KASUS INTOKSIKASI INSEKTISIDA
Seseorang pasien masuk UGD, pasien di bawah oleh teman-temannya. Mulut pasien tampak berbusa, teman klien mengatakan pasien habis minum racun serangga 2 jam yang lalu, tercium bau racun pada napas klien, klien tampak tidak sadarkan diri, TTV : TD: 80/60 mmhg, P : 30x/menit, S: 37.8^ C N : 120x/menit, akral dingin teman pasien mengatakan klien muntah sejak pasien minum racun sampai dibawah kerumah sakit.
Menurut anda kasus apakah yang terjadi pada pasien diatas ?
Intoksikasi Insektisida.
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah ?
Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat.
Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan output yang berlebihan
Tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan depresi pernapasan akibat efek langsung dari intoksikasi
Penanganan awal yang dilakukan pada klien ?
Observasi keadaan umum klien (TTV)
Tindakan Emergensi
Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu di lakukan inkubasi
Breathing : Berikan nafas buatan, bila penderita tidak bernafas spontan atau pernafasan tidak adekuat.
Circulasi : Pasang infus bila keaadaan penderita gawat darurat dan perbaiki perfusi jaringan.
Resusitasi
Setelah jalan nafas di bebaskan dan di bersihkan, periksa pernafasan dan nadi. Infus dextrose 5% kec.15 – 20, nafas buatan, O2, hisap lendir dalam saluran pernafasan, hindari obat – obatan depresan saluran nafas, kalau perlu respirator pada kegagalan nafas berat. Hindari pernafasan buatan dari mulut ke mulut, sebab racun orga fhosfat akan meracuni lewat mulut penolong. Pernafasan buatan hanya di lakukan dengan meniup face masuk atau menggunakan alat bag – valve – mask.
Spesifik terapi
Bilas lambung ( 100-200 ml ), diikuti pemberian karbon aktif. Direkomendasikan pada kasus yang mengancam.
Karbon aktif . Dosis 12 tahun : 25 – 100 gr dalam 300-800 ml.
Prosedur Bilas lambung :
Pasien telungkup, kepala dan bahu lebih rendah.
Pasang NGT dan bilas dengan : air, larutan norit, Natrium bicarbonat 5 %, atau asam asetat 5 %.
Pembilasan sampai 20 X, rata-rata volume 250 cc.
Intervensi keperawatan apa yang anda diberikan?
DX I Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan dapat mempertahankan tingkat kesadaran klien (kompos mentis)
Intervensi :
Monitor vital sign tiap 15 menit
Rasional : bila ada perubahan yang bermakna merupakan indikasi penurunan kesadaran
Catat tingkat kesadaran pasien
Rasional : Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak.
Kaji adanya tanda-tanda distress pernapasan,nadi cepat,sianosis dan kolapsnya pembuluh darah
Rasional : Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak, ginjal, jantung dan paru.
Monitor adanya perubahan tingkat kesadaran
Rasional : Tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup, meliputii resusitasi : Airway, breathing, sirkulasi
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti dotum Rasional : Anti dotum (penawar racun) dapat membantu mengakumulasi penumpukan racun
DX II : Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan output yang berlebihan
Tujuan : Kekurangan cairan tidak terjadi
Kriteria hasil :
Tanda-tanda vital stabil
Turgor kulit stabil
Membran mukosa lembab
Pengeluaran urine normal 1 – 2 cc/kg BB/jam
INTERVENSI
Monitor pemasukan dan pengeluaran cairan.
RASIONAL : Dokumentasi yang akurat dapat membantu dalam mengidentifikasi pengeluran dan penggantian cairan.
Monitor suhu kulit, palpasi denyut perifer.
RASIONAL : Kulit dingain dan lembab, denyut yang lemah mengindikasikan penurunan sirkulasi perifer dan dibutuhkan untuk pengantian cairan tambahan.
Observasi adanya mual, muntah, perdarahan
RASIONAL : Mual, muntah dan perdarahan yang berlebihan dapat mengacu pada hipordemia.
Pantau tanda-tanda vital
RASIONAL : Hipotensi, takikardia, peningkatan pernapasan mengindikasikan kekurangan cairan (dehindrasi/hipovolemia).
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan parenteral
RASIONAL : Cairan parenteral dibutuhkan untuk mendukung volume cairan / mencegah hipotensi.
Kolaborasi dalam pemberian antiemetik
RASIONAL : Antiemetik dapat menghilangkan mual/muntah yang dapat menyebabkan ketidak seimbangan pemasukan.
Berikan kembali pemasukan oral secara berangsur-angsur
RASIONAL : Pemasukan peroral bergantung kepada pengembalian fungsi gastrointestinal.
Pantau studi laboratorium (Hb, Ht).
RASIONAL : Sebagai indikator untuk menentukan volume sirkulasi dengan kehilanan cairan.
DX III Tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan depresi pernapasan akibat efek langsung dari intoksikasi
Tujuan : Kekurangan cairan tidak terjadi
Kriteria hasil :
Tanda-tanda vital stabil
Turgor kulit stabil
Membran mukosa lembab
Pengeluaran urine normal 1 – 2 cc/kg BB/jam
Intervensi :
Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien dalam menentukan tindakan selanjutnya
Berikan O2 sesuai anjuran dokter
Rasional : Terapi oksigen meningkatkan suplai oksigen ke jantung
Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen(ventilator) dan lakukan suction.
Rasional : Ventilator bisa membantu memperbaiki depresi jalan napas
Berikan kenyamanan dan istirahat pada pasien dengan memberikan asuhan keperawatan individual
Rasional : Kenyamanan fisik akan memperbaiki kesejahteraan pasien dan mengurangi kecemasan,istirahat mengurangi komsumsi oksigen miokard
Jelaskan proses terjadinya akral dingin ?
Masuknya racun ke dalam tubuh melalui mulut dimana efek toksis akan terakumulasii pada miokard dan pembuluh darah perifer sehingga menyebabkan berkurangnya sirkulasi darah perifer ke kulit, maka terjadi penurunan panas dari sirkulasi darah sehingga menyebabkan timbulnya akral dingin.
Apa penyebab pernapasan klien meningkat ?
Disebabkan karena Intoksikasi Insektisida yang bekerja dengan menghambat dan menginaktivasikan enzim asetilkolinesterase. Enzim ini secara normal menghancurkan asetilkolin yang dilepaskan oleh susunan saraf pusat, gangglion autonom, ujung-ujung saraf parasimpatis, dan ujung-ujung saraf motorik. Hambatan asetilkolinesterase menyebabkan tertumpuknya sejumlah besar asetilkolin. Penumpukan asetilkolin pada ujung syaraf simpatis menyebabkan kontriksi otot-otot bronchial yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pernafasan.
Penyimpangan KDM.
Masuknya racun ke dalam tubuh melalui mulut
Intoksikasi Insektisida
Terakumulasi ke dalam darah
Menginaktivasikan enzim asetilkolinesterase
Penumpukan AKH & AChE
Hipereksitasi secara terus menerus
dari reseptor muskarinik dan nikotinik.
Efek muskarinik Efek Nikotinik Depresi sistem saraf pusat
Penurunan KesadaranDX.1Iritasi saluran GI Depresi sistem pernafasan
Penurunan Kesadaran
DX.1
Muntah Distress pernafasan
Pola nafas tidak efektifDX.2Kekurangan volume cairanDX.3
Pola nafas tidak efektif
DX.2
Kekurangan volume cairan
DX.3