A. FUNGSI SYARI’AH DALAM EKONOMI SYARI’AH SYARI’AH
Syariah adalah tatanan dan ketentuan Allah yang harus dijalankan perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, dalam syariah diajarkan tentang tentang hal-hal yang wajib, yang sunnah, yang mubah, yang makruh dan yang haram dikerjakandalam seluruh aspek kehidupa kehidupann
manusi manusiaa baik baik dalam dalam beribada beribadahh maupun maupun dalam pergaula pergaulann hidup hidup manusia manusia..
Karena hal inilah inilah syariah sangat penting untuk dipelajari dipelajari sejak dini mungkin oleh seluruh umat manusia manusia di bumi ini. ini. Syariah akan ada disepanjang masa selama dunia ini belum kiamat, senantiasa relevan degan keadaan dunia dimana saja, karena syariah adalah atura Allah dan itulah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiannya di dunia dan akherat. Fungsi syari’ah adalah sebagai jalan atau jembatan untuk semua manusia dalam berpijak dan berpedoman. berp edoman. Selain itu ia menjadi media berpola berp ola hidup di dunia dun ia agar sampai ke kampung tujuan terakhir akhirat! dan tidak sesat. "engan kata lain agar manusia dapat membawa dirinya di atas jalur syari’at sehingga pada gilirannya dia akan hidup teratur, tertib tertib dan tentra tentram m dalam dalam menjal menjalin in hubu hubunga nganny nnyaa baik baik deng dengan an Khalik pen#ipta! pen#ipta! yang disebut hablum hubung ngan an deng dengan an sesa sesama ma manu manusi siaa yang yang dise disebu butt hablum hablum minall minallah ah, hubu minannas, serta hubungan dengan alam lingkungan lainnya yang disebut hablum minal
$ubu bung ngan an yang yang baik baik ini ini akan akan memp mempun unyyai nila nilaii ibad ibadah ah,, dan dan tent tentuu deng dengan an alam. $u menjalankan ibadah yang baik berupa ibadah langsung (mahdzah) ini akan membuahkan predikat baik dari Allah dan pada akhirnya akan hasana hasanah h fi dunya dunya dan hasanah hasanah fil fil akhirat sehingga sehingga dia selamat di dunia dan di akhirat itulah yang menjadi tujuan semua
manusia yang beriman. %anusia dalam hidupnya terkait dengan &ungsi syari’ah pada garis besarnya ada dua ma#am yaitu' a. %anusia
sebagai
hamba
di
man a
harus
menghambakan
dirinya
di
hadapan Khaliq Allah S()!. b. %anusia sebagai khali&ah di muka bumi mengurus dan mengatur tatanan hidup dan kehidupan!. "an tentu jika hidup berpola pada syari’ah tersebut, akan melahirkan kesadaran berperilaku sesuai dengan dua &ungsi tersebut di atas di mana sebagai hamba mempunyai tugas beribadah, sesuai dengan &irmanNya '
? 1@ 3 6 = 3 BC * 3 9:+ 1 ; 3 < 3 3 + 4 1; > + / 0 12 34 +56+7 8 "an aku tidak men#iptakan jin dan manusia ke#uali agar mereka menyembah KuD. ES Ad-"ariyaat ' GH. Selain itu, manusia juga sebagai khali&ah di muka bumi, maka ia memiliki tugas untuk melaksanakan amanat Allah sesuai dengan &irmanNya ' 3 * 1 3T 3 BL 3Q 3@ 1O+U 3 LM 9 6+7 < 9:+ 1 ; B 1 B I@ J 3 B 3 ? 1R 3 3 2 1W 3X 3Y 3 Z 1 V 3 *T3 < 6 4; `@ 33 39 3BC 3]3 1 ; BQ 3c 3 @ 3O 3 3 BL 3Q 1C+ < 3 3 B9 6+7 3 P 3 [ + B/ 3= + 4 1; + \ 1]3 1 ; 3 ^+ _
B I 3 Sesungguhnya telah kami amanatkan kepada langit, bumi, gunung-gunung namun mereka enggan untuk memikulnya, maka manusia menyanggupi untuk memikulnya amanat tersebut tetapi mereka berbuat aniaya dan berbuat bodoh. ES. Al-Ahab ' ff. leh sebab itu maka supaya manusia menjalankan &ungsi sebagai khali&ah di muka bumi maka Allah telah menurunkan syari’at slam yang berguna untuk mengantarkan manusia guna mendapat ridhoNya supaya mendapatkan kebahagiaan yang hakiki sesuai dengan ayat Al-Eur’an tersebut di atas. Adapun ringkasnya &ungsi tersebut di atas adalah untuk membuat kehidupan yang ma’rufat kebaikan! serta mewujudkan keadilan sesuai dengan &irmanNya ' 0+V 3 ` 6 3 3 1 6@ 0 36 ; * 3 QO 4 1; 3 U 6 +7 * 3 1 R 34 1; < 1 :+ 1 ; C X 1V 3 3 34 1 3 Q 1V 3 3 W 3 1? 4 1; + + 3V7+ 3 < 3 4 1;W + 3 +q 3 Z + 10 + 3 + P + + 1/ 34 1; 3 Sesungguhnya Allah menyuruh kamu! berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. "ia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. ES. An-Nahl ' x. "alam hubungannya dengan ekonomi syariah, syariah slam ber&ungsi sebagai pondasi dan pedoman tentang apa yang harus dijalankan dan apa yang tidak boleh dijalankan oleh umat manusia dalam menjalankan kegiatan ekonomi dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. %enurut ewis, penerapan syariah slam yang tidak bisa dilepaskan dari pelaksanaan ekonomi syariah ialah sebagai berikut'
1. Riba dilarang dalam segala bentuk transaksi
"alam sistem ekonomi Syariah, terdapat satu aspek yang masih sangat kontroversial bertentangan dengan sudut pandang barat. Aspek tersebut adalah pelarangan riba bunga!. zembayaran dan penggunaan riba yang berlaku dalam sistem perbankan konvensional sudah jelas larangannya. $al ini jelas ter#antum dalam Quran. 2. Bisnis dan investasi ditangani berdasarkan ada kegiatan yang halal (legal! berizin)
Aktivitas &inansial syariah memiliki aturan yang ketat. leh sebab itu, bank syariah tidak dapat melakukan transaksi yang diharamkan dalam slam seperti, penjualan minuman beralkohol, daging babi, dll!. Se#ara lebih lanjut, dalam memenuhi kebutuhan umat islam, lembaga keuangan dituntut untuk memprioritaskan produksi kebutuhan pokok kelompok slam pada umumnya. Sebagaimana juga dalam tuntunan syariah, semisal berpartisipasi dalam produksi dan pemasaran barang mewah merupakan hal yang kurang diterima dalam pandangan agama ketika kelompok muslim dalam keadaan serba kekurangan kebutuhan pokok sandang, pangan, dan papan, kesehatan dan pendidikan!. ". #enghindari maysir (gambling) dan harus terbebas dari unsur gharar (sekulasi atau analisa yang tidak tentu)
arangan dalam mengadu keuntungan se#ara eksplisit ter#antum dalam Euran Al-%aidah'x-{!. "alam ayat tersebut digunakan istilah maysir yang berarti permainan berbahaya, berasal dari kata yusr , bermakna bahwa pelaku maysir berpa#u untuk mendapatkan harta tanpa upaya kerja keras, dan istilah tersebut berlaku pada setiap praktik judi (gambling). zerjudian dalam segala bentuknya merupakan hal yang terlarang dalam hukum slam. Se#ara eksplisit, hukum slam juga melarang segala jenis aktivitas ekonomi yang mengandung elemen gambling tersebut. %emperkaya diri melalui judi dan mengadu nasib merupkan hal terlarang berdasarkan syariah. B. HAKIKAT HUKUM EKONOMI SYARIAH
Kata hukum yang dikenal dalam bahasa indonesia berasal dari bahasa Arab hukm yang berarti putusan $udgement! atau ketetapan %r&visi&n!. "alam ensiklopedi $ukum slam, hukum berarti menetapkan sesuatu atas sesuatu atau meniadakannya. Sebagaimana telah disebut diatas, bahwa kajian ilmu ekonomi slam terikat dengan nilainilai slam, atau dalam istilah sehari-hari terikat dengan ketentuan halal-haram, sementara
persoalan halal-haram merupakan salah satu lingkup kajian hukukm, maka hal tersebut menunjukkan keterkaitan yang erat antara hukum, ekonomi dan syariah. zemakaian kata syariah sebagai &i|h tampak se#ara khusus pada pen#antuman syariah slam sebagai sumber legislasi dibeberapa negara muslim, perbankan syariah, asuransi syariah, ekonomi syariah. "ari
sudut
pandang
ajaran
slam,
istilah
syariah
sama
dengan
syariat
tamarbuth&h dibelakang diba#a dengan ha! yang pengertiannya berkembang mengarah pada makna &i|h, dan bukan sekedar ayat-ayat atau hadits-hadits hukum. "engan demikian yang dimaksud dengan }konomi Syariah adalah dalil-dalil pokok mengenai }konomi yang ada dalam Al Eur’an dan $adits. $al ini memberikan tuntutan kepada masyarakat slam di ndonesia untuk membuat dan menerapkan sistem ekonomi dan hukum ekonomi berdasarkan dalil-dalil pokok yang ada dalam Al Eur’an dan $adits. leh sebab itu, maka hakikat hukum ekonomi syariah adalah bersi&at mutlak kebenarannya, karena hukum ekonomi syariah bersumber dari kitab su#i Al-Eur’an dan $adist yang berasal dari &irman Allah dan sabda ~asullullah. C. SUMBER HUKUM EKONOMI ISLAM
Keseluruhan dari dasar dan sumber hukum ekonomi merupakan suatu mukjiat yang tetap adanya dalam artian hukum islam tidak dapat disamakan dengan hukum pasang surut maupun hukum • hukum yang lainnya. }mpat sumber hukum islam diantaranya, Al Eur’an, Sunnah dan hadist, jma’, Eiyas dan ijtihad. Selanjutnya akan dijelaskan dibawah ini sesuai dengan kegunaannya masing • masing. a. Kitab su#i Al Eur’an Al Eur’an merupakan sumber hukum yang abadi dan asli karena merupakan amanat yang sesungguhnya yang disampaikan oleh Allah melalui u#apan Nabi %uhammad untuk membimbing umat manusia dimasa depan yang bersi&at universal dan &undamental. €erdasarkan hal tersebut sempat terjadi kesalah pahaman antar pelajar tentang keberadaan Al Eur’an, dimana terdapat pertentangan apakah Al Eur’an ini di#iptakan atau tidak di#iptakan. Sedangkan dari aliran %uktailah dan ahli pikir non muslim memper#ayai bahwa Al Eur’an di#iptakn dan bukanlah &irman Allah. Keper#ayaan ini dinyatakan bahwa kitab su#i ini dikirimkan kedalam hati Nabi SA(, dengan demikian dituliskan dengan gaya bahasa Nabi SA( dari waktu ke waktu. )etapi lain halnya dengan sumber yang didapat dari (aliyullah
dan i|bal bahwasannya kitab su#i itu tidak di#iptakan melainkan amanah dari Allah kepada Nabi SA(. )anpa adanya keraguan bahwa wahyu tersebut memanglah mengalir melalui hati Nabi SA( yang berjangka waktu selam dua puluh tahun tetapi kata • kata serta gaya bahasanya memiliki ide • ide yang tanpa kendali sadar Nabi SA( tanpa adanya pikiran dari perantara. Kenyataannya bahwa kitab su#i ini adalah #atatan wahyu universal yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi %uhammad SA( yang tidak berdaya untuk mengendalikan proses tersebut dengan sadar. "engan demikian Al Eur’an bukanlah di#iptakan melainkan memang digunakan sebagai petunjuk oleh umat manusia sepanjang aman. Al Eur’an berbi#ara pada semua tingkatan dan berusaha men#apai semua jenis pengertian, melalui perumpamaan, persamaan, argumentasi, penelitian, pandangan, dan penelitian mengenai &enomena alam dan hukum • hukum alam, moral dan spiritual. E.S, A Kah&i, {,G‚-GG!. E.S, A ƒumar, f ' „…!, E.S, Al $asyr, G ' „„!. Apabila setiap pemikiran beranggapan bahwa wahyu Al Eur’an ini bersi&at kausal, maka sekian banyak orang akan dituntun dengan berbagai moti& untuk memperoleh perangkat norma dan nilai yang berbeda • beda sesuai dengan kebutuhannya. "engan demikian akan berpengaruh terhadap kerusakan dari wahyu Al Eur’an yang bersi&at universal tersebut. "engan adanya hukum undang • undang yang telah di#iptaka oleh manusia yang perlakuannya banyak ketidakadilannya, lain halnya dengan Al Eur’an yang memberikan penjelasan dengan kaidah • kaidah hukum, sehingga membenarkan bahwa Al Eur’an bukan kitab undang • undang dalam arti modern. €ukan juga merupakan ringkasan etika, selain mengemukakan hal sepele juga membahas mengenai prinsip • prinsip pokok dan memiliki perhatian bersi&at ilahi dan #ara agar umat manusia memperoleh pengetahuan tentang itu. zokok dari peningkatan kesejahteraan manusia di segala bidang telah disusun dalam Al Eur’an An Nahl, {H ' x! yang diingatkan seperti ' ' ai manusia! sesungguhnya telah datang keadamu ela$aran dari uhan*mu dan enyembuh bagi enyakit + enyakit dalam dada dan etun$uk serta rahmat bagi &rang + &rang yang beriman. ' (Q. ,! -unus! 1 / 0)
Anggapan dari N.† ‡oulson membuat ulasan bahwa ' tu$uan utama l Qur’an adalah bukan untuk mengatur hubungan manusia dengan uhannya! melainkan hubungan dengan en3itanya.4 ni merupakan setengah dari kebenaran yang ada, dimana ditunjukkan
ketidakpahaman dari pengarangnya mengenai keseimbangan kebutuhan spiritual maupun material. Semua wahyu yang diturunkan memberikan perintah untuk memper#ayai bahwa
pada hari kebangkitan nantinya terjadinya kiamat dan ganjaran, aturan perkawinan dan per#eraian, persoalan perang dan damai, hukuman terhadap pen#urian, perinahan, pembunuhan manusia, dan lainnya. "engan demikian dalam Al Eur’an bukan sekedar mengatur antara hubungan manusia dengan )uhannya tetapi juga terkait hubungan sosial dan lainnya. Nabi yang telah diutus dengan segala tujuannya untuk meneladani ajaran dari Al Eur’an serta memberikan #ontoh kepada dunia dengan teladan kehidupan praktik yang ideal. €egitu pula dengan sunnah yang memiliki si&at sesungguhnya yaitu tidak pernah bertentangan dengan Al Eur’an, demikian dengan Al Eur’an tidak bertentangan dengan sunnah karena merupakan sumber kedua hukum islam. b. $adist dan Sunnah Sunnah se#ara har&iah diartikan sebagai #ara, kebiasaan, maupun adat istiadat. $al ini diambil dari perilaku Nabi SA( dengan menjadikannya sebuah teladan dan biasanya didasarkan atas praktek normati& masyarakat di aman tertentunya. )etapi sunnah perlu dibedakan dengan hadist yang biasa diambil dari #erita singkat mengenai in&ormasi apa yang telah dikatakan, dan yang lainnya ataupun tidak disetujui oleh Nabi SA( begitu pula dengan in&ormasi terkait sahabat • sahabatnya. "engan demikian hadist biasanya bersi&at teoritik, sementara sunnah merupakan pemberitahuan yang sesungguhnya. $adist biasanya bukan sekedar norma • norma hukum melainkan keper#ayaan dan asas • asas keagamaan. Sedangkan sunnah merupakan praktik dengan norma • norma perilaku kesehariannya. "i#ontohkan semisal dalam Al Eur’an menyebut mengenai shalat dan akat, setelah itu Nabi SA( yang melanjutkan dengan menulis rin#ian • rin#iannya yang dijelaskan kepada pengikutnya se#ara praktis. %eskipun banyak pertentangan yang terjadi tetapi pengertian sunnah itu bisa merupakan bahan baru yang perlu dipertimbangkan dan di#erna karena proses pena&siran yang dilakukan se#ara perlahan oleh para sahabat • sahabat sendiri, dan berbagai ketentuan dasar dari kitab su#i Al Eur’an. zena&siran dari hadist dan sunnah perlu memperhatikan perspekti& dari sejarah dan arti penting &ungsionalnya dalam konteks sejarah. #. jma’ jma’ merupakan sumber ketiga dari hukum islam. "ilihat dari perbedaan antara sunnah dengan ijma’ yaitu dari konseptual yang terletak pada kenyataanya bahwa sunnah terkait ajaran • ajaran Nabi SA( kemudian diperluas para sahabat karena mereka sumber panyampaiannya. jma’ merupakan prinsip isi hukum baru yang timbul karena akibat
perlakuan penalaran dan logika untuk mengahadapi masyarakat yang menyebar luas. jma’ bukan dimaksudkan untuk melihat kebenaran yang terjadi dimasa kini maupun di masa depan melainkan juga membina adanya kebenaran dimasa lampau. jma’ pula yang menetukan bahwa sunnah itu bagaimana #ara pena&sirannya dalam Al Eur’an. Sedangkan untuk analisis terkahir dari Al Eur’an dan sunnah keasilannya dibuktikan melalui ijma’. leh karena itu ijma’ dianggap sebagai hal yang ampuh untuk meme#ahkan keper#ayaan maupun kerumitan yang terjadi pada umat islam. Adakalanya ijma’ merupakan kesahihan tertinggi, dimana keputusannya hanya dalam arti nisbi menolak sesuai dengan kehidupan modern. %eskipun si&at ijma’ ini mempersatukan, tetapi masih banyak perbedaan. "engan demikian adanya perbedaan ini menandakan bahwa adanya rahmat )uhan didalamnya. jma’ juga didasarkan hadist yang diungkapkan oleh Nabi SA( ' ' erbedaan endaat umatku! adalah ertanda adanya rahmat yang datang dari uhan. ' ijma’ juga bersi&at suatu
keharusan yang biasa disebut dengan ijma’ masyarakat. Sedangkan ijma’ yang disepakati oleh para ulama yang idgunakan untuk men#iptakan perpaduan perbedaan pendapat para ulama yang timbul akibat kegiatan individunya tersebut. "alam kepemilikan ijma’ tidak perlu melakukan penekanan pembenaran yang si&atnya otoriter. d. jtihad dan Eiyas "alam tekhnik ijtihad bisa diartikan meneruskan setiap usaha untujk menentukan sedikit banyaknya kemungkinan persoalan sesuai syariat. %emiliki pengaruh hukum yang berpendapat benar meski mungkin saja ada kekeliruan. Sedangkan untuk ruang lingkup ijtihad dihitung dari wa&atnya Nabi dengan delapan judul yang terpisah. )ujuh diantaranya yaitu dari pena&siran terhadap ayat • ayat yang diwahyukan dengan metode analogi, untuk yang kedelapan adlah kesimpulan yang memiliki arti lain yaitu pena&siran ayat • ayat yang diwahyukan dengan penalaran. "i aman islam terkini dengan adanya ra’y pendapat pribadi! dijadikan alat pokok ijtihad. )etapi asas hukum ditetapkan se#ara sistematik dan digantikan dengan adanya Eiyas. Kehidupan manusia, persoalan hidup, dengan hukum yang dapat berubah sesuai keadaan maka diperlukan ijtihad. ˆntuk peranan dari Eiyas adalah memperluas hukum ayat kepada soal yang tidak termasuk dalam bidang syaratnya dengan alasan sebab e&ekti& yang dianggap biasa bagi kedua hal tersebut sehingga tidak dapat dipahami dengan pernyataan mengenai yang asli.
zada abad pertengahan dinyatakan bahwa pintu ijtihad ditutup dan orang harus mengikuti suatu mahab yang telah terbentuk, kare na ke#enderungan ta|lid yang berarti penerimaan sebuah pendapat lain dengan sepenuhnya tanpa adanya bukti. $al ini dapat mempengaruhi masyarakat dan orang mulai mengikuti suatu mahab hukum. Karena dari pendiri mahab tersebut memiliki kemampuan besar dan ketelitian mendalam mengusahakan berbagai pilihan logik dalam batas dengan ayat yang diwahyukan. %enurut sunnah Nabi meskipun seseorang berbuat kesalahan dalam melakukan ijtihad maka dai akan tetap memperoleh pahala. )etapi jika perbuatannya tersebut sampai menuju kepada kebenaran, maka pahalanya akan berlipat ganda. Syarat untuk melakuakn ijtihad adalah memiliki pengetahuan yang baik tentang perintah Al Eur’an maupun sunnah. "isiplin dalam etikanya, dengan kewajiban yang telah ditetapkan. e. zrinsip • zrinsip $ukum ainnya. )erdapat empat dasar &i|h yang telah diuji yaitu dari sumber • sumber hukum yang telah diterima dan disahkan oleh keempat mahab utama. "ari prinsip • prinsip hukum lainnya hanya diterima oleh sebagian ke#il dan perlu dijelaskan se#ara singkat, diantaranya ' istihsan! istislah! dan istishab.
{. stihsan zrinsip ketiga terpenting yaitu istihsan yang dianjurkan hanya oleh mahab hana&i. stihsan se#ara har&iah diartikan sebagai anggapan sesuatu itu baik dan benar. Sedangkan menurut risalah usul &i|h se#ara tekhnis istihsan menyatakan pengabaian pendapat yang diahsilkan melalui penalaran analogi Eiyas! dengan lebih menyukai suatu pendapat yang berbeda dengan didukung pembuktian yang lebuh kuat. )itik tolak Eiyas biasanya didasarkan dari bukti yang terdapat pda sunnah, ada juga dari ijma’ berdasarkan kebutuhan darurah! atau menggunakan Eiyas lain dari penganut Eiyas tersebut. Sehingga dapat diakatakan bahwa istihsan merupakan sarana yang lebih e&ekti& dibandingkan dengan Eiyas dalam penggolongan unsur baru. Karena dalam penentuan penetapan persoalan lebih mudah dibanding dengan metode Eiyas dengan memberikan kemungkinan yang lebih besar. „. stislah stislah dalam artian melarang atau mengiinkan suatu hal karena memenuhi sesuatu dengan maksud yang baik (maslahah) walaupun tidak ada bukti jelas pada sumber yang diwahyukan dalam mendukung tindakan tersebut. stislah juga dimaknai deduksi mandiri ataupun deduksi saja. %aksud dari yang berguna dari segi yang diperlukan se#ara mutlak
untuk meningkatkan sesuatu yang baik. Selain itu, prinsip yang digunakan oleh mahab %aliki mengesampingkan perlunya menemukan bukti pendukung dari suatu sumber dimana ada kemungkinan hal paling e&ekti& dalam menghadapi suatu keadaan yang belum pernah terjadi dimasa sebelumnya. f. stishab zrinsip ini diajukan oleh imam Sya&i’i. %enurut istishab eksistensi suatu hal pernah ditetapkan dengan bukti walaupun kemudian timbul keraguan mengenai kelanjutan dari eksistensinya tetap memiliki anggapan keberadaannya. "isebut dengan istishab al • hal apabila masa kini dinilai menurut masa silam. Kemudian disebut istishab al • madi jika terjadid ari kebalikannya. ni juga diakui oleh mahab hana&i tetapi digunakan hanya untuk penyangkalan pernyataan dawa! atau sebagai alat pembelaan bukan untuk penetapan suatu pernyataan. zrinsp ini memiliki arti penting dalam soal • soal &i|h dan mampu digunakan untuk menentukan kedua hal yang disebut diatas.
DAFTAR PUSTAKA
http'‰‰www.pengertianpakar.#om‰„x{G‰x{‰pengertian-ruang-lingkup-man&aat-ekonomisyariah.html Setyowati,
~o&ah.
„x{„.
%engertian
ukum
5k&n&mi
,yariah.,
online!
http'‰‰khaanahhukumekonomisyariah.blogspot.#o.id‰„x{„‰x„‰pengertian-hukum-ekonomisyariah.html, diakses „ Agustus „x{H!. https'‰‰www.s#ribd.#om‰do#‰{…‚G…x‰}konomi-Syariah-"an-Sumber-$ukum-zelaksanaannya
https'‰‰www.a#ademia.edu‰fHf{‚‰$akikatŠ$ukumŠ}konomiŠdanŠSumberŠ$ukumŠ}konomi Šslam‹autoŒdownload %ake %oney nline ' http'‰‰ow.ly‰KN‡ƒ