LAPORAN PRAKTEK BENGKEL LISTRIK SMT II Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bengkel Listrik Semester Genap Tahun Akademik 2016/2017 Dosen Pembina : Bpk. Slamet Nurhadi,ST
OLEH : Hendra Joko Siswanto Kelas : 1D Jurusan : Tehnik Elektro Prodi : DIII Tehnik Listrik
POLITEKNIK NEGERI MALANG Alamat : JL. Soekarno Hatta No. 9 Tlp. (0341) 404424 Fax. (0341) 404420
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan hasil latihan praktek bengkel listrik semester II Politeknik Negeri Malang
Nama
: Hendra Joko Siswanto
NIM
: 1631120047
Kelas
: 1D D3 Teknik Listrik
Judul
: “Instalasi Penerangan Satu Fasa Fasa Sistem Pemasangan ON PLESTER ”
Benar telah melakukan praktek semester 2 di bengkel listrik, Prodi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Malang, dan laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh instruktur yang bersangkutan.
Malang, 17 Juni 2017
Slamet Nurhadi,ST
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan limpahan rahmat-Nya sehingga laporan hasil praktek bengkel listrik ini dapat terselesaikan, dengan judul laporan “Instalasi Penerangan Satu Fasa Sistem Pemasangan ON PLESTER ”. ”. Laporan ini berisi tentang segala apa-apa yang berkaitan dengan praktek yang telah dilakukan, macam-macam alat dan kegunaannya masing-masing,serta manfaat dari praktek itu sendiri. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak dalam hal ini instruktur dan rekan lainnya, maka dalam praktek maupun penmbuatan laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak banyak terima kasih kepada semua pihak terkait, hususnya kepada dosen pembimbing (instruktur). Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan, baik dari isi, penyusunan maupun penulisannya, oleh karena itu, penulis menyampaikan maaf dan mengharapkan kritik kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan pembuatan laporan ke depannya.
Penulis,
Hendra Joko Siswanto NIM 1631120047 1631120047
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Teknik Listrik merupakan salah satu program studi yang ada di Politeknik Negeri Malang, salah satu mata kuliah di program studi Teknik Listrik Listrik adalah Bengkel Listrik. Praktek bengkel listrik ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa Teknik Listrik yang didapat pada mata kuliah teori serta meningkatkan kedisiplinan yang berguna bagi mahasiswa itusendiri.
Pada praktek bengkel listrik ini terdapat beberapa job yang harus diselesaikan dalam setiap semester sesuai silabus yang diberikan. Setelah menyelesaikan praktikum siswa dituntut untuk membuat membuat laporan hasil praktikum yang dikumpul dikumpul pada akhir semester sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai ujian semester. Dengan laporan ini dapat dinilai tentang kemampuan mahasiswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh dosen pembimbing. Selain untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi juga sebagai refe rensi atau bekal dalam bekerja pada dunia usaha atau dunia industri nantinya. nantinya. Dengan keterampilan bengkel listrik ini, mahasiswa bisa mengaplikasikan semua teori yang didapat pada mata kuliah lain dalam prakteknya yang bisa menciptakan lulusan yang kompeten dan siap bersaing dalam dunia kerja.
1.2 TUJUAN
Tujuan praktek bengkel listrik Semester II : a. Dapat menggambar dan membaca suatu gambar instalasi penerangan 1 fasa b.
Dapat mempersiapkan alat-alat dan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk instalasi penerangan 1 fasa
c. Dapat memahami fungsi dan dapat memasang komponen-komponen yang dibutuhkan dalam instalasi penerangan 1 fasa d. Dapat memasang pipa dan penghantar dan memeriksa suatu instalasi bertegangan e. Dapat membaca diagram pengawatan pengawatan panel,
memasang isi panel, panel, melakukan
pengawatan panel, melakukan pemeriksaan pengawatan panel f. Dapat mengukur tahanan isolasi menggunakan Megger g. Dapat memahami prinsip kerja kWh meter, membaca diagram rangkaian pengawatan kWh meter, mengukur menggunakan alat kWh meter,dan memasang instalasi kWh meter h. Dapat melakukan terminasi kabel twistead dan dapat melakukan penyambungan pada jaringan bertegangan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DASAR KESELAMATAN KERJA
Dasar-dasar keselamatan kerja yang ada di Indonesia telah diatur dalam UU RO no. 1 Th 1970. Pada pasal satu ayat 5 misalnya, dikemukakan ahwa ahli keselamatan kerja adalah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi mengawasi ditaatinya UU No. 1 Th 1970. Organisasi keselamatan kerja dalam administrasi pemerintah di tingkat pusat diwadahi dalam bentuk Direktorat Pembinaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja d an Direktoral Perlindungan Perawatan Tenaga Kerja. Fungsi Direktorat ini antara lain : melaksanakan pembinaan, pengawasan, serta penyempurnaan dalam penetapan norma norma keselamatan kerja di bidang mekanik, bidang listrik ,uap dan kebakaran.
2.2 STANDAR KESELAMATAN KERJA Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja
digolongkan sebagai berikut : a. Pelindung badan, badan, meliputi pelindung mata, tangan, hidung, hidung, kaki, kepala, dan telinga b. Pelindung mesin, sebagai tindakan untuk melindungi mesin dari bahaya yang mungkin timbul dari luar atau dari dalam pekerja itu sendiri c. Alat pengaman listrik , yang setiap saat dapat membahayakan d. Pengaman ruang, meliputi pemadam kebakaran, system alarm, air hydrant, penerangan yang cukup, cukup, ventilasi udara yang baik, dan sebagainya Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan : a. Tindakan yang tidak aman, seperti : memakai peralatan tanpa menerima pelatihan, memakai peralatan dengan cara yang salah, tidak memakai perlengkapan al at pelindung, dan lain-lain b. Kondisi kerja yang tidak aman, seperti : tidak ada inst ruksi tentang metode yang aman, tidak ada atau kurangnya pelatihan si pekerja, memakai pakaian yang tidak cocok untuk mengerjakan tugas pekerjaan tersebut, menderita cacat jasmani, penglihatan kabur, dan lain-lain
Beberapa tindakan mencegah terjadinya kecelakaan : a. Berhati-hati dalam melakukan pekerjaan b. Mencegah kondisi kerja yang tidak aman c. Mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam keadaan darurat d. Segera melaporakan segala kejadian, kejanggalan dan kerusakan peralatan sekecil apapun pada dosen pembimbing. 2.3 INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM ON PLASTER
a. Instalasi on plester adalah suatu instalasi dengan meletakkan penghantar ke dalam pipa. Lokasi peletakannya bisa pada dinding atau langit-langit rumah b. Cocok pada rumah yang terbuat dari kayu karena pemasangan pipa menjadi lebih efektif c. Pemasangan system on plester sering digunakan pada instalasi yang tidak tetap atau berubah-ubah. Biasanya digunakan digunakan pada industri-industri d. Pada system pemasangan on plester, penyambungan kabel harus dilakukan di kotak sambung. Tidak melakukan penyambungan di dalam pipa 2.4 SYARAT INSTALASI LISTRIK
Keamanan
Ditujukan untuk keselamatan manusia, ternak dan harta benda. Pemeriksaan dan inspeksi/ pengawasan dari instalasi sebelum digunakan/ disambung. Dan setiap perubahan yang penting perlu diberi tanda/ kode untuk keamanan dalam pekerjaan-pekerjaan selanjutnya .
Keandalan
Keandalan yang tinggi digunakan untuk mengatasi “kerusakan” dalam batas-batas batas -batas normal, termasuk dari kesederhanaan suatu sistem, misalkan : mudah untuk dimengerti dan diopersaikan dalam keadaan normal maupun dalam keadaan darurat. Untuk selanjutnya dapat digabungkan dengan peralatan-peralatan listrik.
Kemudahan
Semua peralatan, termasuk pengawatan akan diatur menurut operasinya, pemeriksaan, pengawasan, pemeliharaan dan perbaikan serta mudah dalam menghubungkannya. menghubungkannya. Perincian-perinciannya tercantum dalam label atau sejenisnya, yang menunjukkan penggunaan switchgear dan controlgear agar menghindari me nghindari dari kebingungan atau kesimpang siuran
Ketersediaan (cadangan)
Pemberian daya yang kontinyu untuk para konsumen adalah penting.
Sumber daya (cadangan) diperlukan untuk memberikan daya seluruh atau sebagian dari beban. Keluasan dari sistem listrik yaitu : sistem listrik tersebut dapat diadakan perubahan jika diperlukan, diperbaruhi, dan perluasan keperluan-keperluan lain di masa mendatang
Pengaruh dari lingkungan
Pengaruh dari macam-macam hal misalnya sebgai contoh : polusi, kebisingan, dan lain sebagainya. Termasuk juga masalah keindahan
Ekonomi
Instalasi listrik sejak dari perancanagn, pelaksanaan pemasangan sampai dengan pengoperasian harus diperhitungkan diperhitungkan biayanya sesuai dengan investasi. 2.5 ALAT UKUR DALAM INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM ON PLASTER
1. Tespen Kegunaan : mendeteksi tegangan, membedakan polaritas, menguji atau memeriksa fuse atau MCB yang putus 2. Multimeter Multimeter adalah suatu alat yang dapat berfungsi sebagai Amperemeter, Voltmeter, Ohmmeter. Ada dua jenis multimeter, yaitu multimeter digital dan multimeter analog. Kegunaan : mengukur arus AC / DC ( Amperemeter ) , mengukur tegangan AC / DC ( Voltmeter ), Mengukur tahanan ( Ohmmeter)
Gambar 2.5.1 Multimeter
Cara menggunakan multimeter :
a. Sebagai Amperemeter, multimeter dipasang secara seri ser i pada rangkaian. Tentukan jenis arus yang diukur dan batas ukur yang digunakan. b. Sebagai Voltmeter, multimeter dipasang secara paralel pada rangkaian Tentukan jenis tegangan yang diukur dan batas ukur yang digunakan c. Sebagai Ohmmeter, multimeter dapat dipasang secara seri maupun parallel 3. Megger Suatu alat yang digunakan untuk mengukur mengukur tahanan isolasi. Cara kerja dari megger yaitu dengan membangkitkan tegangan tertetntu dan disambung ke ujung-ujung peralatan yang akan diketahui tahanan isolasinya.
Kegunaan : mengukur tahanan isolasi suatu instalasi
Gambar 2.5.2 Megger
Cara Menggunakan Megger : 1.Periksa jarum penunjuk (harus pada posisi 0 ). 2.Cek baterai dengan cara mengubah saklar pada posisi B.CHECK. 3.Tekan B.CHECK, dan lihat jarum penunjuk,apakah sudah menunjukkan Bat Good. 4.Setelah cek baterai,lepas B.CHECK dan ubah saklar ea rah 500 V. 5.Jangan menyentuh ujung kabel (Probes) pada saat pengukuran,karena Megger mengeluarkan tegangan tinggi.
4. kWh meter kWh meter adalah alat pengukur energi e nergi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali tegangan, arus faktor kerja, kali waktu yang tertentu (UI Cos t) yang bekerja padanya dalam jangka waktu tertentu tersebut. Bagian utama dari kWh meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus, piringan aluminium, dan magnet permanen yang tugasnya menetralkan piringan aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah perputaran piringan aluminium. Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet, dimana medan magnet tersebut menggerakkan piringan aluminium. Putaran piringan tersebut akan menggerakkan counter digit sebagai tampilan jumlah kWh nya.
Gambar 2.5.4 KWH dan Wiring Diagramnya
2.6 KOMPONEN dan ALAT DALAM INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM ON PLASTER 1. Pipa Pelindung
Penggunaan pipa pada instalasi listrik dapat dipasang didalam tembok/beton maupun di luar dinding/pada permukaan papan kayu, sehingga terlihat rapi. Pemasangan didalam tembok sangat bermanfaat di samping sebagai pelindung penghantar juga saat dilakukan penggantian penghantar di kemudian kemudian hari akan mudah dan efisien. Pengerjaan pipa ini meliputi memotong, membengkok membengkok dan menyambung. menyambung. Sementara ini pipa pelindung yang paling sering digunakan dalam instalasi listrik adalah pipa PVC Pipa PVC
Pipa ini dibuat dari bahan paralon/PVC. Jika dibandingkan dengan dengan pipa union, keuntungan pipa PVC adalah lebih ringan, lebih mudah mudah pengerjaannya (dengan pemanasan) dan merupakan bahan isolasi, sehingga tidak ti dak akan mengakibatkan hubung singkat antar penghantar. Di samping itu penggunaannya penggunaannya sangat cocok untuk daerah lembap, karena tidak menimbulkan korosi. Namun demikian, pipa PVC memiliki kelemahan yaitu tidak tahan digunakan pada temperatur kerja di atas 60°C.
Gambar 2.6.1 Pipa PVC
2. Kotak Sambung
Kotak sambung pada instalasi penerangan berguna untuk: 1. Sebagai tempat penyambung/ pemeriksa kabel instalasi untuk alat hubung pemakai/ bebas dari penarikan penarikan kabel ke instalasi selanjutn ya. 2. Sebagai tempat pemeriksaan kabel instalasi. Jenis-jenis kotak sambung : 1. Kotak sambungan 3 cabang tanpa ulir/sekrup 2. Kotak sambungan 4 cabang tanpa ulir/sekrup 3. Kotak sambungan 4 cabang dengan ulir/sekrup
Gambar 2.6.2 Kotak Sambung
3. Klem Klem digunakan pada instalasi di luar tembok. Klem digunakan untuk mempekuat mempekuat pipa atau kabel. Pada pasaran terdapat ukuran 15/8”, ¾”, 1”, 1 ¼” 1 ½” dan 2”.
Gambar 2.6.3 Klem
4. Lasdop
lasdop digunakan pada sambung dan untuk mencegah adanya hubungan dan untuk mencegah adanya hubungan singkat (korslet).
Gambar 2.6.4 Lasdop
5. Saklar
Saklar termasuk bahan jadi yang merupakan alat yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari sumber tegangan menuju beban. Saklar sangat banyak macam dan jenisnya misalnya: untuk keperluan instalasi penerangan, untuk tegangan tinggi, instalasi tenaga dan banyak lagi jenisnya. Jenis-jenis saklar pada dasarnya dibedakan menjadi: 1. Saklar manual 2. Saklar magnetik (MC) 3. Saklar otomatis
Saklar magnetik dan saklar otomatis akan dibahas pada semester berikutnya. Sedangkan saklar manual menurut penggunaannya untuk: 1. Instalasi penerangan. 2. Instalasi tenaga. Macam-macam saklar manual yang digunakan untuk instalasi penerangan menurut hubungannyaa antara lain: hubunganny l ain: 1. Saklar tunggal
6. Saklar kutub dua
2. Saklar seri
7. Saklar kutub tiga
3. Saklar silang
8. Saklar tarik
4. Saklar tukar
9. Saklar tombol tekan
5. Saklar kelompok Bentuk-bentuk pemasangannya saklar adalah: 1. Saklar ditanam dalam tembok sistem IN-BOUW 2. Saklar tidak ditanam di dalam tembok sistem OUT-BOUW Ada beberapa persyaratan dalam pemasangan saklar antara lain: 1. Harus dapat melayani secara aman tanpa memerlukan memerl ukan alat bantu. 2. Saklar harus dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang bergerak (tangkai atau pengumpil) saklar tidak bertegangan pada waktu waktu saklar dalam keadaan terbuka atau tidak terhubung (Puil 1977 Pasal 206 B1). 3. Dudukan semua saklar di dalam suatu instalasi harus seragam, misalnya: semua saklar dalam keadaan terhubung
Gambar 2.6.5 Saklar Seri
6. Saklar Sensor Cahaya ( Selcon )
Gambar 2.6.6 Selcon
Pengertian:
Merupakan sebuah rangkaian yang digunakan sebagai sakelar yang bekarja secara otomatis dengan media intensitas cahaya. Jadi tidak perlu ceklak ceklit tuk menghidupkan atau mematikan,,, CARA KERJA RANGKAIAN SAKLAR OTOMATIS : Di sini yang paling berperan adalah cahaya. Saat LDR terkena cahaya (apa saja) maka sakelar belum bekerja, Nah ketika LDR tidak terkena cahaya maka rangkaiana akan bekerja yang menghidukan RELAY (memindahkan kontak dari NC ke NO). Kita dapat mengatur seberapa terang / gelapnya cahaya untuk mengoperasikan rangkaian ini pada POTENSIOMETER ( 100K Pot) Aplikasi:
Rangkaian ini kebanyakan digunakan untuk menghidupkan sebuah lampu, lampu taman atau yang lainnya. Namun jika di gunakan untuk untuk menghihupkan yang lainnya juga juga bisa, misalnya pompa air mancur di taman, AC dan masih banyak lagi, semuanya itu secara otomatis tentunya
7. Tombol tekan ( Push button )
Swich Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi untuk menghubungkan atau memisahkan bagian – bagian dari suatu instalasi listrik satu sama lain (suatu ystem saklar tekan push button terdiri dari saklar tekan start. Stop reset dn saklar tekan untuk emergency. Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO (normally open)).
Gambar 2.6.7 Push Button
8. Fitting
Fitting termasuk bahan jadi dan merupakan alat yang berfungsi sebagai pemegang atau tempat bola lampu. Ada dua jenis fitting, diantaranya : a. Fitting duduk Disebut fitting duduk, karena pada dasarnya setelah dipasang kedudukannya melekat ditempatnya semula (duduk).Fitting ini juga sering disebut fitting dinding, karena dapat dipasang pada dinding-dingin atau langit-langit. Bila pemasangannya tidak dapat dilaksanakan secara langsung, perlu dipasang roset dari kayu sebagai gantinya.
b. Fitting gantung Fitting gantung adalah salah satu peralatan dalam rangkaian instalasi penerangan yang berfungsi sebagai pemegang bola lampu dan penghantar daya listrik ke lampu. Pelaksanaan pemasangan fitting gantung hendaknya dimaksudkan sedemikian rupa sehingga faktor elekris dan mekanis dapat dijamin kehandalannya.
Gambar 2.6.8. Fitting
9. Roset kayu
Kayu roset merupakan tempat penunjang dari fitting lampu.
Gambar 2.6.9 Roset Kayu
10. Kotak Kontak
Kotak kontak adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan menghubungkan alat listrik list rik yang dapat berpindah-pindah.
Gamar 2.6.10 Kotak Kontak
11. Kabel Listrik
Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listr ik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari karet atau plastik, sedangkan konduktor terbuat dari serabut tembaga atau tembaga pejal.
Gambar 2.5.11.a Kabel Listrik
Ada beberapa macam kabel listrik, diantaranya : 1. N.Y.A Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan ystem tenaga. Dalam instalasi rumah digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, dan seringnya untuk instalasi kabel udara. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang.
2. N.Y.M Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan ystem tenaga. Kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu). Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam. 3. N.Y.Y Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4.Kabel NYY dieprgunakan untuk untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.
4. Kabel Twisted yaitu kabel yang dipilin sehingga membentuk putaran. Kabel ini berfungsi mengalirkan tegangan dari jaringan tegangan distribusi PLN ke KWh meter
Gambar 2.5.11 b Kabel Twisted
12. MCB ( Magnetic Circuit Breaker )
MCB adalah sebuah alat yang di pakai pada instalasi l istrik.yang berfungsi sebagai proteksi terhadap arus hubung singkat dan sebagai proteksi terhadap arus beban lebih. MCB bekerja memutuskan arus hubung singkat dengan kerja dari relai elektromagnetik berdasarkan prinsip electromagnet. Dan MCB bekerja memutuskan arus beban lebih dengan kerja dari bimetal. MCB menggunakan satuan Ampere (A), Karakteristik MCB dibagi menjadi 3, yaitu OtomatL, Otomat-G, dan Otomat-H. Fungsi utama dari MCB adalah :
Sebagai proteksi terhadap arus beban lebih
Sebagai proteksi terhadap arus hubung singkat
Sebagai pembatas arus yang diberikan PLN pada kWh meter
Sebagai pemisah
Gambar 2.5.12 MCB dan Simbolnya
13. Panel Hubung Bagi ( PHB )
Perangkat hubung bagi (PHB) merupakan suatu perlengkapan untuk membagi tenaga listrik dan/ atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaatan listrik mencakup sakelar pemutus sirkit, sirkit , papan hubung bagi tegangan rendah dan sejenisnya. sejenisn ya. Pada praktek On Plaster ini PHB tersebut yang menerima tenaga listrik dari saluran utama konsumen dan membagikannya ke seluruh instalasi konsumen
Gambar 2.5.13 Panel
14. Saklar Impuls
Saklar impuls adalah jenis saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kerja magnet, dimana posisi saklarnya akan berubah setiap impuls bekerja. Lamanya mengoperasikan mengoperasikan dari kontak tekan tidak mempengaruhi sistem kerjanya. Saklar ini mempunya dua posisi kontak, “off” pada impuls kedua dan kontak kontak “on” pada posisi pertama.Dalam mengendalikan (on dan off) suatu lampu menggunakan push button sebagai kontrol bantu, dipakai suatu saklar impuls yang bekerja oleh adanya impuls (sinyal) yang diberikan dari push button.
Gambar 2.5.14 Saklar Impuls
15. Fuse ( Sekring ) Sekering digunakan sebagai pemutus sirkit yang mengamankan sirkit akhir penerangan darurat, yang harus ditempatkan dalam PHB yang mendapat suplai langsung dari baterai.
Gambar 2.5.15 Fuse
16. Heater Heater dalam praktek ini digunakan untuk mem-bending pipa PVC 5/8 inc, sehingga dalam praktek On Plaster ini tidak menggunakan elbow. Ketika mem-bending pipa, usahakan semua permukaan pipa yang akan dibengkokkan terkena panas, sehingga mudah untuk membengkokkannya, jika pipa sudah kembali dingin jangan paksakan untuk membengkokkan, karena akan menyebabkan pipa patah.
Gambar 2.5.16 Heater
17. Line Up Terminal tempat penyambungan kabel dari sumber yang di hubungkan dengan kabel dari beban yang letaknya di dalam panel.
Gambar 2.5.17 Line Up Terminal
Spesifikasi Alat 1. Palu Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan kepada benda. Palu umum digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda, penempaan logam dan menghancurkan suatu obyek
Gambar 2.5.18 Palu
2. Sekrup
Bentuk ulir pada batangnya berfungsi untuk membentuk ikatan yang lebih kuat pada kayu. Untuk hasil terbaik,kayu terbaik,kayu induk harus harus dilubangi dengan ukuran sebesar diameter inti sekrup dan kayu tambahan dilubangi tambahan dilubangi sebesar ukuran diameter sekrup bagian luar. Dengan adanya ulir tersebut, aplikasi sekrup membutuhkan waktu lebih lama daripada paku. yang harus diperhatikan pada aplikasi sekrup adalah lubang obeng kepala sekrup
Gambar 2.5.19 Sekrup
3. Gergaji
Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja yg terbuat dari kayu atau logam. Logam dan kayu mempunyai sifat yg sangat berbeda sehingga alat potongnya juga berbeda. Ada dua macam gergaji : gergaji kayu dan gergaji besi.
Gambar 2.5.20 Gergaji
3.1. Alat yang digunakan 1. Tang Cucut Tang cucut berfungsi untuk memegang benda kerja yang kecil, bisa juga digunakan untuk membuat mata itik pada alat alat listrik.Biasanya tang cucut juga dilengkapi dengan pemotong kabel.
2. Tang Kupas Tang kupas berfungsi untuk mempermudah pengupasan suatu kabel, mulai dari yang kecil sampai yang besar.
3. Tang Kombinasi Tang kombinasi digunakan secara umum, ujung rahang yang bergerigi rap at digunakan untuk meluruskan kabel , bang dijepitkan pada r agum bagian tengah yang bergerigi renggang untuk mengunci mengunci mur, rahang tajam sebagai pemotong kabel. kabel.
5. Tang Potong Tang potong mempunyai mata pisau di sisi si si dalamnya yang berfungsi untuk memotong kawat atau kabel.
5. Obeng
Obeng adalah alat tangan yg digunakan untuk memutar sekrup. Batang obeng dibuat dari baja,sedang pemegangnya dibuat dari bahan bahan penyekat seperti kayu,plastik,atau karet keras. Mata obeng dibedakan menjadi 2 macan,yaitu ma can,yaitu obeng pipih (minus) dan obeng bintang (plus).
Gambar 2.5.22 Obeng
6. Kunci Pas Kunci pas digunakan untuk memasang memasang kabel twisted pada konektor. Jika Jika tidak ada kunci pas, bisa juga menggunakan kunci inggris.
Gambar 2.5.23 Kunci Pas
6. Konektor Konektor digunakan untuk memegang kabel twisted sehingga kabel twisted tidak lepas sewaktu pemasangan. pemasangan. Pemasangan konektor konektor ini harus benar-benar menembus isolasi kabel twisted, agar arus dapat mengalir ke KWh meter.
Gambar 2.5.24 Connector
7. Helm
Sebagai pelindung kepala saat melakukan pekerjaan yang di atas kabel, agar terhindar dari komponen-komponen yang ada di atas kabel tersebut, helm juga merupakan safety K3.
BAB IV LANGKAH KERJA 4.1 DAFTAR JOBSHEET BENGKEL LISTRIK SEMESTER II
4.1. Daftar job sheet bengkel listrik 1)
Minggu ke 1 (3 maret 2017) Materi tentang penjelasan dasar perancangan instalasi, penggambaran lokasi pada papan, pemasangan komponen komponen instalasi pada papan.
2)
Minggu ke 2 (10 maret 2017) Materi tentang single line diagram dan pemasangan kabel pada pipa
3)
Minggu ke 3 (17 maret 2017) Pemasangan kabel pada pipa dan materi single line diagram pada panel
4)
Minggu ke 4 (24 maret 2017) Materi gambar iso rencana panel dan pemasangan instalasi pada panel
5)
Minggu ke 5 (31 maret 2017) Pemasangan instalasi pada panel dan pengcekan tanpa arus serta evaluasi
6)
Minggu ke 6 (7 april 2017)
Materi tentang APP dan pemasangan pemasangan APP, serta penghitungan penghitungan daya 4.2 PENGGAMBARAN PENGGAMBARAN SKETSA PADA PAPAN
Pembuatan Sketsa
Tahap pengerjaan : 1. Gunakan APD( Alat Pelindung Diri ) untuk keamanan contoh : baju bengkel. Siapkan alatalat dan bahan dalam membuat sketsa pada papan yaitu kapur,
penggaris, lap, gambar
kerja 2. Bersihkan papan yang akan dikerjakan dengan menggunakan lap sampai bersih 3. Gunakan kapur untuk menggambar sketsa gambar instalasi sesuai gambar jobsheet yang akan dipasang sesuai dengan gambar diatas 4. Gunakan penggaris dan meteran untuk membantu dalam menggambar sketsa. Gambar garis tepi untuk mempermudah penggambaran 5. Gambar komponen-komponen yang akan dipasang pada papan sesuai leta k yang telah tercantum dalam jobsheet. 6. Setelah selesai, periksa kembali sketsa skets a gambar yang telah digambar pada papan 7. Jika sudah benar, mulai pasang komponen-komponen seperti kotak sambung, rosette kayu, dan fitting untuk pengerjaan pemipaan nantinya Dokumentasi Pengerjaan Penggambaran Sketsa :
Membersihkan Papan
Menggambar panel
Menggambar Sketsa
Menggambar Komponen yang akan dipasang
4.3 PEMIPAAN Pemasangan Fitting, rosette kayu, dan fitting Pemipaan
Tahap pengerjaan : 1. Gunakan APD( Alat Pelindung Diri ) untuk keamanan contoh : baju bengkel. Siapkan alat dan bahan untuk pengerjaan pemipaan seperti meteran, kabel untuk mbending pipa, heater dan pipa 5/8’’ sepanjang 4 meter 2. Tentukan kira-kira panjang pipa yang akan dibengkokkan. Gunakan meteran untuk membantu menentukan panjang pipa yang akan dibengkokkan 3. Setelah itu nyalakan heater, lalu masukkan kabel tadi ke dalam pipa dan panaskan pada bagian pipa yang akan dibengkokkan dibengkokkan 4. Panaskan secara merata bagian yang yang akan dibengkokkan dibengkokkan dengan perlahan. Usahakan waktu memanasakan pipa jangan terlalu berlebihan karena pipa dapat menjadi lembek dan sulit untuk dibengkokkan 5. Setelah itu sesuaikan ses uaikan panjang pipa yang telah dibengkokkan tadi dengan yang di papan. Jika telah sesuai, pasang pipa pada papan dan gunakan klem untuk merapatka pipa dengan papan Dokumentasi Pengerjaan Pemipaan : Pipa
Heater
Kabel untuk Mbending pipa
Klem pipa PVC
Hasil Pemipaan
4.4 PENGAWATAN
Pengawatan
Tahap pengerjaan : 1. Gunakan APD( Alat Pelindung Diri ) untuk keamanan contoh : baju bengkel. Siapkan alat dan bahan untuk pengerjaan pengawatan seperti : kabel NYA fasa netral ground, tang potong, tang kupas, kupas, tang lancip 2. Tentukan kabel yang akan dimasukkan ke dala m pipa.
3. Masukkan kabel ke dalam pipa, jika kesulitan untuk memasukkan beberapa kabel didalam pipa, maka pada ujung beberapa kabel tadi bisa di lilitkan. Sehingga lebih mudah dimasukkan ke dalam pipa. 4. Potong kabel yang sudah dimasukkan pipa. Jangan lupa beri space pada kabel yang akan dipotong untuk penyambungan dengan komponen-komponen lainnya seperti saklar, fitting, kotak sambung, stop kontak, panel, push button 5. Sambung kabel pada saklar, fitting, fitt ing, selcon, stop kontak, push button (untuk ( untuk penyambungan antara dua kabel pada kotak sambung menggunakan sambungan ekor babi ) 6. Gunakan lasdop dan benang untuk sambungan ekor babi di kotak sambung Dokumentasi Pengerjaan Pengawatan :
Kabel fasa warna hitam
Pengawatan kabel pada stop kontak
Pemasukan kabel ke dalam pipa
pengawatan kabel pada saklar
4.5 PENGERJAAN PANEL Pengerjaan Pengerjaan Panel
Tahap pengerjaan : 1. Gunakan APD( Alat Pelindung Diri ) untuk keamanan contoh : baju bengkel. Siapkan alat dan bahan untuk pengerjaan panel seperti : Panel, gergaji, tang potong, tang kupas, tang kombinasi kabel NYA fasa netral ground 2. Pertama lepas plat yang ada didalam panel dan pintu panel 3. Ambil gergaji. Gergaji bagian atas panel sehingga nantinya pipa dapat masuk kedalam panel 4. Pasang komponen-komponen yang akan dipasang pada panel seperti t erminal, busbar, fuse, saklar impuls 5. Lakukan pengawatan / wiring pada panel sesuai dengan gambar gambar diatas 6. Setelah selesai, periksa sambungannya menggunakan menggunakan multimeter. Jika sudah benar, Masukkan plat panel kedalam panel 7. Hubungkan kabel yang ada pada pipa dengan terminal sesuai dengan gambar diatas. Kemudian periksa sambungannya menggunakan multimeter sampai benar betul
Dokumentasi Pengerjaan Panel :
Plat panel sebelum wiring
Menghubungkan beban ke terminal panel
Plat panel setelah wiring
4.6 COMMISIONING
A. COMMISIONING TIDAK BERTEGANGAN Pemeriksaan Sambungan
Gunakan multimeter yang ada indicator suaranya dalam mengecek tiap sambungan Apabila ketika diperiksa sambungannya, terdengar suara dari multimeter berarti sambungannya baik. Tapi jika suara yang terdengar tersendat-sendat m aka sambungannya perlu diperbaiki karena kemungkinan sambungannya kurang rapat Setelah selesai, catat dan buat tabel seperti dibawah Hasil Pengecekan Sambungan
Jalur
No.
1
2
Komponen
2
1
1
Kondisi
Sambungan
Sambungan
Fasa
Baik
Netral
Baik
Fasa
Baik
Netral
Baik
Fasa
Baik
Netral
Baik
PE
Baik
Fasa Load
Baik
Fasa Line
Baik
Netral
Baik
Fasa
Baik
Netral
Baik
Fasa
Baik
Netral
Baik
Fitting Lampu A
Fitting Lampu B
1
3
Jenis
Kotak Kontak
Selcon
Fiting Lampu C
3 2
Fiting Lampu D
Pengujian Seluruh sistem
Pasang seluruh beban ( 4 lampu pijar )
Hubungkan panel dengan sumber tegangan
Operasikan semua beban
Amati beban, catat dan buat tabel seperti dibawah KOMPONEN
KETERANGAN
Lampu A
Menyala
Lampu B
Menyala
2
Lampu C
Menyala
3
Lampu D
Menyala
4
Kotak kontak
Bertegangan
No.
1
4.7 PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI
Pengujian tahanan isolasi dilakukan dengan menggunakan alat me gger. Pemeriksaan tahanan isolasi dilakukan terhadap APP, perlengkapan beserta sirkitnya sebelum disambung pada sumber listrik dan beban. Berikut tahap-tahap pengujian tahanan isolasi : 1. Melakukan pengecakan kondisi baterai megger dengan de ngan menghubungkan colokan merah ke line dan hitam ke check. Bater ai ai dalam kondisi baik jika jarum menunjuk pada tanda “ Good Baterai “ 2. Megger siap digunakan dengan menghubungkan colokan merah ke lubang line dan colokan hitam ke lubang earth 3. Pastikan bahwa kawat / kabel yang akan diukur tahanan isolasinya tidak terhubung dengan sumber tegangan ( tidak berarus ) atau saklar dimatikan 4. Pengecekan tegangan dengan test pen untuk memastikan tidak ada tegangan. 5. Jika pada instalasi listrik li strik yang akan diukur kotor, maka bersihkan rangkaian dengan sikat baja terlebih dahulu. 6. Pengujian dilakukan dengan cara menghubungkan kedua kabel megger dengan ujung – ujung kawat / kabel yang akan diukur tahanan isolasinya, kemudian tekan tombol pengaktifan megger dan baca penunjuk jarum. 7. Jangan menyentuh ujung kabel (Probes) pada saat pengukuran,karena Megger mengeluarkan tegangan tinggi 8. Lakukan pengujian sesuai urutan di bawah ini :
Gambar Pengujian Mnggunakan Mengger
L1 + N L1 + PE N + PE L1 + Body N + Body PE + Body Terminal 1 + Terminal 2 Terminal 1 + Terminal 3 Terminal 1 + Terminal 4 Terminal 1 + Terminal 5 Terminal 1 + Terminal 6 Terminal 2 + Terminal 4 Terminal 2 + Terminal 6 Terminal 3 + Terminal 5 Terminal 3 + Terminal 4 Terminal 4 + Terminal 6 LA LB
Hasil Pemeriksaan Tahanan Isolasi No.
Yang diperiksa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
L1 + N L1 + PE N + PE L1 + Body N + Body PE + Body Terminal 1 + Terminal 2 Terminal 1 + Terminal 3 Terminal 1 + Terminal 4 Terminal 1 + Terminal 5 Terminal 1 + Terminal 6 Terminal 2 + Terminal 4 Terminal 2 + Terminal 6 Terminal 3 + Terminal 5 Terminal 3 + Terminal 4 Terminal 4 + Terminal 6 LA LB
Hasil Pemeriksaan (Mega ohm) ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 0,1 0 ˜ 0 ˜ 0,1 0 ˜ ˜ ˜ ˜
4.8 PEMASANGAN KWH METER DAN PENYAMBUNGAN PENYAMBUNGAN SISTEM KE JARINGAN 220 V AC TEGANGAN RENDAH Tahap pengerjaan :
Siapkan peralatan : 1. Kunci pas 13-14 2. Obeng 3. Tespen 4. Tangga Portable
1 buah 1 set 1 buah 1 buah
Siapkan Bahan : 1. Kabel twisted 2. kWh meter 1 fasa 3. Connector
1 buah 1 set 2 buah
Pertama pasang kWh meter pada panel OAK sesuai dengan gambar wiring APP 1 fasa diatas. Hubungkan kabel dari panel dengan terminal di panel OAK Setelah kWh meter dipasang, ambil tangga , kabel twisted , connector. Naiki tangga, pasang kabel twisted dari panel OAK dan kabel dari sumber ke connector. Gunakan kunci pas untuk merapatkan kabel dalam connector agar kabel terpasang dengan kuat
Setelah itu. Uji terminal di panel OAK menggunakan tespen. Cek fasa sama netralnya. Jika saluran fasa di tespen menyala dan saluran salu ran netral tidak menyala maka pemasangan sudah benar
Dokumentasi Pemasangan kWh meter dan Penyambungan System ke Jaringan 220 V AC Tegangan Rendah :
Connector
Tangga
Kunci Pas
Pemasangan panel OAK
kWh meter Penyambungan APP pada Sumber Tegangan
Penyambungan kabel twisted atas
Test Kontinuitas No 1
2.
Yang Diperiksa F1 Saklar Ganda + X A + L1 XA + N Saklar Ganda + XB + L1 XB + N Kontak kotak + L1 Kontak kotak + N Kontak kotak + PE F2 L1 + S41 S42 + K 4A1 K 4A2 + N L1 + K 43 43 XC + N XD + L1 XD + N Terminal 7 + Black Terminal 6 + Line Terminal 5 + Load
Hasil
Kesalahan kWh meter 1. V
= 220 V
I
= 0.4 A
c
= 600 putaran/kWh
Cos ϕ
=1
n
= 5 putaran
t
= 3 menit 3 detik = 198 detik
beban 1
= 4 x 40 W
maka, Td = =
×3600000 ××× 5×3600000 600×220×0.4×1
= 340,90 detik
S = =
− 340,90−198 198
= 72%
× 100%
Keterangan
2. V
= 230 V
I
= 0,9 A
c
= 600 putaran/kWh
Cos ϕ
=1
n
= 5 putaran
t
= 103 detik
beban 2
= 3 x 40 W ; 1 x 180 W
maka, Td = =
×3600000 ××× 5×3600000 600×230×0,9×1
= 144,9 detik
S = =
− 144,9−103 103
= 40,6
× 100%
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum bengkel bengkel semester II “instalasi penerangan 1 fasa system on plaster” ini , mahasiswa telah mendapatkan keterampilan dan pengetahuan tentang Secara umum :
Memasang instalasi penerangan 1 fasa system on plaster
Dapat mencari dan mengetahui trouble shooting pada instalasi penerangan 1 fasa system on plaster
Secara khusus :
Memahami gambar kerja instalasi baik diagram single line maupun diagram pengawatan
Memahami fungsi, memasang dan menggunakan komponen-komponen / peralatan instalasi
Melakukan pemipaan dan wiring / pengawatan
Memahami prinsip kerja kWh meter, memasang instalasi kWh meter dan mengukur menggunakan kWh meter
Menyambung pada jaringan bertegangan
Untuk mendapatkan pengerjaan yang baik diperlukan latihan yang rutin dan skill individu yang baik. Dalam bekerja sering terdapat trouble shooting, sehingga diperlukan pengerjaan yang teliti dan tidak tergesa-gesa. 5.2 Saran
1. Pahami job kerja sebelum melakukan praktikum. 2. Bekerja menggunaka APD ( Alat Pelindung Diri ) 3. Perhatikan instruksi yang diberikan oleh instruktur guna memperlancar proses praktikum. 4. Apabila ada instruksi yang kurang jelas/kurang dimengerti segera tanyakan pada instruktur.