Pembentukan Malaysia berasaskan unsur patriotisme rakyatnya
mm
Soal prajab nasionalisme
Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila Universitas Jember
Peran Pemuda Dan Nasionalisme
tugas
.
NASIONALISME YANG BERLEBIHAN TERNYATA AKAN MENABRAK DEMOKRASI
Nasionalisme berasal dari kata ‘natio’ yaitu ban gsa yang dipersatukan karena kelahiran. Dapat dikatakan, nasionalisme adalah suatu pandangan yang menganggap bangsa sebagai bentuk yang ideal dan organisasi politiknya. Bangsa sendiri, dipahami sebagai suatu azas akal yang terdiri dari dua hal : (1) rakyat itu dulunya harus bersama-sama menjalani satu riwayat; (2) rakyat itu sekarang harus memiliki kemauan, keinginan hidup menjadi satu. Bukan jenis (ras), bukan bahasa, bukan b ukan agama, bukan b ukan pula batasbatas batas -batas negeri yang menjadikan “bangsa” “ban gsa” itu tapi bangsa itu adalah suatu persatuan perangai peran gai yang terjadi dari persatuan p ersatuan hal-ihwal hal -ihwal yang dijalani oleh rakyat itu. itu.[41] Yang menjadi pokok dan dasar dari nasionalisme itu adalah “national “national consciousness consciousness ”. Karena itu dapat dikatakan, nasionalisme adalah formalisasi dari kesadaran nasional. Selanjutnya kesadaran nasional inilah yang membentuk membentuk ‘nation ‘nation’’ dalam arti politik yaitu Negara nasional. Nasionalisme merupakan suatu gerakan sosial dan politik. Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan. Nasionalisme sebagai pencetusan kesadaran nasional mengandung cita-cita yang mendorong dan merangsang suatu bangsa. Lebih lanjut mengenai nasionalisme, Hertz memberikan uraian mengenai empat macam citacita nasionalisme yaitu: 1. Perjuangan untuk mewujudkan persatuan nasional yang meliputi persatuan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, keagamaan, kebudayaan, dan persekutuan serta solidaritas; 2. Perjuangan untuk mewujudkan kebebasan nasional yang meliputi kebebasan dari penguasaan asing atau campur tangan dari dunia luar dan kebebasan dari kekuatan intern yang tidak bersifat nasional atau yang hendak mengesampingkan bangsa dan Negara; 3. Perjuangan untuk mewujudkan kesendirian, pembedaan, individualitas, keaslian dan keistimewaan;
4. Perjuangan untuk mewujudkan pembedaan di antara bangsa tertentu, pada ujungnya juga meliputi perjuangan untuk memperoleh kehormatan, kewibawan, gengsi dan pengaruh. Dan perjuangan untuk menimbulkan perbedaan ini adalah cita-cita yang paling kuat.[42] Di balik segala kelebihannya, paham ini bila dilihat ke depan ditakutkan akan melahirkan konsep yang terlalu memuja dan memberi kekuasaan yang sangat tinggi kepada Negara hingga akan membentuk embrio dari fasisme dan pemerintah yang totaliter karena kekuasaan yang terlalu lama kepada pemimpin bangsa (presiden, pen) bisa membawa kepada pemerintahan tangan besi walaupun mereka menggapnya sebagai pemerintahan yang untuk rakyat dan bersifat kekeluargaan contohnya Presiden Soekarno yang mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup dengan TAP MPRS. Penulis dengan mengambil sampel Presiden Soekarno yang mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup dengan latar belakang penerapan ideologi nasionalisme dahulunya setelah terlepas dari imperalisme dan kolonialisme penjajah akhirnya menjadi “setengah fasis” dengan demokrasi terpimpinnya dan tentunya bertabrakan dengan esensi demokrasi itu sendiri yaitu pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat