Contoh naskah film pendek
admin contoh surat Contoh naskah film pendek - Siapa yang tidak menyukai film di dunia modern ini. Semakin ke sini maka semakin hebat sebuah film baik dalam teknologi pembuatan dan skenarionya. Berbagai genre film juga muncul sana sini yang melambangkan para sineas dan insan perfilman tidak pernah kehabisan ide untuk berkarya. Nah, tahukah anda bagaimana bentuik naskah film itu?. naskah film sedikit berbeda dengan naskah berita atau drama karena disini selain pemain dan sutradara, ada pula orang dibelakang layar seperti kameraman yang harus paham dengan naskah tersebut. Dibawah ini adalah sebuah contoh naskah film untuk dipahami.
Contoh naskah film NASKAH FILM PENDEK “MASIH BELAJAR” Oleh : Yuliyanto Dwi Cahyo MASIH BELAJAR Sinopsis: adalah cerita bagaimana tentang demokrasi di Indonesia yang ternyata masih belajar. FADE IN: TEASER SCENE 1.INT.RUANG KELAS (NOON) Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jovan(Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani) START MUSIC Suasana pagi hari di ruang kelas. Ratmi (Bu Guru) Bu Ratmi Menulis “Demokrasi adalah…….”, CAMERA CLOSE UP TO:Bu Ratmi sedang menulis. Bu Ratmi berbalik dan bertanya “Anak – anak ada yang bisa jawab?” CAMERA MOVE TO: Bu Ratmi bertanya. SCENE 2.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jovan(Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani) Semua terdiam dan saling melihat CAMERA Close up: Mengambil gambar setiap siswa di kelas dengan impose jabatan dari masing - masing siswa, seperti Anggota Dewan, Aktivis, Artis, dll. CUT TO: SCENE 3.INT.RUANG KELAS Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo(Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani) Seketika itu Angger Sang anggota dewan yang duduk bersebelahan dengan Cahyo (Pengusaha)mengangkat tangannya dan menghentakkan tangannya di meja ingin menjawab, dan langsung cahyo pun membungkam mulut angger (anggota dewan) dengan uang, dan angger pun langsung diam, dan cahyo pun yang sambil menelfon berkata “sory bos ada interupsi sedikit” CAMERA Close up to Angger lalu long shot dan terlihat cahyo membungkam mulut angger dengan uang lalu camera Close up ke cahyo yang sambil nelfon. CUT TO: SCENE 4.INT.RUANG KELAS Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani) Setelah itu Sutono (petani )yang duduk di dekat bayu (polisi) pun angkat tangan ingin menjawab, dan seketika itu sutono pun langsung di tangkap oleh bayu dengan memegang leher dan tangan sutono dan membenturkannya ke meja. CAMERA Close up Sutono mengangkat tangan, lalu long shot bayu menangkap sutono. CUT TO: SCENE 5.INT.RUANG KELAS Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani) Ajik (Media) sedang mememotret Jojo (Artis) dan jojo bertanya kepada ajik yang sedang memotret I dia “kamu tau nggak?” (sambil memegang alat kosmetik dan berdandan, dan ajik pun menggelengkan kepalanya. CAMERA Close up ke ajik sedang memotret lalu long shot kepada ajik dan jojo yang bertanya, dan di belakangnya masih ada pak polisi yang sedang menangkap sutono. CUT TO: SCENE 6.INT.RUANG KELAS Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani) Lalu bu Ratmi pun kesal dan berkata “duh berantem mulu sih”, lalu bu ratmi bertanya kepada siwsa – siswanya lagi “ada lagi yang bisa jawab??” CAMERA Zoom out kepada bu Ratmi yang berada di depan berdiri sedang kesal. CUT TO: SCENE 7.INT.RUANG KELAS Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani) Lalu Saprol (anak SD) pun mengangkat tangannya. Camera Close Up to Tangan Saprol CUT TO:
SCENE 8.INT.RUANG KELAS Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani) Saprol pun Maju ke depan kelas berniat ingin menjawab pertanyaan bu guru Ratmi. Camera Long shot ke arah saprol berjalan menuju kedepan kelas dengan senyum yang lebar. CUT TO: SCENE 9INT.RUANG KELAS Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani) Setelah sampai depan lalu bu guru pun menyodorkan spidol di depan muka Saprol. CAMERA close up ketika bu guru Ratmi menyodorkan spidol di depan muka Saprol. CUT TO: SCENE 10.INT.RUANG KELAS Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani) Dengan muka yang polos saprol pun ingin menulis jawaban dari soal bu guru ratmi dengan tangan yang gemetar. CAMERA close up to muka saprol dan move to tangan saprol yang gemetar CUT TO: SCENE 11.INT.RUANG KELAS Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani) Lalu tiba – tiba Bel pun bordering, dan murid – murid yang lain pun berlarian meninggalkan kelas. Sound Effect Bel Berbunyi dengan keras. CAMERA close up ke muka saprol dan spidol nya dengan tujuan ingin menulis dan seketika itu layar hitam. CUT TO : SCENE 12.INT.RUANG KELAS Cast: Saprol (Anak SD) Lalu dengan penuh kecewa saprol meninggalkan kelas karena kelas sudah selesai. CAMERA long shot dari belakang saprol yang pergi meninggalkan kelas. CUT TO : SCENE 13.INT.RUANG KELAS Dengan perginya Saprol maka terlihat papan yang berisi pertanyaan “Demokrasi adalah….” Lalu muncul effect tulisan yang berisi “Masih Belajar” yang muncul di samping pertanyaan tadi yang memperlihatkan bahwa jawaban dari Demokrasi adalah masih belajar. CAMERA Close up ke papan tulis. CUT TO : SCENE 14.INT.RUANG KELAS Closing CAMERA Close up ke arah gambar pancasila yang berada di dalam kelas dan muncullah credi title yang menandakan bahwa film sudah selesai.
Tips Membuat Film Dokumenter Dengan Sederhana Dalam membuat film dokumenter yang kita rekam harus berdasarakan fakta yang ada. Jadi film dokumenter adalah suatu film yang mengandung fakta dan subjektivitas pembuatnya. Artinya apa yang kita rekam memang berdasarkan fakta yang ada, namun dalam penyajiannya kita juga memasukkan pemikiran-pemikiran kita. Dalam membuat film dokumenter ada langkah-langkah dan kiat bagaimana film yang kita produksi disenangi oleh penonton dan tidak memakan biaya yang besar saat memproduksinya.. Langkah yang harus kita tempuh dalam membuat film dokumenter adalah : Pertama, menentukan ide. Ide dalam membuat film dokumenter tidaklah harus pergi jauh-jauh dan memusingkan karena ide ini bisa timbul dimana saja seperti di sekeliling kita, di pinggir jalan, dan kadang ide yang kita anggap biasa ini yang menjadi sebuah ide yang menarik dan bagus diproduksi. Jadi mulailah kita untuk berpikir supaya peka terhadap kejadian yang terjadi. Kedua, menuliskan film statement. Film statement yaitu penulisan ide yang sudah ke kertas, sebagai panduan kita dilapangan saat pengambilan Angel. Jadi pada langkah kedua ini kita harus menyelesaikan skenario film dan memperbanyak referensi sehingga film yang kita buat telah kita kuasai seluk-beluknya. Ketiga, membuat treatment atau outline. Outline disebut juga script dalam bahasa teknisnya. Script adalah cerita rekaan tentang film yang kita buat. script juga suatu gambar kerja keseluruhan kita dalam memproduksi film, jadi kerja kita akan lebih terarah. Ada beberapa fungsi script. Pertama script adalah alat struktural dan organizing yang dapat dijadikan referensi dan guide bagi semua orang yang terlibat. Jadi, dengan script kamu dapat mengkomunikasikan ide film ke seluruh crew produksi. Oleh karena itu script harus jelas dan imajinatif. Kedua, script penting untuk kerja kameramen karena dengan membaca script kameramen akan menangkap mood peristiwa ataupun masalah teknis yang berhubungan dengan kerjanya kameramen. Ketiga, script juga menjadi dasar kerja bagian produksi, karena dengan membaca script dapat diketahui kebutuhan dan yang kita butuhkan untuk memproduksi film. Keempat, script juga menjadi guide bagi editor karena dengan script kita bisa memperlihatkan struktur flim kita yang
kita buat. Kelima, dengan script kita akan tahu siapa saja yang akan kita wawancarai dan kita butuhkan sebagai narasumber. Keempat, mencatat shooting. Dalam langkah keempat ini ada dua yang harus kita catat yaitu shooting list dan shooting schedule. Shooting list yaitu catatan yang berisi perkiraan apa saja gambar yang dibutuhkan untuk flim yang kita buat. jadi saat merekam kita tidak akan membuang pita kaset dengan gambar yang tidak bermanfaat untuk film kita. Sedangkan shooting schedule adalah mencatat atau merencanakan terlebih dahulu jadwal shooting yang akan kita lakukan dalam pembuatan film. Kelima, editing script. Langkah kelima ini sangat penting dalam pembuatan film. Biasa orang menyebutnya dengan pasca produksi dan ada juga yang bilang film ini terjadinya di meja editor. Dalam melakukan pengeditan kita harus menyiapkan tiga hal adalah membuat transkip wawancara, membuat logging gambar, dan membuat editing script. Dalam membuat transkipsi wawancara kita harus menuliskan secara mendetail dan terperinci data wawancara kita dengan subjek dengan jelas. Membuat logging gambar ini maksudnya, membuat daftar gambar dari kaset hasil shooting dengan detail, mencatat team code-nya serta di kaset berapa gambar itu ada. Terakhir ini merupakan tugas filmmaker yang membutuhkan kesabaran karena membuat editing script ini kita harus mempreview kembali hasil rekaman kita tadi ditelevisi supaya dapat melihat hasil gambar yang kita ambil tadi dengan jelas. Dengan begitu kita akan mebuat sebuah gabungan dari Outline atau cerita rekaan menjadi sebuah kenyataan yang dapat menjadi petunjuk bagi editor.
Alur Cerita Film Dokumenter Alur Cerita Dengan kata lain, alur cerita adalah jabaran dan penjelasan dari apa yang ingin difilmkan. Alhasil, pemilihan dan deskripsi yang sederhana, dengan pilihan kata tepat, akan sangat membantu siapapun yang membaca. Pemilihan kata yang mudah divisualkan, sangat penting. Selektivitas untuk merangkai kata-kata yang mudah divisualkan akan memperlancar komunikasi pesan dari pembuat film. Pada sisi inilah alur cerita menjadi satu elemen yang sangat penting untuk dibuat. Ia menjadi bentuk operasional dari ide dan film statement film yang kita punyai. Barangkali, sangat sederhana. Makna yang muncul, tak ubahnya sebuah kontruksi dari cara berpikir dalam membuat film. Kenapa? Karena, pembuat film akan mencoba mendeskripsikan rencana besar dari film. Seringkali terjadi, bahwa pembuat film menuliskan alur film menjadi sulit untuk dipahami. Kenapa? Satu hal yang menjadi faktor pemicunya adalah, ketika riset dilakukan, hasil data dan fakta yang didapat tidak utuh, hanya sepenggalsepenggal, sehingga manakala dirangkai, tidak menjadi satu kisah yang baik dan mudah dicerna. Barangkali itu hanya satu temuan. Pada temuan lain, seringkali alur tidak terbangun utuh dan menarik karena alur ceritanya ditulis dengan tidak lengkap. Belum terbaca, keinginan dan kejelasan dari pembuat film itu sendiri. Alur cerita, adalah deskripsi dari film yang akan dibuat. Dari mana mengawali, menyodorkan persoalan, hingga mengakhiri film itu sendiri. Tidak mudah tentunya. Apakah demikian? Tidak selamanya menulis alur cerita itu menjadi sulit. Satu hal yang harus dimilikii oleh semua pembuat film adalah, data dan fakta macam apa yang sudah didapat. Merangkai alur, tak ubahnya menyusun data dan fakta dari hasil riset. Alur cerita, tak ubahnya kerangka dasar dalam menyampaikan cerita dalam film. Tak dapat dihindari bahwa dalam film inti kisahnya terlebih dahulu harus dipegang. Mengetahui kerangka cerita secara utuh adalah sebuah prasyarat mutlak dalam mengembangkan film itu sendiri. Pembuat film akan tahu, cerita serta pendekatan-pendekatan macam mana yang dapat digunakan.
Sederhananya adalah, ada tiga babakan baku. Dalam alur cerita, kita harus memahami bahwa film senantiasa akan ada awalan, isi dan akhir. Tiga bagian babakan ini, sudah tentu menjadi kerangka utama. Babak awal, akan berisikan bagaimana kita mampu mengenalkan, mendeskripsikan persoalan. Baik pengenalan tokoh, wilayah geografi dan suasana. Sekadar catatan, dari contoh di atas, maka, siapapun akan mengetahui arah dan apa yang ingin dimunculkan dalam film. Sebuah kisah masa lalu, dengan hutan yang masih terjaga, namun akhirnya hancur. Hancur, setelah ada penebangan yang terus menerus dilakukan. Bahkan, sampai menimbulkan akibat yang sangat mengancam. Yakni, adanya korban dari banjir tanah longsor dari tebing pinggir hutan. Yang dulunya justru tak melahirkan ancaman. Kini, setelah tanaman banyak yang ditebang, ancaman itu bisa muncul setiap saat. Menciptakan kecemasan pada penduduk asli. Bahkan, pada sisi lain, sungai yang awalnya sangat jernih, kini sudah keruh. Ini akibat air tanah yang tak bisa ditahan oleh akar pohon yang sudah mati, dan langsung mengalirkan keruh air tanah ke sungai. Ancaman lain adalah, ketika banyak pohon sumber hidup masyarakat dan hewan, satwa di wilayah tersebut ditebang. Ancaman yang lebih menakutkan, tentunya. Nampak bahwa, dari alur cerita itu, ada tawaran konflik. Konflik dengan elemen visual yang bisa direkam oleh kamera, gabungan dari gambar dan suara. Dengan mudah, akan dipahami alur tersebut. Konflik yang dengan mudah terbaca, dan menjadi daya tarik dari sebuah film. Mungkin, pertautan konflik-konflik ini, hanya diperoleh dari hasil riset yang detail. Maka, para pembuat film seharusnya sadar betapa pentingnya riset yang detail sebagai bagian penting dari isi alur film yang akan dibuat. Sederhananya, alur cerita adalah sebuah lembar kerja yang sangat efektif dalam membangun kisah film dalam segenap aspeknya. Artinya, dalam alur cerita akan terungkap sebenarnya cerita yang akan divisualkan. Bukan saja dari pendekatan kreatif, tetapi juga telah membuka peluang bagi adaptasi teknis pembuatan itu sendiri. Dalam cerita, sudah tentu, akan terdapat alur –sekalipun singkat dan sederhana. Juga, akan tertangkap pula, konflik apa yang sebenarnya ingin disodorkan serta tema besar macam apa yang akan diuangkap lewat film Contoh kerangka alur cerita di bawah ini: Judul : Hutan Terakhir Tema : Hancurnya sebuah wilayah hutan, akibat adanya penebangan liar Tujuan/Pesan : Pengelolaan dan penebangan liar, menghancurkan wilayah hutan dan mengakibatkan bencana banjir Cerita : Kegigihan masyarakat di Berau, dalam menjaga hutan dan tanah adat mereka secara bersamasama Bentuk : Multikarakter (wawancara anggota masyarakat) Potensi Konflik : Ketika banyak sumber ekonomi hutan yang habis, kematian anggota masyarakat karena bencana banjir, akibat penebangan pohon-pohon hutan Elemen
: Footage video hutan di Berau, Kalimantan Foto hutan di Berau Kalimantan Kliping koran Durasi : 40 menit, Format MiniDV (Betacam, atau Seluloid Dari deskripsi ide di atas, sebenarnya dapat ditulis alur cerita film yang sangat sederhana sebagai berikut: “Hutan Terakhir” Film ini akan diawali dengan kamera yang menangkap gambar hamparan lahan hutan dengan sisa-sisa pohon rusak dan tebangan pohon di satu wilayah Berau Kalimantan. Kemudian, beberapa orang penebang masih sibuk mengikat, dan menarik batang pohon yang telah dipotong menuju ke sungai. Gambar berpindah, akan ditampilkan tebing yang longsor, di tepi wilayah hutan yang gundul. Detail-detail longsoran tanah akibat banjir, menimbun beberapa rumah penduduk yang ada di sekitarnya ditangkap kamera. Beberapa orang penduduk masih sibuk menggali timbunan tanah yang menutup rumah mereka. Tampak Pak Anjang diantara warga desa tersebut. Ia sedang sibuk bekerja sambil bercakap dengan para warga lain tentang apa saja yang harus mereka lakukan dalam mengatasi masalah mereka. Film kemudian menampilkan suasana kantor kabupaten. Keramaian lalu lintas dan Pak Anjang serta warga desa berjalan memasuki kantor kabupaten. Beberapa staff di kantor bupati tampak hilir mudik.. Kemudian terlihat wajah-wajah penduduk yang bercerita tentang kondisi hutan sebelum ada penebangan, sampai akibat dari banjir yang mengakibatkan banyak orang meninggal. Selain itu, mereka juga akan mengisahkan, penebangan hutan, telah membuat sungai-sungai besar menjadi keruh. Sementara, sebelum adanya penebangan, dasar sungai bisa mereka lihat dari sampan-sampan yang ditumpangi. Pak Anjang menjelaskan maksud kedatangan mereka menghadap bupati. Kemudian cerita akan menampilkan hasil pertemuan mereka dengan bupati (dari hasil riset, bupati disana kurnag mendukung upaya pelestarian). Beberapa warga tampak kurang antusias dengan usaha mereka tersebut, mereka menjelaskan baaimana isyu yang beredar menyebutkan beberapa perusahaan pemotongan kayu yang ada di wilayah itu adalah miliki pak bupati. Namun pak Anjang menjelaskan bahwa mereka harus menempuh jalur birokrasi sesuai aturan hokum dan tidak serta-merta bertindak anarki. Dan seterusnya… Di akhir film akan ditampilkan penduduk yang mempunyai keinginan untuk mempertahankan tanah adat. Mereka menginginkan, tanah-tanah adat, makam leluhur, dan beberapa jenis pohon sumber kehidupan mereka, jangan sampai dirusak dan ditebang. Dengan demikian, imajinasi pembaca (siapapun) sudah mampu membayangkan, film macam mana yang akan dikerjakan. Susunannyapun, terdiri dari serangkaian kata-kata yang membentuk kalimat sederhana. Sekuens demi sekuens, dan masing-masing senantiasa berkorelasi. Pilihan kata-kata yang akan ditulis, setidaknya mengandungi makna visual (yang mudah divisualkan). Sehingga, ketika dirangkai menjadi sebuah kalimat, dengan mudah akan tertangkap gambaran visualnya. Ini menjadi penting, karena, alur cerita adalah paparan awal dari film itu sendiri. Yang dibutuhkan adalah, segenap kejelasan. Semuanya menjadi jelas terlebih dahulu, sebelum melakukan langkah kerja berikutnya. Namun, sebagai kerangka dasar, untuk melihat perbedaan-perbedaan penting lainnya antara video komunitas dengan video dokumenter, mungkin tabel berikut akan sedikit membantu.* Slug
Video Dokumenter Video Komunitas Siapa menentukan isi? Pembuat Dokumenter Warga masyarakat setempat Siapa menulis naskah? Pembuat Dokumenter Sering tidak memerlukan naskah, atau warga setempat bersama-sama menyusunnya Siapa mengambil gambar? Pembuat Dokumenter atau pengarah kamera profesional Warga setempat atau bersama fasilitator (sebagai suatu tim pengarah kolektif) Siapa penonton utama? Tak dapat ditentukan, bahkan ‘anonim’ (tak dikenal oleh pembuat). Warga setempat, tidak anonim. Siapa yang menyebarkan? Pembuat dokumenter kerjasama dengan pihak lain. Warga setempat kadang dibantu oleh fasilitator. Siapa yang membiayai? Pembuat dokumenter atau penyandang dana tertentu. Masyarakat Apakah umpan balik diharapkan? Tidak terlalu diperlukan, bair penonton yang berpikir tentang itu. Wajib, video itu hanya alat untuk memulai tindakan-tindakan nyata. Proses atau produk? Lebih mementingkan produk. Lebih mementingkan proses. Apa paradigma dibelakangnya? Monoisme, obsesi, obyektivitas, subyektif. Pluralisme, subyektif.
Tip dan Trik Membuat Profesional Video dengan Camcorder Sekarang sudah tidak aneh lagi melihat orang menenteng-nenteng kamera video di berbagai acara. Yup, perangkat ini tidak lagi didominasi oleh para profesional dan sineas saja. Dengan desain yang semakin minimalis dan kompak, plus fitur dan fungsi yang mudah dioperasikan, kamera video semakin ’ramah’ bagi pengguna amatir dan pehobi videography. Salah satu kamera video portable yang marak saat ini adalah camcorder. Yaitu kamera sekaligus video recorder. Perangkat ini merupakan kamera video tipe digital yang hadir dalam berbagai ukuran dan kemampuan. Jika Anda baru membeli camcorder atau sedang mencoba hobi videography menggunakan perangkat ini, berikut langkah-langkah untuk membuat video yang tidak terlihat ’biasa ’ dan ’amatiran’. 1. Gunakan tripod Meski camcorder Anda dilengkapi built-in image stabilization, sebaiknya Anda menggunakan tripod untuk menjaga kestabilan camcorder sehingga dapat menghasilkan gambar video yang lebih baik dan tidak shaky 2. Panning, zooming, dan gerakan lainnya Salah satu kesalahan dalam pembuatan video adalah perekaman satu scene yang terlalu lama atau sebaliknya perpindahan antar scene yang terlalu cepat. Rekam subyek Anda
selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain. Saat melakukan panning dan zooming, lakukan secara pelan, smooth dan tidak tergesa-gesa. Ini akan membuat video lebih nyaman ditonton. 3. Mengatur komposisi Sebelum merekam, perhatikan posisi subyek dan latarnya, apakah sudah sesuai dengan keinginan. Lakukan seperti halnya sedang memotret. Sebagai panduan, gunakan The Rule of Thirds. Yaitu membayangkan layar dibagi menjadi tiga bidang horisontal dan vertikal. Pastikan subyek yang akan direkam berada pada salah satu dari 4 titik potong antara garis horisontal dan vertikal tersebut. Ini akan membuat tampilan menjadi lebih dinamis, terutama saat Anda membuat video interview atau melakukan close up. Tentu saja, ini bukan harga mati, karena Anda juga bebas untuk membuat kompisisi kreatif lainnya. 4. Gunakan cahaya Sebagian besar camcorder tidak dapat menghasilkan gambar yang bagus jika pada saat perekaman minim pencahayaan. Untuk mengatasinya, Anda dapat memanfaatkan cahaya alam dengan melakukan syuting outdoor. Untuk hasil lebih baik, sebaiknya Anda melakukan syuting outdoor di pagi atau sore hari, ketika matahari tidak terlalu tinggi. Jika tetap harus melakukan syuting indoor, pastikan ruangan memiliki pencahayaan yang memadai. Seperti dengan membuka jendela, menyalakan lampu, dan menggunakan built-in light pada camcorder. 5. Gunakan external microphone Tanpa peralatan audio yang memadai, sulit untuk mendapatkan video dengan suara yang berkualitas. Beberapa camcorder memang telah dilengkapi dengan built-in microphone, tapi mike ini akan merekam audio dari berbagai arah. Sehingga jika mewawancarai subyek di tempat yang ramai, suaranya tidak akan terdengar jelas. Maka pastikan camcorder Anda memiliki audio input, untuk memasang external mike. 6. Hindari penggunaan special effects Memang menyenangkan bermain-main dengan fitur special effects yang ada pada camcorder. Tapi ini tidak akan membuat video Anda tampak lebih keren. Sebaiknya Anda membuat efek-efek tertentu pada video melalui proses editing menggunakan software. Sehingga Anda bisa melakukan kontrol transisi yang lebih baik dengan pilhan special effects yang variatif. Dengan demikian, Anda juga tidak akan kehilangan materi video yang asli. 7. Video haruslah bercerita Video yang baik harus memiliki alur cerita yang utuh, yaitu pembuka, isi dan penutup. Maka sebaiknya sebelum melakukan perekaman, Anda sudah memiliki rencana apa saja yang akan direkam dalam bentuk storyboard sederhana. 8. Jangan lupa, perawatan! Terakhir adalah merawat camcorder agar tidak mudah rusak sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu lama. Bersihkan lensa dan layar dengan lap khusus yang lembut. Hindari dari panas, pasir, air dan udara yang lembab. Dan letakkan pada tempat yang aman agar tidak jatuh. Jika rusak, segera perbaiki di layanan perbaikan resmi.
CONTOH RANCANGAN SCRIPT FILM DOKUMENTER
Tema FILM DOKUMENTER : “EFEK BENCANA Terhadap Perkembangan Anak” 1. 2.
Subyek : Anak Lokasi : Daerah-daerah bencana dan potensi menimbulkan bencana.
3.
POV 1 : Point of View Anak terhadap lingkungannya (bencana alam yang memperngaruhi lingkungan sosial budayanya.)
1.
POV 2 : Pandangan orang luar (para ahli, media) terhadap kejadian, bencana, hal yang berhubungan dengan lokasi pengamatan (pembuatan film).
1.
Data tambahan : Klipping koran, komparasi data historis dan segment Animasi.
Rancangan tayangan : 60 menit dengan 5 segment dan 1 teaser Pembagian segment : Teaser : Montage dan narasi awal tentang kejadian sebuah bencana atau sebuah ketakutan terhadap ancaman bencana. Segment 1 (hubungan anak dgn keluarga dan lingkungannya) : Subyek anak sebagai pemain utama menerangkan pola hubungannya terhadap keadaan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Segment 2 (Anak melihat Lingkungannya yang berubah rusak atau mulai mengalami tekanan – intervensi dari orang luar atau kendala lingkungan yang memaksa ia/keluarganya melakukan sesuatu). Segment 3 (Sisi pandang orang lain – contoh : para Investor yang melihat daerah lokasi sebagai tempat menuai uang (tempat yang cocok untuk dieksploitasi). Sisi pandang orang-orang yang melakukan kesalahan (perusakan lingkungan), karena alasan ekonomi dsb. Segment 4 : Penjelasan para Ahli dan Animasi data. Bisa juga dimasukkan komparasi data historis terhadap lingkungan yang sama atau kejadian yang berbeda di waktu yang berbeda (komparasi data NEWS, data riset dsb.) Segment 5 : Sang Anak menemukan sebuah jawaban atau sebuah pertanyaan terhadap kondisi lingkungannya yang semakin rusak. Eksplorasi kesedihan/dramatika subyek terhadap keadaan bencana / kerusakan lingkungan. 1. 2.
Rancangan Cerita per Episode : 1. Episode Anak Petani Sayuran – Kemantren – Sumber, Cirebon Teaser : Kerusakan lingkungan daerah Pantura. Aspek budaya dan ekonomi. Mengerucut pada persoalan keluarga seorang petani penggarap lahan jagung yang mempunyai anak untuk membantu ayah ibunya sepulang sekolah. Segment 1 : Subyek anak adalah anak yang rajin membantu ayahnya untuk bertani dan menanam sayuran. Segment 2 : Subyek anak melihat kesulitan orang tuanya dalam hal ekonomi. Ia melihat sang Ayah terjerat hutang kepada para pemodal/investor/tengkulak yang memberinya pinjaman uang untuk modal usaha. Segment 3 : POV para investor yang melihat daerah Pantura sebagai lahan yang bagus untuk investasi pertanian. POV pemerintah daerah yang melihat daerah tersebut sebagai daerah subur dan pertanian yang menjanjikan. POV para petani yang merasa tidak mempunyai
pilihan dan terdesak kebutuhan ekonomi. Segment 4 : Pendapat para Ahli dan pemerintah Cirebon terhadap lingkungan yang rusak di daerahnya. Segment 5 : Subyek Anak menemui sebuah dilema dan sebuah ketakutan akan bahaya abrasi dan penggundulan tanaman di daerah Pantura.
LANGKAH MEMBUAT SKENARIO FILM
1. IDE CERITA Film itu sebuah cerita bergambar dan bersuara. Karena sebuah cerita, jadi kamu harus punya cerita yang dianggap menarik untuk difilmkan. Dari mana datangnya ide? Ide banyak. Ada di mana-mana. Tinggal kamu buka lebar-lebar semua indera kamu. Kamu bakal mendengar, merasa, melihat, mengecap, dan mencium ide. 2. SIAPKAN SINOPSISNYA Sekalipun film dan cerpen atau novel sama-sama sebuah cerita, tetapi ada perbedaan. Perbedaannya pada medium yang digunakan. Seperti disebutkan pada nomor satu, film menggunakan medium gambar dan suara. Sedangkan cerpen dan novel menggunakan medium teks. Sementara sinopsis sendiri memiliki arti penting dalam pembuatan skenario, yaitu sebagai pijakan. Kita akan kesusahan bikin skenario bila kita tidak tahu sinopsis ceritanya. Akan sama sulitnya kita akan bikin sinopsis bila tidak punya ide cerita. Bila yang kamu bikin bukan film lepas (FTV/layar lebar), melainkan sinetron, maka selain menyiapkan sinopsis global, kamu juga harus menyiapkan sinopsis per episode yang tentu saja lebih detail dibanding dengan sinopsis global. 3. BIKIN LOGLINE/PREMIS Logline atau premis bertujuan untuk memperjelas film apa yang kamu buat. Logline sejenis iklan. Logline yang bagus akan menarik orang untuk menonton film yang kita buat. Agar mudah membuat logline, Richard Krevolin memberikan pola kalimat sebagai berikut: bagaimana jika…… dan kemudian……. Contoh: bagaimana jika orang yang kamu siksa adalah orang yang akan menolong kamu dan kamu tidak tahu. Kalimatnya dibikin sederhana menjadi: yang kamu siksa adalah penolongmu yang tidak kamu ketahui. Untuk lebih jelas tentang logline, kamu bisa melihat cover-cover film. Di sana ada kalimatkalimat yang menarik. Itulah logline atau premis. 4. TREATMENT Treatmen ini pembabakan. Sebuah film umumnya tiga babak. Sinopsis itu harus dipecah ke dalam tiga babak ini. Babak pertama sebagai pengenalan seting, tokoh, dan awal masalahnya. Babak kedua sebagai bagian berkecamuknya masalah. Babak ketiga sebagai penyelesaiannya. Yang tiga babak ini disebut dengan struktur tiga babak (tree acts structure). Ada juga yang disebut struktur sembilan babak (nine acts structure), sebagai pengembangan dari yang tiga babak. Yang sembilan babak ini terdiri dari: · Babak 1: kejadian buruk menimpa orang lain. · Babak 2: pengenalan tokoh utama (protagonis). · Babak 3: kejadian buruk menimpa protagonis, atau terlibat/dilibatkan kepada masalah orang lain pada babak 1. · Babak 4: protagonis dan antagonis · Babab 5: protagonis berusaha keluar dari masalah · Babak 6: protagonis salah mengambil jalan
· Babak 7: protagonis mendapat pertolongan · Babak 8: protagonis berusaha keluar dari masalah lagi · Babak 9: protagonis dan antagonis berperang, menyelesaikan masalahnya 5. OUTLINE SCENE/SCENE PLOT Sekarang saatnya membuat outline scene/scene plot. Outline scene/scene plot adalah rencana peristiwa-peristiwa yang akan diambil (disyut). Pembuatan outline scene/scene plot akan mempermudah pembuatan skenario. Contoh: 1. Lisa pamit kepada orangtuanya untuk pergi ke Jakarta. 2. Arman, pacar Lisa, sedang menyiapkan rencana menculik Lisa. 3. Dst 6. BIKIN SKENARIO! Ini contoh skenario: SANG PRABU Datang Untuk Kembali Cerita : Yul Andryono Skenario : Gola Gong Fade In Act 1 01. EXT. TAMAN SARI-PAGI (HARI 1) Pemain: Kepengen, Putri Malaka, Roh Deni Kepengen memergoki PUTRI MALAKA sedang bersedih hati. Kepengen menanyakan kesedihannya. Putri malaka bermuram durja. Tanpa mereka sadari, roh deni hadir di sini. Mendengarkan percakapan mereka. KEPENGEN: Haiya, kenapa putli owe yang cantik ini belmulam dulja? ROH DENI: Haiya, putli sedang sedih. Kasihan… ini salahku juga! PUTRI MALAKA: Bagaimana Ay tidak sedih? Sekarang Ay tak punya datang! Gusti Prabu belum nyariin Ay punya dayang! Padahal gengsi seorang putri itu ada pada seorang dayang! Dialog dan seterusnya…. CUT TO 02. INT. PENDOPO ISTANA – SIANG (HARI 2) Pemain: Prabu, Putri Malaka, Woro Denok, Putra Mahkota, Selir, Permaesuri, Mahapatih, Para Punggawa, Dayang Prabu duduk di singgasananya. Permaisuri di sebelahnya. Woro Denok dengan genit duduk sambil memegang Putri Mahkota. PRABU: Siang ini sengaja kukumpulkan. Pertemuan ini atas permintaan Putri Bunga Seroja dari Kerjaan Malaka… Dst… CUT TO 03……………. 04…………………. FADE OUT Keterangan: Fade In : Cerita dimulai
Act 1 : Babak 1 01 : Scene 1 (secene [pemandangan]= potongan peristiwa) EXT : Exterior (peristiwa terjadi di luar), INT=interior Taman Sari : Lokasi peristiwa Pagi : Waktu kejadian Hari 1 : Hari kejadian (untuk membedakan kostum dll) Pemain: ….. : Pemain yang main pada film Kepengen…. : Deskripsi peristiwa Kepengen: Haiya : Dialog CUT TO : Pemisah antar scene. Fade Out : Tanda cerita sudah usai Selain Cut To masih ada turunannya spt: intercut to, disslove to, paralel cut to, dll PERTANYAAN PENTING Ada 7 pertanyaan penting yang harus dijawab penulis skenario agar skenarionya bagus. Tujuh pertanyaan itu ialah: 1. Siapa tokoh utamanya? 2. Apa yang diinginkan oleh tokoh utama? 3. Siapa antaginisnya? Apa hal yang menghalangi tercapainya keinginan protagonis? 4. Bagaimana protagonis bisa mencapai keinginannya? 5. Apa pesan yang ingin kamu sampaikan dalam cerita itu? 6. Bagaimana kamu nyeritain cerita itu? 7. Bagaimana perubahan nasib tokoh-tokohnya? sumberhttp://www.fb.co.id/blogs/1472/134/tips-membuat-film-dokumenter-den: Itulah sekiranya “prosedur” penulisan skenario film dokumenter. Lebih jelasnya bisa baca pada buku-buku panduan menulis scenario atau referensi dari para pakar Sinematografi
Share this:
Twitter Facebook
Like this: Like Loading...
contoh skenario film pendek sekolah
8 years? Why not! created
: Ara-
*kotak musik Didalam kamar sedang santai Nasya : (main laptop) *suara bunda (nasyaaaa, ayo makan dulu!)
nasya
: "( melirik pintu kemudian mematikan laptop ) iyaaa bunda .."
Didapur, ayah bunda dan kakak telah duduk. Nasya masuk dan duduk di meja makan
Nasya Bunda Nasya Eno’ Ayah Nasya Bunda
Eno’ : "(menunjuk nasya dengan dagu) ini ni anaknya datang." Ayah : "(makan, sambil melirik nasya ) lagi ngapain nas di kamar ?" Nasya : "(sambil membenarkan posisi duduk) ngerjain tugas yah, tugas sekolah nasya banyak banget." Bunda : namanya masih sekolah, ya wajar aja sayang kalo banyak tugas. (memberikan piring ke nasya) Eno : baru gitu aja udah ngeluh, kuliah lebih banyak lagi tugasnyaa . : mm, iya iyadeh. Eh bun, bsk sore nasya bole keluar ga ? temen nasya bikin acara gitu. Bole ya bun ? : besok sore sahabat ayahmu datang dari Jakarta, bunda sama ayah besok ada kerjaan. Jadi kamu jemput mereka di stasiun yaa. Acara temenmu kapan* aja, paling juga kalian Cuma ngbrol* doang. : tapi bunn, knpa ga kak eno’ aja sih ? : besok aku ada ujian, jadi ga bisa. : udahla nas,sekali ini aja kok. : tapi yah .. : besok jam 3 sore jangan telat kamu jemputnya, kasian mereka kalo lama nunggunya. Namanya om heru, dia datang sama anaknya rangga. Jangan sampe lupa.
*stasiun Nasya celingukan mencari om heru dan rangga. setelah beberapa jam menuggu, hingga stasiun sepi barulah rangga dan om heru terlihat. Nasya duduk sambil melihat i jam tangan. Om heru : nasya ? Nasya : (menoleh) yaa ? Om heru : kamu nasya anaknya pak susanto kan ? (menunjuk ke nasya) Nasya : eh iyaa, om heru ya ? (ragu-ragu) Om heru : iyaaa, yaampun om tungguin dari tadi disana. (memukul pundak nasya dengan akrab) Nasya : hhe maaf om (bersaliman). Nasya dari tadi ngguin di sini, ( melirik ke belakang om heru dan mengulurkan tangan) rangga kan ? Rangga : (tak tertarik dan menyabut tangan nasya secara dingin tanpa berkata apa*) Om heru : dia biasa begitu, ayo kita pulang ke rumahmuu, om tak sabar bertemu ayah dan bundamu. *dirumah Ayah : heruuu (membuka kedua tangan) apa kabarmu ? Om heru : susanto, tambah ganteng aja kamu. Aku baik (merangkul pundak ayah) Bunda : (senyum) ayo masuk pak heru, (melihat rangga) rangga udah besar yaa. Masuk yuk. *nasya masuk rumah dan masuk kekamar. Merebahkan diri di tempat tidur dan menutup mata. *disekolah Nasya masuk kelas, bel masuk berbunyi. Guru masuk. Guru : selamat pagi anak bangsa,
Murid Guru
: pagii pak. : hari ini saya ada kabar gembira untuk kalian, kita kedatangan tamu dari Jakarta yang akan sekolah di sekolah ini selama sebulan dalam rangka melakukan perbandingan untuk sekolah kita. Rangga, ayo masuk Rangga : masuk dengan tersenyum Nasya : (kaget) lho kok dia.. aduh kenapa ga bilang-bilang si . Rangga : selamat pagi, perkenalkan nama saya rangga dwi putera. Saya berasal dari sma 08 jakarta. Saya aka disini selama satu bulan lamanyaa, mohon bantuan teman-teman semuanya. Terimakasih Semua berbisik* melihat rangga. Guru : terima kasih rangga, kamu boleh duduk dimana saja yang kamu suka. Rangga duduk disebelah nasya Nasya : (berbisik) kenapa kamu ga bilang kalo mau sekolah di sini ? Rangga : (melihat papan tulis) emang kamu siapa ? Nasya : (melotot, dongkol dan mengikuti pelajaran seperti biasa) Bel istrht berbunyi Seorang siswi menghampiri rangga Khazanah : rangga, (mengulurkan tangan) apa kabar ? (tersenyum) Rangga : (menatap melihat wajah khazanah) khaza ? (tersenyum senang dan menyambut tangan khazanah) kamu sekolah disini ? aku ga nyangka bisa ketemu kamu lagi, Khazanah : (duduk disamping rangga) iyaa, kebetulan ayahku kemarin pindah tugasnya di daerah sini. Jadi yaa akunya sekolah di sini deh, (tersenyum) Riva : khazanah, sholat dhuha yuk.! Khazanah : (menoleh teman sekelasnya) iyaa duluan aja, ntar aku nyusul. Tifa : za, kita berdua duluan yaa, Khazanah : okedeh. ( teman khazanah pergi ) hey, sholat dhuha yuk. ( menatap rangga) Rangga : sholat dhuha ? Khazanah : iyaa, kamu tau apa itu sholat dhuha kan ? Rangga : sama seperti sholat fardu ? Khazanah: (tersenyum) beda dong, yaudah deh. Nanti aku jelasin sama kamu. Aku sholat dulu yaa. Rangga : (tersenyum) iyadeh. Nasya datang bersama ketiga temannya. Dan duduk dibawah kipas sambil bercerita* Lina : eh kalian tau nggak, tadi aku liat anak sebulan itu ngbrol sama khazanah. Kayaknya mereka berdua ada apa* deh, masak baru masuk udah akrab gitu. Lino : ah lu, khazanah kan emang ramah. Nggosip aja Lini : udah deh, mereka juga ada apa* kan ga ngaruh sama kita. Nasya : (tersenyum tipis) (Alexa lewat depan kelas) Lini : eh nas, itu saingan lu lewat. Nasya : (melihat kepintu) apaan sih kalian. Udahlah, ngapain liatin dia. Lino : abib mana nas ? Nasya : gatau, dikelasnya mungkin. Lina : eh nas, lu mesti hati* ama si alexa, dia kan jatuh cinta banget sama pacar lu. Nasya : tenang aja, abib setia kok. (beranjak dan pergi ke bangku) *bel pulang Abib menunggu nasya di depan kelas. anak-anak keluar kelas, nasya dan ketiga temannya keluar. Abib : nas! (melambai kepada nasya) Lina : eciee nasyaa, kita bertiga duluan yaa . Nasya : (tersenyum) iya, hati-hati yaa . (menghampiri abib)
Abib : pulang yuk, ( mengambil tas nasya dan membawanya) Nasya : yuk! (berjalan berdua) Tiba-tiba alexa lewat. Alexa : abib… mau pulang ya ? Abib : (merasa risih dan berusaha sopan dengan tersenyum) iya, kita berdua duluan yaa. Nasya : (terdiam dan tersenyum tipis) Alexa : hmm, iyadeh. Hati-hati ya abib. Abib : makasi lex. Nasya dan abib hanya terdiam selama di jalan ke parkiran sampai tiba ke motor nasya. Nasya : emm, aku pulang ya. (ngambil tas dari abib) Abib : iyaa, hati* nas. Nasya : (tersenyum tipis dan mengangguk) Sementara di kelas. Rangga lagi beres* buku, dan khazanah lagi mencatat di papan tulis. Rangga menghampiri khazanah. Rangga : za, ga pulang ? Khazanah : kamu duluan aja, aku masih ada kerjaan. Rangga : kerjaan apa ? aku tungguin yaa. Khazanah : ga deh, kamu duluan aja. Rangga : gpp kok, lagian aku ga ada temen buat bareng pulang. Khazanah : yaudah, tunggu bentar yaa. Khazanah selsai menulis dan mengajak rangga pulang. Khazanah : udah ni, yok pulang. Rangga : ayo . Jalan berdua melewati parkiran dan melihat abib dan alexa sedang ngbrol dan ketawa* Rangga : bukannya itu pacarnya nasya ya ? Khazanah : iya, si abib. Setiap nasya udah pulang pasti dia langsng ngbrol sama si alexa itu. Rangga : apa nasya ga cemburu ? Khazanah : gatau deh, mungkin kalo dia lihat bakalan cemburu. *sampe depan rumha khazanah dan rangga pulang. Dpan rumah rangga melihat bunda nasya dan nasya sedang duduk di teras. Bunda beranjak dan hendak pergi ke dapur tiba-tiba melihat rangga pulang. Bunda : eh nak rangga udah pulang. Rangga : iya tante (saliman) papa mana tante ? Bunda : papamu pergi sama papanya nasya ke muara enim, biasa ngurusin bisnis mereka. Yaudah tante masuk dulu yaa. Rangga : iya tante (sopan), (melihat nasya yang sedang membaca majalah dan sok bersikap cuek. Rangga membuka sepatu di sebelah kursi nasya) nas, td gue liat pacar lu ngbrol sama cwek lain. Nasya : (menutup majalah) apaan si ? baru pulang udh ngmng ngawur aja. Rangga : gue cuma ngasih tau doang kok, lu ga mau dnger yaudah (masuk ke rmh) Nasya : resek bnget si, pinter bnget ngilangi mood. ( masuk ke rumah menemui bunda) Bunda : eh nas, bekal kamu dimana ? bunda mau cuci tempatny. Nasya : yaampun bun, ketinggalan di kelas. yaudah deh, nasya ambil dulu yaa. Bunda : eh, ajak si rangga buat nemenin kamu. Ntar ada apa* di jalan. Nasya : sendiri aja deh bunn.. Rangga lewat.
angga asya angga
Bunda : eh nak rangga, kamu temenin nasya balik ke sekolah ya. Ada barangnya ketinggalan. Rangga : iya tante, rangga bakal temenin nasya. *pergi ke sekolah Nasya : kamu tunggu di depan gerbang aja, aku ga bakal lama kok. Rangga : hm.m Berlari ke kelas, saat mengambil bekal nasya tidak sengaja melihat ke jendela dan terlihatla abib dan alexa lagi berbincang* smbil tertawa* Nasya : (melihat ke jendela) abib.. (berlari keluar menuju parkiran dan melihat semuanya dengan jelas dan berlari ke gerbang) Saat dilobi menabrak rangga Rangga : apaan sih nabrak*! Nasya : (menunduk) maaf, Rangga : kamu nangis ? kenapa ? Nasya : gpp kok. Rangga : yaudah deh, ayo ikut aku. *jembatan gantung Nasya : kita kemana sih ? serem banget. Rangga : udah, ikut aja ayo. *tiba di jembatan Nasya : wahh, kamu tau tempat ini dari siapa ? Rangga : internet. Nasya : internet ? emngnya .. Rangga : udah deh, ga ush banyak Tanya. Berjalan berdua di jembatan sampai di tengah, berhenti . Nasya : (melamun melihat air) : udahlah nas, ga ush terlalu lu pikirin. : ngmng mah emng mudah .. : asal kamu tau . terkadang… tuhan mengingkan kita mencintai orang yang salah sebelum akhirnya kita bertemu dengan orang yang tepat. Hal yang menyedihkan dalam hidup itu ketika kita menemukan seseorang yang berarti hanya untuk menemukan bahwa .. pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kita harus membiarkannya pergi.. yaudahla ! dia bukan lelaki yang tepat untuk kamu, jadi biarin aja abib pergi. Percaya deh, nasya bakal dapetin orang yang lebih baik lagi. : (tersenyum) aku ga nyangka di balik wajah sombong kamu, ternyata kamu orng yg bijak . : udah ah, apaan si. Ayo pulang!! : eh tunggu !!
asya angga asya erjalan. asya : eh tumben bnget kamu panggil aku nasya, biasanya juga pkk lu. angga : lgi prihatin. asya : kirain kamu udh khilaf trus jdi orang baik. angga : cepetan jalanny, pulang! hazanah : aww! angga dan nasya menoleh angga : khaza ? ngapain kamu di situ ? hazanah : ga kok, aku Cuma …. angga : (mengulurkan tangan menyambut khazanah) sini aku bantu, nas kamu tunggu di motor aja sana asya : iyadeh, tapi jangan lama-lama ya ngga. Takut nih. angga : iyaaa, bawel banget.
hazanah telah berdiri di sebelah rangga haza : kamu suka nasya ya ? angga : eh, (kaget) kenapa kamu nanya kek gitu ? haza : gpp, aku td liat kamu sama nasya . trus aku ikuti kalian sampe disini, maaf yaa. angga : udah lupain aja. Mau pulang ? haza : aku suka sama kamu .. (menunduk) angga : (terdiam) aku .. asback saat khaza mengajari rangga tentang sholat haza : iyaa, aku tau kamu suka sama nasya kan ? angga : aku… aku ga maksud buat nyakitin kamu. Tapi, aku.. suka nasya sejak kami ketemu waktu kecil(menunduk) haza “ hmm, gpp kok. (tersenyum) aku tau sifat kamu, aku janji ga bakal kasih tau ini sama siapa* angga : beneran ? haza : iyaaa, ayo pulang. Nasya udah nungguin loh . angga : tapi .. kamu gpp kan ? kamu ga bakal jauhin aku ? haza : ga kok, lagiann kita kan udah sma, bukan anak smp lagi. Santai aja, lagian bundaku pernah bilang jika kita menyayangi seseorang kita akan senantiasa mendoakannya walaupun dia tak berada disisi kita. angga : khaza, kamu baik bnget. haza : apaan sih ngga, tumben banget kamu mau muji orang. Biasanya cuek juga. angga : eh apaan sih, ga kok. Ayo pulang! (berjalan lebih dulu didepan khaza) soknyaa. angga dan nasya berangkat sekolah bareng. asya : eh rangga sialan!, lu bilang apasih sama bunda sampe* dia nyuruh aku berangkat sama lu. angga : apaan sih! Lu pkir gue mau berangkat sama lu, kagak! asya : yaudah, aku jalan aja! angga : eh nas, jangan dong. Nanti kalo bunda kamu marah gimana ? asya : emang gua pikirin. Byeee sekolah bib : nasyaaa .. asya : (menoleh dan berjalan cepat) bib : nas, kamu kenapa sih ? angga : (datang tiba* dan memegang tangan abib) ga ush temuin nasya lagi, dia udh putus sama kamu. bib : eh ngmng apa si lu!! asya : iya, aku mau putus.. bib : nas .. kamu ngmng apaan si ? angga : lu dnger sendiri kan (memegang kerah baju abib ) sekarang lu pergi dan jangan ganggu* nasya lagi … bib : (melepaskan tangan rangga dari kerah baju abib) lu bakal tau akibatnyaa ! (pergi) asya : (pandangan kosong) lu apaan sih ngga! Lu pikir gua ga bisa nyelesain masalah gua sendiri!! Lu seneng banget kan kalo liat gue kek gini, lu happy banget kan kalo liat aku sedih! (pergi) angaa : (menunduk)
kelas uru na no
: baik, buka halaman 198 latihan 9. (menjelaskan) : eh nasya kenapa tuh, liat deh dia kayak badmood gitu. : gatauuu, suram banget mukanyaa..
ni asya uru a va haza uru ulang angga asya angga asya angga ergi na ni no na, lini
: (berbisik ke nasya) eh nas lu kenapa ? : eh, gpp kok. Lagi ga enak badan aja. : siapa yang mengbrol di belakang! : linaa cs tuh pak . : iya tuh, hukum pak hukuuuuummmm : apaan sih kalian, gaada kok pak. Orang diluar mungkin : yasudah, tenang semuanya kita lanjut belajar lagi. : nas ikut aku! : eh mau kemanaa ? : ikut aja. Eh tapi tutup mata dulu( mengikatkan kain di mata nasya) : eh rangga apa-apaan sih, mau maen petak umpet ? gamau ah. : ikut ajaa. : eh liat deh mereka, mau ngapain tuh pakek acara tutup mata segala : ih sosweeettt : ikutin yok. : ayooo.
a : ngintipin siapa sih mereka? va : gatau tuh, ikut ngintip yok ? a : oooh, si nasya sama rangga va. va : waduh, kita ikutin yuk. Lu cari khaza cepeeet. a : iya iyaa, lu liatin mereka yaa. va : oke encari khaza dan mendapatinya sedang baca novel di lobi) a : khazaaaaaa, ikut yok (menarik tangan khaza) hazah : eh mau kemana ? kok buru-buru amat. a : ga usah banyak Tanya, ikut aja cepettttt. hazah : iyaiyaaa, pelan-pelan dong.
rel kereta api angga asya angga asya angga
asya angga
asya angga
asya
: udah sampe nih, (membuka tutup mata nasya) : (mengucek mata) ini dimana si gaa ? : sini yok (berjalan disisi rel) : (mengikuti berjalan disisi satunya) : 11 tahun yang lalu, kita berjalan berdua kek gini . di tempat ini, mungkin kamu udah lupa. Tapi aku masih ingat banget. Kamu waktu itu seneng banget berjalan di sisi rel, dan selalu maksa aku buat ngajak kamu kesini. : aku.. hampir lupa semua itu.. : ya jelas aja, dari kecil kamu itu pelupa. Makanya sejak sadar kamu itu pelupa, aku selalu berusaha buat inget semua yang pernah aku jalani sama kamu. Biar disaat kamu lupa, aku bakal certain semuanya sampe kamu inget lagi. : maksud kamu ? : aku .. hmm, watashi wa anata o aisite nasya… sejak 11 tahun yang lalu, detik ini, jam ini, hari ini, bulan ini, tahun ini, dan tahun* seterusnya .. Dari dulu sampe sekarang aku belum pernah jadi imam saat sholat, itu bukan karna aku gamau. Cumaa.. aku sengaja, karna aku ingin saat aku menjadi imam sholat pertama kalinya.. kamu yang jadi makmum aku, buat yang pertama dan yang terakhir (tersenyum melihat nasya) aku akan memperdalam agama, biar bisa jadi imam yang baik baik di dunia maupun di akhirat. : aku .. aku gatau mau bilang apa.
angga
asya angga asya
angga asya angga
: (berhenti dan menunduk ) yaa aku ngerti, lagian waktu aku dikota ini Cuma sebulan. Toh, kamu juga ga bakal yakin sama aku (berbalik dan berjalan pulang) : (setengah berbisik) watashi wa anata o aisite rangga … : (menoleh dan tersenyum dan kembali berjalan disisi nasya ) beneran nas ? : hm.m . tapi kalo kamu mau jadi imam aku, tunggu sampe 8 tahun lagi yaa.. saat aku dan kamu udah sama-sama jadi orang sukses. : 8 tahun ? 11tahun aja aku sanggup apalagi kalo Cuma 8tahun.. : kita liat aja nanti.. : yaa, atas restu Allah .
na lini lino : ciyeeee ciyee suit suittttt, sosweetnyaaaaaa. Sampe* ga sadar kalo kita ikutin asya : eh kalian apaan sih, sialan. na : hahaha, 8 tahun . haza dan dua temannya muncul haza : ciyee 8 tahun atas restu allah. Amin Semua tersenyum berbahagiaaaa.
Membuat Film Pendek Posted by on Feb 6, 2013 in Portofolio | 1 comment Membuat film kita lebih OK! Berikut ini adalah beberapa hal penting yang harus kita perhatikan dalam membuat film pendek. Dengan mengikuti langkah-langkah yang akan diuraikan ini, maka kita dapat mengurangi beberapa hal yang tidak seharusnya kita lakukan. Meskipun begitu, ini merupakan saran-saran saja, dan dapat dikembangkan berdasarkan keahlian dan pengalaman. Take a look.. 1. Apakah film Anda layak ditonton Sebelum semuanya dimulai, maka selayaknya kita bertanya: apakah semua orang pasti menonton film yang akan kita buat ?. Jawabnya, No!. Artinya tidak semua orang ‘pasti’ akan menonton film kita. Sebelum menulis skenarionya, mari tanyakan kepada diri sendiri terlebih dahulu; mengapa orang harus menonton film yang akan kita buat. banyak penyedia jasa video yang menyediakan layanan jasa untuk shooting dan editing. 2. Jangan mulai produksi tanpa adanya budget Film, meskipun sederhana sangat membutuhkan biaya!. Besar biaya memang tidak terbatas, bisa besar bisa kecil. Dengan membuat prakiraan biaya (budget), maka kita akan lebih tahu apa yang harus kita lakukan dengan uang yang dimiliki. Produksi tanpa budget menyebabkan rencana-rencana tidak bisa diprediksi. Apalagi jika uang yang tersedia tidak mencukupi, bisabisa film yang sedang dikerjakan tidak selesai-selesai. 3. Minta persetujuan pihak-pihak yang terlibat Sebelum shooting dilakukan, ada baiknya meminta persetujuan tertulis dari pihak-pihak yang terlibat didalam film, seperti aktor/aktris, music director, artwork, sponsor, atau siapa saja yang ingin berkontribusi. Bereskan dulu semua ini!. Karena kalau memintanya saat shooting dimulai, maka ‘kemangkiran-kemangkiran’ dari pihak-pihak tersebut akan terasa sulit dimintakan pertanggung jawabannya. Maka, do it Now!. 4. Buatlah film pendek yang memang pendek! Penulis naskah dan/atau sutradara harus bisa memenuhi standar yang menyatakan bahwa sebuah film adalah film pendek. Bertele-tele dalam penyajiannya akan membuat penonton
bosan. Jika itu film pendek..maka harus pendek. Meskipun sulit, tapi memang harus begitu. Standar film pendek adalah maksimal berdurasi 30 menit!. 5. Jika memakai aktor yang tidak professional, maka lakukan castingTidak lepas kemungkinan film pendek dibintangi oleh aktor/aktris yang tidak professional (amatir). Ini sih wajar-wajar saja. Apalagi mereka (mungkin) tidak dibayar. Tapi untuk memilih karakter-karakter pemain yang sesuai, wajib melakukan pemilihan peran (casting). Jangan memilih orang sembarangan apalagi casting baru akan lakukan beberapa saat menjelang shooting. Berbahaya!. 6. Tata suara sebaik-baiknya Tata suara yang buruk pada kebanyakan film pendek (meskipun memiliki konsep cerita menarik) menyebabkan tidak nyaman ditonton. Gunakan perangkat pendukung tata suara seperti boom mike untuk mendapatkan hasil yang baik. Kalau gak punya, iya beli lah atau minimal pinjam aja… 7. Yakin OK saat shooting, jangan mengandalkan post-production Saat ini semua film kebanyakan dikerjakan dengan kamera digital. Maka tidak sulit untuk memeriksa apakah semua hasil shooting sudah memenuhi sarat atau belum dengan melakukan playback. Periksa semua! frame dialog, tata suara, pencahayaan atau apa saja. Apakah sudah sesuai dengan kualitas yang diinginkan ?. Sangat penting; periksa setelah shooting, bukan pada saat pasca produksi. 8. Hindari pemakaian zoom saat shooting Kameraman yang baik adalah yang bisa mengurangi zooming. Kecuali bisa dilakukan dengan sebaik mungkin. Mendapatkan gambar lebih dekat ke objek sangat baik menggunakan dolly, camera glider, atau lakukan cut and shoot!. 9. Hindari pemakaian efek yang tidak perlu Sebuah film pendek banyak mengandalkan efek-efek seperti; memulai film dengan alarm hitungan mundur (ringing alarm clock), transisi yang berlebihan seperti dissolves/wipe, dan credit titles yang panjang. Pikirkan dengan baik, apakah hal-hal ini perlu ditampilkan atau tidak. Pilihan yang sangat bijak jika semua itu tidak terlalu berlebihan. 10. Hindari shooting malam di luar ruang Suasana gelap adalah musuh utama kamera (camcorder). Pengambilan gambar diluar ruang pada malam hari sangat membutuhkan cahaya. Apabila tidak menggunakan lighting yang cukup maka hasilnya akan jelek sekali. Meskipun dapat melakukan color correction pada saat editing, tapi sudah pasti dapat menyebabkan noise dan kualitas gambar menjadi drop. Paling baik adalah merubah skenario menjadi suasana siang hari. Tidak akan mengganggu cerita toh?. 14 langkah membuat film sendiri !!! Akhir-akhir ini, banyak yang memprotes para produsen sinetron Indonesia yang dianggap telah kehilangan daya kreatif sehingga akhirnya menyadur film yang diproduksi orang luar. Tapi, sebenarnya, bagaimana sih cara membuat film itu? Posting ini bukan sebuah pembelaan, dan bukan pula sebuah hujatan baru. Hanya ingin menunjukkan… Begini lho, caranya membuat film. Pada dasarnya, membuat film itu dapat dibagi ke dalam 14 tahapan. Apa saja? 1. IDE Idealnya, IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk menyadur sebuah karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho… Untuk mencari IDE, banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan pengamatan terus-menerus, jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum pernah didatangi manusia, nangkring di pohon asem di pinggir jalan sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan duduk santai di sebuah food court di suatu plaza atau mall. Melamun sendirian di dalam kamar (atau di kuburan) juga bisa mendatangkan ide, kok… 2. Sasaran
Setelah mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat. Koleksi pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para Blogger? Siapa yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus ditentukan dengan jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut ditujukan untuk anak SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan jelas, akhirnya dipenuhi adegan berantem penuh darah ala film 300 nya Zack Snyder. 3. Tujuan IDE dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya adalah tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga Bonar? Ingin mengajarkan betapa pentingnya keluarga? Ingin menyampaikan pesan terakhir sebelum nge-bom atau pesan antiperang dalam Platoon? Ingin mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the Christ? Atau mengajarkan tentang harga dari sebuah kesombongan dalam Titanic?Apa & Kenapa? 4. Pokok Materi Berikutnya adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin disampaikan? Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok? 5. Sinopsis Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar. Semacam ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi cerita yang lebih detil. 6. Treatment Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini… Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian tiba-tiba dia batukbatuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api… 7. Naskah Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music, ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini… FS. Ali mengayuh becak. Ais duduk merenung, tidak mempedulikan Ali yang bolak-balik menatapnya. Ali : Dak usah dipikir lah, Mbak… Ais : (kaget) Heh? Apa, Bang? Tapi sebuah naskah juga harus disertai yang namanya dialog. Jangan njelaskan kesana-kemari tapi percakapannya nol (kecuali film bisu, tapi karena kita tidak sedang bicarain film bisu, kita tidak usah membicarakannya disini). Banyak sekali tipe dialog, tapi yang pasti, dialog yang baik adalah dialog yang yang bisa menjelaskan/menggambarkan suasana hati, keadaan, dan situasi yang dialami para karakternya, yang sedang terjadi dalam suatu scene adegan. Ada dialog yang sangat sederhana, sampai dialog yang sangat dalam hingga kita seakan-akan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh para pemain film yang bersangkutan, bahkan tak sedikit terdapat dialog yang konyol dan terkesan membodohi audiensnya. Banyak sekali macamnya. Tergantung kita ingin memakai yang seperti apa. Contoh dialog bawah ini adalah potongan dialog dalam film Batman Begins, dimana kebanyakan dialog yang bertebaran sepanjang keseluruhan durasi film ini memiliki kekuatan di atas rata-rata & menurut saya ini adalah salah satu film dengan bahasa berat namun mudah dicerna, memiliki banyak makna dalam setiap scene adegannya, plot twist, serta jumping scene yang maju mundur, namun kita, para audiensnya, saya yakin bisa menerimanya atau bahkan ikut larut terbawa arus penceritaan didalamnya. Adapun potongan dialog tersebut adalah sbagai
brikut: (Sebuah scene di sebuah lift di dasar terowongan BatCave, ketika api menjilat-jilat panas nun jauh di atas sana) Alfred : kenapa kita jatuh, Tuan Wayne? Bruce Wayne : (diam keheranan sambil menatap Alfred) Alfred : (Sambil tersenyum, ia menjawab) Supaya kita bisa belajar bangkit kembali. Bruce Wayne : Belum hilangkah keyakinanmu padaku? Alfred : (menjawab dengan suara lantang dan penuh rasa optimis, dengan tetap tersenyum) Tidak pernah. 8. Pengkajian Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu… 9. Produksi Prototipe Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran naskah, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, penentuan shot yang baik, pembuatan story board, pembuatan rancangan anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), purnaproduksi (intinya adalah editing). 10. Uji coba Uji coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon audiens. 11. Revisi Setelah ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini. 12. Preview Preview itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli media, sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang terlibat dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk memastikan apakah semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada penyimpangan. Bisa dikatakan, bahwa preview ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum sebuah film diluncurkan secara resmi. 13. Pembuatan Bahan Penyerta Bahan Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual (jika film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain sebagainya yang mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini. 14. Penggandaan Tahap terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk didistribusikan oleh para Joni (-inget Film Janji Joni-, tapi ini terjadi pada jaman dulu kala, waktu format film digital masih ada di angan-angan). Nah, demikian lah proses produksi sebuah film. Dari awal sampai akhir, siap untuk didistribusikan. Jadi, apa lagi yang ditunggu? Mari kita produksi film-film berkualitas agar tidak dikatakan bahwa sineas Indonesia telah kehilangan kreatifitas dan tidak bisa memproduksi karya orisinil lagi. SEMANGAT!!! N.B: Saya persembahkan hasil pemikiran saya selama setahun terakhir ini buat mereka, para MovieFreak & Moviegoers sejati. Saya merangkum dan menulis secara diam-diam blog saya ini tanpa sepengetahuan siapapun, sebelum saya add ke FS saya pribadi. Saya
menyadari bahwa saya hanyalah mahasiswa yang peduli terhadap perfilman, bukan asli insan film, sehingga jika masih terdapat banyak kekurangan, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Walaupun begitu, inilah tulisan saya, inilah kumpulan artikel yang saya rangkum dan saya perdalam sendiri, dari berbagai media dengan segala keterbatasan waktu, pikiran, dan tenaga saya. Semoga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Salam.