menyebabkan pencemaran pencemaran rongga peritoneal peritoneal sehingga terbentuk abses intra abdominal atau peritonitis umum. ---------------------------------------------------------------------------------------------------RDCollection 2002
Pada pembedahan kolorektal sering dijumpai penyulit yang berupa infeksi pada luka operasi : abses intraabdominal dan sepsis. Resiko terjadinya penyulit infeksi akibat pencemaran isi kolon, berkisar antara 25-75% dari pembedahan kolorectal (Ibrahim Ahmadsyah Ahmadsyah,, 1991). 1991). Persiapan Persiapan kolon prabedah prabedah merupakan merupakan usaha mencegah pencemaran terjadinya kontaminasi dan penyulit infeksi pada pembedahan kolorektal . Meskipun Meskipun kolon dan rektum rektum tidak mungkin mungkin secara secara mutlak dapat dilakukan sterilisasi, mengosongkan kolon dari feses dan dengan pemberian anti biotik baik lokal maupun sistemik. Hal tersebut diatas hanya menguarangi jumlah kuman dalam lumen kolon dan rectum. Mengenai Mengenai cara dan waktu melakukan melakukan persiapan kolon sebelum pembedahan banyak prosedur baku yang dianjurkan. Pilihan cara apa yang dipakai didasarkan kondisi setempat dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan dari pasien. Fungsi utama kolon adalah untuk menyimpan sisa makanan yang nantinya harus dikeluarkan, absorpsi air, elektrolit dan asam empedu. Absorsi air dan elektrolit terutama dilakukan di kolon sebelah kanan yaitu di sekum dan kolon asenden. Selain fungsi absorbsi, absorbsi, kolon juga melakukan melakukan sekresi sekresi dan ekresi. Sekresi kolon kolon berupa cairan kental mukus yang terdiri dari 98% air yang mengandung 85-53 meQ/L baik berupa bikarbonat maupun amilase, maltosa invertase, peptidase dan musin (Cohn, T,Jr 1986). Dalam lumen kolon dan rektum terdapat kuman dalam jumlah besar sekali, yang tidak dapat menembus membran mukosa normal. Bila membran mukosa rusak oleh penyakit, trauma atau bila lumen terbuka, bakteri dapat menyerang jaringan di dekatnya dan menyebabkan infeksi dari ringan sampai berat tergantung dari jumlah kuman yang ada, resistensi jaringan dan keadaan umum pasien. Sebagian besar kuman yang terdapat dalam kolon tidak patogen, dan kuman yang tetap bertahan ketika terjadi kontaminasi yang dapat menimbulkan infeksi biasanya adalah ; E.coli, kuman aerob gram negatif dan bacteriodes fragilis kuman anaerob gram negatif. Pembedahan pada kolon dan rektum mempunyai resiko terjadi infeksi pasca bedah akibat terjadinya; (Ibrahim ahmadsyah, 1991) 1. Pencemaran Pencemaran oleh oleh isi kolon selama selama pembedahan pembedahan.. Massa feases mengandu mengandung ng 10 pangkat 10 bakteri gram/feses, bila dalam tindakan pembedahan terjadi pencemaran feses maka akan terkontaminasi bakteri dalam jumlah yang cukup banyak sehingga terjadi infeksi. infeksi. 2. Pencemaran Pencemaran isi kolon kolon akibat kebocora kebocoran n anastomosis. anastomosis. Persiapan Persiapan yang tidak baik baik akan menyebabkan pencemaran pada dinding tepi kolon yang akan dilakukan anastomosis oleh kuman, yang akan menyebabkan terbentuknya abses kecil, terbentuk trombosis pada pembuluh darah kecil sehingga terjadi nekrosis pada tepi anastomosis lalu menyebabkan kebocoran. kebocoran. Kebocoran anastomosis akan
Pada pembedahan kolorektal persiapan kolon yang mutlak harus dilakukan untuk mencegah infeksi pasca bedah. Persiapan kolon meliputi : 1. mengosongkan lumen dari feses, 2. mengurangi jumlah lumen didalam lumen dengan cairan antisepsis, pemberian antibiotika yang tidak diserap, Pemberian anti biotika profilaksi secara sistimatik.Ke sistimatik.Ketika tika usaha tersebut diatas dilakukan dilakukan dalam suatu kesatuan karena masing-masing akan saling mengisi kekurangannya.
1. Pengosongan lumen kolon dari feses Membersihka Membersihkan n kolon kolon dari feses akan mencegah mencegah terjadinya terjadinya kontaminasi kontaminasi oleh massa feses yang banyak mengandung kuman. Banyak cara yang dianjurkan untuk dapat mengosongkan lumen kolon dengan baik mencakup pengaturan diet dan pembersihan secara mekanis. Dianjurkan untuk pengosongan kolon dalam kurun waktu 48-72 jam, periode yang terlalu lama dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan nutrisi serta diet rendah sisa (bebas serat) dalam 1-2 hari pra bedah dan makan cair satu hari pra bedah (Schrock, R,T, 1988). Membersihkan kolon secara mekanis dapat dilakukan dengan enema atau irigasi total saluran cerna. Bahan yang dipakai untuk enema sebaiknya larutan garam fisiologis agar tidak menggangu keseimbangan cairan dan elektrolit. Sebagai katartik dapat digunakan MgSO4 (garam inggris)atau preparat laksan lainnya. Irrigation” oleh Crapp, (cit, Teknik pengososngan kolon “Whole Bowel Irrigation” Ibrahim Ibrahim Ahmadsyah Ahmadsyah,, 1991) 1991) untuk pasien tanpa tanda-tanda tanda-tanda obstruksi obstruksi usus. Dengan menggunakan pipa lambung dimasukkan cairan garam fisiologis 4-5 L/jam selama 3-4 jam terus menerus sampai air yang keluar perrektal menjadi jernih. Tetapi cara ini menimbulkan rasa ti dak enak bagi pasien, cara lain yang Preparation” dengan cara memberi minum diajukan ialah : “ Manitol Bowel Preparation” laruta larutan n manito manitoll yang yang bersifa bersifatt menari menarik k air dari dari dindin dinding g kolon kolon,, awalny awalnyaa memberikan memberikan hasil yang baik dalam membersihkan membersihkan kolon. Tetapi kemudian kemudian diketahui diketahui cara ini mengakiba mengakibatkan tkan penurunan penurunan natrium natrium dan kalium serta air sehingga merupakan resiko tinggi bagi usia l anjut.
2. Mengurangi jumlah kuman dalam lumen kolon Pemakaiaan antisepsis. Anti sepsis ideal harus memenuhi beberapa syarat, yaitu : (Jones 1976) bersepektrum luas, efek toksis yang rendah, tetap stabil dalam enzim pencernaan, berkemampuan untuk mencegah perkembangan dan pertumbuhan bakteri yang resisiten, bereaksi cepat, diserep dalam jumlah terbatas terbatas dan tetap aktif dalam diet prabedah, prabedah, tidak mengiritasi mengiritasi usus, diperlukan diperlukan dosis kecil dan larut dalam air, mencegah mencegah jamur tumbuh berlebihan. Dalam penelitiannya membuktikan povidone iodine 10% yang diencerkan dengan larutan garam fisiologis menjadi 5 %.
Dengan antibiotika per oral Usaha pengosongan kolon hanya dapat mengurangi jumlah kuman dalam lumen kolon secara terbatas. Sehingga perlu disertai pemberian anti biotik peroral yang tidak diserap, yang dapat lebih menurunkan jumlah bakteri dalam feses. Tetapi pemberian anti biotik ini bukannya tidak beresiko, karena pemberian dalam jangka lama dapat menyebabkan timbulnya bakteri yang resisten atau jamur berakibat super infeksiintramural. Antibiotika sistemik profilaksis Pemberian antibiotik sistemik hanya untuk meningkatkan kansentrasi anti biotik dalam serum. Prinsip dasar pemberiannya adalah : (Watimena, 1987) pemberian disesuaikan dengan jenis kuman yang diharapkan akan mengontaminasi, dosis harus cukup tinggi, pemberian dalam jangka waktu singkat, pemberian dihentiakan dalam waktu 24 jam, diberikan sesaat sebelum operasi dan selama operasi supaya mencapai konsentrasi yang cukup didalam serum dan jaringan ketika terjadi kontaminasi.
Bila melihat hal-hal tersebut diatas persiapan kolon dilakukan dalam waktu singkat, ditambah penggunaan antibiotik peroral yang tidak diserap dan antibiotik sistemik profilaksis, sehingga dapat menghindari resiko penyulit akibat persiapan kolon yang tidak baik. Menurut Edi Purwako, 1991, persiapan kolon yang dilakukan di RSUP DR SARDJITO tahun 1987-1989 sebagai berikut : Lama persiapan selama 2-3 hari, dengan diet rendah serat, dilakukan lavemen pagi sore, dan malam sebelum operasi dilakukan levemen dengan larutan garam fisiologis.
Ibrahim Ahmadsyah, 1991 menganjurkan sebagai berikut : Pra bedah Diet Laksan Enema Antibiotik hari ke II Makan lunak MgSO Metronidazole 2 x 1gr bebas serat 4 15gr suppo I Makan cair MgSO S al in e M et ron id az ol e 1 gr 4 39gr suppo 0 Puasa Saline Aminoglikosid/ sefalosporin bersama induksi anastesi
Menurut Standart Amerika Serikat : 2 hari sebelum 1 hari sebelum Diet bebas serat Cair, bila perlu dengan Infus untuk penggantian Mekanik lar. Sodium Lar. Sodium fosfat fosfat 15 ml peroral jam 10 15 Ml peroral jam 10 pagi, pagi, lavemen sore hari lavemen sore hari sampai rectum bersih Antibiotik neomicin 1 gr Neomicin 1.5 gr atau atau tetra siklin eritromisin tetra siklin / eritromisin base 250 mg pada jam 10, base 250 mg 13,17 dan 21 pada jam 10,13,17 dan 21
Hari operasi Puasa
Theodore R. Schrock, MD, 1988 mengemukakan sebagai berikut : Selama dua hari pra bedah makan diet cair dan dilakukan pengosongan lumen kolon dengan irigasi kolon, dan beberapa pasien delaksan dan enema dapat dipergunakan. Pemberian antibiotika peroral neomisin dan eritromisin base masing-masing 1 gr, diberikan pada jam 13, 12, dan 23 satu hari sebelum operasi. Untuk lebih efektif ditambahkan metronidazole 3 x 200-750 mg sehari peroral selam dua hari sebelum operasi. Sedang menurut penelitian, Bruce G wolff, MD dkk, 1988 Mengemukakan “Lavage Regimen 1 Day Before Operation” sebagai berikut: Diet Norestriction, except liquid meal evening Mechanica Oral administration of lavage solution from 1 pm to 6 pm ; l 4-6 L until rektal effluent clear antibiotics Neomicyn 2 gr; metronidazole 2 gr, orally at 7 pm and 11 pm •
Polythylene glycol, potassium chloride, sodium bicarbonat, and sodium sulfat, (GOLTELY) Braintree Laboratories inc, Braintree, Mass.
Sedang yang dilakukan di RSUP dr Sardjito pada persiapan kolon sekarang ini sebagai berikut : Lama persiapan kolon : 3 hari Diet : bubur kecap selam persiapan Mekanis : Lavemen pagi dan sore Laksan : Dulcolaks 3 x 1 tab Antibiotik : SG 3 x 1 gr Neomisin 3 x 500 mg