BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr B Bel elak akan ang g
Proses menua (aging) merupakan merupakan suatu perubahan perubahan progresif pada organisme organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya kemund kemundura uran n sejalan sejalan dengan dengan waktu waktu dan proses proses alami alami yang yang disertai disertai dengan dengan adany adanyaa penurunan kondisi fisik, psikologis maupun maupun sosial serta saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, yaitu, kelemah kelemahan an (impairm (impairment ent), ), keterb keterbatas atasan an fungsi fungsiona onall (funct (function ional al limitat limitation ions), s), keti ketida dakm kmam ampu puan an (disa (disabi bili lity ty), ), dan dan kete keterha rhamb mbata atan n (han (handi dica cap) p) yang yang akan akan diala dialami mi bersamaan dengan proses kemunduran. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pelayanan lansia, yaitu pelayanan konsultasi, pelayanan mediasi, dan pelayanan advokasi. Pelayanan ini tidak lain untuk meningkatka meningkatkan n taraf
kesejahteraan kesejahteraan lansia, lansia, mewuujudkan mewuujudkan kemandirian kemandirian usaha usaha
sosial
ekonomi lansia. Mengingat proyeksi penduduk lansia pada tahun !! akan meningkat menjadi "",#$ % penduduk &ndonesia, maka keperawatan gerontik memiliki potensi kerja yang cukup besar di masa mendatang. Perawat perlu membudayakan kegiatan penelitian dan pemanfaatan hasil'hasilnya dalam praktik klinik keperawatan untuk mempersiapkan pelayanan yang prima. Praktik yang bersifat evidence'based harus dibuat sebagai bagian integral dari kebijakan organisatoris pelayanan kesehatan pada semua tingkatan agar langkah'lang langkah'langkah kah tersebut tersebut dapat diaplikasika diaplikasikan n untuk untuk meningkatk meningkatkan an kinerja kinerja pelayanan pelayanan kesehatan tersebut. udaya ilmiah juga dapat dimanfaatkan sebagai strategi akuntabilitas publik, justifikasi tindakan keperawatan, dan bahan pengambilan pengambilan keputusan. B. Rumu Rumusa san n Mas Masal alah ah ". Apa pengert pengertian ian kepe keperawa rawatan tan gero geronti ntik k . Apa tujuan tujuan dari dari keperaw keperawatan atan geront gerontik ik #. Apa fungsi fungsi dari dari peraw perawat at gero geronti ntik k *. Apa peran peran dari dari peraw perawat at geront gerontik ik +. Apa masalah masalah kesehat kesehatan an pada pada lansia lansia . Apa saja saja pende pendekat katan an yang yang dapat dapat digu digunak nakan an $. Apa saja model model konseptual konseptual gerontik gerontik menurut menurut para para ahli ahli
C. Tujuan uan ". -ntuk -ntuk meng mengeta etahui hui defeni defenisi si geron gerontik tik . -ntuk -ntuk mengeta mengetahui hui tujuan dari keperawatan keperawatan gerontik gerontik #. -ntuk -ntuk menge mengetah tahui ui fungsi fungsi dari dari perawat perawat geron gerontik tik *. -ntuk -ntuk menge mengetah tahui ui peran peran dari dari perawat perawat geron gerontik tik
+. -ntuk -ntuk mengetahui mengetahui model model konseptual konseptual dalam keperaw keperawatan atan gerontik gerontik menurut menurut para ahli ahli
D. Manfa anfaat at ". Pembac Pembacaa dapa dapatt meng mengetah etahui ui inform informasi asi tentan tentang g kepe keperaw rawatan atan geront gerontik ik . Perawa Perawatt dapat dapat menge mengetah tahui ui cara cara atau atau langk langkah ah yang yang dapa dapatt dilaku dilakukan kan dalam dalam memberi memberikan kan
asuhan keperawatan bagi lansia
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertan !e"era#atan $er%ntk
eperawatan yang berkeahlian khusus merawat lansia diberi nama untuk pertama kalinya sebagai keperawatan geriatric (/bersole et al, !!+). 0amun, pada tahun "1$, nama tersebut diganti dengan gerontological . 2erontologi berasal dari kata geros yang berarti lanjut usia dan logos berarti ilmu. 2erontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang lanjut usia dengan masalah'masalah yang terjadi pada lansia yang meliputi aspek biologis, sosiologis, psikologis, dan ekonomi. 2erontologi merupakan pendekatan ilmiah ( scientific
approach)
terhadap
berbagai
aspek
dalam
proses
penuaan
(3amher40oorkasiani, !!1). Menurut Miller (!!*), gerontologi merupakan cabang ilmu yg mempelajari proses manuan dan masalah yg mungkin terjadi pada lansia. 2eriatrik adalah salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotof, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang mencakup kesehatan badan, jiwa, dan sosial, serta penyakit cacat (3amher40oorkasiani, !!1). 5edangkan keperawatan gerontik adalah istilah yang diciptakan oleh 6aurie 2unter dan 7armen /stes pada tahun "1$1 untuk menggambarkan bidang ini. 0amun istilah keperawatan gerontik sudah jarang ditemukan di literature (/bersole et al, !!+). Gerontic nursing berorientasi pada lansia, meliputi seni, merawat, dan menghibur. &stilah ini belum diterima secara luas, tetapi beberapa orang memandang hal ini lebih spesifik. Menurut 0ugroho (!!), gerontik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan lanjut usia dengan segala permasalahannya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Menurut para ahli, istilah yang paling menggambarkan keperawatan pada lansai adalah gerontological nursing karena lebih menekankan kepeada kesehatan ketimbang penyakit. Menurut o8ier ("19$), keperawatan gerontik adalah praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua. Menurut 6ueckerotte (!!!) keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi.
B. Tujuan !e"era#atan $er%ntk
Adapun tujuan dari gerontologi adalah (Maryam, !!9): ". Membantu individu lanjut usia memahami adanya perubahan pada dirinya berkaitan dengan proses penuaan . Mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia baik jasmani, rohani, maupun social secara optimal #. Memotivasi dan menggerakkan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan *. +. . $.
lanjut usia Memenuhi kebutuhan lanjut usia sehari'hari Mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas sehari'hari Mempercepat pemulihan atau penyembuhan penyakit Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat
3ujuan dari geriatrik menurut Maryam (!!9) adalah sebagai berikut: ". Mempertahankan derajat kesehatan pada lanjut usia pada taraf yang setinggi'tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan . Memelihara kondisi kesehatan dengan akticitas fisik dan mental #. Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosis yang tepat dan dini bila mereka menemukan kelainan tertentu *. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lanjut usia yang menderita suatu penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal) +. ila para lanjut usia sudah tidak dapat disembuhkan dan bila mereka sudah sampai pada stadium terminal, ilmu ini mengajarkan untuk tetap memberi bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian (dalam akhir hidupnya, memberi bantuan moral dan perhatian yang maksimal sehingga kematiannya berlangsung dengan tenang). 3ujuan
keperawatan
gerontik
adalah
memenuhi
kenyamanan
lansia,
mempertahankan fungsi tubuh, serta membantu lansia menghadapi kematian dengan tenang dan damai melalui ilmu dan teknik keperawatan gerontik (Maryam, !!9).
C. &ungs Pera#at $er%ntk
Perawat memiliki banyak fungsi dalam memberikan pelayanan prima dalam bidang gerontik. Menurut /liopoulus (!!+), fungsi dari perawat gerontologi adalah : ". Guide persons of all ages toward a healthy aging process (membimbing orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat) . Eliminate ageism (menghilangkan perasaan takut tua) #. Respect the tight of older adults and ensure other do the same (menghormati hak orang yang lebih tua dan memastikan yang lain melakukan hal yang sama) *. Overse and promote the quality of service delivery (memantau dan mendorong kualitas pelayanan) +. Notice and reduce risks to health and well being (memerhatikan serta menguragi resiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan) . Teach and support caregives (mendidik dan mendorong pemberi pelayanan kesehatan) $. Open channels for continued growth (membuka kesempatan untuk pertumbuhan selanjutnya) 9. Listen and support (mendengarkan dan member dukungan) 1. Offer optimism encouragement and hope (memberikan semangat, dukungan, dan harapan) "!. Generate support use and participate in research (menghasilkan, mendukung, menggunakan, dan berpartisipasi dalam penelitian) "". !mplement restorative and rehabilitative measures (melakukan perawatan restorative dan rehabilitative) ". "oordinate and managed care (mengoordinasi dan mengatur perawatan) "#. #sses plan implement and evaluate care in an individuali$ed holistic maner (mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perawatan individu dan perawatan secara menyeluruh) "*. Link service with needs (memberikan pelayanan sesuai kebutuhan) "+. Nurtuere futue gerontological nurses for advancement of the speciality (membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli dibidangnya) ". %nderstand the unique physical emotical social spiritual aspect of each other (saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, social, dan spiritual) "$. Recogni$e and encourage the appropriate management of ethical concern (mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempatnya bekerja) "9. &upport and comfort through the dying process (memberikan dukungan dan kenyamanan dalam menghadapi proses kematian) "1. Educate to promote self care and optimal independence (mengajarkan untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal)
D. Peran Pera#at $er%ntk
Peran perawat gerontik secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu peran secara umum dan peran spesialis. Peran secara umum yaitu pada berbagai setting, seperti rumah sakit, rumah, nursing home, komunitas, dengan menyediakan perawatan kepada individu dan keluarganya (;ess, 3ouhy, 4
melakukan intervensi untuk promosi kesehatan, mempertahankan, dan mengembalikan status kesehatan klien> manajemen kasus, dan advokat pada setting klinik ambulatori, fasilitas jangka panjang, dan independent practice. ;al ini sedikit berbeda dengan peran perawat gerontik spesialis klinis. Perawat gerontik spesialis klinis memiliki peran, diantaranya: a) )rovider of care Perawat klinis melakukan perawatan langsung kepada klien, baik di rumah sakit dengan kondisi akut, rumah perawatan, dan fasilitas perawatan jangka panjang. 6ansia biasanya memiliki gejala yang tidak la8im yang membuat rumit diagnose dan perawatannya. Maka perawat klinis perlu memahami tentang proses penyakit dan sindrom yang biasanya muncul di usia lanjut termasuk faktor resiko, tanda dan gejala, terapi medikasi, rehabilitasi, dan perawatan di akhir hidup. b) Peneliti 6evel yang sesuai untuk melakukan penelitian adalah level 5 atau baccalaureate level. 3ujuannya adalah meningkatkan kualitas perawatan klien dengan metode evidence based practice. Penelitian dilakukan dengan mengikuti literature terbaru, membacanya, dan mempraktekkan penelitian yang dapat dipercaya dan valid. 5edangkan perawat yang berada pada level undergraduate degrees dapat ikut serta dalam penelitian seperti membantu melakukan pengumpulan data. c) Manajer Perawat Manajer perawat harus memiliki keahlian dalam kepemimpinan, manajemen waktu, membangun hubungan, komunikasi, dan mengatasi perubahan. 5ebagai konsultan dan sebagai role model bagi staf perawat dan memiliki jiwa kepemimpinan
dalam mengembangkan dan melaksanakan program perawatan khusus dan protokol untuk orang tua di rumah sakit. Perawat gerontik berfokus pada peningkatan kualitas perawatan dan kualitas hidup yang mendorong perawat menerapkan perubahan inovatif dalam pemberian asuhan keperawatan di panti jompo dan setting perawatan jangka panjang lainnya. d) Advokat Perawat membantu lansia dalam mengatasi adanya ageism yang sering terjadi di masyarakat. Ageism adalah diskriminasi atau perlakuan tidak adil berdasarkan umur seseorang. 5eringkali para lansia mendapat perlakuan yang tidak adil atau tidak adanya kesetaraan terhadap berbagai layanan masyarakat termasuk pada layanan kesehatan. 0amun, perawat gerontology harus ingat bahwa menjadi advokat tidak berarti membuat keputusan untuk lansia, tetapi member kekuatan mereka untuk tetap mandiri dan menjaga martabat, meskipun di dalam situasi yang sulit. e) /dukator Perawat harus mengambil peran pengajaran kepada lansia, terutama sehubungan dengan modifikasi dalam gaya hidup untuk mengatasi konsekuensi dari gejala atipikal yang menyertai usia tua. Perawat harus mengajari para lansia tentang pentingnya pemeliharaan berat badan, keterlibatan beberapa jenis kegiatan fisik seperti latihan dan manajemen stres untuk menghadapi usia tua dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Perawat juga harus mendidik lansia tentang cara dan sarana untuk mengurangi risiko penyakit seperti serangan jantung, stroke, diabetes, al8heimer, dementia, bahkan kanker. f) Motivator Perawat memberikan dukungan kepada lansia untuk memperoleh kesehatan optimal, memelihara kesehatan, menerima kondisinya. Perawat juga berperan sebagai inovator yakni dengan mengembangkan strategi untuk mempromosikan keperawatan gerontik serta melakukan riset= penelitian untuk mengembangkan praktik keperawatan gerontik.
g) Manajer kasus Manajemen kasus adalah metode intervensi lain yang dapat mengurangi penurunan fungsional klien lansia berisiko tinggi dirawat di rumah sakit. -mumnya, manajemen kasus disediakan bagi klien yang mendapatkan berbagai perawatan yang berbeda.
E. Masalah !esehatan Pa'a Lansa
Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan'kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan' lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat berthan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. ?emikian juga, masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yang menurut ane dan @uslander sering disebut dengan istilah "* &, yaitu immobility (kurang bergerak), instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence (beser buang air kecil dan atau buang air besar), intellectual impairment (gangguan intelektual=dementia), infection (infeksi), impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin integrity (gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit), impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition (kurang gi8i), impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat'obatan), insomnia (gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), impotence (impotensi). Masalah kesehatan utama tersebut di atas yang sering terjadi pada lansia perlu dikenal dan dimengerti oleh siapa saja yang banyak berhubungan dengan perawatan lansia agar dapat memberikan perawatan untuk mencapai derajat kesehatan yang seoptimal mungkin. !esehatan (.
!urang )ergerak* gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan
lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi +.
dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah. Insta)ltas* penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal'hal yang berkaitan dengan keadaan tubuh penderita) baik karena proses menua, penyakit maupun faktor ekstrinsik (hal'hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat'obat tertentu dan faktor lingkungan. Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bahagian tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. 5elain daripada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat
,.
membatasi pergerakannya. Beser* beser buang air kecil (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup mengakibatkan masalah kesehatan atau sosial. eser bak merupakan masalah yang seringkali dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini
tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia tersebut maupun keluarganya. Akibatnya timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun sosial, yang kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut. 6ansia dengan beser bak sering mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat menyebabkan lansia kekurangan cairan dan juga berkurangnya kemampuan kandung kemih. eser bak sering pula disertai dengan beser buang air besar (bab), -.
yang justru akan memperberat keluhan beser bak tadi. $angguan ntelektual* merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan shari'hari. ejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia ! sampai 9+ tahun atau lebih, yaitu kurang dari + % lansia yang berusia !'$* tahun mengalami dementia (kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 9+ tahun kejadian ini meningkat mendekati +! %. 5alah satu hal yang dapat menyebabkan gangguan interlektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan intelektual
.
lainnya. Infeks* merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan di dalam diaggnosis dan pengobatan serta risiko menjadi fatal meningkat pula. eberapa faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit
infeksi
karena
kekurangan
gi8i,
kekebalan
tubuh:yang
menurun,
berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang. 5elain daripada itu, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan mempermudah /.
tubuh mengalami infeksi. $angguan "an0an'era1 k%munkas1 "en2em)uhan1 'an kult* akibat prosesd menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikian juga gangguan pada otak, saraf dan otot'otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkn terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan
3.
trauma yang minimal. Sult )uang ar )esar 4k%nst"as5* beberapa faktor yang mempermudah terjadinya konstipasi, seperti kurangnya gerakan fisik, makanan yang kurang sekali mengandung serat, kurang minum, akibat pemberian obat'obat tertentu dan lain'lain. Akibatnya, pengosongan isi usus menjadi sulit terjadi atau isi usus menjadi tertahan. Pada konstipasi, kotoran di dalam usus menjadi keras dan kering, dan pada keadaan yang berat dapat terjadi akibat yang lebih berat berupa penyumbatan pada usus disertai rasa sakit pada daerah perut.
6.
De"res*
perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya
kemandirian sosial serta perubahan'perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya depresi pada lansia. 0amun demikian, sering sekali gejala depresi menyertai penderita dengan penyakit'penyakit gangguan fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena gejala'gejala depresi yang muncul seringkali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang normal ataupun tidak khas. ejala'gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatian, kurangnya minat, hilangnya kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan gejala'gejala fisik la innya. Akan tetapi pada lansia sering timbul depresi terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit kepala, jantung berdebar'debar, nyeri pinggang, 7.
gangguan pencernaan dan lain'lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas. !urang g8* kekurangan gi8i pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan. aktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergi8i, isolasi sosial (terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera, kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkan faktor kondisi kesehatan berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur, alkoholisme, obat'
obatan dan lain'lain. (9. T'ak "un2a uang* dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara perlahan'lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan penghasilan. -ntuk dapat menikmati masa tua yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu :memiliki uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari'hari, memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai peranan di dalam menjalani masa tuanya. ((. Pen2akt ak)at %)at:%)atan* salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebahagian lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian obat'obat yaBng digunakan.
(+. $angguan t'ur* dua proses normal yang paling penting di dalam kehidupan manusia
adalah makan dan tidur. Calaupun keduanya sangat penting akan tetapi karena sangat rutin maka kita sering melupakan akan proses itu dan baru setelah adanya gangguan pada kedua proses tersebut maka kita ingat akan pentingnya kedua keadaan ini.
Menurut Massachusetts Male Aging 5tudy (MMA5) bahwa
penelitian yang dilakukan pada pria usia *!'$! tahun yang diwawancarai ternyata + % menderita disfungsi ereksi, yang terdiri dari disfungsi ereksi total "! %, disfungsi ereksi sedang + % dan minimal "$ %. Penyebab disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik karena proses menua maupun penyakit, dan juga berkurangnya sel'sel otot polos yang terdapat pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria terhadap rangsangan (5iburian, !!1). &. Mt%s Pa'a Lansa ". Mitos kedamaian dan ketenangan enyataan : a. 5ering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit b. ?epresi c. ekhawatiran d. Paranoid e. Masalah psikotik . Mitos konservatisme dan kemunduran a. onservatif b. 3idak kreatif c. Menolak inovasi
d. erorientasi ke masa silam e. Merindukan masa lalu f. embali ke masa kanak'kanak g. 5usah berubah h. eras kepala i. 7erewet #. Mitos berpenyakitan 6ansia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses manua. *. Mitos semilitas 6ansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak. +. Mitos tidak jatuh cinta 6ansia tidak lagi jatuh cinta dan gairah terhadap lawan jenis tidak ada atau sudah berkurang . Mitos aseksualitas Ada pandangan bahwa pada lansia, hubungan seksual itu menurun, minat, dorongan, gairah, kebutuhan dan daya seks berkurang $. Mitos ketidakproduktifan 6ansia dipandang sebagai usia tidak produktif
$. Pen'ekatan "a'a Lansa ". Pendekatan fisik
Perawatan pada lansia juga dapat dilakukan dengan pendekatan fisik melalui perhatian terhadap kesehatan, kebutuhan, kejadianyang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakitnya yang dapat dicegah atau progresivitasnya. Perawatan fisik umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yaitu: a. lien lanjut usia yang masih aktif dan memiliki keadaan fisik yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga dalam kebutuhannya sehari'hari ia masih mampu melakukannya sendiri. b. lien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia ini, terutama tentang hal yang terhubung dengan kebersihan perseorangan untuk mempertahankan kesehatannya. . Pendekatan psikis Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia. Perawat dapat berperan sebagai pendukung dan interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahasia pribadi dan sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberi kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bdentuk keluhan agar lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip triple & yaitu sabar, simpatik dan service. ila ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap. Perawat ahrus mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban. ila perlu, usahakan agar mereka merasa puas dan bahagia di masa lanjut usianya. #. Pendekatan social erdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan salah satu upaya perawat dalam melakukan pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama sesame klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka.
Perawat memberi kesempatan seluas'luasnya kepada lanjut usia untuk mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi. 6ansia prlu dirangsang untuk membaca surat kabar dan majalah. ?engan demikian, perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi, baik dengan sesama mereka maupun petugas yang secara lansung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia, termasuk asuhan keperawatan lansia dipanti sosial tresna wherda. H. Tem"at Pem)eran Pela2anan Bag Lansa ". Pelayanan social di keluarga sendiri
;ome care service merupakan bentuk pelayanan sosial bagi lanjut usia yangdlakukan di rumah sendiri atau dalam lingkungan keluarga lanjut usia. 3ujuan pelayanan yang diberikan adalah membantu keluarga dalam mengatasi dan memecahkan masalah lansia sekaligus memberikan kesempatan kepada lansia untuk tetap tinggal di lingkungan keluarganya. Pelayanan ini dapat diberikan oleh: a. b. c. d. e.
Perseorangan : perawat, pemberi asuhan eluarga elompok 6embaga = organisasi sosial ?unia usaha dan pemerintah
melakukan aktivitas sehari'hari, bantuan kebersihan dan perawatan kesehatan, penyuluhan gi8i. Pelayanan diberikan secara kontinu setiap hari, minggu, bulan dan selama lansia atau keluarganya membutuhkan. . oster 7are 5ervice Pelayanan sosial lansia melalui keluarga pengganti adalah pelayanan sosial yang diberikan kepada lansia di luar keluarga sendiri dan di luar lembaga. 6ansia tinggal bersama keluarga lain karena keluarganya tidak dapat memberi pelayanan yang dibutuhkannya atau berada dalm kondisi terlantar. 3ujuan pelayanan ini adalah membantu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah yang dihadapi lansia dan keluarganya. 5asaran pelayanannya adalah lansia terlantar, tidak dapat dilayani oleh keluarganya sendiri.
antuan makanan, misalnya menyiapkan dan memberi makanan Peningkatan gi8i antuan aktivitas antuan kebersihan dan perawatan kesehatan Pendampingan rekreasi @lah raga dsb
#. Pusat santunan keluarga (pusaka) Pelayanan kepada warga lansia ini diberikan di tempat yang tidak jauh daritempat tinggal lansia. 3ujuan pelayanan ini adalah membantu keluarga=lanjut usia dalam mengatasi permasalahan, memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah lansia sekaligus member kesempatan kepada lansia untuk tetap tinggal di lingkungan keluarga. 5asaran pelayanan adalah lansia yang tinggal=berada dalam lingkungan keluarga sendiri atau keluarga pengganti. 6ansia masih sehat, mandiri tetapi mengalami keterbatasan ekonomi. *. Panti social 3resna Cherda &nstitusi yang member pelayanan dan perawatan jasmani, rohani, sosial dan perlindungan untuk memenuhi kebutuhan lansia agar dapat memiliki kehidupan secara wajar. Pelayanan yang diberikan dalam bentuk kegiatan, antara lain: D egiatan rutin a. b. c. d. e.
Pemenuhan makan #E=hari 5enam lansia (senam pernafasan, senam jantung, senam gerak latih otak dsb) imbingan rohani=keagamaan sesuai dengan agama erajinan tangan (menjahit, menyulam, merenda) Menyalurkan hobi (bermain angklung, menyanyi, karaoke, berkebun)
D egiatan waktu luang a. b. c. d.
ermain (catur, pingpong) erpantun=baca puisi Menonton film Membaca oran
I. M%'el !e"era#atan $er%ntk Menurut Ahl ". Model onseptual Adaptasi 7allista Foy
Model adaptasi Foy merupakan salah satu teori keperawatan yang berfokus pada kemampuan adaptasi klien terhadap stressor yang dihadapinya. ?alam penerapannya Foy menegaskan bahwa individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan utuh yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Foy mendefinisikan lingkungan sebagai semua yang ada di sekeliling kita dan berpengaruh pada perkembangan manusia. 5ehat adalah suatu keadaan atau proses dalam menjaga integritas diri, respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh menimbulkan adanya suatu kebutuhan dan menyebabkan individu berespon terhadap kebutuhan tersebut melalui upaya atau prilaku tertentu.
Menurutnya peran perawat adalah membantu pasien beradaptasi terhadap perubahan yang ada. . Model onseptual ;uman eing Fogers Marta Fogers ("11) mengungkapkan metaparadigma lansia. ?ia menyajikan lima asumsi tentang manusia. 5etiap manusia diasumsikan sebagai kesatuan yang dengan individualitas. Manusia secara kontinyu mengalami pertukaran energi dengan lingkungan. Manusia mampu abstraksi, citra, bahasa, pikiran, sensasi, dan emosi. Manusia diidentifikasi dengan pola dan mewujudkan karakteristik dan perilaku yang berbeda dari bagian dan yang tidak dapat diprediksi dengan pengetahuan tentang bagian ' bagiannya. ") Lingkungan terdiri dari semua pola yang ada di luar individu. eduanya, individu dan lingkungan dianggap sistem terbuka. 6ingkungan merupakan, tereduksi terpisahkan, energi lapangan pandimensional diidentifikasi dengan pola dan integral dengan bidang manusia (Fogers, "11). ) )erawatan utamanya adalah seni dan ilmu dan humanistik kemanusiaan. ?itujukan terhadap semua manusia dan berkaitan dengan sifat dan arah pembangunan manusia. 3ujuannya untuk berpartisipasi dalam proses perubahan sehingga orang dapat mengambil manfaat (Fogers, "11). #) *esehatan tidak secara khusus diatur, Malinski ("19) dikutip dari komunikasi pribadi dengan Fogers di mana di negara bagian Fogers bahwa ia memandang kesehatan sebagai sebuah nilai. omunikasi ini menegaskan kesimpulan sebelumnya bahwa penyakit, patologi dan kesehatan adalah sebuah nilai.
#. Model onseptual eperawatan 0euman 0euman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang mempertahankan semua variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Melalui penggunaan model keperawatan dapat membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total wellness. eunikan keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari semua variabel yang mana mendapat perhatian dari keperawatan . 0euman ("19") menyatakan bahwa dia memandang model sebagai sesuatu yang berguna untuk semua profesi kesehatan dimana mereka dan keperawatan mungkin berbagi bahasa umum dari suatu pengertian. 0euman juga percaya bahwa keperawatan dengan perspektif yang luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi pelayanan kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.
*. Model onseptual eperawatan ;enderson okus keperawatan pada teori ;enderson adalah klien yang memiliki keterikatan hidup secar individual selama daur kehidupan, dari fase ketergantungan hingga kemandirian sesuai dengan usia, keadaan, dan lingkungan. Perawat merupakan penolong utama klien dalam melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai. antuan ini diberikan oleh perawat karena kurangnya pengetahuan kekeuatan, atau kemauan klien dalam melaksanakan "* komponen kebutuhan dasar. +. Model onseptual udaya 6eininger Model konseptual 6eininger sering disebut sebagai
Trancultural Nursing
Theory atau teori perawatan transkultural. Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock atau culture imposition. "ulture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien). lien akan merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi karena perbedaan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan. 5edangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam'diam maupun terang'terangan, memaksakan nilai'nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan=perilaku yang dimilikinya kepada individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi daripada budaya kelompok lain. . Model onseptual Perilaku
$) Perilaku melindungi diri sendiri Menurut
3eori 5elf care deficit &nti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan'keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya.
b.
3eori 5elf care etika klien tidak mampu melakukan perawatan dirinya sendiri maka deficit perawatan diri terjadi dan perawat akan membantu klien untuk melakukan tugas perawatan dirinya
c.
3eori nursing system Perawat menentukan, mendesain, dan menyediakan perawatan yang mengatur kemampuan individu dan memberikannya secara terapeutik sesuai dengan tiga tingkatan
BAB III PENUTUP
A. !ESIMPULAN
eperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi. eperawatan gerontik bertujuan memberikan asuhan keperawatan yang efektif terhadap klien yaitu lanjut usia. Asuhan diberikan agar klien mendapatkan kenyamanan dalam hidup. Peran perawat dalam gerontik adalah memberikan asuhan keperawatan dan membantu klien dalam mengahadapi masalahnya dan membantu memenuhi kebutuhan yang tidak bias dipenuhi sendiri oleh klien.
B. SARAN
?alam keperawatan gerontik, seorang perawat hendaklah mengetahui asuhan keperawatan yang akan diberikan terhadap klien yaitu para lansia sehingga lansia merasa tercukupi kebutuhannya secara lebih efektif. agi keluarga klien juga hendaklah mengetahui tentang cara'cara asuhan pada lansia sehingga lansia dapat menjalani masa tuanya dengan lebih baik dan nyaman.
DA&TAR PUSTA!A
Anonim. (!""). *onsep +asar *eperawatan Gerontik . ?iakses pada tanggal # @ktober !" dari http:==ebookbrowse.com=konsep'dasar'keperawatan'gerontik'doc'd"91+""$9
Asmadi. (!!9). *onsep +asar *eperawatan.
0ugroho, Cahjudi 5M. ("11+). )erawatan Lan,ut %sia.
Potter 4 Perry. (!!+). -undamental of Nursing .
5amsun, Ahmad. (!""). *eperawatan Gerontik . ?iakses pada tanggal @ktober !" dari http:==id.scribd.com=doc=+$+!+1*=Makalah'eperawatan'2erontik'i
5ri, 0ina. (!"!). *eperawatan +asar . ?iakses pada tanggal @ktober !" dari http:==chee8abluesecret.multiply.com=journal