merupakan analisis mengenai Smapoerna, akuisisi oleh phillip morris beserta alasannya.
Full description
balance scorecard sampoernaFull description
distribution hm sampoernaFull description
Oky saputra UPN veteran jatim Arsitektur pariwisataDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Full description
PT. HM Sampoerna adalah salah satu dari perusahaan rokok terbesar di Indonesia selain Gudang Garam dan Djarum. Dalam perkembangannya, operasional harian menjadi sangat rumit. Salah satu depa…Full description
Full description
GCG anggyaFull description
Dasar managemenFull description
Deskripsi lengkap
Full description
Deskripsi lengkap
aDeskripsi lengkap
Full description
Alasan Putra Sampoerna menjual saham PT HM Sampoerna : 1. Beban industri rokok semakin b erat. 2. Regulasi mengenai HJE (Harga Jual Eceran) & harga cukai diprediksi kedepannya semakin tinggi. 3. Industri rokok SKM (Sigaret Kretek Mesin) milik Sampoerna sulit untuk memenangi pasar karena terdapat 2 kompetitor secara langsung di tingkat nasional yaitu Gudang Garam & Djarum. 4. Sedangkan Sampoerna hanya mampu unggul di Industri rokok SKT (Sigaret Kretek Tangan) dengan produknya yang telah dikenal oleh masyarakat yaitu Dji Sam Soe & Sampoerna Hijau.
Alasan Philip Morris membeli saham PT HM Sampoerna : 1. Philip Morris ingin merajai pangsa pasar Industri rokok di In donesia. 2. Bisnis rokok kretek di dalam negeri cukup besar hingga mencapai sekitar 92 % dari total konsumsi rokok. 3. Kunci utama memenangkan persaingan Industri rokok di Indonesia, "Jika ingin menjadi pemain rokok besar di Indonesia, maka harus masuk ke industri rokok kretek." 4. Kesamaan filosofi manajemen dan produk premium dengan merek yang sudah dikenal luas menjadi pertimbangan utama. Ini sesuai dengan strategi global Philip Morris untuk pasar Indonesia. 5. Lantaran terjepit di banyak negara karena beberapa t untutan hukum mengenai pelanggaran kesehatan. Bukan tak mungkin Philip Morris, produsen Marlboro dan L&M ini, mengincar Indonesia yang memiliki pangsa pasar pasar rokok kretek kretek yang besar, tetapi dengan penegakan penegakan hukum & regulasinya masih belum kuat. 6. Potensi pendapatan pada tahun 2004 yang mencapai Rp 9 trilyun.