ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY. “S” DENGAN
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATOLOGI RSUD WATES
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Mata Kuliah Keperawatan Anak II
Disusun Oleh :
Dita Amanda Sakti
(P07120111008)
Feri Suhindra
(P07120111015)
Fery Agustina
(P07120111016)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2013
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY. “S” DENGAN BBLR
DI RUANG PERINATOLOGI RSUD WATES
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Mata Kuliah Keperawatan Anak II
Disusun Oleh : Dita Amanda Sakti
(P07120111008) (P07120111008)
Feri Suhindra
(P07120111015) (P07120111015 )
Fery Agustina
(P07120111016) (P07120111016 )
TINGKAT III REGULER Telah mendapat persetujuan pada tanggal
September 2013
Oleh :
Mengetahui, Pembimbing Klinik,
Pembimbing Akademik, Akademik,
(Yuni Fery Anto, S.Kep.Ns) S.Kep.Ns )
(Dra. Ni Ketut Mendri S.Kep.,Ns.,M.Sc.,) S.Kep.,Ns.,M.Sc.,)
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY. “S” DENGAN BBLR
DI RUANG PERINATOLOGI RSUD WATES
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Mata Kuliah Keperawatan Anak II
Disusun Oleh : Dita Amanda Sakti
(P07120111008) (P07120111008)
Feri Suhindra
(P07120111015) (P07120111015 )
Fery Agustina
(P07120111016) (P07120111016 )
TINGKAT III REGULER Telah mendapat persetujuan pada tanggal
September 2013
Oleh :
Mengetahui, Pembimbing Klinik,
Pembimbing Akademik, Akademik,
(Yuni Fery Anto, S.Kep.Ns) S.Kep.Ns )
(Dra. Ni Ketut Mendri S.Kep.,Ns.,M.Sc.,) S.Kep.,Ns.,M.Sc.,)
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah Allah SWT SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktek klinik keperawatan dengan judul asuhan keperawatan pada bayi Ny. “S” dengan BBLR di ruang Perinatologi RSUD Wates sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Anak II. Pembuatan laporan praktek ini tidak akan terlaksana tanpa adanya kerjasama, bantuan, dukungan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada: 1. DR. Lucky Herawati, Herawati, SKM, M.Kes M.Kes selaku direktur Politeknik Politeknik Kesehatan Kesehatan kementrian Kesehatan Yogyakarta, 2. Maria H Bakri, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta, 3. Dra. Ni Ketut Ketut Mendri Mendri S.Kep.,Ns.,M.Sc., S.Kep.,Ns.,M.Sc., selaku Pembimbing Pembimbing Akademik. Akademik. 4.
Yuni Fery Anto, S.Kep.Ns selaku Pembimbing Klinik RSUD Wates
5. Teman-teman khususnya tinggkat tinggkat III yang yang juga banyak banyak membantu membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari laporan praktek ini banyak kekurangan, untuk itu penyusun
mohon
kritik
dan
saran
yang
sifatnya
membangun
demi
kesempurnaan makalah ini, yang diharapkan dapat menjadi perbaikan kami di masa mendatang. Demikian laporan praktek ini disusun, apabila banyak kesalahan penyusun mohon maaf dan semoga laporan praktek ini bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, September 2013 Penyusun
BAB I TINJAUAN PUSTAKA
A. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) 1. Pengertian Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO, 1961). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya (Prawirohardjo, 2006). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction)(Pudjiadi, dkk., 2010) 2. Klasifikasi Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010) : a. Menurut harapan hidupnya 1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram. 2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 10001500 gram. 3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari 1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya 1) Prematuritas murni Prematuritas Murni adalah bayi dengan usia kehamilan < 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai masa gestasi/usia kehamilan atau disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK) Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah : a)
Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm
b)
Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
c)
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
d)
Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus
e)
Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar
f)
Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
g)
Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
h)
Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu
i)
Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan pelipis dahi dan lengan
j)
Lemak subkutan kurang
k)
Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora
l)
Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
m) Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)
2) Retardasi PertumbuhanJanin Intra Uterin (IUGR) / Dismaturitas IUGR adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai
dengan
usia
kehamilan,
serta
menunjukkan
bayi
mengalami retardasi. Dismatur dapat terjadi preterm, term, dan post term. Dismatur Preterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB-KMK), Dismatur Term disebut juga Neonatus Cukup Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK), Dismatur Posterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK). Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan .Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu a) Proportionate IUGR Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan bulan sebelum bayi lahir sehingga berat,panjang dada lingkaran kepala
dalam
proporsi
yang
seimbang
akan
tetapi
keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue b) Disporpotionate IUGR Terjadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit , kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang 3. Etiologi Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan Ismawati, 2010).
a. Faktor ibu 1) Penyakit a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih. b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung. c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol. 2) Ibu a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun). c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya. 3) Keadaan sosial ekonomi a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang. b) Aktivitas fisik yang berlebihan c) Perkawinan yang tidak sah b. Faktor janin Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar. c. Faktor plasenta Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
d. Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun. 4. Patofisiologi Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi. a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap
peningkatan
hipoglikemia,
anemia
dll.
Hipoglikemia
menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR Prematur. b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. c.
Belum
matangnya
fungsi
mekanis
dari
saluran
pencernaan,
koordinasi antara refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi pada bayi preterm. d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan kalori yang meningkat. e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.
5. Penatalaksanaan Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dilakukan tindakan sebagai berikut: a. Mempertahankan suhu tubuh bayi Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti bayi kanguru dalam kantung ibunya. b. Pengawasan Nutrisi atau ASI Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/ kg BB (Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASIlah yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/ hari. c. Pencegahan Infeksi Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas / BBLR. Dengan demikian perawatan
dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik. d. Penimbangan Ketat Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat. e. Ikterus Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat f.
Pernapasan Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus dirawat terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobserfasi usaha pernapasan
g. Hipoglikemi Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah secara teratur 6. Prognosa Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin
rendah
berat
bayi
,
makin tinggi
angka
kematian
)
,
asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan pernapasan , perdarahan interafentrikuler , displasia bronkopulmonal, retrolental f ibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis, hipoglikemi, hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan persalinan dan pos natal (pengaturan suhun lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi,
mengatasi
gangguan
pernapasan,
asfiksia
hiperbilirubinemia,
hipoglikemia dan lain – lain ) 7. Komplikasi 1.
Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin
2.
Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3.
Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4.
Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
5.
Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
6.
Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
B. Asuhan keperawatan 1. Pengkajian a. Biodata Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan terganggu b. Keluhan utama Menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau suhu tubuh rendah c. Riwayat penayakit sekarang Lahir
spontan,SC
umur
kehamilan
antara
24
sampai
37
minnggu,berat badan kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada 1 sampai 5 menit,0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal d. Riwayat penyakit dahulu Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion e. Riwayat penyakit keluarga Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB Paru,Tumor kandungan,Kista,Hipertensi f.
ADL 1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya
absorbsi
terganggu
kurang/lemah
sehingga
kebutuhan
nutrisi
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia 3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan 4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas 5) Pola
Eliminasi:
BAB
yang
pertama
kali
keluar
adalah
mekonium,produksi urin rendah g. Pemeriksaan 1) Pemeriksaan Umum a) Kesadaran compos mentis b) Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 120-140X/menit c) RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 40X/menit d) Suhu : kurang dari 36,5 C 2) Pemeriksaan Fisik a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-rata
120
sampai
160x/menit,
bunyi
jantung
(murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat, pengisisan capilary refill (kurang dari 2-3 detik). b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot aksesoris, cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 4060x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau ronkhi. c) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna,
konsistensi
dan
bau),
BAB
(jumlah,
warna,
karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan dan megisap yang lemah. d) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah, warna, berat jenis, dan PH). e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks moro, menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari
33 cm, respon pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak. f)
Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.
g) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi, pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas. h) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm, lingkar lengan atas, lingkar perut, keadaan rambut tipis, halus, lanugo pada punggung dan wajah, pada wanita klitoris menonjol,
sedangkan
pada
laki-laki
skrotum
belum
berkembang, tidak menggantung dan testis belum turun., nilai APGAR pada menit 1 dan ke 5, kulit keriput. 2. Diagnosa Keperawatan a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan
perkembangan
otot,
penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik. b. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan. c. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas. d. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.
3. Perencanaan Keperawatan No 1
Diagnosa Perawatan
Tujuan dan Kriteria
Pola nafas tidak efektif Tujuan:
1. Letakkan bayi terlentang
dengan Kebutuhan
berhubungan
O2
bayi
pusat terpenuhi Kriteria:
maturitas pernafasan,
perkembangan
otot,
penurunan energi/kelelahan,
60 kali permenit.
dapat mengurangi kelancaran jalan nafas.
meletakkan bantal atau selimut diatas bahu bayi
3. Tidak cyanosis.
cm
tubuh
metabolik.
lurus, dan leher sedikit
sehingga bahu terangkat 2-3
dan
1. Memberi rasa nyaman dan mengantisipasi flexi leher yang
2. Pernafasan teratur. 4. Wajah
ketidakseimbangan
Rasional
dengan alas yang data, kepala tengadah/ekstensi dengan
1. Pernafasan normal 40-
keterbatasan
Intervensi
seluruh 2. Bersihkan jalan nafas, mulut, Berwarna
kemerahan
hidung bila perlu.
(pink
2. Jalan nafas harus tetap dipertahankan bebas dari lendir untuk menjamin
variable).
pertukaran gas yang
5. Gas darah normal
sempurna.
PH = 7,35 – 7,45
3. Observasi gejala kardinal dan
PCO2 = 35 mm Hg
3. Deteksi dini adanya kelainan.
tanda-tanda cyanosis tiap 4
PO2 = 50 – 90 mmHg
jam 4. Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian O 2
4. Mencegah terjadinya hipoglikemia
dan pemeriksaan kadar gas darah arteri 2. Thermoregulasi
tidak Tujuan
1. Letakkan bayi terlentang
Tidak terjadi hipotermia
efektif
berhubungan Kriteria
dengan
kontrol
yang
imatur
suhu 1. Suhu dan
tubuh
diatas pemancar panas (infant
pada suhu lingkungan
warmer)
sehingga meletakkan bayi
36,5 –
37,5°C
menjadi hangat 2. Singkirkan kain yang sudah
penurunan lemak tubuh 2. Akral hangat 3. Warna seluruh tubuh subkutan. kemerahan
1. Mengurangi kehilangan panas
dipakai untuk mengeringkan
2. Mencegah kehilangan tubuh melalui konduksi.
tubuh, letakkan bayi diatas tubuh, letakkan bayi diatas handuk / kain yang kering dan hangat. 3. Observasi suhu bayi tiap 6 jam.
3. Perubahan suhu tubuh bayi dapat menentukan tingkat hipotermia
4. Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian Infus
4. Mencegah terjadinya hipoglikemia
Glukosa 5% bila ASI tidak mungkin diberikan. 3. Gangguan nutrisi
:
kebutuhan Tujuan:Kebutuhan kurang
kebutuhan berhubungan ketidak
dari terpenuhi tubuh Kriteria
dengan 1. Bayi mampuan
mencerna nutrisi karena imaturitas.
nutrisi 1. Lakukan observasi BAB dan
dapat
pespeen
/
BAK jumlah dan frekuensi
eliminasi bayi dan segera
serta konsistensi.
mendapat tindakan /
minum
perawatan yang tepat.
personde 2. Monitor turgor dan mukosa
dengan baik.
mulut.
2. Berat badan tidak turun 3. Monitor intake dan out put. lebih dari 10%. 3. Retensi tidak ada.
1. Deteksi adanya kelainan pada
2. Menentukan derajat dehidrasi dari turgor dan mukosa mulut. 3. Mengetahui keseimbangan cairan tubuh (balance)
4. Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan.
4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat.
efektif
berhubungan Kriteria
dengan
kontrol
yang
imatur
warmer)
suhu 1. Suhu dan
tubuh
36,5 –
37,5°C
menjadi hangat 2. Singkirkan kain yang sudah
penurunan lemak tubuh 2. Akral hangat 3. Warna seluruh tubuh subkutan. kemerahan
sehingga meletakkan bayi
dipakai untuk mengeringkan
2. Mencegah kehilangan tubuh melalui konduksi.
tubuh, letakkan bayi diatas tubuh, letakkan bayi diatas handuk / kain yang kering dan hangat. 3. Observasi suhu bayi tiap 6 jam.
3. Perubahan suhu tubuh bayi dapat menentukan tingkat hipotermia
4. Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian Infus
4. Mencegah terjadinya hipoglikemia
Glukosa 5% bila ASI tidak mungkin diberikan. 3. Gangguan nutrisi
:
kebutuhan Tujuan:Kebutuhan kurang
kebutuhan berhubungan ketidak
nutrisi 1. Lakukan observasi BAB dan
dari terpenuhi tubuh Kriteria
dengan 1. Bayi mampuan
mencerna nutrisi karena imaturitas.
dapat
pespeen
/
BAK jumlah dan frekuensi
eliminasi bayi dan segera
serta konsistensi.
mendapat tindakan /
minum
perawatan yang tepat.
personde 2. Monitor turgor dan mukosa
dengan baik.
mulut.
2. Berat badan tidak turun 3. Monitor intake dan out put. lebih dari 10%. 4. Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan.
5. Lakukan control berat badan setiap hari. 6. Lakukan control berat badan setiap hari. infeksi Tujuan:
1. Lakukan teknik aseptik dan perawatan
berhubungan
Selama
dengan pertahanan
terjadi komplikasi (infeksi)
tidak
dari turgor dan mukosa mulut. 3. Mengetahui keseimbangan
infeksi. 2. Tidak ada gangguan
4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat.
5. Penambahan dan penurunan berat badan dapat di monito 6. Penambahan dan penurunan berat badan dapat di monitor 1. Pada bayi baru lahir daya
antiseptik dalam memberikan
tahan tubuhnya kurang /
asuhan keperawatan
rendah.
2. Cuci tangan sebelum dan imunologis yang kurang. Kriteria 1. Tidak ada tanda-tanda sesudah melakukan tindakan.
fungsi tubuh.
2. Menentukan derajat dehidrasi
cairan tubuh (balance)
3. Retensi tidak ada.
4. Resiko
1. Deteksi adanya kelainan pada
3. Pakai baju khusus/ short waktu masuk ruang isolasi
2. Mencegah penyebaran infeksi nosokomial. 3. Mencegah masuknya bakteri dari baju petugas ke bayi
(kamar bayi) 4. Lakukan perawatan tali pusat dengan triple dye 2 kali sehari.
4. Mencegah terjadinya infeksi dan memper-cepat pengeringan tali pusat karena mengan-dung anti biotik, anti jamur, desinfektan.
5. Jaga kebersihan (badan, pakaian) dan lingkungan bayi. 6. Observasi tanda-tanda infeksi
5. Mengurangi media untuk pertumbuhan kuman. 6. Deteksi dini adanya kelainan
dan gejala kardinal 7. Hindarkan bayi kontak dengan 7. Mencegah terjadinya sakit. 8. Kolaborasi dengan team
penularan infeksi. 8. Mencegah infeksi dari
5. Lakukan control berat badan setiap hari. 6. Lakukan control berat badan setiap hari. 4. Resiko
infeksi Tujuan:
1. Lakukan teknik aseptik dan
berhubungan
Selama
perawatan
tidak
dengan pertahanan
terjadi komplikasi (infeksi)
2. Tidak ada gangguan fungsi tubuh.
berat badan dapat di monito 6. Penambahan dan penurunan berat badan dapat di monitor 1. Pada bayi baru lahir daya
antiseptik dalam memberikan
tahan tubuhnya kurang /
asuhan keperawatan
rendah.
2. Cuci tangan sebelum dan imunologis yang kurang. Kriteria 1. Tidak ada tanda-tanda sesudah melakukan tindakan. infeksi.
5. Penambahan dan penurunan
3. Pakai baju khusus/ short waktu masuk ruang isolasi
2. Mencegah penyebaran infeksi nosokomial. 3. Mencegah masuknya bakteri dari baju petugas ke bayi
(kamar bayi) 4. Lakukan perawatan tali pusat dengan triple dye 2 kali sehari.
4. Mencegah terjadinya infeksi dan memper-cepat pengeringan tali pusat karena mengan-dung anti biotik, anti jamur, desinfektan.
5. Jaga kebersihan (badan, pakaian) dan lingkungan bayi. 6. Observasi tanda-tanda infeksi
5. Mengurangi media untuk pertumbuhan kuman. 6. Deteksi dini adanya kelainan
dan gejala kardinal 7. Hindarkan bayi kontak dengan 7. Mencegah terjadinya sakit. 8. Kolaborasi dengan team
medis untuk pemberian
penularan infeksi. 8. Mencegah infeksi dari
pneumonia
antibiotik. 9. Siapkan pemeriksaan laboratorat sesuai advis dokter yaitu pemeriksaan DL, CRP.
9. Sebagai pemeriksaan penunjang
medis untuk pemberian
pneumonia
antibiotik. 9. Siapkan pemeriksaan laboratorat sesuai advis
9. Sebagai pemeriksaan penunjang
dokter yaitu pemeriksaan DL, CRP.
BAB II TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN TanggalPengkajian
: Selasa, 10 September 2013
Metode
: Wawancara, observasi, Pemeriksaan Fisik dan Studi
Dokumen Sumber Informasi
: Klien, keluarga klien, rekam medis klien
Dilakukan oleh
: kelompok 4 (Dita, Feri, Fery)
1. Identitas Nama
: By. Ny. S
TTL
: Kulonprogo, 8 September 2013 jam 17.55
Jenis kelamin
: Perempuan
Nama ayah
: Tn. S
Umur
: 48 th
Nama ibu
: Ny. S
BAB II TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN TanggalPengkajian
: Selasa, 10 September 2013
Metode
: Wawancara, observasi, Pemeriksaan Fisik dan Studi
Dokumen Sumber Informasi
: Klien, keluarga klien, rekam medis klien
Dilakukan oleh
: kelompok 4 (Dita, Feri, Fery)
1. Identitas Nama
: By. Ny. S
TTL
: Kulonprogo, 8 September 2013 jam 17.55
Jenis kelamin
: Perempuan
Nama ayah
: Tn. S
Umur
: 48 th
Nama ibu
: Ny. S
Umur
: 31 th
Agama
: Islam
Pendidikan ayah
: SMA
Pendidikan ibu
: SMA
Pekerjaan ayah
: Karyawan swasta
Pekerjaan ibu
: Ibu Rumah Tangga
Suku kebangsaan
: Jawa, Indonesia
Alamat
: Dusun Pulo, Galurejo, Lendah
Diagnose medis
: BBLR, KB, KMK Spontan KPD 4 hari
No RM
: 57.15.33
2. Keluhan utama Ibu bayi mengeluh bayinya saat lahir memiliki berat badan rendah yaitu 1500 gram. 3. Keluhan lain Pertambahan berat badan bayi lambat, lemah dan tidak bisa menetek. 4. Riwayat Kesehatan Sekarang Klien dirawat di inkubator, tangisan lemah, gerak agak lemah, bibir kering, tidak ada kejang.
5. Riwayat kelahiran dan persalinan a. Antenatal Ny. S menyatakan kehamilan pertama, G1P0A0, usia 31 tahun, klien periksa ANC kurang lebih 5 kali di bidan. Klien juga tidak merokok, makan teratur dan tidak mempunyai riwayat penyakit kehamilan. b. Intranatal Ny. S menyatakan, pada hari Rabu tanggal 5 september 2013 ia merasakan ketuban
rembes,
namun
belum
ada
tanda
persalinan.
Ia
kemudian
memeriksakan diri ke RSUD Wates, kemudian rawat inap hingga hari Sabtu dan diijinkan pulang. Pada Hari Minggu, jam 08.00 WIB Ny.S datang lagi dengan keluhan yang sama. Jam 17.55 WIB melahirkan secara spontan di kamar bersalin RSUD Wates, usia kehamilan 35 minggu 4 hari, kurang bulan, tidak ada penyulit persalinan, komplikasi persalinan KPD 4 hari, ketuban habis. c. Postnatal Bayi lahir langsung menangis. Usaha nafas spontan. Air ketuban habis. APGAR score 6/8. Tidak ada trauma saat lahir. Klienmendapat Vit K, imunisasi HB 0 dan salep mata chlorampenikol.
6. RiwayatKeluarga a. Genogram
Ibu Klien
Ayah Klien
31 th
35th
Klien 3 hari
Keterangan :
: laki – laki
: perempuan
: bayi ny.S
: tinggal serumah
b. Riwayat kesehatan keluarga Ny.S mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada riwayat melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah. Keluarga klien tidak ada riwayat hipertensi, diabetes, ginjal, jantung.
7. Keadaan kesehatan saat ini a.
Status Nutrisi dan cairan
a. Bayi mendapat intake oral ASI 1-2cc setiap 3 jam melalui OGT . Residu 0,5-2 cc awal kelahiran berupa lendir, hari selanjutnya berupa ASI. Klien terpasang IVFD D5% ¼ NS b.
Aktivitas istirahat Bayi tampak kurang aktif, banyak tidur, menangis keras.
c.
Perawatan kebersihan diri Bayi mandi di dalam inkubator secara sponge bath setiap pagi hari dan perawatan tali pusat. Popok diganti tiap selesai mandi dan tiap bayi b.a.b serta sudah b.a.k terlalu banyak. Bayi tampak bersih dan tidak tampak tanda iritasi.
d.
Eliminasi Setelah lahir bayi BAK dan belum BAB. Klien dilakukan lavemen NaCl setelah 2 hari tidak BAB. Feses mekonium jumlah sedikit.
8. Keadaan psikologis orang tua Ny. S menyatakan khawatir dengan keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya cepat pulang seperti bayi- bayi lainnya. Ia mengusahakan untuk taat instrusi dokter dan perawat, agar anaknya cepat pulang. Bayi sangat diinginkan dan seluruh keluarga mendukung kesehatan bayi. Ibu bayi tampak lelah dan mengeluk ASI keluar sedikit.
9. Pemeriksaan fisik a. Keadaan Umum
:Gerak kurang aktif,menangis kuat, banyak tidur
b. Tanda vital
:
N
: 122x/menit
RR
:44x/menit
:36,4oC
S c. Antropometri BB
: 1580 gr
PB
: 39,5 cm
LK
: 29 cm
LD
: 25 cm
Lila (kiri) : 7 cm d. Reflek Bayi memiliki reflek moro yang baik, reflek menggenggam baik dan refleks menghisap lemah e. Kepala / Leher Fontanel lunak, tidak cekung dan tidak menonjol, sutura tepat, wajah simetris. f.
Mata Terdapat dischart pada mata, sclera tidak ikterik.
g. Mulut Mulut terlihat kotor dan kering. Tidak terdapat sianosis dan kelainan labio palato schizis. Terpasang OGT pada mulut bayi untuk mengetahui residu ASI. h. THT 1) Telinga Bentuk telinga simetris, kartilago tampak belum sempurna, tidak ada cairan abnormal 2) Hidung Lubang hidung simetris, tidak terdapat pernapasan cuping hidung. i.
Respirasi Bentuk toraks simetris. Diameter anteroposterior :lateral 1:1. Tidak terdapat penggunaan otot-otot pernapasan tambahan. Tidak terdapat retraksi dada. Respirasi 44 kali per menit teratur. T angisan keras.
j.
Kardiovaskuler HR 122x/menit, kuat, teratur, posisi kiri atas, tidak terdapat sianosis.
k. Gastrointestinal Tidak terdapat distensi abdomen, bising usus (+), residu berupa lendir dan ASI 0,5-2 cc. l.
Ekstremitas 1) Atas
: lengkap tidak ada kelainan, akral kadang dingin dan pucat
2) Bawah
: lengkap tidak ada kelainan, akral kadang dingin dan pucat
m. Umbilikus
Tali pusat bayi berwarna hitam pada bagian ujung, namun berwarna kuning keputihan pada bagian lainnya. Tali pusat belum lepas. Tidak tampak tandatanda infeksi pada tali pusat bayi. n. Integumen Kulit berwarna kemerahan, tidak ikterik. Turgor kulit cukup. 10. Terapi b. Termoregulasi dengan inkubator suhu 34 oC c. ASI eksklusif melaui OGT d. IVFD D5% ¼ NS 11. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan darah rutin tanggal 8 september 2013 Parameter
Nilai
Nilai Normal
Satuan
HB
16
14 – 24
g/dl
Hematokrit
43,1
44 – 64
%
Leukosit
28,04
4 - 10,5
Trombosit
77
150 – 450
Eritrosit
4,30
4,8 – 7,1
MDV
11,1
6,5 – 12
FL
PDW
17,3
9 – 12
%
PCT
0,1
0,108 – 0,282
%
b. Pemeriksaan GDS tanggal 9 September 2013 jam 18.00 WIB GDS :82 mg/dl
/uL
/uL
/uL
B. ANALISIS DATA No 1
Data
Masalah
Penyebab
DS : -
Ketidakefektifan
Imaturitas
DO :
termoregulasi
termoregulasi
a. UK : 35+4 mg
dalam
b. BB : 1580 gram
kurangnya
c. Nadi : 122 x/menit
cadangan lemak
d. Suhu : 36,4 °C
subkutan
tubuh,
e. RR : 44 x/menit f. 2
Ekstermitas kadang teraba dingin
DS : -
Resiko infeksi
Pertahanan
DO :
tubuh
a. Riwayat komplikasi persalinan : KPD
adekuat,
4 hari
tidak
prematuritas,
b. Leukosit 28,04 103 UL
status
c. BB : 1580 gram
menurun
imun
d. Nadi : 122 x/menit e. Suhu : 36,4 °C f.
RR : 44 x/menit
g. Terdapat tali pusat yang masih mongering h.
Terpasang
infuse
di
ekstermitas
atas kanan 3
DS : -
Ketidakseimbangan
Prematuritas,
DO :
nutrisi : kurang dari
ketidakmampuan
a. Bayi terpasang OGT
kebutuhan tubuh
mengabsorbsi
b. Bayi tidak dapat menetek ibu
nutrien
c. BB 1580 gram d. Terpasang IVFD D5% di tangan kanan e. Terdapat residu 0,5 - 2 cc/ 3 jam f. 4
Bibir tampak kering
DS:
Ansietas orang tua
a. Ny. S menyatakan khawatir dengan keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya cepat pulang.
Hospitalisasi anak
b. Ia menyatakan khawatir dengan berat badan anaknya yang menurun c. Ibu klien mengeluh produksi ASI sedikit DO: g. Ibu klien tampak cemas terhadap keadaan klien h. Ibu klien tampak lelah dan mata berkantung
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN. 1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam tubuh, ditandai dengan : DS : Ibu bayi menyatakan suhu anaknya tidak stabil, kadang tinggi, kadang rendah. DO : a. UK : 35+4 mg b. BBL : 1500 gram c. Nadi : 122 x/menit d. Suhu : 36,4 °C e. RR : 44 x/menit 2. Resiko Infeksi b.d Pertahanan tubuh tidak adekuat, prematuritas, status imun menurun ditandai dengan : DS : DO : a. Riwayat komplikasi persalinan : KPD 4 hari b. Leukosit 28,04 103 UL c.
BB : 1580 gram
d.
Nadi : 122 x/menit
e.
Suhu : 36,4 °C
f.
RR : 44 x/menit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ditandai dengan : DS : DO : a. Bayi terpasang OGT
b. Bayi tidak dapat menetek ibu c. BB 1580 gram d. Terpasang IVFD D5% di tangan kanan e. Terdapat residu 0,5 - 2 cc/ 3 jam f.
Bibir tampak kering
4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, ditandai dengan: DS: a. Ny. S menyatakan khawatir dengan keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya cepat pulang. b. Ia menyatakan khawatir dengan berat badan anaknya yang menurun c. Ibu klien mengeluh produksi ASI sedikit DO: a. Ibu klien tampak cemas terhadap keadaan klien b. Ibu klien tampak lelah dan mata berkantung
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama : By. Ny “S”
Dx Medis :
Umur : BBL
RM
NO 1
Diagnosa
BBLR
: 57.15.33
Tujuan
Intervensi
Rasional
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Ketidakefektifan
Setelah dilakukan asuhan
1. Pantau suhu tiap 6 jam
1. Menilai
termoregulasi
keperawatan selama 3 x 24
berhubungan dengan
jam, suhu tubuh bayi stabil
perkembangan
termoregulasi bayi 2. Pantau gejala hipotermi dan
maturitas termoregulasi
dengan kriteria hasil :
dalam tubuh, kurangnya
Suhu normal 36-37,5 C
hipertermi
cadangan lemak
Akral hangat
cepat teratasi
subkutan d.d :
Bayi tidak menggigil dan
DS : -
3. Atur suhu inkubator sesuai
hipotermi
mg
kangguru
b. BB : 1580 gram
mother
care
setelah keadaan bayi stabil
c. Nadi : 122 x/menit
sehingga
lebih
dan
kehangatan
dapat
5. Mandikan
bayi
dalam
e. RR : 44 x/menit
inkubator
secara
sponge
f.
bath dengan air hangat
Fery A
Ekstermitas kadang
bayi
meningkatkan
berat badan bayi 5. Menjaga
d. Suhu : 36,4 °C
dan
3. Menjaga bayi tetap hangat
4. Anjurkan ibu penggunaan 4. Menjaga
Bayi tidak pucat
+4
gejala
program terapi kolaborasi
tidak kepanasan
DO : a. UK : 35
hipertermi
2. Mengetahui lebih dini adanya
kebersihan
bayi
dengan
tetap
mempertahankan kehangatan
teraba dingin
Fery A
Fery A 2
Selasa, 09 Juli 2013
Selasa, 09 Juli 2013
Selasa, 09 Juli 2013
Selasa, 09 Juli 2013
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
b.d
Setelah dilakukan asuhan
a. Kaji TTV dan tanda infeksi
Pertahanan tubuh tidak
keperawatan selama 3 x
b. Lakukan perawatan tali
adekuat, prematuritas,
24 jam, klien terhindar dari
status imun menurun
infeksi,
ditandai dengan :
hasil:
Resiko
Infeksi
dengan
kriteria
pusat c. Anjurkan ibu mencuci
dan
payudara sebelum
TTV normal
memeras ASI, kontak
DO :
AL normal
dengan bayi
Tidak ada tanda letargi
memper-cepat
pengeringan tali pusat c. Meminimalkan
terjadinya
infeksi silang ibu dan bayi
d. Kolaborasi pemeriksaan
d. Leukosit
tinggi
b. BB : 1580 gram
darah lengkap terutama
mengindikasikan
c. Nadi : 122 x/menit
leukosit
infeksi
d. Suhu : 36,4 °C
Dita
Dita
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Ketidakseimbangan
Setelah
nutrisi kurang dari
keperawatan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
adanya
Dita
e. RR : 44 x/menit 3
lanjut b. Mencegah terjadinya infeksi
DS : -
a. Leukosit 28,04
a. Menentukan intervensi lebih
diberi
asuhan
selama3x24
jam kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan criteria :
prematuritas,
a. TTVnormal
ketidakmampuan
b. Tidak
ada
1. Pantau intake dan output nutrisi
tanda
keseimbangan
nutrisi bayi
2. Pantau BB setiap hari 3. Lakukan perawatan mulut 4. Lakukan
1. Mengetahui
pengecekan
residu lambung
2. Mengetahui
perkembangan
bayi 3. Memberikan pada bayi
kenyamanan
Fery A 2
Selasa, 09 Juli 2013
Selasa, 09 Juli 2013
Selasa, 09 Juli 2013
Selasa, 09 Juli 2013
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
b.d
Setelah dilakukan asuhan
a. Kaji TTV dan tanda infeksi
Pertahanan tubuh tidak
keperawatan selama 3 x
b. Lakukan perawatan tali
adekuat, prematuritas,
24 jam, klien terhindar dari
status imun menurun
infeksi,
ditandai dengan :
hasil:
Resiko
Infeksi
dengan
kriteria
pusat c. Anjurkan ibu mencuci
dan
payudara sebelum
memper-cepat
pengeringan tali pusat
TTV normal
memeras ASI, kontak
DO :
AL normal
dengan bayi
Tidak ada tanda letargi
c. Meminimalkan
terjadinya
infeksi silang ibu dan bayi
d. Kolaborasi pemeriksaan
d. Leukosit
tinggi
b. BB : 1580 gram
darah lengkap terutama
mengindikasikan
c. Nadi : 122 x/menit
leukosit
infeksi
d. Suhu : 36,4 °C
Dita
Dita
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Ketidakseimbangan
Setelah
nutrisi kurang dari
keperawatan
kebutuhan tubuh
diberi
asuhan
selama3x24
jam kebutuhan nutrisi klien
berhubungan dengan
terpenuhi dengan criteria :
prematuritas,
a. TTVnormal
ketidakmampuan
b. Tidak
mengabsorbsi nutrient ditandai dengan :
ada
tanda
meningkat
15gram/hari d. Tidak
a. Bayi terpasang OGT tidak
ada
residu
lambung
dapat e. Bibir lembab
3. Lakukan perawatan mulut pengecekan
residu lambung
perkembangan
bayi 3. Memberikan
kenyamanan
pada bayi
ibu
cara
ASI
yang
4. Mengetahui
6. Berikan intake ASI tiap 3
kapasitas
lambung bayi 5. Mencegah
kerusakan
ASI
untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bayi
7. Kelola pemberian IVFD D5%
d. Terpasang
keseimbangan
2. Mengetahui
jam melalui OGT
c. BB 1580 gram
di
2. Pantau BB setiap hari
menyiapkan
1. Mengetahui nutrisi bayi
benar
menetek ibu
D5%
nutrisi
5. Ajarkan
c. BB
DO :
1. Pantau intake dan output
4. Lakukan
hipoglikemi
DS : -
b. Bayi
adanya
Dita
e. RR : 44 x/menit 3
lanjut b. Mencegah terjadinya infeksi
DS : -
a. Leukosit 28,04
a. Menentukan intervensi lebih
6. Nutrisi
yang
sedikit
tapi
sering untuk lambung yang
Feri S
belum matur
IVFD
Feri S
tangan
7. Memberi tambahan asupan nutrisi
kanan
Feri S
e. Terdapat residu 0,5 - 2 cc/ 3 jam f. 4
Bibir tampak kering
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Ansietas orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, ditandai dengan: DS: a. Ibu klien menyatakan
Setelah
diberi
asuhan
keperawatan selama 2x24 jam,
ansietas
berkurang
dengan kriteria:
Ibu klien tampak tenang
Ibu
klien
melaporkan
cemas berkurang
1. Dorong
keluarga
1. Berbagi informasi membentuk
pasien/orang terdekat untuk
dukungan atau kenyamanan
mengkomunikasikan
dan
dengan seseorang, berbagi
tegangan
pernyataan dan masalah.
kekhawatiran
dapat
menghilangkan terhadap yang
tidak
kondisi
bayi
diekspresikan. 2. Mengetahui
mengabsorbsi nutrient ditandai dengan :
hipoglikemi
5. Ajarkan
c. BB
DS : -
meningkat
15gram/hari
DO :
d. Tidak
a. Bayi terpasang OGT b. Bayi
tidak
ada
residu
lambung
ASI
yang
dapat e. Bibir lembab
6. Berikan intake ASI tiap 3
kapasitas
lambung bayi kerusakan
ASI
untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bayi
7. Kelola pemberian IVFD D5%
d. Terpasang
4. Mengetahui
5. Mencegah
jam melalui OGT
c. BB 1580 gram
6. Nutrisi
yang
sedikit
tapi
sering untuk lambung yang
Feri S
belum matur
IVFD
di
cara
benar
menetek ibu
D5%
menyiapkan
ibu
Feri S
7. Memberi tambahan asupan
tangan
nutrisi
kanan
Feri S
e. Terdapat residu 0,5 - 2 cc/ 3 jam f. 4
Bibir tampak kering
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Selasa, 10 Sept 2013
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Jam 19.30 WIB
Ansietas orang tua
Setelah
berhubungan dengan hospitalisasi anak,
asuhan
keperawatan selama 2x24 jam,
ditandai dengan:
diberi
ansietas
berkurang
dengan kriteria:
DS: a. Ibu klien
Ibu klien tampak tenang
Ibu
menyatakan
klien
1. Dorong
keluarga
1. Berbagi informasi membentuk
pasien/orang terdekat untuk
dukungan atau kenyamanan
mengkomunikasikan
dan
dengan seseorang, berbagi
tegangan
pernyataan dan masalah.
kekhawatiran
keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya cepat
Ibu
klien
2. Mengetahui
melaporkan
2. Berikan informasi mengenai
produksi asi bertambah
keadaan bayi saat ini, apa
Ibu
yang dapat membuat lebih
klien
mengerti
tentang perawatan klien
pulang.
menghilangkan terhadap yang
tidak
kondisi
bayi
diekspresikan.
melaporkan
cemas berkurang
khawatir dengan
dapat
baik,
dan
apa
menurunkan
kecemasan
orangtua.
yang
membuat lebih buruk
b. Ibu klien
Fery A
3. Ajarkan dan anjurkan klien
menyatakan
teknik
relaksasi
khawatir dengan
nafas dalam.
dengan
3. Memberikan control situasi, meningkatkan perilaku positif.
berat badan anaknya yang
Fery A Fery A
menurun c. Ibu klien mengeluh produksi ASI sedikit DO: a. Ibu
klien
cemas
tampak terhadap
keadaan klien b. Ibu lelah
klien dan
berkantung
tampak mata
khawatir dengan
keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya cepat
Ibu
klien
melaporkan
2. Berikan informasi mengenai
produksi asi bertambah
keadaan bayi saat ini, apa
Ibu
yang dapat membuat lebih
klien
mengerti
tentang perawatan klien
pulang.
baik,
dan
apa
menurunkan
kecemasan
orangtua.
yang
membuat lebih buruk
b. Ibu klien
Fery A
3. Ajarkan dan anjurkan klien
menyatakan
teknik
relaksasi
khawatir dengan
nafas dalam.
dengan
3. Memberikan control situasi, meningkatkan perilaku positif.
berat badan anaknya yang
Fery A Fery A
menurun c. Ibu klien mengeluh produksi ASI sedikit DO: a. Ibu
klien
cemas
tampak terhadap
keadaan klien b. Ibu lelah
klien dan
berkantung
tampak mata
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI No
Implementasi
Dx 1
Evaluasi
Rabu, 11 Sept 2013
S:-
8.30 WIB
O : Bayi bersih, tali pusat menghitam
Memandikan bayi dalam inkubator
kering, tidak menggigil A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan tercapai sebagian P : Jaga kehangatan
1
Rabu, 11 Sept 2013
S:-
9.30 WIB
O : T : 36,5 oC , HR 130 x/ menit
Mengukur vital sign
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 6 jam
1
Rabu, 11 Sept 2013
S:-
16.00 WIB
O : T :38,4 oC, HR 127x/menit
Mengukur vital sign
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan tercapai sebagian
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI No
Implementasi
Dx 1
Evaluasi
Rabu, 11 Sept 2013
S:-
8.30 WIB
O : Bayi bersih, tali pusat menghitam
Memandikan bayi dalam inkubator
kering, tidak menggigil A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan tercapai sebagian P : Jaga kehangatan
1
Rabu, 11 Sept 2013
S:-
9.30 WIB
O : T : 36,5 oC , HR 130 x/ menit
Mengukur vital sign
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 6 jam
1
Rabu, 11 Sept 2013
S:-
16.00 WIB
O : T :38,4 oC, HR 127x/menit
Mengukur vital sign
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 6 jam
1
Rabu, 11 Sept 2013
S:-
16.30 WIB
O : T : 36,4oC, suhu incubator diturunkan
Memberikan kompres hangat
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan tercapai sebagian P : Pantai suhu incubator
1
Kamis, 12 Sept 2013
S:-
02.00 WIB
O : T :36,5 oC, HR 103x/menit
Mengukur vital sign
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 6 jam
1
Kamis, 12 Sept 2013
S:-
Jam 8.30
O : Bayi bersih, tali pusat menghitam
Memandikan bayi dalam incubator
kering, tidak menggigil A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan tercapai sebagian P : Jaga kehangatan
1
Kamis, 12 Sept 2013
S:-
Jam 10.00
O : T :36,2 oC, HR 123x/menit
Mengukur vital sign
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 6 jam
1
Kamis, 12 Sept 2013
S:-
Jam 16.00
O : T :36 oC, HR 119 x/menit
Mengukur vital sign
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 6 jam
2
Rabu, 11 Sept 2013
S :-
9.00 WIB
O : Tali pusat kering menghitam, tidak
Melakukan perawatan tali pusat
ada tanda infeksi, tidak tertutup A : Risiko infeksi, tujuan tercapai sebagian P : Lakukan perawatan setiap hari
2
2
Rabu, 11 Sept 2013
S :Ibu mengatakan paham terhadap
20.30 WIB
anjuran
Menganjurkan ibu mencuci payudara
O : Ibu tampak mengerti dengan anjuran
sebelum memerah asi dan cuci
perawat
tangan sebelum kontak dengan bayi
A : Risiko ifeksi, tujuan tercapai sebagian
Kamis, 11Sept 2013
S :-
Jam 9.00
O : Tali pusat kering menghitam, tidak
Melakukan perawatan tali pusat
ada tanda infeksi, tidak tertutup A : Risiko infeksi, tujuan tercapai sebagian P : Lakukan perawatan setiap hari
3
Selasa, 10 Sept2013
S :-
Jam 21.00
O : Residu 0,5 cc berupa ASI, dibuang
Mengecek residu lambung
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Berikan intake melalui ogt sesuai kapasitas lambung
3
Selasa, 10 Sept2013
S:-
Jam 21.00
O : Nutrisi masuk 1 cc
Memberikan nutrisi melalui ogt ASI
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Berikan nutrisi setiap 3 jam 3
Selasa, 10 Sept 2013
S:-
Jam 21.00
O :Intake : ASI 1 cc, IVFD D5%, output:
Memantau intake dan output bayi
urin, residu 0,5 cc A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 3 jam
3
Rabu, 11 Sept 2013
S: -
Jam 9.00
O : Mulut lebih kering dan bersih
Melakukan oral hygiene
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Lakukan setiap 2 hari
3
Rabu, 11 Sept2013
S :-
Jam 9.00
O : Residu 1 cc berupa ASI, dimasukkan
Mengecek residu lambung
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Berikan intake melalui ogt sesuai kapasitas lambung
3
Rabu, 11 Sept2013
S:-
Jam 9.00
O : Nutrisi masuk 1 cc
Memberikan nutrisi melalui ogt ASI
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Berikan nutrisi setiap 3 jam
3
Rabu, 11 Sept 2013
S:-
Jam 9.00
O :Intake : ASI 1 cc, IVFD D5%, output:
Memantau intake dan output bayi
residu 1 cc A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 3 jam
3
Kamis, 12 Sept2013
S :-
Jam 9.00
O : tidak ada residu
Mengecek residu lambung
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Berikan intake melalui ogt sesuai kapasitas lambung
Kamis, 12 Sept 2013
S:-
Jam 9.00
O : Nutrisi masuk 2 cc
Memberikan nutrisi melalui ogt ASI
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Berikan nutrisi setiap 3 jam
Kamis, 12 Sept 2013
S:-
Jam 9.00
O :Intake : ASI 2 cc, IVFD D5%, output:
Memantau intake dan output bayi
urin A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 3 jam
4
Selasa, 10 Sept 2013
S: Ibu klien mengatakan cemas dengan
Jam 17.00
kondisi anaknya
Mengkaji tingkat kecemasan ibu bayi
O : Ibu klien tampak lelahdan cemas A : Ansietas sedang orang tua, tujuan tercapai sebagian P : Berikan penjelasan yang dibutuhkan klien
4
Selasa, 10 Sept 2013
S: Ibu klien mengatakan lebih mengetahui
Jam 17.00
keadaan klien
Memberikan penjelasan terhadap
O :Ibu klien tampak mengerti
ketidakpahaman ibu klien
A : Ansietas orang tua, tujuan tercapai sebagian P : Berikan penjelasan yang dibutuhkan klien
PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada By. Ny. S dengan dx medis BBLR KB KMK KPD 4 hari didapatkan 4 diagnosis keperawatan yaitu : 1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam tubuh 2. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh menurun, prematuritas, pertahanan tubuh tidak adekuat 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient 4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hosptalisasi anak Dari kelima diagnosis keperawatan di atas semua teratasi sebagian : 1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam tubuh karena bayi masih mendapat terapi incubator 2. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh menurun, prematuritas, pertahanan tubuh tidak adekuat karena tali pusat bayi masih dalam proses pengeringan, bayi masih terdapat luka prosedur invasive infuse D5% 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient karena klien masih mendapat nutrisi melalui OGT 4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hosptalisasi anak karena ibu klien masih tampak sedikit cemas
B. Saran Untuk perawat 1. Diharapkan dapat menjaga kerjasama yang bagus yang sudah terjalin antara sesama perawat maupun tim kesehatan lain 2. Diharapkan memeprtahankan dan meningkatkan kinerja dalam melakukan asuhan keperawatan sesuai standar 3. Diharapkan dapat mempertahanan sikap profesional dan ramah tamah kepada klien Untuk praktikan 1. Diharapkan mampu menerapkan teori yangsudah dipelajari dengan praktik nyata di Ruang NICU RISUD Wates 2. Diharapkan mampu memanfaatkan kesempatan yang singkat untuk mendapatkan pembelajaran yang banyak di NICU RSUD Wates 3. Diharakan aktif bertanya kepada perawat maupun tim kesehatan lainnya apabila ada hal yangbelum dimengerti
Untuk Keluarga Klien 1. Diharapkan selalu menaati program pengobatan yang ada 2. Diharakan mampu kooperatif terhadap semua instruksi dari para tenaga kesehatan
Daftar Pustaka
Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC. Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke dua.Bandung : FKU Padjadjaran. Markum. 1998. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Ajar Jilid 1, Bagian Kesehatan Anak , Fakultas UI, Jakarta. Proverawati, Atikah, SKM MPh dan Cahyo Ismawati S, S Berat Badan lahir Rendah DLkpi : Asuhan pada BBLR. Jakarta : Pustaka Tarbiyah Baru Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: IDAI. Shelov, Steven P dan Hannemann, Robert E. 2004. Panduan Lengkap Perawatan Bayi Dan Balita.
The
American
Academy
Of
Pediatrics.
Jakarta : ARCAN. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2002. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : FKUI. Supartini, Yupi, S.Kep, MSc. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC Supartini,Asrining. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : Penerbit EGC