LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIK “HDL (High Density Lipoprotein)
”
Kelompok 3 / Farmasi 3B 1. Emma Sintiya Nurjaya
( Pembahasan )
2. Fauzan Ono
( Bab 1 + Lampiran )
3. Femi Yulianti
( Edit, kesimpulan, dapus )
4. Sherinda Sondarisa
( Alat bahan, prosedur,pengamatan )
5. Yesi Septiani D.C
( Tinjauan pustaka )
PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA Jalan. Cilolohan No.35 Tlp. (0265)334740) Tasikmalaya
2017
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan Percobaan Menganalisis kadar HDL kolesterol dalam darah menggunakan metode pengendapan dan penetuan HDL kolesterol dengan kolesterol kit, kemudian menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi klinik.
B.
Prinsip Percobaan Kilomikron VLDL, dan LDL diendapkan dengan penambahan larutan asam fosfotungstat dan magnesium klorida. Setelah proses sentrifugasi, cairan supernatan mengandung fraksi HDL. Penentuan HDL kolesterol dilakukan dengan menggunakan tes kit kolesterol.
C.
Latar belakang Lemak dan minyak merupakan zat makanan penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia, selain itu, lemak atau minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/ gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat, lenolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah, penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan K (Winarno, 2008). Lipid adalah salah satu kelompok senyawa yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Sifat umum lipid adalah tidak dapat larut dalam air tetapi larut
dalam satu atau lebih zat pelarut organik. Di dalam tubuh lipid berfungsi sebagai sumber energi yang efisien baik secara langsung maupun potensial. Di dalam darah lipid terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas yang berasal dari makanan dan disintesis lemak endogen. Lipid tidak larut dalam lemak oleh sebab itu harus terikat pada protein (dalam bentuk lipoprotein) agar dapat diangkut dalam peredaran darah. Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung 80 % kolesterol yang di produksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Bila
kolesterol
LDL (High
Density Lipoprotein) jumlahnya
berlebih,di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembulun darah, sedangkan kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Selain itu ada Trigliserida yang terbentuk sebagai hasil dari metabolisme makanan yang berbentuk lemak dan juga berbentuk karbohidrat dan protein yang berlebihan, yang tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber energi. (Siswono, 2006) Ukuran lipoprotein berbeda-beda. Yang lebih kecil disebut lipoprotein dengan daya larut rendah LDL (Low Density Lipoprotein) atau lipoprotein dengan daya larut sangat rendah VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Molekul ini mengangkut lemak dari hati kebagian tubuh lain. Lipoprotein yang lebih besar disebut lipoprotein dengan daya larut tinggi ( High Density Lipoprotein). HDL dianggap sebagai lipoprotein yang
‘baik’ karena
mengeluarkan lemak dari pembuluh darah dan mengembalikannya ke hati untuk diproses lagi. Kadar HDL yang tinggi melindungi kita dari penyakit jantung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
High Density Lipoprotein (HDL) adalah lipoprotein berdensitas tinggi, terutama mengandung protein. HDL diproduksi di hati dan usus halus. HDL mengambil
kolesterol
dan
fosfolipid
yang
ada
di
dalam
darah
dan
menyerahkannya ke lipoprotein lain untuk diangkut kembali atau dikeluarkan dari tubuh (Muray, 2009). Guna menilai tinggi rendahnya HDL, digunakan angka standar dari NCEP ATP III yaitu kadar HDL rendah, < 40 mg/dl dan kadar HDL tinggi, ≥ 60 mg/dl. HDL kolesterol adalah lipoprotein yang mengandung banyak protein dan sedikit lemak. HDL bertindak seperti vacum cleaner yang menghisap sebanyak mungkin kolesterol berlebih. HDL memungut kolesterol ekstra dari sel-sel dan jaringan-jaringan untuk kemudian dibawa ke hati, dan menggunakannya untuk membuat cairan empedu atau mendaur ulangnya (Mason, 2008). HDL adalah partikel lipoprotein yang terkecil, memiliki densitas yang paling tinggi karena lebih banyak mengandung protein di bandingkan kolesterol. Kandungan apolipoprotein terbanyaknya adalah Apo AI dan Apo A-II. Hati mensintesis lipoprotein sebagai kompleks dari apolipoprotein dan fosfolipid, yang membentuk partikel kolesterol bebas, kompleks ini mampu mengambil kolesterol yang dibawa secara internal dari sel melalui interaksi dengan ATPbinding cassette transporter AI (ABCA1). Suatu enzim plasma yang disebut Lecithin-cholesterol acyltransferase (LCAT) mengkonversi kolesterol bebas menjadi kolesteril ester (bentuk yang lebih hidrofobik dari kolesterol), yang kemudian tersekuestrasi kedalam inti dari partikel lipoprotein, akhirnya menyebabkan HDL yang baru disintesis berbentuk bulat. Partikel HDL bertambah besar karena mereka beredar melalui aliran darah dan memasukkan lebih banyak kolesterol dan molekul fosfolipid dari sel dan lipoprotein lainnya,
misalnya dengan interaksi dengan transporter ABCG1 dan Phospholipid Transport Protein(PLTP) (Murray, 2009). HDL mengangkut kolesterol sebagian besar ke hati atau organ steroidogenik seperti adrenal, ovarium, dan testis oleh kedua jalur langsung dan tidak langsung. HDL akan dibersihkan oleh reseptor HDL seperti Scavenger Reseptor BI (SR-BI), yang memediasi penyerapan selektif kolesterol dari HDL. Pada manusia, mungkin jalur yang paling relevan adalah yang tidak langsung, yang dimediasi oleh kolesterol ester transfer protein (CETP). Protein ini merubah trigliserida dari VLDL 9 terhadap ester kolesterol HDL. Sebagai hasilnya, VLDL diproses untuk
LDL, yang dibuang dari sirkulasi oleh reseptor LDL jalur.
Trigliserida tidak stabil dalam HDL, tetapi terdegradasi oleh hepatik lipase sehingga, akhirnya, partikel HDL kecil yang tersisa, yang akan memulai kembali penyerapan kolesterol dari sel. Kolesterol yang ditranspor ke hati akan dieksresikan ke empedu usus baik secara langsung maupun tidak langsung setelah konversi menjadi asam empedu. Pengiriman kolesterol HDL ke adrenal, ovarium, dan testis penting untuk sintesis hormon steroid (Murray,2009). Beberapa langkah dalam metabolisme HDL dapat berpartisipasi dalam transportasi kolesterol dari lemak- sarat makrofag arteri aterosklerotik, yang disebut sel busa, ke hati untuk sekresi ke dalam empedu. Jalur ini telah disebut transportasi kolesterol terbalik dan dianggap sebagai fungsi pelindung klasik HDL terhadap aterosklerosis. Namun, HDL membawa banyak lemak dan protein, beberapa di antaranya memiliki konsentrasi yang sangat rendah, tetapi secara biologis sangat aktif. Misalnya, HDL dan protein dan konstituen lipid membantu untuk menghambat oksidasi, peradangan, aktivasi endothelium, koagulasi, dan agregasi platelet. Semua sifat ini dapat berkontribusi pada kemampuan HDL untuk melindungi dari aterosklerosis, dan belum diketahui mana yang paling penting (Daniil dkk., 2011). Metabolisme HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung apoliprotein (apo) A, C, dan E: dan disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan
mengandung apoliprotein A1. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolesterol dari makrofag. HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent,kolesterol (kolesterol bebas) dibagian dalam dari makrofag harus dibawa kepermukaan membrane sel makrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine triphosphate -binding cassette transporter-1 atau disingkat ABC-1(Adam,2006). Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas akan diesterfikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim LCAT. Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh reseptor SR - B1. Jalur kedua dari VLDL dan LDL dengan bantuan CETP . Dengan demikian fungsi HDL sebagai “penyiap” kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan LDL untuk membawa kolesterol kembali ke hati (Adam, 2006 )
BAB III METODE DAN HASIL A. Alat dan bahan Alat yang digunakan : 1.
Mikro pipet 100 µL
2.
Mikro pipet 50 µL
3.
Tabung evendrop
4.
Tabung reaksi
5.
Gelas kimia
6.
Botol semprot
7.
Spektrofotometri
8.
Rak tabung reaski
9.
Kuvet
10. Sentrifugator
Bahan yang digunakan : 1.
Serum darah
2.
Aquadest
3.
Reagen pengendap presipitan
4.
Reagen Kolesterol
5.
Larutan standar
B. Prosedur percobaan Masukan larutan standar 100 µL ke dalam evendorf tambahkan reagen pengendap presipitan sebanyak 250 µL. Kemudian disentrifuga dan ditambahkan 500 µL reagen kolesterol di ukur absorbansinya pada spektrofotometer dihasilkan nilai absorbansi 0,593nm.
Dilakukan pengambilan sampel serum darah sebanyak 100 µL
Masukan dalam tabung evendrop dan tambahkan reagen pengendap presipitan sebanyak 250 µL. Inkubasi dan kocok selama 15 menit
Sentrifugasi selama 20 menit dalam 2500 rpm. Setelah selesai disentrifugasi diamkan selama 15 menit. Hasil yang didapat terdapat endapan dan larutan bagian atas berwarna bening.
Pipet filtrat berwarna bening masukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 50 µL. Kemudian tambahkan 500 µL reagen kolesterol. Kemudian kocok dan inkubasi selama 10 menit.
Kemudian masukan kedalam kuvet. Diukur absorbansi pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 500 nm. Absorban yang dihasilkan 0,101
Kemudian hitung CHDL dengan rumus :
=
C. Data pengamatan Kadar HDL normal lebih dari 60 mg/dL Diketahui :
Abs standar 0,593 Abs sampel 0,101
=
=
0,101 0,593
200
= 34,06 mg/dL
BAB IV PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini tentang pemeriksaan kadar HDL yang bertujuan untuk menganalisis kadar HDL kolesterol dalam darah dengan menggunakan metode
pengendapan dan penetuan HDL kolesterol
kemudian hasil
diinterpretasikan serta menghubungkan dengan keadaan patologi klinik. Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini adalah plasma darah dari fauzan ono, plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel sel darah, dimana sel sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah atau volume darah merupakan plasma darah. HDL ( High Density Lipoprotein ) adalah kompleks lipid dan protein yang didominasi protein dan berfungsi mengikat kolesterol dan trigliserida dalam sistem sirkulasi darah. Kolesterol yang berikatan dengan HDL sebagai pembawa memiliki efek positif bagi tubuh, sehingga disebut kolesterol baik. Kolesterol HDL dapat membersihkan plak yang berada di arteri dan membawanya ke hati untuk dikeluarkan dan digunakan kembali oleh tubuh. Kadar HO 2-C yang tinggi memberikan efek perlindungan terhadap penyakit kardiovaskuler dari rendahnya HDL – C ( kurang dari 40 mg/dl ) meningkatkan resiko penyakit jantung. ( sudirman, 2012 ). HDL adalah lipoprotein yang mempunyai diameter paling kecil yaitu 5 – 12 nm, mempunyai densitas 1.063 – 1,21 gram/ml. HDL mengandung 25 – 30 % fosfolipid, 15 – 20 % kolesterol, 3 % trigliserida dan 45 – 59 % protein. ( Adisty, 2012 ). Nilai normal kadar kolesterol HDL : < 40 mg/dL ( 1,04 mmol/L ) = rendah 40 – 60 mg/dL >60 mg/dL ( 1,56 mmol/L)
= normal = tinggi
Pemeriksaa HDL kolesterol ini dilakukan dengan cara sampel yang digunakan serum yang sebelumnya diendapkan terlebih dahulu, yaitu sampel
sebanyak 100 µL ditambahkan dengan reagen pengendap yaitu phosphotungstat acid dan ion magnesium 250 µL kemudian diinkubasi selama 15 menit yang selanjutnya di sentrifugasi selama 20 menit dengan 2500 rpm. Reagen tersebut akan mengendapkan partikel – partikel lipoprotein selain HDL.
Hasil yang
didapatkan berupa filtrat dan endapan berwarna putih . Filtrat yang dihasilkan di pipet sebanyak 50 µL masukan ke tabung reaksi dan tambahakan reagen kit kolesterol sebanyak 500 µL lalu diinkubasi selama 10 menit dan selanjutnya dianalisis dengan spektropotometri pada panjang gelombang 500 nm. Adapaun prinsip kerja dari pemeriksaan HDL yaitu dengan pemberian phosphotungstat acid dan ion magnesium kedalam sampel maka kilomikron, VLDL dan LDL mengendap (presipitasi). Serum + HDL separating reagent → sentrifuge → HDL fraksi (supernatan) + kilomikron, VLDL, LDL, fraksi (presipitasi) Setelah dipusingkan dalam supernatan hanya terdapat HDL yang kadar kolesterolnya ditentukan dengan reaksi enzimatik yaitu dengan penambahan kit kolesterol. Hasil yang didapatkan pada kelompok kami yaitu kadar HDL adalah 34,06 mg/dl maka menunjukan kadar HDL dari fauzan ono rendah, karena kadar HDL normal lebih dari 40mg/dl. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kadar HDL rendah yaitu : 1. Merokok Penelitian
telah
membuktikan
bahwa
merokok
dapat
meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan kadar HDL. Penelitian yang dilakukan oleh lipid research clinics program prevalence study yang dimulai pada 1971 menunjukan bahwa pria yang merokok lebi dari 20 batang sehari mampu menurunkan kadar hdl sebanyak 14%.
2. Stress Stress yang bersifat kronis dan berkepanjangan dapat merusak kesimbangan
fungsi
tubuh.S
tress
yang
berkepanjangan
akan
meningkatkan tekanan darah, hingga berakibat meningkatnya kadar
kolesterol dalam darah. Norwegian Sudy melakukan penelitiaan terhadap 9 mahasiswa kedokteran berusia 22 tahun sampai 30 tahun. Pemeriksaan kolesterol dilakukan ketika ujian berlangsung dan 48 jam sesudah ujian selesai. Ternyata hasilnya menunjukan bahawa kadar kolesterl ketiksa ujian berlangsung 20% lebih tinggi dibandingkan ketika ujian sudah selesai. 3. Obesitas Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan salah satu penyebab tingginya kadar LDL dan rendahnya kadar HDL rendah dalam tubuh . penelitiian yang dilakukan oleh Tecumseh Ctudy, Michigan terhadap 4000 orang menunjukan bahwa seseorang yang memiliki berat bdana berlebih ternyata memiliki kadar LDL tinggi dan kadar HDL rendah. 4. Kopi Salah satu penelitian yang menunjukan kolerasi mengenai kopi dan kolesterol adalah penelitian yang dilakukan oleh salah satu fakultas kedokteran. Penelitian tersebut menunjukan bahwa laki laki yang kurang beraktifitas dan meminum 2 cangkir kopi setiap harinya cenderung mempunyai kadar kolesterol total dan LDL yang lebih tinggi dibandingkan yang meminum kopi dibawah 2 cangkir perhari atau tidak meminum kopi sama sekali. 5. Pembekuan darah Tingkat HDL (High Density Lippoprotein) yang rendah akan dapat berakibat
meningkatkan
resiko
terjadinya
pembekuan
darah.
Pembentukan bekuan darah yang terjadi di arteri karotid dan koroner akan mengakibatkan peningkatan resiko serangan jantung dan stroke. Jadi ketika tubuh memiliki kadar HDL yang terlalu rendah akan memiliki resiko yang sama dengan ketika tubuh ketika memiliki kadar HDL yang terlalu tinggi.
6. Pembentukan plak di arteri Ketika seseorang memiliki kadar HDL yang terlalu rendah, maka kondisi tersebut akan menyebabkan proses pembuangan LDL dalam darah menjadi terhambat. Itu artinya, akan terjadi jumlah LDL yang tidak terkendali, dan hal itu akan menyebabkan terjadinya pembentukan plak di
arteri
serta
terhambatnya
proses
oksigenasi
dalam
darah.
Terbentuknya plak di arteri berpotensi untuk menghambat aliran darah ke semua organ tubuh, termasuk otak, jantung, serta ginjal.
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil pengamatan praktikum mengenai HDL dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari percobaan kali ini adalah Menganalisis kadar HDL kolesterol dalam darah menggunakan metode pengendapan dan penetuan HDL kolesterol dengan kolesterol kit, kemudian menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi klinik. Dan didapatkan kadar HDL kelompok kami yaitu serum fauzan ono, sebesar 34,06 mg/Dl. Kadar ini termasuk tidak normal karena Kadar HDL normal untuk pria harus lebih dari 60 mg/dL.
DAFTAR PUSTAKA Ganong, WF. 1994. Fisiologi Kedokteran Edisi 14 . Jakarta : EGC Winarno, FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi Edizi terbaru. Bogor : M.Brio Press Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009 Adam, John M.F. 2006. Dislipidemia. ed: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4. Jilid III. Jakarta: FK-UI. Hal 1926-1932.
LAMPIRAN
NO
GAMBAR
KETERANGAN
Sampel yang digunakan adalah 1.
plasma darah dari fauzan ono.
Diambil 100 sesrum atau 2.
plasma kemudian dimasukan kedalam tabung evendrop.
Setelah itu tambahkan reagen pengendap presipitan pipet 3.
dengan mikro pipet sebanyak 250
Kemudian pada kuvet, diisi dengan larutan standar untuk kolesterol sebanyak 100 dan itu tambahkan reagen pengendap presipitan pipet dengan mikro pipet sebanyak 250 diinkubasi selama 15 menit kemudian diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer. Didapatkan absorbansi standar untuk adalah 0,593.
Setalah penambahan reagen diinkubasi selama 15 menit dan disentrifugasi selama 20 menit dalam 2500 rpm, setelah di sentrifugasi diamkan selama 15 menit.
4.
Hasil yang didapat terdapat 2 lapisan endapan putih dan bagian atas cairan bening.
Pipet 50 dari hasil sentrifugasi masukan ke dalam tabung reaksi . dan tambahkan reagen kolesterol sebanyak 500 aduk homogen dan inkubasi selama 10 menit .
Kemudian periksa dengan spektrofotometri dengan panjang 5.
gelombang 500nm Absorbansi standar 0,5893 Absorbansi HDL 0,101