6
KUESIONER
MOTIVASI KERJA PEGAWAI (MODEL ABRAHAM MASLOW)
EKO HERTANTO
PROGRAM PASCASARJANA
Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, yang berlangsung secara sadar. Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik.
Abraham Sperling dalam Mangkunegara (2013:93), mengemukakan bahwa "Motive is defined as a tendency to activity, started by a drive and ended by an adjustment. The adjustment is said to satisfy the motive". (Motif didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif).
Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Menurut Robbins (2003:424), mengatakan motivasi adalah keinginan untuk menggunakan tenaga tingkat tinggi dari usahanya untuk mencapai tujuan organisasi, yang dikondisikan dengan kemampuan memuaskan beberapa tujuan individu (the willingness to exert high level of effort toward organizational goals, conditioned by the efford of ability to statisfy same individual need). Sedangkan menurut Hasibuan (2007:95), motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Kemudian Uno (2007:1), mendefinisikan motivasi adalah suatu proses yang ikut menentukan intensitas, arah, ketekunan individu dalam usaha mencapai tujuan, motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Ishak dan Hendri (2003:12), motivasi sebagai suatu hal pokok yang menjadi dorongan setiap motif untuk bekerja. Kemudian Kreitner dan Kinicki (2008:147-148), mengemukakan, motivasi adalah proses psikologis yang menimbulkan dan mengarahkan kepada tujuan yang diarahkan oleh perilaku (Motivation is psychological process that arouse and direct goal-directed behavior). Sedangkan Rivai (2004:455), mendefinisikan motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.
Anoraga (2006:34), mengartikan motivasi sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu. Sedangkan Chuck (2005:550), mendefinisikan motivasi sebagai "Motivation is the set of forces that initiates, directs, and makes people persist in their effort to accomplish a goal". Motivasi adalah sebuah upaya yang menginisiatifkan, mengarahkan dan membuat orang secara teguh dalam usaha mereka untuk mencapai tujuan.
Menurut Shani dan Lau (2009:1030, motivasi kerja (work motivation) adalah suatu rangkaian tenaga energik yang berasalkan dari keduanya baik yang dikerjakan dari dalam atau dari luar manusia secara individu (work motivation is a set of energetic forces that originates both within as well as beyond an individuals being). Kemudian menurut Eisenhower dalam Baldoni (2005:17), motivasi adalah seni membuat orang melakukan apa yang ingin mereka lakukan, karena mereka ingin melakukannya. Sedangkan menurut McShane dan Von Glinow (2010:34), motivasi didefiniskan sebagai kekuatan di dalam diri seseorang yang mempengaruhi arah perilaku, intensitas, dan ketekunan secara sukarela. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi mempunyai arti yang sama dengan motif, yakni sebagai suatu daya pendorong untuk melakukan sesuatu.
Gambar 1
Motivasi sebagai Pembangkit Dorongan
DriveIncentiveGoal
Drive
Incentive
Goal
UnsatisfiedUnsatisfied
Unsatisfied
Unsatisfied
Keterangan: Bilamana suatu kebutuhan tidak terpuaskan maka timbul drive dan aktivitas individu untuk merespon perangsang (incentive) dalam tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan akan menjadikan individu mereka puas.
Sedarmayanti (2014:233), mengatakan motivasi, merupakan kesediaan mengeluarkan tingkat upaya tinggi ke arah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan individual. Unsur upaya merupakan intensitas. Bila seseorang termotivasi ia akan mencoba kuat. Tujuan organisasi adalah upaya yang seharusnya. Kebutuhan sesuatu keadaan internal yang menyebabkan hasil tertentu tampak menarik. Dari batasan yang telah diutarakan secara sederhana dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan timbulnya perilaku yang mengarah pada tujuan tertentu dengan penuh komitmen sampai tercapainya tujuan yang dimaksud.
Berikut adalah gambar hambatan pemenuhan kebutuhan dan akibatnya:
Gambar 2
Hambatan Pemenuhan Kebutuhan dan Akibatnya
Hambatan
Hambatan
Motif yang kuat
Hambatan
Beralih Tujuan
Frustasi
Sumber: Sedarmayanti, 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Penerbit: PT. Refika Aditama, Bandung, h. 234.
Pendekatan motivasi adalah bahwa pemimpin menciptakan iklim yang dapat membuat anggota merasa termotivasi. Anggota hendaknya mendapat inspirasi sehingga merasakan adanya harapan dan ketersediaan dalam organisasi dimana ia bekerja. kepemimpinan dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam kebanyakan hal, motivasi seorang individu akan timbul karena pengaruh pemimpin yang efektif.
Motivasi adalah keandalan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi dorongan kegiatan atau gerakan dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Oleh karena itu, motivasi kerja merupakan pendorong untuk mengarahkan karyawan dan hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya motivasi dalam kepuasan kerja di dalam suatu organisasi.
Dari beberapa pengertian tersebut berarti pula semua teori motivasi bertolak dari prinsip utama bahwa: "manusia (seseorang) hanya melakukan suatu kegiatan, yang menyenangkannya untuk dilakukan".
Teori-teori motivasi diklasifikan atau dikelompokkan atas:
Teori Kepuasan (Content Theory) yang memusatkan pada apa-nya motivasi.
Teori Motivasi Proses (Process Theory) yang memusatkan pada bagaimana-nya motivasi.
Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) yang menitikberatkan pada cara dimana perilaku dipelajari.
Gambar 3
Teori Motivasi
2 Teori ProsesVictor VroomKeadilanKeadilan
2
Teori Proses
Victor Vroom
Keadilan
Keadilan
1Motivasi
1
Motivasi
Teori KepuasanTeori MaslowHerzbergMc. ClellandDouglas Mc. Gregor
Teori Kepuasan
Teori Maslow
Herzberg
Mc. Clelland
Douglas Mc. Gregor
3TeoriReinforcement
3
Teori
Reinforcement
Sumber: Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,
Cetakan Ketiga Belas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 169.
Teori kepuasan mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak serta berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan seseorang dan apa yang mendorong semangat bekerja seseorang.
Hal yang memotivasi semangat kerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasan baik materiil maupun nonmaterial yang diperolehnya sebagai imbalan balas jasa dari jasa yang diberikannya kepada perusahaan. Apabila materiil dan nonmaterial yang diterimanya semakin memuaskan, semangat kerja seseorang akan semakin meningkat.
TUJUAN MEMOTIVASI KARYAWAN
Menurut Hasibuan (2009:146, tujuan motivasi antara lain sebagai berikut:
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
Mengefektifkan pengadaan karyawan.
Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan.
Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW
Teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, yaitu hirarki lima kebutuhan dengan tiap kebutuhan secara berurutan dipenuhi. Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi maka pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Abraham Maslow mengemukakan teori motivasi yang dinamakan Maslow's Need Hierarchy Theory. Maslow dalam Hasibuan (2009:154-156), mengemukakan bahwa lima hirarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut:
Physiological Needs
Physiological Needs yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Yang termasuk ke dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan, dan sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini merangsang seseorang berperilaku atau bekerja giat.
Safety and Security Needs
Safety and Security Needs adalah kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan. Kebutuhan ini mengarah kepada dua bentuk: (1) Kebutuhan akan keamanan jiwa di tempat pekerjaan; (2) Kebutuhan akan kemananan harta di tempat pekerjaan pada waktu jam kerja.
Affiliation or Acceptance Needs
Affiliation or Acceptance Needs adalah kebutuhan sosial, teman, afiliasi, interaksi, dicintai dan mencintai, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya. Karena manusia adalah makhluk sosial, sudah jelas ia mempunyai kebutuhan-kebutuhan sosial yang terdiri dari empat golongan, yaitu: (1) Kebutuhan akan diterima orang lain (sense of belonging); (2) Kebutuhan akan dihormati (sense of importance); (3) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement); (4) Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation).
Esteem or Status Needs
Esteem or Status Needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Prestise dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status itu.
Self Actualization
Self Actualization adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan.
Selanjutnya Maslow mengemukakan bahwa orang dewasa secara normal memuaskan kira-kira 85 persen kebutuhan fisiologis, 70 persen kebutuhan rasa aman, 50 persen kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, 40 persen kebutuhan harga diri, dan hanya 10 persen dari kebutuhan aktualisasi diri.
KESIMPULAN
Motivasi (motivation) dalam manajemen ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi merupakan pendorong untuk mengarahkan karyawan menunjukkan betapa pentingnya motivasi dalam kepuasan kerjadi dalam suatu organisasi. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal).
Teori kepuasan mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak serta berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri karyawan yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya.
Hal yang memotivasi semangat kerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasan baik materiil maupun nonmaterial yang diperolehnya sebagai imbalan balas jasa dari jasa yang diberikannya kepada perusahaan. Apabila materiil dan nonmaterial yang diterimanya semakin memuaskan, semangat kerja seorangkaryawan akan semakin meningkat. Salah satu tujuan motivasi adalah meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
Salah satu variabel yang secara konsisten ditemukan berhubungan dengan kinerja adalah motivasi kerja. Motivasi pada suatu organisasi atau perusahaan bertujuan untuk mendorong semangat kerja para karyawan agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan. Motivasi kerja karyawan dalam suatu organisasi dapat dianggap sederhana dan dapat pula menjadi masalah yang kompleks, karena pada dasarnya manusia mudah untuk dimotivasi dengan memberikan apa yang menjadi keinginannya. Apabila kondisi ini tidak terjadi, maka akan menurunkan motivasi kerja pegawai dan akan berdampak pada kinerja karyawan yang menurun.
Motivasi merupakan timbulnya perilaku yang mengarah pada tujuan tertentu dengan penuh komitmen sampai tercapainya tujuan yang dimaksud. Karyawan hendaknya mendapat inspirasi sehingga merasakan adanya harapan dan ketersediaan dalam organisasi dimana ia bekerja. Apabila karyawan kebutuhannya tidak terpenuhi maka karyawan tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi maka karyawan tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut untuk mendapatkan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka seorang karyawan membutuhkan motivasi dalam dirinya yang akan berpengaruh terhadap semangat kerjanya sehingga meningkatkan kinerjanya.
Motivasi kerja tidak bisa diabaikan begitu saja untuk mencapai suatu keberhasilan organisasi, karena motivasi merupakan unsur pendorong bagi seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kebutuhan motivasi menjadi penting bagi karyawan, karena bekerja atau menjadi bagian dari suatu organisasi adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi karena kebutuhan dan keinginan setiap karyawan berbeda. Hal ini disebabkan setiap karyawan berkembang atas dasar proses belajar sebagai hasil dari pengalaman.
INDIKATOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI MODEL ABRAHAM MASLOW:
PHYSIOLOGICAL NEEDS
SAFETY AND SECURITY NEEDS
AFFILIATION OR ACCEPTANCE NEEDS
ESTEEM OR STATUS NEEDS
SELF ACTUALIZATION
KRITERIA JAWABAN SKOR PENILAIAN
SS = Sangat Setuju 5
S = Setuju 4
KS = Kurang Setuju 3
TS = Tidak Setuju 2
STS = Sangat Tidak Setuju 1
No
PERTANYAAN
SS
S
KS
TS
STS
Physiological Needs
1
Gaji sebagai karyawan di perusahaan ini telah mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga
2
Gaji yang diperoleh sebagai karyawan di perusahaan ini sudah sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan
3
Penghasilan yang diterima dari di perusahaan ini sudah sangat memuaskan
4
Gaji yang diterima saat ini dapat disisihkan untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan
5
Tunjangan yang diperoleh dari bekerja di perusahaan ini sudah layak dan memuaskan
6
Kebutuhan yang diterima setiap bulan dapat memenuhi kebutuhan primer keluarga
7
Gaji yang diterima saat ini dapat memenuhi kebutuhan sandang keluarga
8
Tunjangan yang saya peroleh dari perusahaan sudah mencukupi kebutuhan hidup saat ini
9
Perusahaan ini sangat peduli terhadap kesejahteraan para karyawannya
10
Bonus atau insentif yang diberikan oleh perusahaan kepada para karyawan sudah adil
11
Jaminan kesehatan yang diberikan oleh perusahaan cukup baik
12
Gaji yang diterima para karyawan diberikan tepat pada waktunya
13
Jam istirahat yang diberikan oleh perusahaan sudah cukup
14
Bekerja pada perusahaan ini dapat menjamin kehidupan saya di hari tua
Safety or Security Needs
15
Kondisi ruangan kerja yang digunakan cukup aman
16
Perlengkapan dan peralatan bekerja di perusahaan ini cukup aman dan memadai untuk digunakan
17
Keselamatan kerja di perusahaan ini sudah diperhatikan dengan baik
18
Perlengkapan kesehatan telah disediakan oleh perusahaan bagi para karyawan yang membutuhkan
19
Perusahaan memberikan informasi keselamatan kepada para karyawan apabila dalam keadaan darurat
19
Keamanan di lingkungan perusahaan sudah dikelola dengan baik
Affiliation or Acceptance Needs
20
Saudara dapat bersosialisasi dengan baik terhadap sesama rekan kerja di lingkungan perusahaan
21
Saudara mendapat pengakuan dan penghargaan dari teman kerja saat berhasil melakukan pekerjaan dengan baik
22
Dengan tanggung jawab yang lebih besar, saya merasa dapat lebih dihormati oleh rekan kerja
23
Saudara dapat mengetahui kemajuan yang sudah saudara capai ketika mampu menyelesaikan tugas pekerjaan yang dibebankan
24
Saudara sering ikut terlibat di dalam kegiatan-kegiatan kebersamaan yang diadakan di luar perusahaan
25
Hubungan kerja sesama rekan kerja di perusahaan ini cukup baik
26
Hubungan kerja antara atasan dan bawahan baik dan tidak kaku
27
Saya merupakan bagian dari suatu tim kerja yang baik di dalam perusahaan
28
Saya ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan kebersamaan yang diadakan oleh perusahaan
29
Saya ikut berpartisipasi dalam berbagai perkumpulan yang diadakan oleh para karyawan
30
Saya merasa senang karena karyawan di perusahaan ini bisa menerima saya sebagai rekan kerja yang baik
31
Saya merasa senang bila pengabdian saya selama bekerja di perusahaan ini diakui oleh atasan
Esteem or Status Needs
32
Atasan memberikan penghargaan bagi bawahan yang berprestasi bilamana mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu
33
Selama ini perusahaan mengakui dan menghargai hasil kerja saya
34
Atasan belum pernah menegur karyawan dengan kata-kata kasar atau emosional
35
Pemberian penghargaan bagi karyawan yang berprestasi jarang dilakukan di perusahaan ini
36
Atasan memberikan pujian bila ada bawahan yang mampu menjalankan tugas pekerjaan secara baik
37
Saya merasa dihargai oleh rekan kerja dan atasan saya, atas kelebihan dan hal-hal positif yang saya lakukan di lingkungan kerja
38
Saya merasa dihormati oleh rekan kerja atas pekerjaan yang saya jalani saat ini
39
Dengan adanya pujian dari atasan maka saya lebih termotivasi untuk bisa bekerja lebih baik lagi bagi kemajuan perusahaan
40
Selama ini perusahaan mengakui dan menghargai hasil kerja saya
41
Atasan jarang memberikan pujian bila bawahan menjalankan tugas pekerjaan dengan memuaskan
Self Actualization
42
Atasan memberikan pelatihan kepada karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja
43
Hampir setiap saat pekerjaan yang sulit dapat saya selesaikan dengan baik dengan keterampilan yang saya miliki
44
Saya selalu mendapat kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai oleh atasan
45
Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi
46
Saudara menikmati bekerja sama dengan orang lain daripada bekerja sendirian
47
Saya memiliki keterampilan kemampuan untuk melakukan pekerjaan saya dengan baik
48
Bila ada beban kerja tambahan dari perusahaan, saya menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sebaiknya
49
Hampir setiap pekerjaan yang ditugaskan oleh atasan dapat saya laksanakan dengan baik
50
Pekerjaan saya saat ini tidak sesuai dengan keterampilan dan latar belakang pendidikan yang saya miliki
51
Bekerja di perusahaan ini membuat kemampuan saya berkembang
52
Saya memiliki peluang dan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan saya
53
Saran dan kritik yang diberikan oleh atasan membuat saya lebih maju
54
Motivasi yang diberikan oleh atasan membuat saya lebih disiplin dalam bekerja
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. Psikologi Kerja, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.
Baldoni, John, Great Motivation Secrets of Great Leaders, United States of America: McGraw-Hill, 2005.
Chuck, Williams. Management, Texas: Texas Christian University, Thomson South-Western, 3rd Edition, 2005.
Hasibuan, Malayu S.P. Organisasi dan Motivasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketigabelas, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Ishak & Hendri Tanjung, Manajemen Motivasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa, 2003.
Kreitner, Robert, dan Angelo Kinicki. Organizational Behavior: Key Concepts, Skills and Best Practices, New York: McGraw-Hill, 2008.
Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
McShane, Steven L, & Mary Ann Von Glinow. Organizational Behavior, 4th Edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc, 2010.
Rivai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan,: Dari Teori ke Praktik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Robbins, Stephen P. Management, New Jersey: Prentice Hall Seventh Edition, 2003.
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Cetakan Ketujuh Bandung: PT. Refika Aditama, 2014.
Shani, A.B Rami & James B. Lau. Behavior in Organization an Experimental Approach, New York: McGraw Hill International Edition, 2009.
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.