BAB I PENDAHULUAN I.1.
Latar Belakang
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh dunia. Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam memberikan pelayanan yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar
profesionalisme, sehingga
diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis. Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap, standar sangat membantu perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada individu itu sendiri, usaha bersama dari semua staf serta partisipasi dari seluruh anggota profesi. Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu di tingkatkan dan dikembangkan secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan , pengobatan, perawatan , ke pasien baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak menular. Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran kualitatif yang tepat seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya Standar selalu berhubungan dengan mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai. Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan –harapan singkat ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil tertentu. Untuk menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan landasan normatif dan parameter untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan yang seharusnya. Dalam penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses dan harapan yang akan terjadi dalam upaya meningkatkan mutu layanan. Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap . Standar sangat membantu keperawatan untuk memcapai asuhan yang berkualitas. Standar
digunakan terutama pada tiga proses evaluasi
yaitu menilai diri sendiri, inspeksi dan
akreditasi. I.2.
Tujuan
1. Memberikan Pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang tepat. 2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai keinginan yang terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan 3. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang optimal sehingga dapat memuaskan pasien 4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan, dan hangat sehingga memberikan kesan yang positif 5. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan keluarga, sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga I.3.
Pengertian dan batasan Pengertian unit kerja Untuk tiap-tiap rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama sendiri –
sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pihak rumah sakit kepada pasiennya. Standar Unit Kerja Rawat Inap di rumah sakit meliputi Ruang rawat pasien, ruang pos perawat, ruang konsultasi, ruang tindakan, ruang daministrasi, ruang dokter, ruang perawat, ruang loker, ruang kepala rawat inap, ruang linen kotor, ruang linen bersih, spoolhoek, kamar mandi/toilet, pantri, ruang janitor, gudang bersih, gudang kotor. Adapun kondisi unit rawat inap di Rs.Khusus Bedah Rawamangun terdiri dari . Ruang Pasien rawat inap . Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan keperwatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Ruang Administrasi Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan pasien di ruang rawat inap. Ruangan ini menjadi satu dengan nurse station di ruang rawat inap bagian depan lantai 2 ruangan ini dilengkapi meja kursi, lemari berkas/ arsip. Telepon. dan komputer Kegiatan di ruangan ini meliputi : Tempat serah terima pasien barum dan pulang, pendatanganan surat pernyataan keluarga pasien ( apabila diperlukan persetujuan pengobatan, tindakan perawatan ataupun tindakan bedah ).
Ruang kepala rawat inap Ruangan ini bergabung dengan ruangan Bidang keperawatan yang mana ruangan terserbut untuk melakukan menejemen asuhan dan pelayanan keperwatan diantaranya pembuatan program kerja dan pembinaan. Ruang Linen bersih Ruang untuk menyimpan bahan – bahan linen bersih yang akan di gunakan di ruang rawat , dan linen bersih tersebut di tempatkan di dalam lemari yang ada di nurse station. Ruang linen kotor Ruang untuk menyimpan bahan – bahan linen kotor yang telah di gunakan di ruang rawat inap sebelum di bawa ke ruang cuci ( laundri ) di lengkapi wadah seperti ember untuk linen yang kotor. Spoolhoek. Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Pada ruangan spoolhoek harus di sediakan kran air bersih untuk tempat mencuci tangan atau tempat cairan. Kamar mandi / toilet Fasilitas diatur kebutuhan dan harus dijaga kebersihannya karena dengan kamar mandi/toilet yang bersih. Lingkup kerja unit Memberikan pelayanan rawat inap pada pasien dewasa, anak, geatri, umum , yang meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pemeriksaan dan konsultasi oleh dokter spesialis dan sub spesialis Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis dan atau dokter sub spesialis Pemeriksaan penunjang diagnostik Tindakan medis yang bersifat diagnostik, terapeutik dan operatif Pemberian obat- obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien dan
intruksi dokter spesialis dan sub spesialis 7. Pelayanan tranfusi darah 8. Pemberian surat rujukan 9. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen. BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Jumlah Tenga Menurut Kualifikasi Berikut ini adalah daftar kualifikasi SDM di unit kerja Rawat Inap ,adapun daftar kualifikasi ketenagaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: No.
Nama Jabatan
Pendidikan
Sertifikasi
Jumlah Tenaga
1
Kepala Instalasi
Dokter
Pelatihan penatalaksanaan
1
pasien Terminal Penanggulangan pasien infeksi Pelatihan ATLS Pelatihan manajement rawat 2
Kepala Ruangan
S 1/ D III
inap Pelatihan BTCLS
Keperawatan
Pelatihan manajemen bangsal
1
Pelatihan penatalaksanaan ruang isolasi Pelatihan infeksi 3
Katim
S1/ D III
penanggulangan
Pelatihan Basic Life Support
2
pelatihan Basic Life Support
15
Keperawatan 4
Perawat
S1/ D III
pelaksana
Keperawatan
1. Penetapan jam kerja Hari kerja perusahaan adalah 6 ( enam ) hari kerja dalam seminggudan jam kerja standar perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. Rumah sakit Rawamangun merupakan rumah sakit yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat umum dan disesuaikan dengan jam kerja perusahaan.
Bagi karyawan yang berkerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu selama 40 jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja. Untuk karyawan yang berkerja melebihi jam kerja standar maka kelebihan tersebut akan diperhitungkan dalam kebijakan lembur perusahaan. Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut : 1. Batas keterlambatan karyawan dalam satu bulan adlah 30 menit. 2. Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberkan maka karyawan tersebut akan mendapatkan evaluasi keisiplinan dari atasan langsung. 3. Apabila terjadi keterlambatan selama 3 bulan dalam satu tahun karyawan akan diberikan surat peringatan. 4. Izin meninggalkan dinas maksimal adalha 3 jam dalam satu hari kerja dengan persyaratan mengisi fom izin meninggalkan dinas (IMD) yang ditanda tangani oleh atasan langsung dan dapat dipertanggung jawabkan urgensinya. Pengaturan tenaga kerja di RS. Khusus Bedah rawamangun berdasarkan shift dan non shift dapat dibawah ini : a. Karyawan shift Senin- Minggu o Shift I o Shift II o Shift III b. Karyawan non shift Senin-jum’at
: 08.00-15.00 : 15.00-21.00 : 21.00-08.00 : 08.00-16.30
2. Kuantitas SDM Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap RS. Khusus Bedah Rawamangun berdasarkan shift. Tenaga kerja di unit Rawat Inap saat ini berjumlah yang memegang tanggung jawab sebagai : 1) Kepala Instalasi 2) Kepala Ruangan 3) Ketua Tim 4) Perawat pelaksana 5) Pos perawat
: 1 orang : 1 orang : 2 orang : 15 orang : 2 orang
Tenaga kerja di unit Rawat Inap ini berkerja dengan jadwal sebagai berikut :
1) Kepala instalasi 2) Kepala Ruangan 3) Perawat Katim 4) Perawat pelaksana 5) Pos Perawat
: Senin s.d. Jumat dimulai pukul 08.00 – 16.00 : Senin s.d Jumat dimulai pukul 08.00 – 16.00 Setiap sabtu masuk sebanyak 1 x dlm sebulan : Senin s.d Jumat , dan berdinas di sabtu dan minggu secara Secara bergantian , jam kerja sesuai dengan shift pagi dan sore : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan : bekerja sesuai dengan shift pagi dan sore
BAB III STANDAR FASILITAS III.1.
Bangunan
A. Lokasi Bangunan rawat inap terletak pada lokasi yang tenang , aman, dan nyaman serta memiliki aksesibilitas atau pencapaian dari sarana penunjang rawat inap. Lokasi rawat inap Rs.Khusus Bedah Rawamangun terletak di lantai 2 dan lantai 3, yang terdiri dari ruang Nurse station, ruang rawat inap kelas 1 ada 7 kamar, 1 kamar isolasi, 1 kamar bangsal anak , 2 kamar VIP, dan ruang HCU, ruangan tersebut berada di lantai 2. Sedangkan lantai 3 terdiri dari kelas 2 ada 1 kamar, kelas 3 di bedakan menjadi dua yaitu 2 kamar untuk pasien lakilaki dan 2 kamar untuk pasien perempuan. B. Denah
Berikut adalah denah rawat inap :
Luas ruangan kerja Luas Lantai 2 : 646,56 m2
Rekam Medik, NS, Kelas Rawat VIP, Kelas 1, Bangsal Anak, Isolasi, HCU, OK, Musola, Ruang Kabid Perawataan, Ka Inst Ranap Luas Lantai 3 : 615,58 m2 Perkantoran, Kelas2, 3, Gizi,Laundri III.2.
Penyimpanan arsip / Tata Arsip Penyimpanan arsip sebagai berikut :
Status Pasien di tempatkan dengan menggunakan Brief Ordner (map besar berpenjepit) yang mana di dalamnya berisikan ringkasan penyakit pasien , dan hasilhasil pemeriksaan selama perawatan.status pasien tersebut di simpan di dalam lemari yang yang terbuat dari kayu ada di nurse station , dan cara penyimpanannya di urutkan berdasarkan ruangan di mulai dari kelas 1 diikuti kelas berikutnya, sehingga mudah untuk di cari jika di butuhkan untuk keperluan visit dokter, dan lain-lain. Formulir – formulir pemeriksaan yang di butuhkan untuk pasien di simpan di dalam laci yang terbuat dari kayu yang berbeda disusun secara rapi sehingga mudah untuk di ambil jika di perlukan Catatan perkembangan perawatan di letakan pada Snelhechter (map berpenjepit) berukuran A4. Pada map tersebut di berikan nama ruangan kamar. Dan catatn tersebut di urutkan sesuai kamar pasien yang sedang dirawat. Formulir Bukti tindakan rawat inap yang berwarna hijau yang sudah di tandatangani bagian kasir di simpan dalam Brief Ordner (map besar berpenjepit) di simpan di dalam lemari dan penyimpanan diurutkan Sistem Tanggal (Chronological Filing System) Surat permintaan barang , surat nota dinas , bukti permintaan uang di simpan dalam map penjepit Snelhechter. Yang di pisah dan di simpan dalam lemari kayu yang disusun sesuai dengan tanggal. Buku Register rawat inap, buku ekpedisi pemeriksaan penunjang, buku observasi ttv, buku pembagian tugas, buku ronde rawat inap, buku expedisi permintaan obat, di simpan dalam lemari terbuat dari kayu dan diurutkan menggunakan sistem Sistem Nomor (Numeric Filing System) III.3.
Sarana dan Prasarana
1. Standar pelayanan Minimal unit Rawat Inap a. Pemberian pelayanan di rawat inap b. Dokter penaggung jawab pasien rawat inap c. Ketersediaan pelayanan rawat inap
d. Jam praktek dokter spesialis e. Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh / jatuh yang berakibat kecacatan/ kematian f. Pelaporan dan pencatatan kematian pasien 48 jam setelah masuk rawat inap g. Pelaporan pasien TBC di rawat inap yang di tangani dengan strategi DOTS h. Pelaporan angka kejadian infeksi nosokomial di rawat inap 2. Standar Minimal Peralatan di Rawat Inap No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
Peralatan Medis Saction Minor Set Stetoskop Tensi Meter Termometer Digital Pen Light Nebulizer Standar Infus Amu Bag Box Emergency Tourniket Tongoe Spatel Tabung O2 Flowmeter Humidefier Tromol Korentang Troli Gunting Bak Instrumen Bengkok Lampu pembaca rontgen Kulkas penyimpan Obat Nursing Call Urinal Laken Tempat tidur pasien Pispot Buli – buli Baskom Mandi Box amprah darah Box Infus Kursi Roda Lampu UV Tangga pasien
3. Sarana kerja di ruang rawat inap .
Keterangan Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
No. 1.
Sarana Kerja CPU
Keterangan Ada
2.
Mouse
Ada
3.
Keyboard
Ada
4.
Monitor
Ada
5.
Kalkulator
Ada
6.
Kipas angin
Ada
7.
Papan Daftar nama pasien
Ada
8.
Televisi
Ada
9.
Braket tv
Ada
10.
APAR (Alat Pemadam Api Rendah )
Ada
11.
Pesawat Telephone
Ada
12.
File catatan perawatan
Ada
13.
Buku folio
Ada
14.
Keranjang infuse
Ada
15.
Lemari /cabinet
Ada
16.
Kursi kerja
Ada
17.
Laci penyimpanan obat
Ada
18.
Meja Komputer
Ada
19.
Wastafel
Ada
20.
Tool Box
Ada
21.
Peralatan tulis
Ada
22.
Jam dinding
Ada
23.
Vas Bunga
Ada
24.
Pigura
Ada
25.
Kotak Kunci
Ada
26.
Tempat Sampah
Ada
4. Fasilitas Ruang Rawat
Fasilitas ruang rawat inap antara lain ruang rawat bedah ( pre operasi/ pos operasi), ruang rawat anak, ruang rawat dewasa, kamar rawat di rawat inap terdiri dari (kelas VIP, kelas I, kelas II, kelas III dan perawatan anak , ruang rawat isolasi,). Jumlah tempat tidur yang tersedia di pelayanan rawat inap sebanyak 36 buah. Berikut ini adalah keterangan fasisilitas di setiap ruangan rawat :
No .
Ruangan Rawat
1.
VIP ( Berlian )
Fasilitas
Keterangan
AC Sharp Aero Spray Bantal Panjang Tempat tidur pasien Cermin Jam Dinding Vas Bunga 1 Set kursi tunggu Gambar Dinding Kulkas panasonik TV LG Meja Troli makan Sofa Remote AC Sharp Remote TV LG Jemuran Handuk Lemari Tangga pasien Telepon Gayung, Ember Tempat Remot AC/TV Shower, Closet , Keset Papan nama Tempat sampah Tiang Infus, Kunci Kamar Korden , tirai Buku Display
2 Kamar Rawat
2.
Kelas 1 ( Biduri Bulan )
AC Sharp Bantal Tempat tidur Cermin Jam dinding Vas bunga 1 set kursi tunggu Gambar dinding Kulkas mitsubisi Televisi Samsung Sofa Remote AC sharp Remote TV samsung Jemuran handuk Lemari Tangga pasien Gayung Ember Shower Closet Tempat sampah Tiang Infus Papan nama Kunci Kamar Korden Keset Buku Dysplay
7 Kamar Rawat
3. Isolasi ( Cempaka )
AC Mitsubisi Bantal 2 Tempat tidurPasien Jam dinding kursi tunggu Gambar dinding Remote AC mitsubisi Jemuran handuk Lemari Tangga pasien Gayung Ember Shower Closet Tempat sampah Tiang Infus Papan nama Kunci Kamar Korden Keset Buku Dysplay Wastafel Pispot Urinal Wastafel Tensi Berdiri lampu uv
1 Kamar Rawat
4. Bangsal Anak ( Intan )
AC Sharp TV Sharp Bantal 3 Tempat tidur pasien Jam dinding Cermin kursi tunggu Gambar dinding Remote AC Sharp Remote TV Sharp Jemuran handuk Lemari Tangga pasien Gayung Ember Shower Closet Tempat sampah Tiang Infus Papan nama Kunci Kamar Korden Keset Buku Dysplay Tempat remote tv/ac
1 Kamar Rawat
5. Kelas 2 (Safir)
6. Kelas 3 ( Mutiara )
AC National TV Sharp Bantal 3 Tempat tidur pasien Jam dinding Cermin kursi tunggu Gambar dinding Remote AC National Remote TV Sharp Jemuran handuk Lemari Tangga pasien Gayung Ember Shower Closet Tempat sampah Tiang Infus Papan nama Kunci Kamar Korden Keset Buku Dysplay Tempat remote tv/ac AC Sharp kecil Bantal Tempat tidur Jam dinding Cermin kursi tunggu Gambar dinding Remote AC Sharp Jemuran handuk Lemari Tangga pasien Gayung Ember Shower Closet Tempat sampah Tiang Infus Papan nama Kunci Kamar Korden Keset Buku Dysplay Tempat remote
1Kamar Rawat
2 Kamar rawat perempuan 2 kamar rawat laki-laki
tv/ac
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN 4.1. Peningkatan Mutu Pelayanan Untuk peningkatkan mutu pelayanan di rawat inap , maka rawat inap memfasilitasi pasien yang di rawat untuk mendapatkan berbagai jenis pelayanan di rawat inap sebagai berikut : Jenis pelayanan di rawat inap 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pemeriksaan dan konsultasi oleh dokter spesialis dan sub spesialis Perawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan secara berkala Edukasi pasien oleh perawat atau dokter Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis dan atau dokter sub spesialis Pemeriksaan penunjang diagnostik Tindakan medis yang bersifat diagnostik, terapeutik dan operatif Pemberian obat- obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien dan
intruksi dokter spesialis dan sub spesialis 9. Pelayanan tranfusi darah 10. Pemberian surat rujukan 11. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen. Alur Pelaporan Mutu Adapun pelaporan mutu pelayanan di ruang rawat inap RS.Khusus Bedah Rawamangun , seperti : 1. Pelaporan pemasangan tindakan invasive 2. Pelaporan monitoring mutu keperawatan dengan 9 indikator 3. Pelaporan mutu pasien safety rawat inap dengan 20 indikator a. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan Kegiatan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien ditulis pada catatan keperawatan yang sudah tersedia setiap harinya Monitoring tindakan invasive di lakukan setiap setelah tindakan yang di lakukan. Dan di dokumentasikan.
Monitoring mutu keperawatan dan pasien safety di monitoring dan di catat 1x24 jam dan pelaporan di laporkan kepada bagian Kasie Mutu Keperawatan di akhir bulan. Informasi pasien tertulis di dalam catatan keperawatan pasien Setiap shift jaga melakukan pelaporan dan serah terima pasien 4.2. Upaya Keselamatan Pasien a. Pengandaan sarana dan prasarana
Pengadaan sarana dan prasarana seperti alat kesehatan dan obat adalah suatu prosedur penyediaan alat kesehatan dan obat – obatan yang digunakan oleh pasien di ruang rawat inap, dan sebagai penggantinya di bebankan kepada pasien melalui resep dan dibuat oleh dokter .Untuk alat habis pakai perawat menulisnya di lembar alkes dan di tandatangani oleh perawat. b. Tujuan Agar alat – alat dan obat – obatan emergency stok yang ada di ruang rawat inap mencegah kesalahan dalam pemberian obat,dengan cara 10 benar Tetap terjaga dalam segi kualitas dan kuantitas Memudahkan di dalam penggunaan dan pengawasannya
c. Prosedur permintaan alat kesehatan dan obat – obatan
Jenis obat stok, yang akan dipakai dan alat kesehatan yang akan diminta di tulis pada resep oleh dokter ruangan, dan jika selain obat di tulis oleh perawat pada form alkes Resep dan form alkes yang sudah di isi dengan lengkap diserahkan ke bagian farmasi Bila alat kesehatan ( alkes ) dan obat – obatan yang diminta sudah tersedia akan diserah terimakan ke ruang ruang inap, lembar putih untuk farmasi dan yang merah di status pasien. d. Prosedur pengganti alat kesehatan dan obat yang telah di gunakan
Alat kesehatan yang sudah digunakan oleh pasien ditulis pada resep rangkap 2 putih dan biru Obat – obatan yang sudah digunakan ditulis pada resep dan di buat resep oleh dokter, jika alkes di tulis oleh perawat pada form alkes Resep yang telah diisi dengan lengkap oleh perawat, diserahkan ke bagian farmasi dengan menggunakan buku expedisi Bila alat kesehatan dan obat yang sudah di siapkan oleh bagian farmasi, di serahkan ke perawat rawat inap
A. Alur pelaporan Keselamatan Pasien 1. Apabila terjadi suatu insiden
dirumah
sakit,
wajib
segera
ditindak
lanjuti(dicegah/ditangani) untuk mengurengi dampak / akibat yangb tidak diharapkan. 2. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insiden dengan mengisi formulir laporan insiden pada akhir jam kerja/shift kepada atasan langsung. Paling lambat 2x24 jam; jangan menunda laporan. 3. Setelah selesai mengisi fomulir, segera serahkan kepada atasan langsung pelapor. (Atasan langsung disepakati sesuai keputusan manajemen : Supervisor/ kepala bagian/ instalasi/ departemen/ unit, ketua komite medis/ ketua K.SMF) 4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading resiko terhadap insiden yang dilaporkan 5. Hasil granding akan menentukan bentuk intevensi dan analisa yang akan dilakukan sebagai berikut; Grade biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung , waktu maksimal 1 minggu Grade hijau : intervensi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal 2 minggu Grade kuning : intervensi komprehensif /analisa akar masalah/RCA oleh tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari Grade merah : investigasi komprehensif / analisis akar masalah/RCA oloeh tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari 6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporkan hasil investigasi dan lapor insiden dilaporkan ke tim KP di RS 7. Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil investasi dan laporan inseden untuk menentukan aapakah perlu investigasi lanjutan ( RCA) dengan melakukan regdrading
8. Untuk grade kuning / merah, tim KP di RS akan melakukan analisa akar masalah / root cause analysis( RCA) 9. Setelah melakukan RCA, tim KP di RS akan membuat laporan dan recomendasi untuk perbaikan serta “pembelajaran” berupa petunjuk/ “safety alert” untuk mencegah kejadian berulang 10. Hasil RCA, recomendasi danrencana kerja dilaporkan kepada direksi 11. Rekomendasi untuk “ perbaikan dan pembelajaran “ diberikan umpan balik kepada nit terkait 12. Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian disatuan kerjanya masing-masing 13. Monitoring dan perbaikan oleh tim KP di RS
B. Tata cara konsultasi medis 1. Konsultasi DPJP menginformasikan kepad penanggung jawab pasien terkait dengan konsultasi ke dokter spesialis DPJP menuliskan pada rekam medis pasien pada lembar konsultasi Penangung jawab pasien menandatangani inform consent Perawat ruang intensif menghubungi dokter spesialis yang dikonsultan Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang hasil konsultasi oleh dokter konsultan 2. Indikasi dan prosedur laboratorium dan radiologi DPJP menginformasikan indikasi pemeriksaan laboratorium dan radiologi kepada penanggung jawab pasien Penagnggung jawab pasien menandatangani formulir inform consent pemeriksaan radiologi dan laboratorium Perawat ruang rawat inap menginformasikan tentang pemeriksaan laboratorium dan radiologi kepada bagian terkait Perawat rawat inap melengkapi form pemeriksaan dan menyerahkan kepada petugas radiologi dan laboratorium Pasien di tindak lanjuti sesuai dengan jenis tinda
BAB V PENUTUP
Petunjuk Teknis pelayanan di Rawat Inap ini di susun dalam rangka memberikan Acuan bagi di RS. Khusus Bedah Rawamangun dalam menyelenggarakan pelayanan yang bermutu, aman, efekrtif dan efesien dengan mengutamakan keselamatan pasien. Buku ini mempunyai peranan yang penting sebagai pedoman, sehingga bermutu pelayanan yang di berikan kepada pasien terus meningkat. Penyusunan Buku Pedoman Rawat Inap ini Adalah Suatu langkah awal kesuatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagi pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.