TUGAS KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN PROSES ANALISA CONTOH KASUS KECELAKAAN KERJA
DISUSUN OLEH:
Eka Tamara Pebriani Arkhei Benoid Gindi Ilham Dwiyanto Emzar
2103011212000 7 2103011213006 1 2103011212000 8
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2015
BAB I PENDAHULUAN Kelamatan dan Kesehatan Kerja secara filosofis dapat diartikan sebagai suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan dapat diartikan sebagai Ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi, Mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit dari pekerjaan yang dilakukan, dan dapat meningkatkan efisiensi kerja. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik saja, tetapi juga mental, emosional dan psikologi. Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam paper ini akan dibahas mengenai contoh kasus keselamatan dan kesehatan kerja, analisis kasus, dan apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah timbulnya kecelakaan kerja.
BAB II KONSTRUKSI ARGUMEN Dalam dunia industri tentu saja tidak dapat dihindari adanya kasus-kasus kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kesalahan manusia, teknis, ataupun prosedur. Berikut merupakan salah satu contoh kasus kecelakaan kerja yang didapat dari situs berita ternama di Indonesia.
Kecelakaan Kerja, 1 Pekerja Tewas, 1 Sekarat By Tim Liputan 6 SCTV on 07 Mei 2014 at 06:27 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Seorang pekerja tewas dan satu lainnya luka parah dalam kecelakaan kerja di sebuah proyek pembangunan gedung perkantoran di kawasan Jalan Sudirman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa 6 Mei 2014 petang. Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (7/5/2014), peristiwa kecelakaan berawal saat salah satu pekerja bernama Edi Prayitno yang tengah berada di lantai 9, secara tak sengaja menyenggol stegger atau tiang penyangga hingga akhirnya terjatuh. Ironisnya tubuh pekerja asal Bojonegoro, Jawa Timur, itu sebelum mencapai lantai dasar terlebih dahulu menimpa rekan lainnya, Heri, yang tengah bekerja di lantai di bawah lokasi Edi terjatuh. Akibatnya kedua tubuh pekerja bangunan itu pun terjatuh ke lantai dasar. Kedua korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP)untuk mendapatkan pertolongan. Sayangnya nyawa Edi tidak dapat tertolong. Ia tewas setelah tubuhnya tertembus besi. Sementara korban lainnya hingga kini kondisinya kritis dan masih dirawat di instalasi gawat darurat RSPP. Hingga kini kasus kecelakaan kerja ini masih diselidiki dan ditangani Polsek Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sumber: http://news.liputan6.com/read/2046470/kecelakaan-kerja-1-pekerjatewas-1-sekarat
ANALISA KASUS Jika ditinjau dari kronologis cerita yang dipaparkan dalam artikel diatas, kecelakaan ini terjadi karena faktor human error yakni karena kecerobohan si korban pertama (Edi Prayitno). Korban pertama ini kemungkinan besar tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap sehingga pada saat tubuhnya tidak sengaja menyenggol tiang penyangga, dia tidak memiliki perlindungan yang cukup untuk mempertahankan tubuhnya dari kemungkinankemungkinan kecelakaan seperti penggunaan safety shoes anti licin, helmet, dll. Akibat kecerobohannya ini, dia juga merugikan rekan kerja lainnya yang juga menjadi korban. Apabila ditinjau dari sisi lain, penyebab kecelakaan ini juga terjadi karena kurangnya pengawasan manajemen dalam bidang kesehatan, keselamatan, dan keamanan pada tenaga kerja di perusahaan tersebut. Sistem manajemen yang baik seharusnya lebih ketat pengawasannya terhadap kesehatan, keselamatan, dan keamanan tenaga kerjanya. Beberapa tindakan manajemen yang bisa dilakukan adalah dengan memasang rambu-rambu larangan, peringatan, ataupun tindak keselamatan pada tempat-tempat yang memiliki kemungkinkan terjadinya kecelakaan yang tinggi. Pihak perusahaan juga seharusnya membentuk sebuah tim K3 lapangan di wilayah kerja proyek untuk memberikan arahan demi keselamatan tenaga kerja seperti pembuatan plang-plang peringatan jika tiang-tiang penyangga masih belum kokoh yang memiliki kemungkinan besar menyebabkan kecelakaan jika mengalami pergeseran. Secara umum diharapkan tim K3 lapangan bertugas untuk memberi peringatan, arahan, dan peraturan apa-apa saja yang harus ditaati oleh tenaga kerja untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Kemudian apabila telah terjadi kecelakaan, seharusnya dilakukan investigasi kecelakaan, inspeksi, pencatatan serta pelaporan kecelakaan kerja. Tujuan dari kegiatan ini tentu untuk meningkatkan manajemen dari kesehatan, keamanan serta keselamatan pada perusahaan tersebut, menentukan tindakan pencegahan yang tepat serta menurunkan faktor risiko pada kecelakaan tersebut. Namun, sayangnya sikap dari pihak perusahaan yang menutup-nutupi kejadian kecelakaan kerja tersebut dapat menghambat berjalannya investigasi tersebut. Perusahaan tidak akan dapat mengambil pelajaran melalui kecelakaan ini. Ini berarti kecelakaan semacam ini masih memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk kembali terjadi, baik pada perusahaan yang sama maupun pada perusahaan sejenisnya.
SOLUSI YANG DAPAT DITERAPKAN a. Dibuatnya peraturan yang mewajibkan bagi setiap perusahaan untuk memilki standarisasi
yang berkaitan dengan keselamatan karyawan, perencanaan, konstruksi, alat-alat pelindung diri, monitoring peralatan dan sebagainya. b. Adanya pengawas yang dapat melakukan pengawasan agar peraturan perusahaan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja dapat dipatuhi. c. Dilakukan penelitian yang bersifat teknis meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya, pencegahan peledakan gas atau bahan beracun lainnya. Berilah tanda-tanda peringatan beracun atau berbahaya pada tempat-tempat atau alat-alat yang berbahaya dan letakkan di tempat yang aman. d. Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaaan ke dalam asuransi.
BAB III KESIMPULAN Ditinjau dari penyebab kecelakaan kerja pada kasus yang telah di analisa, kecelakaan kerja salah satunya dapat disebabkan dari kurangnya kesadaran diri atas pentingnya keselamatan kerja baik itu dari pihak tenaga kerja ataupun pihak perusahaan itu sendiri. Pentingnya kesadaran akan K3 di dunia kerja ini dapat ditanamkan sejak dini pada tenaga kerja dan pihak-pihak terkait dengan mengadakan diklat tentang kesehatan dan keselamatan kerja pada karyawan. Upayaupaya antisipasi maupun evaluasi sebelum dan sesudah terjadinya kecelakaan kerja perlu dilakukan untuk mengurangi resiko kerugian fisik maupun materi. Kesadaran diri merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap terwujudnya kondisi kerja yang aman, nyaman, dan sehat karena semua usaha yang dilakukan pada akhirnya akan kembali kepada diri kita sendiri. Pilih selamat atau celaka? Anda yang memutuskan.