LAPORAN KASUS
SISTEM ENDOKRIN (Ulkus Diabetikum)
Ny. K (51 tahun) masuk rumah sakit dengan keluhan badan terasa lemas, mudah lelah, dan mual setiap makan. Terjadi penurunan berat badan selama sakit. Klien juga mengatakn luka dikedua kaki tidak sembuh-sembuh.
Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan S : 37,2˚C, N : 84 x/mnt, TD : 130/80 mmHg, P : 20 x/mnt, edema pada kaki kanan. Terdapat ulkus diabetikum di kedua kaki, terdapat pus dan jaringan nekrotik pada masing-masing luka. Semua ADL dibantu, karena klien merasa lemas, kelelahan dan tidak bisa berjalan karena luka dikedua kaki.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan :
Hb : 9,4 gr/dl (N = 12-14 gr/dl)
Ht : 27% (N = 37-47%)
L : 5900 /µ (N = 10.000 /µ)
Albumin : 2,0 gr/dl (N = 3,5-5,5 gr/dl)
Kurve gula darah : pukul 06.00 = 135 mg/dl (55-110 mg/dl)
11.00 = 160 mg/dl (55-115 mg/dl)
16.00 = 169 mg/dl (70-115 mg/dl)
Hasil konsul mata : Retinopati HT grade II ODS
Klien diberikan terapi :
Sulferazol 2 x 1 gr
Metronidazol 3 x 500 mg
Ondansetron 3 x 1 amp
Humulin R 3 x 10 µ
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama : Ny. K
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Garegeh
Pekerjaan : IRT
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama
Pada saat masuk rumah sakit klien mengeluh badannya terasa lemas, mudah lelah dan mual setiap makan. Klien mengatakan luka di kedua kakinya tidak sembuh-sembuh.
Riwayat Kesehatan Masalalu
-
Riwayat Kesehatan Keluarga
-
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
Kepala : Bentuk kepala oval, kulit kepala tampak kering, rambut kasar dengan
distribusi tebal, tidak ada kelainan dibagian kepala
Mata : Dari hasil konsul mata terdapat retinopati HT grade II ODS
Mulut : Mukosa mulut kering
Thoraks
I : Pergerakan dinding dada terlihat cepat pada saat bernapas, tidak
ada lesi dan memar
P : Bunyi paru pekak
P : Tidak ada pembengkakan, dada kanan dan kiri simetris
A : tidak ada kelainan
Abdomen
Hepar :
I : tidak adanya benjolan, tidak adanya jaringan parut
P : tidak adanya nyeri tekan, tidak adanya pembengkakan, hepar tidak
teraba
P : bunyi hepar pekak/redup, dilakukan perkusi untuk mengetahui batas
dan batas bawah dari hepar
Limpa :
I : tidak adanya benjolan di daerah limpa
P : tidak ada nyeri tekan, tidak adanya pembengkakan, dan tidak adanya
penumpukan cairan
P : bunyi perkusi normal
Ginjal :
I : tidak adanya benjolan, tidak adanya penumpukan cairan dibagian
abdomen, tidak terdapat jaringan parut dibagian abdomen
P : tidak terdapat nyeri tekan dibagian ginjal
P : bunyi perkusi pekak
Ekstremitas : kehilangan tonus otot, tidak ada kelainan bentuk di bagian
ekstremitas, kulit terlihat pucat dan kering
Secara keseluruhan klien terlihat kurus dan terjadi penurunan BB drastis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Klien diberikan terapi :
Sulferazol 2 x 1 gr
Metranidazol 3 x 500 mg
Ondansetron 3 x 1 amp
Humulin R 3 x 10 µ
Laxadine Syr 3 x 1 sdk makan
Analisa Data
Data Fokus :
Klien mengeluh badan terasa lemas
Klien mengeluh mudah lelah
Klien mengeluh mual setiap makan
Terjadinya penurunan berat badan selama sakit
Klien mengatakan luka di kedua kakinya tidak sembuh-sembuh
S : 37,2 °C, N : 84 x/mnt, TD : 130/80 mmHg, P : 20 x/mnt
Adanya edema pada kaki kanan
Terdapat ulkus diabetikum di kedua kaki
Terdapat pus dan jaringan nekrotik pada masing-masing luka
Klien tidak bisa berjalan karena luka di kedua kaki
Semua ADL klien dibantu
Hasil pemeriksaan laboratorium : Hb : 9,4 gr/dl, Ht : 27 %, L : 5900 / µL
Kurve gula darah : pukul 06.00 = 135 mg/dl
11.00 = 160 mg/dl
16.00 = 169 mg/dl
14. Hasil konsul mata : Retinopati HT grade II ODS
Analisa Data
No
Data
Masalah Keperawatan
1
Data Subjektif
Klien mengeluh badannya terasa lemas
Klien mengeluh badannya mudah lelah
Klien mengatakan luka di kedua kakinya tidak sembuh-sembuh
Klien mengatakan ADL dibantu setiap hari
Data Ojektif
Terdapat ulkus diabetikum di kedua kaki
Adanya edema pada kaki kanan
Terdapat ulkus diabetikum di kedua kaki
Data Tambahan
Hb : 9,4 gr/dl, Ht : 27 %, L : 5900 / µL
Kurve gula darah : pukul 06.00 = 135 mg/dl
11.00 = 160 mg/dl
16.00 = 169 mg/dl
S : 37,2 °C, N : 84 x/mnt, TD : 130/80 mmHg, P : 20 x/mnt
Gangguan Perfusi Jaringan
2
Data subjektif
Klien mengeluh badannya terasa lemas
Klien mengeluh badannya mudah lelah
Klien mengeluh mual setiap makan
Data Objektif
Klien terlihat lemas
Klien terlihat mudah lelah
Terjadi penurunan berat badan selama sakit
Data Tambahan
Hb = 9,4 mg/dl
S : 37,2 °C, N : 84 x/mnt, TD : 130/80 mmHg, P : 20 x/mnt
Kurve gula darah : pukul 06.00 = 135 mg/dl
11.00 = 160 mg/dl
16.00 = 169 mg/dl
Ketidakseimbangan nutrisi
3
Data Subjektif
Klien mengatakan luka dikedua kakinya tidak sembuh-sembuh
Klien mengatakan tidak bisa berjalan karna luka dikedua kakinya
Data Objektif
Terdapat ulkus diabetikum pada kedua kaki klien
Terdapat pus dan jaringan nekrotik pada masing-masing luka
Data Tambahan
Ht = 27%
L = 5900 / µ
Albumin = 2,0 gr/dl
Kerusakan integritas kulit
4
Data Subjektif
Klien mengatakan tidak bisa berjalan karna luka dikedua kakinya
Data Objektif
Activity Daily Living (ADL) klien di bantu
Ht = 27%
L = 5900 / µ
Albumin = 2,0 gr/dl
Data Tambahan
Ht = 27%
L = 5900 / µ
Albumin = 2,0 gr/dl
Hambatan mobilitas fisik
5
Data Subjektif
Klien mengatakan susah melihat
Data Objektif
Hasil konsul mata klien terdapat retinopati HT grade II ODS
Gangguan persepsi sensori penglihatan
6
Data Subjektif
Klien mengatakan luka di kakinya tidak sembuh-sembuh
Klien mengatakan kainya bengkak (edema)
Data Objektif
Terdapat pus dan jaringan nekrotik pada masing-masing luka
Data Tambahan
Ht = 27%
L = 5900 / µ
Albumin = 2,0 gr/dl
Resiko tinggi terjadinya infeksi
Diagnosa keperawatan
Gangguan perfusi jaringan b.d melemahnya/menurunnya aliran darah ke daerah gangrene akibat adanya obstruksi pembuluh darah
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual dan muntah
Kerusakan integriras kulit b.d adanya ulkus diabetikum pada kaki
Hambatan mobilitas fisik b.d ulkus dikedua kaki
Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d renopati HT grade II ODS
Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d adanya pus dan jaringan nekrotik pada luka
Tindakan Keperawatan yang Akan Dilakukan
Pemeriksaan fisik lengkap
Pembersihan luka ulkus diabetikum
Pantau intake dan output
Jaga privasi klien, agar tidak terkontaminasi dengan bakteri
Kolaborasi dengan dokter untuk obat yang akan diberikan
Rencana Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Ulkus Di
No
Diagnosa Keperawatan
(Tujuan/Kriteria Evaluasi)
Hasil NOC
Intervensi NIC
Aktivitas Keperawatan
1.
Gangguan perfusi jaringan b.d melemahnya/menurunnya aliran darah ke daerah gangrene akibat adanya obstruksi pembuluh darah
Data Subjektif
Klien mengeluh badannya terasa lemas
Klien mengeluh badannya mudah lelah
Klien mengatakan luka di kedua kakinya tidak sembuh-sembuh
Klien mengatakan ADL dibantu setiap hari
Data Ojektif
Terdapat ulkus diabetikum di kedua kaki
Adanya edema pada kaki kanan
Terdapat ulkus diabetikum di kedua kaki
Data Tambahan
Hb : 9,4 gr/dl, Ht : 27 %, L : 5900 / µL
Kurve gula darah : pukul 06.00 = 135 mg/dl
11.00 = 160 mg/dl
16.00 = 169 mg/dl
S : 37,2 °C, N : 84 x/mnt, TD : 130/80 mmHg, P : 20 x/mnt
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, klien akan:
Menunjukkan status sirkulasi yang dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan) :
Tekanan darah
Nadi perifer
Turgor kulit
Kriteria Hasil:
Pasien akan mendiskripsikan rencana perawatan dirumah
Menunjukkan perfusi jaringan dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan) :
Pengisian ulang kapiler (jari tangan dan jari kaki)
Warna kulit
Sensasi
Integritas kulit
Kriteria Hasil:
Ekstermitas bebas dari lesi
Perawatan sirkulasi : Insufisiensi arteri : Meningkatkan sirkulasi arteri
Perawatan sirkulasi : Insufisiensi Vena : Meningkat sirkulasi vena
Manajemen Cairan/Elektrolit : Mengatur dan mencegah komplikasi akibat perubahan keadaan cairan elektrolit
Manajemen cairan : Meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat kadar cairan abnormal atau tidak diinginkan
Manajemen sensasi perifer : mencegah untuk meminimalkan cedera atau ketidak nyamanan pasien yang mengalami perubahan sensasi
Survailans Kulit : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa
Pengkajian :
Kaji ulkus taltis dan gejala selulitis(nyeri kemerahan,dan pembengkakan pada ekstremitas)
Perawatan sirkulasi(insufisiensi arteri dan vena) (NIC ) :
Lakukan pengkajian komprehensif terhadap sirkulasi perifer (misalnya kaji nadi perifer, edema, pengisian ulang kapiler , warna dan suhu [ekstremitas])
Pantau tingkat ketidak nyamanan atau nyeri saat melakukan latihan fisik pada malam hari, atau saat istirahat [arterial])
Pantau status cairan, termasuk asupan dan haluaran.
Manajemen sensasi perifer (NIC) :
Pantau pembedahan ketajaman atau ketumpulan atau panas atau dingin [pada perifer]
Pantau parestesia : kebas , kesemutan, hiperestisia, dan hipoekstesia
Pantau trombopleditis dan trombosis vena profunda
Pantau kesesuaian alat penyangga(rungkup), progtesis, sepatu,dan pakaian .
2
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual dan muntah
Data Subjektif
Klien mengatakan luka dikedua kakinya tidak sembuh-sembuh
Klien mengatakan tidak bisa berjalan karna luka dikedua kakinya
Data Objektif
Terdapat ulkus diabetikum pada kedua kaki klien
Terdapat pus dan jaringan nekrotik pada masing-masing luka
Data Tambahan
Ht = 27%
L = 5900 / µ
Albumin = 2,0 gr/dl
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, klien akan:
Menunjukkan Status gizi : asupan makan dan cairan dibuktikan dengan indicator gangguan (tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat , sangat adekuat)
Kriteria Hasil:
Menjelaskan komponen diet bergizi adekuat
Melaporkan tigkat energi yang adekuat
Menunjukkan berat badan : massa tubuh dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan)
Kriteria Hasil:
Mempertahankan berat badan
Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal
Manajemen gangguan makan : mencegah dan menangani pembatan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau memasukkan makanan dan minuman dalam jumlah banyak kemudian berusaha mengeluarkan semuanya
Manajemen elektrolit : meningkatkan keseimbangan elektrolit dan pencegahan komplikasi akibat dari kadar elektrolit serum yang tidak normal atau diluar harapan
Pementauan elektrolit : mengumpulkan dan mengananlisis data pasien untuk mengatur keseimbangan elektrolit
Pemantauan cairan : pengumpulan dan analisis data pasien untuk mengatur keseimbangan cairan
Manajemen cairan dan elektrolit : mengatur dan mencegah komplikasi akibat perubahan kadar cairan dan elektrolit
Manajemen nutrisi : membantu atau menyediakan asupan makanan dan cairan diet seimbang
Terapi nutrisi : pemberian makanan dan cairan untuk mendukung proses metabolik pasien yang malnutrisi atau beresiko tinggi terhadap malnutrisi
Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi
Bantuan perawatan – diri : makan : membantu individu untuk makan
Bantuan menaikkan berat badan : memfasilitasi pencapaian kenaikan berar badan
Pengkajian
Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin, albumin dan elektrolit
Manajemen nutrisi (NIC) :
Ketahui makanan kesukaan pasien
Tentukan kemampuan pasien untuk mengetahui kebutuhan nutrisi
Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
Timbang pasein pada interval yang tepat
3
Kerusakan integriras kulit b.d adanya ulkus diabetikum pada kaki
Data Subjektif
Klien mengatakan luka dikedua kakinya tidak sembuh-sembuh
Klien mengatakan tidak bisa berjalan karna luka dikedua kakinya
Data Objektif
Terdapat ulkus diabetikum pada kedua kaki klien
Terdapat pus dan jaringan nekrotik pada masing-masing luka
Data Tambahan
Ht = 27%
L = 5900 / µ
Albumin = 2,0 gr/dl
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, klien akan:
Menunjukkan integritas jaringan yang, dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan) :
Suhu, elastisitas, hidrasi dan sensasi
Perfusi jaringan
Keutuhan kulit
Kriteria Hasil:
Pasien atau keluarga menunjukkan rutinitas perawatan kulit atau perawatan luka yang optimal
Drainase purulen (atau lainnya) atau bau luka minimal
Menunjukkan penyembuhan luka : primer yang dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan) :
Eritema kulit sekitar
Luka berbau busuk
Kriteria Hasil:
Eritema kulit dan eritema disekitar luka minimal
Drainase purulen (atau lainnya) atau bau luka minimal.
Menunjukkan penyembuhan luka : sekunder yang dibuktikan dengan indicator berikut( 1: tidak ada , 2 : sedikit, 3 : sedang, 4 : banyak, 5 : sangat banyak ) :
Granulasi
Pembentukan jaringan parut
Penyusutan luka
Kriteria Hasil :
Tidak ada lepu atau maserasi pada kulit
Nekrosis, selumur, lubang, perluasan luka ke jaringan dibawah kulit, atau pembentukan jaringan sinus berkurang atau tidak ada
Pemeliharaan akses dialisis : memelihara area akses pembuluh darah(arteri vena)
Pemberian obat : mempersiapkan, memberikan dan mengevaluasi keefektifan obat resep dan obat non resep
Perawatan area insisi : membersihkan, memantau dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan, klip, dan staples
Perawatan ulkus dekubitus : memfasilitasi penyembuhan ulkus dekubitus
Surveilans kulit : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa
Perawatan luka : mencegah komplikasi luka dan meningkatkan penyembuhan luka
Pengkajian :
Perawatan area insisi (NIC) : inspeksi adanya kemerahan, pembengkakan, atau tanda-tanda dehisensi atau eviserasi pada area insisi
Perawatan luka (NIC) : inspeksi luka pada setiap mengganti luka balutan
Kaji luka terhadap karakteristik berikut :
Lokasi, luas dan kedalaman
Adanya dan karakter eksudat, termasuk kekentalan, warna, bau
Adanya atau tidak nya granulasi atau epitelialisasi
Ada atau tidaknya jaringan nekrotik. Deskripsikan warna bau dan banyaknya
Ada atau tidak nya tanda-tanda infeksi setempat (nyeri saat palpasi, edema, pruritus, indurasi, hangat, bau busuk, eskar, dan eksudat)
Adda atau tidaknya perluasan luka kejaringan dibawah kulit dan pembentukan jaringan sinus
4
Hambatan mobilitas fisik b.d ulkus dikedua kaki
Data Subjektif
Klien mengatakan tidak bisa berjalan karna luka dikedua kakinya
Data Objektif
Activity Daily Living (ADL) klien di bantu
Ht = 27%
L = 5900 / µ
Albumin = 2,0 gr/dl
Data Tambahan
Ht = 27%
L = 5900 / µ
Albumin = 2,0 gr/dl
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, klien akan:
Menunjukkan ambulasi yang dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan)
Kriteria Hasil:
Berjalan dengan menggunakan langkah-langkah yang benar
Berpindah dari dan ke kursi atau kursi roda
Menunjukkan mobilisasi yang dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan) :
Keseimbangan
Koordinasi
Performa posisi tubuh
Pergerakan sendi dan otot
Berjalan
Bergerak dengan mudah
Kriteria Hasil:
Memperlihatkan penggunaan alat bantu secara benar dengan pengawasan
Meminta bantuan untuk aktivitas mobilitas, jika diperlukan
Menyangga berat badan
Menggunakan kursi roda secara aktif
Promosi mekanika tubuh : memfasilitasi penggunaan postur dan pergerakan dalam aktivitas sehari-hari untuk mencegah keletihan dan ketegangan atau cedera muskuloskeletal
Terapi latihan fisik : ambulasi : meningkatkan dan membantu dalam berjalan untuk mempertahankan atau mengembalikan fungsi tubuh autonom dan volunter selama pengobatan dan pemulihan dari kondisi sakit atau cidera.
Pengaturan posisi : mengatur posisi pasien atau bagian tubuh pasien secara hati-hati untuk meningkatkan kesejahteraan fisiologis dan psikologis
Pengaturan posisi : kursi roda : mengatur posisi pasien dengan benar dikursi roda pilihan untuk mencapai rasa nyaman, meningkatkan integritas kulit, dan menumbuhkan kemandirian pasien
Pengaturan posisi (NIC) :
Atur posisi pasien dengan kesejajaran tubuh yang benar
Ubah posisi pasien yang imobilisasi minimal setiap dua jam, berdasarkan jadwal spesifik
Letakkan tombol pengubah posisi tempat tidur dan lampu pemanggil dalam jangkauan pasien
Dukung latihan ROM aktif atau pasif, jika diperlukan.
5
Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d renopati HT grade II ODS
Data Subjektif
Klien mengatakan susah melihat
Data Objektif
Hasil konsul mata klien terdapat retinopati HT grade II ODS
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, klien akan:
Menunjukkan perilaku kompensari penglihatan yang dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan)
Kriteria Hasil:
Berinteraksi secara sesuai dengan orang lain dan lingkungan
Mengkompensasi defisit sensori dengan memaksimalkan indra yang tidak rusak
Peningkatan komunikasi : defisit penglihatan : membantu pembelajaran dan penerimaan metode alternatif untuk menjalani hidup dengan fungsi penglihatan
Manajemen lingkunagn : memanipulasi lingkungan sekitar pasien untuk memanfaatkan terapeutik
Pemantauan neurologis : mengumpulakan dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi neurologis.
Pengkajian
Kaji lingkungan terhadap kemungkinan bahaya terhadap keamanan
Pantau dan dokumentasikan perubahan status neurologis pasien
Pantau tingkat kesadaran pasien
Identifikasi faktor yang menimbulkan gangguan persepsi sensori, seperti deprivasi tidur, ketergantungan zat kimia, medikasi, terapi, ketidakseimbangan elektrolit dan sebagainya.
Manajemen sensari perifer (NIC) :
Pantau kemampuan untuk membedakan sesai tajam atau tumpul dan panas atau dingin
Pantu terhadap parestesia : kebas, kesemutan, hiperestesia, dan hipoestesia
Manajemen lingkungan (NIC) :
Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, berdasarkan tingkat fungsi fisik dan fungsi kognitif serta riwayat perilaku pasien.
6
Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d adanya pus dan jaringan nekrotik pada luka
Data Subjektif
- Klien mengatakan luka di kakinya tidak sembuh-sembuh
- Klien mengatakan kainya bengkak (edema)
Data Objektif
- Terdapat pus dan jaringan nekrotik pada masing-masing luka
Data Tambahan
- Ht = 27%
- L = 5900 / µ
- Albumin = 2,0 gr/dl
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, klien akan:
Menunjukkan status imun yang dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan)
Kriteria Hasil:
Melaporkan tanda dan gejala infeksi serta mengikuti prosedur skrining dan pemantauan
Menunjukkan keparahan infeksi yang dibuktikan dengan indicator gangguan (1: Sangat Berat, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak Ada Gangguan)
Kriteria Hasil:
Terbebas dari tanda dan gejala infeksi
Mengidentifikasikan status gastrointestinal, pernapasan, genitourinaria, dan imun dalam batas normal
Menggambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi
Melaporkan tanda dan gejala infeksi serta mengikuti prosedur skrining dan pemantauan
Perawatan sirkulasi : insufisiensi arteri : meningkatkan sirkulasi arteri
Manajemen penyakit menular : bekerja bersama komunitas untuk menurunkan dan mengelolah insiden dan prevalesni penyalit menular pada populasi khusus.
Skrining kesehatan : mendeteksi resiko atau masalah kesehatan dengan memanfaatkan riwayat kesehatan, pemeriksaan kesehatan, dan prosedur lainnya.
Manajemen imunisasi/vaksinisasi : mementau status imunisasi, memfasilitasi akses untuk memperoleh imunisasi, dan memberikan imunisasi untuk mencegah penyakit mnular
Perawatan luka insisi : untuk membersihkan, memantau, dan memfasilitasi proses penyembuhan luka yang ditutup dengan jahitan, klip, staples
Perlindungan infeksi : mencegahan dan mendeteksi dini infeksi pada pasien yang beresiko.
Surveilans : komunitas : mengumpulkan, menginterpretasikan dan menyintensis data secara teraarah dan kontinu untuk mengambil keputusan di komunitas.
Perawatan luka : mencegah terjadinya komplikasi pada luka dan memfasilitasi proses penyembuhan luka.
Pantau tanda dan gejala infeksi (misalnya, suhu tubuh, denyut jantung, drainase, penampilan luka, sekresi, penampilan urine, suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise.
Kaji faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi (misalnya : usia lanjut, usia kurang dari 1 tahun, luluh imun, dan malnutrisi)
Pantau hasil laboratorium (hitunglah darah lengkap, hitung granulosit, absolut, hitung jenis, protein serum, dan albumin
Amati penampilan praktik higiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi.
Aktivitas kolaborasi :
Ikuti protokol institusi untuk melaporkan suspek infeksi atau kultur positif
Pengendalian infeksi (NIC) : berikan terapi antibiotik, bila diperlukan
Tipe DMTipeI: Autoimun, Genetik herediter Kerusakan pancreas Penghancur sel B Insulin Tipe II: Obesitas, GenetikJlh reseptor insulin
Insulin yg ada kurang efektifInsulin Glukosa tdk dpt diangkut ke selGULA DARAH DIABETES MILITUSManifestasi KlinikPoliuri, polidipsi, polipagiLetih, lemah BB, mual, muntahMempengaruhi aktivitas jangka panjangKomplikasiHiperglikemiaDKAHHNSPenatalaksanaan MedisDM tipe I adalah insulinDM tipe II adalah BBOlahragaMengontrol kadar gula darah
Tipe DM
TipeI: Autoimun, Genetik herediter
Kerusakan pancreas
Penghancur sel B
Insulin
Tipe II: Obesitas, Genetik
Jlh reseptor insulin
Insulin yg ada kurang efektif
Insulin
Glukosa tdk dpt diangkut ke sel
GULA DARAH
DIABETES MILITUS
Manifestasi Klinik
Poliuri, polidipsi, polipagi
Letih, lemah
BB, mual, muntah
Mempengaruhi aktivitas jangka panjang
Komplikasi
Hiperglikemia
DKA
HHNS
Penatalaksanaan Medis
DM tipe I adalah insulin
DM tipe II adalah BB
Olahraga
Mengontrol kadar gula darah
Glukosa dlm sel Terjadi lukaKetidakmampuan jaringan dlm mmbentuk jar. BaruPus/gangren
Glukosa dlm sel
Terjadi luka
Ketidakmampuan jaringan dlm mmbentuk jar. Baru
Pus/gangren
Energi LemasLetih BBHB
Energi
Lemas
Letih
BB
HB
NICManajemen gangguan makanManajemen elektrolitPementauan elektrolitPemantauan cairanManajemen cairan dan elektrolitManajemen nutrisiBantuan perawatan – diriNICMeningkatkan sirkulasi arteriMeningkat sirkulasi venaMengatur dan mencegah komplikasi akibat perubahan keadaan cairan elektrolitMeningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat kadar cairan abnormal atau tidak diinginkanmencegah untuk meminimalkan cedera atau ketidak nyamanan pasien yang mengalami perubahan sensasimengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa
NIC
Manajemen gangguan makan
Manajemen elektrolit
Pementauan elektrolit
Pemantauan cairan
Manajemen cairan dan elektrolit
Manajemen nutrisi
Bantuan perawatan – diri
NIC
Meningkatkan sirkulasi arteri
Meningkat sirkulasi vena
Mengatur dan mencegah komplikasi akibat perubahan keadaan cairan elektrolit
Meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat kadar cairan abnormal atau tidak diinginkan
mencegah untuk meminimalkan cedera atau ketidak nyamanan pasien yang mengalami perubahan sensasi
mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa
Gangguan Perfusi Jaringan
Gangguan Perfusi Jaringan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Perawatan sirkulasiManajemen penyakit menularSkrining kesehatanPerawatan luka insisiPerlindungan infeksiSurveilansPerawatan luka : mencegah terjadinya komplikasiResiko Tinggi terjadinya InfeksiNICPeningkatan komunikasi : defisit penglihatanManajemen lingkunagnPemantauan neurologisNICPromosi mekanika tubuhTerapi latihan fisik : ambulasiPengaturan posisi : kursi rodaPengaturan posisi : mengatur posisi pasien atau bagian tubuhNICPerawatan lukaSurveilans kulitPerawatan ulkus dekubitusPerawatan area insisiPemberian obatPemeliharaan akses dialisis : memelihara area akses pembuluh darahKurang pengetahuan pasien mengenai luka diabetesHambatan Mobilitas FisikKerusakan Integrasi KulitGlukosa dlm sel Terjadi lukaKetidakmampuan jaringan dlm mmbentuk jar. BaruPus/gangrenTerdapat ulkus diabetikum pd kedua kakiKetidakmampuan berjalanGangguan Persepsi Sensori PenglihatanGlukogenesis gliserol LDLAterosklerosisDisfungsi endotelMikrovaskulerMikro angiopatiMataRetinopatiGULA DARAH DIABETES MILITUS
Perawatan sirkulasi
Manajemen penyakit menular
Skrining kesehatan
Perawatan luka insisi
Perlindungan infeksi
Surveilans
Perawatan luka : mencegah terjadinya komplikasi
Resiko Tinggi terjadinya Infeksi
NIC
Peningkatan komunikasi : defisit penglihatan
Manajemen lingkunagn
Pemantauan neurologis
NIC
Promosi mekanika tubuh
Terapi latihan fisik : ambulasi
Pengaturan posisi : kursi roda
Pengaturan posisi : mengatur posisi pasien atau bagian tubuh
NIC
Perawatan luka
Surveilans kulit
Perawatan ulkus dekubitus
Perawatan area insisi
Pemberian obat
Pemeliharaan akses dialisis : memelihara area akses pembuluh darah
Kurang pengetahuan pasien mengenai luka diabetes
Hambatan Mobilitas Fisik
Kerusakan Integrasi Kulit
Glukosa dlm sel
Terjadi luka
Ketidakmampuan jaringan dlm mmbentuk jar. Baru
Pus/gangren
Terdapat ulkus diabetikum pd kedua kaki
Ketidakmampuan berjalan
Gangguan Persepsi Sensori Penglihatan
Glukogenesis
gliserol
LDL
Aterosklerosis
Disfungsi endotel
Mikrovaskuler
Mikro angiopati
Mata
Retinopati
GULA DARAH
DIABETES MILITUS