BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Pengertian - ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie atau ekimosis di kulit/ selaput lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak diketahui (ITP pada anak tersering terjadi pada umur 2 – 8 tahun), lebih sering terjadi pada wanita (Kapita selekta kedokteran jilid 2). - ITP adalah Suatu ganguan autoimun yang ditandai dengan trombositopeni yang menetap (angka trombosit darah kurang dari 150.000/uL), akibat autoantibody yang mengikat antigentrombosit menyebabkan destruksi premature trombosit dalam system retikuloendotel terutama di limpa (Buku ajar lmu penyakit dalam jilid II edisi IV, 2006). 2. Etiologi a. Penyebab pasti belum diketahui (idiopatik). b. Tetapi kemungkinan akibat dari: •
Hipersplenisme, infeksi virus.
•
Intoksikasi makanan / obat (asetosal para amino salisilat
(PAS). Fenil butazon, diamokkina, sedormid). •
Bahan kimia, pengaruh fisi (radiasi, panas).
•
Kekurangan faktor pematangan (malnutrisi).
•
Koagulasi intra vascular diseminata CKID, Autoimnue.
3. Jenis ITP a. Akut. Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.
1
Timbulnya penyakit mendadak, riwayat infeksi sering mengalami perdarahan berulang. Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi spontan). Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya. b. Kronik Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah diagnosis. Awitan tersembunyi dan berbahaya. Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit. Bentuk ini terutama pada orang dewasa
Tabel Perbedaan ITP akut dengan ITP kronik (Bakta, 2006; Mehta, et. al, 2006) ITP akut
ITP kronik
Awal penyakit
2-6 tahun
20-40 tahun
Rasio L:P
1:1
1:2-3
Trombosit
<20.000/mL
30.000-100.000/mL
Lama penyakit
2-6 minggu
Beberapa tahun
Perdarahan
Berulang
Beberapa hari/minggu
4. Manifestasi klinis Awitan biasanya akut dengan gambaran sebagai berikut: a. Masa prodormal, keletihan, demam dan nyeri abdomen. b. Secara spontan timbul petekie dan ekimosis pada kulit. c. Epistaksis. d. Perdarahan mukosa mulut. e. Menoragia.
2
f. Memar. g. Anemia terjadi jika banyak darah yang hilang karena perdarahan. h. Hematuria. i. Melana. 6. Pemeriksaan penunjang a. Hitung darah lengkap dan jumlah trombosit menunjukkan penurunan hemoglobin, hematokrit, trombosit (trombosit di bawah 20 ribu/ mm3). b. Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik hipokrom. c. Leukosit biasanya normal: bila terjadi perdarahan hebat dapat terjadi leukositosis. Ringan pada keadaan lama: limfositosis relative dan leucopenia ringan. d. Sum-sum tulang biasanya normal, tetapi megakariosit muda dapat bertambah dengan maturation arrest pada stadium megakariosit. e. Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, retraksi pembekuan abnormal, prothrombin consumption memendek. 7. Penatalaksanaan Terapi awal PTI (standart) a. Prednison Terapi awal PTI dengan prednisolon atau prednison dosis 1,0 – 1,5 mg/kgBB/hari selama 2 miggu. Bila dalam 2 minggu respon baik kortikoteroid dilanjutkan sampai dengan 1 bulan kemudian tapering. Kriteria respon awal adalah peningkatan trombosit < 30.000/mL b. Imunoglobulin Intravena Imunoglobulin Intravena dosis 1 gr/kg elama 2 - 3 harinberturut-turut digunakan bila terjadi perdarahan internal, saat trombosit < 5.000/mL meskipun telah mendapat terapi kortikosteroid dalam beberapa hari atau adanya purpura yang progresif. Mekanisme kerja Imunoglobulin Intravena
3
pada PTI masih belum banyak diketahui namun meliputi blockade fc reseptor , anti idiotype antibodies pada Imunoglobulin Intravena yang menghambat ikatan autoantibody dengan trombosit yang bersirkulasi dan imunosupresi. c. Splenektomi Indikasikasinya: Resisten thd pemberian kortikosteroid & imunosupresif selama 2–3 bln. Remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan pemberian kortikosteroid saja dengan gambaran klinis sedang sampai berat. Penderita yang menunjukkan respon terhadap kortikosteroid namun perlu dosis tinggi untuk mempertahankan klinis yang baik tanpa perdarahan. Kontra indikasi: Anak usia sebelum 2 tahun: fungsi limpa terhadap infeksi belum dapat diambil alih oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar getah bening dan thymus)
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN Proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan pelayanan asuhan keperawatan dan juga sebagai alat dalam melaksanakan praktek keperawatan yang terdiri dari lima tahap yang meliputi: pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. 1. Pengkajian. Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian. Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan yaitu: pengumpulan data, pengelompokkan data, perumusan diagnosa keperawatan.
4
A. Pengumpulan data. Secara tehnis pengumpulan data di lakukan melalui anamnesa baik pada klien, keluarga maupun orang terdekat dengan klien. Pemeriksaan fisik di lakukan dengan cara , inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. 1) Identitas 2) Pola Pemenuhan Kebutuhan dasar. a.
Kebutuhan Nutrisi Penurunan masukan diet, mual dan muntah (tanda: turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas).
b.
Kebutuhan Aktivitas/istirahat. Keletihan, kelemahan, malaise umum, nyeri abdomen, sakit kepala, toleransi terhadap latihan rendah (tandanya: takikardia/takipnea, dispnea pada beraktivitas/istirahat), kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
c.
Kebutuhan Eliminasi Klien akan mengalami perubahan dalam cara eliminasi yang semula bisa ke kamar mandi, karena lemah serta dengan adanya penata laksanaan perawatan sehingga kalau mau BAB dan BAK harus ditempat tidur dengan
suatu alat. Dengan adanya perubahan tersebut klien tidak terbiasa sehingga akan mengganggu proses aliminasi. 3) Pemeriksaan fisik a. Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000. b. Tanda-tanda perdarahan.
Petekie terjadi spontan.
Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor.
Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran pernafasan.
Menoragie.
Hematuria.
5
Perdarahan gastrointestinal.
d. Sistem pernafasan. Gejala: nafas pendek pada istirahat dan aktivitas (tanda: takipnea, dispnea) e. Sistem sirkulasi. Gejala: Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat (tandanya: palpitasi/takikardia kompensasi, tekanan darah: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil) d. Sistem persyarafan Gejala: sakit kepala, pusing, kelemahan, penurunan penglihatan (tanda : epistaksis, mental: tak mampu berespons (lambat dan dangkal). e. Sistem pencernaan Gejala: Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare, konstipasi (tandanya: distensi abdomen). J. Sistem Integument Gejala: Penyembuhan luka buruk sering infeksi, transfusi darah sebelumnya (tanda: petekie, ekimosis).
4) Riwayat Psikososial Integritas ego: Keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan: penolakan transfusi darah B. Analisa. Setelah data di kumpulkan kemudian dikelompokkan menurut data subjektif yaitu data yang didapat dari pasien sendiri dalm hal komukasi atau data verbal dan objektiv yaitu data yang didapat dari pengamatan, observasi, pengukuran dan hasil pemeriksaan radiologi maupun laboratorium. Dari hasil analisa data dapat disimpulkan masalah yang di alami oleh klien. C. Diagnosa Keperawatan.
6
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah klien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan, yang pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat untuk melakukannya. Masalah keperawatan yang muncul: a. Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel. c. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah. d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. e. Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi. f. Resiko perdarahan
D. Perencanaan Keperawatan. Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan di laksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. a. Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. Tujuan: Menghilangkan mual dan muntah Kriteria standart: Menunjukkan berat badan stabil Intervensi keperawatan:
7
1) Berikan nutrisi yang adekuat secara kualitas maupun kuantitas. Rasional: mencukupi kebutuhan kalori setiap hari. 2) Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering. Rasional: porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan yang sesuai dengan kalori. 3) Pantau pemasukan makanan dan timbang berat badan setiap hari. Rasional:
anoreksia
dan
kelemahan
dapat
mengakibatkan
penurunan berat badan dan malnutrisi yang serius. 4) Lakukan konsultasi dengan ahli diet. Rasional: sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. 5) Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makan sesuai dengan indikasi. Rasional:
meningkatkan
rasa
keterlibatannya,
memberikan
informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien
b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel. Tujuan: Tekanan darah normal, pangisian kapiler baik. Kriteria standart: Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan dengan TTV stabil. Intervensi keperawatan: 1) Awasi TTV, kaji pengisian kapiler. Rasional: memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan 8
intervensi. 2) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. Rasional: meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. 3) Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangasang. Rasional: dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia. 4) Awasi upaya parnafasan, auskultasi bunyi nafas. Rasional: dispne karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung. c. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah. Tujuan: Mengurangi distress pernafasan. Kriteria standart: Mempertahankan pola pernafasan normal/efektif Intervensi keperawatan: 1) Kaji/ wasi frekuensi pernafasan, kedalaman dan irama. Rasional: perubahan (seperti takipnea, dispnea, penggunaan otot aksesoris)
dapat
menindikasikan
berlanjutnya
keterlibatan/pengaruh pernafasan yang membutuhkan upaya intervensi. 2) Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman. Rasional: memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja pernafasan dan menurunkan resiko aspirasi. 3) Beri posisi dan Bantu ubah posisi secara periodic. Rasional:
meningkatkan
areasi
semua
segmen
paru
dan
mobilisasikan sekresi. 4) Bantu dengan teknik nafas dalam. Rasional: membantu meningkatkan difusi gas dan ekspansi jalan nafas kecil.
9
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. Tujuan: Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas. Kriteria standart: Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas. Intervensi keperawatan: 1) Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas normal, catat laporan kelemahan, keletihan. Rasional: mempengaruhi pilihan intervensi. 2) Awasi TD, nadi, pernafasan. Rasional: manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk emmbawa jumlah oksigen ke jaringan. 3) Berikan lingkungan tenang. Rasional: meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh. 4) Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing. Rasional: hipotensi postural/hipoksin serebral menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cedera. e. Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi. Tujuan: Pemahaman dan penerimaan terhadap program pengobatan yang diresepkan. Kriteria standart: Menyatakan pemahaman proses penyakit, faham akan prosedur dagnostik dan rencana pengobatan. Intervensi keperawatan: 1) Berikan informasi tntang ITP. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya ITP. Rasional: memberikan dasar pengetahuan sehingga keluarga / pasien dapat membuat pilihan yang tepat. 2) Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic.
10
Rasional: ketidak tahuan meningkatkan stress. 3) Jelaskan
bahwa
darah
yang
diambil
untuk
pemeriksaan
laboratorium tidak akan memperburuk ITP. Rasional: merupakan kekwatiran yang tidak diungkapkan yang dapat memperkuat ansietas pasien / keluarga. f.
Potensial komplikasi: Perdarahan berhubungan dengan trombositopenia Tujuan: pasien menunjukkan tidak terjadi perdarahan lebih lanjut setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan Kriteria hasil: - Kulit/mukosa tidak pucat/anemis - Akral hangat - Tidak ada petechie, ekimosis dan purpura - Tidak ada perdarahan pada gusi, epiktasis, melena, hematemesis - Jumlah trombosit dalam batas normal - TTV dalam batas normal (nadi 60-100x/mnt, TD 120/80 mmHg)
Intervensi : 1) Jelaskan pada pasien/keluarga tentang tanda-tanda perdarahan yang
mungkin dialami. Rasional: terjadinya kelainan pada trombosit sehingga terjadi trombositopenia yang mudah terjadi perdarahan 2) Anjurkan pasien/keluarga jika memakai sikat gigi mengunakan sikat gigi yang lembut/halus untuk menghindari perlukaan/perdarahan pada gusi Rasional: Adanya trombositopeni memudahkan terjadinya perdarahan. Salah satu pencegahannya adalah dengan menggunakan sikat gigi halus untuk mengurangi resiko trauma pada gusi 3) Kolaborasi dengan dokter dalam :
a. Pemeriksaan lab (jumlah trombosit) Rasional:
Pada ITP terjadi penurunan trombosit yang disebabkan
karena adanya destruksi trombosit akibat autoantibody yang mengikat antigen trombosit menyebabkan destruksi premature trombosit dalam
11
system retikuloendotel terutama di limpa yang mengakibatkan perdarahan b. Pemberian obat kortikosteroid c. Observasi trombosit
Rasional: Sedangkan trombositopeni terjadi karena destruksi trombosit akibat autoantibody yang mengikat antigen trombosit menyebabkan destruksi premature trombosit dalam system retikuloendotel d. Observasi: Tanda-tanda perdarahan seperti ptechie/ekimosis/purpura, epiktasis, perdarahan pada gusi, melena atau hematosesia, hematemesis Rasional:
Trombositopeni
dapat
mengakibatkan
terjadinya
ptechie/ekimosis/purpura, epiktasis, perdarahan gusi, melena, hematemesis TTV (nadi,TD)
12
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito , Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan . Edisi 2 . Jakarta: EGC.
Marylin E doengoes. 2000. Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencanaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Price,Sylvia Anderson. 1999. Patofisologi : Konsep Klinis Proses – Proses penyakit. Alih bahasa: Peter Anugrah. Edisi 4. Jakarta:EGC.
Aru, W sudoyo, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departeman Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Syamsuhidayat & Wim de jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta: EGC. http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/18/idiopatik trombositopenik-purpura/
13
BAB 2 LAPORAN KASUS
I. PENGKAJIAN Pengkajian diambil
: 21 Februari 2011.
Tanggal MRS
: 18 Februari 2011.
Diagnosa Masuk
: ITP + KP + Dispepsia
No. RM
: 11IP122
A. IDENTITAS PASIEN Nama
: Tn. A.K
Usia
: 55 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
Status
: Menikah.
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Pendidikan
: Tamat SMA
Pekerjaan
: Pegawai PTP. X Jember
Alamat
: Jember
Penanggung Jawab
: Tanggungan PTP
B. RIWAYAT KEPERAWATAN 1. Keluhan Utama
14
Jam: 15.00
Pasien mengungkapkan sejak masuk RS. Siloam belum bisa BAB dan perut terasa tidak enak. 2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien MRS di RS Perkebunan Jember pada tanggal, 16-2-2011 dengan keluhan badan meriang, mual +, muntah +, badan lemah dan hasil trombosit 95.000 /uL (pasien MRS ke 5 karena trombositopeni sejak tahun 2008 ). Karena pasien sering mempunyai riwayat trombositopeni oleh dokter pasien dirujuk ke RS Siloam Surabaya pada tanggal 18-2-2011. KU pasien pada saat di ruang AE pasien mengeluh badan meriang, mual, muntah, badan lemah, pusing, batuk, TD 140/80 mmHg, N 75 x/mnt, suhu 36 8C, RR 20 x/mnt, Sp02 99%, GCS 4-5-6 pupil isokor 2/2. Kemudian pasien dibawa ke ruang perawatan di Lantai 2 lama dengan KU pasien GCS E4-V5-M6, pupil isokor TD 100/60 mmHg, N 75 x/mnt, suhu 36 8C, RR 20 x/mnt, GCS E4-V5-M6 pupil isokor 2/2. TB 170 kg, BB 50 kg. 3. Riwayat Penyakit Sebelumnya Pasien mengungkapkan mempunyai riwayat trombosit rendah mulai tahun 2008 yaitu 95.000 MRS selama 1 minggu dengan keluhan badan meriang, mual, muntah, badan lemah dan pusing. Pada bulan Juli tahun 2011 pasien MRS selama 1 mg dengan keluhan sama dan trombositnya 83.000, pada bulan Oktober 2010 pasien ada benjolan di leher oleh dokter dilakukan pengambilan cairan di leher dan hasil pemeriksaan ada TB dan diberikan obat TB Rimfamicin 3X1 tab. Dan pasien MRS pada bulan November 2011 (hasil trombosit 54.000), bulan Desember 2011 (hasil trombosit 54.000), bulan Januari 2011 (hasil trombosit 62.000) dan terakhir bulan Februari 2011 (hasil trombosit 95.000), dengan keluhan sama yaitu badan meriang, mual, muntah, badan lemah dan pusing dan dengan trombosit rendah. Pasien mempunyai riwayat minum obat TB (OAT) < 6 bulan, dan tanggal 18 Februari dari hasil pemeriksaan cairan limfe di leher TB negative obat-obat OAT stop. 4. Riwayat Penyakit Keluarga
15
Pasien mengungkapkan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat trombosit rendah 5. Riwayat Alergi Pasien mempunyai alergi obat Penicillin yaitu setelah suntuk kulit merah-merah.
C. DATA PSIKOSOSIAL- SPIRITUAL Psiko Pasien mengungkapkan bahwa pasien sudah mengerti tentang penyakitnya dari dokter yaitu trombosit yang rendah dan dokter akan mencari penyebabnya. Sosial Hubungan pasien dengan anak serta istrinya baik, saat dirawat di RS, pasien selalu di tunggu oleh istrinya dan saudara dari pasien /istrinya juga datang untuk menjenguk. Spiritual Istri pasien mengungkapkan kalau suaminya rajin ikut kegiatan keagamaan di Masjid tetapi sejak sakit kegiatannya dikurangi pada saat pasien sakit, pasien hanya berdoa di tempat tidur. D. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR a. Kebutuhan Nutrisi. Di Rumah Pasien mengungkapkan saat di
Di Rumah Sakit Selama di RS pasien sudah 2 hari ini
16
rumah pasien makan 3 kali perhari,
bisa menghabiskan porsi makan yang
Pasien mengungkapkan suka pada
disediakan oleh RS. Pasien mendapat
semua jenis makanan, dan tidak per-
infus 500 cc Asering + 1000 cc Clinimic
nah alergi terhadap makanan terten-
dan 200 cc Ivelip 20%/24 jam.
tu. Pasien minum ± 1500 cc/hr, jenis: air putih, dan kopi. b.
Kebutuhan Aktivitas dan Istirahat. Di Rumah Di Rumah Sakit Aktivitas: Saat di kaji pasien bedrest, pePasien mengungkapkan aktivitas sehari – menuhan kebutuhan dasar pasien seharinya dari pagi sampai sore pasien
bagian dibantu oleh perawat dan
bekerja di kantor PTP.
keluarga.
Istirahat:
Saat di RS pasien lebih banyak wak-
Pasien mengungkapkan kalau siang hari
tu untuk istirahat.
istirahat 2 jam dan malam hari tidur dari jam 22.00-05.00 . c. Kebutuhan Eliminasi. Di Rumah Istri pasien mengungkapkan saat di rumah
Di Rumah Sakit Selama pasien dirawat di RS ,
BAB teratur 1 kali/hr dengan konsistensi
pasien belum BAB sudah 4 hari,
feces lembek, warna normal. Frekuensi
BAK 5-8 kali/hr.
BAK 5-6 kali/hr , warna kencingnya coklat seperti tea. E. PEMERIKSAAN FISIK Review Of System Keadaan Umum : Baik Kesadaran
: GCS E4-V5-M6 (letargi), pupil isokor 2/2
TTV
: TD 120/70 mm Hg, Nadi 88 x/mnt, Suhu 36 5C, RR 18 x/mnt Sistem Pernafasan
17
Bentuk dada simetris, ekspansi paru maksimal, saat auskultasi suara nafas vesikuler, tidak terdengar suara nafas tambahan, perkusi paru terdengar suara sonor, frekuensi nafas: 18 x/mnt Sistem Sirkulasi Terdengar bunyi jantung S1 dan S2 tunggal jelas di mid clavicula sinistra ICS 4-5. Akral hangat, merah, lembab, CRT 2 detik, konjungtiva merah muda, dan tidak ada epistaksis. Sistem Neurologi Kesadaran GCS: E4-V5-M6, pupil isokor 2/2. Sistem Pencernaan Saat palpasi tidak ada pembesaran hepar dan spleen, tidak teraba nyeri, suara abdomen tympani, peristaltik usus 10 x/mnt, tidak ada perdarahan pada gusi, tidak ada melena, ada distensi abdomen dan teraba skibala pada perut bagian kiri bawah Sistem Integumen Adanya ekimosis sedikit pada tangan bekas pengambilan darah. Sistem Musculoskeletal 5
5
5
5
Skala kekuatan otot 5 dimana ekstremitas pasien dapat
melawan gravitasi dengan kekuatan penuh
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG MEDIS Hasil FNA dari Laboratorium Jember tanggal, 7 Januari 2011: Adanya pembesaran kelenjar getah bening di leher kanan, kenyal diameter 1X1 cm dan 2X1,5 cm. Kesimpulan: Reactive Lymphadenopathy. Hasil USG Abdomen tanggal, 6 Januari 2011: Saat ini dalam batas normal.
Pemeriksaan Darah ( 16 – 02 – 2011 ) dari Laboratorium Jember Klinik Jenis Pemeriksaan Hb Leukosit Thrombosit PCV
Hasil Normal 12,9 12.500 95.000 40,9%
18
Hasil Pemeriksaan 13,5 - 18 4.500 – 11.000 150.000 – 450.000 45 – 54%
Pemeriksaan Darah ( 18 – 02 – 2011 ) dari Laboratorium Jember Klinik Jenis Pemeriksaan Hasil Normal Hb 11,9 Leukosit 6.700 Thrombosit 89.000 PCV 37,6% Pemeriksaan Darah ( 21 – 02 – 2011 ) di RS Siloam Jenis Pemeriksaan Lekosit Eritrosit Hb PCV MCV MCH MCHC RDW-SD RDW-CV
Hasil Normal 3,80 – 10,60 x 103/UL 4,50 – 5,50 x 106/UL 13,2 – 17,3 g/dL 40,0 – 50,0% 84,0 – 96,0 fl 28,0 – 34,0 pg 32,0 – 36,0 g/dl 35,0 - 37,0 fl 11,5 – 14,5%
Hasil Pemeriksaan 13,5 - 18 4.500 – 11.000 150.000 – 450.000 45 – 54% Hasil Pemeriksaan 9,35 x 103/UL 5,00 x 106/UL 12,6 g/dL 40% 80,2 fl 25,2 pg 31,4 g/dl 48,6 fl 16,8%
Pemeriksaan Darah ( 21 – 02 – 2011 ) di RS Siloam Hitung Jenis Darah Jenis Pemeriksaan Eosinofil Basofil Neutrofil Limfosit Monosit Thrombosit PDV MPV Laju endap darah
Hasil Normal 0,0% 0,0% 84,0% 10,0% 6,0%
Hasil Pemeriksaan 2,0 – 4,0% 0,0 – 1,0% 50,0 – 70,0% 20,0 – 40,0% 2,0 – 8,0%
292 x 103/L 17,7 fl 12,5 fl 8 mm
126 x 103/L 9,0 – 13,0 fl 7,2 – 11,1 fl 0 – 15 mm
Hasil ECG tanggal, 18 Februari 2011: Normal
Hasil Thorax foto tanggal, 19 Februari 2011 Cor
: Bentuk dan ukuran normal
Pulmo : Tak tampak infiltrate Kesimpulan
: Tak tampak proses spesifik.
Pemeriksaan Darah ( 21 – 02 – 2011 ) di RS Siloam Gambaran Darah Tepi Eritrosit: Normokrom normositer, anisositosis, anisokrom. 19
Leukosit: Kesan jauh normal, Netrofilia Blast negative Trombosit: Kesan jumlah cukup, distribusi tidak merata, tampak trombosit
bergerombol. Kesan: Terdapat kelainan ukuran dan warna eritrosit dan adanya Netrofilia
G. PENATALAKSANAAN – TERAPI 1. Prednox 16 mg (prednison yang digunakan pada kasus demam rematik, aler-
gi, asma, SLE) 3X1 tab/24jam 2. Socef 1 gr 2X1 IV/24 jam 3. Cedantron 4 mg (ondansetron HCL, indikasi tukak lambung dan usus 12 jari)
2X1 IV/24 jam 4. Prosogan (onsoprazole, indikasi ulkus duodenum, ulkus lambung, refluks es-
ofagositis) 2X1 IV/24 jam 5. Cairan Infus 500 cc Asering + 1000 cc Clinimic 5,5% (mengandung amino
acid, elektrolit, glukosa 15%) dan 200 cc Ivelip 20%/24 jam II. ANALISA DATA
No 1
Tgl
Data
Kemungkinan penyebab
Pasien mengungkapkan sejak
Imobilisasi
Masalah keperawatan
21/02/ S: 2011
Konstipasi
masuk RS belum bisa BAB dan perut tidak enak.
Penurunan peristaltik usus
O: - Teraba skibala pada perut
2.
bagian kiri bawah
Konstipasi
21/2/
- Bising usus 10X/mnt S: -
Gangguan autoimun
2011
O: - Adanya ekimosis sedikit pada tangan bekas pengam-
Resiko Adanya antibodi glikoprotein pada permukaan trombosit
bilan darah.
Terbentuk Autoantibodi
- Jumlah trombosit 89 x103 /µL.
Makrofag akan merusak
20
Perdarahan
- TD 120/70 mm Hg
glikoprotein IIb/IIIa pada trombosit
- Nadi: 88 x/mnt
Trombositopeni Resiko perdarahan
III. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
No 1
Diagnosa keperawatan Konstipasi sehubungan dengan imobilisasi yang ditandi dengan Pasien mengungkapkan sejak masuk RS belum bisa BAB dan perut tidak enak, teraba skibala pada perut bagian kiri bawah.
2
Resiko perdarahan sehubungan dengan trombositopeni.
21
IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Hari/
Masalah
tgl
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Waktu
Implementasi
Evaluasi
Paraf
25
21/2/ Konstipasi Setelah dilakukan1. Pastikan kebiasaan de- 15.10 Menanyakan ke pasien Tanggal, ETIK sehubungan dengan tindakan perawatan fekasi dan gaya hidup bagaimana kebiasaan 22 /2/2011 2011 imobilisasi yang selama 1 hari masalah sebelumnya BAB selama ini Masalah terditandi dengan teratasi dengan R/ Memantau dalam atasi dengan Pasien kriteria: pembentukan kebiasaan kriteria: mengungkapkan o Pasien men- defkasi Menanyakan ke pasien Pasien melasejak masuk RS 15.15 apakah selama di RS porkan sudah gungkapkan sudah 2. Kaji ulang pola diet dan belum bisa BAB dan bisa BAB makan cukup bisa BAB dan pejumlah masukan cairan perut tidak enak, mengandung serat dan rut terasa enak. o Perut terasa enak teraba skibala pada o Tidak minum cukup teraba R/ Masukan yang adekuat dari serat dan cairan perut bagian kiri skibala. adalah faktor penting bawah. dalam menentukan konsistensi faeces. Menyediakan air putih 3. Motivasi asupan cairan di dekat pasien dan sedikitnya 2 lt/hr kecuali menganjurkan istri ada kontraindikasi. 15.15 pasien untuk mencatat R/ Faktor penting dalam jumlah air yang menentukan konsistensi diminum pasien. faeces.
4. Anjurkan minum air hangat 30 mnt sebelum
22
Menganjurkan pasien untuk minum air hangat 30 mnt sebelum
sarapan. R/ Cairan ini dapat menstimulus untuk keluarnya faeses.
26
5. Motivasi pasien untuk melakukan mobilisasi R/ Membantu meningkatkan peristaltik usus
sarapan 05.00 Menginformasikan pasien bila perlu air panas bisa minta ke perawat.
Membantu pasien untuk merubah posisi tubuh dari satu sisi ke 15.30 sisi lain
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi fleet enema R/ membantu meningkatkan peristaltik usus.
Resiko perdarahan sehubungan dengan
1. Jelaskan
pada pasien/keluarga tentang kemungkinan perdarahan
23
Menjelaskan pada pasien bahwa jika terjadi penurunan jumlah trombosit
21/2/ trombositopeni 2011
spontan jika terjadi trom- 15.20 terus menerus maka akan mengakibatkan perdarabositopeni. Tanggal, han di dalam sistem R/Pasien/keluarga dapat pencernaan yang dapat 23/2/2011 kooperatif dan membantu keluar melalui mulut, untuk tidak terjadinya dan anus. Dapat juga ter- Masalah tidak perdarahan. jadi perdarahan di gusi terjadi dengan
27
kriteria: Tujuan : pasien dan hidung. Kulit/mukosa menunjukkan tidak Menganjurkan pasien un- tidak pucat terjadi perdarahan tuk tirah baring agar men- /anemis lebih lanjut setelah gurangi terjadinya per- - Akral hangat dilakukan tindakan 2. Anjurkan pasien untuk - Tidak ada perdarahan karena luka sementara tirah baring . keperawatan selama darahan pada R/ dengan tirah baring 2x24 jam dengan gusi, epiktasis, mencegah terjadinya per- 15.25 Menganjurkan pasien kriteria hasil: melena, hedarahan akibat jatuh atau - Kulit/mukosa tidak memakai sikat gigi yang matemesis luka karena melakukan lembut agar tidak terjadi pucat /anemis - Jumlah tromaktivitas. perdarahan gusi - Akral hangat bosit mengala- Tidak ada perdarahan mi kenaikkan 3. Anjurkan pasien/keluarpada gusi, epiktasis, 178 X 103 /µL, ga jika memakai sikat 15.25 melena, hematemesis Hb 13,0 gr/dl. gigi menggunakan sikat - Jumlah trombosit dan - TD 130/80 gigi yang lembut/halus Hb dalam batas normmHg, N untuk menghindari permal (150-400 x103 88x/mnt. lukaan/perdarahan pada /µL) gusi - TTV dalam batas norR/ Dengan trombosit yang mal (nadi 60rendah mudah terjadi 100x/mnt, TD: sistoperdarahan. Salah satu lik pencegahannya adalah <120 mmHg dan dias-
24
ETIK
tolik <80 mmHg)
dengan menggunakan sikat gigi halus untuk mengurangi resiko trauma pada gusi
Mengambil darah untuk pemeriksaan trmbosit.
4. Kolaborasi dengan labo-
28 29
ratorium dan dokter 08.00 Menggatur tetesan infus dalam : infus 500 cc Asering + a. Pemeriksaan lab (jum1000 cc Clinimic dan 200 lah trombosit) cc Ivelip 20%/24 jam R/Pada penyakit ITP cenderung terjadi penurunan trombosit. b. Pemberian 500 cc Asering + 1000 cc Clinimic 15.30 dan 200 cc Ivelip 205/24 jam (Asering mengandung Na+, K+, Cl-, Ca++, asetat dan Clinimic dan Balance cairan Ivelip mengandung amino acid, elektrolit, glukosa) CM = 900 CC R/ asetat dimetabolisme di otot, dan dapat ditolerir CK = 800 CC pada pasien yang mengalaB = - 100 CC mi gangguan hati
5. Observasi balance cairan 18.00 R/ cairan yang masuk dan
25
Observasi tanda-tanda perdarahan, keluhan pasien, TTV (nadi, suhu dan TD)
keluar indikasi pemenuhan kebutuhan cairan yang dibutuhkan tubuh. 6. Observasi: Tanda-tanda perdarahan seperti ekimosis/ purpura, epiktasis, perdarahan pada gusi, melena atau hematosesia, hematemesis R/ Trombosit yang rendah mengakibatkan mudah terjadinya perdarahan diantaranya ptechie/ekimosis/purpura, epiktasis, perdarahan gusi, melena, hematemesis 7. Observasi TTV (nadi,TD) R/ Dengan trombosit yang rendah mudah terjadinya perdarahan yang dapat berkurangnya volume plasma maka akan berdampak pada hipotensi IV. CATATAN PERKEMBANGAN
26
15.35 dan 18.00
Hari/Tgl
Masalah keperawatan
22/2/2011
Konstipasi sehubungan
SOAP
Waktu
Implementasi
Paraf ETIK
dengan imobilisasi yang ditandi dengan Pasien mengungkapkan
Pasien melaporkan sudah bisa BAB dan perut terasa enak.
sejak masuk RS belum
O:
bisa BAB dan perut
Pasien sudah bisa BAB
30
tidak enak, teraba skibala pada perut bagian kiri bawah. 22/2/2011
S:
Resiko
A: Masalah teratasi P: Dihentikan
perdarahan S: -
sehubungan trombositopeni.
dengan
O:
14.30
- Kulit/mukosa tidak pucat
/anemis - Akral hangat - Tidak ada perdarahan pada
27
Mengecek kembali sikat gigi yang digunakan adalah sikat gigi yang lembut dan aman agar tidak terjkadi perdarahan.
gusi, epiktasis, melena dan hematemesis.
08.30
Kolaborasi dengan laboratorium membuat surat pemeriksaan lab (jumlah trombosit untuk tanggal 23 Februari 2011).
15.00
Observasi: tanda-tanda perdarahan seperti ekimosis/ purpura, epiktasis, perdarahan pada gusi, melena atau hematosesia, hematemesis.
- Jumlah trombosit mengalami
kenaikkan 126 X 103 /µL - TD 120/80 mmHg, N 92x/ A: Perdarahan tidak terjadi P: intervensi 1 dihentikan yang lain dilanjutkan
31
15.30
Observasi TTV (nadi, TD), tandatanda perdarahan pada gusi, melena atau hematemesis
16.00
Menggatur tetesan infus infus 500 cc Asering + 1000 cc Clinimic dan 200 cc Ivelip 20%/24 jam
18.00 19.00
28
Observasi balance cairan Memberikan obat Prednox 16 mg 1 tab
23/2/2011
Resiko perdarahan sehubungan dengan trombositopeni
S: Pasien mengungkapkan badan sudah terasa enak dan dari dokter besok boleh pulang.
08.30
16.00
O: - Kulit/mukosa tidak pucat
32
/anemis - Akral hangat - Tidak ada perdarahan pada gusi, epiktasis, melena, hematemesis - Jumlah trombosit mengalami kenaikkan 178 X 103 /µL, Hb 13,0 gr/dl. - TD 130/80 mmHg, N 88x/mnt. A: Perdarahan tidak terjadi P: intervensi 6 dan 7 diteruskan yang lain distop.
29
Infus distop Menyiapkan pasien menyikat gigi dengan sikat gigi yang lembut dan menyikat dengan perlahan-lahan
16.00
Mengobservasi tanda-tanda perdarahan,m mengukur TTV
16.30
Membantu klien untuk mobilisasi jalan kekamar mandi.
19.00
Memberikan obat obat Prednox 16 mg 1 tab
ETIK