LAPORAN
PRAKTIKUM INSTALASI TENAGA DAN INSTALASI PENERANGAN KELOMPOK 3
DI SUSUN OLEH : Apik Issetyorini
3.31.13.2.03
LT - 1C
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2014
TUJUAN
I. i.
Tujuan Instruksional Umum Setelah melaksanakan latihan praktek, setiap mahasiswa mempunyai keahliandan keterampilan dalam bidang pekerjaaninstalasi lebih luas.
ii.
Tujuan Instruksional Khusus Setelah akhir praktrk mahasiswa mampu :
1. Membaca gambar kerja instalasi tenaga dan penerangan dengan benar, 2. Melaksanakan perakitan, perakitan, pengawatan, dan pemasangan panel distribusi dengan baik dan benar, 3. Melaksanakan perakitan, pengawatan, dan pemasangan panel kontrol dengan baik dan benar, 4. Melaksanakan pemasangan pemasangan perakitan panel-panel kontrol dengan baik dan benar, 5. Melaksanakan perakitan, pengawatan, dan pemasangan panel penerangan dengan baik dan benar, 6. Melaksanakan pemasangan pemasangan instalasi tenaga tiga fasa dengan baik dan benar, 7. Melaksanakan pemasangan pemasangan iinstalasi penerangan tiga fasa dengan baik dan benar, 8. Mengoperasikan instalasi instalasi listrik tenaga dan penerangan dengan baik dan benar, 9. Melakukan pengujian instalasi listrik dengan baik dan benar. II. TEORI DASAR
Untuk menyalurkan sampai pada beban yang terpasang pada beban yang terpasang diperlukan perlengkapan/komponen perlengkapan/komponen listrik sehingga beban juga dapat diatur/dikendalikan atau dapat dimatikan dan dihidupkan. Pemasangan komponen/perlengkapan komponen/perlengkapan listrik yang terhubung dan terorganisir sehingga membentuk satu kesatuan dan memiliki tujuan tertentu, disebut instalasi listrik. Instalasi listrik itu sendiri sangat luas, karena dari pembangkitan sampai beban banyak sekali jenis instalasi yang dipasang. Instalasi Instalasi listrik yang terpasang dari pembangkit sampai sampai beban meliputi : a. Instalasi listrik pembangkit. b. Instalasi gardu induk. c. Instalasi jaringan :
Jaringan transmisi tegangan tinggi 150 KV (SUTT).
Jaringan transmisi tegangan sangat tinggi 500KV (SUTET).
Jaringan distribusi 20KV
d. Instalsai listrik konsumen :
Perkantoran
Pasar
Rumah tinggal
Industri
Pasar
Dll.
Pemasangan instalasi listrik umumnya sering diklasifikasikan berdasar tegangan, arus listrik, ruang, tempat pemasangan, perioda waktu, jumlah fasa, dan beban yang terpasang. Klasifikasi semacam ini memudahkan dalam hal memilih dan menentukan komponen instalasi yang akan dipasang. Klasifikasi instalasi listrik antara lain : a. Instalasi berdasar tagangan yang terpasang : 1. Instalasi tegangan ekstra rendah (tegangan maksimum 50 V). 2. Instalasi tegangan rendah (tegangan maksimum 220/380 V). 3. Instalasi tegangan menengah (tegangan maksimum 20 KV). 4. Instalasi listrik tegangan tinggi (150KV). 5. Instalasi listrik tegangan ekstra tinggi. b. Instalasi listrik berdasarkan arus yang terpasang : 1. Instalasi listrik arus searah (DC). 2. Instalasi listrik arus bolak-balik (AC). c. Instalasi listrik berdasar ruang pemasangan : 1. Instalasi listrik pasang dalam. 2. Instalasi listrik pasang luar. d. Instalasi listrik berdasar tempat pemasangan : 1. Instalasi pasangan di atas tanah. 2. Instalasi pasangan di bawah tanah.
e. Instalasi listrik berdasarkan perioda waktu : 1. Instalasi listrik pasang tetap. 2. Instalasi listrik sementara.instalasi listrik darurat. f.
Instalasi liastrik berdasarkan jumlah fasa yang digunakan :
1. Instalasi listrik 1 Phase. 2. Instalasi listrik 3 Phase. g. Instalasi listrik berdasar beban yang terpasang : 1. Instalasi listrik penerangan. 2. Instalasi listrik tenaga. Pada praktikum semester 4 mahasiswa mendapat job memasang instalasi berdasar beban yang terpasang yaitu : 1. Instalasi listrik penerangan. Instalasi listrik penerangan, biasanya hanya untuk beban penerangan saja atau tenaga tetapi dengan daya relatif kecil, menggunakan tegangan satu fasa 220 volt.
Pada instalasi penerangan kelompok 3 ini memanfaatkan saklar tukar,push button no, stop kontak 1 fasa, stop kontak 3 fasa, saklar impuls, kontaktor, fuse, mcb, fitting. Kontrol yang digunakan diantaranya adalah mengontol nyala matinya stop kontak 1 fasa, lampu tangga, megontrol instalasi penerangan dengan sistem 3 fasa.
2. Instalasi listrik tenaga. Instalasi listrik tenaga, umumnya memiliki beban terpasang yang cukup besar. Karena digunakan untuk menggunakan motor atau beban yang lain, tegangan yang terpasang 3 phase 220/380 volt. Pemasangan instalasi listrik tenaga bisa dijumpai di industri, dengan beban terpasang relatif besar. Pada umunya di instalasi tenaga mencakup rangkaian kontol serta rangkaian daya untuk mensuplai tegangan listrik
pada beban. Prinsip-Prinsip Dasar Pemasangan Instalasi Listrik : 1. Syarat Ekonomis Instalasi listrik tenaga harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga dari keseluruhan instalasi itu, ongkos pemasangan, dan ongkos pemeliharaannya
semurah mungkin.Rugi-rugi daya listrik yang hilang harus sekecil mungkin, rugi tegangan maksimal 5 % dari tegangan sumber 2. Syarat Keamanan Instalasi listrik tenaga harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemung-kinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan keselamatan jiwa manusia, terjaminnya peralatan dan benda-benda di sekitarnya dari kerusakan akibat adanya gangguan seperti : gangguan hubung singkat, gangguan beban lebih, gangguan tegangan lebih, dan sebagainya.
3. Syarat Keandalan Adalah bahwa kelangsungan pemberian/pengaliran arus lis-trik kepada beban/konsumen pemakai listrik harus terjamin secara baik.Jadi instalasi listrik tenaga harus direncanakan sedemi-kian rupa sehingga kemungkinan/terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.
Klasifikasi Keandalan Beban
Beban yang memerlukan keandalan sangat tinggi, karena terhentinya aliran listrik mungkin dapat menyebabkan kematian atau kecelakaan.
Beban yang memerlukan keandalan tinggi, dimana jika aliran listrik berhenti tidak menyebabkan kematian manusia, tetapi menyebabkan kerusakan pada beban atau menyebabkan kerugian yang sangat besar.
Beban dengan keandalan biasa, apabila aliran listrik terhenti tidak begitu membahayakan dan merugikan.Mutu terjamin, yang dalam hal ini berarti bahwa konsumen mendapat aliran listrik sesuai dengan ukuran normal dari beban. Mudah diperluas, bahwa instalasi listrik harus direncanakan pula perluasan beban agar tidak begitu sukar jika diperlukan.
Dalam pemasangan instalasi listrik salah satu komponen yang sangan vital adalah Pengaman Instalasi Listrik. Pengaman Instalasi Listrik digunakan untuk mengamankan hantaran dan aparatur, diguakan patron lebur dan sakelar arus maksimum. Alat-alat pengaman ini umumnya digunakan untuk :
1. Mengamankan hantaran, aparatur dan motor listrik terhadap beban lebih; 2. Pengamanan terhadap hubungan singkat antar fasa atau antara fasa dengan netral dan terhadap hubung singkat dalam aparatur atau motor listrik; 3. Pengamanan terhadap hubungan singkat dengan badan mesin atau aparat. Pengaman lebur harus bereaksi apabila sudah putus akibat mengamankan rangkaian dari arus hubung singkat, sehingga haru diganti dengan yang baru dan tidak boleh disambung lagi. Hanya patron lebur tertentu yang memang dibuat untuk diperbaiki sehingga boleh dipakai lagi, setelah diperbaiki secara ahli. Sebagai pengganti pengaman lebur seringkali dapat digunakan pengaman otomatis. Pengaman otomatis ini memutuskan secara otomatis ini memutuskan secara otomatis kalau arusnya melebihi satu astuan nilai. Selain pengaman tersebut pada instalasi listrik juga sering digunakan pengaman jenis lain yaitu MCB (Mini Circuit Breaker) yang fungsinya untuk mengamankan arus hubung singkat dan membatasi beban lebih (Arus Listrik). Alat-alat yang umum digunakan untuk memasang instalasi tenaga adalah sakelar mekanik dan sakelar elektromekanik. Sakelar mekanik adalah sakelar yang cara kerjanya secara manual yang harus di operasikan oleh seorang operator. Sakelar mekanik yang sering digunakan adalah : 1. Sakelar mekanik satu arah, 3 kutub (SPST / Single Pole Single Throw). 2. Saklear mekanik dua arah, 3 kutub tanpa posisi 0 (TPDT / Triple Pole Double throw). 3. Saklear mekanik dua arah, 3 kutub dengan posisi 0 ( COS / Charge Over Switch). Sedangkan sakelar elektromekanik bekerjanya menggunakan arus listrik yang melalui suatu rangkaian kontrol untuk mengendalikan sakelar elektromekanik tersebut. Sakelar elektromekanik tersebut dapat disebut juga Magnetic Kontaktor. Pada instalasi tenaga pada umumnya mempunyai beban motor-motor listrik dengan daya besar bahkan lebih besar dari 5hp sehingga motor-motor tersebut harus melalui pengasutan untuk memperkecil arus hubung singkat. Pengasutan motor sering lebih dikenal dengan istilah motor starting, ketika motor dijalankan, pada mula gerak (starting) arus asutnya sangat tinggi, nilainya mecapai 600% In ( arus beban panuh). Arus asut yang sangat besar adalah penyebab beberapa gangguan, antara lain :
a. Tegangan penyulang drop tiba-tiba, walau sesaat selama periode starting, akibatnya akan berpengaruh terhadap kinerja mesin-mesin yang lain, penerangan dan peralatan listrik lainnya. b. Nilai arus asut yang tinggi ini, juga akan membangkitkan torka sut yang tinggi pula, sehingga pada mesin-mesin tertentu, misal mesin kompresor torak, akan berpengaruh jelek, terutama pada kopling atau bentalan. Gangguan-gangguan tersebut akan berpengaruh buruk terhadap sistem, termasuk penyediaan catu daya, penyediaan suku cadang, dan sebagainya. Karena hal tersebut, maka din=buat metode atau cara pengasutan motor induksi 3 faasa, terutama untuk motor rotor sangkar. Metode-metode pengasutan yang benyak digunakan antaralain : 1. Metode pengasutan langsung pada jala-jala DOL. 1.1. Metode pengasutan DOL satu arah putaran. 1.2. Metode pengasutan DOL dua arah putaran. 1.3. Metode pengasutan DOL untuk dua kecepatan. 1.3.1.
Pengasutan dua kecepatan jenis dua bellitan terpisah.
1.3.2.
Pengasutan dua kecepatan jenis belitan dahlander.
2. Metode pengasutan bintang-segitiga. 3. Metode pengasutan ototransformator (autotransformer starting methode). 4. Metode pengasutan terkontrol (soft starter methode).
III.
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK INDUSTRI
PRODI TEKNIK LISTRIK - JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
DAFTAR KEBUTUHAN PERALATAN
NO
NAMA BAHAN
POS
SATUAN
JUMLAH
KETERANGAN
SUMBER
A. Instalasi Penerangan A.1 Bahan Habis Pakai 1
Konduit Plastoflex ukuran nominal 11
m
1,3
import atau lokal
2
Konduit Plastoflex ukuran nominal 13
m
3,5
import atau lokal
3
Konduit Plastoflex ukuran nominal 16
m
0,5
import atau lokal
4
Konduit KRF ukuran nominal 11
m
3,3
import atau lokal
5
Konduit KRF ukuran nominal 16
m
0,5
import atau lokal
6
Konduit KRFW ukuran nominal 16
m
0,8
import atau lokal
7
Konduit Baja dia. 5/8"
m
2
lokal
8
Tule Untuk dia. 5/8"
buah
6
lokal
9
Kotak Hubung Plastik 95/95 lengkap
buah
2
import atau lokal
buah
2
import atau lokal
set
1
import atau lokal
dengan tutup 10
Cincin terminal
11
Panel Jenis Tanam Lengkap
12 Kotak tanam utk. Sakelar dll.
buah
7
import atau lokal
13 Kotak tanam utk. Kotak kontak dll.
buah
1
import atau lokal
14 Roset kayu untuk fitting lampu
buah
3
buatan sendiri
15 Sok konduit utk. Dia. 11 plastik/baja
buah
12
lokal
16 Sok konduit utk. Dia. 16 plastik/baja
buah
6
lokal
17 Semen
dm³
5
lokal
18 Kapur
dm³
2,5
lokal
19 Pasir
dm³
25
lokal
buah
40
lokal
21 Kawat NYA 1,5 mm ², warna fasa
m
40
lokal
22 Kawat NYA 1,5 mm², warna Biru
m
15
lokal
23 Kawat NYA 1,5 mm ² warna kuning
m
15
lokal
24 Kawat NYA 2,5 mm ² warna Fasa
m
10
lokal
25 Kawat NYA 2,5 mm² warna biru
m
3,5
lokal
26 Kawat NYA 2,5 mm² warna Kuning
m
3,5
lokal
27 Kotak Kontak PNE jenis Tanam
buah
2
lokal
28 Kotak Kontak 3PNE jenis Tanam
buah
1
lokal
29 Fitting E27
buah
3
lokal
m²
0,1
lokal
buah
4
lokal
20 Paku 2,5 x 60/70
hijau
Hijau
30 Eternit tebal 5mm utk. Pelindung balast 31 Klem utk. Dia. 11
32
Klem utk. Dia. 13
buah
2
lokal
set
3
import atau lokal
set
1
import atau lokal
A.2 Bahan Inventaris 1
Lampu TL 1x40 W lengkap dengan fitting dan kapasitor 3,5 µF,400 Vac
2
Panel jenis tanam lengkap
3
Kotak kontak PNE jenis tanam
buah
2
lokal
4
Kotak kontak 3PNE jenis tanam
buah
1
lokal
5
Fitting E27
buah
3
lokal
6
Sakelar tunggal jenis tanam
buah
1
import atau lokal
7
sakelar tukar jenis tanam
buah
2
import atau lokal
8
Kontak tekan jenis tanam
buah
2
import atau lokal
buah
1
B. Instalasi Tenaga Peralatan dan motor-motor atau simulasisimulasi motor/beban telah dipersiapkan sesuai dengan gambar POLINES EL DRA 0059 B.1 Bahan Habis Pakai 1
Kotak tarik siap pakai
siap dipasang
lokal
2
Cable tray
3
Penyangga untuk cable tray
4
Profit-C untuk KSV
5
Penyangga untuk konduit baja,
m
1,6
siap dipasang
lokal
buah
4
siap dipasang
lokal
m
1
siap dipasang
lokal
siap dipasang
lokal
terbuat dari pelat besi 6
Kotak hubung
buah
1
lokal
7
Bend baja nominal 29 mm
buah
2
lokal
8
konduit baja nominal 29 mm
m
1
lokal
9
konduit baja nominal 16 mm atau 5/8"
m
6
lokal
10
Konduit PVC 36 mm
m
2
lokal
11
Konduit PVC 29 mm
m
2,5
lokal
12
Konduit PVC 16 mm
m
3
lokal
13
Klem, sadles iron 36 mm atau PVC
buah
4
lokal
14
Klem, sadles iron 29 mm atau PVC
buah
18
lokal
15
Klem, sadles iron 16 mm atau PVC
buah
32
lokal
16
Fischer s6
buah
100
lokal
17
Fischer s8
buah
50
lokal
18
Fischer s10
buah
10
lokal
19
Paku sekrup 3,5x25, kepala bulat
buah
100
lokal
20
Paku sekrup 4x30, kepala bulat
buah
50
lokal
21
Paku sekrup 6x40, kepala bulat
buah
10
lokal
22
Mur, ring dan baut M4x20, kepala
buah
4
lokal
bulat
23
Mur, ring dan baut M6x20, kepala
buah
10
lokal
m
2
lokal
m
21
lokal
m
8
lokal
m
8
lokal
bulat 24
Kabel NYM atau NYY 5x2,5 mm ², warna standar
25
Kabel NYM atau NYY 5x1,5 mm², warna standar
26
Kabel NYM atau NYY 4x1,5 mm², warna standar
27
Kabel NYM atau NYY 3x1,5 mm², warna standar
28
KSV dia 14 mm untuk profit-C
buah
12
lokal
29
KSV dia 12 mm untuk profit-C
buah
8
lokal
30
Cable gland 21 mm, bahan sintetis
buah
5
lokal
legkap 31
Sekrup penutup 21 mm
buah
2
lokal
32
Cable gland 16 mm, bahan sintetis
buah
36
lokal
lokal
legkap 33
Sekrup penutup 16 mm
buah
10
34
Kotak kontak 3 P + E 16 A
buah
1
siap dipasang
lokal
35
Tusuk kontak sesuai dengan soket no.
buah
1
siap dipasang
lokal
buah
1
siap dipasang
Import atau lokal
set
1
siap dipasang
Import atau lokal
32
B.2 Bahan Inventaris 1
Panel Keseluruhan telah siap dibuat
2
Motor starter DOL rotari atau tekan)
Q13
3
Motor starter reverse-forward
Q24/Q27
set
1
siap dipasang
Import atau lokal
4
Motor starter bintang-segitiga
Q21/Q20
set
2
siap dipasang
Import atau lokal
5
Sakelar mekanikal 3 P,16 A
S14
set
1
siap dipasang
Import atau lokal
6
Unit push button on/off dan indikator
S22
set
1
siap dipasang
Import atau lokal
7
Sakelar mekanikal (A - O - B)
S25
set
1
siap dipasang
Import atau lokal
8
Unit push button R - O – F
S26
set
1
siap dipasang
Import atau lokal
9
Sakelar rotari ( 0 - 1 )
S15
set
1
siap dipasang
Import atau lokal
10
Unit push button 0 – I
S16e/16f
set
1
siap dipasang
Import atau lokal
11
Unit indikator
H17/H18
set
1
siap dipasang
Import atau lokal
12
imit switch
S24A/24B
set
2
siap dipasang
Import atau lokal
13
Unit push button I - 0 – II
S29
set
1
siap dipasang
Import atau lokal
14
Sakelar pilih I - O – II
S28
set
1
siap dipasang
Import atau lokal
15
Simulasi motor/pemanas listrik
set
5
siap dipasang
Import atau lokal
Catatan :
Jangan memotong-motong ukuran konduit,kabel dan kawat diatas sesuai dengan kebutuhan setiap mahasiswa, tetapi berikan bentuk gulungan untuk seluruh kebutuhan kelas
GAMBAR RANGKAIAN
IV.
1. Gambar Denah Pemasangan a. POLI SMG EL DRA 0054 b. POLI SMG EL SCE 0045 c. POLI SMG EL DRA 0059-3 d. POLI SMG EL DRA 0058-3 e. POLI SMG SCE 0044 f.
POLI SMG SCE 0044-3TT
2. Gambar Multiline Kontrol Instalasi Tenaga dan Penerangan
a. Panel Utama
b. DOL
c. 2 Kecepatan (Kerja Bergantian)
d. Bintang Segitiga Mekanis
3. Instalasi Penerangan
V.
LANGKAH KERJA 1. Petunjuk Pelaksanaan Pekerjaan (Untuk Semua Kelompok) a. Baca dan pelajarilah gambar-gambar instalasi sesuai dengan job sheet. b. Baca dan pelajarilah diagram-diagram rangkaian sesuai dengan job sheet. c. Periksa peralatan yang akan digunakan. d. Ambil bahan habis pakai ( seperti kabel, dll) tahap demi tahap di tool keep. e. Pasanglah peralatan instalasi sesuai dengan gambar-gambar instalasi. f.
Buatlah pengawatan / pengkabelan sesuai dengan diagram rangkaian.
g. Periksalah instalasi yang telah terpasang sesuai dengan daftar pemeriksaan.
h. Ujilah semua instalasi terpasang. i.
Operasikan semua instalasi yang terpasang.
2. Langkah Kerja Praktek 1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan. 2. Cek kondisi peralatan yang akan di pasang untuk praktikum. 3. Tentukan titik-titik peletakan peralatan yang akan digunakan. 4. Kemudian bor dinding menggunakan mata bor s6 untuk memasang fischer s6. 5. Pasang peralatang yang akan digunakan pada titik-titik yang sudah ditandai, di bor, dipasang fischer. 6. Pasang pipa-pipa paralon dan klem pipa yang digunakan sebagai jalur kabel nyy 5x1,5mm². 7. Pasang kabel-kabel nyy yang akan digunakan sesuai jalur kabel pada gambar praktikum. 8. Buat gambar perencanaan untuk kontrol masing-masing alat yaitu DOL (Direct On Line),pengasutan
Bintang – Segitiga,dan
kontrol
untuk
mengendalikan
stopkontak 3 fasa instalasi tenaga. 9. Buat rangkaiannya sesuai pada peletakan alat-alatnya. 10. Rapikan jalur kabel nyy dan pasang rel serta klem untuk merapikannya jalur kabelnya. 11. Sambungkan kabel-kabel nyy yang telah terpasang pada line up terminal dengan disesuaikan pada titik peletakannya. 12. Rapikan kabel nyy diatas box panel dengan memasang rel serta klem kabel nyy. 13. Persiapkan alat-alat pada instalasi penerangan. 14. Masukkan kebel nya pada pipa atau fleksible yang digunakan sesuai dengan jumlah kabel pada gambar instalasi penerangan. 15. Sambung kabel-kabel pada kotak hubung sesuai dengan fungsinya. 16. Rangkai panel penerangan sesuai dengan rangkaian kontrol pada gambar. 17. Pasang kabel power untuk panel penerangan dengan menyambungkan pada panel utama. 18. Periksa kerja masing-masing alat yang terpasang pada instalasi tenaga dan perbaiki apabila terjadi kerusakan/kesalahan ada rangkaian.
19. Periksa intalasi peneranga yang telah di pasang, dan perbaiki apabila terjadi kesalahan kerja lampu kemudian perbaiki. 20. Matikan sumber dan ujikan pada dosen pembimbing praktikum. 21. Pasang beban yang digunakan untuk mencoba rangkaian. 22. Uji coba di hadapan dosen serta di presentasikan, apabila sudah selesai dan berhasil maka dapat dilanjutkan untuk membuat laporan praktikum. 23. Setelah selesai, lepas semua peralatan yang digunakan untuk praktikum dan jaga keutuhannya. 24. Kembalikan peralatan pada petugas. VI.
ANALISA
Untuk kelompok 3 pada intalasi tenaga menggunakan rangkain kontrol : 1. DOL ( Direct On Line ). 2. Double Speed ( Bekerja Secara Bergantian ). 3. Pengasutan Bintang – Segitiga secara mekanis.
1. DOL ( Direct On Line ) Menggunakan sistem motor mendapat sumber langsung dari sumber pln 3 fasa yang besarnya tegangan 380/220 volt. Jadi pada rangkaian DOL motor akan bekerja secara maksimal dari pertama mendapatkan sumber dan juga menyebabkan Istart hingga dapan mencapai Inominal. Motor listrik yang aman untuk menggunakan pengasutan DOL yaitu yang memepunyai daya <5Hp, sehingga Isatrt nya tidak terlalu besar apabila daya dibawah 1Hp. 2. Double Speed ( Bekerja Secara Bergantian ) Double speed adalah sebuah prinsip kerja motor, yaitu 1 motor yang dapat menghasilkan 2 kecepatan yang berbeda yaitu kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Untuk mengendalikan motor listrik tersebut kita dapat menggunakan rangkaian kontrol dengan prinsip kerja secara bergantian. Kita juga dapat memasang pengunci mekanik agar 2 kontaktor akan saling mengunci satu sama lain apabila salah satunya sedang bekerja
sehingga kemungkinan untuk bekerja secara bersama sama mempunyai presentasi 0% apabila pengunci mekanis tersebut dalam keadaan baik, sehingga kita dapat mengoperasikan motor tersebut sesuai dengan kecepatan yang kita perlukan tanpa khawatir akan bekerja secara bersamaan kedua kontaktor tersebut,untuk lebih amannya kita juga harus melengkapi dengan interlock. Rangkaian ini juga dkendalikan menggunakan selector switch 1-0-2 untuk mengendalikan 2 ontaktor tersebut. Jadi kita tidak perlu memasang pengunci pada selector switch karena selector switch mempunyai prinsik kerja di operasikan menggunakan tangan dan dilekngkapi pengunci mekanis, jadi setelah di kerjakan maka slector akan tetap berada pada posisi tersebut apabila tidak dipindahkan posisinya. 3. Pengasutan Bintang Segitiga secara mekanis Pengasutan motor berfungsi untuk memperkecil Istart motor seminimal mungkin, salah satunya adalah pengasutan Bintang-Segitiga. Pengasutan Bintang-Segitiga sendiri dapat dilakukan secara otomatis atau secara mekanis. Apabila menggunakan cara mekanis kita perlu menyediakan kontaktor, push button, timer, overload dan box panel. Sedangkan dalam sistim mekanis kita hanya perlu menggunakan saklar mekanis BintangSegitiga. Masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga tinggal masingmasing orang bagaimana menyikapinya. Pada praktikum kali ini Pada kelompok 3 menggunakan secara mekanis sehingga pada kali ini kita akan membahas tentang prinsip kerja saklar mekanisnya. Pada saklar ini kita hanya memasang kabel sesuai pada titik yang harus di pasang dan cara kita mengoperasikannya adalah dengan memutar saklar tersebut memindahkan dari posisi bintang ke posisi segitiga. Dimanfaatkannya pengasutan motor pada praktek instalasi tanaga tersebut adalah memperkecil Istarting, karena jika terjadi susut tegangan yang besar dapat menggagalkan starting motor, karena itu kapasitas catu daya minimum harus cukup untuk menanggung arus asut. Pada instalasi penerangan kontrol lampu tangga di kendalikan oleh 2 saklar tukar sehingga dapat dikendalikan dari 2 tempat berbeda baik untuk mematikan atau untuk
menghidupkan. Untuk pengontrolan stop kontak 1 fasa yang di ontrol adalah bagian fasa dari stop kontak tersebut. Pengendalian penerangan menggunakan sistem 3 fasa memanfaatkan kerja dari saklar impuls yang di kendalikan dari 2 push button untuk menyalakan dan mematikannya kemudian saklar impuls tersebut akan bekerja untuk mengendalikan kontaktor yang kemudian akan menyalurkan listrik 3 fasa untuk suplay lampu yang dikontrol. Dalam peng-aplikasiannya penggunaan penerangan yang memanfaatkan listrik 3 fasa harus membagi beban secara seimbang agar mcb atau pengaman tidak trip akibat dari beban tak seimbang. Analisa Kesalahan
Dalam menganalisa kesalahan dalam sistem kerja instalasi dapat kita lakukan dengan cara mengetes semua keluaran yang menuju beban apakah sudah mengeluarkan listrik 3 fasa atau belum, kemudian apabila belum teraliri listrik kita urutkan menggunakan tes pen untuk mengetahui bagian mana yang bermasalah. Setelah ditemukan penyebabnya maka dapat segera kita perbaiki kemudian kita tes lagi keluaran bebannya menggunakan tespen. Untuk mengetahui kesalahan pemasangan sumber pada beban akan mengakibatkan simulator nyala lampunya akan tidak seimbang karena alah satu lampu mendapat sumber yang sama sehingga tidak terjadi beda potensial sehingga tidak ada arus yang mengalir, kemudia menyebabkan lampu mati salah satu. Untuk nyala lampu yang tidak seimbang yaitu lampu enyala terang, redup, dan mati mempunyai penyebab karena salah satu fasa tidak masuk sehingga hanya ada 2 sumber yang berlaku mensuplai tegangan pada ketiga lampu, itulah yang menyebabkan nyala lampu tidak seimbang karena satu fasa tidak masuk. Untuk mengantisipasinya kita tes rangkaian dayanya sudah teraliri listrik atau belum sehingga pada saat mengetes menggunakan beban simulator bekerja sesuai dengan yang di kontrol.
VII.
KESIMPULAN Jadi dalam praktikum instalasi tenaga dan penerangan mahasiswa harus dapat
melakukan perencanaan gambar untuk membuat kontrol baik pada instalasi penerangan maupun pada instalasi tenaga, sehingga mahasiswa dapat mengerjakan pemasangan instalasi penerangan dan tenaga sesuai sop yang telah ditentukan dan dapat menghasilkan instalasi tenaga dan instalasi penerangan yang baik, rajin, dan benar. Sebelum melakukan tes menggunakan beban kita uji dahulu rangkaian apakah ada yang hubung singkat atau ada salah satu fasa tidak masuk untuk mengantisipasi kessalahan pada saat mencoba menggunakan beban. Selanjutnya yang menentukan beban bekerja sesuai yang di kontrol kita juga harus benar dalam penyambungan rangkaian daya ke beban.