Skenario 3 : “Batuk dan Sesak Nafas”
Ilustrasi Kasus : Pria usia 27 tahun dengan demam tinggi, batuk berdahak dan sesak nafas, dirawat di ICU. Gejala dirasakan sejak 7 hari yang lalu. Pemeriksaan paru menunjukkan adanya ronkhi basah kasar. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan jumlah leukosit 17.000/mm3 dengan 72% neutrofil, 8% bands, 16% limfosit dan 4% monosit. Selain itu dokter juga mengirim sampel sputum ke laboratorium mikrobiologi dan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan foto toraks.
Terminologi 1. Sputum: Bahan yang dikeluarkan dr paru, bronchus, dan trachea melalui mulut. Juga disebut ecspectoratorian atau dahak. Normalnya mengandung mucus 100ml 2. Ronki basah kasar: Suara nafas yang terputus-putus, bersifat non-musikal, biasanya terdengar saat inspirasi akibat udara yang melewati cairan dalam saluran nafas. Ronki bahas dibagi menjadi ronki basah kasar dan halus, tergantung besaran bronchus yang terkena. Suara sepe rti letupan gelembung. 3. Bands: Neutrofil matur bentuk batang sebelum jadi segmen. Sel ini mengalami granulopoiesis berasal dari sel metamyelosit. Nama lainnya neutrofil staff. 4. Sesak nafas: Kondisi sulit bernafas. Biasanya disebabkan obstruksi jalan nafas, penurunan elastisitas paru, atau penurunan fungsi jaringan paru. Dibagi menjadi akut dan kronis. 5. Batuk berdahak: Terjadi ketika produksi dahak berlebihan sehingga tubuh mengkompensasi dengan batuk untuk membersihkan saluran nafas. 6. Foto toraks: Suatu proyeksi radiografi dari thorax untuk mendiagnosis kondisi kondisi yang mempengaruhi thorax, serta isi dan struktur-struktur di dekatnya. Bisa dilakukan dengan bantuan sinar X-Ray. Rumusan Masalah 1. Bagaimana mekanisme terjadinya ronkhi basah kasar? 2. Mengapa pasien mengalami demam tinggi, batuk berdahak, dan sesak nafas? 3. Mengapa pasien sampai harus dirawat di ICU? 4. Apa interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium? 5. Mengapa dilakukan pemeriksaan foto thorax? 6. Mengapa dilakukan pemeriksaan sputum? Identifikasi Masalah
1. Setelah bakteri masuk terutama ke alveolus, tubuh merespon dengan inflamasi, mengundang mediator-mediator inflamasi. Makrofag dan neutrofil masuk ke saluran nafas, melawan pathogen, menghasilkan cairan radang sehingga eksudat meningkat. Tekanan hidrostatik anyaman kapiler pada alveolus menjadi lebih tinggi, terjadi perpindahan cairan interstisial sehingga terjadi edema interstisial karena lebih tinggi dari tingkat drainase kelenjar limfatik. Cairan dapat merembes ke dalam alveoli sehingga terjadi penumpukan cairan di basal paru-paru. (maaf yang ini kayaknya kurang lengkap dan kurang akurat, tadi cepet banget aku nggak gitu nangkep) 2. Adanya inflamasi -> Sekret berlebihan -> Batuk berdahak. Infeksi -> Demam tinggi Saluran nafas terblokir -> Pasien sulit bernafas -> Tubuh mengkompensasi dengan bernafas pendek-pendek -> Sesak nafas 3. Kriteria: - Kritis/tidak stabil, Pasien mengalami infark myokard akut -
Pemantauan dengan alat ICU, pada penyakit jantung, gagal ginjal, dsb
-
Sakit, kritis, tidak stabil [Sumbatan jalan nafas, keganasan infeksi]
4. Leukosit: Meningkat tinggi (normal 4,000), mengindikasikan adanya infeksi Neutrofil: [Normal 50-70%], mengindikasikan infeksi akut. Limfosit: Infeksi akut, terjadi penurunan [Normal 25-35%] Bands: Infeksi akut [Normal 0-3%] 5. Membantu penegakkan diagnosis karena pasien dicurigai terkena pneumonia. Setelah dilakukan akan mendapat hasil infiltrate sampai konsolidasi air bronkogram. Abnormalitas lain: Adanya nodul dalam thorax, neoplasma maligna, infeksi thorax, atau cavitas (struktur lubang) pada dinding paru karena emboli. 6. Berdasarkan hasil pengecatan dapat diidentifikasi bacteria yang meng-infeksi saluran pernafasan pasien. Kriteria sputum yang layak diperiksa: Kental dan lengket, mucopurulen (berwarna kuning kehijauan)