2013
2014
Tugas surveilans kesehatan masyarakat
Laporan Hasil Kegiatan
"Surveilans Penyakit TBC Di Puskesmas Benu-benua Tahun 2013 sampai Oktober 2014"
Disusun oleh:
Kelompok 9 (kelas D)
Ayu yunaningsih J1A1 13 175
Gusti ayu intan J1A1 13 219
Andi tandra F
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
DEFINISI PENYAKIT
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam (BTA) dengan ukuran panjang 1-4/Um dan ketebalan 0,3-0,6/Um.
DIAGNOSA
Klinis
Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan gejala khusus.
1. Gejala umum (Sistemik)
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Nyari dada dan sesak napas
2. Gejala khusus (Khas)
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pemeriksaan Laboratorium
Langkah pertama dalam pemeriksaan Labratorium menggunakan Metode pemeriksaan dahak (bukan liur) sewaktu, pagi, sewaktu (SPS) dengan pemeriksaan mikroskopis membutuhkan +5 mL dahak dan biasanya menggunakan pewarnaan panas dengan metode Ziehl Neelse (ZN) atau pewarnaan dingin Kinyoun-Gabbet menurut Tan Thiam Hok. Bila dua kali pemeriksaan didapatkan hasil BTA positif, maka pasien tersebut dinyatakan positif mengidap tuberkulosis paru.
PELAKSANAAN SURVEILANS
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari catatan rekapitulasi puskesmas Benu-benua.
Gambaran Umum Lokasi
Tempat/topografi
Puskesmas Benu-Benua merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kota kendari, terletak di Kelurahan Punggaloba Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, tepatnya berada di antara 3º54'30" - 4º3'11" Lintang Selatan dan 122º23' - 122º39' Bujur Timur.
Keadaan penduduk
Tabel 1.Jumlah penduduk berdasarkan kelurahan Di wilayah kerja puskesmas benu-benua tahun 2013
No
Kelurahan
Penduduk
pddk/kelurahan
Berdasarkan KK
Laki-laki
perempuan
1
2
3
4
5=( 3+4)
6
1
Tipulu
2.514
2.481
4.995
1061
2
Punggaloba
2.254
2.195
4.449
1011
3
Benu-Benua
1.458
1.462
2.920
601
4
Sodohoa
1.948
1.882
3.830
835
5
Sanua
2.283
2.249
4.532
1223
6
Dapu-Dapura
1.820
1.799
3.619
903
Jumlah
12.277
12.068
24.345
5.634
Grafik 1. Jumlah penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Benu-benua tahun 2009-2013
Pengumpulan dan pegolahan data
Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas Benu-benua dengan mangambil data sekunder yang ada di puskesmas tersebut. Data yang diperoleh merupakan data 2 tahun terakhir terhitung sejak bulan januari 2013 hingga oktober 2014. Pengolahan data dilakukan dengan Microsoft Exel
Analisis dan Interpretasi Data
Analisis Data Tahun 2013
Grafik 2. Jumlah kasus penyakit TBC di puskesmas Benu-benua pada tahun 2013
Dari grafik diatas, dapat terlihat bahwa kasus TBC di Puskesmas Benu-benua tahun 2013 jumlah terbanyak pada bulan Oktober dengan jumlah 5 kasus , dan jumlah kasus paling sedikit yaitu pada bulan agustus dan november yaitu hanya 1 kasus.
Grafik 3. Jumlah kasus penyakit TBC tahun 2013 berdasarkan umur penderita
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa penyakit TBC pada tahun 2013 yang paling banyak adalah terdapat pada umur 20-44 tahun yaitu sebanyak 19 orang, dan paling sedikit pada umur 60-69 tahun yaitu hanya 1 orang.
Grafik 4. Jumlah kasus TBC tahun 2013 berdasarkan jenis kelamin
Dari grafik diatas dapat dilihat kebanyakan penderita penyakit TBC yaitu Laki-laki sebanyak 67% sedangkan untuk perempuan memiliki persentase sebanyak 33%
Analisis Data Tahun 2014
Grafik 5. Jumlah kasus TBC di puskesmas Benu-benua pada tahun 2014
Dari grafik diatas, dapat terlihat bahwa kasus TBC di Puskesmas Benu-benua tahun 2014 jumlah terbanyak pada bulan Mei dan Oktober dengan jumlah 4 kasus. Pada bulan januari dan maret tidak terdapat kasus TBC.
Grafik 6. Jumlah kasus penyakit TBC tahun 2014 berdasarkan umur penderita
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa penyakit TBC pada tahun 2014 yang paling banyak adalah terdapat pada umur 20-44 tahun yaitu sebanyak 13 orang, dan paling sedikit pada umur 56-59 tahun, 60-69 tahun, dan >70 tahun yaitu hanya 1 orang.
Grafik 7. Jumlah kasus penyakit TBC pada tahun 2014 berdasarkan jenis kelamin
Dari grafik diatas dapat dilihat kebanyakan penderita penyakit TBC yaitu Laki-laki sebanyak 63% sedangkan untuk perempuan memiliki persentase sebanyak 37%.
Grafik 8. Perbandingan jumlah kasus TBC dari tahun 2013 hingga tahun 2014 (januari-oktober)
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kasus TBC pada tahun 2013 sebanyak 33 kasus, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 19 kasus. Sehingga kasus TBC di puskesmas Benu-benua mengalami penurunan kasus pada tahun 2014
Kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan
Berdasarkan hasil surveilans yang telah dilakukan di puskesmas Benu-benua, setelah dianalisis dan interpretasi data, maka dapat disimpulkan mengenai beberapa hal yang terkait dengan penyakit TBC di piskesmas Benu-benua, yaitu:
Penderita penyakit TBC yang tercatat telah berkunjung ke puskesmas Benu-benua dalam 2 tahun terakhir didominasi oleh penderita yang berusia 20-44 tahun
Penderita penyakit TBC di puskesmas Benu-benua berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh Laki-laki
Prevalensi penyakit TBC mengalami penurunan pada tahun 2014.
Rekomendasi
TBC merupakan penyakit menular dengan prevalensi paling sedikit di puskesmas Benu-benua. Tetapi penyakit ini merupakan penyakit kronis yang bisa menyebabkan kematian, untuk itu perlu dilakukan berbagai tindak lanjut dalam menangani kasus TBC dalam hal upaya pencegahan. Untuk itu perlu kerjasama dari pihak pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat.
Diseminasi Informasi
Diseminasi informasi terkait dengan pencegahan dan penanganan penyakit TBC dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media, seperti pemflet, brosur, maupun majalah kesehatan. Selain itu diseminasi informasi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan kepada masyarakat.
JUMLAH PENDUDUK