BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR LATAR BELAKANG BELAKANG
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebaga sebagaii daya daya tahan tahan tubuh tubuh melawa melawan n infeks infeksi), i), sel darah darah merah merah (berfu (berfungs ngsii membawa membawa oxygen oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah). Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak tidak normal normal atau atau abnorm abnormal. al. ormal ormalnya nya,, sel darah darah putih putih me-rep me-reprod roduks uksii ulang ulang bila bila tubuh tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. 1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah !. "aga "agaim iman anaa kons konsep ep medi mediss dari dari Leuk Leukim imia ia dari dari difi difini nisi si leuk leukim imia ia,, klas klasif ifik ikas asi, i, anato anatomi mi
fisiologi sistem hematologi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala (manifestasi klinis), pemeriksaan penunjang, komplikasi dan penatalaksanaan medis # $. "agaimana "agaimana asuhan asuhan keperawatan keperawatan secara secara teorit teoritis is pada pasien pasien dengan dengan Leukimi Leukimiaa # 1.3 TUJU TUJUAN AN 1. Tujua juan Um Umum !. %ahasiswa mampu mengetahui konsep medis dari Leukimia 2. Tujuan juan Kh Khus usus us a. %enge %engeta tahui hui gamba gambara ran n umum umum tent tentang ang asuha asuhan n kepe kepera rawa wata tan n yang yang berh berhub ubung ungan an dengan penyakit leukemia b. %ahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan Leukimia 1.4 MANFAA MANFAAT T %ahasiswa dapat mengetahui konsep medis, asuhan keperawatan teoritis dari Leukimia, dan mampu menyusun sendiri asuhan keperawatan pada pasien Leukimia. !
BAB II KN!EP MEDI!
1 | A s k e p L e u k i m i a
2.1 PENGER PENGERTIA TIAN N
Leukima adalah poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang yang lain lain dari dari pada pada norm normal al,, juml jumlah ahny nyaa berl berleb ebih ihan an dan dan dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n anem anemia ia,, trombisitopeni dan diakhiri dengan kematian. (&'&, -*, $+!$ $) Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sum-sum tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan menyingkirkan jenis sel lain (/. orwin, $++). Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, 0 1ita yuliani, $++! !2). Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal (Smelt3er, S and "are, ".4, $++$ $56). Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain (&rief %ansjoer, dkk, $++$ 572). Leukemia adalah suatu penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoeitik. 'ari beberapa pengertian diatas maka penulis berpendapat bahwa leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.
$
2.2 KLA!IFIKA!I KLA!IFIKA!I LEUKEMIA LEUKEMIA &da 5 jenis Leukemia, yakni sebagai berikut
2 | A s k e p L e u k i m i a
a. Leukemia %ielogenus &kut (L%&) Leukemia %ielogenus &kut (L%&) atau leukemia mielositik akut atau dapat juga disebut leukemia granulositik akut (L4&), mengenai sel stem hematopetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid8 monosit, granulosit g ranulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eo sinofil), eritrosit, dan trombosit. 'ikarakteristikan oleh produksi berlebihan dari mieloblast. Semua kelompok usia dapat terkena8 insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. %erupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi. b. Leukemia %ielogenus 9ronis (L%9) Leukemia %ielogenus 9ronis (L%9) atau leukemia mielositik kronis atau leukemia granul granulosi ositi tik k kronis kronis (L49), (L49), juga juga dimasu dimasukan kan dalam dalam keganas keganasan an sel stem stem mieloi mieloid. d. amun, lebih banyak terdapat sel normal di banding pada bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. &bnormalitas genetika yang dinamakan kromosom :hiladelpia ditemukan 7+; sampai 72; pasien dengan L%9. L%9 jarang menyerang indi
adanya adanya kromo kromosom som :hil :hilade adelph lphia ia pada pada sel sel = sel sel darah. darah. ni ni adala adalah h kromosom abnormal yang ditemukan pada sel = sel sumsum tulang.
-
9risis 9risis "last "last.. >ase yang dikara dikarakte kteri risti stik k oleh oleh prolifer proliferasi asi tibatiba-tib tibaa dari jumlah jumlah besar mieloblast. ?emuan ?emuan ini menandakan pengubahan L%9 menjadi L%&. 9ematian sering terjadi dalam beberapa bulan saat sel =sel leukemia menjadi resisten terhadap kemoterapi selama krisis blast.
c. Leukemia Limfositik &kut (LL&) Leukemia Limfositik &kut (LL&) dianggap sebagai suatu proliferasi ganas limfoblas. :aling :aling sering sering terjad terjadii pada pada anak-an anak-anak, ak, dengan dengan laki-l laki-laki aki lebih lebih banyak banyak dibandi dibanding ng perempuan,dengan puncak insidensi pada usia 5 tahun. Setelah usia !2 tahun , LL& jarang terjadi.
@
d. Leukemia Limfositik 9ronis (LL9) Leukem Leukemia ia Limfos Limfositi itik k 9ronis 9ronis (LL9) (LL9) cenderu cenderung ng merupak merupakan an kelain kelainan an ringan ringan yang yang terutama mengenai indi
melaporkan penyakit ini sebagai leukemia yang umum terjadi. LL9 dikarakteristikan oleh proliferasi dari diferensiasi limfosit yang baik (mudah dikenali sel-sel yang menunjukkan jaringan asal).
Sedangkan berdasarkan klasifikasi French American British (>&"), leukemia akut terbagi menjadi $ (dua), Acute Limphocytic Leukemia (&LL) dan Acute Myelogenous Leukemia (&%L). &LL sendiri terbagi menjadi @, yakni !.L! Sel-sel leukemia terdiri dari limfoblas yang homogen dan L! ini banyak menyerang anak-anak. $.L$ ?erdiri dari sel sel limfoblas yang lebih heterogen bila dibandingkan dengan L!. &LL jenis ini sering diderita oleh orang dewasa. @.L@ ?erdiri dari limfoblas yang homogen, dengan karakteristik berupa sel "urkitt. ?erjadi baik pada orang dewasa maupun anak-anak dengan prognosis yang buruk. &%L terbagi menjadi 6 tipe, yakni !. %o (&cute Andifferentiated Leukemia) %erupakan bentuk paling tidak matang dari &%L, yang juga disebut sebagai &%L dengan diferensiasi minimal.
5
$. %! (&cute %yeloid Leukemia tanpa maturasi) %erupakan leukemia mieloblastik klasik yang terjadi hampir seperempat dari kasus &%L. :ada &%L jenis ini terdapat gambaran azurophilic granules dan Auer rods. 'an 4 | A s k e p L e u k i m i a
sel leukemik dibedakan menjadi $ tipe, tipe ! tanpa granula dan tipe $ dengan granula, dimana tipe ! dominan di %!. @. %$ (&kut %yeloid Leukemia) Sel leukemik pada %$ memperlihatkan kematangan yang secara morfologi berbeda, dengan jumlah granulosit dari promielosit yang berubah menjadi granulosit matang berjumlah lebih dari !+ ;. /umlah sel leukemik antara @+=7+ ;. ?api lebih dari 2+ ; dari jumlah sel-sel sumsum tulang di %$ adalah mielosit dan promielosit. 5. %@ (&cute :romyelocitic Leukemia) Sel leukemia pada %@ kebanyakan adalah promielosit dengan granulasi berat, stain mieloperoksidase B yang kuat. ukleus ber
2
. %2 (&cute %onocytic Leukemia)
5 | A s k e p L e u k i m i a
:ada %2 terdapat lebih dari 6+; dari sel yang bukan eritroit adalah monoblas, promonosit, dan monosit. ?erbagi menjadi dua, %2a dimana sel monosit dominan adalah monoblas, sedang pada %2b adalah promonosit dan monosit. %2a jarang terjadi dan hasil perawatannya cukup baik. . % (Drythroleukemia) Sumsum tulang terdiri lebih dari 2+; eritroblas dengan derajat berbeda dari gambaran morfologi Bizzare. Dritroblas ini mempunyai gambaran morfologi abnormal berupa bentuk multinukleat yang raksasa. :erubahan maturasi yang tidak sejalan antara
megaloblastik ini terkait dengan
nukleus dan
sitoplasma . % disebut
Myelodisplastic Syndrome ( %'S ) jika sel leukemik kurang dari @+; dari sel yang bukan eritroit. % jarang terjadi dan biasanya kambuhan terhadap kemoterapi-induksi standar. 6. % (&cute %egakaryocytic Leukemia) "eberapa sel tampak berbentuk promegakariositCmegakariosit (Eoshida, !7768 Fet3ler dan "loomfield, !776).
6 | A s k e p L e u k i m i a
2.3 ANATMI FI!ILGI !I!TEM HEMATLGI
'arah terdiri dari sekitar 52; komponen sel dan 22; plasma. 9omponen sel tersebut terdiri atas sel darah merah (eritrosit) yang berjumlah sekitar 77; dari total komponen sel , sel darah putih (leukosit) , dan keping darah (trombosit) yang ke duanya berjumlah !;. :lasma terdiri dari air 7+; dan sisanya protein plasma, elektrolit, gas terlarut, dan berbagai produk sampah metabolisme, nutrien, ibrinogen sendiri berfungsi dalam proses pembekuan darah. Sel-sel darah dibentuk di hati dan limpa pada janin, dan di dalam sumsum tulang setelah lahir. :roses pembentukan sel darah disebut dengan hematopioesis. 1" !#l Da$ah Pu%&h "erbicara tentang leukemia sama halnya berbicara tentang anatomi dan fisiologi dari sel
darah putih itu sendiri. Sel darah putih di bentuk di sumsum tulang dari sel-sel progenitor. Sel-sel progenitor itu di diferensiasi menjadi $ golongan yaitu yang tidak bergranula seperti limfosit ? dan ", monosit, dan makrofag. Sedangkan yang bergranula seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil. Sel darah putih berperan untuk mengenali dan melawan mikroorganisme pada reaksi imun dan untuk membantu proses peradangan dan penyembuhan. 2" J#n&s ' J#n&s !#l Da$ah Pu%&h a. Limfosit " 'i bentuk di dalam sumsum tulang kemudian bersirkulasi dalam darah sampai menjumpai antigen yang telah di program untuk mengenali antigen tersebut. Limfosit " mengalami pematangan lebih lanjut dan menjadi sel plasma serta menghasilkan antibodi.
b. Limfosit ? "erkembang di timus. Sel-sel ini bersirkulasi dalam darah atau di simpan dalam jaringan limfatik sampai bertemu dengan antigen yang di kenalinya. Setelah di 7 | A s k e p L e u k i m i a
rangsan oleh antigen, sel-sel ini menghasilkan 3at kimia yang menghancurkan mikroorganisme dan memberi informasi ke sel darah putih lainnya bahwa telah terjadi infeksi. c. %onosit 'i bentuk di sumsum tulang dan masuk dalam sirkulasi darah dalam bentuk immatur. 'i area terjadinya cedera atau infeksi, monosit meninggalkan darah dan mengalami proses pematangan menjadi makrofag setelah masuk ke jaringan. d. eutrofil ?ermasuk sel darah putih yang bergranula. Sel darah putih ini berfungsi utnuk membantu dalam respon peradangan, dan juga berfungsi sebagai fagosit. e. Dusinofil Sel darah putih yang bergranula yang juga berfungsi sebagai fagosit, yaitu sel yang f.
mencerna dan menghancurkan mikroorganisme dan sel debris yang berakumulasi. "asofil >ungsinya belum jelas, namun basofil bekerja seperti sel mast yang mengeluarkan peptida
6
8 | A s k e p L e u k i m i a
am!ar "enis#$enis Leukosit %&&&.google.com'
7
2.4 ETILGI 9 | A s k e p L e u k i m i a
:enyebab leukemia sampai sekarang belum jelas, tapi beberapa faktor diduga menjadi penyebab, antara lain !. 4enetik a. 9eturunan (i) &danya :enyimpangan 9romosom nsidensi leukemia meningkat pada penderita kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma 'own, sindroma "loom, Fanconi(s Anemia, sindroma Fiskott&ldrich, sindroma Dllis aktor Lingkungan "eberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan kromosom dapatan, misal radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang dihubungkan dengan insiden yang meningkat pada leukemia akut, khususnya &LL (Fiernik,!7628 Filson, !77!). $. Hirus 'alam banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa 1&
!+
10 | A s k e p L e u k i m i a
:enelitian pada manusia menemukan adanya *+A dependent D+A polimerase pada selsel leukemia tapi tidak ditemukan pada sel-sel normal dan en3im ini berasal dari auci, et. al, !776). b. *bat-obatan *bat-obatan anti neoplastik (misal alkilator dan inhibitor topoisomere ) dapat mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan &%L. loram/enikol , /enil!utazon, dan metho-ypsoralen dilaporkan menyebabkan kegagalan sumsum tulang yang lambat laun menjadi &%L (>auci, et. al, !776). 5. 1adiasi Gubungan yang erat antara radiasi dan leukemia (&LL) ditemukan pada pasien-pasien an-ylosing spondilitis yang mendapat terapi radiasi, dan pada kasus lain seperti peningkatan insidensi leukemia pada penduduk /epang yang selamat dari ledakan bom atom. :eningkatan resiko leukemia ditemui juga pada pasien yang mendapat terapi radiasi misal pembesaran thymic, para pekerja yang terekspos radiasi dan para radiologis. !!
11 | A s k e p L e u k i m i a
2. Leukemia Sekunder Leukemia yang terjadi setelah perawatan atas penyakit malignansi lain disebut Secondary Acute Leukemia % SAL ' atau treatment related leukemia. ?ermasuk diantaranya penyakit Godgin, limphoma, myeloma, dan kanker payudara. Gal ini disebabkan karena obatobatan yang digunakan termasuk golongan imunosupresif selain menyebabkan dapat menyebabkan kerusakan '&.
!$
12 | A s k e p L e u k i m i a
2.( PATFI!ILGI
9omponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (1") dan leukosit atau sel darah putih (F") serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sel batang dapat dibagi ke dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagis epanjang jalur tunggal khusus. :roses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada proximal epifisis pada tulang-tulang yang panjang. &LL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. "iasanya dijumpai tinmgkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang sangat mentah hingga
hampir menjadi sel normal. 'erajat kementahannya merupakan petunjuk untk
menentukanCmeramalkan kelanjutannya. :ada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis (;), kadang-kadang leukopenia ($2;). /umlah leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit. Gasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel blas yang dominan. :ematangan limfosit " dimulai dari sel stem pluripoten, kemudian sel stem limfoid, pre pre-", early ", sel " intermedia, sel " matang, sel plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit ? juga berasal dari sel stem pluripoten, berkembang menjadi sel stem limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit ? helper dan limfosit ? supresor.
:eningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular sehingga anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali. Sakit tulang juga sering dijumpai. /ugaa timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala, muntahmuntah, Isei3uresJ dan gangguan penglihatan.
!@
13 | A s k e p L e u k i m i a
Sel kanker menghasilkan leukosit yang imaturCabnormal dalam jumlah yang berlebihan. Leukosit imatur ini menyusup ke berbagai organ, termasuk sumsum tulang dan menggantikan unsur-unsur sel yang normal. Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal. Gal ini menyebabkan haemopoesis normal terhambat, akibatnya terjadi penurunan jumlah leucosit, sel darah merah dan trombosit. nfiltrasi sel kanker ke berbagai organ menyebabkan pembersaran hati, limpa, limfodenopati, sakit kepala, muntah, dan nyeri tulang serta persendian. :enurunan jumlah eritrosit menimbulkan anemia, penurunan jumlah trombosit mempermudah terjadinya perdarahan (echimosis, perdarahan gusi, epistaksis dll). &danya sel kanker juga mempengaruhi sistem retikuloendotelial yang dapat menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh, sehingga mudah mengalami infeksi. &danya sel kaker juga mengganggu metabolisme sehingga sel kekurangan makanan. %+gastiyah0 12234 Smeltzer 5 Bare0 67764 Suriadi dan *ita 8uliani0 67710 Betz 5 So&den0 6776'. Secara ringkas patofisiologinya adalah sebagai berikut ini a. ormalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. &danya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia. b. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi. c. %anifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. 4angguan pada nutrisi dan metabolisme. 'epresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.
d. &danya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian (Suriadi, 0 Euliani 1, $++! hal. !2).
!5
14 | A s k e p L e u k i m i a
2.) PATH*A+
15 | A s k e p L e u k i m i a
!2
2., MANIFE!TA!I KLINI!
!. &kti
kelelahan, kelemahan, malaise, kelelahan otot.
$. Sirkulasi
palpitasi, takikardi, mur-mur jantung, membran mukosa pucat.
@. Dliminsi
diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang, feses hitam, penurunan haluaran urin.
5. ntegritas ego perasaan tidak berdaya, menarik diri, takut, mudah terangsang, ansietas. 2. %akananCcairan anoreksia, muntah, perubahan rasa, faringitis, penurunan "" dan disfagia. . eurosensori penurunan koordinasi, disorientasi, pusing kesemutan, parestesia, akti
nyeri abomen, sakit kepala, nyeri sendi, perilaku hati-hati gelisah.
6. :ernafasan
nafas pendek, batuk, dispneu, takipneu, ronkhi, gemericik, penurunan bunyi nafas.
7. Seksualitas
perubahan libido, perubahan menstruasi, impotensi, menoragia.
!+. 9eamanan
gangguan penglihatan, perdarahan spontan tidak terkontrol, demam, infeksi, kemerahan, purpura, pembesaran nodus limfe.
16 | A s k e p L e u k i m i a
!
2.- PEMERIK!AAN PENUNJANG
!. Gemoglobulin dapat kurang dari !+ grC!++ml. $. 1etikulosit jumlah biasaya rendah @. ?rombosit sangat rendah (K 2++++Cmm) 5. S': mungkin lebih dari 2++++Ccm dengan peningkatan S': immatur 2. :?? memanjang . L'G mungkin meningkat . &sam urat serum mungkin meningkat 6. %uramidase serum pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik 7. opper serum meningkat !+. ink serum menurun !!. >oto dada dan biopsi nodus limfe dapat mengindikasikan derajat keterlibatan !$. Gitung darah lengkap complete blood cell ("). &nak dengan " kurang dari !+.+++Cmm@ saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik8 jumlah lekosit lebih dari 2+.+++Cmm@ adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, menunjukkan normositik, anemia normositik. !@. :ungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat !5. >oto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum. !2. &spirasi sumsum tulang. 'itemukannya $2; sel blas memperkuat diagnosis. !. :emindaian tulang atau sur
17 | A s k e p L e u k i m i a
!
2. KMPLIKA!I !. nfeksi beberapa sistem ( pernafasan, pencernaan )
$. :erdarahan @. 1elaps 5. Dfek samping dari kemoterapiCradiasi kardiomiopati, alopesia 2.1/ PENATALAK!ANAAN MEDI!
!. :elaksanaan kemoterapi ?erdapat tiga fase pelaksanaan kemoterapi a. >ase induksi 'imulasi 5- minggu setelah diagnosa ditegakkan. :ada fase ini diberikan terapi kortikostreroid (prednison), ase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 2;. b. >ase :rofilaksis Sistem saraf pusat :ada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah in
!6
18 | A s k e p L e u k i m i a
$. ?ransfusi darah, biasanya diberikan bila kadar Gb kurang dari g;. :ada trombositopenia yang berat dan perdarahan masif, dapat diberikan transfusi trombosit dan bila terdapat tanda-tanda ' dapat diberikan heparin. @. 9ortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan sebagainya). Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan. 5. Sitostatika. Selain sitostatika yang lama (-merkaptopurin atau -mp, metotreksat atau %?M) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih poten seperti
19 | A s k e p L e u k i m i a
!7
a. nduksi 'imaksudkan untuk mencapai remisi, yaitu dengan pemberian berbagai obat tersebut di atas, baik secara sistemik maupun intratekal sampai sel blast dalam sumsum tulang kurang dari 2;. b. 9onsolidasi Eaitu agar sel yang tersisa tidak cepat memperbanyak diri lagi. c. 1umat %maintenance' Antuk mempertahankan masa remisi, sedapat-dapatnya suatu masa remisi yang lama. "iasanya dilakukan dengan pemberian sitostatika separuh dosis biasa. d. 1einduksi 'imaksudkan untuk mencegah relaps. 1einduksi biasanya dilakukan setiap @- bulan dengan pemberian obat-obat seperti pada induksi selama !+-!5 hari. e. %encegah terjadinya leukemia susunan saraf pusat. Antuk hal ini diberikan %?M intratekal pada waktu induksi untuk mencegah leukemia meningeal dan radiasi kranial sebanyak $.5++$.2++ rad. untuk mencegah leukemia meningeal dan leukemia serebral. 1adiasi ini tidak diulang pada reinduksi. f. :engobatan imunologik 'iharapkan semua sel leukemia dalam tubuh akan hilang sama sekali dan dengan demikian diharapkan penderita dapat sembuh sempurna.
20 | A s k e p L e u k i m i a
$+
BAB III A!UHAN KEPERA*ATAN TERITI!
:roses asuhan keperawatan pada klien dengan leukemia di awali dengan pengkajian, diagnosis, dan inter
:engkajian yang dilakukan pada klien dengan leukemia adalah sebagai berikut !. 1iwayat pemajanan pada faktor-faktor pencetus, seperti pemajanan pada dosis besar radiasi, obata-obat tertentu secara kronis dan riwayat infeksi
penurunan berat badan, kelelaha, pucat, malaise, kelemahan,
dan, anoreksia. b. ?rombositopenia
perdarahan gusi, mudah memar, petekie, dan
ekimosis. c. etropenia
demam tanpa adanya infeksi , berkeringat malam hari.
@. :emerikasaan 'iagnostik :emeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien dengan leukimia adalah sebagai berikut a. 'arah lengkap
menunjukan adanya penurunan hemoglobin, hematokrit,
jumlah sel darah merah dan trombosit. /umlah sel darah putih meningkat
21 | A s k e p L e u k i m i a
pada leukimia kronis, tetapi juga dapat turun, normal, atau tinggi pada leukimia akut. $!
b. &spirasi sumsum tulang dan biopsi memberikan data diagnostik definitif. c. &sam urat serum meningkat karena pelepasan oksipurin setelah keluar masuknya sel-sel leukimia cepat dan penggunaan obat sitotoksik. d. Sinar M dada
untuk mengetahui luasnya penyakit.
e. :rofil kimia, D94, dan kultur spesiemen
untuk menyingkirkan masalah
atau penyakit lain yang timbul. II.
D&a0nsa K##$aa%an
'iagnosis keperawatan yang muncul pada pasien dengan leukemia adalah sebagai berikut !. yeri yang berhubungan dengan infiltrasi leukosit jaringan sistemik. $. :erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis. @. 1esiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh. 5. ntoleransi akti
22 | A s k e p L e u k i m i a
III.
No . I
INTER5EN!I KEPERA*ATAN
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
yeri yang
Man6&$&
Man6&$&
berubungan dengan
!. 9aji karakteristik nyeri
!. %emberikan dasar untuk mengkaji perubahan pada tingkat neyri dan menge
infiltrasi leukosit
Lokasi, kualitas,
jaringan sistemik.
frekuensi, dan durasi $. ?enangkan klien bahwa &nda mengetahui nyeri yang dirasakannya :asien tidak
adalah nyata dan bahwa
mengalami nyeri
&nda akan membantu
atau nyeri menurun
klien dalam mengurangi
sampai tingkat yang
nyeri tersebut.
dapat diterima pasien dan setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri akan berkurang.
@. 9aji faktor lain yang menunjang nyeri, keletihan, dan marah klien. 5. "erikan analgetik untuk meningkatkan peredaran nyeri optimal dalam batas resep dokter. 2. 9aji respon perilaku klien terhadap nyeri dan
23 | A s k e p L e u k i m i a
2. %emberikan informasi tambahan tentang nyeri klien.
pengalaman nyeri.
Kla7$as& Kla7$as&
!. 9olaborasi dengan klien, dokter, dan tim kesehatan lain ketika mengubah penatalaksanaan nyeri diperlukan. E6uas&
!. %etode baru pemberian analgetik harus dapat diterima klien, dokter, dan tim perawatan kesehatan lain agar dapat efektif, partisipasi klien menurunkan rasa ketidakberdayaan klien. E6uas&
!. &jarkan 9lien strategi baru untuk meredakan nyeri distraksi imajinasi, relaksasi, dan stimulasi kutan
24 | A s k e p L e u k i m i a
1. %eningkatakan jumlah pilihan dan strategi yang tersedia bagi klien.
II
:erubahan nutrisi
Man6&$&
kurang dari
!. Sesuaikan diet sebelum !. Setiap klien
Man6&$&
kebutuhan tubuh
dan sesudah pemberian
berespons secara
yang berhubungan
obat
dengan
berbeda terhadap
dengan anoreksia,
kesukaan dan toleransi
makanan setelah
malaise, mual dan
klien.
kemoterapi, makanan
muntah, efek
sesuai
$. egah pandangan, bau,
samping kemoterapi
dan bunyi-bunyi yang
dan atau stomatitis.
tidak menyenangkan di lingkungan.
selama, dan sesudah pemberian kemoterapi, dan
@. 4unakan
distraksi,
relaksasi, dan imajinasi sebelum
dan
sesudah
kemoterapi. 5. :astikan hidrasi cairan
nutrisi yang adekuat.
yang adekuat sebelum, dan
pemberian .
muntah klien.
menyenangkan dapat menstimulasi pusat mual dan muntah. @. %enurunkan ansietas
pasien mendapatkan
selama,
meredakan mual dan
$. Sensasi tidak
%engurangi mual, muntah sebelum,
kesukaan dapat
sesudah
obat.
yang dapat menunjang mual muntah.
9aji 5. Holume cairan yang
intake dan output cairan. 2. "erikan tindakan pereda nyeri jika diperlukan.
adekuat akan mengencerkan kadar obat, mengurangi stimulasi reseptor muntah. 2. %eningkatkan rasa nyaman akan meningkatkan toleransi fisik terhadap gejala yang dirasakan.
Kla7$as& 25 | A s k e p L e u k i m i a
Kla7$as&
!. 9olaborasi dengan dokter dengan pemeberian antiemetic, sedati
!. &jarkan pada klien bagaimana cara membuat catatan makanan harian
III.
1esiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh.
26 | A s k e p L e u k i m i a
Man6&$&
!. :ertahankan teknik isolasi $. &njurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan @. "atasi pengunjung bila
!. 9ombinasi terapi obat berupaya untuk mengurangi mual muntah melalui control barbagai factor pencetus. $. &gar kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan klien. E6uas&
!. &gar klien dapat dengan mudah menentukan makanannya sendiri.
Man6&$&
!. Antuk meminimalkan terpaparnya klien dari sumber infeksi. $. Antuk meminimalkan pajanan pada
perlu 5. ?ingkatkan intake nutrisi.
organisme infektif @. Antuk memberikan kenyaman pada klien. 5. %endukung
Setelah
dilakukan
pertahanan alami Kla7$as&
tindakan daya tahan mengalami !. 9olaborasi dengan dokter untuk permberian peningkatan dan terapi antibiotik bila klien bebas dari perlu. tubuh
tanda
dan
gejala
tubuh Kla7$as&
!. 'iberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi
infeksi E6uas&
!. &jarkan pada klien dan keluarga tanda dan gejala infeksi 2. &jarkan bagaimana cara menghindari infeksi.
khusus E6uas&
!. &gar klien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala sehingga dapat melaporkannya pada petugas kesehatan 2. Antuk menjaga klien
:
IV.
ntoleransi akti
dari resiko infeksi. Man6&$&
!. "erikan dorongan untuk istirahat beberapa periode selama siang hari, terutama sebelum dan sesudah latihan fisik. $. ?ingkatkan jam tidur
Man6&$& !. Selama istirahat, energi dihemat dan tingkat energi diperbarui. "eberapa kali periode istirahat singkat mungkin lebih bermanfaat dibandingkan satu kali periode istirahat yang
27 | A s k e p L e u k i m i a
total pada malam hari. @. &tur kembali jadwal Setelah dilakukan tindakan terjadi penurunan tingkat keletihan, dan terjadi peningkatan toleransi akti
setiap hari dan atur akti
panjang. $. ?idur membantu untuk memulihkan tingkat energi. @. :engaturan kembali akti
protein dan kalori yang
protein menurunkan
adekuat.
toleransi akti
Kla7$as&
!. :enurunan Kla7$as&
hemoglobin akan mencetuskan klien
!. 9olaborasi pemberian
pada keletihan akibat
produk darah sesuai
penurunan
yang diresepkan.
ketersediaan oksigen. E6uas&
!. :eningkatan relaksasi E6uas&
dan istirahat psikologis dapat
!. &jarkan pada klien 28 | A s k e p L e u k i m i a
menurunkan
untuk teknik relaksasi
keletihan fisik.
imajinasi.
BAB I5 PENUTUP
A. KE!IMPULAN
Leukemia adalah suatu jenis kanker darah. 4angguan ini disebabkan oleh sel darah putih yang diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya ada. Leukemia akut pada anak adalah suatu kelainan atau mutasi pembentukan sel darah putih oleh
sumsum
tulang
anak
maupun
gangguan pematangan sel-sel tersebut selanjutnya. 4angguan ini sekitar $2-@+; jumlahnya dari seluruh keadaan keganasan yang didapat pada klien. Leukemia ada 5 jenis berdasarkan asal dan kecepatan perkembangan sel kanker yaitu Leukemia %ieloblastik &kut (L%&), Leukemia %ielositik 9ronik (L%9), Leukemia Limfoblastik &kut (LL&), dan Leukemia Limfositik 9ronik (LL9) (%edicastore, $++ 7). 29 | A s k e p L e u k i m i a
4ejala = gejala yang dirasakan antara lain anemia,wajah pucat, sesak nafas, pendarahan gusi, mimisan, mudah memar, penurunanberat badan, nyeri tulang dan nyeri sendi. :enyebab utama penyakit kelainan darah ini sampai sekarang belum diketahui secara pasti, dan masih terus diteliti. amun, faktor genetik berperan cukup penting pada beberapa penelitian yang dilakukan. 'engan kata lain, adahu bungannya dengan faktor keturunan, selain tentunya banyak faktor penyebab lain yang ber
tertentu,
dapat
juga dilakukan transplantasi sumsum tulang belakang. %engenai
kemungkinan keberhasilan terapi, sangat tergantung waktu penemuan pertama penyakit si penderita. &pakah dalam stadium awal atau sudah lanjut, subtipe penyakit, teratur tidaknya jadwal terapi yang dilakukan, timbul 1elapse (kambuh) atau tidak selama terapi maupun kemungkinan penyebab yang bisa diperkirakan.
DAFTAR PU!TAKA
&'&, -*. ($+!$). Aplikasi Asuhan epera&atan . 9disi *evisi. Eogyakarta %edia Gardy. arpenito, Lynda /uall. ($+++.). Buku Saku Diagnosa epera&atan. 9disi :. (terjemahan). :enerbit buku 9edokteran D4. /akarta.
orwin /.D.$++7. "uku saku patofisiologi. /akarta,D4
'oenges, %arilynn D. (!777). *encana Asuhan epera&atan. 9disi ;. (terjemahan). :enerbit buku 9edokteran D4. /akarta.
30 | A s k e p L e u k i m i a