METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN
MAKALAH
CRITICAL BOOK REPORT
Oleh :
NAMA : MIRANDA PUTRI SIMATUPANG
NIM : 5143111012
KELAS : REGULER-A 2014
DOSEN PENGAMPU : Dr. ZULKIFLI MATONDANG, M.Si
PROGRAM STUDI S1 PEND. TEKNIK BANGUNAN – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada saya dalam menyelesaikan tugas individu
critical book report, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Zulkifli Matondang,
M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah
membimbing kami. Dalam makalah ini saya membahas dan menjelaskan mengenai
critical book report dengan judul buku Metodologi Penelitian Pendidikan
karangan Prof. Triyono, M.Pd yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan
kepada para pembaca tentang konsep serta aplikasi mengenai metodologi
penelitian pendidikan. Selaku manusia biasa, saya menyadari bahwa dalam
hasil makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan yang tidak
disengaja. Oleh karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran. Saya
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada mata
kuliah Metodologi Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan di
Universitas Negeri Medan.
Medan, Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 1
C. Manfaat Penulisan 2
BAB II. RINGKASAN BUKU
2.1 Identitas Buku 3
2.2 Ringkasan Buku 3
BAB III. KEUNGGULAN BUKU
3.1 Keterkaitan antar Bab 6
3.2 Kemutakhiran isi buku 8
BAB IV. KELEMAHAN BUKU
4.1 Keterkaitan antar Bab 10
4.2 Kemutakhiran isi buku 12
BAB V. IMPLIKASI
5.1 Teori 14
5.2 Perkembangan pendidikan 16
5.3 Analisis mahasiswi 18
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan 20
B. Saran 22
Daftar Pustaka 23
Lampiran 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu diperhadapkan dengan berbagai
persoalan atau permasalahan, baik yang bersifat awam maupun masalah yang
menuntut pemecahan secara sistematik. Masalah-masalah tersebut pemecahannya
sering dengan cara sederhana saja dan bersifat segera dan tidak membutuhkan
data-data pendukung.
Disamping masalah-masalah awam, ada masalah-masalah yang bersifat
kompleks atau rumit yang pemecahannya menuntut dan memerlukan pengumpulan
sejumlah data pendukung yang dipergunakan untuk membuat keputusan dan
menarik kesimpulan. Masalah yang seperti inilah yang menjadi perhatian
kita, khususnya dalam dunia pendidikan. Masalah seperti ini menuntut metode
ilmiah untuk penyelesaiannya, yaitu melalui langkah-langkah tertentu dalam
usaha memecahkan masalah yang dijumpai.
Kedudukan masalah dalam alur prosedur penelitian sangatlah penting,
bahkan lebih penting dari solusi atau jawaban yang akan diperoleh/dicari,
karena masalah yang dipilih dapat menentukan perumusan masalah, tujuan,
hipotesis, kajian pustaka yang akan digunakan bahkan juga untuk menentukan
metodologi yang tepat untuk memecahkannya.
Dalam dunia pendidikan banyak fenomena-fenomena dari suatu masalah yang
kompleks dan kait-mengkait yang mengganjal yang perlu dipecahkan dalam
suatu penelitian. Namun tidak semua masalah itu harus dipecahkan secara
ilmiah. Olehnya itu makalah ini akan membahas masalah-masalah dalam dunia
pendidikan yang dapat diselesaikan dengan suatu penelitian.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat
baca masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang
dilakukan untuk menaikkan ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu
pokok bahasan. Mengkritik buku (critical book report) ini adalah suatu
tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku, baik berupa buku
fiksi ataupun nonfiksi, juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang
melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah buku.
Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai
suatu buku melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu
kelebihan atau kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan atau
ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan
kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. Yang lebih jelasnya dalam
mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari
buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.
Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas
pengarang, cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan,
konsep dan teori yang dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan demikian
laporan buku atau resensi sangat bermanfaat untuk mengetahui isi buku
selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan kelebihan dari isi buku yang
telah dibaca. Untuk itu, kami harapkan kepada pembaca agar mengetahui dan
memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi
buku tersebut dengan baik dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku
tersebut melainkan dapat memahami apa yang ada dalam buku tersebut secara
mendalam.
B. Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR)
Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu
referensi ilmu yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun
pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan
pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah
Metodologi Penelitian pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan di
Universitas Negeri Medan.
C. Manfaat Penulisan Critical Book Report (CBR)
Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah
buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang dikritik.
Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari
penulis yang sama atau penulis lainnya.
Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap
cara penulisan, isi, dan substansi buku.
BAB II
RINGKASAN BUKU
1. Identitas Buku
Judul Buku : Metodologi Penelitian Pendidikan
Penulis : Prof. Triyono, M.Pd.
Penerbit : Ombak
Tebal Buku : xii + 322 hlm; 14,5 * 21cm
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2013
ISBN : 978-602-258-076-8
2. Ringkasan Isi Buku
BAB I. KONSEP DASAR PENELITIAN
Manusia memperoleh pengetahuan bisa melalui beberapa sumber antra
lain: melalui pengalaman, intuisi, metode deduktif, metode induktif, dan
melalui metode ilmiah. Melalui pengalaman yaitu aktivitas yang dikerjakan
secara berulang-ulang, memungkinkan manusia memperooleh pengetahuan yang
benar. Demikian pula melalui intuisi atau perenungan, seseorang sangat
mungkin akan mendapatkan pengetahuan. Namun kedua sumber pengetahuan itu
tidak bisa diandalkan untuk memperoleh pengetahuan, karena bisa saja
beberapa orang melakukan hal yang sama akan tetapi memperoleh pengetahuan
yang berbeda-beda. Metode deduktif adalah cara memperoleh pengetahuan
melalui penarikan sebuah kesimpulan yang berlaku lebih khusus berdassarkan
pernyataan-pernyataan yang bersifat umum yang diyakini mempunyai nilai
kebenaran. Sebaliknya metode induktif merupakan cara penarikan kesimpulan
yang bersifat umum berdasarkan data dan fakta yang dikumpulkan dari
realitas yang dijumpai dalam kehidupan nyata. Metode ilmiah merupakan cara
memperoleh pengetahuan yang menerapkan dua metode yaitu deduktif dan
induktif.
Dalam rangka memperoleh dan mengembangkan pengetauan tersebut,
manusia membutuhkan sarana berfikir yang berupa: bahasa, logika,
matematika, dan statistika. Bahasa berfungsi media untuk mengkomunikasikan
hasil pemikiran manusia kepada orang lain agar dapat dimengerti dan
dipahami sebagaimana adanya. Logika digunakan sebagai wahana untuk
mengembangkan kerangka dan alur berfikir secara nalar, logis atau rasional
melalui silogisme. Matematika mengajarkan kepada manusia dalam
mengembangkan kemampuan berfikir deduktif; sedangkan statistika bermanfaaat
sekali sebagai landasan untuk penarikan kesimpulan secara induktif.
Penelitian ilmiah merupakan kegiatan yang dilakukan melalui
serangkaian langkah dengan tujuan untuk memecahkan masalah melalui metode
ilmiah. Secara prinsip, masalah adalah jarak atau disparitas antara apa
yang diharapkan dengan apa yang mampu dicapai oleh seseorang. Seraingkaian
langkah penelitian diawali dari: memformulasikan masalah, megkaji literatur
atau tinjauan pustaka, merumuskan hipotesis (jika ada), mengenali dan
pelabelan variabel, menyusun desain penelitian dan mengembangkan instrumen,
pengumpulan dan analisis data, diakhiri dengan penulisan laporan
penelitian.
Penelitian mempunyai ciri-ciri: sistematis, logis, emperis, reduktif,
bisa diulangi, dan dapat dilakukan dimana saja. Sistematik artinya
dikerjakan melalui serangkaian langkah yang urutan-urutannya jelas. Logik
berarti semua prosedur dan mekanisme yang ditempuh dlam melaksanakan suatu
penelitian dibangun dan dilandasi oleh kerangka berfikir nalar, logis dan
rasional; sedangkan emperis mempunyai arti bahwa kesimpulan yanng
dihasilkan dari sebuah penelitian ilmiah didasarkan dari data dan fakta
emperis yang dikumpulkan di kancah penelitian. Reduktif, maksudnya bahwa
hasil penelitian ilmiah harus mampu mereduksi atau mengurangi adanya
keraguan-keraguan atau kekhawwatiran yang muncul sebelumnya. Karna semua
langkah penelitian ilmiah disusun dan dikerjakan secara sistematis dengan
urutan langkah yang jelas, menggunakan alat pengumpul data yang jelas
pula, maka sudah barang tentu sebuah penelitian dapat dikerjakan lagi
diwaktu yang berbeda atau diulangi dan pada prinsipnya harus bisa dilakukan
dimanapun juga.
BAB II. JENIS-JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian dapat dilihat berdasarkan tujuan penelitian, manfaat
penelitian, waktu pelaksanaan penelitian, metode penelitian yang digunakan,
sifat penelitian dan fokus masalah yang diteliti. Jika ditinjau dari tujuan
yang ingin dicapai, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian
eksploratif, penelitian deskriptif, dan penelitian eksplanatif. Berdasarkan
manfaatnya, jenis penelitian dapat dibedakan menjadi: penelitian dasar atau
(basic research) dan penelitian terapan (replied research). Jika ditinjau
dari waktu pelaksanaannya, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian
antar waktu (longitudinal), dan penelitian satu waktu (cross-sectional).
Jika dibedakan berdasarkan metode yang digunakan, penelitian dapat
dibedakan atas: penelitian survey, penelitian ex post facto, penelitian
experimen, penelitian naturalistik, penelitian kebijakan, penelitian
tindakkan, penelitian evaluasi, dan penelitian sejarah. Jika ditinjau
berdasarkan asumsi dasar dalam melihat realita sosial, penelitian dapat
dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Jika
dikaji berdasarkan sifat-sifat yang diteliti, penelitian dapat dibedakan
menjadi: penelitian historis, penelitian deskriptif, penelitian
perkembangan, penelitian studi kasus, penelitian korelasional, penelitian
komperatif, penelitian eksperimen dan penelitian tindakan. Jika dipandang
berdasarkan fokus yang dikaji penelitian dapat dilakukan dalam bidang
pendidikan, kedokteran, ekonomi, agama, bahasa, hukum, teknik, sosial dan
;lain sebagainya.
BAB III. RUMUSAN MASALAH
Ada sejumlah aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih topik
atau penelitian, yakni: aspek keterlaksanaan, tingkat kekritisan masalah,
ketertarikan peneliti terhadap masalah tersebut, masalah yang dipilih
memiliki nilai secara teoritis, masalah yang dipilih hendaknya memiliki
nilai kemanfaatan taktik, diantara variabel-variabel yang dipilih tidak
memiliki hubungan yang bersifat simetris atau resiprokal.
Berdasarkan sejumlah permasalahan yang berhasil di identifikasi,
tidak mungkin dapat diteliti semua: oleh karena itu perlu dibatasi pada
masalah-masalah yang akan diteliti saja atau ditentukan ruang lingkup
permasalahan termasuk definisi operasional terhadap setiap masalah dalam
bentuk variabel yang terukur.
Sesudah pembatasan masalah, dalam bentuk definisi operasional
variabel dikerjakan, barulah seorang peneliti merumuskan masalah dengan
ciri-ciri: rumusan masalah harus memuat variabel, rumusan masalah
dinyatakan denngan kalimat yang jelas, tidak kabur dan tidak memiliki makna
konotatif, rumusan masalah dinyatakan alam bentuk kalimat pertanyaan,
rumusan masalah harus dapat di uji secara emperis, jika permasalahan
berkaitan dengan hubungan atau komparasi nilai variabel, maka rumusan
masalah tersebut sekurang-kurangnya harus memuat dua variabel.
Dalam sebuah proposal penelitian, selain perumusan masalah biasanya
juga dijelaskan tentang tujuan penelitian dan manfaat atau kontribusi hasil
penelitian. Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menyatakan untuk
apa penelitian itu dilakukan, biasanya disesuaikan dengan rumusan masalah
penelitian. Perbedaannya jika rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan, sedangkan tujuan penelitian dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Manfaat hasil penelitian bersifat eksternal
artinya setelah penelitian tersebut selesai dilaksanakan, pihak-pihak mana
saja yang bisa memanfaatkan hasil penelitian tersebut dan di manfaatkan
untuk kepentingan apa saja.
BAB IV. PELABELAN VARIABEL
Variabel adalah atribut dari sekelompok objek penelitian yang
mempunyai nilai berdeda-beda. Variabel juga bisa dimaknai sebagai
pengelompokan secara logis tingkat ukuran atribut dari objek penelitian
sedemikian sehingga antara kelompok yang satu berbeda dengan kelompok yang
lain. Jenis kelamin, agama, tingggi badan, dan lainnya merupakan contoh-
contoh dari sebuah variabel; karena semua konsep dan istilah yang disebuit
tadi memilik nilai yang bervariasi antara objek yang satu dengan objek yang
lain.
Variabel penelitian dapat dikenali berdasarkan: sifatnya, wujudnya,
dan fungsinya. Jika dilihat dari sifatnya, variabel dapat dibedakan
menjadi, variabel diskret dan variabel kontiniu. Variabel diskret adalah
nilai variabel yang diperoleh dengan cara mencacah. (acccount) dan biasanya
merupakan angka-angka bulat; sedangkan variabel kontiniu adalah nilai
variabel yang diperoleh melalui pengukuran (measurement) sehingga bisa
berupa bilangan pecahan. Jumlah anaka dalam dalam sebuah rumah tangga
merupakan contoh variabel yang bersifat diskret; sedangkan berat badan
merupakan salah satu contoh variabel yang bersifat kontiniu.
Apabila ditinjau dari wujudnya, variabel penelitian ada yang berwujud
bukan angka (string) atau berupa kategori yang berwujnud angka (numerical).
Nama dan alamat responden merupakan contoh variabel yang wujudnya string
yang tidak bisa di operasikan secara aljabar (dijumlah, diukur, dikali atau
dibagi).
Jika ditinjau dari fungsinya, variabel penelitian dapat dibedakan
sebagai variabel bebas, variabel terikat, variabel moderator, dan variabel
kontrol. Variabel bebas atau variabel stimulus atau variabel input atau
variabel aksi atau variabel anteseden atau variabel prediktor adalah
variabel atau faktor yang menjadi penyebab berubahnya nilai variabel yang
lain, disebut dengan variabel terikat. Variabel bebas munculnya selalu
mendahului dari munculnya variabel terikat. Variabel terikat atau variabel
respon atau variabel output atau variabel reaksi atau variabel konsekuen
atau variabel kriterium adalah variabel atau faktor yang perubahan nilainya
disebabkan atau diakibatkan oleh berubahnya variabel bebas sehingga
variabel terikat munculnya belakangan setelah berubahnya nilai variabel
bebas. Variabel moderator adalah variabel bebas yang kehadirannya
diposisikan untuk mengetahui apakah ada perubahan hubungan antara nilai
variabel bebas dengan nilai variabel terikat. Oleh sebab itu variabel
moderator juga merupakan variabel bebas hanya saja diposisikan untuk
mengetahui apakah terjadi modifikasi hubungan antara nilai variabel bebas
dengan nilai variabel terikat jika di bandingkan dengan tanpa adanya
variabel moderator. Demikian pula variabel kontrol adalah variabel bebas
yang posisinya dikendalikan oleh peneliti karena tidak di inginkan
memberikan pengaruh terhadap berubahnya nilai variabel terikat. Nilai
sebuah variabel dapat dinyatakan dalam bentuk skala dan dapat dibedakan
menjadi: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan sakla ratio.
BAB V. KAJIAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN RELEVAN
Proses penelitian ilmiah dimulai dengan merumuskan masalah kemudian
mengkaji teori yang terkait dengan permasalahan yang akan dipecahkan.
Melalui kajian teori seorang peneliti akan memperoleh gambaran yang jelas
mengenai permasalahan yang akan diteliti.
Teori di defenisikan sebagai kumpulan konsep, defenisi, dan proposisi
yang saling berkaitan dan menunjukkan adanya hubungan antar variabel-
variabel. Teori juga merupakan pernyataan yang memiliki kaitan logis dan
merupakan cerminan atau gambaran dari kenyataan yang ada tentang sifat-
sifat atau ciri-ciri suatu peristiwa. Teori merupakan generalisasi yang
berupa simpulan informasi abstrak dan umum yang dapat digunakan untuk
menerangkan dan memprediksi keadaan tertentu yang tercakup dalam lingkup
teori tersebut. Teori mempunyai empat fungsi yakni untuk menjelaskan (to
explain) gejala yang tercakup dalam teori, memprediksi (to predict)
peristiwa yang akan terjadi sebagai alat untuk mengendalikan (to control)
peristiwa yang tidak di inginkan, dan sebagai acuan (to reference) untuk
merumuskan hipotesis.
Konsep sebagai suatu istilah atau terminologi yang memiliki khusus,
memiliki pengertian atau defenisi atau memiliki ciri-ciri dan atau unsur-
unsur tertentu. Proposisi merupakan suatu pernyataan mengenai hubungan yang
logis antara dua atau lebih konsep yang menjelaskan kaitan antara konsep
yang satu dengan konsep yang lainnya. Pernyataan bahwa "mahasiswa yang
berprestasi belajarnya baik adlah mereka yang memiliki motivasi belajar
yang tinggi" merupakan contoh dari sebuah preposisi karena ungkapan
tersebut menjelaskan kaitan secara logis antara dua konsep yaitu prestasi
belajar dan motivasi belajar.
Dalam kaitannya dengan penelitian, tinjauan literatur memiliki enam
manfaat yaitu; mengkaji sejarah permasalahan, membantu memilih prosedur
penelitian, mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan
yang diteliti, mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian
terdahulu, menghindari duplikasi penelitian, dan menunjang perumusan
permasalah.
Ada enam cara atau teknik dalam melakukan kajian teori yakni:
dilakukan secara selektif, dikerjai dengan cara koomperatif, dikaji secara
kritis, diurai dan di analisis secara rinci dan detail, dilakukan secara
mendalam dan holistik, serta bebas nilai; dalam arti peneliti tidak memihak
pada salah satu teori dan mengabaikan teori yang lain.
Disamping kajian teori, untuk sampai pada penyusunan hipotesis,
seorang peneliti perlu mencermati hasil-hasil penelitian relevan dengan
permasalan yang sedang diteliti, yang pernah dilakukan oleh orang lain.
Pentingnya menelusuru hasil-hasil penelitian yang relevan paling tidak
dapat ditinjau dari aspek penentuan fokus penelitian yang sedang
dipersiapkan dalam kaitannya dengan kondisi saat ini serta dapat digunakan
untuk membuat prediksi diwaktu yang akan mendatang mengenai fenomena
tersebut.
Dalam kajian pustaka pada umumnya seorang peneliti mengutip pendapat
dari para ahli dari berbagai sumber referensi. Padahal dalam penalaran
deduktif, seorang peneliti harus bisa menarik sebuah simpulan yang bersifat
khusus dalam bentuk hipotesis berdasarkan kajian teori yang dibahas. Dengan
demikian seorang peneliti harus mengambil sikap, pandangan, atau pendapat
berdasarkan argumentasi atau justifikasi dan penjelasan tertentu. Itulah
sebabnya disebabkan diperlukan satu langkah lagi sebelum seoranmg peneliti
sampai kepada rumusan hipotesis yakni yang berupa kerangka pemikiran.
BAB VI. RUMUSAN HIPOTESIS
Kesimpulan sementara yang diperoleh melalui kajian literatur tersebut
sifatnya masih tentati atau dugaan, sehingga mungkin saja benar dan mungkin
saja tidak benar. Untuk mengetahui apakah dugaan atau hipotesis yang
dirumuskan benar atau tidak benar perlu di uji melalui proses pengujian
hipotesis (hypothesis testing) yaitu dengan cara mengumpulkan data atau
fakta emperis di lapangan. Apabila berdasarkan data yang dikumpulkan di
lapangan ternyata mendukung rumusan hipotesis, maka dikatakan hipotesis
tersebut harus diterima; sebaliknya jika berdasarkan data yang dikumpulkan
ternyata bertentangan dengan yang di hipotesiskan, maka hipotesis tadi
harus ditolak.
Rumusan hipotesis yang baik memiliki ciri-ciri: merupakan dugaan
berupa hubungan dan atau komparasi antara dua atau lebih variabel,
dinyatakan secara jelas, tidak kabur, tidak memilik makna konotatif dan
biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (proporsition), dan
harus dapat di uji secara emperis, artinya memungkinkan bagi peneliti untuk
mengumpulkan data untuk kepentingan pengujian hipotesis tersebut.
Hipotesis dapat dibedakan menjadi dua yakni hipotesis penelitian dan
hipotesis statistika. Hipotesis penelitian adalah rumusan hipotesis yang
dinyatakan dalam bentuk kalimat-kalimat verbal tentang variabel yang
dipersoalkan pada rumusan masalah. Hipotesis penelitian dirumuskan setelah
seorang peneliti setelah mengkaji teori dan literatur termasuk hasil-hasil
penelitian yang relevan, serta diuraikan dan dijelaskan dalam kerangka
pemikiran. Hipotesis statistika adalah hipotesis yang dinyatakan dengan
simbol-simbol atau lembang-lambang statistika, biasanya menyatakan dalam
hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya. Hipotesis nol dirumuskan oleh
seorang peneliti, biasanya dengan tujuan untuk ditolak, karena dengan
menolak berarti menerima sehingga apa yang di duga oleh peneliti memang
benar adanya.
Hipotesis alternatif bisa bersifat non direksional dan bisa bersifat
direksional. Hipotesis alternatif mana yang dipilih untuk dirumuskan sangat
tergantung dari kerangka berfikir yang dikembangkan. Jika dalam kerangka
berfikir antara nilai variabel yang satu diduga mempunyai hubungan yang
positif dengan nilai variabel yang lain maka rumusan hipotesisnya
dinyatakan dengan arah yang positif (p>0); sebaliknya jika dalam kerangka
pemikiran yang disusun menjelaskan bahwa antara nilai variabel yang satu
diduga memiliki hubungan yang bersifat negatif dengan nilai variabel yang
lain, maka rumusan hipotesisnya dinyatakan dengan arah yang negatif (p<0).
Karena hipotesis alternatif ada yang bersifat non direksional dan ada
yang bersifat direksional , maka pengujian hipotesis juga ada dua yakni:
uji satu pihak atau uji eka arah atau uji satu arah atau uji satu ekor (one
tailed test) dan uji dua pihak atau uji dwi arah atau uji satu arah atau
uji dua ekor (two tailed test).
Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah (1) menyatakan hipotesis
statistika (2) menentukan taraf signifikansi yang bisa di tolerir (3)
memilih uji statistika untuk menganalisis data, (4) menentukan batas kritik
dan daerah kritik penolakan (5) mengerjakan perhitungan-prerhitungan untuk
memperoleh nilai uji statistika berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan
(6) menarik kesimpulan dengan menyatakan apakah diterima atau ditolak.
BAB VII. TEKNIK SAMPLING
Dalam hal-hal tertentu, untuk menarik sebuah kesimpulan tentang
sesuatu yang diamati, seorang peneliti tidak harus melakukan pengamatan
terhadap seluruh anggota populasi yang menjadi objek penelitian. Selain hal
itu akan membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang banyak, pengamatan
terhadap sebagian dari seluruh objek yang diteliti untuk disimpulkan
terhadap keseluruhan objek yang diteliti ternyata secara ilmiah bisa
dipertanggungjawabkan.
Kesimpulan sebuah penelitian itu diberlakukan terhadap keseluruhan
anggota populasi; sedangkan pengamatan yang sebenarnya hanya dilakukan
terhadap sampel, sudah tentu ukuran sampel dan bagaimana cara pengambilan
sampel merupakan dua hal yang sangat penting untuk diperhatikan agar supaya
sampel yang dipilih benar-benar dapat mewakili dan merupakan sampel yang
dapat mencerminkan kondisi populasi yang sebenarnya. Kondisi sampel yang
demikian disebut dengan sampel yang representativ terhadap populasinya.
Suatu sampel penelitian dikataan representativ dan dapat berfungsi sebagai
contoh atau wakil yang baik dari suatu populasi jika semua ciri yang
dimiliki oleh suatu populasi, telah ada dan terwakili dalam sampel secara
proporsional.
Setelah ukuran sampel minimum ditetapkan, cara pengambilan sampel
juga menjadi hal penting berikutnya. Ada dua teknik pengambilan sampel
yakni: teknik sampling secara acak menggunakan pendekatan teori
probabilitas, dan teknik sampling tidak acak yang menggunakan pendekatan
non probabilitas. Teknik pengambilan sampel secara acak (random/
probability sampling) dapat dipilih menjadi empat cara yaitu sampling acak
sederhana,
BAB VIII. PENGEMBANGAN INSTRUMEN
Sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian,
instrumen sangat penting karena kesimpulan penelitian ditarik berdasarkan
data yang dikumpulkan melalui instrumen tersebut paling tidak empat teknik
pengumpulan data yakni: teknik pengamatan, teknik wawancara, teknik tes,
dan teknik kuesioner.
Teknik pengamatan (observation) adalah cara pengumpulan data yang
dikerjakan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi khusus di dalam
labolaturium maupun dalam situasi ilmiah. Pengamatan dapat dilakukan
melalui tiga cara yaitu: pengamatan secara langsung, pengamatan tidak
langsung, dan pengamatan partisipasi. Pengamatan langsung adalah pengamatan
yang dikerjakan sendiri oleh peneliti terhadap objek yang diamati secara
langsung, tanpa perantara. Pengamatan secara tidak langsung adalah
pengamatan yang dikerjakan oleh seorang peneliti terhadap objek yang
diamati melalui parantara, misalnya handycam yang dipasang di dalam ruang
di mana objek tersebut melakukan aktivitas. Pengamatan partisipasi adalah
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek yang diamati
dengancara melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan
oleh individu atau sekelompok orang yang mejadi objek pengamatan.
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan tanya jawab secara lisan, baik secara langsung melalui tatap muka
(face to face) antara sumber data (responden) atau secara tidak langsung.
Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung terhadap
objek yang diamati, baik melaui tatap muka anatara peneliti dengan objek
yang diteliti atau melalui tatap muka jarak jauh, seperti dialog interaktif
melalui siaran langsung televisi dan atau radio. Wawancara tidak langsung
adalah wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap seseorang yang bukan
menjadi objek pengamatan untuk dimintai keterangan dan informasi mengenai
objek pengamatan. Pemgumpulan data melalui teknik wawancara umumnya
diterapkan untuk mengungkap data yang terkait dengan sikap atau resepsi
seseorang melalui sumber data.
Teknik tes adalah cara pengumpulan data penelitian yang dilakukan
dengan melaksanakan tes terhadap sejumlh objek penelitian. Tes biasanya
berupa sejumlah pertanyaan atau soal yang menuntut jawaban. Berbedadengan
teknik wawancara atau kuesioner, jawaban terhadap pertanyaan atau soal
dalam seoerangkat tes biasanaya dapat diklasifikasikan sebagai jawaban yang
benar atau salah. Contohnya: tes prestasi belajar, tes potensi akademik,
tes intelegensi, dan sebagainya.
Teknik kuesioner adalah teknik pengumpulan data peneliti dengan cara
mengajukan pertanyaan tertulis yang menuntut jawaban secara tertulis pula,
sehingga teknik kuesioner ada yang menyebut sebagai paper and pencil,
karena pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ditulis di atas kertas
(tertulis) dan cara menjawabnya menggunakan alat tulis (pencil). Kuesioner
juga sering disebut sebagai angket. Jawaban yang diberikan oleh narasumber
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ditulis dalam sebuah kuesioner, tidak
dapat dikelompokkan sebagai jawaban yang salah. Semua jawaban yang
diperoleh melalui kuesioner benar adanya sepanjang sesuai dengan kondisi
yang dialami dan dirasakan oleh responden. Pertanyaan-pertanyaan yang
disusun dalam seperangkat kuesiner biasanya memuat aspek-aspek psikologis
seperti: pendapat, tanggapan, sikap, motivasi, kedisiplinan, kecemasan,
keberanian, kebiasaan, kesukaan, dan sebagainya.
BAB IX. MENDESKRIPSIKAN DATA
Statistika dapat dibedakan menjadi dua yakni (1) statistika
matematika, dan (2) metode statistika. Statistika matematika adalah
statistika yang mempelajari dan mengembangkan konsep teoritik sehingga
diperoleh rumus, dalil, sifat-sifat atau model-model dalam bentuk
matematika; sedangkan metode statistika membahas tentang penerapan
statistika matematika seperti; rumus, dalil, sifat atau model-model
statistika dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan atau pengalaman nyata
dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk selanjutnya metode statistika juga dikelompokkan menjadi dua
yaitu (1) metode statistika deskriptif, dan (2) metode statistika
inferensial. Metode statistika deskriptif mempelajari masalah-masalah yang
terkaitdengan penyajian (deskriptif) data, sedangkan metode statistika
inferensial bertujuan untuk membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan
dan perhitungan-perhitungan data sampel.
Metode statistika inferensial dapat dibedakan menjadi dua yaitu (1)
metode statistika inferensial parametrik dan (2) metode statistika
inferensial nonparametrik. Rumus-rumus yang termasuk dalam statistika
inferensial parametrik hanya dapat diterapkan jika dipenuhinya beberapa
persyaratan atau asumsi yaitu (a) sampel di ambil secara acak dari sebuah
populasi yang terdistribusi normal, (b) jika membandingkan ukuran data dari
dua atau lebih kelompok sampel, maka varians dari data masing-masing
kelompok sampel harus homogen, (c) skor variabel terikat yang berpasangan
dengan kelompok skor variabel bebas memiliki variabilitas yang homogen, (d)
jika menerapkan rumus regresi linier antara dua atau lebih nilai variabel,
hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat linear dan (e) juga
menerapkan rumus regresi ganda, dia antara nilai variabel bebasnya tidak
boleh menjadi multikolinieritas. Penerapan rumus-rumus statistika
inferensial nonparametrik, tidak menuntut dipenuhinya sejumlah persyaratan
tersebut di atas sehingga bentuk distribusi datanya bebas atau free
distribution.
BAB X. STATISTIKA INFERENSIAL
Hakikat sebuah penelitian adalah membandingkan dua atau lebih besaran
nilai dan mencari hubungan antara dua atau lebih variabel. Untuk
membandingkan rata-rata (mean) dari dua kelompok jika datanya dinyatakan
dalam bentuk skala interval dapat digunakan rumus uji perbedaan dua rata-
rata atau sering disebut dengan Uji-t. Ada dua jenis rumus Uji-t yang
penggunaannya berbeda, yakni jika (1) kedua kelompok sampel saling bebas
dan (2) jika kedua kelompok sampel saling berelasi.
Apabila banyaknya kelompok yang akan di bandingkan lebih dari dua
kelompok, maka penggunaan rumus Uji-t kurang efektif karena harus dilakukan
perhitungan beberapa kali sesuai dengan banyaknya kelompok yang di
bandingkan. Dalam kasus demikian, maka analisis varians (anava) akan lebih
tepat digunakan.
Bentuk hubungan antara nilai sebuah variabel dengan nilai variabel yang
lain dapat dihitung dengan cara mencari persamaan garis regresi linear
sederhana; akan tetapi apabila banyaknya variabel bebas yang diamati dua
atau lebih dengan satu variabel terikat, maka teknik analisisnya dinamakan
teknik analisis regresi ganda. Bentuk hubungan antara dua atau lebih
variabel yang diperoleh melalui analisis regresi dapat berupa garis lurus
(linear) atau bukan berupa garis lurus (nonlinear), seperti kuadratik,
logaritmik, dan sebaginya.
BAB XI. ARTIKEL UNTUK JURNAL
BAB III
KEUNGGULAN BUKU
1. Keterkaitan antar Bab
Pada bab pertama buku ini membahas mengenai konsep dasar penelitian
sebagai kerangka acuan dasar dan alur berfikir pentingnya memahami
penelitian, metode penelitian dan ciri-ciri penelitian, langkah-langkah
penelitian. Selanjutnya pada bab kedua dijelaskan mengenai jenis-jenis
penelitian berdasarkan tujuan, manfaat, waktu, metode, sifat dan lainnya
sehingga pembaca mampu membedakan penelitian yang satu dengan lainnya. Pada
bab ketiga membahas mengenai rumusan masalah, hal ini sangat diperlukan
sebelum kita memulai suatu penelitian hendaknya memilih topik atau
penelitian dengan mempertimbangkan aspek keterlaksanaan, tingkat kekritisan
masalah, ketertarikan peneliti terhadap masalah tersebut, masalah yang
dipilih memiliki nilai secara teoritis, masalah yang dipilih, nilai
kemanfaatan dan lainnya.
Secara keseluruhan menurut saya pembahasan pada buku ini sangat
terstruktur sehingga dapat membuat pola pikir pembaca menjadi terarah dan
mudah untuk mengikuti langkah-langkah ataupun ilmu yang akan disampaikan.
Pokok pembahasan dari bab satu (i) sampai dengan bab sebelas (xi) merupakan
suatu kesatuan dalam melakukan suatu penelitian, yang tentunya saling
berkaitan dan dengan urutan yang sudah sesuai.
2. Kemutakhiran Isi Buku
Dilihat dari tahun terbit, buku ini terbit 2013 tepatnya sudah empat
tahun dan tidak termasuk buku yang sudah lama. Tetapi penulis menggunakan
sumber bacaan atau referensi kebanyakan sudah lebih dari lima tahun
terakhir, walaupun seperti itu penulis tetap menggunakan referensi yang
akurat dan terpercaya seperti buku panduan terjemahan, jurnal terakreditasi
dan dengan buku-buku yang memang penulisnya ahli dalam bidang metodologi
penelitian. Penulis juga mencantumkan beberapa contoh proposal artikel
jurnal ilmiah hal tersebut menggambarkan bahwa penulis dapat langsung
menerapkan teori dan mengambil contoh terbaru sebagai sampelnya.
BAB IV
KELEMAHAN BUKU
4.1 Desain Buku
Buku sudah baik karena berukuran sedang dan dicetak menggunakan kertas
yang ringan dan tipis sehingga mudah untuk dibawa. Kulit buku ini
menggunakan hardcover yang seharusnya memberikan kesan elegan tetapi
dikarenakan gambar latar belakang yang tidak menarik serta cover
menggunakan kombinasi warna yang pucat, sehingga menjadikan buku ini
terlihat tidak menarik untuk dibaca.
Bahasa dan kalimat yang digunakan dalam buku tersebut masih kurang
baik karena masih susah untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak
begitu mudah untuk dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan
berkonsentrasi saat membacanya. Dalam setiap bab sering di jumpai antara
kalimat yang tidak berhubungan, maka sebab itu dalam memahamipun menjadi
susah. Sebaiknya penggunaan kalimat dalam dibuat dengan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami agar isi yang terkandung didalamnya dapat tersampaikan
dengan jelas.
BAB V
IMPLIKASI
1. Teori
Teori-teori yang terdapat pada buku ini sangatlah berdampak untuk
penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh
dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum
pernah diketahui. Apabila kita mengaplikasikan teori tersebut secara benar
dalam proses penelitian kita. Sedangkan pembuktian berarti data yang
diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap
informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam
dan memperluas pengetahuan yang ada. Teori-teori yang terdapat juga dapat
digunakan sebagai penguat data dalam pembuktian penelitian. Maka, dapat
disimpulkan bahwa penelitian dapat memberikan pengetahuan baru kepada kita
dan juga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
2. Perkembangan Pendidikan
Hasil yang di dapatkan dari data-data yang dikumpulkan berdasarkan
fakta-fakta akan di telaah, dan dikembangkan maka data tersebut sebagai
data baru atau informasi yang baru bagi peneliti yang sangat penting yang
akan menjadi bahan pertimbangan untuk memperkirakan tindakan selanjutnya
khususnya dalam pendidikan. Salah satu contohnya, hasil penelitian dapat
memberi sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan,
terutama pada penerapan model-model pembelajaran untuk meningkatkan hasil
proses pembelajaran dan hasil belajar di kelas dan sebagai bahan masukan
bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran guru agar
menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil
belajar siswa meningkat. Meningkatkan hasil belajar dan solidaritas siswa
untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan wawasan, meningkatkan
kemampuan menganalisis suatu masalah melalui pembelajaran dengan model
pembelajaran inovatif. Manfaat terbesar bagi peneliti yaitu sebagai sarana
belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun
langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktik-
praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini sudah efektif dan efisien.
3. Analisis Mahasiswa
Hasil yang di dapatkan dari data-data yang dikumpulkan berdasarkan
fakta-fakta akan di telaah, sehingga mahasiswa dapat menyajikan berbagai
gambar secara lengkap mengenai implikasi teoritikal dari penelitian
tersebut. Tujuannya untuk meyakinkan para penguji terhadap kontribusi ilmu
pengetahuan maupun teori yang dipergunakan untuk menyelesaikan masalah
penelitian.
Mahasiswa juga harus mampu memahami operasional serta mampu
menyajikan refleksi penulis tentang metodologi yang hendak digunakan di
dalam penelitian yang dilakukan. Contoh pada bagian ini dapat disajikan
berupa penjelasan mengenai bagian dari metode penelitian mana yang sudah
dilakukan dengan baik, bagian mana yang cenderung sulit, dan prosedur mana
yang sudah dikembangkan untuk memecahkan berbagai masalah ataupun kesulitan
yang sebenarnya belum tergambarkan pada literatur mengenai metode
penelitian. Sebuah penelitian bisa menyajikan pendekatan-pendekatan yang
dapat digunakan di dalam sebuah penelitian lanjutan maupun penelitian
lainnya guna mempermudah atau meningkatkan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan menurut saya pembahasan pada buku ini sangat
terstruktur sehingga dapat membuat pola pikir pembaca menjadi terarah dan
mudah untuk mengikuti langkah-langkah ataupun ilmu yang akan disampaikan.
Pokok pembahasan dari bab satu (i) sampai dengan bab sebelas (xi) merupakan
suatu kesatuan dalam melakukan suatu penelitian, yang tentunya saling
berkaitan dan dengan urutan yang sudah sesuai. Penulis juga menggunakan
sumber bacaan atau referensi yang akurat dan terpercaya seperti buku
panduan terjemahan, jurnal terakreditasi dan dengan buku-buku yang memang
penulisnya ahli dalam bidang metodologi penelitian. Penulis juga
mencantumkan beberapa contoh proposal artikel jurnal ilmiah hal tersebut
menggambarkan bahwa penulis dapat langsung menerapkan teori dan mengambil
contoh terbaru sebagai sampelnya.
B. Saran
Sebaiknya penulis mengganti tampilan cover yang menarik serta
menggunakan kombinasi warna yang cerah, sehingga menjadikan buku ini
terlihat menarik untuk dibaca. Selain itu, sebaiknya penulis mencantumkan
referensi yang jelas dari setiap kutipan yang diambil dan jika diperlukan
membuat daftar referensi dari setiap babnya.
DAFTAR PUSTAKA
Triyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Ombak.
Hasan, Iqbal. 2002. "Metodologi Penelitian dan Aplikasinya ", Jakarta :
Ghalia Indonesia
Nazir, Muhammad. 2003. "Metode Penelitian ", Jakarta : Ghalia Indonesia.
Bambang Prasetyo. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,
Jakarta: PT Bumi Aksara.