1.1Latar 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan zaman sekarang ini, kebutuhan hidup manusia akan hal yang berhubungan dengan kelistrikan semakin tak dapat dipungkiri, baik pada industri maupun pada konsumen masyarakat umum,hampir semua peralatan yang digunakan seharihari menggunakan listrik. Agar segala bentuk instalasi dapat terselenggara dengan baik didalam berbagai hal, maka diperlukan suatu acuan standar, baik untuk keamanan instalasi maupun perlengkapanya agar
dapat
dipakai secara terus-menerus dan aman terutama dari bahaya – bahaya yang mungkin terjadi. Selain itu dalam penguasaan materi baik teori maupun prakteknya, maupun dalam melaksanakan pemasangan instalasinya juga harus harus memenuhi prinsip – prinsip – prinsip dasar suatu instalasi yaitu : 1.Kehandalan (Accersibility) 2.Ketercapaian (Reability) 3.Ketersediaan (Aviability) 4.Keindahan 5.Keamanan (Safety) 6.Ekonomis (Economics) 7.Pengaruh Lingkungan (Impact On Environment) Dengan berpedoman pada prinsip – prinsip dasar diatas, maka sangat diperlukan informasi dan petunjuk – petunjuk yang sangat bermanfaat, seperti halnya dalam pengerjaan Praktek Bengkel Semester III ini. 1 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
1.2 Rumusan Permasalahan Dalam praktek bengkel semester III ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui maksud dan tujuan praktek. Sehingga dalam melaksanakan praktek mahasiswa tidak mengalami kesulitan. Untuk mencapai tujuan tersebut masalah yang harus diselesaikan adalah cara membuat suatu instalasi dengan baik dan benar. Setiap mahasiswa wajib mengetahui cara membuat suatu instalasi yang sesuai dengan prinsip – prinsip – prinsip dasar instalasi. Adapun cara pemasangan intalasi harus mengikuti gambar yang telah ditentukan.
1.3 TUJUAN 1.3 TUJUAN Dari pelaksanaan praktek bengkel “PROYEK INSTALASI RUMAH TINGGAL A. B SUDOMO” terdapat beberapa beberapa tujuan yang ingin dicapai antara lain:
1. Mampu memahami prinsip kerja peralatan dan komponen yang digunakan pada Praktek Bengkel III. 2. Mampu membaca dan memahami gambar teknik dengan baik dan benar. 3. Mampu merangkai rangkaian sesuai dengan dengan gambar. 4. Mampu mengerjakan Instalasi Listrik dengan urutan kerja yang sesuai. 5. Dapat
membedakan
bagaimana
rangkaian
otomatis
dan
manual. 6. Agar mahasiswa mampu merencanakan suatu instalasi listrik on plaster. 2 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2.1 TUJUAN Diharapkan dengan adanya praktek bengkel semester III ini para mahasiswa/i dapat : 1. Mengetahui cara cara kerja peralatan listrik listrik yang dipakai. 2. Terampil dalam mengecek kebenaran rangkaian. 3. Terampil dalam mengawati rangkaian. 4. Terampil dalam memasang komponen yang digunakan. 5. Mampu membaca gambar rangkaian dengan baik. baik. 6. Mengetahui dasar - dasar menginstalasi panel. 7. Dapat menentukan menentukan ukuran, jenis dan warna penghantar. 8. Dapat menentukan
jenis rangkaian
yang dipakai
dalam
ruangan tertentu. 9. Dapat membedakan membedakan rangkaian Automatis dan Manual. . Dan pada bab ini saya akan menjelaskan cara kerja atau prinsip kerja dari komponen – komponen yang dipakai dalam praktek bengkel listrik semester III.
3 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2.2 Komponen yang digunakan dalam praktek
2.2.1 Saklar Seri
Saklar seri biasanya digunakan dalam ruangan-ruangan yang membutuhkan penerangan yang terpisah. Saklar seri umumnya mempunyai empat terminal yaitu dua terminal in put yang ditandai dengan warna merah dan dua terminal untuk out putnya yang ditandai dengan warna putih. Untuk dua terminal in putnya diseri, kerja saklar tidak saling mempengaruhi. Sedangkan untuk dua terminal out putnya masing-masing ke beban.
4 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
N PE
A1 A2
L
A1
A2
Gambar Diagram Pengawatan Untuk Saklar Seri
Cara kerja dari gambar diagram pengawatan diatas adalah sebagai berikut : Lampu C1 akan menyala jika saklar seri C1 ditekan, lampu C2 akan menyala jika saklar C2 ditekan. Jadi kesimpulannya lampu dioperasikan sendiri-sendiri dan tidak saling mempengaruhi ON – OFF kedua lampu tersebut.
2.2.2 SAKLAR SILANG
Saklar silang pada dasarnya adalah gabungan dari dua buah saklar tukar, tetapi pada saklar silang terminal outputnya dikopel masing-masing dua terminalnya. Sistem pengaturan penerangan saklar silang digunakan untuk melayani keadaan ON dan OFF dari tiga tempat atau lebih. Saklar silang untuk sistem penerangan pada lorong-lorong besar dan pada gedung-gedung bertingkat.
5 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Saklar silang mempunyai dua posisi pengoperasian. Terminalterminal dari saklar tersebut terdiri dari dua terminal masukan untuk penghantar aktif dan dua terminal lagi masing-masing ke beban. Hubungan dari terminal tersebut adalah P1 dengan 1, P2 dengan 2. Sistem saklar silang dapat dilakukan lagi untuk mendapatkan tempat pengoperasian dari banyak tempat dengan cara memasang kombinasi antara saklar tukar dengan saklar silang. Berikut sistem pengaturan kombinasi dari dua buah saklar tukar dengan satu buah saklar silang. Dari gambar diatas dapat dilihat jika salah satu saklar ditekan maka dapat merubah keadaan lampu sebagai beban dalam keadaan ON atau OFF. Sistem pengaturan ini dipakai untuk melayani beban dari tiga tempat atau lebih.
6 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
N PE L
2.2.3 SAKLAR TUKAR
Saklar tukar biasanya disebut saklar dua arah. Sistem pengaturan dua arah untuk menghidupkan dan mematikan rangkaian dari suatu pemakai, dimana pengoperasiannya dapat dilakukan dari dua tempat terpisah. Pemakai bisa dioperasikan secara bergantian. Saklar tukar mempunyai tiga kutub, sering juga disebut saklar ganda kutub satu yang mempunyai satu input dan output ke beban.
Cara kerja saklar ini tidak beda dengan saklar tunggal, hanya saja saklar tukar mempunyai 2 Out put, tetapi sklar tukar hanya bias menghidupkan salah satu lampu saja, dengan kata lain lampu menyala
7 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
secara
bergantian.
Saklar
tukar
ini
digunakan
untuk
mengoperasikan dua beban secara bergantian dengan sumber tegangan yang sama dalam kondisi ON atau OFF dari dua tempat. Artinya saklar ini dipasang untuk menyalakan satu buah lampu dengan menggunakan satu buah saklar tukar.
N PE L
Diagram Pengawatan Untuk Dua Buah Saklar Tunggal
Cara kerja rangkaian pengawatan dua buah saklar tukar :
Dalam sistem pemasangannya, lampu penerangan dihubung seri dengan kedua saklar dimana kawat penghubungnya disebut 8 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
penghantar penghubung. Terminal masukan dari salah satu saklar tukar
dihubungkan
masukan
lainnya
dengan
penghantar
dihubungkan
ke
aktif,
lampu
dan
terminal
penerangan
oleh
penghantar saklar.
2.2.4 TOMBOL TEKAN
Tombol tekan merupakan jenis saklar tunggal tetapi prinsip kerjanya
hanya bekerja sesaat tidak mengunci seperti saklar
tanggal atau saklar lain.
N PE L
9 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Cara kerja rangkaian diatas adalah apabila tombol ditekan lampu akan menyala, kemudian dilepas kembali ke posisi semula maka kondisi lampu akan padam. Dalam proyek AB Sudomo tombol tekan digunakan untuk mengoperasikan saklar impuls.
2.2.5 TOMBOL TEKAN DENGAN LAMPU TANDA
Tombol tekan ini pada dasarnya sama dengan tombol tekan biasa dalam hal prinsip kerjanya, hanya lampu tanda disini fungsinya sebagai lampu indicator apakah saklar dalam posisi operasi atau tidak Pada saat lampu mati saklar pada posisi OFF maka lampu tanda dalam posisi terseri dengan tegangan 220 Volt ini menyebabkan tahanan pada lampu tanda menjadi lebih besar dibanding tahanan pada lampu penerangan. Maka sebagian besar tegangan sumber 220 Volt didrop oleh lampu tanda, akibatnya lampu tanda menyala. Dan pada saklar posisi ON maka lampu tanda akan mati, dikarenakan hubungan paralel langsung dengan saklar terseri dengan tegangan 220 Volt dengan menghubungkan ke beban lampu sehingga lampu tanda disini tidak berfungsi dikarenakan tegangan mengalir melalui saklar ke beban (lampu tanda menjadi terjembatani/terhubung singkat).
Lam u Tan Tanda
10 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2.2.6 KOTAK KONTAK Kotak kontak adalah suatu susunan gawai yang memberikan tegangan pada suatu peralatan listrik. Kotak kontak disebut juga komponen fleksibel artinya dapat dipindahkan pada suatu bagian instalasi.
Kotak Kontak mendapatkan sumber langsung dari instalasi, jadi bias dibilang bahwa kotak kontaktidak terpengaruh oleh sklar apapun.. Rangkaian penerangan terpisah dengan kotak kontak dalam hubungan paralel. Besar tegangan pada kotak kontak antara penghantar aktif dengan tahanan adalah 220 Volt.
2.2.7 SAKLAR IMPULS
Saklar impuls adalah saklar yang bekerja berdasarkan impuls
yang
diberikan secara sesaat dengan menggunakan
tombol tekan, pada dasarnya impuls mempunyai empat terminal, dimana dua terminal dengan notasi A1 dan A2 menandakan untuk terminal masukan sumber koil magnet dan dua notasi 1 dan 2 menandakan anak kontak impuls untuk mengoperasikan beban. Dari symbol diagram diatas terlihat pada saklara impuls hanya mempunyai satu anak kontak saja, sehingga dapat disimpulkan
11 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
bahwa fungsinya sama dengan saklar tunggal hanya prinsip kerjanya saja yang berbeda.
N PE L
Sistem pengaturan sebuah lampu dengan mengunakan saklar impuls dengan dua buah tombol tekan yang disusun secara paralel. Selain itu kondisi lampu akan berubah ON atau OFF bila tombol ditekan, jadi prinsip kerjanya saklar akan berubah pada setiap impuls yang diberikan. Disini saklar impuls mempunyai dua posisi kontak yaitu kontak On pada impuls pertama dan kontak OFF pada impuls kedua. Lamanya pengoperasian dari kontak tekan tidak mempengaruhi sistem kerjanya. Jadi kesimpulannya lampu
diatas
dapat
tempat dengan bantuan dua
dioperasikan dari dua buah tombol tekan.
12 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2.2.8 STAIRCASE
Staircase adalah saklar pewaktu yang cara kerjanya sama seperti timer, dimana ia bekerja berdasarkan waktu yang ditentukan. Staircase salah satu saklar yang bekerja secara magnetis yang akan memutuskan rangkaian secara otomatis sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Staircase tiga kawat tidak menambah waktu apabila dalam operasinya tombol tekan ditekan sebanyak mungkin, sebelum habis waktu operasi semula. Sedangkan untuk staircase 4 kawat akan menambah waktu walaupun saklar masih dalam beroperasi dengan cara menekan tombol tekan berulang kali maka sisa waktu yang masih ada bertambah dengan setting waktu yang telah ditentukan. Pada rangkaian staircase diatas anak kontak staircase ke beban diseri tombol tekan. Cara kerjanya apabila tombol tekan ditekan arus akan berhenti pada anak kontak yang masih membuka karena koil mendapat sumber langsung dari line maka koil akan menjadi magnet dan menarik anak kontak dan lampu akan menyala. Bila setting waktu telah habis maka anak kontak kembali membuka, hanya
bila
ingin
menambah
menekan
tombol
tekan saja.
waktu
kita
13 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
N PE L
N
2
1
P
2.2.9 LDR (Light Depended Resistor)
LDR atau sensor cahaya adalah saklar yang bekerja berdasarkan cahaya yang diterima, di dalam sensor cahaya telah dipasang suatu alat yang berfungsi untuk mengontrol cahaya yang masuk jika mencapai cahaya yang telah ditentukan maka dalam sensor
cahaya
akan
terjadi
reaksi
elektronis
yang
dapat
menghubungkan suatu tegangan yang terlebih dahulu telah dirakit sesuai dengan terminal-terminalnya. Di dalam LDR ada tiga terminal yaitu dengan notasi Line sebagai terminal masukan 14 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
sumber tegangan dan notasi N sebagai terminal masukan netral kemudian notasi Load menandakan tempat terminal keluaran ke beban Cara kerjanya adalah Jika LDR menerima cahaya maka LDR akan berfungsi sebagai saklar, yaitu memutuskan arus yang mengalir kebeban. Begitu juga sebaliknya apabila LDR tidak menerima cahaya maka LDR akan mengalirkan arus kebeban.
2.2.10 TIMER (Saklar Waktu) Saklar waktu adalah saklar yang ON dan OFF nya tergantung waktu yang telah ditentukan dalam 24 jam sehari. Saklar waktu ini akan terus bekerja selama masih ada tegangan yang mengalir ke koil saklar waktu tersebut. Saklar waktu ini tidak mempengaruhi komponen apapun.
2.2.11 KONTAKTOR (Relay Kontaktor) Kontaktor adalah suatu saklar yang menggunakan sistem elektromagnetik sama halnya dengan saklar impuls kontaktor 15 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
mempunyai anak kontak, tetapi Kontaktor memiliki lebih dari satu anak kontak yang terdiri dari anak kontak NO (Normally Open) dan NC (Normally Close).
Dari beberapa kontaktor kita dapat membuat beberapa rangkaian kontrol yang dapat mengoperasikan dengan berbagai sistem antara lain pengoperasian dengan pengunci. Cara kerja dari kontaktor yaitu apabila mekanis (koil) dialiri arus listrik maka dalam koil akan timbul medan magnet dan akan menarik anak kontak NO dan NC sehingga berubah dari posisi semula. Jadi relay hanya akan bekerja jika teraliri arus listrik.
2.3 Dasar Teori Latihan bengkel semester III adalah merupakan pengembangan dari praktek bengkel pada semester sebelumnya dan merupakan langkah awal untuk menuju kedalam suatu pengisntalasian yang lebih baik lagi. Pada job ini penggunaan panel telah dilaksanakan yang mana panel merupakan perlengkapan hubung bagi tempat kontrol suatu sistem penerangan dengan demikian diharapkan nantinya apabila mendapat suatu praktek system penginstalasian yang menggunakan 16 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
panel yang lebih baik, maka tidak akan mendapat banyak kesulitan, sebab telah mampu menguasai dasarnya. Dalam latihan kerja bengkel semester III ini ada dua macam system pengoperasian dari rangkaian, yaitu sistem Manual dan Auto.
Sistem Auto Yaitu system penerangan akan beroperasi sendiri bila keadaan gelap. Hal ini disebabkan oleh adanya penggunaan LDR, Staircase dan Timer, yang mana LDR akan bekerja bila keadaan luar terang tahanan LDR besar dan lama waktu kerja di setting oleh Timer. Selain itu menggunakan Staircase untuk penerangan sementara ( tergantung setting waktu ).
Sistem Manual Yaitu system penerangan dioperasikan dengan menekan tombol Staircase saja. Untuk pembagian grup diatur dengan MCB sebanyak 4 buah yang mana masing-masing MCB 4 ampere. Dalam suatu praktek biasanya tidak lepas dari teori mengenai bahan dan peralatan yang akan digunakan. Hal ini karena teori dan praktek
saling
berhubungan.
Dimana
teori
akan
terbukti
kebenarannya dengan melakukan praktek.
2.3.1 Instalasi On Plester & In Plaster Instalasi dalam listrik terdapat dua jenis yaitu instalasi ON Plester dan instalasi IN Plester. Instalasi ON Plester biasanya banyak digunakan pada industri-industri besar yang memiliki jaringan instalasi yang cukup banyak sehingga instalasi ON Plester ( pada permukaan dinding) , dirasa cukup mudah dalam perawatan dan renovasi apabila instalasi tersebut mengalami gangguan. Sedangkan 17 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
instalasi IN Plester banyak digunakan pada rumah yang umumnya terbuat dari tembok atau merupakan kebalikan dari instalasi ON Plester cara pemasangan instalasinya, instalasi semacam ini juga mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Dilihat dari keuntungan instalasi semacam ini jauh lebih rapi, indah dan lebih tahan lama karena tempat pemasangan instalasi ini di dalam tembok sehingga komponen di dalamnya terjaga, selain itu instalasi ini mempunyai kekurangan yaitu apabila terjadi gangguan pada salah satu komponennya maka kita harus membobok dinding terlebih dahulu sehingga kurang efektif.
2.3.2 Panel Distribusi Dalam suatu rangkaian instalasi listrik yang rumit dan kompleks sangat sukar memeriksa suatu bagian yang mengalami kerusakan disamping sebagai perangkat hubung bagi daya pada suatu instalasi juga merupakan sebagai sarana kontrol dari kerja suatu rangkaian kontrol dan kelistrikan. Yang dimaksud panel kontrol adalah tempat kedudukan dari peralatan kontrol sebagai tempat menghubungkan bagian daya dari sumber tegangan menuju beban. Peralatan-peralatan dari panel harus sedemikian rupa sehingga panel tersebut mudah dipelihara, diperiksa dan pelayanan beban dapat dengan mudah untuk dicapai.
18 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2.4Group Satu
Group satu merupakan group bagi penerangan yang dipasang diruang tamu, ruang makan dan dapur. Ruang tamu dan ruang makan diaktifkan oleh sebuah saklar seri. Selain itu pada ruang tamu disediakan sebuah kotak, kotak ini berguna untuk keperluan yang yang ada. Jalur instalasi dua ruangan ini langsung dilayani oleh keluaran phase dari F1. Sementara untuk ruangan dapur penerangan diaktifkan oleh dua buah tombol plus sebuah stop kontak guna keperluan dapur yang biasanya memerlukan energi listrik dan dua tombol tersebut dibuat dengan maksud agar penerangan di ruang dapur dapat diaktifkan dari dua tempat yang salah satu tombol tersebut tetap ditempatkan di ruang dapur. Jika ingin menambah tombol lagi guna mengaktifkan ruang
dapur
dari
lebih
dari
dua
tempat
cukup
dengan
menghubungkan paralel tambahan tombol dengan tombol yang sudah ada. Hal ini dimungkinkan karena digunakannya saklar impuls sebagai pengontrol penerangan dapur. 19 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2.5Group Dua
Group dua tidaklah terlalu istimewa karena kedua ini fasa langsung diberikan kebeban tanpa harus mengalami pengontrolan oleh alat atau saklar-saklar yang dipasang pada group-group lain. Group ini melayani penerangan kamar mandi, kamar tidur, selasar dan ruangan panel. Dimana penerangan masing-masing ruangan tersebut diaktifkan oleh sebuah saklar silang dan dua buah saklar tukar yang dikombinasikan sehingga mampu menjadi saklar pengaktif penerangan yang dapat mengaktifkan penerangan pada ruang-ruang yang dimaksud dari tiga tempat yang berbeda. Pemasangan tiga saklar untuk satu penerangan di masing-masing ruangan tersebut diatas, sebenarnya tidak menguntungkan secara ekonomis. Tetapi perthitungan ekonomis akan sedikit diabaikan jika ruangan yang tersedia memang cukup luas sehingga pengaktifan penerangan dari satu tempat dianggap kurang efektif.
20 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2.6Group Tiga
Group tiga inilah bebannya benar-benar tergantung pada kontrol yang dipasang pada group empat. Group ini digunakan untuk penerangan jalan, parkir luar dan dalam rumah. Group ini tidak memiliki sebuah pengaktif, sedikitpun bahkan seperti yang diuraikan diatas bahwa aktifnya group tiga ini sangat bergantung pada kontrol di group empat. Oleh karena itu aktifnya group tiga ini dijelaskan pada pengaktifan di group empat.
21 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2.7Group Empat
Group empat ini berisi peralatan kontrol yang sumber energinya langsung diberikan pada F4. Aktifnya penerangan di group tiga berupa penerangan jalan dan parkir di kontrol sebuah saklar selector dimana untuk mengaktifkannya dapat dipilih dua keadaan yaitu dapat diaktifkan secara manual dengan menekan tombol yang tersedia di dua tempat yang berbeda dimana penggunaannya secara manual ini dimaksudkan untuk mengatasi keadaan-keadaan darurat apabila kondisi auto tidak dapat berfungsi dengan baik. Keadaan kedua adalah pengoperasian secara auto dimana operasi ini dilakukan oleh sebuah timer yang dapat kita sesuaikan operasi waktunya sesuai fungsi penerangan jalan dan parkir luar yaitu hanya akan beroperasi pada siang hari.
22 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Selain itu operasi auto ini dikontrol pula oleh sebuah saklar dimmer atau saklar surya yang akan menjaga penerangan jalan dan parkir tetap aktif bila malam malam telah tiba. Dengan dibatasi oleh saklar timer dan dipergunakannya saklar surya, keaktifan kerja penerangan yaitu penerangan luar dan parkir akan lebih baik. Satu yang hampir terlupakan yaitu bahwa pengaktifan salah satu kondisi yaitu kondisi manual lampu tanda akan aktif, yang memberitahukan bahwa posisi yang ada adalah posisi manual. Dari analisa ini dapat dilihat langkah-langkah dalam perakitan tiaptiap instalasi per group.
23 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
3.1 Material dan Komponen
No Nama Peralatan/bahan
Jumlah Satuan Keterangan
A. Pipa dan Alat Bantu 1
Pipa (5/8”) PVC
6,75
Meter
Lokal
2
Benda siku (elbo)5/8” PVC
9
Buah
Lokal
3
Cabang T
1
Buah
Lokal
4
Klem 16 Maluminium
40
Buah
Lokal
5
Klem pipa
42
Buah
Lokal
6
Klem NYM 9 mm dengan paku
12
Buah
Lokal
B. Saklar dan peralatannya 7
Timer
1
Buah
Tender
8
Saklar Tukar
2
Buah
Tender
9
Saklar Silang
1
Buah
Tender
10
Saklar Seri
1
Buah
Tender
11
Saklar Selector
1
Buah
Tender
12
Saklar tekan dengan lampu tanda
1
Buah
Tender
13
Saklar tekan dengan Lampu IP 55
1
Buah
Tender
14
Lampu tanda (merah)
1
Buah
Tender
15
Jungtion Box
4
Buah
Tender
16
Kotak kontak 1 fhase + PE
3
Buah
Tender
17
Fiting Duduk
6
Buah
Tender
18
Roset Kayu
2
Buah
Tender
19
LDR( Light Depended Resistor)
1
Buah
Tender
20
Saklar Tekan
2
Buah
Tender
4
Buah
Tender
C. Panel 21
MCB
24 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
22
Relay Kontraktor 220 V/10A
2
Buah
Tender
23
Saklar Impuls 220 V
1
Buah
Tender
24
Saklar Staircase
1
Buah
Tender
25
Bus Bar Tembaga 3-5 x 15 mm
280
Mm
Lokal
26
Profil untuk terminal
150
Mm
Tender
27
Profil dudukan Relay
200
Mm
Tender
28
Terminal 4 mm2 (line up terminal)
15
Buah
Tender
29
Penaruh terminal
1
Buah
Tender
30
Plat Penutup
1
Buah
Tender
31
Terminal 6 mm 2
1
Buah
Tender
32
Plat Penutup item 35 6mm2
1
Buah
Tender
33
Plat pemisah 6mm2
1
Buah
Tender
34
Wiring Channel
400
Mm
Tender
35
Kabel NYM 3 x 1,5 mm2 pejal
3,4
Meter
Lokal
1
Meter
Lokal
37,5
Meter
Lokal
13
Meter
Lokal
13,5
Meter
Lokal
36
37
Kabel NYM 3 x 1,5 mm2 warna Ph N, PE NYA 1,5 mm 2 hitam, merah, kuning
38
NYA 1,5 mm2 Biru Tua
39
NYA 1,5 mm2 Hijau Kuning
40
Steker 10 – 10 – 16 PNPE
1
Buah
Tender
41
NYAF 3 x 1,5 mm2 serabut
1
Meter
Lokal
42
D. Mur, Baut dan Sekrup Panel
43
Sekrup Kayu, Kepala M2 bulat
170
Buah
Lokal
18
Buah
Lokal
44
Sekrup Kayu, rata perseng 4 x 30 (20)
45
Mur Baut M4 x 10
20
Buah
Lokal
46
Mur Baut M4 x 50
8
Buah
Lokal
Mur Baut M4 x 15
4
Buah
Lokal
47
Rumah Kontrol Panel (Housing)
1
Buah
Lokal
48
Bingkai Panel
1
Buah
Lokal
49
Mur Geser M4
4
Buah
Lokal
25 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
4.1Analisa Hasil Praktek Instalasi ON Plaster
Deskripsi instalasi ON Plaster proyek sudomo ini adalah bahwa penerangan proyek ini terbagi atas 4 group. Dimana masing-masing group diamankan oleh sebuah MCB dan pemasangan instalasi dilakukan di permukaan tembok yang tentunya tidak lepas dari pemasangan pipa beserta penghantarnya. Sumber bagi 4 group tersebut diambil langsung dari jaringan PLN yang ada pada prakteknya langsung diambil dari KWH meter sehingga tidak perlu memasang KWH terlebih dahulu. A. Perakitan panel Dalam merakit panel, bahan – bahan yang merupakan bahan yang harus dipasang hendaknya sudah harus siap. Dikarenakan pada praktek ini tidak melakukan pembuatan kotak panel maka semua hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan panel tidak mengalami pembahasan disini. Pertama adalah mengambil panel dan memasang panel pada papan kerja. Ukuran-ukuran pemasangan panel hendaknya sudah diukur
dan
dilubangi
atas
panel/
langit
langit
panel
guna
mempermudah pemasangan pipa pada panel Kotak panel disekrupkan dengan sekrup
menempel erat ,
dilanjutkan dengan pemasangan tutup kotak panel.
26 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Pemasangan berikutnya adalah pemasangan profil-profil yang diperlukan guna tempat melekatnya peralatan nantinya. Setelah diperkuat dengan baut/mur, diyakinkan agar tidak bergerak lagi. Berikutnya pemasangan wiring chanel yang dipasang disebelah kiri dari penutup pintu panel dilihat dari depan. Wiring langsung dilekatkan dengan roundhead mur. Selanjutnya adalah pemasangan bus bar memiliki beberapa baut guna perekatan kabel nantinya sehingga baut-baut perekat tersebut harus sudah dipasangkan dan langsung diikatkan dengan papan pertinax dan diikatkan dengan mur geser pada profil C. Perlu diingat bahwa bus bar yang terpasang ada dua buah yaitu bus bar untuk netral dan PE. Khusus yang PE, bus barnya mesti tidak terhalang oleh isolator apapun termasuk pertinax sebab bus bar PE mesti terhubung langsung dengan badan kotak panel. Setelah itu adalah pemasangan rumah MCB yang dikaitkan pada profil C dibagian bawah dalam papan panel tersebut. Setelah
semua
peralatan
yang
perlu
ditempel
selesai
direkatkan, dilanjutkan dengan pemasangan peralatan seperti rumah relay, K1, K4T, K6T, K7, K9A, line up terminal, terminal blok sumber. Sampai disini perakitan panel sudah dapat dianggap selesai. Langkah berikutnya adalah pemasangan pipa, saklar-saklar, Fitting, Tombol, Jungtion Box, Swicth Selektor, Stop Kontak, LDR dan Lampu tanda. Tentu setelah semua ukuran telah ditetapkan. Guna mempermudah pemasangan dan pengawatan disarankan agar pada pemasangan peralatan tersebut diatas dan pemasangan pipa diikuti oleh pengawatan kabel sehingga tidak mengalami kesulitan bila nantinya sudah dipasang pipa terlebih dahulu. Pemasangan kawat kepada alat-alat tersebut diatas sesuai dengan karakteristik alat seperti yang telah dijelaskan didepan. 27 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
4.2Pemasangan/Pengawatan 4.2Pemasangan/Pengawatan Instalasi
Pengawatan ini memerlukan sedikit ketelitian karena ia tidak akan pernah bekerja sesuai dengan fungsinya jika pengawatan yang dipasangkan pada alat adalah salah. Dalam pengawatan tersebut sebaiknya digunakan sedikit trik yaitu mengerjakan pengawatan pergroup. Sehingga bila berhasil mengerjakan group yang satu baru kemudian dilanjutkan dengan group yang lain. Baiknya kita mulai pengawatan pada group dua yang lebih mudah dan ini salah satu trik yang lainnya yaitu mengerjakan instalasi yang lebih mudah dahulu. Pengawatan digroup ini dimulai dari pemasangan kabel netral kotak kontak dan langsung dihubung seri dengan holder kawat di fitting dan langsung dihubungkan dengan jungtion box. Untuk kabel phasa sebaiknya langsung dihubungkan dari jungtion box ke phasa kotak kontak baru dan dijumper ke saklar tukar. Keluaran saklar tukar dihubungkan dengan saklar silang. Keluaran saklar silang sekali lagi harus lebih diperhatikan. Agar tidak salah, jumperkan saja antara kanan dengan kanan dari kedua keluaran saklar silang dan dari kiri ke kiri dari keluaran yang lain dan tarik kedua kabel keluaran dari kanan dan kiri saklar silang tersebut. (kalau lebih jelasnya baca pengawatan saklar silang dibagian depan pemasangan saklar ini). Dua kawat keluaran dihubungkan dengan dua holder saklar tukar dan keluaran
saklar
tukar
yang
tinggal
satu
tersebut
langsung
dihubungkan dengan holder kawat fitting lampu di group dua. 28 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Sementara kawat PE cukup dihubungkan ke kotak kontak. Idealnya setiap lampu diberi PE khususnya TI, karena lampu yang dipasang berupa lampu bohlam dengan fitting dari plastic sehiingga sudah cukup aman tanpa ada tambahan PE lagi. Dari jungtion box diteruskan masuk ke pipa sampai ke panel kontrol dan dihubungkan langsung kepada fuse dua melalui line up terminal. Untuk PE dan netral langsung diikatkan pada bus bar terminal masing-masing. Berikutnya yang paling gampang lagi adalah group tiga dimana penerangannya hanya berupa dua buah lampu yang dihubung secara paralel. Cara pemasangan adalah sama dengan memasang lampu biasa dan dipasang tanpa PE. Bedanya fhasa lampu tersebut dihubungkan langsung ke line up terminal dan ditandai dengan tanda tertentu yaitu U3. Untuk group dua pemasangan sebaiknya hubungan antar terminal seperti keluaran saklar seri yang langsung menuju lampu A1 dan A2. Selain itu adalah pemasangan tombol yang dipasang secara paralel lebih baik diselesaikan terlebih dahulu. Demikian pula untuk kotak kontak langsung saja dihubungkan secara paralel di jungtion box. Selesai pemasangan, phasa stop kontak dan saklar seri dimasukan pipa menuju kotak panel dan dihubungkan langsung ke line up terminal dengan tanda L1. Sementara untuk dua kabel tombol setelah berada di panel langsung ke line up terminal dengan tanda nomor 1 dan 2. Untuk lampu D tidak perlu disambung di jungtion box, cukup disambung dari fitting langsung menuju kotak panel dengan tanda U1. Penting untuk diketahui bahwa penyambungan di jungtion box harus memiliki kabel lebih sebagai spare agar bila terjadi kesalahan 29 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
atau kesulitan penyambungan instalasi disebabkan pendeknya kabel dapat diatasi. Untuk pemasangan di group empat, lebih mudah memasang tombol
staircase
dengan
hubungan
paralel
yang
langsung
dihubungkan pada jungtion box dan dari jungtion box langsung menuju kotak panel dan dihubungkan pada line up terminal dengan diberi tanda nomor 8 dan 9. Pemasangan berikutnya adalah pemasangan saklar surya. Untuk
pemasangan
alat
yang
satu
ini
perlu
diperhatikan.
Pemasangan yang benar adalah menghadap ke bawah masukan kabelnya. Hal ini guna menghindari masuknya air bila kita melakukan pemasangan di luar rumah/di lapangan. Kabel yang dipergunakan adalah kabel NYM 3 x 1,5 mm2. Pemasangannya adalah warna biru untuk netral, kuning pada beban dan hitam untuk sumber bagi LDR. Pemasangan akan dapat dilakukan setelah membuka tutup kotak saklar dinner tersebut, karena pelekatan kabel berada didalam kotak saklar surya atau dimmer tersebut. Kabel keluaran dari kotak dilekatkan dengan klem NYM 9 mm2 langsung menuju kotak panel dan diberi tanda dengan nomor 10 dan 11. Setelah itu adalah pemasangan yang terakhir yaitu saklar selector.
Setelah
membuka
kotak
saklar
selector
tersebut,
pemasangan kabel dapat dilakukan. Karena pemasangan saklar diikuti dengan pemasangan lampu indikator, maka sebaiknya pemasangan saklar ini diikuti dengan pemasangan lampu indikator terutama kawat-kawat penghantar. Jangan lupa memasangan penghantar netral pada lampu tanda ini sehingga dalam pipa instalasi untuk saklar selektor berisi 5 30 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
penghantar. Penghantar-penghantar tersebut langsung dihubungkan ke line up terminal dengan penandaan nomor : 3 untuk fhasa sumber 4, untuk sumber kontrol secara manual dan 5 untuk sumber kontrol outomatis. Untuk penghantar lampu tanda dipanel pada line up terminal diberi nomor 6 untuk phasa dan 7 untuk netral atau langsung disambungkan ke busbar netral. Satu hal yang harus diingat lagi yaitu banyak kabel atau penghantar yang boleh dimasukan kedalam pipa instalasi yaitu tidak lebih dari 6 penghantar. Jika lebih, diharuskan menggunakan pipa yang lebih besar diameternya. Hal ini dimaksudnya guna menjaga dan menghindari adanya gesekan mekanis yang dapat menyebabkan rusaknya isolasi kabel sehingga dapat menyebabkan kebakaran ataupun karena faktor lainnya. Dianjurkan dalam mengikat kabel pada busbar, kotak kontak dan untuk pemasangan yang sifatny tidak melakukan penjepitan oleh mur seperti pada peralatan yang dipasang, agar menggunakan teknik mata itik dalam merekatkan kabelnya agar pemasangan kabel lebih kuat dan tidak mudah lepas. Tentunya pembuatan mata itik ini telah dipelajari di semester sebelumnya. Setelah pengawatan diluar panel selesai dilanjutkan pada bagian dalam panel. Yang perlu dilakukan adalah a dalah :
Melakukan pengawatan dari sumber PLN menuju masingmasing rumah fuse. Lakukan penjamperan untuk rumah fuse yang lain dari rumah fuse pertama dengan pemasangan yang seragam dalam arti jika dipasangan dibagian bawah rumah fuse maka rumah fuse yang lain (tentunya pada tempat pengikat penghantarnya) dilakukan jumper pada bagian bawah semua, begitu pula sebaliknya kabel atau 31
LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
penghantar yang boleh dimasukan kedalam pipa yaitu lebih dari 6 penghantar. Jika lebih diharuskan menggunakan pipa yang lebih bessar diameternya. Hal ini dimasudkan guna menjaga dan menghindari adanaya gesekan mekanis, medan magnet yang kuat antar kawat, hubung singkat bila ada kabel yang luka dan d an lain sebagainya.
Setelah pengawatan diluar panel selesai dilanjutkan pada bagian dalam panel. Yang perlu dilakukan adalah :
Melakukan pengawatan dari sumber PLN menuju masingmasing MCB. Lakukan penjamperan untuk rumah fuse yang lain dari MCB pertama : dengan pemasangan yang seragam dalam arti jika dipasang dibagian bawah MCB, maka MCB yang lain (tentunya pada tempat pengikat penghantarnya) dilakukan jumper pada bagian bawah semua begitu pula bila sebalikya.
Melakukan penyambungan yang paling mudah. Seperti menyambung keluaran MCB dua menuju line up terminal pada tempat yang telah ditandai untuk keluaran fuse 2 yaitu U2.
Melakukan
penyambungan
keluaran
lain
seperti
penyambungan keluaran MCB 1. Keluaran MCB 1 ada dua yaitu ke line up terminal dengan nomor 1 dan input dari saklar inpuls. Setelah itu anak kontak inpuls dijumper ke line up terminal dengan nomor 2, dan keluaran dari anak kontak tersebut dismbung ke line up terminal dengan tanda U1 Sampai disini pengawatan untuk fuse 1 telah selesai.
32 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Selanjutnya melakukan penyambungan pada MCB 3 yaitu dengan menghubungkan keluaran MCB 3 langsung ke anak kontak relay K7. Anak kontak yang digunakan adalah NO dan relay jenis yang kita gunakan untuk hubungan NO maupun NC ada beberapa buah. Sehingga sebelum memasang ke rumah relay perlu diperhatikan keterangan yang ada pada relay tersebut. Keluaran anak kontak langsung dihubungkan ke line up terminal ke simbol U3.
Bagian terakhir yang akan dikawati adalah MCB 4. Dari MCB 4 keluarannya langsung dihubungkan pada saklar timer dan dapat langsung di jumper menuju line terminal nomor 3 karena langsung menuju saklar selektor.
Berikutnya dari line up terminal nomor 4 disambung ke anak kontak NC K9A, Outputnya disambung Ke line up terminal nomor 5 yang menuju ke lampu H5.
Berikut dari Input NC K9A dijumper ke Staircase. Pemasangan staircase sangat khas. Untuk itu keterangan yang diberikan pada alat harap dibaca dengan teliti sebab bila tidak kesalahan akan terjadi dan rangkaian tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.
Berikutnya Penyambungan dari line up terminal nomor 6 ke Anak kontak NO dari staircase. Dan outputnya disambung ke koil K7.
Pemasangan berikutnya adalah memasang dari line up nomor 7 menuju ke anak kontak NC K9A, dan outputnya menuju ke input anak kontak NC K9A.
33 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Berikutnya dari input anak kontak NO K9A dijumper ke Anak kontakNO K4T, dan Outputnya disambung ke line up terminal dengan nomor 9. Dari line up terminal nomor 10 disambung ke koil K7.
Semua pemasangan telah dilakukan tetapi tidak berarti langsung dapat beroperasi sebab semua kabel netral belum dipasang pada semua peralatan seperti impuls switch, timer switch, relay K7 dan relay K9A. Untuk itu semua peralatan ini dapat dipasang kabel netral dengan hanya menjumperkan satu alat ke alat yang lain dan pada akhir jumperan dihubungkan langsung menuju bus bar netral.
Setelah selesai semua pengawatan maka peralatan dapat dipasang di tempatnya masing-masing. Diusahakan Diusahakan agar sumber sebelum benar-benar masuk untuk dicek secara manual dengan menggunakan multi meter.
4.3Cara Kerja Diagram Kontrol
4.3.1Group I
Seperti
yang
telah
dijelaskan
pada
deskripsi
instalasi,
penerangan group 1 yaitu penerangan ruang tamu dan ruang makan akan aktif bila saklar seri C1 dan C2 ditekan. Bila salah satu saklar seri tersebut baik C1 dan C2 ditekan maka akan mengaktifkan salah satu penerangan dikedua ruangan.
34 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Untuk ruangan dapur, penerangan dapur akan aktif bila salah satu tombol ditekan. Dengan tekanannya salah satu tombol tersebut akan memberikan arus pada kumparan di impuls switch dan akan mengaktifkan anak kontak dan anak kontak akan berubah dari posisi normalnya karena terdapat pengunci (lihat penjelasan sebelumnya). Hal ini berarti bahwa penerangan dapur akan terus aktif sampai salah satu tombol ditekan kembali guna menormalkan kembali anak kontak yang ada pada impuls switch atau saklar impuls.
4.3.2Group 2
Untuk group 2 aktifnya penerangan tidak perlu dijelaskan terlalu terperinci karena aktifnya penerangan ini cukup dengan menekan salah satu saklar yang ada. Meskipun masing – masing saklar mempunyai karateristik yang berbeda namun kombinasi yang tepat, fungsi seperti diatas akan dapat dibuat dengan mudah. Penerangan yang dimaksud pada group ini dapat diaktifkan ditiga tempat dan dapat dinonaktifkan dari tiga tempat.
4.3.3Group 3
Group 3 ini sangat erat kaitannya dengan group 4, karena sebelum menuju beban, fasanya melewati relay K7. dimana Koil dari relay tersebut berada di group 4. Jadi aktif atau non aktifnya relay K7 akan sangat berkaitan erat dengan aktif atau tidaknya kontrol pada group 4.
35 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
4.3.4 Group 4
Di group ini ada 2 pilihan pengoprasian, yaitu operasi secara manual atau secara otomatis. Hal ini merupaka fungsi dari selector switch. Berikut penjelasan dari 2 keadaan pengoprasian tersebut :
4.3.5 Pengoprasian Secara Manual
Operasi manual adalah salah satu cara pengaktifan relay K7 dimana bila cara pengoperasian ini dipili hmaka dengan serta merta mengaktifkan lampu indicator(H5)
yang akan memberitahukan
bahwa rangkaian diaktifkan dengan cara manual. Pada operasi manual ini terdiri atas peralatan yang mendukung yaitu relay K9A, staircase,dan kumparan K7. Lampu indikator aktif dengan begitu selektor diarahkan untuk operasi manual. Hal ini terjadi karena anak kontak relay K9A berada dalam posisi normal yaitu NC., sehingga phasa langsung masuk kelampu indikator. Anak kontak relay K9A ini tidak akan pernah mengalami perubahan apapun disebabkan kumparan relay K9A tidak memperoleh sumber arus. Namun aktifnya lampu indikator bukan berarti relay K7 ikut aktif karena relay K7 tidak mendapatkan sumber disebabkan terputusnya sumberoleh anak kontak staircase . untuk mengaaktifkan maka anak kontak staircase tersebut harus menutup dan akan menutup bila staircase tersebut dalam keadaan aktif. Dengan menekan tombol yang menghubungkan antara sumber dengan kumparan staircase maka anak kontak K6T akan berubah pada posisi dari membuka menjadi menutup sehingga K7 otomatis
36 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
mendapakan sumber sehingga anak kontak K7 pun ikut menutup dan mengaktifkan beban yang terpasang. Aktifnya anak kontak relay K7 bukanlah tanpa batas karena sumber relay K7 sngat tergantung pada membuka atau menutupnya anak kontak K6T. Dan disebabkan sifat staircase yang bergantung pada waktu maka aktifnya K7 pun ikut terpengaruh dengan waktu yang ada pada staircase. Waktu tersebut sangat berpengaruh terhadap pemasangan kawat .Pada praktek ini pemasangan adalah sistem 4 kawat sehingga menekan tombol setelah penekanan yang pertama akan menambah waktu aktifnya anak kontak K6T yang berarti menambah aktif waktu bagi
kontaktor
relay
K7
yang
juga
akan
memperlama
aktif
penerangan jalan dan parkir. Sekali lagi penggunaan proses manual ini hanya dimaksudkan dalam keadaan darurat bila keadaan otomatis tidak berfungsi. Sampai disini selesailah fungsi manual dari rangkaian kontrol ini.
4.3.6 Pengoperasian Secara Otomatis
Untuk opersi automatis , lampu indikator akan langsung mati begitu saklar selektor lansung dipindah keposisi otomatis. Hal ini disebabkan
kumparan
relay
posisi
K9A
memperoleh
sumber
sehingga anak kontak relay K9A langsung berubah posisi. Sehingga lampu indikator yang phasanya diperoleh dari NC- nya K9A. maka anak kontak K9A penghubung lampu indikator tersebut langsung memutus sumber terhadap lampu indikator. Sementara untuk relay K7 masih dapat dioperasikan seacara manual dikarenakan anak kontak K9A yang dalam normalnya berada dalam posisi NO. Saat K9A aktif jumper tersebut akan menutup dan 37 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
mengalirkan sumber yang mana akan tetap dapat beeroperasi secara manual menggantikan posisi selektor untuk operasi manual.Bedanya lampu indikator tidak aktif. Untuk operasi otomatis sumber K7 diperoleh dari anak kontak K4T yang dalam normalnya berada dalam posisi NO. Seperti yang telah dijelaskan , anak kontak K4T tersebut akan menutup setelah waktu yang kita tentukan telah dipenuhi oleh timer sejak ia diberi sumber. Dengan menutupnya anak kontak K4T bukan berarti relay K7 akan aktif karena sumber ke relay tersebut diputuskan oleh anak kontak LDR. Selama belum malam , maka anak kontak LDR tidak akan pernah menutup.Sesaat LDR mendapat cahaya yang kurang kuat disebabkan hari mulai menjelang malam,maka anak kontak LDR pun menutup.maka lengkaplah K7 mendapat sumber sehingga aktiflah K7. Sesuai dengan set waktu yang telah kita tentukan maka relay K7 akan bekerja selama magrib sampai menjelang terbit matahari tepatya kurang lebih dari yang ditentukan disebabkan intensitas cahaya yang diterima pada jam – jam yang telah ditentukan oleh timer , tetapi ada satu yang dapat dipastikan yaitu relay K7
tidak
akan pernah aktif pada siang hari meskipun pada siang hari tersebut intensitas cahaya yang diterima oleh LDR melemah disebabkan oleh cuaca ataupun gerhana matahari ataub hal yang lainnya. Inilah
keuntungan
penerapan
K4T
(Timer),
sehingga
pemasangan K4T tersebut bukanlah sesuatu pemasangan yang disiasiakan.
38 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
5.1 Tujuan
Setelah melakukan trouble shooting diharapkan dapat :
Memperbaiki segala jenis kerusakan pada instalasi listrik.
Menentukan tempat kerusakan
Mengetahui langkah – langkah yang harus dikerjakan dalam menyelesaikan suatu perbaikan instalsi listrik.
Tujuan diadakan trouble shooting adalah :
Untuk melatih mahasiswa mengembangkan pemikiran analisa terhadap suatu permasalahan yang mungkin terjadi
pada
rangkaian
yang
berhubungan
dengan
instalasi listrik
Untuk mengantisipasi atau sebagi bekal mahasiswa di lapangan apabila menemui suatu permasalahan / trouble shooting.
Trouble shooting biasanya terjadi pada peralatan ,penghantar, pengaman dan lain – lainya. Tiap trouble shooting yang diterapkan mahasiswa yaitu dihadapkan pada suatu permasalahan yang menyebabkan suatu rangkaian tidak bekerja sesuai dengan deskripsi kerja yang diharapkan.
39 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
5.2 PERALATAN
Peralatan yang digunakan:
Test Pen
Multimeter
Obeng (+) dan Obeng (-)
Tang potong dan Tang kupas
5.3 TROUBLE SHOOTING
Adapun langkah penyelesaian trouble shooting sebagai berikut: 1. Mengecek fungsi rangkaian per group untuk mengetahui latak trouble shotting pada rangkaian. 2. Menggunakan
multimeter
untuk
mengecek
setiap
sambungan pada rangkaian untuk mengetahui posisi troble shotting. 3. Melakukan perbaikan dari hasil analisa yang telah dilakukan.
Adapun trouble shooting yang terjadi adalah:
Grup 1 kabel netral pada lampu yang dinyalakan menggunakan tombol tekan dilepas Grup 1kabel netral pada stop kontak dilepas Grup 2 kabel masukan ke saklar silang ditukar Kabel dari line up 11 yang menuju LDR dipotong
40 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Cara mengatasi trouble shooting yang terjadi :
Kabel netral pada lampu dipasang kembali k embali
Kebel netral pada stop kontak dipasang kembali
Kabel masukan pada saklar silang yang ditukar dituk ar dikembalikan kekeadaan semula
Kabel dari line up 11 yg dipotong dipasang kembali.
Pada saat dilakukan tes fungsi setelah trouble shooting Lampu pada grup 1 yang dinyalakan dengan tombol tekan tidak menyala Stop kontak grup 1tidak berfungsi Lampu pada grup 2 tidak dapat difunsikan sebagaimana mestinya LDR tidak berfungsi dengan baik
41 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
5.4Berikut adalah gambar rangkaian residenc AB sudomo: SINGLE LINE PANEL
42 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
SINGLE LINE PAPAN
43 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
6.1 KESIMPULAN Setelah melakukan praktek kerja bengkel semester III ini, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, diantaranya : Penggunaan
peraturan-peraturan misalkan pada PUIL 2000
tentang instalasi listrik sangatlah penting dikarenakan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan. Ketelitian
dan kedisiplinan sangatlah penting dalam melakukan
suatu pekerjaan. Dalam
memasang instalasi penerangan khususnya proyek
SUDOMO ini ,pemahaman pembacaan gambar rangkaian dan deskripsi kerja suatu rangkaian yang sangatlah penting.Guna mengetahui cara kerja dan fungsi dari suatu peralatan. Instalasi
proyek SUDOMO terbagi menjadi 4 group.Ini gunanya
apabila terjadi suatu gangguan arus lebih dapat lebih mudah dideteksi,tanpa menggangu group lainnya. Suatu
rangkaian yang dibuat 2 fungsi atau lebih seperti manual
dan automatis bertujuan untuk kondisi normal dan kondisi darurat juga mempermudah pengoperasian.
44 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
6.2 SARAN – SARAN Sebelum laporan ini ditulis beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, baik untuk penulis sendiri maupun rekan – rekan mahasiswa yang lain: 1. Menaati peraturan bengkel. 2. Ketelitian dan kedisiplinan harus diterapkan. 3. Hubungan komunikatif antar pembimbing dan mahasiswa ditingkatkan. 4. Bertanggung jawab terhadap material dan peralatan yang dipinjam.
45 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
46 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011