MK Pilihan: ARSITEKTUR DAN PERILAKU (Mata Kuliah terkait: MPA, Studio PA) Dosen Pengampu: 1. Ir. Untung J Cahyono, M.Arch. 2. Ir. Sumaryoto, MT 3. Ir. Maya A Nirawati, M.Eng. Kompetensi: MHS MAMPU MEMAHAMI PROSES PERILAKU DALAM SUATU LINGKUNGAN/SETING; DAN MAMPU MENGGUNAKANNYA DALAM EVALUASI/PROSES DESAIN Lingkungan binaan (ruang, bangunan, kawasan) TERUTAMA DALAM ANALISIS KEGIATAN, PERUANGAN, DAN TAMPILAN
SILABI Kompetensi Dasar
Memahami dan menerapkan
Indikator
Pengalaman Belajar
Kelas Lapangan
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
Waktu
Pendahuluan - Pengertian arsitektur dan perilaku - Kebutuhan dsr manusia - Hubungan manusia dengan lingk binaan Studi Perilaku-lingkungan Proses individual -1 persepsi -2 kognisi -3 personality
1 tm
1 tm 3 tm
Sumber Penilai / an bahan / alat
Kelas Lapangan
Kelas Lapangan
Kelas
Proses sosial -4 Personal space -5 Territoriality -6 Privacy -7 Crowding Proses sosietal -8 living at home and in the city -9 managing the commons -10 designing more fitting environment Penerapan Arsitektur & Perilaku dalam desain
3 tm
3 tm
2 tm
REFERENSI: 1.Environmental Psychology (Gifford, R,1987) 2.Psikologi Lingkungan (Wirawan, S, 1995) 3.Creating Architectural Theory (Lang, J, 1987) 4.Arsitektur, Lingkungan, dan Perilaku (Haryadi, 1995) 5.Psikologi Arsitektur (2007)
MATERI KULIAH Pendahuluan Psikologi > ilmu jiwa Psikologi berkembang > dituntut mempunyai ciri2 suatu disiplin ilmu pengetahuan (al. menghendaki obyeknya bisa diamati, dicatat, dan diukur) Maka Jiwa > dipandang terlalu abstrak JB. Watson (1878-1958) mengembangkan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari ttg perilaku > karena perilaku dianggap lebih mudah diamati, dicatat, dan diukur Perilaku mencakup : - perilaku yang kasat mata : spt. makan, memasak, duduk dsb - perilaku yang tidak kasat mata : spt. Fantasi, motivasi dsb Perilaku > menunjukkan manusia dalam aksi/kegiatannya - interaksi dengan manusia lain - ataupun interaksi dengan lingkungan Kaitan perilaku dengan desain arsitektur ( sbg lingkungan fisik) : Yaitu bhw desain arsitektur dapat menjadi fasilitator terjadinya perilaku atau sebaliknya sebagai penghalang terjadinya perilaku.
Realitas > apa yang dibayangkan dalam imajinasi arsitek pada proses perancangan mungkin akan menghasilkan akibat yang berbeda setelah proses pemakaian/penghunian > untuk itu kita (arsitek) perlu memahami kebutuhan dasar manusia dan bagaimana hubungan antara desain arsitektur dengan perilaku manusia. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow (1943) :
- Kebutuhan fisiologi : udara, air, makan , minum, tidur, dst mrp kebutuhan paling mendasar utk kelangsungan hidup manusia. -
Kebutuhan akan keamanan/keselamatan:
Tinggal di tempat yg aman, asuransi, cadangan finansial dst - Kebutuhan sosial : persahabatan, menerima dan memberi kasih sayang dalan kehidupan sosial masyarakat dst
- Kebutuhan untuk dihargai: Pengakuan social,penghargaan diri, reputasi, memiliki yang dapat mencerminkan diri dapat dihargai orang lain, dst
- Kebutuhan untuk aktualisasi diri: Kebutuhan utk memenuhi keberadaan/eksistensi diri Contoh kasus : Dari kebutuhan dasar manusia > estetika mempunyai urutan belakang Padahal bagi kebanyakan arsitek/perancang menempatkan estetika pada urutan dalam pertimbangan desain.
Ini artinya : kebanyakan arsitek tidak menempatkan kebutuhan pengguna di dalam perancangan sebagai yang utama arsitek tidak tanggap social arsitek mungkin lebih mementingkan ketentuan /standar secara fisik Akibatnya : Banyak fasilitas2 yang dirancang > yang kmd tidak dipakai sesuai tujuan perancangan (gagal !)
Kesimpulan : Arsitek perlu mempelajari ilmu perilaku-lingkungan yang secara lebih khusus mempelajari interaksi antara perilaku manusia dengan lingkungan fisiknya, agar dapat menganalisis, menjelaskan, dan meramalkan, atau bahkan jika perlu mempengaruhi /merekayasa hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungannya utk kepentingan manusia dan lingkungannya.
STUDI LINGKUNGAN-PERILAKU (ARSITEKTUR DAN PERILAKU) BEBERAPA ISTILAH SEJENIS : 1. ENVIRONMENTAL PSYCHOLOGY/Psikologi lingkungan 2. Psikologi arsitektur 3. MAN-ENVIRONMENT RELATIONS 4. ENVIRONMENTAL SOCIOLOGY 5. HUMAN ECOLOGY Psikologi lingkungan : adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku : adalah perbuatan-perbuatan manusia, - baik yang kasat indera (overt behavior), yaitu semua tingkah laku yang bisa ditangkap langsung dg indera spt ; melempar, memukul, merokok, makan, dsb. - maupun yang tidak kasat indera (covert behavior), yaitu tingkah laku yang tidak bisa ditangkap langsung oleh indera spt ; motivasi, sikap, berfikir, beremosi, minat, dsb. Secara khusus studi arsitektur-perilaku atau “lingkungan”-perilaku dalam arsitektur meliputi penyelidikan secara sistematis tentang hubungan antara lingkungan dan perilaku manusia dan penerapannya dalam proses perancangan.
Tujuan dari studi arsitektur-perilaku adalah agar kita dapat menganalisis, menjelaskan, meramalkan, dan mempengaruhi/merekayasa hubungan antara tingkah laku manusia dengan arsitektur (lingkungannya) untuk kepentingan manusia dan kepentingan lingkungan itu sendiri. Ciri-ciri Psikologi Lingkungan 1. Dalam penelitian psikologi lingkungan, hubungan tingkah laku dan lingkungan adalah satu unit yang dipelajari dalam keadaan saling terkait, tidak berdiri sendiri. 2. Hubungan antara lingkungan dengan manusia dan tingkah lakunya adalah hubungan timbal balik. (saling mempengaruhi). 3. Interdisipliner. Terkait dengan berbagai macam ilmu/disiplin
Beberapa Aliran dalam Psikologi. Determinisme: bentuk dari tingkah laku sebagai respon (R) selalu dipengaruhi oleh bentuk rangsang/stimulus (S) S1 à R1 S2 à R2 . . Sn à Rn Ternyata, rumus ini tidak selalu berlaku ! Interaksionisme: bentuk dari tingkah laku sbg respon (R) sangat dipengaruhi oleh orangnya/organisme (O), dimana di dalam factor O tersebut terletak proses kognisi seperti motivasi, minat, emosi, dan rasio.
S
à
O1 O2 O3 On
à à à à
R1 R2 R3 Rn
SETING LINGKUNGAN
Pendidikan KOGNISI PERSEPSI Pekerjaan MOTIVASI Pengalaman Kebudayaan
SIKAP
PERILAKU
BAGAN PROSES INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGANNYA pekerjaan
0100090000037400000002001c00000000000400000003010800050000000b02000 00000050000000c02c900a503040000002e0118001c000000fb029cff000000000000 9001000000000440001254696d6573204e657720526f6d616e000000000000000000 0000000000000000040000002d01000004000000020101000500000009020000000 20d000000320a5a0000000100040000000000a303c800208b2d001c000000fb02100 0070000000000bc02000000000102022253797374656d0000000000000000000018 0000000100000008be1d00e4040000040000002d010100030000000000
Di luar bts Gagal, Stresscoping Sukses (adapt individu stress KEBUTUHAN Objek fisikpersepsi Dlm batas optimal homeostatis optimal berlanjut /adjustment) AKTUAL
efek lanjut
Skema hubungan persepsi manusia thd lingkungannya (Paul A. Bell)
Metodologi Penelitian untuk kajian arsitektur lingkungan dan perilaku 1. 2. 3. 4.
Eksperimental Observasi kuesioner, wawancara pemetaan perilaku
Contoh pemilihan beberapa teknik penelitian : Permasalahan Memperoleh informasi dalam kondisi -terkendali Memperoleh informasi perilaku manusia di tempat umum Mengetahui ke mana orang pergi
Pendekatan Testing dlm laboratorium
Teknik penelitian Simulasi/ eksperimen di laboratorium
Mengamati perilaku yang bersangkutan
Observasi natural
Menggambarkan pergerakan
-
pengukuran jejak
Mengevaluasi hasil rancangan
Evaluasi purna huni
pemetaan perilaku
Observasi dan wawancara
Observasi natural : Peneliti mengamati tingkah laku orang/sekelompok orang di suatu seting dalam situasi yang sesungguhnya (tidak dikendalikan). Yang dilakukan hanya mencatat tingkah laku yang sedang diamati. Peneliti hanya dpt memilih situasi atau kondisi lingk sesuai tujuan penelitian. Alat pengumpulan data : pedoman observasi Wawancara : Wawancara digunakan untuk menggali pendapat, perasaan, sikap, dan berbagai hal yang tidak bisa ditangkap melalui metode observasi. Atau bahkan digunakan utk melengkapi informasi yg diperoleh dari observasi Pemetaan Perilaku (Behavioral Mapping) 1. Tujuan : untuk menggambarkan perilaku dalam peta/denah, mengidentifikasikan jenis dan frekuensi perilaku, serta menunjukkan kaitan antara perilaku tersebut dengan wujud perancangan yang spesifik. 2. Pemetaan perilaku dapat dilakukan secara langsung pada
saat dan tempat di mana dilakukan pengamatan, atau dilakukan kemudian berdasarkan catatan-catatan yg telah dilakukan. 3. Prosedure pemetaan perilaku : a) buat sketsa dasar area/seting yang akan diobservasi. b) Definisikan dg jelas tentang bentuk-bentuk perilaku yang akan diamati, dihitung, didiagramkan. c) rencanakan waktu pengamatan yang jelas (sesuai tujuan) d) buat prosedure sistematis yg jelas yg harus diikuti. e)gunakan sistem coding untuk lebih mengefisienkan pekerjaan. Jenis-jenis perilaku yang biasa dipetakan : - pola perjalanan - perilaku konsumtif - keg. rumah tangga - hubungan ketetanggaan - penggunaan berbagai fasilitas publik - dll. Ada 2 cara pemetaan perilaku: 1. Place-centered Mapping : Teknik ini digunakan untuk mengetahui bagaimana manusia (sekelompok manusia) memanfaatkan atau menggunakan ruang dalam situasi waktu dan tempat tertentu. Perhatian utama adalah tempat yang spesifik. Langkah-langkah: - membuat sketsa tempat /seting, meliputi seluruh unsur
fisik yg diperkirakan akan mempengaruhi perilaku pemakai. - membuat daftar perilaku yang akan diamati serta menentukan symbol atau tanda sketsa atas setiap perilaku. - Dalam selang waktu tertentu peneliti mencatat berbagai perilaku yang terjadi dengan menggambarkan symbol-simbol pd peta dasar yg telah disiapkan.
2. Person-centered Mapping : Teknik ini menekankan pada pergerakan manusia pada suatu periode tertentu. Dg dmk teknik ini akan melibatkan tdk hanya satu tempat/lokasi, kemudian yg diamati adalah orang per-orang atau perkelompok orang (tidak semua orang/pemakai): Langkah-langkah : - menentukan sampel orang atau kelompok orang yang akan diamati. - Mencatat pergerakan dan mencatat aktivitas apa yang dilakukan oleh orang (sekelompok orang) yang diamati