Fenomena Lunturnya Nasionalisme Kondisi ini terlihat luntur dengan cerminan dari persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini. Misalnya banyak orang yang memberikan opini atau pendapat tentang penyelesaian Aceh dengan pola pikir masing-masing serta relatif menyudutkan TNI, namun tidak ada satu orangpun yang bersedia menjadi sukarelawan untuk membantu menumpas pemberontakan GAM tersebut. Manakala rakyat Irak diserang oleh Amerika Serikat dan sekutunya, banyak orang menangis dan mengumpulkan dana serta menjadi sukarelawan untuk membantu rakyat Irak. Tetapi ketika rakyat Aceh atau rakyat Papua disakiti, disiksa, diperas dan dibunuh oleh GAM maupun OPM tidak terlihat adanya kelompok yang menangis dan berusaha untuk menjadi sukarelawan dalam membantu penyelesaian masalah Aceh atau masalah Papua. Semua ini merupakan cerminan betapa lunturnya rasa kebangsaan yang dimiliki bangsa ini. Sebagai perbandingan, dahulu kala ketika presiden Soekarno mencanangkan Trikora untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda, orang berbondongbondong mendaftarkan diri untuk menjadi sukarelawan dalam mengusir Belanda dari Irian Barat. Hal ini sangat ironis sekali dengan kondisi saat ini. Haruskah bangsa Indonesia dijajah kembali supaya rasa kebangsaannya menjadi tumbuh dan berkembang serta bersatu untuk dapat meraih kehormatan dan kemerdekaannya kembali ? Tentunya hal ini tidak kita ingini bersama, karena dijajah adalah penderitaan dan penistaan. Hal ini ironis dengan fenomena yang ada di negara kita dimana ada anak bangsa yang meminta adanya campur tangan pasukan dari negara asing untuk mengatasi masalah dalam negeri baik di Poso maupun di Maluku. Peristiwa tersebut menunjukkan betapa rendahnya rasa nasionalisme atau semangat kebangsaan anak bangsa tersebut. Padahal kita masih mampu dan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam negeri. Baik masalah Poso, masalah Aceh, masalah Ambon, masalah Papua dan masalah lainnya di Indonesia ini. Begitu juga masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya terlihat betapa lunturnya nilainilai luhur bangsa ini yang tercermin baik dalam orasinya, spanduk/poster yang dibentangkan maupun tingkah laku yang tidak santun. Pernah terjadi pada suatu peristiwa demonstrasi, mereka menginjak injak dan membakar gambar/foto presiden yang nota bene sebagai lambang negara dan harus dihormati oleh seluruh anak bangsa. Perilaku lain yang sangat mengkuatirkan generasi tua atau para orang tua adalah adanya kebiasaan atau budaya yang banyak melanggar norma-norma agama dan sosial pada generasi muda. Pergaulan bebas, seks pranikah, penggunaan narkoba adalah sebagian contoh ayng dapat dilihat dari lingkungan generasi muda kita saat ini dimana waktu-waktu yang lalu tidak pernah terjadi, minimal tidak terlihat vulgar atau terbuka seperti saat ini.
Tetapi kini perbuatan yang tak senonoh tersebut dilakukan seperti tanpa ada etika. Bisa kita simpulkan bahwa terhadap budaya bangsa yang demikian luhur dan sederhana saja banyak generasi muda yang melupakannya atau tidak memperdulikannya. Cara pandang seperti itu bisa dikatakan sudah luntur dan hampir berada pada titik terendah pada sikap diri masyarakat.
Upaya yang Dilakukan Bahwa perlu suatu upaya yang sistematis dalam penanaman wawasan kebangsaan yang optimal sehingga didapatkan nasionalisme yang optimal, berisi ketangguhan bangsa khususnya generasi muda dalam upaya pembelaan negara dari semua ancaman yang dapat mengancam kelangsungan hidup negara. Upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada dalam mengatasi kelemahan serta kendalanya.
KARYA TULIS TENTANG LUNTURNYA NASIONALISME REMAJA INDONESIA KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT berkat Rahmat dan petunjuk-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul, Lunturnya Nasionalisme Remaja Indonesia untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis yang diadakan oleh Universitas Gadjah Mada. Keberhasilan karya Tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Kepala SMA Negeri Maospati. 2. Bapak dan Ibu Guru pembimbing yang penuh kesabaran membimbing kami dalam membuat Karya Tulis sehingga kami dapat menyelesaikan dengan lancar. 3. Rekan-rekan yang ada di dalam maupun di luar SMAN Maospati yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis ini. 4. Kedua orang tua yang telah memberikan segalanya demi kelancaran dalam pembuatan Karya Tulis ini. 5. Semua pihak yang turut membantu selama pelaksanaan dan penyusunan Karya Tulis ini. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis ini mungkin masih banyak kekurangan, yang tidak lain karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun diharapkan untuk kesempurnaannya. Akhir kata, semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin. Maospati, Maret 2010 Penulis iv ABSTRAK LUNTURNYA NASIONALISME REMAJA INDONESIA Oleh : Yuanita Sinar Yulianti 17041 Dalam arti sederhana, nasionalisme adalah sikap mental dan tingkah laku individu atau masyarakat yang menunjukkan adanya loyalitas atau pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya. Rasa ini sangat berhubungan dengan rasa patriotisme atau biasa disebut dengan rela berkorban. Rasa nasionalisme yang tidak diimbangi dengan rasa patriotisme berarti di dalam diri seseorang tidak sepenuhnya memiliki rasa nasionalisme. Sekarang nasionalisme sangat menjadi polemik di masyarakat khusunya para kalangan remaja Indonesia yang mulai kahilangan atau luntur rasa nasionalismenya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor misal arus globalisasi yang mulai merambah luas di kalangan remaja. Peristiwa ini harus dicegah dengan sungguh-sungguh, jika tidak hal ini akan berakibat pada rasa nasionalisme atau cinta tanah air pada kalangan remaja Indonesia. Ada beberapa langkah atau cara untuk mengatasi arus globalisasi yang negatif ini, misal menyadarkan remaja untuk mencintai produk dalam negeri, menanamkan nilai-nilai Pancasila pada remaja dengan cara yang sebaik-baiknya, dan masih banyak lagi hal-hal
yang dapat dilakukan. Pada karya tulis ini akan mamaparkan tentang pentingnya rasa nasionalisme di kalangan remaja Indonesia agar dapat menjaga wilayah dan kebudayaan peninggalan leluhur yang ada di Indonesia, selain itu rasa nasionalisme berguna untuk menambah rasa atau semangat kesatuan dan persatuan di kalangan remaja Indonesia yang mulai luntur dengan adanya unjuk rasa. Diharapkan dengan ditulisnya karya tulis yang berjudul Lunturnya Nasionalisme Remaja Indonesia ini dapat memupuk atau menanamkan rasa nasionalisme pada diri remaja Indonesia. Kata Kunci : Nasionalisme, Globalisasi, Internet.
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR SAMPUL LEMBAR JUDUL......................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ ii KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii ABSTRAK .................................................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................................. v DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2 1.3 Batasan Masalah ...................................................................................................... 2 1.4 Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2 1.5 Manfaat Penulisan.................................................................................................... 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Nasionalisme............................................................................................................ 3 2.2 Nasionalisme Menurut Pendiri Bangsa ..................................................................... 4 2.2.1 Menurut Ir. Soekarno ............................................................................................ 4 2.2.2 Menurut Drs. Mohammad Hatta ............................................................................ 5 BAB III METODOLOGI 3.1 Study Pustaka........................................................................................................... 7 3.2 Observasi ................................................................................................................. 7 3.3 Wawancara .............................................................................................................. 7 BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda...... 8 vi 4.2 Hasil Pengamatan Nasionalisme di Kalangan Remaja .............................................. 9 4.3 Manfaat Rasa Nasionalisme Bagi Remaja Indonesia................................................. 11 4.4 Ciri-Ciri Menurunnya Rasa Nasionalisme Dalam Diri Remaja Indonesia ................. 11 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 12 5.2 Saran-Saran.............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Presiden Ir Soekarno................................................................................... 5 Gambar 2.2 Drs. Moh Hatta ........................................................................................... 6 Gambar 4.1 Grafik Pengamatan Nomor 1....................................................................... 9 Gambar 4.2 Grafik Pengamatan Nomor 2....................................................................... 10 Gambar 4.3 Grafik Pengamatan Nomor 3....................................................................... 10 Gambar 4.4 Grafik Pengamatan Nomor 4....................................................................... 10 Gambar 4.5 Grafik Pengamatan Nomor 5....................................................................... 11 viii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Sumpah Pemuda Lampiran 2. Foto - Foto Aksi Remaja dan Indonesia Lampiran 3. Foto – Foto Pahlawan Nasionalisme Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam arti sederhana, nasionalisme adalah sikap mental dan tingkah laku individu atau masyarakat yang menunjukkan adanya loyalitas atau pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya. Rasa nasionalisme harus ada pada diri setiap masyarakat suatu negara untuk mencintai negaranya. Setiap warga negara tanpa terkecuali anak muda atau remaja yang tinggal di dalam negara tersebut harus mempunyai rasa nasionalisme. Hal itu dapat membangun negara yang kokoh dan sesuai cita-cita bangsa maupun negara. Jika di dalam diri seseorang tidak ada rasa untuk mencintai tanah airnya maka negara akan hancur lebur. Di dalam sikap atau rasa nasionalisme pasti terdapat rasa atau sikap patriotisme kepada negara. Kedua sikap tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Jika di dalam diri seseorang hanya terdapat rasa nasionalisme dan tidak ada rasa patriotisme, maka hal tersebut tidak dapat berjalan dengan lancar. Dan negara tidak akan maju dan makmur. Jadi, kedua sikap itu harus ada di dalam diri masyarakat suatu negara, utamanya anak muda, karena mereka adalah generasi negara di masa depan. Maka, di dalam diri remaja harus ditanamkan rasa nasionalisme dan patriotisme sejak dini, agar tidak menyesal di kemudian hari. Akhir-akhir ini banyak kebudayaan Indonesia yang diklaim oleh negara lain sebagai hasil budaya mereka. Hal itu terjadi karena ulah masyarakat Indonesia khususnya anak muda yang tidak mempunyai rasa nasionalisme bagi negaranya. Padahal kebudayaan adalah suatu ciri khas dari sebuah negara yang harus dijaga dan dilestarikan. Oleh karena itu, penulis ingin meguraikan bagimana cara menanamkan rasa nasionalisme di dalam diri remaja sejak dini. Selain itu, dalam karya tulis ini penulis mencoba mengungkapkan permasalahan yang selalu menjadi konflik yaitu mulai lunturnya rasa nasionalisme di dalam diri anak muda yang tidak peduli terhadap negara. Kita sebagai generasi muda harus memiliki
rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi kepada negara. 2 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang akan dijadikan rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pendapat para pendiri bangsa tentang Nasionalisme? 2. Bagaimanakah cara menanamkan rasa nasionalisme di dalam diri seorang remaja? 3. Apakah pentingnya atau manfaat dari rasa nasionalisme pada diri remaja? 4. Bagaimanakah seorang remaja dapat menunjukkan rasa nasionalisme pada bangsa dan negara? 1.3 Batasan Masalah Di dalam karya tulis ini, penulis batasi pada pembahasan Lunturnya Rasa Nasionalisme di Kalangan Remaja Indonesia yang berusia 15-18 tahun. Hal ini digunakan untuk menghindari meluasnya uraian-uraian yang tidak dikehendaki oleh penulis. Sehingga tidak terjadi kesalahan fatal di dalam penulisan karya tulis ini. Selain itu penulis batasi pada arus Globalisasi yang berlangsung di kalangan remaja Indonesia saat ini. 1.4 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan mengenai masalah dalam meningkatkan Rasa Nasionalisme di Kalangan Anak Muda Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Penulis mengidentifikasi penyebab mengapa masih banyak anak muda yang tidak memiliki rasa nasionalisme kepada negara. 2. Penulis memberikan cara atau solusi dalam mengatasi masalah lunturnya rasa nasionalisme di kalangan remaja. 3. Agar pembaca mempertahankan keamanan serta martabat bangsa di mata dunia. 1.5 Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan mengenai masalah dalam meningkatkan Rasa Nasionalisme di Kalangan Anak Muda Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Memberi informasi kepada pembaca untuk mempertahankan Indonesia dengan rasa nasionalisme yang tinggi. 2. Supaya remaja Indonesia lebih menghargai hasil karya bangsa Indonesia. 3. supaya remaja Indonesia terhindar dari pengaruh globalisasi negatif. 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Nasionalisme Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu. Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan
dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasananya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini. Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasionalisme sosialisme, pengasingan dan sebagainya. Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut. Nasionalisme abad ini tidak bisa ditarik mundur ke bentangan abad lalu. 4 Nasionalisme juga bukan lagi produk zaman ini. Ia hanya mewakili kepurbaan. Makna kepahlawanan juga makin digugat ketika cacat historis kian tersingkap, sebagaimana tuduhan atas Tuanku Imam Bonjol. Tantangan-tantangan keindonesiaan tidak terletak pada masa lalu, tapi menghunjam dari masa depan, dengan kecepatan kinetik. Tapi tantangan itu selalu datang dari satu sumber, yakni ilmu pengetahuan, dengan teknologi sebagai variasi. Maka, ketika anak-anak muda lebih banyak berbicara tentang kekuasaan ketimbang mendiskusikan ilmu pengetahuan adalah bagian dari proses destruksi dari idealisme anak-anak muda sendiri. Sebab, bicara tentang kekuasaan hari ini tidak berbeda jauh dengan kontes menyanyi dan menari, yakni bergantung pada perolehan SMS yang Anda terima. Kekuasaan hari ini adalah kekuasaan yang menjauh dari ilmu pengetahuan sehingga menjadi sangat anti-intelektual. Dengan ilmu pengetahuan, nasionalisme jelas akan terkapar jatuh. Doctrin sejarah Indonesia yang mengatakan bahwa pembebasan atas kolonialisme datang dari nasionalisme adalah omong kosong. Tidak ada itu bambu runcing bisa menang menghadapi meriam. Perlawanan atas nasionalisme pertama dan utama sekali datang dari penguasaan atas ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuanlah yang meruntuhkan kolonialisme, sebagaimana juga meruntuhkan kehendak hegemonis Orde Baru.1 2.2 Nasionalisme Menurut Pendiri Bangsa Banyak ahli dan para para pendiri bangsa yang mendiskripsikan arti atau makna ”Nasionalisme”, mereka mempunyai pandapat yang berbeda-beda. Baberapa pendiri bangsa Indonesia yang mendiskripsikan nasionalisme antara lain adalah Ir. Soekarano dan Mohammad Hatta, mereka adalah Bapak Proklamator Indonesia. Berikut ini adalah pendapat Beliau mengenai Nasionalisme:2 2.2.1 Menurut Ir. Soekarno Dalam pidato tentang Dasar Negara Indonesia pada 1 Juni 1945 di Gedung Pejambon Jakarta, antara lain, dengan tegas menggarisbawahi dasar pertama Indonesia adalah kebengsaan bukan yang lain. Menurut Soekarno, prinsip pertama yang harus menggarisbawahi dasar filsafat Indonesia merdeka adalah
nasionalisme. Ia ia menekankan bahwa yang dimaksudnya bukanlah nasionalisme 1 Purwono. Buku dan Perpustakaan : Catatan Memori Bangsa Pembangkit Nasionalisme. 2007: halaman 6 2 Triwamwoto, Petrus Citra. Kewarganegaraan SMA Kelas 1. Grasindo. 2004: halaman 22 5 dalam arti sempit (chauvinisme). Katanya, syarat bangsa harus mempertimbangkan ”persatuan antara manusia dan tanah”. Gambar 2.1 Presiden Ir. Soekarno Indonesia adalah negara kita. Indonesia yang bulat. Pendek kata, bangsa Indonesia bukan satu-satunya golongan orang yang hidup di dalam suatu daerah yang sempit, seperti Minangkabau atau Madura atau Yogyakarta atau juga Sunda dan Bugis, tetapi bangsa Indonesia ialah seluruh manusia yang menurut geopolitik telah ditentukan tiggal di kesatuan semua pulau Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Pada tahun 1926 Bung Karno menulis buku dalam Indonesia Muda, ��Nasionalisme, Islam, dan Marxisme��. Dalam tulisannya tersebut beliau lebih menekannkan aspek nasionalisme. Sejak awal beliau telah memastikan posisinya dalam tiga kekuatan itu. Menurutnya, suatu ide nasionalisme yang lebih dipertajam dengan tujuan-tujuan yang jelas akan dapat diterima semua dalam keadaan pergerakan pada waktu itu dan dengan itu mengorgaisasi kembali pergerakan. Baginya, gerakan-gerakan Islam, Marxis, dan Nasionalis di Indonesia berasal dari suatu dasar yang sama, yaitu hasrat kebangsaan untuk melawan kapitalisme dan imperialisme. 3 2.2.2 Menurut Drs. Mohammad Hatta Tanah air dalam pikiran Bung Hatta bukanlah sepotong geografi dan sederet masa lalu, tetapi sesuatu yang berkembang dengan kerja. Pada tahun 1928 ketika berumur 26 tahun dan masih menjadi mahasiswa di Rotterdam, Bung Hatta ditangkap pemerintah Belanda karena kegiatan politik. Ia dibawa ke depan Mahkamah di Den Haag. Dengan yakin Bung Hatta membacakan pleidoi dengan 3 Triwamwoto, Petrus Citra. Kewarganegaraan SMA Kelas 1. Grasindo. 2004: halaman 22-23 6 kalimat penutup, “Hanya satu tanah air yang dapat disebut tanah airku. Ia berkembang dengan usaha, dan usaha itu ialah usahaku.” Dalam rapat Indonesische Vereeniging, Bung Hatta dan teman-temannya menentukan untuk memberi nama tanah air ini “Indonesia”, dan bukan “HindiaBelanda”. Dengan kata itu memasuki kebangsaan sebagai proyek masa depan. Dengan itu apa yang dahulu disebut “Sumatera”, “Jawa”, “Islam”, atau “Kristen” telah meleleh. Gambar 2.2 Drs. Moh. Hatta Nasionalisme yang dipilih dengan sesuatu yang retrogresif, yang bergerak ke belakang seraya berpura-pura maju. Menjelang Perang Dunia ke-2, kaum militer Jepang mengibarkan nama nasionalisme yang seperti itu - nasionalisme yang mencari akar “keaslian” tidak henti-hentinya. Naziisme Hitler tidak jauh berbeda. Sebab itulah mereka agresif, karena “keaslian”, seperti halnya “kemurnian”, tidak mengehendaki percampuran. Sesuatu yang mustahil di abad ke-20. Dengan kata lain, sebuah nasionalisme yang tidak menutup pintu dengan
keras. Nasionlisme yang tidak memandang jauh, ke belakang dan ke dalam.4 4 Triwamwoto, Petrus Citra. Kewarganegaraan SMA Kelas 1. Grasindo. 2004: halaman 23-24 7 BAB III METODOLOGI PENULISAN Penyusunan karya tulis yang berjudul Lunturnya Nasionalisme Remaja Indonesia, penulis menggunakan metode-metode agar mendapat hasil yang baik dan optimal. Metodemetode yang digunakan antara lain : 3.1 Study Pustaka Dalam penulisan karya tulis yang berjudul Lunturnya Nasionalisme Remaja Indonesia, penulis menggunakan metode diskriptif dalam bentuk Study Pustaka. Dalam metode Study Pustaka ini penulis memperoleh data dari buku dan Internet. 3.2 Observasi Dalam metode ini dilakukan beberapa observasi lingkungan yang berkaitan dengan nasionalisme di kalangan remaja dengan meneliti langsung di SMA Negeri I Maospati kelas X, XI, dan XII sehingga dapat diketahui secara langsung jumlah remaja yang peduli dan tidak tentang makna nasionalisme. 3.3 Wawancara Dalam metode ini, media wawancara sangat diperlukan ketika perancangan dan pembuatan karya tulis. Baik konsultasi kepada guru pembimbing maupun dengan sumber-sumber lain yang dapat dijadikan referensi tambahan dan acuan terhadap tulisan yang dibuat. 8 BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan dan memperlihatkan bagian tubuh. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan, gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa. Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda, internet sudah menjadi santapan mereka sehari-hari. Jika digunakan dengan semestinya tentu memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan rugi. Dan sekarang, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs porno. Bukan hanya internet, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk
dengan menggunakan handphone. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati. Contoh nyata adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. 9 Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme sebagai berikut: 1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri. 2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya. 3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. 4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya. 5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa. Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa dan tetap memiliki rasa nasionalisme. 4.2 Hasil Pengamatan Nasionalisme di Kalangan Remaja Dari pengamatan rasa nasionalisme yang ada di kalangan remaja Indonesia, penulis mengambil sampel dari siswa kelas X, XI, dan XII SMA Negeri I Maospati. Berikut ini hasil pengamatannya: 1. Dengan adanya perkembangan zaman dan teknologi, kalangan remaja sekarang banyak terpengaruh dengan arus globalisasi. Apakah Anda setuju apabila internet dapat merusak moral remaja Indonesia? 0% 10% 20% 30% 40% 50% Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu Gambar 4.1 Grafik Pengamatan Nomor 1 10
2. Selain dengan hal-hal di atas, handphone juga dapat merusak nilai-nilai nasionalisme di kalangan remaja Indonesia? 0% 10% 20% 30% 40% 50% Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu Gambar 4.2 Grafik Pengamatan Nomor 2 3. Sekarang banyak remaja yang mengkonsumsi rokok dan narkoba. Kata mereka, jika tidak mengkonsumsinya maka mereka tidak gaul dan disebut banci. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu Gambar 4.3 Grafik Pengamatan Nomor 3 4. Saat upacara bendera banyak siswa yang tidak khitmad dalam menjalanjkan upacara tersebut. Sehingga dapat menggangu jalannya upacara dan berkurangnya rasa nasionalisme. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu Gambar 4.4 Grafik Pengamatan Nomor 4 5. Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa sekarang banyak remaja yang tidak peduli kepada negara, sehingga mereka tidak mempunyai rasa nasionalisme. 11 0%
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu Gambar 4.5 Grafik Pengamatan Nomor 5 Dari data pengamatan di atas dapat disimpulkan moral dan rasa nasionalisme remaja Indonesia telah merosot atau menurun dengan tajam. 4.3 Manfaat Rasa Nasionalisme Bagi Remaja Indonesia Rasa nasionalisme harus ditanamkan sejak dini pada seorang remaja. Hal itu berguna bagi perkembangan negeri dan bangsa, seperti : 1. Menjaga kelestarian budaya Indonesia. 2. Melindungi wilayah-wilayah kekuasaan Indonesia agar tetap utuh. 3. Menambah rasa persatuan dan kesatuan di kalangan masayarakat khususnya remaja Indonesia. 4.4 Ciri-Ciri Menurunnya Rasa Nasionalisme Dalam Diri Remaja Indonesia Saat ini sangat banyak remaja Indonesia yang mengalami penurunan dalam mengembangkan rasa nasionalisme kepada negara Indonesia. Ciri-ciri dari penurunan rasa nasionalisme remaja tersebut antara lain, lebih menyukai gaya hidup bangsa barat, misal mereka selalu ingin hidup bebas tanpa batas atau sekehendanya sendiri untuk melakukan hal yang melanggar norma dan nilai sosial yang ada di masyarakat. Selain itu ciri-ciri yang lain adalah mereka bersikap apatis terhadap lingkungan atau merasa acuh tak acuh pada lingkungan masyarakat. Ciri-ciri yang terakhir adalah mereka tidak pernah berpartisipasi dalam kehidupan sosial seperti saat ada sebuah acara di dalam masyarakat mereka tidak pernah mau untuk mengikuti acara-acara tersebut, misal kegiatan kerja bakti, organisasi remaja (Karang Taruna) dan kegiatan-kegiatan yang lain yang mereka anggap tidak penting. 12 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisa yang telah dilakukan mengenai cara mengatasi Lunturnya Nasionalisme Remaja Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Banyak remaja Indonesia yang tidak peduli terhadap bangsa dan negara Indonesia. 2. Menurunnya rasa nasionalisme di kalangan remaja Indonesia disebabkan oleh arus globalisasi negatif yang mewabah di Indonesia. 3. Rasa nasionalisme yang tinggi bermanfaat bagi nusa dan bangsa misal menjaga wilayah dan kebudayaan Indonesia. 4. Ciri-ciri menurunnya rasa nasionalisme remaja Indonesia adalah lebih menyukai gaya hidup bangsa barat, apatis terhadap lingkungan, dan tidak pernah berpartisipasi dalam kehidupan sosial. 5.1 Saran – Saran
Setiap hasil karya tidak ada yang sempurna dan pasti mempunyai beberapa kekurangan. Adapun saran-saran untuk kemajuan karya tulis yang telah dibuat oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, setelah melakukan observasi dari suatu tempat penulis harus memeriksa kembali apakah data-data yang dibutuhkan sudah cukup. 2.Agar dalam penyampaian tulisan dapat dipahami dengan mudah maka penulis perlu menjelaskan tiap-tiap bahan observasi secara terperinci.
DAFTAR PUSTAKA 1989. Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid. 3. Jakarta: Cipta Adi Pustaka. Artikel non personal. 2002. Penyadaran Pentingnya Nasionalisme. http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/2002October/000578.html Artikel non Personal. 2007. Nasionalisme Kaum Muda Indonesia. http://carockroro.multiply.com/journal/item/4/NASIONALISME_K AUM_MUDA_INDONESIA Artikel non personal. 2009. Merangsang Spirit Hero Kalangan Muda. http://www.dutamasyarakat.com/artikel-21843-merangsang-spiritherokalangan-muda.html Artikel non personal. 2010. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda. http://rizkicrew.ngeblogs.com/2010/01/04/pengaruh-globalisasiterhadapnilai-nasionalisme-di-kalangan-generasi-muda/ Artikel non personal. Generasi Muda Penentu Masa Depan Bangsa. Integritas Universitas Mulawarman. Samarinda. Agustus 2008. Dkk, Wahyuingsih. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan SMA / MA Kelas X Semester 1. Solo: CV Sindunata. Jamli, Edison, dkk. 2005. Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Akasara. Pontoh, Coen Husain. 2003. Akhir Globalisasi. Jakarta: C-Books. Suteng, Bambang, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Triwamwoto, Petrus Citra. 2004. Kewarganegaraan SMA Kelas 1. Jakarta: PT Grasindo. ISME INDONESIA