BAB III LANDASAN TEORI
3.1
Manajemen Stockpile Batubara Stockpile Batubara Manajemen Manajemen stockpile stockpile adalah proses pengaturan atau prosedur yang terdiri
dari dari peng pengat atur uran an kual kualit itas as dan dan pros prosed edur ur peni penimb mbun unan an batu batuba bara ra di
stockpile. stockpile.
Manajemen stockpile merupakan stockpile merupakan suatu upaya agar batubara yang diproduksi dapat diken dikendal dalik ikan, an, dari dari kualit kualitasn asnya ya maupun maupun kuanti kuantitas tasnya nya.. Selai Selain n itu, manaje manajemen men stockpile stockpile juga dimaksudkan untuk mengurangi kerugian yang mungkin timbul dari proses proses handling atau penangana penanganan n batubara batubara yang kurang kurang tepat. tepat. Seperti Seperti misalnya misalnya terjadi penyusutan kuantitas batubara baik yang diakibatkan oleh erosi pada musim hujan, debu pada musim kering, atau terbuang yang disebabkan oleh terbakarnya batubara di stockpile. stockpile. Di samping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen timbunan stockpile yaitu stockpile yaitu sebagai berikut : 1. 2. . !.
Pengenda Pengendalian lian temperatu temperaturr dan swabaka swabakar; r; Pengenda Pengendalian lian terhadap terhadap kontamina kontaminasi si dan housekeeping ; housekeeping ; Pengenda Pengendalian lian terhadap terhadap aspek aspek kualitas kualitas batubara; batubara; Pengenda Pengendalian lian terhadap terhadap aspek aspek lingk lingkunga ungan. n. Manaj Manajeme emen n stockp stockpile ile se"ara se"ara garis garis besar besar dapat dapat dibagi dibagi menjadi menjadi dua bagian
pekerjaan yaitu : 1. Storage atau Storage atau stocking management; 2. Quality dan dan quantity management. #e dua bagian pekerjaan tersebut di atas merupakan satu kesatuan yang harus dikerjakan se"ara bersama $ sama. Prosedur manajemen manajemen stockpile berbeda berbeda dari suatu tempat tempat dengan dengan tempat tempat lainnya tergantung pada situasi dan kondisi masing $ masing tempat dan keperluan.
21
22
Misalnya manajemen stockpile stockpile yang dilakukan dilakukan stockpile supplier batubara atau di perusahaan tambang batubara lebih ditujukan bagaimana memasok batubara agar kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan permintaan pasar. %ebih jauh lagi, sistem blending yang dijalank dijalankan an lebih lebih bertujua bertujuan n untuk untuk menyedia menyediakan kan batubara batubara dengan dengan kualitas yang ber&ariasi sehingga dapat memasok batubara mengikuti permintaan konsumen sehingga range penjualan range penjualan semakin besar. %ain halnya halnya manajeme manajemen n stockpile stockpile yang dilakukan di end-user seperti seperti power plant , manajemen stockpil stockpile e lebih lebih ditujukan ditujukan pada bagaiman bagaimana a maintenance maintenance kualitas batubara batubara di stockpile agar stockpile agar dapat bertahan lebih lama tanpa ada risiko terbakar di stockpile. stockpile. 'al 'al ini ini dise diseba babk bkan an bias biasan anya ya batu batuba bara ra di power plant harus harus terjaga terjaga kuan kuanti tita tas s mini minimu mumn mnya ya agar agar tida tidak k terj terjad adii peng pengur uran anga gan n batu batuba bara ra yang yang akan akan mengakib mengakibatkan atkan kerugian kerugian yang lebih besar karena apabila apabila batubara batubara di stockpile habis, kemungkinannya kemungkinannya mengganti bahan bakar dengan minyak atau gas. Sela Selain in itu, itu, sist sistem em blending yang yang dilaku dilakukan kan lebih lebih bertuj bertujuan uan bagai bagaiman mana a mengatur mengatur kualitas kualitas batubara batubara yang diumpankan diumpankan ke boiler sesuai sesuai dengan dengan desain kuali kualitas tas batub batubara ara dan bentuk bentuk boiler yang bersangku bersangkutan. tan. Sistem blending di enduser sepe eperti rti di power plant sangat sangat penti penting, ng, karen karena a biasan biasanya ya untuk untuk menjag menjaga a keaman keamanan an suplai suplai batub batubara ara,, perus perusah ahaan aan sepert sepertii power plant tidak tidak mengambi mengambill batub batubara ara dari dari satu satu pemaso pemasok k saja saja melain melainkan kan biasan biasanya ya diamb diambilil dari dari beber beberap apa a pemasok. (isikonya adalah bahwa kualitas batubara dari satu pemasok yang satu dengan lainnya kadang $ kadang berbeda dan ber&ariasi. )palagi kualitas yang menjadi menjadi target bagi suatu power plant tidak hanya sebatas kalori melainkan juga karakteristik abu yang sangat penting untuk diketahui, karena biasanya masalah yang yang timbul timbul dari dari satu satu boiler akibat dari si*at+si*at abu yang kurang baik, seperti misalnya terjadinya slagging . leh karena itu blending manajemen stokpile di stokpile di suatu power plant sangat sangat penting untuk dijaga kontiniutas operasional boiler . .
23
-amun walaupun demikian se"ara umum tujuan dari target yang ingin di"apai dari suatu manajemen manajemen stockpile baik stockpile baik di pemasok pemasok batubara batubara atau di end-user pada prinsipnya sama yaitu pengendalian kualitas dan kuantitas batubara di stockpile. stockpile.
3.2
Storage Management Pengat Pengatura uran n penyi penyimpa mpanan nan batuba batubara ra sanga sangatt pentin penting g karena karena hal ini terkai terkaitt
dengan masalah pemeliharaan kuantitas dan kualitas batubara yang ditimbun di stockpile. stockpile. Manajeme Manajemen n penimbu penimbunan nan dimulai dari pembuata pembuatan n desain desain stockpile stockpile yang sesuai sesuai yang yang berori berorient entasi asi pada pada pemeli pemelihar haran an kuanti kuantitas tas dan dan kualit kualitas as serta serta pada pada ling lingku kung ngan an.. ero erori rien enta tasi si pada pada peme pemeli liha hara raan an kuan kuanti tita tas s kare karena na suat suatu u storage mangement harus harus memper mempertim timban bangka gkan n *aktor *aktor kapasit kapasitas as stockpile yang yang dapat dapat semaksimal mungkin pada area yang tersedia tetapi tetap memperhatikan *aktor kuali kualitas tas dan lingk lingkung ungan. an. Sedan Sedangka gkan n berori berorient entasi asi pada pada pemel pemeliha iharaa raan n kuali kualitas tas kare karena na desa desain in suat suatu u stockpile harus harus mempertim mempertimbang bangkan kan kualitas kualitas yang e*isien e*isien sehingga keperluan keperluan untuk pengaturan kualitas seperti blending blending,, penimbunan yang dida didasa sark rkan an pada pada kual kualit itas as prod produk uk dan dan lain lain+l +lai ain, n, sehi sehing ngga ga bero berori rien enta tasi si pada pada lingkungan karena desain stockpile harus stockpile harus benar+benar benar+benar memiliki *asilitas pengolahan atau pengelolaan limbah yang berasal dari stockpile. stockpile. #emungkinan limbah yang dihasilkan dari stockpile dari stockpile di di antaranya adalah: 1. Fine coal yang yang mungkin terbawa oleh air, baik yang berasal dari air hujan atau dari proses penyemprotan stockpile penyemprotan stockpile;; 2. /erja rjadiny dinya a leaching terhadap terhadap batubara batubara atau material bedding stockpile stockpile yang mung mungki kin n mela melaru rutk tkan an 0at+0 0at+0at at yang yang dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n peny penyak akit it atau atau membahayakan kesehatan apabila air tersebut dikonsumsi baik oleh hewan, tumbuh+tumbuhan maupun manusia;
24
. Debu yang berasal dari proses operasional stockpile, seperti proses crushing, penyetokan dan proses pemuatan batubara ke atas truck , conveyor , tongkang atau kapal. 3.2.1 Desain Stockpile Desain suatu stockpile akan ditentukan atau bergantung pada: 1. 2. . !.
#apasitas dan &olume batubara yang akan dikelola; umlah pengelompokan kualitas yang akan dijadikan main product ; Sistem blending yang akan diterapkan; Sistem penimbunan stacking system yang digunakan. -amun demikian, prinsip+prinsip pembuatan stockpile yang berorientasi pada
pemeliharaan kuantitas, pemeliharaan kualitas serta berwawasan lingkungan pada dasarnya sama, baik itu stockpile berkapasitas ke"il maupun berkapasitas besar. Pada desain stockpile ini ada beberapa bagian yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut : a. Desain permukaan dasar stockpile Permukaan dasar dari suatu stockpile harus dibuat stabil dan dibuat bedding coal batubara kotor3 dengan menggunakan material yang "ukup kuat untuk menopang berat timbunan batubara. Selain itu permukaan dasar stockpile harus dibuat agak "embung agar drainage stockpile lan"ar. 'al ini dimaksudkan agar tidak terjadi genangan air yang terjebak di tengah stockpile pada saat hujan. Pada penimbunan batubara yang menyerupai keru"ut, titik berat akan berada di sekitar pusat lingkaran. 'al ini akan menyebabkan terjadinya penurunan dasar stockpile. )pabila terjadi penurunan dasar stockpile maka akan menyebabkan air terjebak dalam "ekungan tersebut yang mengakibatkan terjadinya perbedaan ele&asi dalam timbunan batubara tersebut yang dalam jangka panjang akan memi"u terjadinya self heating atau menjadi akselerator pada saat batubara bagian atas mengalami kenaikan temperatur. Selain itu "ekungan tersebut semakin lama
25
akan semakin dalam dengan kegiatan operasional di stockpile yang pada akhirnya akan menimbun sebagian batubara ke dalam tanah. Pada saat pengambilan batubara atau reclaiming , yang dijadikan dasar permukaan adalah level di sekitar pinggiran stockpile yang belum turun. Sehingga pada saat pengambilan batubara di bagian tengah timbunan, batubara dalam "ekungan yang akan diakibatkan dari batubara tersebut akan tertinggal dan semakin lama semakin banyak. Dengan membuat dasar stockpile yang kuat serta relati* "embung, maka diharapkan penurunan pada dasar permukaan stockpile dapat dihindarkan. b. #apasitas /imbunan 4ntuk membuat ren"ana penimbunan batubara maka terlebih dahulu harus mengetahui luasan dari area stockpile sehingga dapat mengestimasi &olume batubara yang akan ditimbun. )dapun rumus yang digunakan dalam menghitung kapasitas timbunan batubara adalah rumus matematika prisma trapesium seperti dibawah ini:
( P 1 x L 1 ) +( P 2 x L 2 ) V 5
2
x t
#eterangan : 6 5 6olume P 5 Panjang % 5 %ebar t 5 /inggi
". Pembuatan saluran paritan3 di sekeliling stockpile 4ntuk mengalirkan air yang berada di timbunan batubara, baik yang berasal dari air hujan, maupun yang berasal dari penyemprotan air, di sekeliling area
26
stockpile tersebut harus dibuat paritan atau saluran air yang akhirnya akan dialirkan ke settling pond atau kolam pengendapan. )ir yang melewati timbunan batubara akan melarutkan batubara halus dari timbunan batubara, sehingga partikel batubara yang halus akan terbawa oleh aliran air. leh karena itu, sebelum air tersebut dialirkan ke sungai, perlu ada pengolahan air stockpile tersebut, atau paling tidak dibuatkan kolam pengendap. Dengan demikian partikel batubara yang terbawa oleh air dari stockpile tersebut tidak men"emari lingkungan khususnya tidak men"emari sungai. Selain kolam pengendapan apabila terbukti dari pengukuran air yang berasal dari stockpile tersebut bersi*at asam, maka perlu dilakukan netralisasi. -etralisasi air asam dari batubara dapat menggunakan kapur. Proses netralisasi dilakukan setelah air tersebut melewati kolam pengendapan, atau dilakukan sebelum air dibuang ke sungai atau laut. d. /anggul Pengaman Safety erm3 Perawatan pada tanggul harus selalu dilakukan dan bilamana diperlukan harus membuat tanggul baru pada daerah yang dianggap rawan terutama bagian tikungan jalan dan jalan yang berbatasan dengan jurang. Standar /anggul : •
/inggi minimal adalah setinggi setengah ban kendaraan terbesar yang beroperasi.
•
Pada beberapa tempat terutama di tikungan tajam, dan di sampingnya jurang bisa dipasangi patok "at beruas+ruas hitam dan putih 3 setiap 7 meter.
•
%ebar dasar tanggul minimal 78 "m.
•
/anggul ditempatkan 1,7 m dari badan jalan atau dibatas luar bahu jalan.
•
/anggul dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghambat material lapisan atas terbawa aliran air.
27
/ujuan dibuatnya tanggul pengaman adalah untuk menghindari tergulingnya kendaraan pada tepi jalan dan juga untuk menghindari segala bahaya yang dapat mengan"am keselamatan pekerja dan peralatan. Dengan demikian se"ara tidak langsung tanggul tersebut dapat mengembalikan posisi kendaraan pada badan jalan dan menjauhkan dari tepi+tepi jalan yang berbahaya. /anggul yang umum digunakan adalah tanggul berbentuk triangular. 4ntuk tanggul tersebut, pedoman untuk ran"angannya adalah paling tidak tingginya harus sama atau lebih besar dari nilai Static !olling !adius S((3 roda kendaraan menurut buku Pemindahan /anah mekanis. Persamaan untuk menghitung besarnya nilai Static !olling !adius dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
T 2,1 SRR= #eterangan : S((
5 Static !olling !adius m3
/'
5 /inggi roda kendaraan m3
e. %ebar jalan akses alat mekanis %ebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur ganda atau lebih, menurut "he #merican #ssociation of State $ighway and "ransportation %fficials ))S'/3 &anual !ural $igh 'ay (esign 19, harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan seperti pada ambar .13. Dari ketentuan tersebut dapat digunakan "ara sederhana untuk menentukan lebar jalan angkut minimum, yaitu menggunakan rule of thumb atau angka perkiraan, dengan pengertian bahwa lebar alat angkut sama dengan lebar lajur. Tabe! 3.1 Lebar "a!an An#$ut Minimum "um!a% Lajur Tru&$ 'er%itun#an Lebar "a!an An#$ut Minimum (M)
28
1
1 < 2 = > 3
2,88
2
2 < = > 3
,78
3
< ! = > 3
7,88
*
! < 7 = > 3
?,78
Sumber: ))S'/3 &anual !ural $igh 'ay (esign, 19
Dari kolom perhitungan pada /abel .1 dapat ditetapkan rumus lebar jalan angkut minimum pada jalan lurus. Seandainya lebar kendaraan dan jumlah lajur yang diren"anakan masing+masing adalah @t dan n, maka lebar jalan angkut pada jalan lurus dapat dirumuskan sebagai berikut :
Sumber: ))S'/3 &anual !ural $igh 'ay (esign, 19 +ambar 3.1 'enentuan !ebar ja!an a-a ja!an !urus
L min = n.t / (n / 1) (0.t)
*.
#eterangan
:
% min
5
%ebar jalan angkut minimum m3
n
5
umlah lajur
@t
5
%ebar alat angkut m3
Pembuatan penangkal angin atau wind shield )ngin yang bertiup ke dan dari stockpile dapat mengakibatkan kerusakan
pada batubara dan berakibat buruk bagi lingkungan. )ngin yang bertiup ke arah
29
timbunan batubara akan memper"epat terjadinya oksidasi batubara, yang akan berlanjut pada terjadinya pemanasan atau self heating pada timbunan batubara tersebut. )pabila hal ini tidak dapat dikendalikan maka akan berakhir dengan terjadinya pembakaran spontan. /entunya hal ini akan merugikan, baik akibat hilangnya kuantitas batubara maupun biaya untuk merelokasi batubara yang terbakar. Selain itu angin yang bertiup dari arah stockpile ke luar akan mengakibatkan debu di udara dan dapat berpengaruh pada lingkungan. Masalah debu ini akan semakin besar pengaruhnya apabila lokasi stockpile berada dekat pemukiman penduduk. 4ntuk men"egah hal tersebut di atas dibuat sema"am greenbelt di sekitar stockpile, atau paling tidak di daerah di mana biasanya angin berhembus. )reenbelt tersebut biasanya dapat dibuat dengan membuat jaring pepohonan di sekitar stockpile, sehingga pada saat angin berhembus ke arah stockpile dapat dipe"ah atau dihalangi dengan oleh pepohonan tersebut. g. Sistem penimbunan batubara #arena swabakar dari suatu jenis batubara di tempat timbunan atau penyimpanan umumnya disebabkan oleh dua *aktor yaitu udara dan panas, maka pen"egahan terjadinya swabakar hanya dapat dilakukan apabila salah satu dari kedua *aktor ini dihilangkan atau ditiadakan melalui tindakan pemadatan dalam memperke"il terjadinya kontak antara partikel batubara dengan oksigen dari udara. 'al ini perlu dilakukan, terutama untuk penimbunan atau penyimpanan jangka panjang reserve storage or long term consolidated stockpile untuk jangka waktu penimbunan lebih dari bulan3 untuk men"egah terjadinya penurunan kualitas batubara di samping untuk mengurangi bahaya swabakar yang menyebabkan kebakaran. Pemadatan timbunan batubara harus dilakukan se"ara sistematis yaitu dilakukan se"ara lapis demi lapis di mana setiap lapis yang disebarkan merata
30
setebal katakanlah 8,7 sampai 1,8 m dan langsung dipadatkan dengan rubber-tired heavy mobile equipment , seperti loader dari pada dengan bulldo*er yang umumnya memakai track , untuk men"egah kehan"uran partikel batubara lebih lanjut. Permukaan datar dan kemiringan di sisi samping timbunan batubara harus dikompakkan. Perataan permukaan seharusnya dilaksanakan untuk mempermudah pengeringan air dan penyemprotan air. Permukaan kemiringan bagian sisi timbunan batubara sebaiknya dilapisi dengan bahan yang tidak mudah terbakar untuk men"egah masuknya aliran udara ke dalam timbunan batubara tersebut. Dalam hal ini, terutama untuk tempat timbunan batubara yang dikompakkan berjangka panjang reserve storage or long term consolidated stockpile3, sudut sisi miring sampai ke pun"ak timbunan harus kurang dari sudut alami yang terbentuk oleh batubara yang ditimbunkan angle of repose3 sekitar !78.
iasanya sudut ini dibuat selandai
mungkin sekitar 17 8 dan 88 atau rata+rata 288 dari bidang datar tanah supaya alat pengompakan bisa bekerja aman. Menurut in*ormasi pustaka lama, tinggi maksimum timbunan yang dianjurkan adalah kira+kira 2 $ m untuk tempat timbunan batubara baik yang berasal dari tambang (M + coal 3 maupun yang bersih dari washplant clean or saleable coal 3 yang tidak dikompakkan dengan waktu penimbunan berjangka pendek live storage or short term live unconsolidated stockpile3. Dengan sistem penimbunan batubara yang dikompakkan reserve storage3, tinggi timbunan batubaranya bisa men"apai kira+kira 11 $ 12 m, terutama untuk penimbunan batubara bersih. Sistem penimbunan batubara harus diatur sedemikian rupa agar pemisahan stock berdasarkan perbedaan kualitas dapat dilakukan dengan baik, juga timbunan tersebut dapat meminimalkan risiko terjadinya swabakar di stockpile. 'al ini dapat dilakukan dengan "ara menumpuk batubara memanjang searah dengan arah angin agar permukaan timbunan batubara yang menghadap ke arah datangnya angin
31
menjadi ke"il. Selain penimbunan dibuat sejajar dengan arah angin, untuk penyimpanan batubara yang relati* lama, bagian permukaan yang menghadap ke arah angin harus dipadatkan dan sudut slope nya diperke"il. Pemadatan terhadap seluruh permukaan dapat dilakukan apabila batubara tersebut akan disimpan dalam jangka waktu yang lama.
-amun demikian hal
tersebut dapat dilakukan tergantung pada desain penimbunan batubara di stockpile tersebut.
3.2.2 Sarat Te$nis 'enimbunan Dalam pelaksanaan penimbunan dan pembongkaran yang dilakukan harus dapat dilakukan pengaturan penimbunan atau pembongkaran yang baik. 'al ini untuk menghindari terjadinya penimbunan yang melebihi kapasitas penimbunan. Dalam proses penimbunan yang perlu diperhatikan se"ara teknis meliputi: 1. #ondisi atubara #ondisi batubara yang berpengaruh terhadap syarat teknis penimbunan sebagai berikut: a. #ualitas batubara 4ntuk menghindari terbakarnya batubara kelas tinggi maka untuk setiap satu lokasi penimbunan dilakukan penimbunan batubara yang sejenis kualitas dan kelas yang sama3. 'al tersebut dikarenakan batubara kualitas rendah gampang mudah dan "epat untuk terbakar dengan sendirinya. #arena panas yang dihasilkan oleh batubara kelas rendah terakumulasi dan mempengaruhi batubara kelas tinggi untuk terbakar. b. 4kuran butir batubara 4kuran butiran memiliki pengaruh terhadap timbulnya swabakar, karena besar butiran yang ber&ariasi akan menimbulkan rongga+rongga yang "ukup banyak
32
pada timbunan dan memudahkan terjadinya aliran udara. Sehingga hal ini dapat memi"u terjadinya swabakar. 2. #eadaan tempat penimbunan #eadaan tempat timbunan yang berpengaruh terhadap syarat teknis penimbunan adalah sebagai berikut: a. Persiapan lantai stockpile %antai tempat penimbunan batubara harus dibuat stabil dan dibuat bedding coal alas batubara3 dengan menggunakan material yang "ukup kuat untuk menopang berat timbunan batubara. Material yang digunakan untuk lantai penimbunan adalah batubara sisa proses cleaning batubara dan parting . Selain itu lantai dasar stockpile harus "ukup padat dan mempunyai kemiringan yang "ukup untuk mengalirkan air.
+ambar 3.2 Bedding Coal
b. )rea penimbunan yang bersih )rea penimbunan batubara harus bebas dari segala material yang mudah terbakar seperti kayu dan sampah. Selain itu juga harus bebas dari potongan + potongan logam. ". Sumber air bertekanan tinggi Sumber air bertekanan tinggi sangat dibutuhkan apabila terjadi kebakaran pada daerah sekeliling timbunan, misalnya hydran. Sumber air bertekanan
33
tinggi dibutuhkan apabila terjadi kebakaran di sekitar timbunan, apabila tidak segera dipadamkan maka akan mempengaruhi naiknya suhu timbunan dan memper"epat proses pembakaran pada timbunan. 3.2.3 '!a 'enimbunan Penimbunan yang umum dilakukan di dalam kegiatan penambangan adalah: dengan metode penimbunan terbuka open stockpile3. %pen stockpile adalah penimbunan material di atas permukaan tanah se"ara terbuka dengan ukuran sesuai tujuan dan proses yang digunakan. Pola penimbunan antara lain sebagai berikut: a. +one ply merupakan pola dengan bentuk keru"ut pada salah satu ujungnya sampai ter"apai ketinggian yang dikehendaki dan dilanjutkan menurut panjang stockpile. Pola ini menggunakan alat "urah, seperti stacker reclaimer .
1,2,,! 5 4rutan Penimbunan. Sumber: Sanwani 199A3 +ambar 3.3 '!a 'enimbunan Cone Ply
b. +hevron merupakan pola dengan menempatkan timbunan satu baris material, sepanjang
stockpile dan timbunan dengan "ara bolak+balik sehingga
men"apai ketinggian yang diinginkan. Pola ini baik untuk alat "urah seperti belt conveyor atau stacker reclaimer .
1,2,,! 5 4rutan Penimbunan.
34
Sumber: Sanwani 199A3 +ambar 3.* '!a 'enimbunan Chevron
c. 'indrow merupakan pola dengan timbunan dalam baris sejajar sepanjang lebar stockpile dan diteruskan sampai ketinggian yang dikehendaki ter"apai. 4mumnya alat yang digunakan adalah backhoe, bulldo*er , dan loader .
1,2,,!C. 5 4rutan Penimbunan. Sumber: Sanwani 199A3 +ambar 3. '!a 'enimbunan Windrow
3.3
Quality -an Quantity Management Quality dan Quantity &anagement adalah proses yang paling penting dalam
suatu stockpile management . #arena Quality dan Quantity &anagement bersi*at terus+menerus dan berjalan seiring dengan jalannya perusahaan. Quality Quantity &anagement melibatkan hampir semua bagian di suatu perusahaan tambang batubara. Sedangkan di end-user biasanya Quality dan Quantity &anagement dipegang oleh Departemen Fuel $andling . 3.3.1
Quality -an Quantity Management Di 'erusa%aan Tamban# BBM di perusahaan tambang batubara melibatkan sebagian
besar
departemen yaitu mulai dari )eology, &ine lanning , /ambang, +oal rocessing , Quality +ontrol , dan Shipping . Masing+masing berperan dan bertanggung jawab di
35
bagian masing+masing dalam men"iptakan sistem kontrol kualitas dan kuantitas yang baik sebagai berikut: 1. Departemen )eology adalah bagian yang pertama+tama memberikan data mengenai jumlah "adangan, dan kualitas batubara yang berpotensi untuk dieksploitasi. Departemen )eology juga bertugas se"ara terus+menerus men"ari sumber "adangan batubara dengan melakukan eksplorasi. Data yang diberikan oleh departemen )eology merupakan titik a"uan awal mengenai jumlah "adangan batubara dan kualitas batubara. 2. Departemen &ine lanning bertugas meneruskan pengolahan data dari geology , dengan membuat ren"ana tambang yang di dalamnya dilengkapi dengan data mineable reserve, mine design, perhitungan alat, scheduling , dan lain+lain. &ine lanning juga bertugas melakukan kajian dan e&aluasi setiap perkembangan kualitas dari mulai data geology , data reserve, data produksi, sampai data dari pengapalan. . Departemen &ining ertugas melakukan penambangan yang sudah didesain oleh mine planning . Departemen &ining harus menjaga agar dalam eksekusi penambangan betul+betul mengikuti mine plan yang sudah ditetapkan, baik mengenai
batasan+batasan
penambangan
maupun
dalam
scheduling
penambangan. . +oal processing atau bagian handling , bertugas melakukan proses dari mulai penumpukan batubara di stockpile, +rushing , maintenance stockpile, sampai dengan pemuatan batubara. +oal processing biasanya erat sekali hubungan kerjanya dengan Quality +ontrol atau Quality #ssurance. #arena pada pelaksanaannya Quality +ontrol dan +oal processing bekerja bersama+sama di stockpile baik dalam hal sistem penumpukan batubara di stockpile, pengaturan pemuatan batubara, sampai blending batubara. 5. Quality +ontrol memiliki tugas sebagai berikut: a. /ugas dari Quality +ontrol adalah memonitor kualitas mulai dari data forecast tambang sampai kualitas Pengapalan.
36
b. Quality +ontrol melakukan kontrol terhadap batubara produksi dengan melakukan sampling pada saat batubara telah di crushing . ". Quality +ontrol juga bertugas membuat ren"ana setiap pemuatan batubara dan mengatur agar kualitas batubara yang dikirim sesuai dengan spesi*ikasi buyer . d. Quality +ontrol membuat e&aluasi perkembangan kualitas mulai dari tambang sampai pengapalan. e. Quality +ontrol juga bertugas menge&aluasi atau mengontrol proses operasional yang dapat mempengaruhi kualitas batubara, sehingga dapat menyimpang dari planning . 3.3.2 'rses Oerasina! an# Daat Memen#aru%i 4ua!itas Batubara 1.
Pada lokasi penambangan a. Pada saat penambangan, sering terjadi bahwa kondisi di lapangan berbeda dengan kondisi seperti yang digariskan dalam mine plan. Misalnya adanya sisipan atau cleat pada seam batubara yang sedang ditambang. Pengotor ini sulit dipisahkan dengan selective mining . )kibatnya kandungan abu batubara tersebut akan lebih tinggi dari data mine plan atau data geology . b. Pada penambangan dip seam atau seam yang miring, sering terjadi kontaminasi seam batubara yang sedang ditambang oleh bagian floor yang longsor atau jatuh ke atas seam batubara tersebut. 2. Pada lokasi stockpile a. Pada saat penumpukan batubara di stockpile, terjadi pen"ampuran antar batubara yang memiliki kualitas yang berbeda. b. Pada saat pengambilan batubara dari stockpile, sering terkontaminasi dengan bedding fine coal 3, atau bahkan material bedding selain batubara seperti batu dan kerikil. ". atubara yang sudah lama di stockpile mengalami penurunan kualitas.
3.*
S5aba$ar Batubara Swabakar atau Spontaneous combustion atau disebut juga self combustion
adalah salah satu *enomena yang terjadi pada batubara pada waktu batubara
37
tersebut disimpan atau di storage / stockpile dalam jangka waktu tertentu. Swabakar pada stockpile merupakan hal yang sering terjadi dan perlu mendapatkan perhatian khususnya pada timbunan batubara dalam jumlah besar. atubara akan teroksidasi saat tersingkap dipermukaan sewaktu penambangan, demikian pada saat batubara ditimbun proses oksidasi ini terus berlanjut. ila reaksi oksidasi berlangsung terus+menerus, maka panas yang dihasilkan juga akan meningkat, sehingga dalam timbunan batubara juga akan mengalami peningkatan. Peningkatan suhu ini juga disebabkan oleh sirkulasi udara dan panas dalam timbunan tidak lan"ar, sehingga suhu dalam timbunan akan terakumulasi dan naik sampai men"apai suhu titik pembakaran, yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya proses swabakar pada timbunan tersebut. Sebelum mengalami swabakar batubara akan mengalami proses oksidasi yang merupakan proses inisiasi dari swabakar apabila proses oksidasi ini diikuti dengan meningkatnya temperatur terus+menerus yang akhirnya mengakibatkan terjadinya pembakaran spontan. atubara akan bereaksi dengan oksigen di udara segera setelah batubara tersebut tersingkap selama penambangan. #e"epatan reaksi ini lebih besar terutama pada batubara golongan rendah seperti lignit dan sub+bituminus, sedangkan pada golongan batubara bituminus ke atas oksidasi ini baru akan tampak apabila batubara tersebut sudah tersingkap dalam jangka waktu yang "ukup lama. )pabila temperatur batubara terus meningkat yang disebabkan oleh self heating , maka perlu ditangani dengan serius karena akan berpengaruh terhadap nilai komersial batubara tersebut, selain itu akan mengakibatkan pembakaran spontan batubara yang sangat tidak diinginkan karena akan merugikan. )pi adalah suatu reaksi berantai yang berjalan sangat "epat, seimbang, dan kontinyu antara tiga bahan pembentuk api, yaitu ahan akar, nergi Panas, dan
38
ksigen.
)pi dan tiga elemen pembentuknya itu sering digambarkan berupa
Segitiga )pi 0 Fire "riangle 3. Eire /riangle adalah suatu Segitiga Sama Sisi, di mana sisi+sisinya diberi nama masing+masing elemen pembentuk api: ahan akar Fuel 3, nergi Panas $eat 3, dan ksigen %1ygen 3. (eaksi antara ke tiga elemen tersebut hanya akan menghasilkan suatu nyala api apabila kadar elemen+ elemennya seimbang. ila salah satu elemen kadarnya berkurang, maka nyala api akan padam dengan sendirinya. Menurut Sukandarrumidi 288A3, proses spontaneous combustionmengalami proses bertahap yang dijelaskan pada ambar .? berikut : a. Mula+mula batubara akan menyerap oksigen dari udara se"ara perlahan+ lahan dan kemudian temperatur udara akan naik. b. )kibat temperatur naik ke"epatan batubara menyerap oksigen dan udara bertambah dan temperatur kemudian akan men"apai 188 oF $ 1!8oF. ". Setelah men"apai temperatur 1!8oF, uap dan F 2 akan terbentuk sampai temperatur 28oF, isolasi F2 akan berlanjut. ila temperatur telah berada di atas 78oF, ini berarti batubara telah men"apai titik sulutnya dan akan "epat terbakar.
a
b
39
Sumber: Sukandarrumidi, 19973 +ambar 3.6 a. Se#iti#a ai (fire triangle) b. Batubara menera $si#en &. Temeratur batubara nai$ -. S5aba$ar a-a batubara
Perkembangan panas batubara yang disebabkan oleh proses oksidasi yang dapat mengakibatkan proses swabakar dapat diringkas sebagai berikut: •
atubara dalam timbunan mulai teroksidasi se"ara perlahan+lahan sampai suhu timbunan 78GF;
•
Proses oksidasi akan meningkat sesuai ke"epatan kenaikan suhu batubara hingga suhu 188GF + 1!8GF;
•
#arbon dioksida dan uap air akan terurai pada suhu 1!8GF;
•
#arbondioksida akan terurai dengan "epat sampai di"apai suhu 28GF di mana hal ini untuk tahap swabakar terjadi;
•
Suhu di atas 78GF, batubara akan menyala dan terjadi proses swabakar batubara. Suhu kritis batubara untuk rank rendah di tempat penimbunanHpenyimpanan
berkisar I 78GF.
3.
'enan#anan Timbunan Batubara
40
4ntuk mengurangi penyebab terjadinya swabakar pada timbunan batubara diperlukan teknik penanganan timbunan batubara. 'al+hal yang perlu dilakukan dalam penanganan timbunan batubara di antaranya yaitu: 1. Pemadatan pada timbunan sangat perlu dilakukan untuk mengurangi rongga+ rongga yang terdapat di dalam timbunan. 4ntuk itu, bentuk timbunan perlu diperhatikan
dengan
baik
karena
tanpa
adanya
pemadatan
dapat
mengakibatkan terjadinya swabakar. leh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal yaitu: a. Pemadatan pada
sisi
miring
timbunan
harus
dijaga
pada
saat
penimbunan atau pembongkaran timbunan batubara. 4ntuk timbunan yang akan disimpan lama J bulan maka harus dilakukan pemadatan dengan baik. b. Setelah batubara ditimbun, kemudian batubara disebarkan merata ke seluruh area penimbunan dengan ketebalan I 8 "m kemudian dipadatkan. )pabila dilakukan penimbunan baru, di mana pemadatan terbatas hanya pada bagian active pile. 2. Memonitor temperatur batubara di stockpile se"ara reguler dimaksudkan agar setiap kenaikan temperatur batubara di stockpile "epat terdeteksi agar dapat dilakukan tindakan penanggulangan untuk men"egah terjadinya pembakaran spontan. )pabila hasil pengukuran suhu men"apai titik pun"ak, maka timbunan batubara harus segera dibongkar atau dipadatkan.
3.6
'embn#$aran Batubara Pembongkaran merupakan kegiatan untuk mengambil atau membongkar
batubara yang ditimbun di tempat penimbunan. Pembongkaran timbunan memiliki beberapa sistem antara lain yaitu: 1. Sistem EKE First 2n First %ut 3 yaitu di mana batubara yang pertama kali ditimbun pertama kali diambil. Manajemen EKE di setiap stockpile baik di
41
perusahaan tambang batubara maupun di end-user harus diusahakan terlaksana karena akan men"egah risiko terjadinya pembakaran spontan di stockpile. 'al ini karena semakin lama batubara terekspose di udara semakin besar kemungkinannya batubara tersebut mengalami oksidasi yang berarti pula semakin besar kemungkinan terjadinya self heating sampai terjadinya pembakaran spontan. iasanya manajemen EKE ini terkendala dengan masalah kualitas. )da kalanya batubara yang sudah ditimbun pertama kali di stockpile tidak dapat dimuat atau diambil karena alasan kualitas yang tidak memenuhi. -amun demikian setiap kesempatan manajemen EKE ini tetap harus diprioritaskan dilakukan pada saat tidak ada alasan kualitas karena di antara langkah pen"egahan yang lain, manajemen EKE adalah yang paling murah dan aman. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti ambar . dalam manajemen stockpile yaitu sebagai berikut : a. #ontrol /erhadap )spek #ualitas atubara b. #ontrol /erhadap #ontaminasi dan $ousekeeping ". #ontrol /emperatur dan Swabakar d. #ontrol /erhadap )spek %ingkungan
Sumber: @ikipedia
+ambar 3.7 Sistem 8I8O (Firt !n Firt "ut )
42
2. Sistem %KE 3ast 2n First %ut 3 yaitu di mana batubara yang terakhir kali ditimbun paling awal diambil. Pada sistem ini kegiatan penimbunan dilakukan sesuai dengan jadwal akan tetapi kegiatan pembongkaran timbunan dilakukan pada batubara yang terakhir ditimbun, sehingga pola ini memungkinkan batubara tertimbun lebih lama.
3.7 'enan#anan 4eba$aran Timbunan Batubara )pabila terjadi kebakaran pada timbunan batubara jangan
langsung
melakukan penyemprotan area timbunan dengan air, hal ini akan memperburuk kondisi timbunan tersebut. 4ntuk menangani kebakaran timbunan batubara atau batubara yang panas dapat dilakukan upaya dengan urutan sebagai berikut: 1. ali dan pisahkan batubara yang terbakar atau yang terkena panas pada timbunan agar panas yang terkandung tidak terakumulasi terus+menerus yang dapat mengakibatkan terbakarnya batubara dalam jumlah besar. 2. Selanjutnya pindahkan batubara panas atau terbakar jauh+jauh dari area penimbunan, agar batubara panas atau terbakar tidak mempengaruhi batubara lain. . Setelah itu sebarkan batubara yang terkena panas pada area yang aman, sehingga panas yang ada dapat keluar. !. Semprotkan air bertekanan tinggi hydrant 3 pada batubara yang panas atau terbakar sampai dingin.
3.9 Safety Stock Batubara Safety stock juga disebut buffer stock 3 adalah istilah yang digunakan oleh logistik untuk menggambarkan tingkat stok ekstra yang dipertahankan untuk mengurangi risiko stockout kekurangan bahan baku3 karena ketidakpastian pasokan dan permintaan. (umus yang digunakan dalam menghitung safety stock Sukamdiyo, 4553 adalah:
Safety Stock # Safety factor $ Stan-ar -e:iasi
43
Safety stock ditetapkan bukanlah untuk menghilangkan seluruh stock out , tapi hanya yang mayoritas saja. Fontoh bila kita tetapkan service level 98L artinya 98L order dapat dipenuhi sedangkan 18L tidak dapat dipenuhi stockout 3. umlah safety stock akan berbanding lurus dengan service level . Dengan menggunakan rumus kita dapat menentukan safety stock yang tetap sesuai dengan customer service level . 4ntuk mendapatkan angka safety factor kita perlu menggunakan rumus statistik probabilitas kemungkinan3 dari angka service level "ontoh 98L. %alu untuk mendapatkan angka safety stock perlu kita lihat data historis aktual rata+rata. Data tersebut kemudian kita "ari standar de&iasinya kemudian dikalikan dengan safety factor untuk mendapatkan safety stock .
3.;
4ua!itas Batubara Proses pembakaran batubara merupakan proses yang kompleks, oleh karena
itu dibutuhkan perlakuan khusus untuk mempermudah penentuan kualitas yang terkait dengan nilai thermal dan perkiraan adanya komponen yang akan memberikan nilai negati* baik pada e*isiensi pembakaran maupun pada lingkungan. )nalisis untuk mengukur kualitas batubara adalah analisis proksimat dan ultimat. )da tiga metode standar pengujian parameter kualitas batubara di dunia yang umum digunakan yaitu, )merican Society for "esting and &aterials )S/M3, ritish Standards S3 dan 2nternational %rganisation for Standardisation KS3. @alaupun metode indi&idual untuk masing+masing standar umumnya hampir sama, namun ada perbedaan dalam prosedur yang akan membawa pada ketidaksamaan yang "ukup penting apabila ketiga standar )S/M, S dan KS3 dibandingkan. Standar pengujian parameter analisis yang digunakan di Kndonesia menga"u pada )S/M D 12.
44
3.;.1 Basis 'e!aran asi! Ana!isis Fara melaporkan hasil
analisis bisa menimbulkan
kebingungan
dan
kesalahan, karena data hasil analisis yang sama bisa dihitung dan dilaporkan dengan tetap memperhitungkan adanya kadar lengas, mineral, atau kadar abu. Metode standar analisis batubara dan kokas biasanya berdasarkan pada basis air dried basis 0adb6. )kan tetapi kadangkala hasil analisis diinginkan dengan basis yang lain. asis dasar3 pelaporan yang umumnya dipakai adalah sebagai berikut 1. #ir (ried basis )D3 Se"ara teknis uji analisis dilakukan menggunakan "ontoh yang telah kering pada udara terbuka, yaitu sampel ditebar tipis pada suhu ruangan sehingga kesetimbangan dengan lingkungan ruangan laboratorium sebelum akhirnya diuji dan dianalisis. -ilai analisis dalam basis ini dapat mengalami *luktuasi sesuai kelembaban ruangan laboratorium yang dipengaruhi musim dan *aktor "ua"a lain. )kan tetapi, se"ara jangka panjang seperti satu tahun, misalnya, kestabilan nilai tertentu dapat di"apai. Disamping itu, basis uji ini sangat praktis karena perlakuan prapengujian terhadap sampel hanya berupa pengeringan alami sesuai temperatur ruangan sehingga standar )D ini banyak dipakai seluruh dunia. 2. #s !eceived basis )(3 )nalisis pada basis ini juga mengikut sertakan air yang menempel di batubara yang diakibatkan oleh hujan, proses pen"u"ian batubara, atau penyemprotan ketika di stockpile dan pada saat loading. ang dimaksud dengan as received bukanlah penerimaan batubara di stockpile pembeli, tapi disesuaikan dengan kontrak pembelian. Pada kontrak E Free %n oard 3, penilaian kualitas pada basis )( adalah saat berpindahnya hak kepemilikan batubara di kapal atau tongkang. Pada kondisi ini, kadang )( juga disebut as loaded basis. . (ry basis D3
45
/ampilan (ry asis menunjukkan bahwa hasil uji dan analisis menggunakan sampel uji yang telah dikeringkan di udara terbuka. !. (ry #sh Free basis D)E3 (ry #sh Free basis merupakan kondisi asumsi uji dengan batubara sama sekali tidak mengandung air dan abu. )danya tampilan D)E menunjukkan bahwa hasil analisis dan uji terhadap sampel yang telah dipanaskan air habis3 serta tanpa abu. 7. (ry &ineral &atter Free basis DMME3 DMME dapat diartikan sebagai pure coal basis yang berarti batubara diasumsikan dalam keadaan murni dan tidak mengandung air, abu, serta 0at mineral lain. )dapun tabel basis pelaporan analisis batubara dapat dilihat pada /abel .2 berikut. Tabe! 3.2 Basis 'e!aran Ana!isis Batubara
AR AD
Sumber: #merican Society for "esting and &aterial )S/M D 123.
3.;.2 Ana!isis 4ua!itas Batubara 1.
Ana!isis 'r$simat )nalisis proksimat adalah pengujian yang paling mendasar dalam penentuan
kualitas batubara, yaitu untuk mengetahui jumlah relati* air lembab, 0at terbang, abu dan karbon tertambat yang terkandung di dalam batubara. Pada penentuan
46
peringkat batubara, hubungan 0at terbang dan karbon tertambat menjadi dasar penilaian, oleh karena itu perbandingan kandungan karbon tertambat dan 0at terbang digambarkan sebagai nilai fuel ratio pada 2nternational and 7ational +lassifications. a. Nat terbang 8olatile &atter 3 Nat yang terkandung dalam 0at terbang ini biasanya gas hidrokarbon terutama gas methane. Nat terbang ini berasal dari peme"ahan struktur molekul batubara pada rantai ali*atik pada temperature tertentu. Di laboratorium sendiri penentuannya dengan "ara memanaskan sejumlah batubara pada temperature 988 derajat Felsius dengan tanpa udara, 0at terbang keluar seperti jelaga karena tidak ada oksigen yang membakarnya. Nat terbang merupakan salah satu indikasi dari rank batubara. Dalam klasi*ikasi batubara )S/M, Nat terbang digunakan sebagai parameter penentu rank untuk batubara high rank coal . Nat terbang juga memiliki korelasi yang jelas dengan salah satu maceral yaitu vitrinite. )pabila 0at terbang dalam basis DMME diplot dengan reflectance dari vitrinite, maka akan diperoleh suatu garis yang relati* lurus yang korelati* dengan rank batubara. Selain itu pada saat penentuan di laboratorium, juga dapat digunakan sebagai prediksi awal apakah batubara tersebut memiliki si*at aglomerasi atau tidak. Si*at dalam coal combustion, 0at terbang memegang peranan penting karena ikut menentukan si*at+si*at pembakaran seperti e*isiensi pembakaran karbon atau carbon loss on ignition. 0at terbang yang tinggi menyebabkan batubara mudah sekali terbakar pada saat in9ection ke dalam suatu boiler . 3ow rank coal biasanya mengandung 0at terbang yang tinggi sehingga memiliki e*isiensi yang sangat tinggi pada saat pembakaran di power station.
47
Nat terbang juga digunakan sebagai parameter dalam memprediksi keamanan batubara pada tambang+tambang bawah tanah. /ingginya nilai 0at terbang semakin besar pula risiko dalam penyimpananya terutama dari bahaya ledakan. b. #adar abu #sh +ontent 3 )bu merupakan komponen non-combustible anorganik yang tersisa pada saat batubara dibakar. (esidu tersebut mewakili jumlah komponen mineral di dalam batubara, setelah komponen 0at terbang seperti F2 dari karbonat, S2 dari belerang atau pirit dan ' 2 dari tanah pengotor clay 3 telah menguap. ". #andungan air "otal &oisture3 #andungan air total merupakan dasar penilaian yang sangat penting terutama untuk nilai kelayakan pembukaan tambang baru. Se"ara umum tinggi rendahnya kandungan air berpengaruh pada beberapa aspek teknologi penggunaan batubara terutama dalam perdagangan batubara untuk tenaga uap. Dalam penggerusan, kelebihan kandungan air akan berakibat pada komponen mesin penggerus karena abrasi. Sedangkan kandungan air total akan berpengaruh pada ke"epatan pengangkutan selama proses penanganan pada pembangkit listrik. Parameter lain yang terpengaruh oleh kandungan air baik as-recived moisture Mar3 maupun airdried moisture Mad3 adalah nilai kalori. Mad akan berpengaruh pada nilai kalori kalau persentasinya lebih ke"il 7+18L dari Mar. d. #arbon tertambat Fi1ed +arbon3 #arbon tertambat batubara adalah jumlah karbon dalam persentase berat yang tertinggal setelah seluruh komponen 0at terbang menguap. #omponen tersebut mewakili komponen batubara organik dan masih mengandung sedikit nitrogen, belerang, hidrogen dan oksigen. #arbon tertambat diperoleh dari hasil koreksi pengurangan kadar air, 0at terbang dan abu dalam persen L3. #arbon
48
tertambat merupakan salah satu parameter yang dapat mengindikasikan peringkat batubara.
e. -ilai kalori +alorie value3 nergi yang diperoleh pada proses pembakaran batubara diakibatkan oleh terjadinya reaksi eksotermis dari senyawa hidrokarbon dengan oksigen. Material lain yang akan mengalami proses perubahan kimia pada proses pembakaran adalah nitrogen, sul*ur dan mineral yang terkandung dalam batubara. -amun reaksi kimia dari komponen+komponen tersebut bersi*at endotermis sehingga akan mengurangi jumlah total energi yang tersedia. 2.
Ana!isis
dari hasil ikatan antara karbon F3, hidrogen '3, nitrogen -3, oksigen 23, sul*ur S3. )nalisa ultimat merupakan analisis kimia untuk mengetahui persentase dari masing+masing senyawa tersebut di atas. #e"uali nitrogen -3, senyawa$senyawa tersebut juga terdapat pada komponen mineral seperti pada karbonat, sul*ida, sul*at dan hydrous clay minerals. 'idrogen '3 dan oksigen 23 juga merupakan komponen yang penting dalam analisis penentuan kandungan air total dan air bawaan pada batubara. a. #arbon dan 'idrogen +arbon and $ydrogen3 #arbon dan hidrogen dalam batubara merupakan senyawa kompleks hidrokarbon yang dalam proses pembakaran akan membentuk F 2 dan '2. Selain dari karbon, mineral karbonat juga akan membebaskan F 2 selama proses pembakaran batubara berlangsung sedangkan ' 2 diperoleh dari air yang terikat pada tanah liat dan hydrous minerals lainnya.
49
b. -itrogen 7itrogen3 -itrogen dalam batubara terikat pada senyawa organik dan dalam pori+pori yang umumnya terdapat pada batubara lignit. Pada proses pembakaran, beberapa nitrogen bereaksi membentuk senyawa ammonium sedangkan lainnya membentuk -= sebagai gas polutan yang teremisikan ke atmos*ir pada saat gas panas terlepas ke udara. Sehingga batubara dengan kadar nitrogen rendah akan lebih disukai. ". ksigen %1ygen3 4nsur oksigen dapat dijumpai hampir pada semua senyawa organik dalam batubara. Selain itu juga dapat ditemui pada air lembab dalam komponen mineral seperti tanah liat clay 3 dan karbonat. Dalam batubara kering unsur oksigen akan ditemukan pada besi oksida, hidroksida dan beberapa mineral sul*at. ksigen juga sebagai indikator dalam menentukan peringkat batubara. ksigen juga sangat penting dalam proses gasi*ikasi dan pen"airan batubara karena dapat menyerap banyak hidrogen yang merupakan unsur penting dalam proses gasi*ikasi dan pen"airan. d. Sul*ur Sulphur 3 #andungan sul*ur batubara Kndonesia umumnya di bawah 1L ,batubara akan membentuk oksida yang kemudian terlepas ke atmos*ir sebagai emisi. Dalam perdagangan batubara internasional, standar kandungan sul*ur I1L. )da tiga jenis sul*ur yang terikat dalam batubara yaitu: •
Sul*ur organik, dimana satu sama lain terikat kedalam senyawa hidrokarbon
•
sebagai subtansi dari batubara. Mineral sul*ida, seperti pirit *raksi anorganik pyritic sulphur 3. Mineral sul*at, seperti kalsium sul*at atau hidrous iron.
•
Dalam analisa ultimat, total sul*ur adalah kandungan sul*ur yang mewakili dari ketiga material tersebut di atas. #elebihan dari batubara Kndonesia pada umumnya
50
mempunyai kandungan sul*ur yang rendah. 4ntuk sementara ini teknologi desul*urisasi di Kndonesia belum dianggap penting mengingat rendahnya kandungan sul*ur. 3.;.3 Ana!isis 8isi$ Batubara 1.
-ilai #etergerusan 0$ardgrove grindability inde16 'K adalah salah satu si*at *isik dari batubara yang menyatakan kemudahan
batubara untuk dipul&erise sampai ukuran 288 mesh. 'K sangat penting bagi pengguna batubara di power plant yang menggunakan pulveri*ed coal . 'K tidak dapat dijadikan indikasi atau simulasi performance dari suatu pulveri*er atau milling se"ara langsung, karena performance milling masih dipengaruhi oleh kondisi operasional milling itu sendiri, seperti mill tention, temperature primary air , setting classifier dan lain+lain. -amun demikian, 'K dapat dijadikan pembanding untuk batubara yang satu dengan lainnya mengenai kemudahannya untuk di+ milling . 2.
/emperatur %ebur )bu Perilaku abu batubara pada kondisi suhu tinggi merupakan hal yang penting
diperhatikan dalam pemilihan batubara sebagai bahan bakar. Pada umumnya tungku pembakaran didesain untuk menangani pembuangan abu sebagai partikel padatan halus. Dengan demikian batubara dengan nilai high ash fusion temperature tidak diinginkan. Sehingga untuk batubara jenis tersebut tungku yang digunakan harus didisain khusus agar "airan kental dari abu yang men"air dapat dibuang. Perilaku abu batubara pada temperatur tinggi berhubungan dengan komposisi kimia dari abu batubara. :
Kndeks )brasi Partikel kasar dari komponen mineral seperti kwarsa dapat menyebabkan
terjadinya abrasi pada permukaan mesin penggerus sebagai rangkaian awal pada industri pengguna batubara .