Tugas Anotasi
EVALUASI KURIKULUM
DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
1. Admin. (2011). Evaluasi Kurikulum. [Online]. Tersedia:
http://www.sarjanaku.com/2011/11/evaluasi-kurikulum.html [20 November
2012]
Evaluasi kurikulum memegang peran penting baik dalam penentuan
kebijaksanaan pendidikan pada umumnya, maupun dalam pengambilan
keputusan dalam kurikulum. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat
digunakan oleh para pemegang kebijaksaan pendidikan dan para pemegang
kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijaksanaan pemegang system
pendidikan dan pemegang model kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil
evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah
dan para pelaksana pendidikan lainnya, dalam memahami dan membantu
perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-
alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.
Evaluasi kurikulum sulit dirumuskan secara tegas, hal tersebut
disebabkan beberapa faktor :
a. Evaluasi kurikulum berkenaan dengan fenomena-fenomena yang terus
berubah
b. Objek evaluasi kurikulum adalah sesuatu yang berubah-ubah sesuai
dengan konsep kurikulum yang digunakan
c. Evaluasi kurikulum merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia
yang sifatnya juga berubah.
Evaluasi dan kurikulum merupakan dua disiplin yang berdiri sendiri. Ada
pihak yang berpendapat antara keduannya tidak ada hubungan, tetapi ada
pihak lainyang menyatakan keduannya mempunyai hubungan yang sangat erat.
Pihak yang memandang ada hubungan, hubungan tersebut merupakan hubungan
sebab akibat. Perubahan dalam kurikulum berpengaruh pada evaluasi
kurikulum, sebaliknya perubahan evaluasi akan member warna pada
pelaksanaan kurikulum.
2. Akuntono, Indra. (2012). Selesai, Evaluasi Kurikulum Pendidikan
Nasional. [Online]. Tersedia:
http://edukasi.kompas.com/read/2012/08/28/10014417/Selesai. Evaluasi.
Kurikulum. Pendidikan. Nasional [20 November 2012]
Evaluasi terhadap kurikulum pendidikan nasional dilakukan Kemdikbud
karena kuatnya desakan dari sejumlah pihak. Secara umum, kurikulum
pendidikan nasional yang berlaku saat ini dinilai kurang memberikan efek
besar bagi peserta didik. Khususnya, pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Pancasila dalam hal
pembentukan karakter dan nasionalisme peserta didik. Adapun, untuk mata
pelajaran Matematika, kritik serupa juga banyak ditemui. Cara belajar
mengajar mata pelajaran itu dianggap kuno dan jauh tertinggal dari
negara lain. Di mana para peserta didik di Indonesia lebih diarahkan
untuk menghapal, sedangkan anak-anak di negara lain tidak
menitikberatkan cara belajar dengan menghapal, tapi mengedepankan cara
berpikir rasional dan mempertajam logika.
3. Harlen, Wynne. (1996). Evaluating Curriculum Material The Scottish
Council for Research in Education. [Online]. Tersedia.:
https://dspace.gla.ac.uk/bitstream/1905/249/1/075.pdf [20 November 2012]
Evaluasi memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan tentang
bahan-bahan dikelas. Pendekatan umum dalam evaluasi memiliki empat
tahap: (1) menentukan dasar dimana keputusan atau penilaian akan dibuat
(kriteria) dan dinyatakan secara eksplisit, (2) mengumpulkan informasi
yang relevan dengan menggunakan kriteria tersebut, (3) menganalisis
informasi dalam menggunakan kriteria yang ada, (4) menjabarkan antara
pro dan kontra terhadap keputusan atau penilaian yang telah dibuat.
Mengevaluasi: Membuat Putusan dan mengambil Keputusan.
Evaluasi adalah proses mengumpulkan dan menggunakan informasi untuk
membantu dalam membuat keputusan atau penilaian. Untuk membuat evaluasi
Anda memerlukan informasi dan kriteria terhadap apa yang akan dinilai.
4. Ibrahim. (2003). Evaluasi Kurikulum. [Online]. Tersedia:
http://kurtek.upi.edu/psb/?p=94 [21 November 2012]
Sebelum suatu kurikulum diberlakukan secara nasional, diperlukan adanya
fase pengembangan di mana kurikulum yang baru tersebut dirancang dengan
cermat dan diuji-cobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum akhirnya
diputuskan untuk disebarluaskan ke semua lembaga pendidikan. Ada juga
yang menyebutkan fase ini sebagai fase perintisan (pilot study).
Berbagai upaya perlu dilakukan selama fase pengembangan, termasuk ke
dalamnya evaluasi dan perbaikan. Melalui fase pengembangan, kurikulum
yang baru tersebut akan disesuaikan terlebih dahulu berdasarkan hasil
evaluasi, sebelum diberlakukan dalam sistem yang ada. Uraian singkat di
atas mengimplikasikan pentingnya fase ini dalam keseluruhan kegiatan
pengembangan kurikulum. Evaluasi yang tepat dan berkelanjutan sangat
diperlukan untuk mendukung terwujudnya fase pengembangan ini dengan
efektif dan bermakna. Dari hasil-hasil evaluasi ini lah pihak pengembang
dapat mengadakan perbaikan dan penyesuaian sebelum kurikulum yang baru
tersebut terlanjur disebar luaskan secara nasional.
5. Jacobs, Heidi Hayes. (2004). What is Curriculum Redesign? [Online].
Tersedia:
http://www.thirteen.org/edonline/concept2class/assessment/index.html [18
November 2012]
Penilaian menyediakan cara untuk mengukur demonstrasi siswa belajar.
Evaluasi adalah proses melalui dimana guru menilai kualitas pekerjaan -
sendiri atau siswa mereka. Ada dua jenis strategi evaluatif: 1) evaluasi
formatif, yang melibatkan aliran terus-menerus refleksi dan umpan balik,
dan memungkinkan pendidik atau mahasiswa untuk terus menyesuaikan dan
meningkatkan pekerjaan mereka sementara itu berlangsung. 2) Secara
tradisional, guru telah menekankan evaluasi sumatif, di mana umpan balik
yang dikumpulkan hanya setelah instruksi telah selesai. Kedua strategi
yang diperlukan untuk menyediakan penilaian kurikulum yang efektif dan
pendidikan siswa. Penilaian ahli Grant Wiggins 2 membedakan antara
penilaian dan evaluasi dengan cara ini: "Ketika guru menilai kinerja
siswa, mereka tidak menempatkan nilai atau penilaian pada itu - yang
mengevaluasi atau kadar mereka hanya melaporkan profil siswa
berprestasi."
6. Kamal, Samsul. (2003). Prosedur Proses Pembuatan, Perbaikan, dan
Evaluasi Kurikulum Pendidikan Tinggi. [Online]. Tersedia:
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-
grey-2003-samsulkama-1754&q=Usaha [20 November 2012]
Kurikulum merupakan salah satu komponen atau perangkat penting dalam
sistem pendidikan. Peran kurikulum dalam menentukan kompetensi yang
dimiliki oleh lulusan adalah sangat jelas. Perubahan dan perkembangan
yang sangat cepat pada ilmu pengetahuan, teknologi, metoda pembelajaran,
arah prioritas kebijakaan pemerintah, pola pendanaan serta tuntutan
kepuasan pelanggan mendorong penyelenggara pendidikan untuk melakukan
evaluasi dan perbaikkan terhadap kurikulum yang digunakannya secara
terus menerus sesuai dengan sistem managemen mutu. Proses pembuatan,
perbaikan dan evaluasi kurikulum serta implementasinya merupakan proses
yang tidak mudah karena memerlukan berbagai masukkan dan keterlibatan
stake holder pendidikan dan memerlukan jaminan mutu pada prosesnya.
Metoda yang saintifik, sistematik dan dapat dipahami serta dikerjakan
yang berarti efektif sangat diperlukan. Metoda dengan pendekatan model
yang mempunyai tahapan logis sebagaimana diuraikan disini akan
meningkatkan efektifitas proses tersebut. Komitmen yang besar, usaha
yang berdedikasi tinggi serta perencanaan dan pengorganisasian yang baik
serta mengetrapkan prinsip fleksibilitas dan adaptibilitas dapat
mengurangi berbagai permasalahan yang timbul pada saat implementasi
kurikulum yang telah dikembangkan.
7. NN. (2007). Dibutuhkan Kurikulum Integral. [Online]. Tersedia:
http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=A4076_0_3_0_M [18 November
2012]
Evaluasi kurikulum bertujuan untuk: (a) memperoleh informasi yang
berharga yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan pendidikan
Islam, (b) meningkatkan relevansi pendidikan Islam dengan kebutuhan
dunia Islam dan pasar, dan (c) menyediakan informasi yang lengkap bagi
kepentingan akreditasi dan sosialisasi kualitas pendidikan Islam pada
masyarakat Islam sebagai stakeholder.
8. NN. (2007). Evaluasi Kurikulum. [Online]. Tersedia:
http://www.puskur.net/ index.php? menu=profile&pro=118&iduser=5 [18
November 2012]
Evaluasi pelaksanaan kurikulum bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
penerapan kurikulum berstandar nasional dipakai sebagai pedoman
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum di daerah/sekolah, sehingga
pelaksanaan kurikulum dapat dimengerti, dipahami, diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dan dianalisa oleh peserta didik. Evaluasi
dilakukan pada setiap tahapan pelaksanaan pengembangan kurikulum sebagai
upaya untuk mengkaji ulang pelaksanaan kurikulum pada setiap jenjang
pendidikan.
Hasil evaluasi pelaksanaan kurikulum dapat digunakan oleh pengambil
keputusan untuk menentukan kebijakan pendidikan pada tingkat
pusat,daerah dan sekolah untuk memperbaiki kekurangan yang ada dan
meningkatkan hasil yang lebih optimal. Hasil tersebut dapat juga
digunakan oleh Kepala Sekolah, Guru, dan pelaksanaan pendidikan di
daerah dalam memahami dan membantu meningkatkan kemampuan siswa, memilih
bahan pelajaran, memilih metode, dan perangkat.
9. NN. (tidak ada tahun). Curriculum & Instruction: Evaluation of
Curriculum & Instructional Practice. [Online]. Tersedia:
http://199.73.12.194/vela/curr/eval.html [20 November 2012]
Proses evaluasi baik kurikulum dan praktik pembelajaran sangat penting
untuk perbaikan berkesinambungan dari hasil sistem. Ini adalah proses
dimana suatu sistem sekolah menentukan apakah atau tidak kurikulum dan
pengajaran memenuhi tujuan suatu wilayah.
10. NN. (1998). Assessment and Evaluation. [Online]. Tersedia:
https://www.k12.gov.sk.ca/docs/health/health6-9/assess.html [20 November
2012]
Ada kebutuhan untuk mengetahui apakah kurikulum baru diimplementasikan
secara efektif dan apakah mereka memenuhi kebutuhan siswa. Di tingkat
provinsi, evaluasi kurikulum melibatkan mengumpulkan informasi dan
membuat penilaian tentang efektivitas kurikulum di tingkat propinsi
berwenang. Alasan utama untuk evaluasi kurikulum adalah untuk
merencanakan perbaikan kurikulum. Peningkatan tersebut mungkin
melibatkan perubahan pada panduan kurikulum dan / atau penyediaan sumber
daya atau penataran untuk guru. Hal ini dimaksudkan bahwa evaluasi
kurikulum menjadi usaha, bersama kolaboratif yang melibatkan semua mitra
pendidikan utama di provinsi tersebut. Guru yang terlibat dalam
pengembangan instrumen, validasi, pengujian lapangan, mencetak gol, dan
interpretasi data. Dalam tahap penilaian evaluasi kurikulum, informasi
dikumpulkan dari siswa, guru, dan administrator. Informasi yang
diperoleh dari pendidik menunjukkan sejauh mana kurikulum dilaksanakan,
serta kekuatan dan kelemahan kurikulum. Informasi dari siswa menunjukkan
seberapa baik mereka mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan dan
memberikan indikasi tentang sikap siswa terhadap Pendidikan Kesehatan.
Semua kurikulum provinsi termasuk dalam ruang lingkup evaluasi
kurikulum. Evaluasi dilakukan selama fase implementasi untuk kurikulum
baru dan teratur secara berputar setelahnya. Evaluasi Kurikulum
dijelaskan secara lebih rinci dalam Evaluasi Kurikulum di Saskatchewan
(Saskatchewan Pendidikan, 1990)..
11. Powell, Ellen Tayor. (1996). Program Development and Evaluation
Planning a Program Evaluation. [Online]. Tersedia:
http://learningstore.uwex.edu/pdf/G3658-1.PDF [20 November 2012]
Tujuan mendasar dari evaluasi adalah untuk menciptakan pemahaman yang
lebih besar. Dalam Penyuluhan, evaluasi program yang dilakukan terutama
untuk meningkatkan upaya pendidikan dan untuk mengatasi akuntabilitas.
Dalam aksinya, tujuan ini diterjemahkan ke dalam resons lebih spesifik
untuk melakukan evaluasi.
12. Rizkya, Ayu. (2011). Perlunya Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum SMK.
[Online]. Tersedia: http://blog.um.ac.id/rizkya/2011/12/20/perlunya-
evaluasi-dan-pengembangan-kurikulum-smk/ [21 November 2012]
Evaluasi pada dasarnya adalah proses penentuan nilai sesuatu berdasarkan
kriteria tertentu. Dalam proses evaluasi terdapat beberapa komponen,
yaitu mengumpulkan data/informasi yang diperlukan sebagai dasar dalam
menentukan nilai sesuatu yang menjadi obyek evaluasi. Evaluasi kurikulum
memegang peranan penting baik dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan
pada umumnya, maupun pada pengambilan keputusan dalam kurikulum. Hasil-
hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang
kebijaksanaan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan
menetapkan kebijaksanaan pengembangan sistem pendidikan dan modal
pengembangan kurikulum yang digunakan. Hasil evaluasi kurikulum juga
dapat dipakai oleh guru, kepala sekolah maupun para pelaksana pendidikan
lainnya untuk mengetahui perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran,
memilih metode serta cara penilaian pendidikan. Evaluasi kurikulum sulit
dirumuskan secara tegas, sebab evaluasi kurikulum selalu berkenaan
dengan fenomena-fenomena yang terus berubah, selain itu obyek evaluasi
kurikulum juga berubah-ubah sesuai dengan konsep kurikulum yang
diterapkan serta evaluasi kurikulum itu dilakukan oleh seseorang yang
sifatnya juga berubah.
13. Setia Nugraha, Nunu. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum. [Online].
Tersedia: http://www.slideshare.net/20091312/evaluasi-kurikulum [21
November 2012]
Keterlaksanaan dan keberhasilan evaluasi kurikulum bergantung pada
pendekatan dan strategi yang digunakan oleh evaluator. Pendekatan menuju
pada dasar, arah, tujuan dan teknik yang ditempuh dalam memulai dan
melaksanakan kegiatan evaluasi kurikulum. Oleh karena itu, pendekatan
evaluasi dan strategi evaluasi adalah dua hal yang saling terkait dan
terpadu guna mewujudkan hasil evaluasi yang optimal. Program evaluasi
kurikulum didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut : (a) evaluasi
kurikulum didasarkan atas tujuan tertentu, (b) evaluasi kurikulum harus
bersifat objektif, (c) evaluasi kurikulum bersifat komprehensif, (d)
evaluasi kurikulum dilaksanakan secara kooperatif, (e) evaluasi
kurikulum harus dilaksanakan secara efisien, (f) evaluasi kurikulum
dilaksanakan secara berkesinambungan. Evaluasi kurikulum, sebagaimana
halnya dengan perencanaan kurikulum akan dapat berhasil dengan baik jika
si evaluator mempertimbangkan variabel-variabel pokok dalam sistem
evaluasi itu, yakni antara lain (1) tujuan pendidikan, (2) sistem
sekolah, (3) pendidikan guru.
14. Siagian, Marlina. (2012). Peranan Evaluasi Kurikulum. [Online].
Tersedia: http://www.slideshare.net/Marlina_Siagian/peranan-evaluasi-
kurikulum [21 November 2012]
Evaluasi kurikulum diadakan untuk mengetahui apakah kurikulum tersebut
sudah memenuhi harapan-harapan yang terkandung dalam tujuan-tujuannya
dengan maksud untuk mengadakan perbaikan dan melanjutkannya atau
menggantikannya dengan yang baru, bila segala sarana dan prasarana telah
disiapkan yang antara lain mengenal pendidikan guru dan alat-alat
instruksional.
15. Soesarno, Lamidjan. (2010). Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) Suatu Penelitian Evaluasi berdasar Stake's
Countenance Model mengenai KTSP pada Muatan Lokal Bahasa Mandarin di SMA
Muhammadiyah 2 Surabaya. [Online]. Tersedia: http://jurnal-teknologi-
pendidikan.tp.ac.id/evaluasi-pelaksanaan-kurikulum-tingkat-satuan-
pendidikan-ktsp.pdf [21 November 2012]
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 yang
operasional dirancang dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan itu
sendiri bertujuan untuk sekolah otonom. Surabaya sebagai daerah otonom
dengan potensi sebagai kota industry dalam persaingan pasar global yang
membuat orang simpati dengan investor Cina di Indonesia untuk
berinvestasi, membuat SMA Muhammadiyah 2 Surabaya mencoba untuk
bergabung dengan lingkungan perusahaan dengan mengambil mata pelajaran
muatan lokal Bahasa Mandrin. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional No. 24 Tahun 2006 untuk melakukan bimbingan dan juga melakukan
penilaiandan evaluasi terhadap pelaksanaan operasional KTSP, sehingga
evaluasi diperlukan sebagai salah satu alat untuk refleksi dan belajar
yang sesuai dengan peraturan akademik. Fokus evaluasi dalam penelitian
ini adalah evaluasi intrinsic untuk mengevaluasi pelaksanaan KTSP yang
meliputi komponen kurikulum dan mengetahui pemahaman guru dalam silabus
perencanaan pembelajaran Bahasa Mandarin di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.
16. Sukirman, Dadang, dkk. (2011). Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar.
Bahan Ajar Cetak: 186-201
Kurikulum sebagai alat pendidikan selalu harus dipantau dan dikendalikan
agar kurikulum tersebut senantiasa dapat berjalan sesuai dengan program
yang telah ditetapkan. Pemantauan terhadap pelaksanaan kurikulum juga
penting untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul
pada saat kurikulum dilaksanakan. Melalui pemantauan yang dilakukan
secara terencana dan terus menerus, maka diharapkan kendala-kendala yang
muncul dan menghambat terhadap pelaksanaan kurikulum secara lebih dini
akan segera diketahui, dan dengan segera dapat dirumuskan alternatif
pemecahan masalah yang mungkin dapat dilakukan. Dengan demikian
kurikulum yang dikembangkan selalu akan terjaga dan terkontrol, sehingga
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Fungsi pengontrolan terhadap
proses pelaksanaan kurikulum disebut dengan evaluasi kurikulum. Evaluasi
merupakan alat yang sangat penting yang berfungsi untuk menghimpun data,
memberikan pertimbangan, dan menetapkan keputusan berdasarkan data atau
informasi yang diperoleh dari objek yang di evaluasi.
17. Sumarno, Alim. (2011). Alasan Adanya Evaluasi terhadap Kurikulum.
[Online]. Tersedia: http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-
sumarno/alasan-adanya-evaluasi-terhadap-kurikulum [20 November 2012]
Penggunaan perspektif kurikulum yang berbeda sebagai pembanding Postner
mengemukakan ada lima perspektif dalam kurikulum yaitu traditional,
experiential, behavioral, structure of discipline, dan constructivist.
Masing-masing perspektif ini memiliki tujuannya masing-masing. Dalam
melakukan evaluasi kurikulum kita harus mengetahui perspektif kurikulum
yang akan dievaluasi dan perspektif kurikulum pembanding. Hal ini sering
terlihat dalam evaluasi kurikulum dengan menggunakan metode comparative
outcome based yang bila tidak memperhatikan masalah ini akan melahirkan
bias dalam evaluasi. Kurikullum dengan perspektif tradisional tentu saja
belainan dengan kurikulum yang memiliki perspektif construtivist. Contoh
kurikulum tradisional menekankan pada konsep dasar dan keterampilan
berpikir. Apabila ada penelitian yang menghasilkan bahwa kurikulum
tradisional dipendidikan dokter lebih baik dalam hal knowledge
dibandingkan dengan PBL hal ini tentu saja dapat dimengerti karena
perspektifnya berbeda. Penelitian yang menggunakan metode perbandingan
kurikulum yang perspektifnya berbeda ini seringkali menjadi kritikan
oleh para ahli.
18. Suydam, Marilyn N. (1990). Curriculum and Evaluation Standards for
Mathematics Education. ERIC/SMEAC Mathematics Education Digest No. 1,
1990. ERIC Clearinghouse for Science Mathematics and Environmental
Education Columbus OH. [Online]. Tersedia:
http://www.ericdigests.org/pre-9215/ evaluation.htm [20 November 2012]
Tiga standar yang berkaitan dengan penilaian umum: Alignment, Sumber
Informasi yang beragam, dan Metode penilaian yang tepat guna. Tujuh
standar perhatian terhadapa penilaian siswa: Kemampuan Matematika,
Pemecahan Masalah, Komunikasi, Penalaran, Konsep Matematika, Prosedur
Matematika, dan Disposisi Matematika. Akhirnya, empat standar evaluasi
program, Indikator untuk Program, Evaluasi Kurikulum dan Sumber Daya
Instruksional, Instruksi, dan Tim Evaluasi.
19. Wahyudin, Ahmad. (2011). Evaluasi Kurikulum. [Online]. Tersedia:
http://www.slideshare.net/AhmadWahyudinRocknRoll/evaluasi-kurikulum-
9593798
Pada dasarnya proses evaluasi kurikulum ditunjukan untuk mengevaluasi
sejauhmana program-program pembelajaran telah terealisasikan dalam
pembelajaran yang dikembangkan guru atau belum. Lebih jauh bahwa output
yang dihasilkan dari realisasi program kurikulum dalam bentuk
pembelajaran tersebut harus menggambarkan tujuan-tujuan semula yang
dirumuskan dalam kurikulum. Evaluasi kurikulum dalam konteks KBK, pada
dasarnya masih belum sempurna terbukti dari penemuan dan inovasi model
dan pendekatan evaluasi yang masih perlu dikembangkan lagi, yaitu sistem
evaluasi yang betul-betul menempatkan semua pihak secara demokratis baik
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi itu sendiri serta
penempatan dan pengambilan kebijakan dari hasil suatu kegiatan evaluasi
kurikulum. Evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah
untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan
tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
20. Zulharman. (2007). Evaluasi Kurikulum: Pengertian, Kepentingan dan
Masalah yang Dihadapi. [Online]. Tersedia: http://zulharman79.
wordpress. com/2007/08/04/ evaluasi-kurikulum-pengertian-kepentingan-dan-
masalah-yang-dihadapi/ [18 November 2012]
Evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk
mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan
tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan. Secara
sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian, karena
evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan
prosedur ilmiah dan metode penelitian. Evaluasi kurikulum penting
dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar. Ada banyak masalah
dalam penerapan evaluasi kurikulum seperti dasar teori yang digunakan
dalam evaluasi kurikulum lemah, intervensi pendidikan yang dilakukan
tidak memungkinkan dilakukan blinded, kesulitan dalam melakukan
randomisasi, kesulitan dalam menstandarkan intervensi yang dilakukan,
masalah etika penelitian, tidak adanya pure outcome, kesulitan mencari
alat ukur dan penggunaan perspektif kurikulum yang berbeda sebagai
pembanding. Oleh karena itu dengan memahami pengertian evaluasi
kurikulum dan persamaan serta perbedaannya dengan penelitian
diharapkan evaluasi kurikulum yang akan dibuat dapat menjadi valid,
reliabel dan sangat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam membuat
keputusan tentang kurikulum tersebut.