ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN STROKE DI LINGKUNGAN KRAJAN KEL. BINTORO KEC. PATRANG JEMBER Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas 2
MAKALAH
oleh: Kelompok 6 Suhariyati NIM 112310101001 Rosita Debby Irawan NIM 112310101003 Riska Umi Yatun NIM 112310101023 Melinda Puspitasari NIM 112310101025 Dewa Ayu Dwi C.Y. S NIM 112310101046 Rilla Kartika S. NIM 112310101058 Fitania Marizka P. NIM 112310101064
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2013
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas rahmat dan karuniaNya sehingga makalah “Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Penyakit Stroke di Lingkungan Krajan, Kel. Bintoro, Kec. Patrang Jember” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Keperawatan Komunitas 2 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan dan saran yang membangun guna untuk perbaikan sehingga penyusunan makalah yang akan datang menjadi lebih baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Jember, Desember 2013
ii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang................................................................................ 1 1.2 RumusanMasalah ........................................................................... 1 1.3 Tujuan ............................................................................................ 1 BAB 2. KONSEP TEORI ................................................................................ 2 BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN............................................................. 14 BAB 4. PEMBAHASAN.................................................................................. 37 BAB 5. PENUTUP........................................................................................... 38 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 40 Lampiran........................................................................................................... 41
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Dari 19 juta jiwa penduduk Indonesia 8,5% mengalami stroke yaitu lansia. 1.2 Rumusan Masalah
1.1.1 Bagaimana konsep teori stroke? 1.1.2 Bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengan stroke? 1.1.3 Bagaiman kesenjangan teori dan kenyataan saat dilapangan? 1.3 Tujuan Makalah 1.3.1
Memberikan informasi mengenai masalah lansia dengan stroke;
1.3.2
Untuk membantu mengurangi masalah pada lansia dengan stroke;
1.3.3
Sebagai alternative penyelesaian masalah keperawatan
lansia dengan stroke.
yang dialami
2
BAB 2. KONSEP TEORI 2.1 Definisi Stroke adalah suatu penyakit gangguan fungsi anatomi otak yang terjadi secara tiba-tiba dan cepat, disebabkan karena gangguan perdarahan otak. Stroke atau Cerebro Vasculer Accident (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak ( Brunner dan Suddarth, 2002). Stroke adalah sindrom yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa deficit neurologis fokal atau global yang langsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran otak non traumatic (Mansjoer dkk, 2000). Stroke secara umum merupakan defisit neurologis yang mempunyai serangan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari terganggunya pembuluh darah otak (Hudak dan Gallo, 1997). 2.2 Klasifikasi Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan menjadi : 2.2.1 Stroke Hemoragik Terjadi perdarahan cerebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yang disebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi pada saat melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaran umumnya menurun dan penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Terdapat dua jenis stroke hemoragik : a. Perdarahan intraserebral. Perdarahan intraserebral adalah perdarahan di dalam otak yang disebabkan oleh trauma (cedera otak) atau kelainan pembuluh darah (aneurisma atau angioma). Jika tidak disebabkan oleh salah satu kondisi tersebut, paling sering disebabkan oleh tekanan darah tinggi kronis. Perdarahan intraserebral menyumbang sekitar 10% dari
3
semua stroke, tetapi memiliki persentase tertinggi penyebab kematian akibat stroke. b. Perdarahan subarachnoid. Perdarahan subarachnoid adalah perdarahan dalam ruang subarachnoid, ruang di antara lapisan dalam (Pia mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater) dari jaringan selaput otak (meninges). Penyebab paling umum adalah pecahnya tonjolan (aneurisma) dalam arteri. Perdarahan subarachnoid adalah kedaruratan medis serius yang dapat menyebabkan cacat permanen atau kematian. Stroke ini juga satusatunya jenis stroke yang lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. 2. 2. 2 Stroke Non Hemoragik Dapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun thrombus pembuluh darah otak, umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak. Stroke non hemoragik dapat juga diklasifikasikan berdasarkan perjalanan penyakitnya, yaitu : a. TIA (Trans Ischemic Attack) yaitu gangguan neurologist yang timbul mendadak dan hilang dalam beberapa menit (durasi rata-rata 10 menit) atau beberapa jam saja, dan gejala akan hilang sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam. b. Rind (Reversible Ischemic Neurologis Defict) yaitu gangguan neurologist setempat yang akan hilang secara sempurna dalam waktu 1 minggu dan maksimal 3 minggu. c. Stroke in Volution atau Progresif yaitu stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang muncul semakin berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan dalam beberapa jam atau beberapa hari. d. Stroke Complete yaitu gangguan neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanent, maksimal sejak awal serangan dan sedikit memperlihatkan parbaikan dapat didahului dengan TIA yang berulang (Lumbantobing, 2001).
4
2.3 Epidemiologi Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Dari 19 juta jiwa penduduk Indonesia 8,5% mengalami stroke yaitu lansia. Data WHO menunjukkan bahwa kematian akibat pembuluh darah lebih banyak dibanding penyakit lain, yaitu sekitar 15 juta tiap tahun atau sekitar 30% dari kematian total pertahunnya dan sekitar 4,5 juta diantaranya disebabkan oleh stroke. Dari seluruh kematian di negara-negara industri, 10-20% disebabkan oleh stroke dan sekitar 88% kematian akibat stroke terjadi pada usia diatas 65 tahun. Stroke merupakan masalah utama kesehatan di negara maju, penyebab utama kecacatan pada orang deawasa dan penyebab kedua terjadinya demensia. Di seluruh dunia prevalensi stroke ada 7,1 juta pada tahun 2000 dan akan terus meningkat. Data di negara berkembang seperti indonesia menunjukkan insidensi 234 per 100.000 penduduk. Menurut data Riskesdes Depkes RI 2007 dalam laporan nasionalnya mendapatkan bahwa penyebab kematian utama untuk semua usia adalah stroke (15,4%). TB (7,5%), hipertensi (6,8%). 2.4 Etiologi Stroke non haemoragi merupakan penyakit yang mendominasi kelompok usia menengah dan dewasa tua karena adanya penyempitan atau sumbatan vaskuler otak yang berkaitan erat dengan kejadian stroke. 1. Trombosis Serebri merupakan penyebab stroke yang paling sering ditemui yaitu pada 40% dari semua kasus stroke yang telah dibuktikan oleh ahli patologis. Biasanya berkaitan erat dengan kerusakan fokal dinding pembuluh darah akibat anterosklerosis.
5
2. Embolisme. Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu flowess dalam jantung sehingga masalah yang dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan dari penyakit jantung. Sedangkan menurut Price (2005) mengatakan bahwa stroke haemoragi disebabkan oleh perdarahan serebri. Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteria serebri. Ekstravasali darah terjadi dari daerah otak dan atau subaracnoid, sehingga jaringan yang terletak di dekatnya akan tergeser. Perdarahan ini dibedakan berdasarkan tempat terjadinya perdarahan. Menurut Harsono ini dibedakan berdasarkan tempat terjadinya perdarahan antara lain: a. Perdarahan Sub Arachnoid (PSA). Kira-kira ¾ harus perdarahan sub arachnoid disebabkan oleh pecahnya seneusisma 5-6% akibat malformasi dari arteriovenosus. b. Perdarahan Intra Serebral (PIS). Penyebab yang paling sering adalah hipertensi, dimana tekanan diastolic pecah. Harsono juga membagi faktor risiko yang dapat ditemui pada klien dengan Stroke yaitu: A. Faktor risiko utama 1. Hipertensi Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami kematian. 2. Diabetes Mellitus Debetes mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak yang berukuran besar. Menebalnya pembuluh darah otak akan menyempitkan diameter pembuluh darah yang akan menggangu kelancaran aliran darah ke otak, pada akhirnya akan menyebabkan kematian sel- sel otak. 3. Penyakit Jantung Beberapa Penyakit Jantung berpotensi menimbulkan strok. Dikemudian hari seperti Penyakit jantung reumatik, Penyakit jantung koroner dengan
6
infark obat jantung dan gangguan irana denyut janung. Factor resiko ini pada umumnya akan menimbulkan hambatan atau sumbatan aliran darah ke otak karena jantung melepaskan sel- sel / jaringan- jaringan yang telah mati ke aliran darah. 4. Transient Ischemic Attack (TIA) TIA dapat terjadi beberapa kali dalan 24 jam/ terjadi berkali- kali dalam seminggu. Makin sering seseorang mengalami TIA maka kemungkinan untuk mengalami stroke semakin besar. B. Faktor Resiko Tambahan a. Kadar lemak darah yang tinggi termasuk Kolesterol dan Trigliserida. Meningginya kadar kolesterol merupakan factor penting untuk terjadinya asterosklerosis atau menebalnya dinding pembuluh darah yang diikuti penurunan elastisitas pembuluh darah. b. Kegemukan atau obesitas c. Merokok. Merokok dapat meningkatkan konsentrasi fibrinogen yang akan mempermudah terjadinya penebalan dinding pembuluh darah dan peningkatan kekentalan darah. d. Riwayat keluarga dengan stroke e. Lanjut usia f. Penyakit darah tertentu seperti polisitemia dan leukemia. Polisitemia dapat menghambat kelancaran aliran darah ke otak. Sementara leukemia/ kanker darah dapat menyebabkan terjadinya pendarahan otak. g. Kadar asam urat darah tinggi h. Penyakit paru- paru menahun. 2.5 Manifestasi klinis Stroke ini menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori)
7
a. Kehilangan motorik : hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sesi otak yang berlawanan, hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh. b. Kehilangan komunikasi : disartria (kesulitan bicara), disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya) c. Gangguan persepsi: disfungsi persepsi visual, gangguan hubungan visualspasial, kehilangan sensori d. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis e. Disfungsi kandung kemih Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu. Gejala-gejala itu antara lain bersifat: a. Sementara yaitu timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap. b. Sementara, namun lebih dari 24 jam dimana gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut reversible ischemic neurologic defisit (RIND) c. Gejala makin lama makin berat (progresif). Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat yang disebut progressing stroke atau stroke inevolution d. Sudah menetap/permanent (Lumbantobing, 2001). 2.6 Patofisisologi 1) Stroke Hemoragic Perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama kasus gangguan pembuluh darah otak. Perdarahan serebral dapat terjadi di luar duramater (hemoragi ekstradural atau epidural), dibawah duramater, (hemoragi
8
subdural), diruang subarachnoid (hemoragi subarachnoid) atau di dalam substansi otak (hemoragi intraserebral). a. Hemoragi ekstradural (epidural) adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan segera. Ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri dengan arteri meningea lain. b. Hemoragi subdural (termasuk hemoragi subdural akut) pada dasarnya sama dengan hemoragi epidural, kecuali bahwa hematoma subdural biasanya jembatan vena robek. Karenanya, periode pembentukan hematoma lebih lama ( intervensi jelas lebih lama) dan menyebabkan tekanan pada otak. Beberapa pasien mungkin mengalami hemoragi subdural kronik tanpa menunjukkan tanda dan gejala. c. Hemoragi subarachnoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau hipertensi, tetapi penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisma pada area sirkulus wilisi dan malformasi arteri-vena kongenital pada otak. Arteri di dalam otak dapat menjadi tempat aneurisma. d. Hemoragi intraserebral paling umum pada pasien dengan hipertensi dan aterosklerosis serebral, karena perubahan degeneratif karena penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah. pada orang yang lebih muda dari 40 tahun, hemoragi intraserebral biasanya disebabkan oleh malformasi arteri-vena, hemangioblastoma dan trauma, juga disebabkan oleh tipe patologi arteri tertentu, adanya tumor otak dan penggunaan medikasi (antikoagulan oral, amfetamin dan berbagai obat aditif). Perdarahan biasanya arterial dan terjadi terutama sekitar basal ganglia. Biasanya awitan tiba-tiba dengan sakit kepala berat. Bila hemoragi membesar, makin jelas defisit neurologik yang terjadi dalam bentuk penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda vital. Pasien dengan perdarahan luas dan hemoragi mengalami penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda vital. 2) Stroke Non Hemoragic Terbagi atas 2 yaitu : 1. Pada stroke trombotik, oklusi disebabkan karena adanya penyumbatan
lumen pembuluh darah otak karena thrombus yang makin lama makin
9
menebal, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Penurunan aliran arah ini menyebabakan iskemi yang akan berlanjut menjadi infark. Dalam waktu 72 jam daerah tersebut akan mengalami edema dan lama kelamaan akan terjadi nekrosis. Lokasi yang tersering pada stroke trombosis adalah di percabangan arteri carotis besar dan arteri vertebra yang berhubungan dengan arteri basiler. Onset stroke trombotik biasanya berjalan lambat. 2. Sedangkan stroke emboli terjadi karena adanya emboli yang lepas dari
bagian tubuh lain sampai ke arteri carotis, emboli tersebut terjebak di pembuluh darah otak yang lebih kecil dan biasanya pada daerah percabangan lumen yang menyempit, yaitu arteri carotis di bagian tengah atau Middle Carotid Artery (MCA). Dengan adanya sumbatan oleh emboli akan menyebabkan iskemi 2.7 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa stroke antara lain adalah: 1. Angiografi dilakukan untuk memperlihatkan penyebab dan letak gangguan. Suatu kateter dimasukkan dengan tuntunan fluoroskopi dari arteria femoralis di daerah inguinal menuju arterial, yang sesuai kemudian zat warna disuntikkan. 2. CT-Scan dapat menunjukkan adanya hematoma, infark dan perdarahan. 3.
EEG (Elektro Encephalogram) dapat menunjukkan lokasi perdarahan, gelombang delta lebih lambat di daerah yang mengalami gangguan.
4. Pungsi Lumbal a. menunjukan adanya tekanan normal b. tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan 5. MRI menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik. 6. Ultrasonografi Dopler untuk mengidentifikasi penyakit arteriovena 7. Sinar X Tengkorak menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal (Doenges , 2000).
10
2.8 Komplikasi Menurut Smeltzer (2001), komplikasi yang terjadi pada pasien stroke yaitu: a. Hipoksia serebral Diminimalakan dengan memberikan oksigenasi darah adekuat ke otak. Fungsi otak tergantung pada ketersediaan O2 yang dikirimkan ke jaringan. Pemberian O2 suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan hematokrit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan hemoglobin dan hematrokit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan adekuat. b. Aliran darah serebral Bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan intregitas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat ( cairan intravena) harus menjamin penurunan vikosis darah dan memperbaiki aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera. c. Embolisme serebral Dapat terjadi setelah infark miokard / fibrilasi atrium / dapat berasal dari katup jantung protestik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat mengakibtakan curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombul lokal. Selain itu disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki. 2.9 Penatalaksanaan a.
Penatalaksanaan keperawatan Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai
berikut: 1. Berusaha menstabilkan tanda – tanda vital 2. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung 3. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter
11
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi setiap 2 jam dan dilakukan latihanlatihan gerak pasif Terapi darurat memiliki tiga tujuan, yaitu: a.
pertama mencegah terjadinya cedera otak akut dengan memulihkan perfusi ke daerah iskemik non infark,
b.
kedua membaikkan cedera saraf sedapat munkin,
c.
ketiga mencegah cedera neurologik lebih lanjut dengan melindungi sel didaerah iskemik dari kerusakan lebih lanjut (Smeltzer. 2002).
b.
Tindakan konservatif 1. Fasodilator yang meningkatkan aliran darah cerebral (ADS) secara percobaan, tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibutuhkan 2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, acetazolamide, papaverin intra arterial 3. Anti agregasi trombosis seperti aspirin, digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi. Trombosis yang terjadi ulcerasi alteroma 4. Tindakan pembedahan untuk memperbaiki aliran darah cerebral, misalnya pada tindakan endarterectomy carotis. Pada stroke iskemik akut, mempertahankan fungsi jaringan adalah tujuan dari
apa yang disebut sebagai strategi
Neuroprotektif. Terapinya dapat berupa
hipotermia, dan pemakaian obat, yaitu: a. neuroprotektif seperti antikoagulasi, trombolisis intravena, trombolisis intra arteri. b. terapi perfusi dimana dilakukan induksi hipertensi untuk meningkatkan tekanan darah arteri rata-rata sehingga perfusi otak dapat meningkat. c. Pengendalian edema dan terapi medis umum juga dilakukan, serta terapi bedah untuk mencegah tekanan dan distorsi pada jaringan yang masih sehat (Price, 2005). 2.10 Pencegahan A. Pencegahan primer
12
1) Strategi kampanye nasional yang terintegrasi dengan program pencegahan penyakit vaskular lainnya 2) Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas strok: a) Mengindari : rokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain, dan sejenisnya. b) Mengurangi: kolesterol dan lemak dalam makanan. c) Mengendalikan: hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung (misalnya fibrilasi atrium, infark miokard akut, penyakit jantung reumatik), penyakit vaskular aterosklerosis nlainnya. d) Menganjurkan konsumsi gizi seimbang dan olah raga teratur. B. Pencegahan sekunder 1) Modifikasi gaya hidup berisiko strok dan fator resiko misalnya: a) Hipertensi: diet, obat antihipertensi yang sesuia b) Diabetes melitus: diet, obat hipoglikemik oral/insulin c) Penyakit jantung aritmia nonvalvular (antikoagulan oral) d) Dislipidemia: diet rendah lemak dan obat antidislipidemia e) Berhenti merokok f) Hindari alkohol, kegemukan, gan kurang gerak g) Hiperurisemia: diet, antihiperurisermia h) Polisitimia 2) Melibatkan peran serta keluaraga seoptimal mungkin 3) Obat-obatan yang digunakan a) Asetosal (asam asetil salisilat) digunakan sebagai obat pilihan pertama, dengan dosis berkisar antara 80_320 mg/hari b) Antikoagulan oral (warfarin/dikomarol) diberikan pada pasien dengan faktor resiko penyakit jantung (fibrilasi atrium, infark miokard akut, kelainan katup), kodisi koagulopati yang lain dengan syarat-sayarat tertentu. Dosi awal warfarin 10 mg/hari dan disesuiakan berdasarkan hasil masa protombin/trombotes (masa protombion 1,3-1,5 kali nilai kontrol atau INR=2-3 atau trombotes 10-15%), biasanya tercapai
13
setelah 3-5 hari pengobatan. Bila masa protombin/trombotes sudah stabil maka frekuensi pemeriksaannya dikurangi menjadi setiap minggu kemidian bulan. c) Pasien yang tidak tahan asetosal, dapat diberikan tiklopidin 250-500 mg?hari, dosis rendah asetosal 80mg +cilostazol 50-100 mg/hari, atau asetosal 80mg=dipiridamol 75-150 mg/hari 4) Tindakan ivasif a) flebotomi untuk polisitemia b) enarterektomi karotis hanya dilakukan pada pasien yang simtomatik dengan stenosis 70-99% unilateral dan baru c) tindakan bedah lainnya (reseksi artery vein malformation (AVM) , kliping aneurisma berry) (Mansjoer dkk, 2000).
14
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN I. Pengkajian A.
Karakteristik demografi 1. Identitas diri klien
Nama lengkap
: Ny. S
Tempat/tgl lahir
: Jember, 01 Juli 1932
Jenis kelamin
: Perempuan
Status perkawinan
: Janda
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Madura, JawaPendidikan terakhir: SD
Diagnosa medis
: Stroke
Alamat
: Jln. Kepodang 11, Krajan Jember
2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi: Nama : Ny. F Alamat: Jln. Kepodang 11, Krajan Jember No. Telepon
:-
Hubungan dengan klien: Anak ke-3 3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi Pekerjaan saat ini
: Tidak bekerja
Pekerjaan sebelumnya: Petani Sumber pendapatan
: Menyewahkan sawah (4 tahun)
Kecukupan pendapatan : Kurang tercukupi 4. Aktivitas rekreasi Hobi : Bepergian/wisata
:-
Keanggotaan organisasi Lain-lain 5. Riwayat keluarga
:-
:-
15
a. Saudara kandung Nama 1. Ny. Sn
Keadaan Saat Ini Meninggal
2. Ny. Sy
Meninggal
3. Ny. S
Tirah baring
Keterangan Meninggal karena stroke Meninggal karena stroke Stroke
b. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir) Nama
:-
Umur
:-
Penyebab kematian
:-
c. Kunjungan keluarga: Ny. F mengatakan anak Ny. S yang ke-1, ke-2, ke-5 tidak pernah mengunjungi sedangkan anak Ny. S ke-4 tinggal disamping rumah jarang mengunjungi, cucu Ny. S (anak Ny. F) sering mengunjungi. B. Pola kebiasaan sehari-hari 1. Nutrisi Frekuensi amkan
: 3x/hari
Nafsu makan : 3 sendok makan Jenis makanan : nasi, roti, susu Kebiasaan sebelum makan
:-
Makanan yang tidak disukai : Alergi terhadap makanan Pantangan makanan
:-
:-
Keluhan yang berhubungan dengan makan : 2. Eliminasi a. BAK Frekuensi dan waktu: Tidak diketahui karena klien menggunakan popok, namun Ny. F mengatakan mengganti popok 3x
16
Kebiasaan BAK pada malam hari: ya, Ny. F mengatakan popok klien penuh pada dini hari Keluhan yang berhubungan dengan BAK: b. BAB Frekuensi dan waktu: keluarga mengatakan beberapa hari ini klien sulit BAB Konsistensi : keluarga mengatakan 3 hari ini klen tidak bisa BAB Keluhan
yang
berhubungan
dengan
BAB
:
klien
mengeluhkan nyeri abdomen Pengalaman memakai laxantif/pencahar : klien tidak pernah menggunakan pencahar 3. Personal higiene a. Mandi Frekuensi dan waktu mandi : 3x/ hari (seka) Pemakaian sabun (ya/tidak): tidak b. Oral higiene Frekuensi dan waktu gosok gigi: (tidak ada gigi) Menggunakan pasta gigi: c. Cuci rambut Frekuensi: Ny. F mengatakan jarang Penggunaan shampo (ya/tidak): ya d. Kuku dan tangan Frekuensi gunting kuku: tidak pernah. Kukuh klien terlihat panjang dan kotor Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun: tidak 4. Istirahat dan tidur Lama tidur malam: 5 jam Tidur siang: 1-2 jam Keluhan yang berhubungan dengan tidur : -
17
5. Kebiasaan mengisi waktu luang Olahraga
:-
Nonton TV
:-
Berkebun/memasak
:-
Lain-lain
: tirah baring
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (jenis/frekuensi/jumlah/lama pakai) a. Merokok (ya/tidak)
: tidak
b. Minuman keras (ya/tidak)
: tidak
c. Ketergantungan terhadap obat (ya/tidak)
: tidak
7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari Jenis kegiatan 1. Tirah baring 2. 3. -
Lama waktu untuk setiap kegiatan Hampir setiap hari -
C. Status kesehatan 1. Status kesehatan saat ini a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir: lumpuh b. Gejala yang dirasakan : tidak bisa menggerakan ekstermitas bagian kiri c. Faktor pencetus: hipertensi dan stresor d. Timbulnya keluhan: ( √ )Mendadak
( ) Bertahap
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : Ny.F mengatakan klien mengalami kelumpuhan sebelah kiri sejak idul adha 2013 f. Upaya mengatasi: Pergi ke RS/klinik pengobatan/dokter praktik : tidak Pergi ke bidan/perawat : ya Mengonsumsi obat-obatan sendiri : ya, jika batuk dan sakit kepala (obat yang di jual di warung-warung) Mengonsumsi obat-obatan tradisional : jamu
18
Lain-lain: 2. Riwayat kesehatan masa lalu a. Penyakit yang pernah diderita: hipertensi (sejak 4 tahun yang lalu) b. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu, dan lain-lain): c. Riwayat kecelakaan : d. Riwayat dirawat di rumah sakit : Ny. F mengatakan klien tidak mau dirawat di rumah sakit e. Riwayat pemakaian obat : jika batuk dan sakit kepala (obat yang di jual di warung-warung) 3. Pengkajian/pemeriksaan fisik (Observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi dan palpasi) a. Keadaan umum (TTV): T: 140/80mmHg, S: 36,8 oC, R: 27x/menit, N: 76x/menit b. BB/TB: -/c. Rambut: Inspeksi: terlihat kusut berwarna putih d. Mata: Inspeksi: bentuk simetris, konjugtiva normal, seklera normal Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan e. Telinga: Inspeksi: tidak ada jejas, dalam telinga terlihat kotor Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan f. Mulut, gigi, dan bibir: Inspeksi: bentuk mulut tidak simetris, bibir sulit digerakkan, gigi ompong g. Dada: • Jantung I: bentuk dada simetris P: tidak terdapat kardiomegali P: pekak A: S1 S2 normal (Lub Dup) • Paru-paru
19
I: bentuk dada simetris, tidak terdapat jejas P: pengembangan paru seimbang kanan dan kiri P: sonor A: vaskuler h. Abdomen: I: tidak terdapat jejas A: bising usus menurun P: tidak terjadi hepatomegali, terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah P: timpani i. Kulit, kuku: I: tidak terdapat jejas, tugor kulit menurun, kuku panjang dan kotor P: CRT 2 menit j. Ekstremitas atas: Kanan: jari tangan dan tangan masih bisa digerakkan sedikit-sedikit, tonus otot menurun Kiri: jari tangan dan tangan sulit digerakkan, tonus otot menurun k. Ekstremitas bawah: Kanan: kaki bisa digerakkan Kiri: kaki sulit digerakkan D. Hasil pengkajian khusus (format terlampir) 1. Masalah kesehatan kronis: masalah kesehatan kronis ringan skor 24) 2. Fungsi kognitif: ada gangguan (skor 3) 3. Status fungsional: ketergantungan (point 17) 4. Status psikologis (skala depresi): Depresi berat (nilai 26) 5. Dukungan keluarga: kurang E. Lingkungan tempat tinggal 1. Kebersihan dan kerapihan ruangan: kurang baik, terlihat dibawah tempat tidur klien ada karung sehingga terdapat benjolan pada tempat tidur klien 2. Penerangan: baik 3. Sirkulasi udara: baik, terdapat cukup jendela pada rumah klien
20
4. Keadaan kamar mandi dan WC: kurang baik, kamar mandi beralaskan keramik, namun sebagian keramik ada yang pecah sehingga daerah tersebut bercampur tanah dan bebatuan krikil. 5. Pembuangan air kotor: baik, ada salurannya 6. Sumber air minum: air hujan 7. Pembuangan sampah: baik 8. Sumber penerangan: baik, sudah memakai lampu listrik 9. Penataan halaman (kalau ada): tertata dengan baik. 10. Privasi: baik, klien memakai sarung 11. Resiko injuri: ya RESUME PENGKAJIAN Pada pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa PSIK Universitas Jember di Lingkungan Krajan, Kel. Bintoro Kec. Patrang Kabupaten Jember ditemukan bahwa klien bernama Ny. S, umur klien 81 tahun, beragama islam dan dari suku Madura. Klien bertempat tinggal Jln. Kepodang 11, Krajan Kel.Bintoro Kec.Patrang Jember. Klien tinggal bersama seorang anaknya. Keseharian dari Ny. S sejak empat tahun yang lalu hanya berdiam diri di rumah karena menderita stroke. Namun karena keterbatasan biaya sejak Ny. S menderita Stroke ia tidak pernah memeriksakan penyakitnya ke puskesmas ataupun rumah sakit. Dari riwayat keluraganya diketahui bahwa dua saudara kandung Ny. S meninggal karena penyakit Stroke. Sebelum menderita sakit menurut anaknya, Ny. S memiliki riwayat hipertensi. Saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil pengukuran tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah klien : 140/80 mmHg, RR : 28x/mnt, nadi:76x/mnt, S: 36,60c. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, bagian ekstremitas klien yang sebelah kiri mengalami kelumpuhan, klien berbicara pelo, rambut pasien berwarna putih (beruban) dan terlihat kusut. Saat ini klien sulit untuk melakukan ADL. Keluarga klien mengatakan tidak tahu tentang cara melatih pergerakan pada ekstremitas klien yang megalami kelumpuhan.
21
II. ANALISIS DATA KEPERAWATAN GERONTIK Data DS:
Masalah Hambatan mobilitas fisik
Ny.F mengatakan klien mengalami kelumpuhan sebelah kiri sejak idul adha 2013 DO: a. Ekstremitas atas: Kanan: jari tangan dan tangan masih bisa digerakkan sedikit-sedikit, tonus otot menurun Kiri: jari tangan dan tangan sulit digerakkan, tonus otot menurun b. Ekstremitas bawah: Kanan: kaki bisa digerakkan Kiri: kaki sulit digerakkan DS:
Konstipasi
a. Keluarga mengatakan beberapa hari ini klien sulit BAB b. Keluarga mengatakan 3 hari ini klen tidak bisa BAB c. Klien mengeluhkan nyeri abdomen DO: Bising usus menurun DS: a. Ny. F mengatakan ketika menyeka tidak menggunakan sabun
Syndrom defisit perawatan diri
22
b. Ny. F mengatakan jarang mencuci rambut c. Ny.S menggatakan jarang mencuci tangan DO: Kuku klien terlihat panjang dan kotor DS: Keluarga
mengatakan
Defisit pengetahuan keluarga Ny. S
belum
sepenuhnya paham mengenai penyakit klien DO: Klien terlihat bingung ketika ditanyai mengenai pengertian stroke III.
Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengan: a.
Ny.F mengatakan klien mengalami kelumpuhan sebelah kiri sejak idul adha 2013
b.
Ekstremitas atas: Kanan: jari tangan dan tangan masih bisa digerakkan sedikit-sedikit, tonus otot menurun Kiri: jari tangan dan tangan sulit digerakkan, tonus otot menurun
c.
Ekstremitas bawah: Kanan: kaki bisa digerakkan Kiri: kaki sulit digerakkan
2.
Konstipasi berhubungan dengan kurang aktivitas ditandai dengan: a. Keluarga mengatakan beberapa hari ini klien sulit BAB b. Keluarga mengatakan 3 hari ini klen tidak bisa BAB c. Klien mengeluhkan nyeri abdomen d. Bising usus menurun
23
3.
Syndrom defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengan: a. Ny. F mengatakan ketika menyeka tidak menggunakan sabun b. Ny. F mengatakan jarang mencuci rambut c. Ny.S menggatakan jarang mencuci tangan d. Kukuh klien terlihat panjang dan kotor
4.
Defisit pengetahuan keluarga Ny. S berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai konsep penyakit tidandai dengan: a. Keluarga mengatakan belum sepenuhnya paham mengenai penyakit klien b. Klien terlihat bingung ketika ditanyai mengenai pengertian stroke
IV. Intervensi atau Rencana Asuhan Keperawatan Gerontik Waktu
Diagnosa
Tujuan dan
Intervensi Kriteria Hasil Setelah diberikan asuhan 1. Bina hubungan saling
10,
12, Hambatan
13,
14 mobilitas fisik keperawatan selama 3x1
percaya
Desember berhubungan
jam klien menunjukkan 2. Kaji kebutuhan akan
2013
dengan
peningkatan
gangguan
dengan kriteria hasil:
neuromuskular
1. Sendi dan otot jari 3. Ajarkan tangan
mobilitas,
dan dan
pelayanan
kesehatan dirumah kaki
sebelah kiri tidak kaku 2. Sendi
bantuan
klien
dan
keluarga dalam latihan ROM pasif
otot 4. Anjurkan klien untuk
ekstermitas sebelah kiri
merubah posisi tidur
tidak kaku
setiap jam
3. Tidak terjadi dekubitus 5. Anjurkan dan nyeri punggung
untuk seluruh
keluarga mengawasi kegiatan
mobilitas serta bantu klien jika diperlukan. 6. Ajarkan keluarga dalam
Paraf
24
pemijatan punggung 7. Berikan 10, 12, 14 Konstipasi
Setelah diberikan asuhan
Desember berhubungan
keperawatan selama 3x1
2013
dengan kurang jam aktivitas
klien
bisa
BAB,
positif selama aktivitas. 1. Monitoring tanda dan gejala konstipasi 2.
dengan kriteria hasil: 1.
feses
3.
lunak
3.
Monitoring feses: frekuensi, konsistensi
setiap 1-3 hari 2.
Monitoring bising usus
Mempertahankan bentuk
penguatan
dan volume
Bebas
dari
4.
Mitor tanda dan
ketidaknyamanan dan
gejala
konstipasi
usus/peritonitis
Mengidentifikasi indikator
5.
untuk
ruptur
Anjurkan keluarga untuk
mencegah konstipasi
memberikan
makanan yang mudah dicerna
dan
tinggi
serat seperti pepaya 6.
Dukung
intake
10, 13, 14 Syndrom
cairan Setelah diberikan asuhan 1. Kaji kebutuhan
Desember defisit
keperawatan selama 3x1
2013
perawatan diri jam klien menunjukkan
keterbatasan perawatan diri klien
berhubungan
peningkatan
dalam 2. Monitoring
dengan
merawat diri,
gangguan
kriteria hasil:
terhadap
neuromuskular
1.
diri
dengan
Klien terbebas dari
dan
tingkat
kenyamanan
klien kebersihan
bau badan dan merasa 3. Sediakan bantuan agar nyaman 2.
Kuku klien terlihat bersih dan pendek
klien
mampu
secara
utuh untuk melakukan self-care.
25
4. Latih
klien
untuk
menggunakan
tangan
kanannya
dalam
pemenuhan perawatan diri seperti memegang roti lalu memakannya 5. Ajarkan
keluarga
dalam perawatan diri klien
dengan
makan,
benar:
eliminasi,
mandi, berpakaian 6. Berikan 10,
Setelah diberikan asuhan 1.
positif selama tindakan. Berikan penilaian
keperawatan selama 2x1
tentang
tingkat
keluarga Ny. S jam keluarga dan klien
pengetahuan
pasien
berhubungan
memahami
tentang proses penyakit
dengan
penyakit, dengan kriteria
14 Defisit
Desember pengetahuan 2013
penguatan
konsep
hasil: 1.
yang spesifik 2.
Pasien
dan
patofisiologi
dari
keluarga menyatakan
penyakit
dan
pemahaman
tentang
bagaimana
penyakit,
kondisi,
berhubungan
prognosis
dan
program pengobatan 2.
Jelaskan
Pasien keluarga
dan 3. mampu
melaksanakan prosedur dijelaskan benar
hal
ini
dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,
yang secara 4.
dengan cara yang tepat Gambarkan proses penyakit, dengan cara
26
3.
Pasien keluarga
dan
yang tepat
mampu 5.
Identifikasi
menjelaskan kembali
kemungkinan
apa yang dijelaskan
penyebab, dengna cara
perawat/tim kesehatan
yang tepat
lainnya
6.
Sediakan informasi pada
pasien
tentang
kondisi, dengan cara yang tepat 7.
Hindari
harapan
yang kosong 8.
Sediakan
bagi
keluarga
informasi
tentang
kemajuan
pasien
dengan
cara
yang tepat 9.
Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin
diperlukan
untuk
mencegah
komplikasi
di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit 10.
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11.
Dukung untuk atau
pasien
mengeksplorasi mendapatkan
second opinion dengan cara yang tepat atau
27
diindikasikan 12.
Instruksikan pasien mengenai gejala melaporkan pemberi
tanda
dan untuk pada
perawatan
kesehatan, dengan cara yang tepat
V. Implementasi atau Catatan Keperawatan Diagnosis
Tanggal
Tindakan keperawatan
Keperawatan dan respons klien 10, 12, 13, 14 Hambatan mobilitas 1. Telah membina Desember
fisik
2013.
dengan
berhubungan gangguan
neuromuskular
hubungan saling percaya 2. Telah Mengkaji kebutuhan akan bantuan pelayanan kesehatan dirumah 3. Telah mengajarkan klien dan keluarga dalam latihan ROM pasif 4. Telah menganjurkan klien untuk merubah posisi tidur setiap jam 5. Telah menganjurkan keluarga untuk mengawasi seluruh
Tanda tangan
28
kegiatan mobilitas serta bantu klien jika diperlukan. 6. Telah Mengajarkan keluarga dalam pemijatan punggung. 7. Telah memberikan penguatan positif selama aktivitas.
Konstipasi
1.
Telah
berhubungan dengan
memonitoring tanda
kurang aktivitas
dan gejala konstipasi. 2.
Telah memonitoring bising usus.
3.
Telah memonitoring feses: frekuensi, konsistensi dan volume
4.
Telah memonitor tanda dan gejala ruptur usus/peritonitis
5.
Telah menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan yang mudah dicerna dan tinggi serat seperti papaya.
29
6.
Telah mendukung intake cairan.
Syndrom
defisit 1. Telah mengkaji
perawatan
diri
kebutuhan dan
berhubungan dengan
keterbatasan
gangguan
perawatan diri klien
neuromuskular
2. Telah memonitoring tingkat kenyamanan klien terhadap kebersihan diri. 3. Telah menyediakan bantuan agar klien mampu secara utuh untuk melakukan selfcare. 4. Telah melatih klien untuk menggunakan tangan kanannya dalam pemenuhan perawatan diri seperti memegang roti lalu memakannya. 5. Telah mengajarkan keluarga dalam perawatan diri klien dengan benar : makan, eliminasi, mandi, berpakaian.
30
6. Telah memberikan penguatan positif selama tindakan. 1.
Telah
Defisit pengetahuan
memberikan penilaian
keluarga
tentang tingkat
Ny.
S
berhubungan dengan
pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik. 2.
Telah menjelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3.
Telah menggambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat.
4.
Telah menggambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat.
31
5.
Telah mengidentifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
6.
Telah menyediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7.
Telah menghindari harapan yang kosong
8.
Telah memberikan keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9.
Telah mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit.
10.
Telah
32
mendiskusikan pilihan terapi atau penanganan 11.
Telah mendukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
12.
menginstruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat.
VI. Evaluasi atau Catatan Perkembangan Tanggal 10 2013
Diagnosis
SOAP
Keperawatan Desember Hambatan mobilitas S : Keluarga mengatakan tangan fisik dengan
berhubungan dan kaki Ny. S sebelah kiri masih gangguan belum bisa di gerakkan.
neuromuskular
Ny. S mengatakan punggungnya merasa pegal O: Jari tangan Ny. S masih kaku untuk digerakkan, jari kaki sudah mulai tidak kaku
TTD
33
Ny.
S
masih
belum
bisa
melakukan tindakan ROM dengan benar A : Masalah sebagian teratasi P
:
Lanjutkan
intervensi
keperawatan 3, 4, 5, 6 Konstipasi
S: Keluarga mengatakan klien
berhubungan
dengan masih klien belum bisa BAB
kurang aktivitas
O: Bising usus 7x/menit A: Masalah belum teratasi P:
Lanjutkan
intervensi
keperawatan 2, 3, 4, 5 dan 6 Syndrom
defisit S: Keluarga mengatakan masih
perawatan
diri jarang mencuci rambut klien
berhubungan
dengan O: Rambut masih terlihat kusut
gangguan
Kukuh klien pendek dan bersih
neuromuskular
A: Masalah sebagian teratasi P:
Lanjutkan
intervensi
keperawatan 2, 3, 4, dan 5 Defisit
pengetahuan S: Ny. F masih mengatakan
keluarga
Ny.
berhubungan kurang mengenai penyakit
S bingung mengenai stroke
dengan O: Saat ditanya Ny. F bisa
pengetahuan menjawab penyebab stroke Ny. S konsep A: Masalah sebagian teratasi P:
Lanjutkan
intervensi
keperawatan 1,2,3, 4, 6,7, 8, 9, 10, dan 11
34
S: Klien merasa punggung tidak 12 2013
Desember Hambatan fisik
mobilitas merasa
pegal
setelah
dipijat
berhubungan punggung
dengan
gangguan O: Ibu jari tangan klien sebelah
neuromuskular
kiri sudah mulai tidak kaku A: Masalah sebagian teratasi P:
Lanjutkan
intervensi
keperawatan 3 dan 7 S Konstipasi
:
Keluarga
mengatakan
memberikan papaya pada Ny.S
berhubungan
dengan Keluarga mengatakan klien bisa
kurang aktivitas
BAB O : Bising usus normal A : Masalah teratasi P
:
Hentikan
Intervensi
Keperawatan. S: Ny. F masih mengatakan Defisit
pengetahuan bingung mengenai stroke
keluarga
Ny.
berhubungan kurang mengenai penyakit
S O: Saat ditanya Ny. F bisa
dengan menjawab penyebab dan tanda
pengetahuan gejala stroke konsep A: Masalah sebagian teratasi P:
Lanjutkan
intervensi
keperawatan 1,2, 4, 6,7, 8, 9, dan 10
S:
Keluarga
mengatakan
bisa
35
13 2013
Desember Hambatan fisik
mobilitas menerapkan ROM walaupun tidak
berhubungan setiap hari
dengan
gangguan O: Kemampuan keluarga dalam
neuromuskular
menerapakan ROM sudah baik Jari manis dan jari kelingking klien sudah tidak kaku Jari tengah klien masih kaku Kaki dan tangan kiri klien masih kaku A: Masalah keperawatan sebagian teratasi P:
Lanjutkan
intervensi
5,
modivikasi intervensi: Anjurkan
pada
keluarga
agar
menggenggamkan mainan seperti kain pada tangan kiri klien agar sendi jari tangan klien tidak kaku ketika
keluarga
tidak
dapat
mengatakan
sudah
melatih ROM S:
Klien
nyaman dengan rambutnya Syndrom perawatan berhubungan
defisit O: Klien terlihat bersih dan rapi diri Kukuh terlihat bersih dan pendek dengan Klien terlihat setelah mengucek-
gangguan
ucek hidungnya tidak cuci tangan
neuromuskular
A: Masalah sebagian teratasi P: Lanjutkan intervensi 2,3,5,6 S: Keluarga mengatakan sudah membantu klien ROM pagi ini
36
O: Terlihat klien menggenggam kain pada tangan kiri 14 2013
Desember Hambatan fisik
mobilitas Terlihat
adanya
peningkatan
berhubungan mobilitas dengantangan dan kaki
dengan
gangguan tidak kaku serta jari tangan dan
neuromuskular
kaki tidak kaku Tidak terdapat dekubitus A: Masalah teratasi P: Hentikan intervensi S:
Klien
nyaman, membantu dalam Syndrom
mengatakan
sudah
keluarga
sudah
klien
dengan
baik
diri
klien
perawatan
defisit termasuk cuci tangan
perawatan
diri O:
berhubungan
Klien
terlihat
bersih
dan
dengan rapi,tidak bau
gangguan
A: Masalah teratasi
neuromuskular
P: Hentikan intervensi S: Ny. F masih mengatakan bingung mengenai stroke O: Saat ditanya Ny. F bisa menjawab penyebab, tanda gejala,
Defisit keluarga
pengetahuan penatalaksanaan, Ny.
berhubungan dengan
komplikasi
S stroke A: Masalah sebagian teratasi P: Hentikan intervensi
37
BAB 4. PEMBAHASAN Berdasarkan pembahasan asuhan keperawatan diatas dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan antara teori dan kenyataan di lapangan. Antara teori dan kenyataan dilapangan saling berkesesuaian. Salah satu buktinya adalah berdasarkan hasil pengkajian pada pasien yang mengalami stroke didapatkan bahwa pasien mengalami kelumpuhan sehingga dapat ditarik masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik. Pasien juga tidak mampu melakukan ADL sehingga dapat ditarik diagnosa defisit perawatan diri. Beberapa penatalaksanaan keperawatan yang telah dilakukan juga sesuai dengan teori pada pasien stroke dan keluarganya ialah backrub, latihan rentang gerak atau ROM, pendidikan kesehatan tentang stroke, dan personal hygiene.
38
BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Di Indonesia prevalensi klien Stroke jumlahnya dari tahun ke tahu semakin meningkat. Stroke dapat terjadi pada berbagai golongan usia, namun lebih banyak terjadi pada usia lansia. Stroke atau Cerebro Vasculer Accident (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak. Pada kasus yang kami kelola, didapatkan data bahwa Ny. S yang bertempat tinggal di Lingkungan Krajan, Kel. Bintoro Kec. Patrang Jember mengalami penyakit Stroke sejak empat tahun lalu, namun penyakitnya tersebut bertambah parah sejak Idul Adha pada tahun 2013. Saat ini Ny. S mengalami kelumpuhan di bagian ektremitas kiri. Setelah dilakukan asuhan keperawatan. Implementasi yang dilakukan adalah pendidikan dan demonstrasi ROM mendapatkan hasil yang baik pada klien Stroke, dimana Klien dan keluarga dapat mempraktekkan latihan ROM secara mandiri dan Klien sudah sedikit demi sedkit dapat menggerakkan bagian ektremitasnya yang mengalami kelumpuhan. Implementasi selanjutnya ialah pendidikan kesehatan mengenai penyakit stroke pada keluarga, mendapatkan hasil yang baik pada keluarga dengan penderita stroke, dimana pendidikan kesehatan yang telah diberikan pada keluarga dapat mulai memperhatikan kesehatannya dan membantu menambah pengetahuan keluarga dalam menerapkannya pada Ny.S yaitu salah satunya untuk memperhatikan makan yang tidak diperbolehkan bagi penderita stroke. Implementasi selanjutnya ialah personal higiene dan back rub, dimana pada implementasi ini keluarga dapat mempraktekkan secara mandiri. 5.2 Saran Saran yang dapat disampaikan setelah melakukan asuhan keperawatan, antara lain: 1. Bagi sasaran
39
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, klien dapat memahami dan mempraktekkan tindakan-tindakan yang telah diajarkan oleh perawat secara mandiri; 2. Bagi keluarga Keluarga yang tinggal bersama klien, seharusnya dapat membantu mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi klien dengan memeriksakan ke pelayanan kesehatan dan menjaga kesehatan klien, keluarga juga dapat mempraktekkan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat.; 3. Bagi masyarakat Masyarakat dapat lebih menjaga kesehatan dengan cara menjaga kebesihan diri, lingkungan rumah dan pola makan yang sehat dan berolah raga secara teratur; 4. Bagi tenaga kesehatan Tenaga kesehatan harus lebih aktif untuk melakukan pencegahanpencegahan dalam mengatasi masalah penyakit yang ada di daerah sekitar untuk meminimalkan kejadian penyakit dan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya.
40
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Doengoes, Marilynn E,. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. Hudak Gallo. 1997. Keperawatan Kritis Edisi VI Volume II. Jakarta : EGC. Lumbantobing. 2001. Neurogeriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Mansjoer, Arief dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Ahli bahasa Made Sumarwati dan Nike Budhi Subekti. Jakarta: EGC. Price S.A.2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC Smeltzer & Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth. Jakarta: EGC.
41
Lampiran 1 MASALAH KESEHATAN KRONIS No. Keluhan kesehatan atau gejala yang Selalu Sering Jarang dirasakan klien dalam waktu 3 bulan (3)
(2)
(1)
T. Pernah
terakhir berkaitan dengan fungsi-
(0)
A.
fungsi Fungsi Penglihatan
√
B.
1. Penglihatan kabur 2. Mata berair 3. Nyeri pada mata Fungsi Pendengaran
√ √ √
C.
4. Pendengaram berkurang 5. Telinga berdenging Fungsi Paru (Pernapasan)
√ √
D.
6. Batuk malam disertai keringat malam 7. Sesak napas 8. Berdahak/sputum Fungsi Jantung
E.
9. Jantung berdebar-debar 10. Cepat lelah 11. Nyeri dada Fungsi Pencernaan
F.
12. Mual/muntah 13. Nyeri Ulu hati 14. Makan dan
minum
√ √ √ √ √ √ √ √
banyak
(berlebihan) 15. Perubahan kebiasaan buang air besar G.
(mencret atau sembelit) Fungsi Pergerakan
H.
16. Nyeri kaki saat berjalan 17. Nyeri pinggang atau tulang belakang 18. Nyeri persendian/bengkak Fungsi Persyarafan 19. Lumpuh/kelemahan pada kaki atau tangan
√ √ √ √ √
42
I.
20. Kehilangan rasa 21. Gemetar/tremor 22. Nyeri/pegal pada daerah tengkuk Fungsi Saluran Kemih
√
23. Buang air kecil banyak 24. Buang air kecil pada malam hari 25. Tidak mampu mengontrol √
√ √ √ √
pengeluaran air kemih (ngompol) Analisis Hasil Skor : ≤ 25
: Tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan kronis
ringan Skor : 26- 50 : Masalah kesehatan kronis sedang Skor : ≥ 51
: Masalah kesehatan kronis berat
Lampiran 2 FUNGSI KOGNITIF Pengkajian fungsi kognitif dialkukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien berdasarkan daya orientasi waktu, orang, tempat, serta daya ingat. Petunjuk : Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan respon klien No. Item Pertanyaan
Benar
Salah
43
1
Jam berapa sekarang ?
√
2
Jawab : tidak tahu Tahun berapa sekarang ?
3
Jawab : 2013 Kapan bapak/ibu lahir ?
√
4
Jawab : tidak tahu Berapa umur bapak ibu sekarang ?
√
5
Jawab : tidak tahu Di mana alamat bapak/ibu sekarang ?
6
Jawab : bintoro Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal
√
√ √
bersama bapak/ibu ? 7
Jawab : anak saya Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama √ bapak/ibu ?
8
Jawab : Fatimah Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia
√
9
Jawab : tidak tahu Siapa nama Presiden Republik Indonesia ?
√
10
Jawab : tidak tahu Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1
√
Jawab : tidak bisa Analisis Hasil Skore benar
: 8-10 : tidak ada gangguan
Skore benar
: 0-7 : ada gangguan
44
Lampiran 3 STATUS FUNGSIONAL Modifikasi indeks kemandirian Katz Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi aktual klien dan bukan pada kemampuan, artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi, diangap sebagai tidak melakukan fungsi meskipun ia sebenarnya mampu. No.
Aktivitas
Mandiri
Tergantung
(Niali 1)
(0)
45
1
Mandi di kamar mandi (menggosok gigi,
√
2
membersihkan, dan mengeringkan badan) Menyiapkan pakaian, membuka, dan
√
3 4
mengenakannya Memakan makanan yang telah disiapkan Memelihara kebersihan diri untuk
√ √
penampilan mencuci
diri rambut,
(menyisir menggosok
rambut, gigi,
5
mencukur kumis) Buang air besar di WC (membersihkan dan
√
6 7
mengeringkan daerah bokong) Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) Buang air kecil di kamar mandi
√ √
(membersihkan dan mengeringkan daerah 8 9
kemaluan) Dapat mengontrol pengeluaran air kemih Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau
√ √
ke luar ruangan tanpa alat bantu, seperti 10
tongkat. Menjalankan ibadah sesuai agama dan
√
11
kepercayaan yang dianut Melakukan pekerjaan rumah,
√
seperti:
merapihkan tempat tidur, mencuci pakaian, 12
memasak dan membersihkan ruangan) Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau
√
13
kebutuhan keluarga Mengelola keuangan (menyimpan dan
√
14
menggunakan uang sendiri ) Menggunakan sarana transportasi umum
√
15
untuk bepergian Menyiapkan obat dan minum obat sesuai
√
dengan aturan (takaran obat dan waktu 16
minum obat tepat) Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang, aktivitas sosial yang
√
46
dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan melakukan
17
aktivitas
di
waktu
luang
√
(kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi, olah raga, dan menyalurkan hobi) JUMLAH POIN MANDIRI
0
17
Analisis Hasil Point : 13-17
: Mandiri
Pont
: Ketergantungan
: 0-12
Lampiran 4 STATUS PSIKOLOGIS (Skala Depresi Geriatrik Yesvage, 1983) No
Apakah Bapak/Ibu Dalam Satu Minggu
1 2
Ya Terakhir: Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani? Ya Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan Ya
Tidak
3 4 5 6 7
aktivitas anda? Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Sering merasa bosan? Penuh pengharapan akan masa depan? Mempunyai semangat yang baik setiap waktu? Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak
Ya Ya Ya Ya Ya
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
8 9 10 11 12
dapat diungkapkan? Merasa bahagia di sebagian besar waktu? Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda? Sering kali merasa tidak berdaya? Sering merasa gelisahdan gugup? Memilih tinggal dirumah daripada pergi
Ya Ya Ya Ya Ya
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
13 14
melakukan sesuatu yang bermanfaat? Sering kali merasa khawatir akan masa depan? Ya Merasa mempunyai lebih banyak masalah Ya
Tidak Tidak
Tidak Tidak
47
15
dengan daya ingat dibandingkan orang lain? Berpikr bahwa hidup ini sangat menyenagkan Ya
Tidak
16 17 18 19
sekarang? Sering kali merasa merana Merasa kurang bahagia? Sangat khawatir terhadap masa lalu Merasakan bahwa hidup ini
Ya Ya Ya sangat Ya
Tidak Tidak Tidak Tidak
20
menggairahkan? Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang Ya
Tidak
21 22
baru? Merasa dalam keadaan penuh semangat? Ya Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada Ya
Tidak Tidak
23
harapan? Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik Ya
Tidak
24 25 26 27
daripada anda? Sering kali menjadi kesal dengan hal sepele? Sering kali merasa ingin menangis? Merasa sulit untuk berkonsentrasi? Menikmati tidur? Apakah bapak/ibu dalam satu minggu
28 29 30
terakhir: Memilih menghindar dari perkumpulan sosial? Mudah mengambil keputusan? Mempunyai pikiran yang jernih? JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU
Analisa Hasil:
Terganggu → Nilai 1 Normal → nilai 0 Nilai : 6-15
: Depresi ringan sampai sedang
Nilai : 16- 30 : Depresi berat Nilai : 0-5
: → Normal
Ya Ya Ya Ya
Tidak Tidak Tidak Tidak
Ya Ya Ya 17
Tidak Tidak Tidak 9