LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 29
HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Sistem Hidrolik adalah suatu sistem yang memanfaatkan tekanan fluida sebagai power (sumber tenaga) pada sebuah mekanisme. Karena itu, pada sistem hidrolik dibutuhkan power unit yang akan membuat fluida bertekanan. Kemudian fluida tersebut dialirkan sesuai dengan kebutuhan atau mekanisme yang diinginkan. Kata hidrolik berasal dari bahasa Inggris hydraulic yang berarti cairan atau minyak. Prinsip dari peralatan hidrolik memanfaatkan konsep tekanan, yaitu tekanan yang diberikan pada salah satu silinder akan diteruskan ke silinder yang lain, sesuai dengan hukum Pascal.
Pada kebanyakan aplikasi,sistem hidrolik banyak digunakan seperti hal nya memindahkan beban yang berat, sebagai alat penekan dan pengangkat. Dalam industri banyak ditemui penggunaan sistem hidrolik pada alat-alat berat, seperti truk pengangkat (dump truck), mesin moulding, mesin press, forklift, crane, dan lain-lain. Pada saat ini penggunaan sistem hidrolik sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan kontrol yang menunjang pengendalian dan ketepatan (presisi) dalam penggunaannya.
Maksud dan Tujuan
Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Mampu Memahami dan merangkai sirkuit sistem hidrolik kontrol manual.
Mampu memahami fungsi tiap – tiap komponen pada sistem hidrolik.
Mampu memahami dan melakukan pengaturan pressure relief valve pada sistem hidrolik kontrol manual.
Mampu menghitung besar gaya dan kecepatan aktuator serta daya pompa dan motor listrik berdasarkan pengaturan (setting tekanan) pressure relief valve.
Maksud dari tujuan tersebut adalah setelah melaksanakan praktikum praktikan diharapkan mampu merangkai sistem hidrolik, komponen-komponen yang digunakan dan mampu mengatur sistem hidrolik pada sistem hidrolik kontrol manual.
1.3 Prosedur Praktikum
1. Siapkan alat alat yang dibutuhkan
2. Rangkai komponen hardware seperti selang, dan kemudian cek kembali apakah selang terpasang dengan benar.
3. Hubungkan pengikat beban melalui katrol pada kepala aktuator.
4. Hidupkan pompa dengan mengubungkan sumber arus listrik 3 phasa.
5. Posisikan pengaturan pressure dengan benar.
6. Gerakan tuas DVC sesuai anjuran.
7. ukur waktu rata rata (t) gerakan maju (extend) dan mundur (rettract) akuator.
8. Setelah pengamatan, matikan alat alat yang digunakan.
Sistematika Penulisan Jurnal
BAB I : PENDAHULUAN, memberikan gambaran latar belakang tentang sistem hidrolik.
BAB II : TEORI DASAR, pembahasan mengenai teori-teori dasar yang berhubungan dengan sistem hidrolik.
BAB III : PENGOLAHAN DATA, membahas perhitungan hasil dari pengamatan.
BAB IV : ANALISIS, menganalisis hasil dari pengamatan.
BAB V : KESIMPULAN, memberikan kesimpulan dari hasil pengamatan.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Hidrolik
Sistem hidrolik adalah suatu system pemindah tenaga dengan menggunakan zat cair atau fluida sebagai perantara. Sistem hidrolik ini mempunyai banyak keunggulan dibanding jika menggunakan sistem mekanikal.
Hidrolik terbagi dalam 2 bagian:
a. Hidrodinamika: yaitu Ilmu yang mempelajar tentang zat cair yang bergerak.
b. Hidrostatik: yaitu Ilmu yang mempelajari tentang zat cair yang bertekanan.
Pada hidrostatik adalah kebalikan dari Hidrodinamika yaitu zat cair yang digunakan sebagai media tenaga, zat cair berpindah menghasilkan gerakan dan zat cair berada dalam tabung tertutup.
2.2 Fluida
2.2.1 Jenis – Jenis Fluida
1. Fluida newton
yaitu fluida yang memenuhi persamaan hukum newton, koefisien viskositas dinamikanya (µ) bergantung pada temperatur dan tekanan namun tidak bergantung pada besar gradien kecepatan. Pada fluida jenis ini grafik menghubungkan teganganan geserr dengan gradien kecepatan adalah sebuah garis lurus yang melalui titik asal dan condongnya menyatakan viskositas dinamik μ = τ /(duldy).
2. Fluida bukan newton
yaitu fluida yang tidak memenuhi persamaan hukum newton, prilaku viskousnya tidak terungkap melalui persamaan, prilaku viskousnya kompleks dan sering hanya bisa diekspresikan secara kira-kira.
3. Fluida viskous murni
Meliputi fluida-fluida newton dan bukan newton dengan tegangan geser hanya tergantung pada laju geseran dan tidak tergantung pada waktu. Udara dan air termasuk fluida newton. Gas dan zat cair yang memiliki berat molekul rendah hampir selalu termasuk fluida newton dan fluida-fluida itu τ = μ/(duldy). Lumpur, larutan polimer dan polimer-polimer cair (termasuk turunan-turunan selulosa) kebanyakan tergolong fluida bukan newton. Fluida-fluida ini disebut pseudoplastik karena viskositasnya seolah-olah berkurang dengan meningkatnya laju geseran – kurva aliran berubah menjadi lebih rata apabila laju geseran bertambah.
4. Fluida bergantung pada waktu
Fluida Thiksotropik, yaitu fluida-fluida yang viskousitasnya seolah semakin lama makin berkurang meskipun laju geseran tetap.
Fluida Rheopektik, yaitu fluida-fluida yang viskousitasnya seolah makin lama makin besar.Perilaku ini merupakan karakteristik pasta gibs, lumpur dan suspensi-suspensi zat padat dalam zat cair. Ketergantungan pada waktu ini sering hanya tampak nyata dalam periode yang singkat ketika tegangan geser diberikan.
5. Fluida viskoelastik
Bahan-bahan seperti ter, tepung donat, dan beberapa polimer padat atau cairmenunjukkan karakteristik baik zat padat elastik maupun fluida viskous.
2.2.2 Aliran Fluida
Aliran Turbulen
Aliran Turbulen merupakan aliran fluida yang terjadi olakan atau gumpalan ataupun gelombang saat mengalir. Penyebab terjadinya turbulensi sangat banyak. Namun yang pasti ketika fluida mengalir dari suatu penampang 1 ke penampang yang lebih kecil maka besar kemungkinan akan terjadi turbulence seperti dibawah ini
Aliran Laminer
Aliran laminar merupakan aliran fluida yang tidak terjadi olakan dan sifatnya mendekati linier dan biasanya akibat tidak terjadinya perubahan penampang yang tiba-tiba.
Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran fluida yang terjadi saat perubahan dari aliran laminer menjadi turbulen. Pada kondisi ini sebagian fluida masih mengalir secara laminer dan sebagian lagi sudah berubah menjadi turbulen
2.3 Pneumatik
Pneumatik adalah semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja. Udara yang dimampatkan adalah udara yang diambil dari udara lingkungan yang kemudian ditiupkan secara paksa ke dalam tempat yang ukurannya relatif kecil. Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri (dunia perusahaan) (dan khususnya dalam teknik mesin) merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanis dimana udara memindahkan suatu gaya atau suatu gerakan. Dalam pengertian yang lebih sempit pneumatik dapat diartikan sebagai teknik udara mampat (compressed air technology). Sedangkan dalam pengertian teknik pneumatik meliputi : alat-alat penggerakan, pengukur-an, pengaturan, pengendalian, penghubungan dan perentangan yang meminjam gaya dan penggeraknya dari udara mampat. Dalam penggunaan sistem pneumatik semuanya menggunakan udara sebagai fluida kerja dalam arti udara mampat sebagai pendukung, pengangkut, dan pemberi tenaga. Adapun ciri-ciri dari para perangkat sistem pneumatik yang tidak dipunyai oleh sistem alat yang lain, adalah sebagai berikut :
Sistem pengempaan, yaitu udara disedot atau diisap dari atmosphere kemudian dimampatkan (dikompresi) sampai batas tekanan kerja tertentu (sesuai dengan yang diinginkan). Dimana selama terjadinya kompresi ini suhu udara menjadi naik.
Pendinginan dan penyimpanan, yaitu udara hasil kempaan yang naik suhunya harus didinginkan dan disimpan dalam keadaan bertekanan sampai ke obyek yang diperlukan.
Ekspansi (pengembangan), yaitu udara diperbolehkan untuk berekspansi dan melakukan kerja ketika diperlukan.
Pembuangan, yaitu udara hasil ekspansi kemudian dibebaskan lagi ke atmosphere (dibuang).
Sistem pneumatik adalah suatu sistem yang menggunakan udara sebagai media kerjanya, dimana untuk menghasilkan kerja tersebut udara dimampatkan terlebih dahulu. Sistem-sistem pneumatik terutama terdiri dari suatu kompresor udara atau perapat udara (sumber udara mampat), motor-motor udara mampat (pemakai-pemakai udara mampat) ditambah dengan bagian-bagian pengatur dan pengendali.
2.3.1 Macam – Macam Pneumatik
System pneumatic yang sering digunakan :
- Rem
- Buka dan tutup Pintu (seperti pintu busway)
- Pelepas dan penarik roda-roda pendaratan pesawat.
- pengikat part pada jig machining dan lain lain
2.4 Keuntungan dan Kerugian Hidrolik
Adapun keuntungannya adalah sebagai berikut:
a. Dapat menyalurkan torque dan gaya yang besar.
b. Pencegahan overload tidak sulit.
c. Kontrol gaya pengoperasian mudah dan cepat.
d. Pergantian kecepatan lebih mudah.
e. Getaran yang timbul relatif lebih kecil.
f. Daya tahan lebih lama
Namun system hidrolik ini juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu:
a. Peka terhadap kebocoran.
b. Peka terhadap perubahan temperature.
c. Kadang kecepatan kerja berubah.
d. Kerja system saluran tidak sederhana.
2.5 Flexible Hoses
Flexible hoses berfungsi sebagai saluran tempat mengalirnya oli hidrolik dari reservoir ke pompa dan komponen sistem hidrolik bertekanan (valve dan actuator) dan balik lagi ke reservoir. Flexible hoses mempunyai harga yang lebih murah dibandingkan dengan pipa dan tube. Flexible hoses juga merupakan isolator listrik dan panas yang baik serta tahan terhadap korosi lingkungan dan getaran.
Gambar 2.1 Flexible Hosfdfes
https://id.aliexpress.com/w/wholesale-hydraulic-flexible-hose.html
2.5.1 Susunan Flexible Hoses
Aliran turbulen
Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Akibat dari hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan.
Aliran laminer
aliran laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan yang membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sama lain. Alirannya relatief mempunyai kecepatan rendah dan fluidanya bergerak sejajar (laminae) & mempunyai batasan-batasan yang berisi aliran fluida.
2.6 Komponen HPC -01 Beserta Fungsi dan Gambar
No.
Simbol
Keterangan
fungsi
1
Pompa Hidrolik
Mengalirkan fluida
2
Reservoir
Sebagai wadah peyimpanan oli
3
Pressure Relive Valve
Untuk membatasi tekanan berlebih sehingga tekanan tetap konstan
4
Check Valve
Menahan fluida agar tidak bergerak dua arah
5
Pressure Gage
Sebagai alat pengukur tekanan
6
DCV 4/3 NC
Sebagai pengarah fluida ke aktuator
7
Double Acting Cylinder
Sebagai media akhir yang menampilkan fungsi hidrolik bekerja.
2.7 DVC
Katup hidrolik directional atau katup kontrol arah yang digunakan untuk mengontrol atau mengarahkan aliran air dan mengaturnya dalam arah yang diinginkan. Katup ini juga digunakan untuk menghentikan atau memulai aliran fluida. Arah katup hidrolik memiliki dua atau lima jalur di mana mereka mengarahkan aliran air. Katup ini dapat digerakkan secara pneumatik, hidrolik, elektrik, mekanik atau manual. Contoh yang paling umum dari katup hidrolik directional adalah solenoid yang dapat dioperasikan empat arah katup spool dan juga sekaligus dapat memeriksa katup.
2.7.1 DVC Manual
Gambar 2.8 DCV Manual + Simbolhttp://www.china-hydraulic-valves.com/fs-manual-operated-directional-control-valve-673.html Katup DCV (Directional Control Valve) merupakan katup yang digerakan secara manual menggunakan tangan untuk mengalirkan oli hidrolik ke aktuator sehingga aktuator dapat bergerak extend atau retract. Tipe katup DCV yang digunakan pada praktikum ini adalah DCV 4/3 Way NC Lever Spring Return yang berarti memiliki 3 posisi, setiap posisi terdapat 4 port, dalam kondisi normal adalah close dan ketika tuas dilepas maka katup akan kembali dalam posisi NC karena aktifasi spring return. Ketika pompa dihidupkan dan katup DCV mengarahkan aliran fluida ke port extend maka silinder hidrolik akan melakukan gerakan maju (extend), sebaliknya ketika katup DCV mengarahkan aliran fluida ke port retract maka silinder hidrolik akan melakukan gerakan mundur (retract).
Gambar 2.8 DCV Manual + Simbol
http://www.china-hydraulic-valves.com/fs-manual-operated-directional-control-valve-673.html
2.7.2 Macam – Macam DVC
Simple Spool DCV
Valve Ditengah
Valve bergerak kekanan
Open Centre Directional Control Valve
2.8 Skema Sistem Hidrolik
Gambar 2.2 Skema hidrolik
http://software-comput.blogspot.com/2013/04/makalah-kliping-sistem-pompa-hidrolik.html
2.9 Aktuator
Aktuator sistem hidrolik adalah komponen yang melakukan aksi atau meneruskan daya dari pompa untuk melakukan kerja. Secara umum aktuator dapat dibedakan menjadi dua yaitu linier actuator dan rotary actuator.
Aktuator hidrolik dapat berupa silinder hidrolik, maupun motor hidrolik. Silinder hidrolik bergerak secara translasi sedangkan motor hidrolik bergerak secara rotasi.
Aktuator hidrolik seperti halnya pada sistim pneumatik, aktuator hidrolik dapat berupa silinder hidrolik, maupun motor hidrolik. Silinder Hidrolik bergerak secara translasi sedangkan motor hidrolik bergerak secara rotasi. Dilihat dari daya yang dihasilkan aktuator hidrolik memiliki tenaga yang lebih besar (dapat mencapai 400 bar atau 4x107 Pa), dibanding pneumatik.
Gambar 2.3 Aktuator
http://www.remosa-valves.com/photos/linear_actuators/08
2.9.1 Double Akting
Gambar 2.4 aktuator
http://belajartanggaponline.blogspot.com/2015/09/jenis-dan-macam-silinder-pada-komponen.html
2.9.2 Single Akting
Gambar 2.5 Actuator https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&ved=0ahUKEwj8542IoajS
2.10 Sistem Hidrolik Elektro Mekanik
Sistem hidrolik elektro mekanik dapat bekerja secara otomatis dan kontinyu dibawah kontrol otomatis yang telah dirancang oleh operator. Kontrol yang digunakan ialah sistem kontrol tipr ON-OFF atau juga dapat disebut kontrol digital, dimana saat penggunaan kontrol ini bekerja mulai mengoperasi sistem ini, listrik mengalir pada solenoid valve,dimana katup yang dikendalikan dengan arus listrik AC maupun DC melalui kumparan. Solenoid valve ini merupakan elemen kontrol yang paling sering digunakan dalam sistem fluida. Seperti pada sistem pneumatik,sistem hidrolik ataupun pada sistem kontrol mesin yang membutuhkan elemen kontrol otomatis.
2.11 Sistem Hidrolik Elektro Magnetik
Relay Contactor adalah suatu peranti yang menggunakan elektromagnet untuk mengoperasikan seperangkat kontak sakelar. Susunan paling sederhana terdiri dari kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi. Bila kumparan ini dienergikan, medan magnet yang terbentuk menarik armatur berporos yang digunakan sebagai pengungkit mekanisme sakelar. Relay Contactor digunakan sebagai alat penghubung pada rangkaian dan pada beberapa aplikasi pada industri dan kontrol proses memerlukan relay sebagai elemen kontrol penting.
Prinsip Kerja:
Relay Contactor pengendali adalah saklar magnetis. Relay ini menghubungkan rangkaian beban on dan off dengan pemberian energi elektro magnetis yang membuka dan menutup pada rangkaian. Relay biasanya mempunyai satu kumparan, tetapi Relay dari beberapa tipe lain dapat mempunyai beberapa kontak, sesuai dengan kegunaannya.
Kontak-kontak atau kutub kutub dari relay umumnya memiliki tiga dasar pemakaian yaitu :
Bila kumparan di aliri arus listrik maka kontaknya akan menutup dan disebut sebagai kontak Normally Open (NO). Bila kumparan dialiri listrik maka kontaknya akan membuka dan disebut sebagai Normally Close (NC) Tukar sambung (Change Over / NO), relay jenis ini mempunya kontak tengah yang normalnya tertutup tetapi melepaskan diri dari posisi dan membuat kontak dengan yang lain bila relay di aliri listrik.
2.12 Oli Hidrolik
Syarat- syarat cairan hidrolik
1. Kekentalan (viscositas) yang cukup
2. Indeks viscositas yang baik
3. Tahan api (tidak mudah terbakar)
4. Tidak berbusa (foaming)
5. Tahan dingin
6. Tahan korosi dan tahan aus
7. Demulsibility (water separable)
8. Minimal Compressibility
2.12.1 Klasifikasi Oli Hidrolik
Suatu fluida adalah bahan yang bisa mengalir dan bila dimasukkan ke dalam suatu tempat/ wadah akan berbentuk seperti tempat/ wadah tersebut. Fluida mempunyai gaya namun tidak mempunyai bentuk tertentu.Benda yang disebut fluida bisa berbentuk cairan atau gas.
Bila fluida dianggap tidak bisa dipampatkan,fluida tersebut digolongkan sebagai cairan yaitu air,fluida hidrolik atau oli hidrolik, oli transmisi otomatis, fluida rem. Bila fluida dianggap bisa dipampatkan, fluida tersebut digolongkan sebagai gas,yaitu udara atmosfir, udara yang dipadatkan. Fluida hidrolik adalah darah kehidupan sistem hidrolik maka bila perawatan fluida dilakukan secara tidak benar atau tidak baik akan merusak sistem tersebut. Kebanyakan fluida hidrolik berbahan baku minyak bumi yang diproses sampai menjadi sangat halus. Kemudian unsur – unsur yang di sebut bahan tambahan (additives) tersebut mengontrol kekentalan oli (viscocity) mengurangi proses berbuih, mencegah karat dan mengurangi terjadinya karat.
Viscocity
Viscocity adalah nilai atau ukuran terhadap ketahanan gesekan suatu fluida dari pengaruh tekanan dan tegangan yang ada di sekitarnya, sering juga disebut dengan kekentalan ataupun penolakan terhadap penuangan. Kekentalan suatu fluida sangat identik dengan lambatnya fluida tersebut untuk mengalir, jadi dapat diartikan bahwa cairan yang memiliki viscocity yang tinggi akan lebih susah mengalir sedangkan cairan yang memiliki viskositas yang rendah akan lebih cepat mengalir. Viscocity pada cairan merupakan adanya gesekan antara bagian dan lapisan cairan tersebut yang bergerak satu sama lain.
Indeks Viscosity
Indeks viscosity adalah ukuran untuk perubahan fluida dalam viscositas sehubungan dengan perubahan temperature. Bahan additive yang disebut Viscosity index improper ditambahkan kedalam fluida supaya viscositas yang sesuai selalu dipertahankan secara konstan pada segala kondisi temperature.
Tekanan Ekstrim.
Fluida/ oli hidrolik mengandung bahan additive tekanan ekstrim ( extrem pressure additive) yang berguna untuk menjamin terjadinya pelumasan komponen – komponen secara baik pada saat mengalami tekanan dan temperature yang sangat tinggi, additive tersebut mengurangi efek gesekan dan melindungi alat dari kerusakan akibat penerimaan beban yang berlebihan (galling), lecet (scoring) kemacetan (seizure) dan keausan (wear)
Anti Foaming
Gerakan sistem hidrolik yang benar adalah berdasarkan fakta bahwa fluida/ oli pada dasarnya tidak bisa di pampatkan. Apabila fluida/oli bercampur dengan udara atau foam (buih) akan mengakibatkan oli hidrolik bisa terkompresi sehingga terjadi gangguan gelembung udara di dalam oil (berbusa), hal demikian bisa mengakibatkan ganguan operasi dan kerusakan parah pada komponen karena kekurangan pelumasan. Bahan additive anti buih (anti foaming additive) di tambahkan kedalam fluida/ oli hidrolik untuk mencegah terjadinya gelembung – gelembung udara dan untuk mengurangi proses foaming ( terjadinya oli berbusa).
Klasifikasi oli berdasarkan penggunaannya ada 2 serie yaitu serire S dan C. Baik serie S maupun C dimulai dari SA, SB, SC dst, demikian juga CA, CB, CC, CD, dst. Serie S biasanya digunakan untuk Gasoline Engine, dan serie C digunakan untuk keperluan Diesel Engine. Semakin jauh huruf yang tercantum mengindikasikan semakin baik kualitas oli tersebut. Standard klasifikasi berdasarkan kualitas ini biasa disebut API Service. Oleh karena berhubungan dengan kualitas maka harus diperhatikan penggunaannya. Klasifikasi oli juga dibedakan berdasarkan kekentalannya. Untuk jenis Engine Oil tingkat kekentalan ditandai dengan standard SAE yang diikuti dengan angka, misalnya SAE10, SAE30, SAE40, SAE50, dan seterusnya. Semakin tinggi angkanya maka oli tersebut semakin kental
Gambar 2.6 Oli Hidrolik
http://www.spareparttruk.com/kategori/2%204%206.html
2.13 Keuntungan dan Kerugian
2.13.1 Hidrolik
Adapun keuntungannya adalah sebagai berikut:
Dapat menyalurkan torque dan gaya yang besar
Pencegahan overload tidak sulit
Kontrol gaya pengoperasian mudah dan cepat.
Pergantian kecepatan lebih mudah
Getaran yang timbul relatif lebih kecil
Daya tahan lebih lama.
Kerugian penggunaan sistem hidrolik:
Polusi lingkungan sekitar karena oli yang terbuang (Bahaya terjadinya kebakaran)
Sensitif terhadap kotoran
Bahaya akibat tekanan berlebih (saluran yang keras)
Mudah dipengaruhi perubahan temperature (berubah di viscositas)
Kerugian karena efisiensi
Pneumatik
Penggunaan udara kempa dalam sistim pneumatik memiliki beberapa keuntungan antara lain dapat disebutkan berikut ini :
Ketersediaan yang tak terbatas, udara tersedia di alam sekitar kita dalam jumlah yang tanpa batas sepanjang waktu dan tempat.
Mudah disalurkan, udara mudah disalurkan/pindahkan dari satu tempat ke tempat lain melalui pipa yang kecil, panjang dan berliku.
Fleksibilitas temperatur, udara dapat fleksibel digunakan pada berbagai temperatur yang diperlukan, melalui peralatan yang dirancang untuk keadaan tertentu, bahkan dalam kondisi yang agak ekstrem udara masih dapat bekerja.
Aman, udara dapat dibebani lebih dengan aman selain itu tidak mudah terbakar dan tidak terjadi hubungan singkat (kotsleiting) atau meledak sehingga proteksi terhadap kedua hal ini cukup mudah, berbeda dengan sistim elektrik yang dapat menimbulkan kostleting hingga kebakaran.
Bersih, udara yang ada di sekitar kita cenderung bersih tanpa zat kimia yang berbahaya dengan jumlah kandungan pelumas yang dapat diminimalkan sehingga sistem pneumatik aman digunakan untuk industri obat-obatan, makanan, dan minuman maupun tekstil
Pemindahan daya dan Kecepatan sangat mudah diatur. udara dapat melaj dengan kecepatan yang dapat diatur dari rendah hingga tinggi atau sebaliknya. Bila Aktuator menggunakan silinder pneumatik, maka kecepatan torak dapat mencapai 3 m/s. Bagi motor pneumatik putarannya dapat mencapai 30.000 rpm, sedangkan sistim motor turbin dapat mencapai 450.000 rpm.
Dapat disimpan, udara dapat disimpan melalui tabung yang diberi pengaman terhadap kelebihan tekanan udara. Selain itu dapat dipasang pembatas tekanan atau pengaman sehingga sistim menjadi aman.
Mudah dimanfaatkan, udara mudah dimanfaatkan baik secara langsung missal untuk membersihkan permukaan logam dan mesin-mesin, maupun tidak langsung, yaitu melalui peralatan pneumatik untuk menghasilkan gerakan tertentu.
Selain memiliki kelebihan seperti di atas, pneumatik juga memiliki beberapa kelemahan antara lain:
Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara. Udara kempa harus dipersiapkan secara baik hingga memenuhi syarat. memenuhi kriteria tertent2u, misalnya kering, bersih, serta mengandung pelumas yang diperlukan untuk peralatan pneumatik. Oleh karena itu sistem pneumatik memerlukan instalasi peralatan yang relatif mahal, seperti kompressor, penyaring udara, tabung pelumas, pengeering, regulator, dll.
Mudah terjadi kebocoran, Salah satu sifat udara bertekanan adalah ingin selalu menempati ruang yang kosong dan tekanan udara susah dipertahankan dalam waktu bekerja. Oleh karena itu diperlukan seal agar udara tidak bocor. Kebocoran seal dapat menimbulkan kerugian energi. Peralatan pneumatik harus dilengkapi dengan peralatan kekedapan udara agar kebocoran pada sistim udara bertekanan dapat ditekan seminimal mungkin.
Menimbulkan suara bising, Pneumatik menggunakan sistim terbuka, artinya udara yang telah digunakan akan dibuang ke luar sistim, udara yang keluar cukup keras dan berisik sehingga akan menimbulkan suara bising terutama pada saluran buang. Cara mengatasinya adalah dengan memasang peredam suara pada setiap saluran buangnya.
2.14 Rumus – Rumus yang Digunakan Pada Modul HPC – 01
A. Mentukan gaya rod aktuator yang dihasilkan (F),Newton:
Extend : F = Pact.Apis & Apis = π Dpis2/4
Retract : F = Pact.(Apis - Arod ) & (Apis -Arod ) = π (Dpis2- Drod2)/4
B. Mentukan kecepatan piston aktuator (V), m/s :
Extend : V =L/t
Retract : V = L/t
Mentukan Debit (Q), m3/s:
Extend : Q = V. Apis
Retract : Q = V. (Apis - Arod )
Menentukan Daya Pompa (Npompa) yang terpakai,Watt:
Extend : Npompa= Ppompa.Q
Retract : Npompa= Ppompa.Q
Menentukan daya motor listrik (Nmotor) yang terpakai,Watt:
Extend : Nmotor= Nmotor/80%
Retract : Nmotor= Nmotor/80%
2.15 Pompa Hidrolik
Pompa hidrolik menggunakan energi kinetik dari cairan yang dipompakan pada suatu kolom dan energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi yang berbentuk lain (energi tekan). Pompa ini berfungsi untuk mentransfer energi mekanik menjadi energi hidrolik. Pompa hidrolik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki hidrolik dan mendorongnya kedalam sistem hidrolik dalam bentuk aliran (flow). Aliran ini yang dimanfaatkan dengan cara merubahnya menjadi tekanan. Tekanan dihasilkan dengan cara menghambat aliran oli dalam sistem hidrolik.
Hambatan ini dapat disebabkan oleh orifice, silinder, motor hidrolik, dan aktuator. Pompa hidrolik yang biasa digunakan ada dua macam yaitu positive dan nonpositive displacement pump. Ada dua macam peralatan yang biasanya digunakan dalam merubah energi hidrolik menjadi energi mekanik yaitu motor hidrolik dan aktuator. Motor hidrolik mentransfer energi hidrolik menjadi energi mekanik dengan cara memanfaatkan aliran oli dalam sistem merubahnya menjadi energi putaran yang dimanfaatkan untuk menggerakan roda, transmisi, pompa dan lain-lain
2.15.1 Macam – Macam Pompa Hidrolik
1. Pompa Sirip Burung
Pompa ini bergerak terdiri dari dari banyak sirip yang dapat flexible bergerak di dalam rumah pompanya. Bila volume pada ruang pompa membesar, maka akan mengalami penurunan tekanan, oli hydrolik akan terhisap masuk, kemudian diteruskan ke ruang kompressi. Oli yang bertekanan akan dialirkan ke sistim hydrolik.
2. Pompa Torak Aksial
Pompa hydrolik ini akan mengisap oli melalui pengisapan yang dilakukan oleh piston yang digerakkan oleh poros rotasi. Gerak putar dari poros pompa diubah menjadi gerakan torak translasi, kemudian terjadi langkah hisap dan kompressi secara bergantian. Sehingga aliran oli hydrolik menjadi kontinyu.
3. Pompa Torak Radial
Pompa ini berupa piston-piston yang dipasang secara radial, bila rotor berputar secara eksentrik, maka piston2 pada stator akan mengisap dan mengkompressi secara bergantian. Gerakan torak ini akan berlangsung terus menerus, sehingga menghasilkan alira oli / fluida yang kontinyu.
4.Pompa Sekrup
Pompa ini memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan fluida oli secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan.
2.16 Trouble yang Sering Terjadi Pada Sistem Hidrolik
Pompa Berisik (Noisy).
Tabel 2.1 Diagnosa pompa berisik.
Penyebab
Mengatasi / memperbaikinya
Udara bocor masuk kedalam sistem.
Timbul gelembung udara dalam saluran masuk.
Terjadi cavitation
(ronggadalam pipa/saluran hidrolik).
Ada bagian yang rusak atau hilang.
Sudu atau kipas dari pompa ada yang macet atau pada katup atau pada piston.
Filter dan strainer sangat kotor atau terlalu kecil.
Pompa berputar terlalu cepat.
Pompa lepas dari
motornya.
Pastikan bahwa permukaan oli dalam tangki hidrolik masih pada garis batas sehingga pipa intake masih di bawah permukaan oli, jadi tidak menyedot udara.
Periksa setiap sambungan yang memungkinkan adanya kebocoran seperti seal poros pompa, sambungan pipa atau tubing (konektor).
Cara menemukan kebocoran ialah dengan
menuangkan oli pada bagian yang dicurigai bocor, kemudian bila berisiknya berhenti berarti anda telah menemukannya.
Perbaikilah bagian tersebut dengan mengeraskan
baut konektornya atau mengganti seal. (Ingat mengeraskan baut hanya secukupnya asal bocor telah berhenti).
Permukaan oli turun atau pipa intake terpasang di atas permukaan oli.
Tambah oli atau betulkan pemasangan pipa intake.
Kemungkian saluran intake tersumbat, ada bagian yang sobek (berlubang), saringan tersumbat dan pipanya bocor, oli terlampau kental dan sebagainya.
Atasi kemungkinan tersebut dengan membersihkan bagian yang tersumbat, mengganti yang sobek, mengganti oli yang terlalu kental dan sebagainya.
Periksa manufacture's maintenance instruction.
Kencangkan semua baut-baut pengikat dimana terdapat kebocoran.
Ganti gasket atau packing yang kira-kira aus.
Bila kekentalan oli kurang cocok, ganti saja.
Bagian dari komponen mungkin tertusuk (kemasukan) tatal logam atau sepotong benda atau terlilit majun. Bila demikian bersihkanlah dan setel kembali.
Bila karena oli yang digunakan terlalu pekat ata benyak endapan sehingga komponen menjadi seret (keset) atau susah bergerak, maka bersihkan dengan larutan pembersih, keringkan baru dipasang lagi.
Bila karena korosi dan sudah terlalu jelek, sebaiknya diganti saja dan periksa oli apakah mempunyai daya tahan terhadap korosi.
Bersihkan filter dan strainer dengan pembersih yang cocok.
Ganti filter dan strainer bila terlalu kecil.
Gunakan oli yang dengan kualitas baik yang tidak mudah memberikan endapan.
Periksa buku manual untuk mengetahui berapa putaran maksimum yang direkomendasikan.
Periksa motor penggerak, puli, dan ukuran roda, barang kali ada yang mengganti. Untuk itu sesuaikan/ betulkan sesuai dengan yang direkomendasikan.
Periksa kelurusan (alignment) dari puli pompa dan puli motor. Karena belt dapat lepas disebabkan puli tidak lurus (misalignment) atau terlalu kendor. Keadaan ini kemungkinan disebabkan overheating.
Betulkan alignment dengan menyetel kembali kelurusan puli-puli tersebut.
Setel juga jarak antara puli agar belt tidak terlalu kendor.
Pompa tidak memompa
Tabel 2.2 Diagnosa pompa tidak memompa
Penyebab
Mengatasi / memperbaikinya
1.Putaran poros pompa
terbalik.
2. Saluran hisap
tersumbat.
3.Permukaan oli turun
(terlalu rendah).
4.Udara masuk ke dalam saluran hisap (intake).
5. Putaran poros pompa
terlalu rendah.
6. Oli terlalu kental.
7. Kerusakan mekanik
seperti lepas kopling,
poros patah dan
sebagainya.
Bila terjadi demikian segeralah dimatikan.
Periksa penginstalan motor, belt, roda gigi dan sebaganya. Biasanya kesalahan penginstalasian motor 3 phase sering membuat motor berputar terbalik.
Betulkan penginstalasian motor dengan memindahkan pemasangan kabel.
Bila belt terpasang bersilang juga mengakibatkan putaran terbalik, maka luruskan.
Periksa pipa saluran dari tangki ke pompa.
Bila ada pipa yang tersumbat, bersihkan.
Bila filter atau strainer tersumbat , bersihkan.
Tambahkan oli sehingga saluran intake terendan oli.
Tuangkan oli pada bagian yang anda curigai bocor, bila suara beisiknya berhenti berarti dibagian itulah yang bocor.
Kencangkan baut-baut pengikatnya atau
perapatnya.
Putaran pompa hidrolik telah ditentukan sejak perencanaan. Bila putaran terlalu rendah kemungkinan pompa tidak memompa. Untuk itu periksa berapa putaran pompa yang direkomendasikan.
Turunnya putaran kemungkinan terjadi selip pada belt, maka betulkan (kencangkan) atau mungkin kena oli, bersihkan.
Mungkin salah puli yang dipasang (terlalu besar), ganti dengan puli yang sesuai perbandingannya.
Keluarkan oli yang terlalu kental kemudian ganti dengan oli yang sesuai.
Gantilah bagian yang rusak tersebut dan ingat penggantinya harus sesuai dengan spesifikasi yang diganti.
Bocor di sekeliling pompa
Tabel 2.3 Diagnosa bocor disekeliling pompa
Penyebab
Mengatasi / memperbaikinya
1. Perfak (packing) aus.
Kencangkan penjepitan perfak atau bila tidak sembuh berarti packing beanar-benar sudah aus. Maka gantilah dengan yang baru.
Bila kebocoran disebabkan oleh pengikisan oli, maka segera periksa bagian mana yang mengikis perfak dan perbaikilah.
Overheating
Tabel 2.4 Diagnosa Overheating
Penyebab
Mengatasi / memperbaikinya
Viskositas oli terlalu tinggi.
Kebocoran dalam terlalu besar.
Terlalu sering
membuang oli pada relief valve.
4..Penyetelan/perakitan
bagian-bagian pompa
yang tidak sempurna
(kurang kencang, kurang lurus, kurang sejajar).
5.Pendingin oli tersumbat
Ganti dengan oli yang kekentalannya sesuai dengan yang direkomendasikan.
Bila bekerja pada suhu yang relatif tinggi
gunakan oli dengan indeks viskositas yang tinggi.
Periksalah keausan dan kehilangan perapatan, kemudian perbaiki dan setel kembali.
Viskositas oli terlalu kecil (encer ), gantilah dengan oli yang sesuai.
Terlalu banyak oli yang dilepas lewat relief valve akan menyebabkan panas juga, maka bila demikian setel kembali (reset) relief valve.
Bagian-bagian yang kendor, tidak sejajar, missalignment, menyebabkan gesekan yang besar dan menimbulkan panas.
Periksa dan setel kembali hingga sempurna.
Bersihkan pendingin oli dengan meniup hingga bersih atau semprotkan bahan pelarut.
Mesin bekerja tak teratur (Erratic action).
Tabel 2.5 Diagnosa mesin bekerja tak teratur
Penyebab
Mengatasi / memperbaikinya
1.Katup-katup, piston dan sebagainya
kemungkinan bengkok
atau seret.
2. Mesin sangat lamban
pada waktu start
pertama.
Pertama-tama periksalah bagian yang
dicurigai mendapat kelainan mekanik seperti misalignment pada poros, keausan bearing dan sebagainya.
Carilah tanda-tanda oli yang kotor, oli
mengandung vernish, endapan dan
sebagainya.
Untuk bagian yang aus perlu diganti, yang bengkok diluruskan bila mungkin.
Tapi ingat bahwa pemakaian oli yang salah dapat mengakibatkan kerusakan mekanik.
Ini biasanya disebabkan oli yang terlalu kental, oleh karena itu warming up mesin beberapa waktu.
Tekanan dalam sistem rendah
Tabel 2.6 Diagnosa Tekanan dalam sistem rendah
Penyebab
Mengatasi / memperbaikinya
Relief valve disetel terlalu rendah.
Relief valve terbuka
(terganjal).
Kebocoran pada sistem
Rusak, aus atau macet pada komponen pompa.
Salah penyetelan katup sehingga terjadi hubung singkat oli ( oil shorted circuited) yang langsung kembali ke tangki .
Untuk memeriksa penyetelan relief valve, bloklah saluran buangnya dan periksalah tekanan pada saluran dengan pressure gauge.
Setel relief untuk tekanan yang dikehendaki.
Bersihkan kotoran atau lumpur (endapan) yang mengganjal relief valve.
Katup yang terganjal ini menandakan bahwa oli yang digunakan kotor, maka bersihkanlah dengan menyaring lagi oli tersebut.
Periksalah seluruh sistem. Kebocoran yang besar pada bagian yang terbuka mudah untuk dideteksi, tetapi kebocoran juga sering terjadi pada pipa yang tersembunyi. Untuk mendeteksi kebocoran tadi caranya, pasang pressure gauge pada saluran, tekan dekat pompa, kemudian bloklah sirkuit dengan cepat. Bila pressure gauge menunjukkan penurunan tekanan berarti ada kebocoran di antara titik pengecekan sebelumnya dan titik pressure gauge ini.
Perbaiki kebocoran dengan mengganti pipa.
Untuk memeriksanya, pasang pressure gauge dan bloklah sistem pada seberang (dekat) relief valve. Bila tekanan tidak meningkat sedangkan relief valve adalah sehat berarti pompa tidak memompa atau dikatakan ada kelainan atau kerusakan mekanik dalam pompa.
Gantilah bagian yang rusak atau aus itu dengan komponen yang sesuai.
Kesalahan atau keausan pada katup-katup, piston dan silider dapat menyebabkan kelainan ini .
Gantilah bagian-bagian yang aus tersebut dengan komponen baru yang sesuai. Sampai disini anda telah menyelesaikan bahasan tentang perbaikan komponen hidrolik, selanjutnya selesaikanlah tugas-tugas pada lembar tugas anda.
2.17 Jenis-Jenis Fluida
Fluida pada dasarnya terbagi atas dua kelompok besar berdasarkan sifatnya, yaitu fluida cairan dan fluida gas. Fluida diklasifikasikan atas 2, yaitu:
Fluida Newton : Dalam fluida Newton terdapat hubungan linier antara besarnya tegangan geser diharapkan dan laju perubahan bentuk yang diakibatkan.
Fluida non Newton : Disini terdapat hubungan yang tak linier antara besarnya tegangan geser yang diterapkan dengan laju perubahan bentuk sudut.
Namun, dapat pula kita klasifikasikan berdasarkan hal berikut;
Berdasarkan kemampuan menahan tekanan :
Fluida incompressible (tidak termampatkan), yaitu fluida yang tidak dapat dikompressi atau volumenya tidak dapat ditekan menjadi lebih kecil sehingga r-nya (massa jenisnya) konstan.
Fluida compressible (termampatkan), yaitu fluida yang dapat dikompressi atau volumenya dapat ditekan menjadi lebih kecil sehingga r-nya (massa jenisnya) tidak konstan.
Berdasarkan struktur molekulnya :
Cairan : Fluida yang cenderung mempertahankan volumenya karena terdiri atas molekul-molekul tetap rapat dengan gaya kohesif yang relatif kuat dan fluida cairan praktis tak compressible.
Gas : Fluida yang volumenya tidak tertentu karena jarak antar molekul-molekul besar dan gaya kohesifnya kecil sehingga gas akan memuai bebas sampai tertahan oleh dinding yang mengukungnya. Pada fluida gas, gerakan momentum antara molekulnya sangat tinggi, sehingga sering terjadi tumbukan antar molekul.
Berdasarkan tegangan geser yang dikenakan :
Fluida Newton adalah fluida yang memiliki hubungan linear antara besarnya tegangan geser yang diberikan dengan laju perubahan bentuk yang diakibatkan.
Fluida non Newton adalah fluida yang memiliki hubungan tidak linear antara besarnya tegangan geser dengan laju perubahan bentuk sudut.
Berdasarkan sifat alirannya :
Fluida bersifat Turbulen, dimana alirannya mengalami pergolakan (berputar-putar).
Fluida bersifat Laminar (stream line), dimana alirannya memiliki lintasan lapisan batas yang panjang, sehingga dikatakan juga aliran berlapis-lapis.
2.18 Kavitasi
Kavitasi adalah fenomena perubahan fase uap dari zat cair yang sedang mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi hisap pompa. Misalnya, air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada suhu 100 derajat celcius.Tetapi jika tekanan direndahkan maka air akan bisa mendidih pada temperatur yang lebih rendah bahkan jika tekanannya cukup rendah maka air bisa mendidih pada suhu kamar. Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun didalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan/atau yang berkecepatan tinggi di dalam aliran, maka akan sangat rawan mengalami kavitasi. Misalnya pada pompa maka bagian yang akan mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi isapnya.
Kavitasi pada bagian ini disebabkan karena tekanan isap terlalu rendah. Knapp (Karassik dkk, 1976) menemukan bahwa mulai terbentuknya gelembung sampai gelembung pecah hanya memerlukan waktu sekitar 0,003 detik. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan.Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa sehingga bisa menyebabkan dinding akan berlubang atau bopeng. Peristiwa ini disebut dengan erosi kavitasi sebagai akibat dari tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
2.19 Foaming
Secara definisi foaming adalah melarutnya fasa gas ke dalam fasa padat atau cairan. Secara teknis di industri migas foaming merujuk pada timbulnya buih pada fasa cairan,bisa di crude oli, di produced water, di glycol.
Foaming terjadi bila ada agitasi yang menyebabkan fasa gas tadi masuk ke fasa liquid , dan foaming akan semakin banyak terbentuk bila ada zat yang disebut foamer,umumnya berupa surfctant.
2.20 Silinder Kerja Ganda
Silinder ini mendapat suplai udara kempa dari dua sisi. Konstruksinya hampir sama dengan silinder kerja tunggal. Keuntungannya adalah bahwa silinder ini dapat memberikan tenaga kepada dua belah sisinya. Silinder kerja ganda ada yang memiliki batang torak (piston road) pada satu sisi dan ada pada kedua pula yang pada kedua sisi. Konstruksinya yang mana yang akan dipilih tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Silinder pneumatik penggerak ganda akan maju atau mundur oleh karena adanya udara bertekanan yang disalurkan ke salah satu sisi dari dua saluran yang ada. Silinder pneumatik penggerak ganda terdiri dari beberapa bagian, yaitu torak, seal, batang torak, dan silinder. Sumber energi silinder pneumatik penggerak ganda dapat berupa sinyal langsung melalui katup kendali, atau melalaui katup sinyal ke katup pemroses sinyal (processor) kemudian baru ke katup kendali. Pengaturan ini tergantung pada banyak sedikitnya tuntutan yang harus dipenuhi pada gerakan aktuator yang diperlukan. Secara detail silinder pneumatik dapat dilihat seperti gambar
Gambar 2.7 Silinder Kerja Ganda
http://www.teknikmesin.org/wp-content/uploads/2015/02/Screenshot_121.png
2.21 Silinder Kerja Tunggal
Silinder kerja tunggal mempunyai seal piston tunggal yang dipasang pada sisi suplai udara bertekanan. Pembuangan udara pada sisi batang piston silinder dikeluarkan ke atmosfir melalui saluran pembuangan. Jika lubang pembuangan tidak diproteksi dengan sebuah penyaring akan memungkinkan masuknya partikel halus dari debu ke dalam silinder yang bisa merusak seal. Apabila lubang pembuangan ini tertutup akan membatasi atau menghentikan udara yang akan dibuang pada saat silinder gerakan keluar dan gerakan akan menjadi tersentak-sentak atau terhenti. Seal terbuat dari bahan yang fleksibel yang ditanamkan di dalam piston dari logam atau plastik. Selama bergerak permukaan seal bergeser dengan permukaan silinder.
Gambar 2.8 Silinder Kerja Tunggal
https://maswie2000.wordpress.com/2007/11/03/silinder-pneumatik/
2.22 Silinder Bertingkat Ganda
Untuk memperoleh kapasitas dan tekanan yang lebih besar, maka dibuatlah kompresor torak dengan jumlah silinder lebih dari satu. Kedua silinder dihubungkan satu sama lain dengan hubungan seri atau hubungan parallel.
Ukuran diameter silinder yang satu dengan yang lainnya berbeda. Sedangkan tenaga penggerak torak dari engkol mempunyai panjang langkah yang sama. Sehigga tekanan yang dihasilkan berbeda.
Gambar 2.8 Silinder Bertingkat Ganda
http://enda-wahyu.blogspot.co.id/p/blog-page_3907.html
2.23 Komponen-Komponen Filter
Gambar 2.10 Komponen-Komponen Filter
http://www.kitapunya.net/2015/03/komponen-komponen-alternator-sistem-pengisian.html
Tugas penting penyaring ada di bagian mesin yakni filter oli. Pelumasan mesin yang menjadi kunci utama daya tahan mesin sangat membutuhkan penyaring berkualitas bagus.Bisa dibayangkan pelumas yang 'jalan-jalan' dari bak penampung alias karter oli hingga ke dinding piston, pastinya membawa kotoran seperti deposit sisa pembakaran hingga partikel logam mesin yang ikut terbawa ke karter oli. Oli yang memiliki suhu tinggi saat mesin bekerja juga memberikan kontribusi endapan kotoran. Tak heran bila filter oli hanya memiliki masa pakai 10.000 km atau 500 jam kerja. Lewat dari itu, kemampuan filter oli tak bisa diandalkan lagi karena kotoran yang berhasil disaring sudah terlalu banyak.
Kemampuan menyaring pelumas sangat ditentukan dari besarnya elemen penyaring. Semakin besar mesin dan pemakaian oli yang konsumsi, biasanya filter oli juga berdimensi besar. Sebaliknya bila pelumas yang digunakan hanya sedikit, besar filter oli juga kecil.
Filter oli mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari metal end gap, spiral centre tub, pleated paper & adhesive. Bagian penting dari filter oli adalah kertas filter/penyaring. Mesin menggunakan sistem pelumasan bertekanan untuk mendistribusikan oli ke bagian yang bergerak. Yang ini adalah tugasnya pompa oli. Pompa oli dapat menghasilkan tekanan hingga 500 Psi sedangkan mesin hanya butuh 40-60 Psi untuk proses pelumasan & dapat meningkat menjadi 80-100 Psi untuk pendinginan.