PROPOSAL Analisis Penokohan dalam Novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) Karya Nawal el-Saadawi Berdasarkan Teori Kepribadian Sigmund Freud - Kajian Psikologi Sastra
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat menimbulkan kesan yang indah pada jiwa pembaca. Imaji adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar-gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Menurut genrenya karya sastra dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: prosa (fiksi), puisi dan drama. Dari ketiga jenis genre sastra tersebut penulis hanya memfokuskan kajiannya pada prosa fiksi. Supaya pemahaman kita lebih sistematis terlebih dahulu akan diuraikan pengertian prosa (fiksi) menurut pendapat beberapa tokoh. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi, teks (naratif), atau wacana naratif (Nurgiantoro, 1995: 2). Hal ini berarti prosa (fiksi) merupakan cerita rekaan yang tidak didasarkan pada kebenaran sejarah (Abrams dalam Nurgiantoro, 1995: 2). Salah satu contoh prosa fiksi tersebut adalah novel. Novel merupakan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orangorang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Prosa fiksi (novel) dibangun oleh dua unsur yaitu unsur instriksik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun prosa fiksi (novel) dari dalam seperti alur, tema, plot, amanat dan lain-lain. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun sastra dari luar seperti pendidikan, agama, ekonomi, filsafat, psikologi dan lain-lain.
Dari beberapa unsur intrinsik yang telah disebutkan, penulis hanya akan memfokuskan penelitiannya pada penokohan dalam karya sastra, khususnya pada novel. Menganalisis kepribadian tokoh berdasarkan teori psikologi tertentu telah banyak dilakukan, untuk lebih memperbanyak referensi mengenai sastra psikologis, peneliti mencoba melakukan penelitian mengenai kepribadian tokoh utama dalam
novel Mudzakarat
Thabibah (Memoar
Seorang
Dokter
Perempuan) Karya Nawal el-Saadawi. Novel tersebut dianalisis berdasarkan pendekatan psikologi kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Penulis memilih novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) sebagai obyek kajian karena tokoh utama (Aku) dalam novel tersebut mempunyai kepribadian yang bersifat dinamis. Kedinamisan tingkah-laku tokoh utama disebabkan oleh penggunaan energi ketiga sistem kepribadian yaitu id, ego, dan super ego. Menurut Sigmund Freud, kepribadian manusia dapat dibagi menjadi tiga yaitu: struktur kepribadian, dinamika kepribadian,
dan
perkembangan
kepribadian.
Ketiga
aspek
kepribadian tersebut tergambar dalam tingkah-laku tokoh utama dalam
novel Mudzakarat
Thabibah (Memoar
Seorang
Dokter
Perempuan) Karya Nawal el-Saadawi. Setelah peneliti melakukan pengamatan dan pengidentifikasian awal terhadap novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) ditemukan bahwa watak tokoh utama pada novel tersebut bersifat penuh pertimbangan. Aspek ego yang berfungsi sebagai pemberi pertimbangan dominan menguasai tokoh Aku, sehingga tingkah-laku tokoh utama (Aku) tidak bersifat impuls. Hal ini semakin memperkuat keinginan peneliti untuk menjadikan novel tersebut sebagai obyek kajian. Badrun (2005: 37) mengatakan untuk mengaplikasikan teori kepribadian dalam rangka membahas sifat
2
tokoh cerita, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengamati dan mengidentifikasi perilaku dan watak tokoh. Sampai saat ini teori yang paling banyak digunakan dan diacu dalam pendekatan psikologis adalah determinismisme psikologi Sigmund Freud (1856-1939). Meskipun pada awalnya pendekatan psikologis dianggap agak sulit berkembang, tetapi dengan makin diminatinya pendekatan multidisiplin di satu pihak, pemahaman baru terhadap teori-teori psikologi sastra di pihak lain, maka pendekatan psikologis diharapkan dapat menghasilkan model-model penelitian yang lebih beragam. Menurut Miller dalam Ratna (2004: 62-63) pada dasarnya penelitian Freud memberikan tempat yang sentral terhadap sastra, bukan sampingan seperti diduga orang. Novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) merupakan Karya sastra feminis, karya dari seorang penulis terkenal Nawal el-Saadawi, Dia adalah seorang novelis, psikiater yang tinggal di Mesir. Ia telah menulis lebih dari empat puluh buku fiksi dan non fiksi yang ditulis dalam bahasa Arab. Novel dan buku-bukunya tentang realitas perempuan memiliki efek yang mendalam pada generasi-generasi perempuan dan lakilaki, selama
lima dekade
tulisannya sastra dan
terakhir.
Sebagai
ilmiah ia harus
hasil
dari tulisan-
menghadapi banyak
kesulitan dan bahkan bahaya dalam hidupnya. Novel yang mengisahkan perjalanan seorang dokter perempuan yang merasa hina dengan kewanitaannya ia berperan sebagai tokoh utama dan lebih menonjolkan pada kesetaraan gender. Novel ini lebih menonjolkan struktur kepribadian tokoh utama yaitu bahwa watak tokoh utama pada ovel tersebut bersifat penuh pertimbangan.
Aspek
ego
yang
berfungsi
sebagai
pemberi
pertimbangan dominan menguasai tokoh Aku, sehingga tingkah laku
3
tokoh Aku tidak bersifat impuls. Hal ini semakin memperkuat keinginan peneliti untuk menjadikan novel tersebut sebagai objek kajian. Maka Penelitian ini berjudul: Analisis Penokohan dalam Novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) Karya Nawal el-Saadawi Berdasarkan Teori Kepribadian Sigmund Freud - Kajian Psikologi Sastra
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Analisis ini dititikberatkan pada analisis penokohan pada novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) Karya Nawal el-Saadawi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka akan dirumuskan masalah pokok penelitian yang berkisar pada hal-hal sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur kepribadian yang berkaitan dengan id tokoh utama pada novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) Karya Nawal el-Saadawi? 2. Bagaimanakah struktur kepribadian yang berkaitan dengan ego tokoh utama dalam novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) Karya Nawal el-Saadawi? 3. Bagaimana struktur kepribadian yang berkaitan dengan super ego tokoh utama dalam novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) Karya Nawal el-Saadawi?
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Mendeskripsikan struktur kepribadian yang berkaitan dengan id tokoh utama pada novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) Karya Nawal el-Saadawi. 2 Mendeskripsikan ego tokoh utama pada novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) Karya Nawal elSaadawi yang menjadi sasaran. 3 Mendeskripsikan super ego tokoh utama pada novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) Karya Nawal elSaadawi. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis:
Dapat
meningkatkan
struktur
kepribadian
pengetahuan manusia
peneliti
khususnya
tentang struktur
kepribadian tokoh utama dalam novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) Karya Nawal elSaadawi.
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dalam usaha
memahami
karya
sastra,
khususnya
sastra
psikologis. 2. Manfaat praktis:
Diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi peneliti sastra selanjutnya, khususnya penelitian yang menggunakan pendekatan psikologi.
5
D. Tinjauan Pustaka
Setelah dilaksanakan tinjauan pustaka di perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan di perpustakaan Adab dan Humaniora, penulis banyak menemukan penelitian yang membahas tentang karya sastra Nawal el-Saadawi, diantaranya: (1) Ela Nurlaela (1999) dengan judul penelitian “ Al „ Anashir Addakhiliyah Mudzakarat Fi Sijni Nisa Li Nawal As Saadawi”; (2) Nur Afifah, (2001) dengan judul penelitian “ Assykhshiyyah Fi Qisshoti Mudzakarat Thabibah Li Nawal Assaadawi Dirosah Tahliliyah Dakhiliyah”;(3) Rono Syarif Wijaya, (2004) dengan judul penelitian “ Al Isyahatul Jinsiyah Fi Qishoti Imroatu „Inda Nuqthti Shifr Li Nawal Assaadawi”; (4) M. Multazam (2006) dengan judul “Habkatur Riwayat Fi Qisshoti Adam Ummi Qillatil Adab Li Nawal Assaadawi Dirosah Dakhiliyah „Alaa Madkhol Tarkibi”; (5) Eva Diana Sari (2007) dengan judul “ Asyakhsiyyah Fi Qishoshi Adabu Adamu Am Qillatul Adabi Li Nawal Assaadawi Dirosah Tarkibiyah”; (6) Mira Herlina (2007) dengan judul “ Al Kholfiyatu Fi Qisshoti Suquutul Imam Li Nawal Assaadawi”; (7) Engkin Fatimah (2007) dengan judul “ Atssaqofah Al Abawiyah Fi Qisshoti Imroati „Inda Nuqthothi Shifr Li Nawal Assaadawi Dirosah „Anil Adabi „Al Ijtima‟i”; (8) Reza Sukma Nugraha (2010) dengan judul Adamul Musaawat Aljinsiyah Fi Qisshoti Mudzakarat “
Thabibah Li Nawal Assaadawi Dirosah Tarkibiyah” Sekalipun sudah ada yang menulis tentang Penokohan Novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) Karya Nawal el-Saadawi, namun yang meneliti Penokohan Novel tersebut secara khusus Berdasarkan Teori Kepribadian Sigmund Freud - Kajian Psikologi Sastra belum ada yang meneliti atau belum ditemukan.
6
E. Kerangka Berpikir
Struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2010: 36). Menurut Hawkes dalam (Nurgiyantoro, 2010: 37) pada dasarnya juga dapat dipandang sebagai cara berpikir tentanf dunia (dibaca: dunia kesastraan) yang lebih merupakan susunan hubungan daripada susunan benda. Dengan demikian, kodrat setiap unsur dalam bagian system struktur itu baru mempunyai makna setelah berada dalam hubungannya dengan unsur-unsur yang lain yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, pada dasarnya analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antarberbagai unsur
karya
sastra
kemenyeluruhan,
secara
seperti
bersama
memaparkan
menghasilkan penokohan
sebuah
dari
segi
kepribadiannya. Penulis mulai meneliti tentang teori kepribadian manusia dalam Novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) Karya Nawal el-Saadawi berdasarkan Teori psikoanalisis struktur kepribadian manusia menurut Sigmund Freud Freud mengemukakan kepribadian terdiri tiga sistem, yakni Id (Das Es), Ego (Das Ich), dan Super-Ego (Das Uber Ich). Masing-masing sistem tersebut mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dan dinamika sendiri-sendiri. Akan tetapi ketiganya memiliki hubungan dalam membentuk tingkah laku manusia (Suryabrata, 2002: 124). Hubungan yang harmonis dari ketiga sistem kepribadian akan
7
melahirkan pribadi yang berjiwa sehat, efisiensi dan memuaskan dalam lingkungannya. Sebaliknya, jika ketiga sistem kepribadian ini bertentangan satu sama lain maka terbentuk pribadi yang tidak dapat menyesuaikan diri, tidak puas dengan dirinya dan dunia, dan efesiennya menjadi kurang. (Hall, 2000: 17). Id (Das Es) merupakan aspek biologis dan sistem yang original di dalam kepribadian. Dan unsur dari kepribadian Freud menyebutkan Id sebagai suatu kenyataan rohaniah yang sebenarnya, bahwa Id adalah kenyataan subyektif yang primer, dunia batin yang ada sebelum seorang individu mempunyai sesuatu pengalaman tentang dunia luar (Hall, 2000: 21-24). Id (Das Es) akan bertindak menekan dan mengurangi
jumlah
ketegangan.
Fungsi
Id
adalah
untuk
mengusahakan tersalurkannya kumpulan energi ketegangan yang dicurahkan dalam jasad oleh ransangan-ransangan, baik dari dalam maupun dari luar. Ego (Das Ich) adalah pelaksanaan kepribadian yang mengontrol dan merintah Id dan Super-Ego serta memelihara hubungan dengan dunia luar untuk kepentingan seluruh kepribadian dan keperluannya. Ego bertindak berdasarkan prinsip kenyataan dan disertai dengan proses skunder (Hall, 2000 : 19). Ego menghindarkan pribadi dari pengalaman yang menyakitkan dan melakukan kesalahan dalam usaha predaran energi dan ketegangan. Untuk meredakan dan mengurangi ketegangan, ego akan mencari benda nyata atau sesuatu yang wajar dan tepat sehingga peredaran ketegangan itu harus ditangguhkan sementara waktu. Super-Ego (Das Uber Ich) adalah sistem kepribadian yang ketiga dan merupakan wakil kepribadian ukuran-ukuran moral dan cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anaknya.
8
Super-Ego dianggap sebagai hasil sosialisasi dan adat tradisi kebudayaan. Super-Ego ini akan keluar jika Ego sudah lemah mengekang tuntutan dari Id. Tujuan dari Super-Ego adalah untuk mengontrol gerak hati, dengan menetapkan sesuatu sebagai benar atau salah, pantas atau tidak pantas. Dalam pelaksanaan pengawasannya atas tindakan sesorang, Super-Ego memiliki dua sistem, yaitu Ego ideal (ich ideal) sebagai bentuk penghargaan berupa perasaan bangga akan dirinya atas tindakan yang benar, baik, atau sesuai dengan nilai-nilai etika. Tokoh dalam cerita seperti halnya manusia dalam kehidupan sehari-hari kita, selalu memiliki watak-watak tertentu. Sehubungan dengan watak ini tentunya kita telah mengetahui apa yang disebut dengan pelaku yang Protagonis, yaitu pelaku yang memiliki watak yang baik sehingga disenangi pembaca, dan pelaku antagonis, yaitu pelaku yang tidak disenangi pembaca karena memiliki watak yang tidak sesuai dengan apa yang diidamdamkan oleh pembaca. Dalam upaya memahami watak pelaku, pembaca menelusurinya lewat (1) tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya (2) gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupannya
maupun
caranya
berpakaian,
(3)
menunjukkan
bagaimana perilakunya, (4) melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri, (5) memahami bagaimana jalan pikirannya, (6) melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya, (7) melihat bagaimana tokoh lain berbicara dengannya, (8) melihat bagaimana tokoh-tokoh lain itu memberikan reaksi terhadapnya, dan (9) melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lainnya. (Aminuddin, 2009: 80-81)
9
F. Metode dan Langkah Penelitian
1. Metode Penelitian Metode
penelitian dalam
analisis deskriptif
yang
fokus
novel pada data
ini adalah yang
metode ada. Karya
sastra adalah struktur yang kompleks, maka untuk memahaminya perlu adanya analisis, yaitu menguraikan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. (Suroso, 2008: 64) Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan data sebuah novel berdasarkan urutan cerita, mendeskripsikan namanama tokoh-tokoh utama dan tokoh-tokoh bawahan yang menjadi ciri fisik maupun psikisnya (Suroso, 2008: 61) 2. Langkah-Langkah Penelitian Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah: a. Penentuan sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah Novel Mudzakarat Thabibah ( Memoar Seorang Dokter Perempuan) karya Nawal elSaadawi . b. Penentuan jenis data Jenis data
dalam
penelitian
ini adalah
teks
atau
dialog dalam Novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter
Perempuan)
karya
Nawal
el-Saadawi
yang
menggambarkan kepribadian tokoh berdasarkan Psikoanalisis Sigmund Freud.
10
c. Teknik pengumpulan data penelitian Dalam pengumpulan data penelitian digunakan teknik kepustakaan. Karena penelitian ini bersifat penelitian kualitatif. Penelitian yang bersifat kualitatif, data yang diperoleh adalah data deskriptif, berupa data tertulis atau lisan dari sejumlah orang dan prilaku yang dapat dipahami (Rohanda, 2005: 18). Hanya saja dalam penelitian ini, data yang mungkin diperoleh adalah data tertulis saja. Karena penelitian ini berupa penelitian teks dengan tahapan sebagai berikut: 1) membaca Novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) karya Nawal el-Saadawi; 2) menghimpun penokohan dalam Novel
Mudzakarat
Thabibah
(Memoar
Seorang
Dokter
Perempuan) karya Nawal el-Saadawi; 3) memilih dan memilah, kemudian
mengelompokkan
penokohan
dalam
novel
Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) karya Nawal el-Saadawi; dan 3) mengolah dan menganalisis data-data tersebut (penokohan) untuk kesimpulan penokohan dalam novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) karya Nawal el-Saadawi berdasarkan Teori Kepribadian Sigmund Freud - Kajian Psikologi Sastra d. Analisa data Penelitian Setelah mengumpulkan data, kemudian menganalisis data dengan pendekatan struktural. Metode struktural adalah upaya menganalisis sastra secara objektif dan terlepas dari soal-soal yang ada di luar teks karya sastra. Dalam analisis struktural teks sastra dianggap sebagai kebulatan makna yang berdiri sendiri secara otonom dengan koherensi intern (Abrams dan Teeuw, 1983: 60)
11
Dalam cerita fiksi penokohan merupakan unsur pertama yang harus
diperhatikan
pengarang,
dan
menggambarkan
kepribadian atau wataknya walaupun tokoh tersebut hanya imajinasi belaka. Dengan
demikian,
analisis
strukturalis
tokoh
adalah
pengungkapan ciri-ciri tokoh yang menjadi watak dan kepribadiannya, baik melalui psikologisnya dalam tingkah laku, perbuatan, dialog, atau cakapan dalam batinnya, serta peran atau fungsinya dalam menghidupkan cerita. (Suroso, 2008: 152) e. Merumuskan Simpulan Setelah
menyelesaikan
analisis
deskriptif
maka
menulis
kesimpulan, Simpulan merupakan proses akhir dari kegiatan penelitian untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah. G. Sistematika Penulisan
Dalam upaya memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, penelitian ini dibagi dalam lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi: Latar belakang masalah;
Identifikasi
dan
perumusan
masalah;
tujuan
dan
kegunaan/manfaat penelitian; tinjauan pustaka; kerangka berpikir; metode dan langkah penelitian; dan sistematika penulisan. Bab II meliputi pembahasan tentang kerangka teoritis metode struktural dan konsep cerita dan watak dalam novel serta hubungan antara tokoh dan plot
12
Bab III berisi pembahasan tentang Biografi Nawal el-Saadawi dan Resensi Novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan). Bab IV berisi pembahasan tentang Analisis Penokohan dalam Novel Mudzakarat Thabibah (Memoar Seorang Dokter Perempuan) elSaadawi Berdasarkan Teori Kepribadian Sigmund Freud - Kajian Psikologi Sastra Bab V berisi penutup dari rangkaian kegiatan penelitian yang mencakup simpulan dan saran atau rekomendasi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Badrun, Ahmad. 2005. Dasar-Dasar Memahami Psikologi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. El-Saadawi, Nawal. 1990. Memoar Seorang Dokter Perempuan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hall,
Calvin
S.
2000. Libido Kekuasaan Sigmund Freud. S. Tasrif
( penerjemahan). Yogyakarta: Terawang. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Press Ratna, Nyoman Khuta. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra , Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rohanda WS. 2005. Model Penelitian Sastra Interdisipliner. Bandung: Adabi Press. Suroso dan Santosa, Puji dan Suratno, Pardi. 2008. Kritik Sastra Teori, Metodologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Elmatera Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Teeuw, A. 2003. Sastera Dan Ilmu Sastera. Bandung: Pustaka Jaya
14
15