BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Latar Belakang Belakang Auditor merupakan profesi yang berlandaskan kepada kepercayaan
dari dari masyarak masyarakat at atau publik publik yang yang harus harus dapat dapat dipert dipertang anggun gungja gjawab wabkan kan secara profesional dengan memberikan hasil audit yang berkualitas dan dapat dapat memenu memenuhi hi kebutu kebutuhan han akan akan transpa transparan ransi si dan kewajar kewajaran an lapora laporan n keuang keuangan, an, baik baik di perusah perusahaan aan swasta swasta maupun maupun di sektor sektor publik publik kepada kepada pihak yang berkepentingan baik pihak internal (Klien) maupun pihak eksternal (Pihak Ketiga). Oleh karena itu, dalam menjalankan tugasnya auditor harus bertindak objektif dan independen berdasarkan standar dan kode etik profesi mereka. eorang auditor yang independen wajib memberikan opini atau pendapat dan kesimpulannya tanpa dipengaruhi oleh tekanan dan campur tangan dari pihak luar yang dapat mengganggu kenetralan dirinya dalam melaks melaksana anakan kan tugas. tugas. !amun !amun sebali sebalikny knya, a, jika jika seorang seorang audito auditorr dalam dalam melaksanakan tugasnya sangat mudah terpengaruh dengan godaan yang diberikan klien yang di audit maka saat itulah ia tidak dapat disebut seor seoran ang g
audi audito torr
yang yang
inde indepe pend nden en
yang ang
dapa dapatt
memp memper erta taha hank nkan an
profesionalismenya dalam bekerja. "ijumpainya kasus besar yang menyangkut independensi seorang auditor seperti yang dialami kantor akuntan publik Arthur Anderson di Amerika erikat cukup untuk membuktikan bahwa tidaklah mudah bagi seorang auditor untuk mempertahankan independensinya. "alam bukunya yang berjudul Accounting #thics ($%%&), "uska menyebutkan ada 'tipe ancaman ancaman yang dapat mempengaru mempengaruhi hi independen independensi si seorang seorang auditor, auditor, yaitu (i) selfinterest threats, (ii) selfre*iew threats (iii) ad*ocacy threats, (i*) familiarity threats, dan (*) intimidation threats. Ancaman tersebut tidak hanya dijumpai dan mempengaruhi kinerja dari dari audito auditorr intern internal al saja, saja, namun namun juga juga dapat dapat mengan mengancam cam indepe independe ndensi nsi audi audito torr ekst ekstern ernal al.. "ili "iliha hatt dari dari sisi sisi inde indepe pend nden ensin sinya ya juga juga terd terdap apat at perbedaan antara auditor internal dan auditor eksternal, salah satu
1
diantaranya adalah jika auditor internal memempertanggungjawabkan independensinya
kepada
mempertanggungjawabkan
manajemen,
maka
independensinya
auditor
tidak
eksternal
hanya
kepada
manajemen namun juga kepada pemegang saham maupun masyarakat umum yang berkepentingan atas hasil auditnya. 1.2. Rumusan Masalah
+erdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dibahas ialah . Apa faktorfaktor yang mempengaruhi independensi auditor2. +agaimana perbedaan independensi antara auditor eksternal dengan auditor internal1.3. Tujuan Penulsan ujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui faktorfaktor
yang memengaruhi independensi auditor dan
mengetahui perbedaan
independensi antara auditor eksternal dengan auditor internal.
BAB II LANDA!AN TE"RI 2.1 Au#t$r
/enurut Arens, #lder dan +easley dalam Auditing and Assurance Service An Integrated Approach Tenth Edition, auditing adalah suatu
2
proses pengumpulan dan penge*aluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteriakriteria yang telah ditetapkan. Pihak yang melakukan kegiatan auditing inilah yang disebut dengan auditor. Auditor juga merupakan seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. Pada dasarnya auditor ada dua jenis, yakni . Auditor #ksternal Auditor eksternal adalah profesi audit yang melakukan tugas audit atas laporan keuangan dari perusahaan, pemerintah, indi*idu atau organisasi lainnya. Auditor eksternal mempunyai independensi dari perusahaan yang di audit. Peran auditor eksternal adalah untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. Auditor eksternal terdiri dari %a&. Akuntan Pu'lk , organisasi profesi 0A0 (0katan Akuntan 0ndonesia) sejak tahun 1'2. %'&. Ba#an Pemerksa
(euangan
%BP(&
merupakan
auditor
eksternal
bagi
pemerintah yang dibentuk berdasarkan 33" 14', berdasark an perubahan ke & 33" 14' pasal $. $. Auditor 0nternal he 0nstitute of 0nternal Auditor dalam Statement of Responsibility of Internal Auditor yang dikeluarkan tahun 1'2 menyatakan 50nternal auditing adalah suatu kegiatan penilaian yang independen dalam organisasi untuk menilai operasi sebagai jasanya diberikan kepada manajemen. 6adi internal auditing merupakan pengendalian manajerial yang melaksanakan fungsinya, mengatur dan menge*aluasi keefektifan pengendalian lain5.
2.2 In#e)en#ens Au#t$r /enurut Arens, #lder dan +easley dalam Auditing and Assurance
Service An Integrated Approach Tenth Edition, independensi dalam audit
3
berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian, e*aluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. edangkan menurut "uska dalam bukunya Accounting #thics ($%%&) menuliskan bahwa 7he 0+ defined auditor independence as freedom from those pressures and other factors that compromise, or can reasonably be e8pected to compromise, an auditor9s ability to make unbiased audit decisions:. "alam PK! (tandar
Pemeriksaan
Keuangan
!egara)
independensi ditekankan dalam paragraph 4 Pernyataan tandar 3mum kedua 7"alam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya:. "ari beberapa definisi independesi tersebut diatas, di tarik simpulan bahwa independensi auditor merupakan suatu tindakan baik sikap perbuatan atau mental auditor dalam sepanjang pelaksanaan audit dimana auditor dapat secara bebas dan tanpa tekanan dalam menjalankan semua kewajibannya
serta
tidak memihak oleh pihakpihak yang
berkepentingan terhadap hasil auditnya.
2.3 *ens In#e)en#ens
/enurut 0;A< ( International Federation of Accountants) ada dua jenis independensi, yaitu independensi dalam fakta (independence in fact ) dan independensi dalam penampilan (independence in appearance). 3ntuk independensi dalam fakta, 0;A< menggunakan istilah lain, yaitu independensi dalam pikiran (independence in mind ). . In#e)en#ens #alam )kran adalah suatu keadaan pikiran yang memungkinkan pengungkapan suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh yang dapat mengompromikan penilaian professional, memungkinkan seorang indi*idu bertindak berdasarkan integritas, serta menerapkan objekti*itas dan skeptisme professional. edangkan $. In#e)en#ens #alam )enam)lan adalah penghindaran fakta dan kondisi yang sedemikian signifikan sehingga pihak ketiga yang paham
4
dan berpikir rasional dengan memiliki pengetahuan akan semua informasi yang rele*an, termasuk pencegahan yang diterapkan, akan tetapi dapat
menarik kesimpulan bahwa
objekti*itas dan integritas anggota
skeptisme
professional,
firma, atau tim penjaminan
(assurance team) telah dikompromikan.
2.+ Rsk$ In#e)en#ens
"i dalam bukunya yang berjudul Accounting #thics ($%%&) "uska menyebutkan ada ' tipe ancaman yang dapat merusak independensi seorang auditor, yaitu a. Self Interest threats, yang terjadi apabila akuntan publik menerima manfaat dari keterlibatan keuangan klien. b. Self Review threats, yang terjadi apabila akuntan publik melaksanakan penugasan pemberian jasa keyakinan yang menyangkut keputusan yang dibuat untuk kepentingan klien. c. Advocacy threats, yang terjadi apabila tindakan akuntan publik menjadi terlalu erat kaitanya dengan kepentingan klien. d. Familiarity threats, yang terjadi apabila terdapat hubungan kekeluargaan yang erat antara auditor dan klien yang di audit. e. Intimidation threats, yang terjadi apabila terdapat hubungan yang kontinyu antara auditor dan klien seperti hubungan pribadi yang dapat menyebabkan intimidasi.
2.,. ($#e Etk Pr$-es
5
Kode etik profesi merupakan suatu prinsip moral dan pelaksanaan aturanaturan yang memberi pedoman dalam berhubungan dengan klien, masyarakat, anggota sesama profesi serta pihak yang berkepentingan lainya. Kode etik berupa aturan umum mengenai tingkah laku yang baik atau aturanaturan khusus yang tidak boleh dilakukan. Kode etik profesi diharapkan dapat membantu para akuntan publik untuk mencapai mutu pemeriksaan pada tingkat yang diharapkan. 3ntuk menjadi akuntan publik yang dapat dipercaya oleh masyarakat, maka harus patuh pada prinsip prinsip etik sebagaimana dimuat dalam Prinsip #tika Profesi 0katan Akuntan Publik 0ndonesia tahun 11>, yaitu • • • • • • • •
Prinsip tanggung jawab profesi Prinsip kepentingan publik Prinsip integritas Prisip objekti*itas Prinsip kompetensi dan kehatihatian professional Prinsip kerahasiaan Prinsip perilaku professional Prinsip standar teknis
"ari delapan prinsip yang disebutkan diatas prinsip yang sangat erat kaitannya dengan independensi adalah prinsip objekti*itas, integritas, kompetensi dan kehatihatian professional. Karena seorang auditor yang independen harus menjunjung tinggi prinsipprinsip itu agar opini yang diberikannya dapat dipercayai oleh pengguna yang berkepentingan dan profesionalismenya tidak diragukan.
6
BAB III PEMBAHA!AN
3.1. akt$r /ang Mem)engaruh In#e)en#ens Au#t$r
Ada
beberapa
bentuk
ancaman
yang
menurut
0;A<
dapat
mempengaruhi independensi auditor, diantaranya a. Kepentingan diri ( self interest ), contohnya Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien, atau kepentingan
keuangan bersama pada suatu perusahaan klien. Ketergantungan yang tidak wajar pada total fee dari suatu klien. /emiliki hubungan bisnis yang sangat erat dengan klien. Kekhawatiran berlebihan bila kehilangan suatu klien. Potensi akan dipekerjakan oleh suatu klien. Fee kontijensi sehubungan dengan perikatan penjaminan ( assurance
engagement ) Ada pinjaman dari?atau kepada klien penjaminan, atau kepada?dari
direktur atau pejabat dari klien (0;A<, $%%. 4) b. @e*iew diri ( self review), contohnya emuan kesalahan material saat dilakukan e*aluasi ulang. 7
Pelaporan operasi sistem keuangan setelah terlibat dalam perancangan
dan implementasi sistem tersebut. erlibat dalam pemberian jasa pencatatan akuntansi sebelum perikatan
penjaminan. /enjadi anggota
tim
penjaminan
setelah
baru
saja
menjadi
karyawan?pejabat di perusahaan klien yang memiliki pengaruh
langsung berkaitan dengan perikatan penjaminan tersebut. /emberikan jasa kepada klien yang berpengaruh langsung pada materi perikatan penjaminan tersebut (0;A<, $%%. ')
c. Ad*okasi (advocacy) /empromosikan saham perusahaan publik dari klien, di mana
perusahaan tersebut merupakan klien audit. +ertindak sebagai pengacara (penasihat hukum) untuk klien penjaminan dalam suatu litigasi atau perkara perselisihan dengan pihak ketiga (0;A<, $%%. )
d. Kekerabatan ( familiarity) Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang
direktur atau pejabat perusahaan klien. Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang karyawan klien yang memiliki jabatan yang berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap pokok dari penugasan. /antan rekan (partner) dari kantor akuntan yang menjadi direktur atau pejabat klien atau karyawan pada posisi yang berpengaruh atas pokok
suatu penugasan. /enerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien, kecuali nilainya
tidak signifikan. Bubungan yang terjalin lama dengan karyawan senior perusahaan klien (0;A<, $%%. 2)
e. 0ntimidasi (intimidation) "iancam dipecat atau diganti hubungannya dengan penugasan klien. "iancam dengan tuntutan hukum. "itekan secara tidak wajar untuk mengurangi ruang lingkup pekerjaan dengan maksud untuk mengurangi fee (0;A<, $%%. >) 8
3.2.
In#e)en#ens Au#t$r Eksternal #an Au#t$r Internal
Ada beberapa poin yang membedakan antara auditor eksternal dan auditor internal dari sisi independensi, yakni
N$. .
P$nt Output
atau
keluaran
$.
0ndependensi
Au#t$r Internal Output utama
berupa
Au#t$r Eksternal Output utama berupa opini
rekomendasi Auditor tidak independen Auditor harus independen terhadap
manajemen terhadap manajemen
namun harus independen terhadap aktifitas yang di audit
&.
4.
Pemegang
/anajemen
Klien
Pelaporan
/elaporkan
saham,
komisaris, dan pihak terkait hasil
pada direksi
audit
di luar perusahaan /elaporkan hasil audit pada stakeholder yang diaudit.
abel diatas menunjukkan perbedaan antara auditor eksternal dan internal dari sisi independensi, namun di sisi lain manfaat adanya auditor internal bagi auditor eksternal berupa independensi atau objekti*itas yang lebih baik dibandingkan dengan manajemen langsung, pemahaman mendalam yang dimiliki auditor internal dan juga kesamaan profesi yang dimiliki dengan auditor ekternal, memudahkan komunikasi keduanya, namun belum tentu ada kerja sama diantara keduanya. elanjutnya mengenai independensi auditor internal dan eksternal dapat dilihat bahwa, auditor internal secara subjek adalah seorang pegawai suatu organisasi atau perusahaan yang bertugas melayani kebutuhan manajemen dan merupakan bagian dari organisasi, fokus kepada masa depan, untuk membantu manajemen mencapai sasaran dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien, berkepentingan secara langsung dalam pencegahan fraud dalam berbagai bentuk, independen terhadap akti*itas yang diaudit tetapi siap
9
merespon kebutuhan dan keinginan manajemen dan re*iew atas akti*tas dilakukan secara terus menerus. edangkan untuk auditor eksternal subjeknya adalah pihak luar yang independen (akuntan publik) melayani kebutuhan pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang reliable, fokus pada akurasi dan dapat dipahaminya kejadian historis seperti yang diekpresikan dalam laporan keuangan,
berkepentingan secara
insidental dalam pencegahan dana
pendeteksian fraud secara umum, tetapi berkepentingan secara langsung bila terdapat pengaruh yang bersifat material pada laporan keuangan, independen terhadap manajemen atau klien baik dalam penampilan, maupun sikap mental dan re*iew atas catatan atau dokumen yang mendukung laporan keuangan secara periodik.
10
BAB I0 (E!IMPULAN
0ndependensi auditor merupakan suatu tindakan baik sikap perbuatan atau mental auditor dalam sepanjang pelaksanaan audit dimana auditor dapat secara bebas dan tanpa tekanan dalam menjalankan semua kewajibannya serta tidak memihak oleh pihakpihak yang berkepentingan terhadap hasil auditnya. ecara umum, terdapat $ jenis independensi, yakni independensi dalam pikiran dan independensi dalam penampilan. "alam pelaksanaannya, tidaklah mudah mempertahankan independensi dalam diri seorang auditor dikarenakan adanya ' tipe ancaman, yaitu (i) selfinterest threats, (ii) selfre*iew threats (iii) ad*ocacy threats, (i*) familiarity threats, dan (*) intimidation threats. "ilihat dari sisi independensinya terdapat poinpoin yang membedakan antara auditor internal dan eksternal. Poinpoin tersebut adalah
output
atau
keluaran,
kepada
siapa
seorang
auditor
mempertanggung jawabkan independensinya, klien, dan yang terakhir adalah hasil laporan yang dikeluarkan. 0ndependensi merupakan salah satu karakteristik auditor yang paling kritis dan penting. 0ndependensi menjadi fondasi atau batu pijakan dalam struktur etika. 0ndependensi juga menjadi faktor yang sangat menentukan
bagi
pengembangan
dan
penerapan
prinsipprinsip
fundamental etika dalam menekuni profesi akuntan. Oleh karena itu, seorang auditor penting melakukan identifikasi dan e*aluasi keadaan dan hubungan dengan klien yang dapat menciptakan ancaman terhadap independensi agar nantinya auditor dapat lebih berhatihati sehingga dapat menekan pengaruh ancaman tersebut terhadap independensinya.
11
12