LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI TOKSIKOLOGI “DAYA “DAYA TERAPI ANTIDOTUM NATRIUM NATRIUM NITRIT DAN NATRIUM NATRIUM THIOSULFAT” THIOSULFAT”
Dosen Pengampu: Yane D!a Kes"a#a$ M%S&%$Ap'
DISUSUN OLEH KELOMPOK ( )% Ros'*a I%M
+,-)..,-/A0
,% M% Nu# A1"a2 A1"a2
+,-).. +,-)..,-3 ,-3A0 A0
/% Mas4'a5 No6a Y
+,-)..)7,A0
.% Pu'# Ros'a K
+,-)..,-,A0
8% R1*4 Ma5a#an
+,-)..,.,A0
9% An Nu#&5a4a'
+,-)..,.7A0
% Yu!a' L*a A
+,-)..,3/A0
3% Ma#a T5e#esa (aung
+,-)../),A0
7% An'a Ro#ong
+,-)../,.A0
)-% E1#a Despa S'o5ang
+,-)..//9A0
FAKULTAS FARMASI UNI;ERSITAS SETIA (UDI SURAKARTA ,-)9
I%
TU
Mahasis Mahasiswa wa mampu mampu memaha memahami mi tujuan tujuan,, sasaran sasaran,, dan strateg strategii terpi terpi antido antidott berdasarkan contoh kemampuan sodiu nitrit dan natrium tiosulfat menawar racun sianida II% DASAR TE TEORI
Tujuan terapi antidot ialah untuk membatasi intensitas efek toksik racun, sehingga bermanfaat untuk mencegah timbulnya efek berbahaya selanjutnya. Dengan demiki demikian, an, jelas jelas bahwa bahwa sasaran sasaran terapi terapi antido antidott ialah ialah intensi intensitas tas efek toksik toksik racun racun (Donatus, (Donatus, 200!. "ada dasarnya dasarnya dalam praktek toksikologi toksikologi klinik, klinik, terapi antidot dapat dikerjakan dengan metode yang tak khas atau yang khas. Dimaksud dengan metode tak khas ialah metode umum yang dapat diterapkan terhadap sebagian besar racu racun. n. Meto Metode de khas, khas, ialah ialah meto metode de yang yang hany hanyaa digu diguna naka kan n bila bila seny senyawa awa yang yang kemu kemung ngki kina nan n berti bertind ndak ak seba sebaga gaii peny penyeb ebab ab kerac keracun unan an telah telah tersi tersidi dik, k, serta serta #at antidotnya ada (Donatus, 200!. $sas umum yang mendasari terapi antidot tersebut meliputi meliputi sasaran, sasaran, strategi strategi dasar, cara, dan pilihan terapi antidot. %asaran terapi antidot ialah penurunan atau penghilangan intensitas efek toksik racun. &ntensitas efek ini ditunjukkan oleh tingginya jarak antara nilai ambang toksik ('TM! dan kadar puncak racun dalam plasma atau tempat aksi tertentu. %trategi dasar terapi antidote meliputi penghambatan absorpsi a bsorpsi dan distribusi (translokasi!, peningkatan eliminasi, dan atau penaikkan ambang toksik racun dalam tubuh tubuh (Donatus, 200!. %ianida merupakan racun yang bekerja cepat, berbentuk gas tak berbau dan tak berwarna, yaitu hidrogen sianida ()*! atau sianogen khlorida ()*)l! atau berbentuk kristal seperti natrium sianida (*a)*! atau potasium sianida (')*! (+tama, 200!.$kibat racun sianida tergantung pada jumlah paparan dan cara masuk tubu tubuh, h, lewat lewat pern pernap apas asan an atau atau penc pencer erna naan an.. -acu -acun n ini ini meng mengham hambat bat sel tubu tubuh h mendapatkan oksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak. "aparan dalam jumlah kecil mengakibatkan napas cepat, gelisah, pusing, lemah, sakit kepala, mual dan muntah serta detak jantung meningkat. "aparan dalam jumlah besar menyebabkan kejang, tekanan darah rendah, detak jantung melambat, kehilangan kesada kesadaran ran,, ganggu gangguan an paru paru serta serta gagal gagal napas napas hingga hingga korban korban mening meninggal gal (+tama (+tama,, 200!. $ntidotum %ianida diklasifikasikan menjadi kelompok utama s esuai dengan meaknisme aksi utamanya, yaitu / detoksifikasi dengan sulfur untuk membentuk ion
tiosian tiosianaty atyang ang lebih lebih tidak tidak toksik toksik,, pemben pembentuk tukan an methem methemogl oglobi obin n dan kombin kombinasi asi langsung. "engobatan pasti dari intoksikasi sianida berbeda pada beberapa negara, teta tetapi piha hany nyaa satu satu meto metode de yang yang diset disetuj ujui ui untu untuk k digu diguna naka kan n di $meri $merika ka %eri %erikat kat.. 'eaman 'eamanand andan an kemanj kemanjura uran n dari dari tiapt tiaptiap iap antido antidotum tum masih masih menjad menjadii perdeb perdebatan atan yangs angsig igni nifi fika kan. n. Dan Dan tida tidak k terd terdap apat at kons konsen ensu suss anta antarr selu seluru ruh h nega negara ra untu untuk k pengobatanintoksikasi sianida (Meredith, 11!. *atrium nitrit merupakan obat yang paling sering digunakan untuk keracunan sianida. Dosis awal standart adalah larutan natrium nitrit 0 ml, memerlukan wakt waktu u kira kiraki kira ra 2 meni menitt untu untuk k memb membent entuk uk kira kiraki kira ra 30 30 meth methem emog oglo lobi bin. n. "eng "enggu guna naan an natri natrium um nitra nitratt tida tidak k tanpa tanpa risik risiko o kare karena na bila bila berle berlebi biha han n dapa dapatt meng mengak akib ibat atka kan n meth methem emog oglo lobi bine nemi miaa yang yang dapa dapatt meny menyeba ebabk bkan an hipo hipoks ksia ia atau atau hipote hipotensi nsi,, untuk untuk itu maka maka jumlah jumlah methem methemogl oglobi obin n harus harus dikotr dikotrol. ol. "enggu "enggunaa naan n natrium natrium nitrit nitrit tidak tidak direko direkomen mendasi dasikan kan untuk untuk pasien pasien yang yang memilik memilikii kekura kekuranga ngan n glukosaf glukosafosfat osfat dehidrogenase dehidrogenase (4D"! (4D"! dalam sel darah merahnya karena dapat menyebabkan reaksi hemolisis yang serius (Meredith, 11!. %eda %edang ngka kan n
natr natriu ium m
nitr nitrit it beke bekerja rja deng dengan an meka mekani nism smee
peng pengham hambat batan an
distribusi. *atrium nitrit akan menyebabkan pembentukan methemoglobin. *atrium nitrit nitrit akan akan mengok mengoksid sidasi asi sebagia sebagian n hemogl hemoglobi obin, n, sehing sehingga ga di aliran aliran darah darah akan akan terdapat ion ferri, yang oleh ion sianida akan diikat menjadi sianmethemoglobin. al ini akan menyebabkan en#im pernafasan yang terblok (tidak dapat digunakan! akan beregenerasi lagi. -eaksi
/ *itrit5emoglobin
Methemoglobin 5 %ianida
%ianmethemoglobin *atrium tiosulfat merupakan donor sulfur yang mengkon6ersi sianida menjadi bentuk yang lebih nontoksik, tiosianat, dengan en#yme sulfurtransferase, yaitu rhodanase. Tidak seperti nitrit, tiosianat merupakan senyawa nontoksik, dan dapat diberikan secara empiris pada keracunan sianida. "enelitian dengan hewan uji menunj menunjukk ukkan an kemamp kemampuan uan sebagai sebagai antido antidott yang yang lebih lebih baik baik bila bila dikom dikombin binasik asikan an dengan dengan hidroksoko hidroksokobalami balamin n (7lson, (7lson, 2008!. 2008!. *atrium tiosulfat tiosulfat merupakan merupakan komponen komponen kedua dari antidot sianida. $ntidot ini diberikan sebanyak 90 ml dalam 29 larutan. Tidak dak ada ada efek efek samp sampin ing g yang ang diti ditimb mbul ulka kan n oleh oleh tios tiosul ulfa fat, t, namu namun n tios tiosia iana natt
memberikan efek samping seperti gagal ginjal, nyeri perut, mual, kemerahan dan disfungsi pada %%" (Meredith, 11!. *atrium tiosulfat merupakan senyawa kimia yang bekerja dengan mekanisme percepatan eliminasi. Dalam tubuh sulfur persulfida akan berikatan dengan sianida diubah menjadi senyawa yang tidak toksik yaitu tiosianat. 'emudian tiosianat akan diekskresikan melalui urin. -eaksi
/ *a2%27 5 )*
*a2%7 5 %)*
III% ALAT ALAT 2an (AHAN (AHAN
a. $lat/ %puit ml :arum injeksi • %topwatch • ;ekerglass •
c. ewan +j +ji/ d. Menc Mencit it jant jantan an galu galurr =ista =istarr. e. I;%
=ARA KER
timbulnya gejala sianosis, hilang kesadaran,kejang, kegagalan pernapasan f. 2. Mencit Mencit & disu disunt ntik ik laru laruta tan n siani sianida da sepert sepertii menc mencit it &. 'emud 'emudian ian pada pada saat saat gejal gejalaa sianosis mulai tampak, suntik intra peritoneal dengan larutn natrium nitrit 0,0 ml. catat saat timbulnya kejang, kegagalan pernapasan, dan timbulnya kematian g. . Mencit Mencit &&& diperla diperlakuk kukan an sama seperti seperti mencit mencit &&. ;edanya ;edanya penyunt penyuntika ikan n laruta larutan n natrium nitrit dilakukan pada saat gejala kejang mulai napak.. kemudiaan catat saat timbulnya kematian 3. Mencit &> disuntikkan disuntikkan larutan larutan sianida sianida seperti mencit &. kemudian kemudian pada pada saat gejala gejala sianosis mulai *ampak suntik intra peritonel dengan larutan thiosulfate 0,0 ml h.
9. Diperla Diperlakuk kukan an sama sama sepert sepertii mencit mencit &> bedany bedanyaa penyunt penyuntika ikan n larutan larutan thiosul thiosulfate fate dilakukan pada saat mulai gejala kejang. 'emudian catat saat timbulnya kematian i. j.
)atatan / gejala geja la sianosis s ianosis ditandai dengan timbulnya warna biru pada leher, mata , perut , pantat
k. ;%
HASIL PENGAMATAN 1500 mg
l.
? 9 mg@ ml
100 ml
2000 mg
m.
100 ml
? 20 mg@ ml
25000 mg
n.
100 ml
? 290 mg@ ml
. Tikus Tikus sebag sebagai ai kont kontrol rol negati negatif f 200 gram
o. Dosi Dosiss 200 200 gram gram ;; tiku tikuss ?
1000
A 9 mg ? mg @ 200 gram ;; tikus
p. A 0,3 ? 0,32 mg 18 gram B. Dosi Dosiss C gram gram ;; ;; men menci citt ? 20 gram A 0,32 mg ? 0,8C mg @ 20 gram ;; mencit 0,378 mg
r.
Dosi Dosiss yang ang di sunt suntik ikan an
?
15 mg
A ml ? 0,0292 ml
2. Tikus Tikus 2 ( segera segera diberika diberikan n antidotum antidotum larutan larutan natrium natrium nitrit nitrit 2 ! a.
6. Dosi Dosiss yang yang di sunt suntik ikan an
?
15 mg
A ml ? 0,0292 ml
b.
w. Dosis Dosis 200 200 gram gram ;; tiku tikuss ?
1000
A 20 mg ? 3 mg @ 200 gram ;; tikus
A. 3 A 0,3 0,3 ? 0,9 0,9 mg
18 gram
y. Dosis osis C C gram gram ;; ;; menc mencit it ?
20 gram
A 0,9 mg ? 0,903 mg @ 20 gram ;;
mencit 0,504 mg
#. Dosi Dosiss yang yang di sunt suntik ikan an
?
20 mg
A ml ? 0,0292 ml
. Tikus Tikus ( jika jika kejang kejang diberika diberikan n antidotum antidotum larutan natrium nitrit 2 2 ! a.
ad. Dosis yang di suntikan suntikan
?
15 mg
A ml ? 0,0292 ml
b.
ae. Dosis 200 gram ;; tikus tikus ?
1000
A 20 mg ? 3 mg @ 200 gram ;; tikus
af. 3 A 0,3 0,3 ? 0,9 0,9 mg 18 gram ag. ag. Dosi Dosiss C gram gram ;; menci mencitt ? 20 gram A 0,9 mg ? 0,903 mg @ 20 gram ;; mencit 0,504 mg
ah. Dosis yang di suntikan suntikan
?
20 mg
A ml ? 0,0292 ml
3. Tikus Tikus 3 ( segera segera diberika diberikan n antidotum antidotum larutan larutan thiosulfat thiosulfat 2,9 2,9 ! a.
al. Dosis Dosis yang yang di suntik suntikan an
?
15 mg
A ml ? 0,0292 ml
b.
am.Dosis 200 gram ;; tikus ?
1000
A 29 mg ? 29 mg @ 200 gram ;; tikus
an. 29 A 0,3 ? ,9 mg
18 gram
ao. ao. Dosi Dosiss C gram gram ;; menci mencitt ?
20 gram
A ,9 mg ? ,9 mg @ 20 gram ;;
mencit 3,15 mg
ap. Dosis yang di suntikan suntikan
?
250 mg
A ml ? 0,02 ml
aB. ar. 9. Tikus Tikus 9 ( jika kejang kejang diberik diberikan an antidotum antidotum larutan larutan thiosu thiosulfat lfat 2,9 2,9 ! a.
a6. Dosis yang di suntikan suntikan
?
15 mg
A ml ? 0,0292 ml
b.
aw. Dosis 200 gram ;; tikus ?
1000
A 29 mg ? 29 mg @ 200 gram ;; tikus
aA. 29 A 0,3 ? ,9 mg 18 gram ay. ay. Dosi Dosiss C gram gram ;; menci mencitt ? 20 gram A ,9 mg ? ,9 mg @ 20 gram ;; mencit 3,15 mg
a#. Dosis yang di suntikan suntikan ba.
?
250 mg
A ml ? 0,02 ml
;I%
PEM(AHASAN
bb.
"ada praktikum ini bertujuan untuk memahami tujuan, sasaran dan
strategi terapi antidot *atrium *itrit dan *atrium Tiosulfat dalam menawarkan racun sianida. Tujuan terapi antidotum sendiri ialah untuk membatasi intensitas efek toksik racun, sehingga bermanfaat untuk mencegah timbulnya efek berbahaya selanjutnya. Deng Dengan an demi demiki kian an,,
jela jelass bahw bahwaa sasa sasara ran n tera terapi pi anti antido dott iala ialah h penu penuru runa nan n atau atau
penghilangan intensitas efek toksik racun. &ntensitas efek ini ditunjukkan oleh tingginya jarak antara nilai ambang toksik ('TM! dan kadar puncak racun dalam plasma atau tempat aksi tertentu. bc.
%trategi dasar terapi antidotum meliputi penghambatan absorpsi dan
distribusi distribusi (translokasi!, (translokasi!, peningkatan peningkatan eliminasi eliminasi dan atau penaikkan penaikkan ambang toksik racun dalam tubuh. tubuh. 'eberadaan 'eberadaan racun tersebut tersebut ditentukan ditentukan oleh keefektifan keefektifan absorpsi, distribusi dan eliminasinya. :adi, pada umumnya intensitas efek toksik pada efektor berhubungan erat dengan keberadaan racun di tempat tempat aksi dan takaran pemejanannya. bd.
"ada praktikum kali ini #at beracun yang digunkan adalah sianida.
'eracunan sianida sendiri berarti meningkatkan keberadaan #at beracun sianida di sel sasaran, di mana terjadi translokasi sianida dari jalan masuk ke tempat reseptornya. al ini menyebabkan perubahan sianida menjadi produk aktif yang stabil, sehingga dapat menimbulkan gejala efek toksik mulai dari jantung berdebar, hilang kesadaran, gagal nafas, kejang bahkan sampai kematian. $kibat yang ditimbulkan oleh racun sianida tergantung pada jumlah paparan dan rute pemejanan. -acun ini menghambat sel tubuh mendapatkan oksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak. be.
Dalam tubuh, kalium sianida akan bereaksi dengan sejumlah en#im
yang mengandung logam seperti en#im sitokrom oksidase. %ianida akan mengikat bagian aktif dari en#im sitikrom oksidase sehingga mengakibatkan terhentinya metabolisme sel secara aerobik. Metabolisme aerobik tergantung pada sistem en#im ini, karena en#im sitokrom oksidase merupakan katalis utama yang berperan pada penggunaan oksigen dalam jaringan. bf.
$kibatnya selain persediaan oksigen kurang, oksigen tidak bisa
digu diguna naka kan n oleh oleh jarin jaringa gan, n, dan dan mole moleku kull $T" tida tidak k lagi lagi dibe dibent ntuk uk.. 'ead 'eadaan aan ini ini mengakibatkan gejala efek toksik. Dari hasil pengamatan pada kontrol positif (sianida 0.02 mg@g ;;!, ketoksikan akut sianida mengakibatkan efek toksik jantung berdebar, hilang kesadaran, kejang dan pada akhirnya efek mematikan. bg.
$da tujuh perlakuan terhadap hewan uji (tikus! dalam percobaan
percobaan ini, antara lain / . "ada "ada kelomp kelompok ok & mencit mencit diberika diberikan n perlak perlakuan uan dengan dengan menyunti menyuntikan kan sianida sianida secara subcutan ,larutan antidotum setelah mencit tersebut sudah mengalami sianosis, hilangnya kesadaran ,kejang , kegagalan pernafasan.
2. "ada "ada kelomp kelompok ok && mencit mencit diberika diberikan n perlak perlakuan uan dengan dengan menyunti menyuntikan kan sianida sianida secara subkutan dan natrium nitrit secara peritoneal yaitu pada rongga perut. . "ada "ada kelompok kelompok &&& mencit mencit diberik diberikan an perlak perlakuan uan dengan dengan menyu menyunti ntikan kan sianid sianidaa secara secara subk subkut utan an,, setel setelah ah meni menimb mbul ulka kan n geja gejala la siano sianosi siss menc mencit it langs langsun ung g disuntikan larutan natrium nitrit secara peritoneal yaitu pada rongga perut . 3. "ada "ada kelomp kelompok ok &> mencit mencit diberika diberikan n perlak perlakuan uan dengan dengan menyunti menyuntikan kan sianida sianida secara subkutan dan natrium thiosulfat secara peritoneal yaitu pada rongga perut. 9. "ada "ada kelompo kelompok k > mencit mencit diberi diberikan kan perla perlakua kuan n dengan dengan menyu menyunti ntikan kan sianid sianidaa secara secara subkut subkutan an , setelah setelah menimb menimbulk ulkan an gejala gejala sianosi sianosiss mencit mencit langsu langsung ng disuntikan larutan natrium thiosulfat secara peritoneal yaitu pada rongga perut. bh.
ang ang pada kelompok mencit tersebut kami ingin membandingkan
bagaimana kerja dari kedua antidotum (natrium tiosulfat dan natrium nitrit! sebagai penawar racun dalam fase distribusi. Dari hasil pengamatan pada tabel diperoleh hasil untuk kontrol negatif yaitu hanya diberikan sianida saja tanpa antidotum, dan dari hasi hasill peng pengam amata atan n ditem ditemuk ukan an menc mencit it mati mati dan dan menc mencit it yang yang masih masih hidu hidup. p. %eharusnya jika yang diberikan sianida saja maka persentase hewan uji untuk tetap hidup sangatlah rendah, namun pada hasil pengamatan yang kami lakukan hasilnya berbeda. bi.
Data selanjutnya ditemukan bahwa 3 mencit mati (semua mencit mati!
pada pemberian *a *itrit yang diberikan langsung setelah pemberian sianida. %edang pada pemberian *a *itrit yang diberikan setelah
mencit mengalami kejang
didapatkan jumlah mencit yang mati sebanyak 2, dan ada 2 mencit yang masih hidup. al ini menunjukan bahwa *a nitrit dapat menolong keracunan dalam fase distribusi karena untuk menentukan perbedaan antara sianosis dan kejang sangat tipis sekali. %ehing %ehingga ga sianida sianida yang yang diperk diperkirak irakan an masih masih dalam dalam tahap tahap absobs absobsii ternya ternyata ta sudah sudah memasuki tahap distribusi sehingga *a *itrit menjadi tidak berguna lagi. "ada kedua mencit mencit yang yang hidup hidup ini hanya hanya satu satu mencit mencit yang yang mengala mengalami mi gejala gejala toksik toksik berup berupaa kegagalan pernapasan (sesak napas! sedangkan mencit yang satunya tidak mengalami gejala apaapa. bj.
"ada
pemberian
antidotum *a Thiosulfat yang diberikan langsung setelah pemberian sianida, hasilnya mencit mati dan mencit masih bertahan hidup. "ada mencit yang masih hidup tersebut sempat mengalami gejala toksik berupa gagal pernafasan, kejang, hilang
kesada kesadaran ran,, namun namun mencit mencit terseb tersebut ut masih masih dapat dapat bertah bertahan an hidup. hidup. %edang %edangkan kan pada pada pemberian antidotum *a Thiosulfat yang diberikan diberikan setelah mencit mengalami kejang, hasilnya hasilnya semua mencit mati. %emakin %emakin cepat penanganan penanganan pemberian pemberian antidotum maka akan meningkatkan prosentase kehidupan. %eharusnya pemberian antidotum sesaat setel setelah ah terja terjadi di kerac keracun unan an lebih lebih efekt efektif if meni mening ngka katk tkan an pros prosen entas tasee
kehi kehidu dupa pan n
dibandingkan dengan pemberian antidotum setelah muncul efek kejang. *amun pada hasil praktikum kami malah pemberian antidotum yang setelah efek kejang memiliki persentase yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pemberian antidotum sesaat setelah pemberian sianida. bk.
al
yang
menyebabkan data tidak 6alid bisa berupa penyuntikan yang tidak tepat, pengambilan 6olume yang tidak pas, penentuan gejala efek yang tidak pas serta faktor fisiologis dan daya tahan dari hewan uji yang kita pakai itu sendiri. bl.
'alium
sianida
dosis 200 200 mg@'g mg@'g ;; pada manusia manusia menyeb menyebabkan abkan keracunan keracunan akut yang berakib berakibat at pada kematian artinya pada dosis yang sama dengan kon6ersi berat badan mencit, dengan dosis 0.02 mg@g ;; juga menyebabkan kematian pada mencit. Dari hasil penelitian didapatkan ratarata waktu yang dibutuhkan dari efek ketoksikan sampai efek mematikan mencit tanpa diberikan antidotum adalah sebesar 29 detik. bm.
Dengan adanya antidotum natrium tiosulfat, sianida akan mengikat
sianida sianida memben membentuk tuk tiosian tiosianat at yaitu yaitu suatu suatu senyawa senyawa yang yang tidak tidak toksik. toksik. %elain %elain itu, itu, tiosianat tiosianat berbentuk berbentuk ion sehingga sehingga dapat lebih mudah untuk diekskresikan. diekskresikan. %etelah adanya percepatan eliminasi maka waktu eliminasinya menjadi lebih cepat (kur6a eliminasi bergeser ke kiri! dan toksisitasnya juga menjadi berkurang (daerah di atas 'TM menjadi lebih kecil!. bn.
$ntidotum natrium nitrit bekerja dengan mekanisme hambatan
bersaing (penghambatan distribusi!. *atrium nitrit menghambat distribusi sianida dengan pembentukan produk sian methemoglobin yang kurang toksik dengan cara hambatan bersaing proses metabolisme sianida sehingga dapat mengaktifkan kembali aliran oksigen. Tetapi memberikan efek samping seperti gagal ginjal, nyeri perut, mual, kemerahan dan disfungsi pada sistem saraf pusat. "enggunaan mencit dalam praktikum kali ini harus diseragamkan, baik jenis kelaminnya maupun bobotnya, supaya 6ariabel6ariabel yang mempengaruhi hasil dapat di kendalikan dari awal.
ewan uji juga harus dipuasakan minimal C jam supaya supaya penyerapan sianida maupun antidotum yang diberikan dapat optimal dan tidak dipengaruhi faktor makanan. bo. ;II%
KESIMPULAN
bp.
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan disimpulkan bahwa / •
4eja 4ejala lage gejal jalaa kerac keracun unan an sian sianid idaa yang yang teram teramati ati pada pada hewa hewan n uji uji adal adalah ah sianosis, gagal nafas, kejang, hilang kesadaran, mati.
•
%ema %emaki kin n cepat cepat pena penang ngan anan an pember pemberia ian n anti antido dotu tum m maka maka akan akan semak semakin in meningkatkan prosentase kehidupan dari hewan uji.
•
$ntido $ntidotum tum *atrium *atrium nitrit nitrit lebih lebih efektif efektif dalam dalam menawa menawarka rkan n racun racun sianid sianidaa dibandingkan dengan antidotum natrium tiosulfat
•
*atrium nitrit dapat berfungsi sebagai antidotum yang efektif pada praktikum ini karena terdapat 2 mencit yang masih hidup meskipun telah diberikan sianida.
;III ;III%% DAFT DAFTA AR PUST PUSTA AKA
bB.
;"7M. 203. 203. Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik Secara In Vivo Vivo.. "eraturan 'epala ;adan "engawas 7bat dan Makanan -epublik indonesia*o 8. :akarta.
br.
Depkes. 119. Earmakope &ndonesia &ndonesia &>. :akarta/ Depkes -&.
bs.
Donatus, &.$. 200. Toksikologi Toksikologi Dasar. Dasar. ogyakarta/
bt.
bu.
*ingsih dwi, yane D', sunarti. 20. 20. Buku Petunjuk Praktikum Toksikologi Toksikologi.. +ni6ersitas %etia ;udi.
b6. bw. bA. by. bz.