BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Gigi merupakan bagian tubuh yang tersusun dari jaringan keras dan jaringan lunak. Penyusun dari jaringan tersebut mengandung unsur organik dan anorganik. Presentase perbandingan unsur organik dan anorganik berbeda-beda contohnya pada komposisi email yang terkandung di dalamnya berupa 95-98% bahan anorganik sedangkan pada bahan organik di dalamnya mengandung 4% . Pada gigi bahan anorganik terkandung paling banyak dari bahan organik oleh karena itu gigi merupakan bagian terkeras dari tubuh. Jenis bahan anorganik bermacam-macam yaitu fosfat, magnesium, besi, klorida, sulfat, kalsium, ortofosfat. Untuk
mengetahui
berbagai
macam
unsur
anorganik
yang
terkandung didalam gigi maka perlu dilakukan praktikum analisis gigi secara kimia. Dengan melakukan analisis gigi secara kimia masing-masing bahan anorganik dapat teridentifikasi dengan jelas dan nilai persentase unsur-unsur anorganik dapat terlihat. Analisis gigi yang dilakukan secara kimia akan membuat bahan anorganik dapat larut yang dapat berupa filtrat dan presipitat. Keduanya dapat dimanfaatkan untuk menganalisis bermacam-macam senyawa dengan mencampurkan filtrat atau presipitat dengan bahan-bahan kimia serta teknik berbeda. Bahan-bahan kimia serta teknik untuk menunjukan adanya bahan anorganik akan dibahas dalam laporan ini. Bahan anorganik dalam gigi banyak jenisnya untuk itu sebagai seroang dokter gigi penting memahami kandungan anorganik gigi secara kimiawi agar dapat memberikan obat yang aman sehingga tidak merusak gigi.
1
B. Rumusan Masalah 1.
Apa saja kandungan gigi secara kimiawi ?
2.
Apa saja komposisi kimia dari bahan organik dan anorganik ?
3.
Mengapa pada gigi memiliki banyak zat anorganik di bandingkan zat organik ?
C. Tujuan Tujuan dari praktikum ini sebagai berikut: 1. Menunjukkan adanya kandungan fosfat pada gigi. 2. Menunjukkan adanya kandungan klorin pada gigi. 3. Menunjukkan adanya kandungan sulfat pada gigi. 4. Menunjukkan adanya kandungan kalsium pada gigi. 5. Menunjukkan adanya kandungan ortofosfat pada gigi. 6. Menunjukkan adanya kandungan magnesium pada gigi. 7. Menunjukkan adanya kandungan besi pada gigi.
D. Manfaat Manfaat dari praktikum ini sebagai berikut: 1. Mengetahui kandungan gigi secara kimiawi 2. Mengetahui kandungan komposisi secara organik dan anorganik 3. Mengetahui kadar organik dan anorganik yang baik
2
BAB II LANDASAN TEORI
Gigi merupakan jaringan terkeras dari tubuh manusia. seperti halnya tulang, gigi terdiri dari zat organik dan zat anorganik. Diantara keduanya, zat anorganik lah yang paling banyak terkandung dalam gigi. Struktur gigi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu enamel, dentin dan sementum, dan pulpa dentis yang terdiri dari jaringan ikat (Sharma dan Riyat, 2008). A. Enamel Enamel merupakan struktur terluar dan terkeras gigi. Tersusun atas hampir 95% bahan anorganik, terutama kalsium hidroksiapatit. Terdapat pula sedikit fosfat dan fluoroapatit. Selain zat organik terdapat pula zat organik yaitu keratin. B. Dentin Dentin merupakan lapisan dibawah enamel dan juga merupakan jaringan terkeras kedua pada gigi. Pada dentin terdiri dari sekitar 75% zat anorganik dan sisanya zat organik. Zat anorganik pada dentin antara lain kalsium hidroksiapatit dan juga fosfat. Sedangkan zat organiknya adalah kolagen dan sedikit chondroitin sulphate. Sehingga susunan dari dentin ini hampir sama dengan tulang. C. Sementum Sementum memiliki struktur morfologi dan komposisi yang sama dengan tulang. D. Pulpa Dentis Merupakan bagian terdalam dari gigi yang berada kavitas gigi dan saluran akar. Pulpa dentis terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf.
3
Berikut ini merupakan tabel komposisi zat organik dan anorganik pada enamel, dentin, dan tulang menurut Sharma dan Riyat (2008).
4
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Alat
Alat-alat yang digunakan untuk praktikum biokimia analisis gigi secara kimiawi, sebagai berikut: 1.
Rak tabung
2.
Gelas ukur 250 ml
3.
Gelas ukur 10 ml
4.
Tabung reaksi
5.
Kertas saring
6. pH meter 7.
Bunsen
8.
Pipet tetes
9.
Tabung reaksi
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk praktikum biokimia analisis gigi secara kimiawi menggunakan larutan-larutan, sebagai berikut: 1. Ammonium hidroksida 2. HCl 3. AgNO3 4. HNO3 5. BaCl2 6. Ammonium tiosianat 7. Ammonium oksalat 5% 8.
Larutan urea 10%
9. Pereaksi molibdat 10. Ferrosulfat 11. Ammonium karbonat 12. Ammonium klorida 13. Na2HPO4 14. NH4OH
5
C. Cara Kerja
Cara kerja praktikum biokimia analisis gigi secara kimiawi secara singkat, sebagai berikut: 1. Gigi di campur dengan 25 ml asam nitrat encer, kemudian biarkan selama satu malam. 2. Gunakan larutan gigi tersebut dan saring dengan menggunakan kertas
saring,
sehingga
menghasilkan
fitrat
A
untuk
menunjukan adanya fosfat dan presipitat A. 3. Selanjutnya dari fitrat A di saring menggunakan kertas saring yang menghasilkan fitrat B untuk menunjukan adanya Cl dan sulfat. 4. Fitrat A yang di saring menggunakan kertas saring juga menghasilkan presipitat B. Presipitat B ini akan di campur dengan asam cuka encer yang menghasilkan fitrat C dan presipitat C. 5. Fitrat C yang dihasilkan dari presipitat B yang di campur dengan asam cuka encer kemudian di saring menggunakan kertas saring untuk menunjukan adanya kalsium, ortofosfat, dan magnesium. 6. Presipitat C yang dihasilkan dari presipitat B yang di campur dengan asam cuka encer kemudian ditambahkan HCl encer yang menghasilkan fitrat D. 7. Fitrat D kemudian di saring menggunakan kertas saring untuk menunjukan adanya fosfat dan besi. Berikut cara kerja untuk mengetahui adanya larutan-larutan yang ada pada gigi secara rinci: 1. Menunjukan adanya Fosfat Filtrat A dicampur dengan amonium hidroksida memakai tabung reaksi, kemudian di homogenkan yang akan menghasilkan garam fosfat (endapan). 2. Menunjukan adanya Cl
6
Filtrat B ditambahkan HNO 3 dan AgNO3 memakai tabung reaksi, kemudian
dihomogenkan
yang
akan
menghasilkan
AgCl
(endapan putih). 3. Menunjukan adanya Sulfat Filtrat B ditambahkan dengan HCl dan BaCl 2 memakai tabung reaksi, kemudian dihomogenkan yang akan menghasilkan BaSO 4 (endapan). 4. Menunjukan adanya Kalsium Filtrat C ditambahkan dengan 1 ml ammonium oksalat 5% memakai tabung reaksi, kemudian di homogenkan sehingga menghasilkan endapan putih (kalsium). 5. Menunjukan adanya Ortofosfat 1ml filtrat C ditambahkan dengan 1ml larutan urea 10% dan 10ml pereaksi molibdat kemudian homogankan dan ditambahkan 1ml larutan ferrosulfat. Apabila terkandung ortofosfat maka larutan akan berubah warna menjadi biru. 6. Menunjukan adanya Magnesium Filtrat C yang mendidih ditambahkan larutan ammonium karbonat dan ammonium
klorida
secara
perlahan akan
menghasilkan endapan CaCo 3 (filtrat E). Filtrat E ditambahkan dengan larutan Na2HPO4 dan NH 4OH kemudian dihomogenkan. Apabila terkandung magnesium maka anak terbentuk endapan ammonium magnesium fosfat. 7. Menunjukan adanya Fosfat Filtrat D ditambahkan dengan ammonium hidroksida akan menghasilkan garam fosfat (endapan). 8. Menunjukan adanya Besi (Fe) Filtrat D ditamhakan dengan 1ml larutan ammonium tiosianat, bila terkandung besi akan berubah warna menjadi merah. Apabila ditambahkan dengan 1ml larutan kalium ferrrosianida akan berubah menjadi endapan biru atau warna biru atau hijau.
7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum 1. Pengujian Fosfat Gigi yang telah direndam selama semalam dalam 25 ml asam nitrat encer disaring, kemudian menghasilkan filtrat A dan presipitat A.
Filtrat A + 20 tetes ammonium hidroksida
endapan garam fosfat
pH 10
2. Pengujian Klor Filtrat A yang mengandung endapan garam fosfat kemudian disaring dan akan menghasilkan filtrat B serta presipitat B.
Filtrat B + 10 tetes HNO3 + 20 tetes AgNO3
AgCl (endapan putih)
pH 1
3. Pengujian Sulfat
Filtrat B + 5 tetes HCl + 120 tetes BaCl 2
tidak terbentuk endapan
pH 1
4. Pengujian Kalsium Presipitat B ditambahkan 5 ml asam cuka encer akan menghasilkan filtrat C dan presipitat C.
Filtrat C + 1 ml ammonium oksalat 5 %
kalsium (endapan putih)
8
5. Pengujian Ortofosfat
Filtrat C + 1 ml larutan urea 10% + 10 ml pereaksi molibdat campur + 1 ml larutan ferrosulfat
ortofosfat (berwarna biru)
6. Pengujian Magnesium
Filtrat C mendidih +50 tetes ammonium karbonat + 5 tetes ammonium klorida
CaCO3 + filtrat E
Filtrat E + 5 tetes Na2HPO4 + 2 ml NH4OH
tidak ada endapan
7. Pengujian Fosfat Presipitat C ditambahkan dengan 10 ml HCl encer akan menghasilkan filtrat D.
Filtrat D + 45 tetes ammonium hidroksida
garam fosfat
8. Pengujian Besi
Filtrat D + 1 ml ammonium tiosianat
tidak ada perubahan warna
B. Pembahasan 1. Pengujian Fosfat Pada pengujian fosfat terbentuk endapan garam fosfat yang menandakan adanya kandungan fosfat dalam gigi. Secara umum, kandungan fosfat dalam gigi yaitu sebesar 17% dari keseluruhan komposisi yang terdapat dalam gigi. 2. Pengujian Klor Berdasarkan hasil praktikum, terdapat endapan AgCl hasil dari pencampuran filtrat B ditambahkan HNO3 dan AgNO3. Hal ini menunjukan
9
adanya kandungan klor dalam gigi. Pada umumnya, kandungan klor dalam gigi yaitu sebesar 0,25% dari keseluruhan komposisi gigi. 3. Pengujian Sulfat Berdasarkan hasil praktikum, tidak ditemukan adanya kandungan sulfat kemungkinan dikarenakan sampel yang ada terlalu sedikit dan saat penambahan HCl di awal menyebabkan pH terlalu rendah sehingga sulit terbentuk endapan BaSO4. 4. Pengujian Kalsium Pada pengujian kalsium terbentuk endapan putih hasil dari reaksi filtrat C ditambahkan ammonium oksalat 5%. Hal ini menunjukan adanya kandungan kalsium dalam gigi. Secara umum, kandungan kalsium dalam gigi yaitu sebesar 36% dari keseluruhan kandungan yang terdapat dalam gigi. 5. Pengujian Ortofosfat Berdasarkan hasil praktikum, terjadi perubahan warna pada filtrate menjadi biru tua yang merupakan hasil reaksi dari filtrat C ditambahkan larutan urea 10%, pereaksi molibdat, serta larutan ferrosulfat.
Hal ini
menandakan adanya kandungan ortofosfat dalam gigi. 6. Pengujian Magnesium Berdasarkan hasil praktikum, tidak ditemukan adanya endapan ammonium-magnesium-fosfat.
Hal
tersebut
menunjukkan
tidak
adanya
kandungan magnesium dalam filtrat C kemungkinan dikarenakan pada saat presipitat B ditambahkan HCl tidak homogen sehingga menghasilkan filtrat C yang kurang akurat. Secara umum, kandungan magnesium dalam gigi yaitu sebesar 0,4% dari keseluruhan kandungan yang terdapat dalam gigi. 7. Pengujian Fosfat Berdasarkan hasil praktikum, terbentuk endapan garam fosfat yang merupakan hasil reaksi dari filtrat C ditambahkan dengan ammonium hidroksida. Hal ini menunjukan adanya kandungan fosfat dalam gigi. Pada umumnya, kandungan fosfat dalam gigi sebesar 17% dari keseluruhan kandungan yang terdapat dalam gigi.
10
8. Pengujian Besi Berdasarkan hasil praktikum, tidak terdapat kandungan besi. Pada umumnya, filtrat D yang ditambahkan dengan ammonium tiosianat akan terjadi perubahan warna yaitu warna merah. Secara umum, kandungan besi dalam gigi yaitu sebesar 0,04-0,8% dari keseluruhan kandungan yang terdapat dalam gigi.
11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum mengenai analisis biokimia gigi, dapat disimpulkan bahwa kandungan di dalam gigi terdiri dari zat organik dan anorganik. Zat organik di dalam gigi terdiri atas kolagen, mukopolisakarida, glikogen dan kolesterol. Sedangkan, zat anorganik yang terdapat di dalam gigi antara lain kalsium, fosfat, magnesium, sulfat, ortofosfat, klor dan besi. Kandungan anorganik di dalam gigi yang terbanyak adalah kalsium.
B. Saran Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1.
Dalam melakukan uji biokimia gigi penguji harus memperhatikan takaran yang digunakan untuk menguji kandungan gigi
2.
Waktu yang digunakan untuk mengetahui kandungan di gigi harus tepat
3.
Sebaiknya lama gigi yang di rendam dalam larutan asam nitrat encer lebih dari 2 hari agar hasil yang didapat benar benar tepat
4.
Penguji juga harus memperhatikan pH agar hasil yang didapat akurat
12
DAFTAR PUSTAKA
Sharma, D.C., Riyat, M, 2008, Biochemistry for Dental Student , Janpath, New Delhi.
13
Lampiran
pH meter Tabung pengujian klor
Tabung pengujian fosfat
Tabung pengujian kalsium
Tabung pengujian ortofosfat
Tabung pengujian fosfat
Larutan NH4Cl
Larutan NH4CO3
14
Larutan urea 10%
Larutan amonium oksalat 5%
Larutan Na2HPO4
Larutan ammonium tiosianat
15