebaya untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas 9A dalam Melakukan Gerakan Lay Up Shoot pada Permainan Bola Basket di SMP Negeri Bengkulu 1” 2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penggunaan metode tutorial teman sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas 9A dalam melakukan gerakan Lay Up Shoot pada permainan Bola Basket di SMP Negeri 1 Bengkulu”
C. Tujuan Penlitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Untuk meningkatan kemampuan gerakan Lay Up Shoot pada permainan Bola Basket melalui penggunaan metode tutorial teman sebaya pada siswa kelas 9A SMP Negeri 1 Bengkulu
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu : 1. Guru Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran 2. Siswa Dengan banyaknya Metode pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain 3. Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi sekolah untuk mengembangkan metode pembelajaran. 4. Praktikan/peneliti 3
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan penelitian-penelitian yang sejenis.
E. Hipotesis Tindakan
Dalam melakukan Lay Up Shoot pada pembelajaran bola basket di kelas 9A masih belum diperoleh hasil yang maksimal, sebenarnya telah banyak upaya yang dilakukan oleh guru penjaskes untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun usaha itu belum menunjukan hasil yang optimal. Rentang nilai siswa yang bisa dengan siswa yang tidak bisa terlalu mencolok. Untuk itu perlu diupayakan pula agar rentang nilai antar siswa tersebut tidak terlalu jauh yaitu dengan memanfaatkan siswa yang pandai untuk menularkan kemampuannya pada siswa lain yang kemampuannya lebih rendah. Tentu saja guru yang menjadi perancang model pembelajaran harus mengubah
bentuk
pembelajaran
yang
lain.
Dari
beberapa
metode
pembelajaran yang mungkin tepat yaitu menggunakan metode tutorial teman sebaya, dari beberapa pendapat ahli “metode belajar yang baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain”. Maka dapatlah ditarik satu Hipotesa : “ Jika pembelajaran dilakukan dengan menerapkan metode tutorial teman sebaya, maka kemampuan Lay Up Shoot siswa kelas 9 A di SMP Negeri 1 Bengkulu Meningkat”.
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : 4
1.
Permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah kemampuan gerakan Lay Up Shoot siswa kelas 9A
2.
Penelitian ini dikenakan pada siswa kelas 9A
3.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negari 1 Bengkulu kecamatan Bengkulu kabupaten Bojonegoro.
4.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012
5.
Penelitian ini di batasi pada kompetensi dasar Mempraktikkan Variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan konsisten serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan , dan bersedia berbagi tempat dan peralatan
G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut : 1. Metode tutorial teman sebaya adalah adalah suatu cara mengajar dimana seorang siswa pandai membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama 2. Kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan
untuk
mengerjakan
sesuatu
tindakannya.
5
yang
diwujudkan
melalui
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Tutorial Teman Sebaya
Seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran sebenarnya telah menggunakan metode pembelajaran yang beragam guna meningkatkan prestasi belajar siswanya, akan tetapi usaha tersebut masih belum mencapai hasil yang maksimal, maka untuk meningkatkan prestasi siswa perlu adanya variasi yang mungkin tidak bersumber dari guru. Dalam kegiatan proses belajar mengajar adakalanya anak cenderung lebih dapat meniru atau mengikuti petunjuk temannya dari pada dari gurunya, hal ini disebabkan karena anak merasa lebih merasa akrab dan tidak canggung atau rileks. Maka sangat penting bagi guru untuk memanfaatkan siswa yang sudah bisa guna menularkan kepada temannya. Pembelajaran yang terjadi seperti diatas adalah pembelajaran dengan metode tutor teman sebaya. Kuswaya Wihardit dalam Aria Djalil (1997:3.38) menuliskan bahwa “pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama” Dalam hal tertentu siswa lebih paham dengan meniru gerakan dan memahami bahasa teman sebayanya daripada gerakan dan bahasa yang digunakan guru. Itulah sebabnya pembelajaran tutorila sebaya diterapkan dalam proses pembelajaran Penjaskes. Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004:24) menyatakan bahwa 6
“Metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya.” Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil ( 1997:3.34) berpendapat bahwa “Setiap saat murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murid dapat belajar dari murid lainnya.” Jan Collingwood (1991:19) dalam Aria Djalil (1997:3.34) juga berpendapat bahwa “Anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan karena dia bergaul dengan teman lainnya.” Menurut Hisyam Zaini (2001:1) (dalam Amin Suyitno, 2004:34) maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. 1. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi pengajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi). 2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya 3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari materi. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor teman sebaya. 4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan 5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama. 6. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara barurutan sesuai 7
dengan materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan. Dari uraian tersebut di atas selanjutnya dapat dikembangkan dalam bentuk kegiatan yang lain untuk dijadikan bahan pembelajaran dalam kelompok kelompok kecil. Dengan demikian oleh model pembelajaran ini dalam diri siswa akan tertanam kebiasaan saling membantu antar teman sebaya. B. Pengertian Kemampuan
Menurut
Robbins
(2000,
p.46)
“Kemampuan
bisa
merupakan
kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. Sedangkan menurut pendapat Chaplin (1997, p.34) “ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”. Dari pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan (ability) adalah kesanggupan bawaan sejak lahir atau hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakan, kecakapan, atau potensi menguasai suatu keahlian untuk melakukan suatu perbuatan. Lebih lanjut Robbins (2001, p.46 – 48 ) menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu : 1.
Kemampuan intelektual (intelektual ability) Merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental
2.
Kemampuan fisik ( physical ability) 8
Merupakan kemamuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik.
C. Gerakan Lay Up Shoot
Dalam permainan bola basket pada tehnik dasar lanjutan dikenal istilah Lay Up Shoot yaitu suatu jenis gerakan shooting atau memasukkan bola ke Ring basket dari jarak dekat, menggunakan ritme hitungan satu-dua, dengan cara berlari menggunakan 2 langkah lebar. Lay Up Shoot ini dapat di lakukan dari samping kanan basket atau dari samping kiri, dan juga bisa di lakukan dari depan. Adapun urutan gerakannya sebagai berikut : 1. Ketika lay-up dengan tangan kanan, awali dari sisi kanan lapangan 2. Pegang bola dengan kedua tangan 3. Pandangan mata tertuju pada sasaran (kotak kecil di atas ring basket) 4. Saat berjarak 2 langkah dari ring basket, taruh berat badan pada kaki kanan 5. Angkat bola ke arah ring basket 6. Ambil langkah panjang dengan kaki kiri, Angkat lutut kanan 7. Angkat bola ke atas kepala untuk melakukan shoot 8. Lompat setinggi mungkin 9. Lakukan shoot saat berada di puncak lompatan 10. Pantulkan bola dengan lembut di papan 11. Jika lay-up dilakukan dari kiri, lakukan langkah-langkah di atas tetapi menggunakan
kaki
yang
berlawanan
Pertandingan : Gerhard Stocker dk,) 9
(Dari
Permainan
Sampai
BAB III METODE PENELITIAN
A. Perencanaan
Metode penelitian yang digunakan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), bertujuan untuk memecahkan masalahmasalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja. Penelitian ini direncanakan 2 siklus sudah berhasil. Penelitian ini juga di bantu oleh 2 orang observer yang bertugas sebagai pengamat pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan karena proses pembelajaran Lay Up Shoot pada siswa kelas 9A belum dicapai hasil yang optimal, hal ini di karenakan metode yang digunakan sebelumnya kurang tepat. ini dibuktikan dari hasil nilai yang didapat masih jauh dari apa yang diharapkan. Maka perlu dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar, persiapan sarana dan prasarana penelitian serta menentukan indikator kinerja. Untuk menyempurnakan rencana pembelajaran yang lebih baik daripada pra siklus. Perlu perubahan metode yang lebih tepat sehingga dicapai hasil yang maksimal, maka pada penelitian ini menggunakan Metode tutorial teman sebaya.
B. Prosedur pelaksanaan tindakan & pengamatan
1.
Siklus I, meliputi : 10
Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup. Pendahuluan :
Dalam pendahuluan ini dilakukan pemanasan selama 10 menit dalam bentuk permainan-permainan yang mengacu pada kerjasama, misalkan lari bersambung dengan cara memegang bahu temannya. Setelah pemanasan selesai kemudian siswa di bariskan dan dibuat kelompokkelompok kecil yaitu 5 – 6 anak tiap kelompok, pada tiap kelompok ada 1 anak yang sudah bisa atau pandai melakukan gerakan Lay Up Shoot yang bertugas sebagai Tutor Teman Sebaya. Kegiatan pokok :
Pada kegiatan pokok guru menjelaskan materi Lay Up Shoot yang akan dipraktikkan pada masing-masing kelompok kecil dan memberi tugas dengan dibantu siswa yang pandai bertugas untuk menjadi tutor teman sebaya. Selanjutnya pada masing-masing kelompok diberikan waktu selama 25 menit untuk mempraktikkan materi yang telah disampaikan. Pada 25 menit pertama selesai selanjutnya diadakan evaluasi dari masing-masing kelompok untuk melihat kemajuan dari tugas yang telah diberikan. Pada kesempatan ini guru memberikan motivasi dan perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan. Kegiatan ini dilakukan selama 10 menit dan dilanjutkan kembali 25 menit yang kedua untuk mengulang materi dengan melaksanakan perbaikan-perbaikan yang telah disampaikan dengan dibantu tutor teman sebaya.
11
Penutup :
Setelah 25 menit kedua selesai anak-anak diistahatkan. Sambil rmelakukan penenangan guru melakukan evaluasi sekaligus memberi motivasi pada anak yang belum bisa melakukan gerakan Lay Up Shoot. Kegiatan penutup ini dilakukan selama 10 menit. 2.
Siklus II Siklus II sama dengan siklus I hanya pada siklus II lebih ditekankan pada fungsi sebenarnya, siswa yang menjadi tutor teman sebaya diberi materi tersendiri yaitu dengan memberikan pemantapan materi dan arahan-arahan bagaimana cara atau tehnik penyampaian materi pada temannya dan diberikan tanggung jawab penuh selama kegiatan pokok berlangsung, Dengan ini Tutor Sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan “Tutor Sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.
C. Refleksi
Perlu adanya pembahasan melalui diskusi teman sejawat dan masukan dari para ahli dibidang penelitian. Yaitu membahas antara siklus – siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian. 12
D. Latar dan Subjek Penelitian
1.
Subjek penelitian Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas 9A SMP Negeri 1 Bengkulu kecamatan Bengkulu, jumlah siswa 32 anak. Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitian tersebut dimana siswa kelas 9A SMP Negeri 1 Bengkulu masih belum optimal dalam melakukan gerakan Lay Up Shoot.
2.
Tempat Penelitian Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Bengkulu kecamatan Bengkulu, penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
3.
Waktu Penelitian Dengan
beberapa
pertimbangan
dan
alasan
penulis
menentukan
menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan Agustus s.d Oktober. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I 4.
Lama Tindakan Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Oktober, mulai dari siklus I, dilanjutkan dengan Siklus II.
13
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data : catatan observasi guru, catatan observasi siswa, daftar pertanyaan untuk interview, daftar nilai praktik melakukan gerakan Lay Up Shoot. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1.
Observasi
Peneliti
menggunakan
metode
observasi
sistematik
yaitu
observasi yang mempunyai kerangka dimana kerangka tersebut berisi aspek-aspek dari perilaku yang hendak di ukur. Adapun kontrol validitas dan reliabilitas dari observasi
sistmatik adalah penggunaan observer
lebih dari satu orang (Hadi 2001,h.136-154). Observasi pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan september s/d oktober, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas 9A melakukan gerakan Lay Up Shoot dengan menggunakan metode tutorial teman sebaya. 2.
Wawancara
Peneliti menggunakan metode wawancara karena peniliti ingin menggali lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas 9A melakukan gerakan Lay Up Shoot dengan menggunakan metode tutorial teman sebaya.
Jenis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara yang dilaksanakan secara bebas, tetapi tetap pada topik yang telah ditentukan
sebelumya.
Adapun
untuk
mengontrol
validitas
dan
reliabilitas dari wawancara ini, peneliti menggunakan lebih dari satu 14
pewawancara, (Hadi 2001, h.205-206). Wawancara pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober 2011 terhadap 32 siswa kelas 9A. Metode wawancara ini menggunakan guide interviu yaitu pertanyaan pertanyaan dengan tujuan menggali informasi tentang latar belakang tinggi atau rendahnya kemampuan siswa dalam menggunakan metode tutorial teman sebaya. Pertanyaan-pertanyaan yang dipakai dalam wawancara ini, menggunakan dasar dari aspek-aspek minat belajar yaitu kesenangan, kemauan, kesadaran, dan perhatian. 3.
Dokumentasi
Teknik
pengumpulan
data
dengan
menggunakan
metode
dokumentasi diperlukan sebagai sumber data otentik. Adapun data-data yang digunakan penulis adalah nilai praktik melakukan gerakan Lay Up Shoot pada siswa kelas 9 siswa SMP N Bengkulu tahun 2009-2010. F. Teknik analisis data
Tehnik analisa data dilakukan dengan menggunakan hasil pengumpulan informasi yang telah dilakukan dalam tahap pengumpulan data. Dalam analisa data masalah-masalah yang menjadi perhatian penelitian di bahas dengan observer yang membantu pelaksanaan penelitian. Pada proses analisis dibahas apa yang diharapkan terjadi, apa yang kemudian terjadi, mengapa terjadi tidak seperti yang diharapkan, apa penyebabnya atau ternyata sudah terjadi seperti yang diharapkan, dan apakah perlu dilakukan tindaklanjut.
15
G. Penyiapan partisipan
Agar dalam pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian dapat berjalan dengan baik maka perlu adanya penyiapan partisipan, yaitu : di tunjuk 2 orang guru sebagai observer yaitu bertugas sebagai pengamat pada jalannya proses pembelajaran, dan 2 orang guru untuk melakukan interview yaitu bertugas mewawancarai siswa. H. Jadwal Penelitian
No KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7
I.
MINGGU KE…….. 1 2 3 4 1 2
3
4
1
2
3
4
Perencanaan Proses pembelajaran Evaluasi Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Hasil Pelaporan Hasil
Rancangan Anggaran
Biaya dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun biaya tersebut kurang lebihnya sampai dengan selesainya pembuatan laporan adalah : 1. Fotocopy proposal dan laporan
: Rp 20.000,00
2. Kertas HVS A4 80 grm 1 rim
: Rp 30.000,00
3. jilid proposal dan laporan
: Rp 10.000,00
4. lain – lain
: Rp 20.000,00
JUMLAH
: Rp 80.000,00
DAFTAR PUSTAKA
16
Chaplin, JP. (1997). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Gerhard Stocker dk, 2011. Bola Basket : Dari Permainan Sampai Pertandingan, Gramedia Jakarta, PT Hadi, Sutrisno 2001 Metodologi Research Jilid 2, Yogyakarta, Penerbit ANDI Hisyam Zaini dalam Suyitno Amin. 2004. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran Matematika. Bahan Ajar S1 Program Studi Pendidikan Matematika . Semarang : UNNES. Jan Collingwood dalam Aria Djalil dkk, 1997 metode penelitian, buku 2 Jakarta. Kuswaya Wihardit dalam Aria Djalil dkk, 1997 metode penelitian, buku 2 Jakarta. Miller (1989) dalam Aria Djalil dkk, 1997 metode penelitian, buku 2 Jakarta. Robbins, Stephen P. (2001). Perilaku Organisasi: Kontroversi. Aplikasi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid I. Jakarta: Prenhallindo.
17