MAKALAH ALAT DAN MESIN PENANAM
Oleh : 1. Desiana Purwaningrum
A1H011006
2. Yudya Cadita
A1H011016
3. Atikah Nur Mujahidah
A1H011028
4. Annastasia
A1H011039
5. Arif Nuriman
A1H011050
6. Setyarini Lestari
A1H011062
7. Koko Dwi P
A1H011073
8. Tentri Yera Idqa
A1H011084
KEMENTERIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2012
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan ramhat dan petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas menyusun makalah dengan tiada aral yang melintang. Makalah ini merupakan salah satu tugas untuk memenuhi nilai mata kuliah. Akan tetapi, karena terbatasnya kemampuan yang ada pada diri kami, maka kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya baik dalam penyajian bahan, susunan maupun sistematiknya. Oleh karena itu, senantiasa kami mengharap nasihat-nasihat dan kritik-kritik yang bersifat membangun. Begitu pula dengan terselesainya makalah ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Yang terhormat Bapak Susanto Budi Sulistyo, S.TP, M.Si., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Mesin dan Peralatan Pertanian. 2. Semua pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberi sumbangan baik moril maupun materiil sehingga tersusun makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Purwokerto,
Oktober 2012
Penyusun
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan ramhat dan petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas menyusun makalah dengan tiada aral yang melintang. Makalah ini merupakan salah satu tugas untuk memenuhi nilai mata kuliah. Akan tetapi, karena terbatasnya kemampuan yang ada pada diri kami, maka kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya baik dalam penyajian bahan, susunan maupun sistematiknya. Oleh karena itu, senantiasa kami mengharap nasihat-nasihat dan kritik-kritik yang bersifat membangun. Begitu pula dengan terselesainya makalah ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Yang terhormat Bapak Susanto Budi Sulistyo, S.TP, M.Si., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Mesin dan Peralatan Pertanian. 2. Semua pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberi sumbangan baik moril maupun materiil sehingga tersusun makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Purwokerto,
Oktober 2012
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN HALAMAN JUDUL ............................................................ ................................................................................................ ....................................
i
KATA PENGANTAR PENGANTAR .......................................................... .............................................................................................. ....................................
ii
DAFTAR ISI .............................................................. ............................................................................................................. ...............................................
iii
BAB
BAB
BAB
I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ................................................................... ................................................................................ .............
1
A.
Latar Belakang ............................................................... ............................................................................ .............
1
B.
Rumusan Masalah ......................................................... ...................................................................... .............
2
C.
Tujuan Penulisan ........................................................... ........................................................................ .............
2
D.
Metode Penulisan .......................................................... ....................................................................... .............
2
E.
Landasan Teori .............................................................. ........................................................................... .............
3
II PEMBAHASAN PEMBAHASAN MASALAH MASALAH ............................................................ .............................................................. ..
5
A.
Pengertian Kegiatan Penanaman Penanaman .................................................
5
B.
Macam-macam Macam-macam Alat dan Mesin Penanaman Penanaman.................................
5
III KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... ............................................................ ..
26
A.
Kesimpulan ......................................................... ................................................................................. ........................
26
B.
Saran-saran ......................................................... ................................................................................. ........................
26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... ............................................................................................... ....................................
27
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik. Selain membutuhkan pekerja yang cukup juga teknik penanaman akan menentukan keberhasilan budidaya. Proses penanaman memerlukan tanaga kerja sekitar 20% dari keseluruhan proses budidaya tanaman. Hal ini menunjukan sangatlah diperlukan alat tanam mekanis mengingat semakin sedikitnya tenaga yang tersedia dalam bidang pertanian. Proses penanaman benih dengan menggunakan alat tanam, maka mekanisme kerja alat akan mempengaruhi penempatan benih di dalam tanah. Oleh karena itu, dengan adanya alat tanam padi dan alat tanam biji-bijian akan membantu para petani untuk lebih efisien dalam usaha tani tanaman budidaya untuk kebutuhan pangan manusia dihasilkan dan disiapkan dengan menggunakan tenaga otot-otot manusia. Kemudian tenaga otot hewani digunakan untuk meringankan tenaga otot manusia. Dengan ditemukannya besi, diciptakan perkakas yang selanjutnya mengurangi tenaga otot manusia. Yang disebut dengan mesin peralatan pertanian.
1
Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pertanian sekarang ini telah dikembangkan berbagi jenis mesin penanam yang dimaksudkan untuk membantu petani dalam memudahkan proses penanaman sehingga dapat menghasilkan kinerja efektif dan efisien dengan keuntungan yang lebih besar.
B. Rumusan Masalah
Seperti judul yang telah disebutkan di atas tentu akan dijumpai pembahasan yang sangat luas. Agar pembahasan dari permasalahan tidak mengalami hambatan, maka penulis merumuskan masalah yang akan kami rumuskan sebagai berikut: 1. Pengertian dari kegiatan penanaman 2. Macam-macam alat dan mesin penanaman 3. Bagian serta fungsi dari masing-masing alat dan mesin penanaman 4. Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan alat dan mesin penanaman C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan judul yang disebutkan di atas, maka kami menetapkan tujuan penulisan masalah. Adapun tujuan itu adalah sebagai berikut: 1. Untuk mempelajari berbagai macam alat dan mesin penanam. 2. Sebagai awal pengenalan alat dan mesin pertanian, salah satunya yakni jenis alat dan mesin penanam. D. Metode penulisan
Adapun penulisan makalah ini adalah melalui pendekatan-pendekatan obyektif praktis, yaitu bahwa penulisan ini didasarkan pada sumber-sumber bahan resmi dan segala yang dijadikan acuan atau referensi tersebut. Sedangkan pendekatan praktis disini berarti adalah dapat berguna dan penting dalam praktek yang sederhana, kemudian teknis yang kami gunakan adalah kutipan, yaitu mengutip apa adanya dari buku-buku dan ditambahkan sedikit dari kata-kata.
2
E. Landasan Teori
Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan didalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan te gakan yang baik. Perkecambahan dan pertumbuhan biji suatu tanaman dipengaruhi suatu faktor, yaitu : 1. Jumlah biji yang ditanam 2. Daya kecambah biji 3. Perlakuan terhadap biji 4. Keseragaman ukuran biji 5. Kedalaman penanaman 6. Jenis tanah 7. Kelembaban tanah 8. Mekanisme pengeluaran biji 9. Keseragaman penyebaran 10. Tipe pembuka dan penutup alur 11. Waktu penanaman 12. Tingkat pemadatan tanah sekitar biji 13. Drainase yang ada 14. Hama dan penyakit 15. Keterampilan operator Penanaman dapat dilakukan dengan menggunakan tangan saja, dengan bantuan alat-alat sederhana ataupun dengan bantuan mesin-mesin penanam. Dalam perkembangan alat dan mesin penanam ini dikenal dari bentuk yang sederhana atau tradisional sampai dalam bentuk yang modern. Macam dan jenis alat/mesin penanam dapat digolongkan menjadi 3 golongan berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik yang digunakan, yaitu: 1. Alat penanam dengan sumber tenaga manusia
3
2. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan 3. Alat penanam dengan sumber tenaga traktor Pada umumnya bahwa prinsip dasar kerja dari alat tanam adalah sama, baik jenis yang didorong/ditarik tenaga manusia, ditarik hewan atau traktor. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: 1. Pembukaan alur atau lubang (khusus tugal) 2. Mekanisme penjatuhan benih 3. Penutupan alur atau lubang ( khusus tugal)
4
BAB II PEMBAHASAN MASALAH
A. Pengertian Kegiatan Penanaman
Penanaman adalah usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan biji/benih di dalam tanah. Hal ini di maksudkan agar mendapatkan perkecambahan
serta
pertumbuhan biji
yang baik.
Perkecambahan
pertumbuhan biji atau benih suatu tanaman di pengaruhi oleh faktor, yaitu: 1. Jumlah biji yang di tanam 2.
Daya kecambah biji
3. Perlakuan terhadap biji 4. Keseragaman ukuran biji 5. Kedalaman penanaman 6. Jenis tanah 7. Kelembaban tanah 8. Mekanisme pengeluaran biji 9. Keseragaman penyebaran 10. Tipe pembuka dan penutup alur 11. Waktu penanaman 12. Tingkat pemadatan tanah sekitar biji atau benih 13. Drainase yang ada 14. Hama dan penyakit 15. Keterampilan operator B. Macam-macam Alat dan Mesin Penanaman
Alat dan mesin penanam dapat di golongkan menjadi 3 golongan berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik yang digunakan, yaitu: 1. Alat Penanam dengan Sumber Tenaga Manusia Alat penanam dengan sumber tenaga manusia dapat di kelompokan menjadi 2, yaitu: a. Alat penanam tradisional
5
dan
Alat penanam tradisional yang secara umum digunakan adalah alat yang biasa disebut dengan tugal. Tugal adalah alat yang paling sederhana yang dapat di gerakan dengan menggunakan tangan dan cocok untuk menanam benih dengan jarak tanam yang lebar. Bentuk tugal bermacam-macam sesuai dengan modifikasi suatu daerah atau negara. Bentuk tugal di Indonesia merupakan bentuk tugal yang paling sederhana, karena pada tugal tersebut tidak terdapat bentuk mekanisme pengeluaran benih. Benih di masukkan ke dalam tanah secara terpisah, yang artinya memerlukan bantuan orang lagi. Tidak demikian halnya dengan tugal yang dikembangkan di India dan Inggris. Bagian-bagian utama dari tugal menurut fungsinya adalah sebagai berikut: i.
Tangkai pegangan
ii. Tempat atau kotak benih iii. Saluran benih iv. Pengatur pengeluaran benih Prinsip kerja tugal ini adalah: jika ujung tugal di tancapkan atau di masukkan dalam tanah maka tekanan ini akan menyebabkan terbukanya mekanisme pengatur pengeluaran benih sehingga dengan sendirin ya benih benih akan jatuh ke dalam tanah. Sebagai contoh tugal semi mekanis yang menggunakan pegas (Gambar 1)
6
Gambar 1. Beberapa alat penanam sederhana jenis tugal. Pada saat mata tugal (e) masuk kedalam tanah, Pengatur pengeluaran benih (d) tertekan keatas oleh permukaan tanah. Kemudian (d) mendorong tangkai pegas (f), sehingga lubang benih terbuka dan benihpun terjatuh kebawah yang dibuat oleh (e). Selanjutnya pada saat tugal diangkat dari permukaan tanah, (d) kembali pada posisi semula karena kerja dari pegas, dan gerakan ini menutup lubang jatuhnya benih. Untuk jelasnya, bagian mekanisme penjatuhan benih diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Mekanisme penjatuhan benih dari tugal semi mekanis.
b. Alat Penanam Semi-Mekanis Bentuk dan macam alat penanam semi-mekanis cocok digunakan, baik pada tanah-tanah ringan ataupun berat serta cocok untuk benih-benih berukuran besar dan kecil. Dengan berat alat 12-15 kg. bagian-bagian utama dari alat penanam dari tipe ini adalah: i.
Tangkai pendorong
ii.
Roda depan
iii. Kotak benih iv. Pengaturan pengeluaran benih v.
Saluran benih
vi. Pembuka alur vii. Penutup alur
7
viii. Roda belakang Pada Gambar 3 dapat dilihat tiga macam alat penanam jenis semi mekanis yang didorong manusia, lengkap dengan bagian-bagian utamanya.
Gambar 3. Tiga macam alat penanam jenis semi-mekanis yang didorong manusia.
Mekanisme penjatuhan benih berlangsung dengan putaran roda dengan melalui batang penghubung antara penutup atau pembuka lubang jatuhnya benih dengan lempengan pengungkit di pusat roda depan. Bentuk lempengan dan mekanisme penjatuhan benih diperlihatkan pada gambar 4.
Gambar 4. Bentuk lempengan dan mekanisme penjatuhan benih
8
Alat penanam semi-mekanis jenis lain adalah yang biasa di tarik oleh tenaga manusia sebagai contoh alat penanam pada desain IRRI dengan jumlah jalur 6 (lihat Gambar 5).
Gambar 5. Alat penanam pada desain IRRI dengan jumlah jalur 6.
Mekanisme penjatuhan padi dengan alat ini menggunakan putaran roda dimana putaran ini memutar lempeng penjatuh benih melalui sumbu selebar alat. Syarat-syarat penggunaan jenis alat ini adalah keadaan tanah harus “macek -macek” dan be nih
gabahnya harus di rendam dulu selama 2 kali 24
jam. Mekanisme penjatuhan benih gabah dan dalam dari suatu jalur dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Mekanisme penjatuhan benih gabah dan dalam dari suatu jalur.
9
Dari penggunaan alat penanam dari sistem manusia memiliki kelebihan serta kekurangan sebagai berikut : Kelebihan : 1) Harga alat relatif murah 2) Dapat dilaksanakan penanaman pada segala cuaca . 3) Tidak memutuhkan keterampilan khusus Kekuranganya: 1) Kurang efesien dan kapasitas rendah - hasil penanaman tidak seragam 2) Untuk luasan yang sama membutuhkan waktu penanaman lebih lama 2. Alat Penanam dengan Sumber Tenaga Hewan Alat penanam dengan sumber tenaga hewan banyak macamnya, tergantung dari modifikasi suatu daerah serta jenis benih yang akan di tanam. Alat penanam tipe ini yang paling sederhana adalah tipe yang hanya mempunyai satu atau dua buah jalur dengan pemasukan benih dilakukan secara terpisah, yang artinya benih dijatuhkan oleh operator melalui corong pemasukan terus melalui saluran benih yang kemudian sampai dan masuk ke dalam tanah, lihat gambar 7 dan gambar 8.
Gambar 7. Alat penanam sederhana dengan sumber tenaga hewan.
10
Gambar 8. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan yang memakai roda.
Alat penanam dibuat dari logam kecuali corong pemasukan dan saluran benih. Kedalaman dan jarak tanam dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan pada gambar 9 adalah alat penanam yang dikombinasikan dengan alat pemupuk dengan tenaga penarik hewan.
Gambar 9. Alat penanam yang dikombinasikan dengan alat pemupuk dengan tenaga penarik hewan.
Bagian-bagian alat penanam sederhana ini adalah: i.
Batang tarik
ii. Batang pengendali
11
iii. Pembuka alur iv. Corong benih v. Saluran benih Kelebihan serta kekurangan dari alat penanam dengan sistem he wan yaitu: Kelebihan : 1) Harga alat relatif murah 2) Dapat dilaksanakan penanaman pada segala cuaca . 3) Tidak memutuhkan keterampilan khusus Kekurangan : 1) Kurang efesien dan kapasitas rendah - hasil penanaman tidak seragam 2) Untuk luasan yang sama membutuhkan waktu penanaman lebih lama 3) Alat Penanam dengan Sumber Tenaga Traktor Berdasarkan cara penanaman, maka alat penanaman dengan sumber tenaga traktor digolongkan menjadi 3,yaitu: a. Alat Penanam Sistem Baris Lebar Alat penanam sistem baris lebar telah dirancang untuk menempatkan benih-benih dalam tanah dengan jarak baris tanam satu dengan yang lain cukup lebar, sehingga akan mungkin dilakukan penyiangan dan meningkatkan efisiensi pemanenan. Alat penanam seperti ini banyak digunakan untuk tanaman seperti: jagung, kapas, sorgum, dan kacang-kacangan. Berdasarkan cara penempatan benih dalam tanah, maka alat penanam sistem baris lebar dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe dril l, hill-drop dan checkrow. Sedangkan untuk penempatan alat penanam pada traktor dapat dibagi 2 golongan, yaitu : trailing dan mounted .
12
Gambar 10. Alat penanam jagung sistem baris lebar
Alat penanam jagung biasanya mempunyai 2 sampai 4 unit pembuat alur dan biasanya dapat menjatuhkan satu atau lebih benih setiap waktu dengan jarak antara tiap dua benih jagung 11 sampai 60 cm. Jarak tanam dari tiap-tiap biji tergantung dari besar lubang lempeng pengeluaran dan kecepatan perputarannya. Gambar 10 merupakan gambar berbagai macam alat penanam jagung, baik yang trailing maupun yang mounted , baik drill , hill-drop maupun checkrow. Ketelitian suatu alat tanam bergantung dari keseragaman dari benih, bentuk dasar dari corong pemasukan, kecepatan perputaran dari lempeng benih, bentuk dan ukuran dan lempeng serta kesempurnaan corong pemasukan.
13
Gambar 11. Penampang dasar corong pemasukan suatu alat penanam jagung. Sedangkan bagian-bagian dari dasar corong pemasukan alat penanam jagung dan kegunaan bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Cut-off pawl : dengan bantuan tekanan per cut-off ini berfungsi untuk mengeluarkan adanya kelebihan benih. 2. Knok-uot pawl : dengan bantuan per, knock-out ini berfungsi mengatur benih supaya benih tepat jatuh diatas saluran benih. 3. Lempeng benih : berfungsi untuk membawa benih melalui celah-celah lempeng yang ada dan menjatuhkannya pada katup terbuka dan benih-benih terjatuh pada katup bagian tanah yang selanjutnya masuk kedalam tanah.
Gambar 12. Macam lempeng benih pada dasar corong pemasukan alat penanam jagung.
Pembuka alur berfungsi untuk membuka atau membuat alur pada tanah sebagai tempat benih-benih dijatuhkan dari mekanisme alat tanam. Pembuka alur yang umum digunakan adalah: 1. Tipe pacul 2. Tipe alas lempeng 3. Tipe alas datar 4. Tipe dua piringan 5. Tipe satu piringan
14
Tipe alas lengkung merupakan tipe yang paling banyak digunakan. Tipe alas datar sangat cocok digunakan pada tanah-tanah kasar dan berbatu, sedangkan tipe dua piringan cocok untuk tanam lebar. Kelima macam alur tersebut diberikan pada Gambar 13.
Gambar 13. Macam tipe pembuka alur Perlengkapan pemupukan dapat juga digabungkan pada alat penanam jagung ini. Detail dari pemasukan dan distribusinya akan dibahas sendiri pada alat-alat pemupukan. Alat penanam lain yang juga penting adalah alat tanam yang disebut transplanter . Transplanter yang dibahas disini adalah untuk menanam padi sawah. Pada prinsipnya cara kerja alat ini adalah mirip dengan cara kerja tangan manusia dalam menanam bibit padi sawah. Pada prinsipnya cara kerja alat ini adalah mirip dengan cara kerja tangan manusia dalam menanam bibit padi sawah. Dua transplanter untuk menanam padi sawah dapat dilihat pada Gambar 13.
15
Gambar 14. Unit transplanter mounted pada traktor beroda dua.
Karena mesin bekerja, maka lengan penanam dan pinset penanam akan bergerak naik turun. Pinset penanam dilengkapi cakar pemegang pada bagian dasarnya. Mekanisme hubungan akan digunakan untuk membuka dan menutup cakar pemegang. Sewaktu pinset pada posisi diatas, maka cakar pemegang akan terbuka, sedang waktu pinset penanam turun, maka cakar peme gang akan tertutup. Pada proses ini bibit akan dicabut melalui celah kotak bibit dan cakar pemegang akan membawanya kebawah. Dan pada waktu pinset pada posisi dibawah, maka cakar pemegang akan membuka dan melepaskan bibit kedalam tanah. Kemudian pinset penanam akan naik untuk proses selanjutnya. Kedalaman penanaman antara 3 sampai 4 cm dengan jarak tanam 12 sampai 18 cm dan jarak alur 30 cm. Jumlah bibit tiap penjatuhannya berkisar antara 3 sampai 4 bibit. Kapasitas transplanter ini mampu menyelesaikan 0,1 hektar dalam waktu 2 sampai 4 jam dengan operator sebanyak 4 sampai 6 orang.
b. Alat penanam sistem baris sempit Alat penanam tipe ini adalah dirancang khusus untuk menanam benih benih kecil atau rumput-rumputan dalam baris dan alur yang sempit serta kedalaman yang seragam. Karena inilah, maka pengoperasian alat-alat mekanis dalam baris kecil sekali kemungkinannya. Alat penanam sistem baris
16
yang sempit ada yang mempunyai corong pemasukan yang hanya untuk benih saja dan adapula yang mempunyai corong yang cukup luas namun terbagi menjadi dua bagian, satu bagian menjadi tempat benih dan bagian lain menjadi tempat pupuk. Bagian-bagian utama dari alat penanam sistem baris sempit ini adalah : 1. Kerangka 2. Roda-roda 3. Kotak benih dan pupuk 4. Pengatur pengeluaran benih 5. Saluran benih 6. Pembuka alur 7. Pengatur kedalaman 8. Penutup dan penekan alur
c.
Alat penanam sistem sebar Penanaman sistem sebar merupakan cara penanaman yang paling lama dan
sederhana. Penebaran benih dengan mengunakan mesin lebih teliti dan cepat bila dibandingkan penebaran dengan tangan. Penanaman sistem sebar ini memerlukan adanya pembuka alur, maka dari itu harus disiapkan dengan pengolahan tanah yang menggunakan peralatan seperti garu piring. Dan juga sistem ini tidak memerlukan penutupan. Penutupan kemudian dapat dilakukan dengan garu paku atau yang lainnya. Alat penanaman sistem sebar terdapat 3 sistem alat, yaitu : 1. Tipe sentrifugal atau endgate 2. Tipe pesawat terbang 3. Penebar rumput-rumputan Alat dan mesin penanam dapat di golongkan menjadi 2 golongan berdasarkan jenis alat penanamnya, yaitu: 1. Transplanter
17
Gambar 15. Transplanter tipe kemudi. Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang seragam. Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit padi, dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya. Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling ). Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cukup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit. Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. Persemaian dengan cara ini, di Jepang, banyak dilakukan oleh pusat koperasi pertanian, sehingga petani tidak perlu repot mempersiapkan bibit padi sendiri. Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah besar. Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat dan stabil. Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri.
18
Mesin yang diproduksi oleh IRRI atau beberapa produksi China adalah tipe manual. Semua jenis mesin produksi Jepang dan beberapa produksi China adalah memiliki sumber tenaga sendiri. Mesin yang digerakkan oleh traktor, sebelumnya
diproduksi
di
Jepang,
tetapi
belakangan
ini
sudah
jarang
dipergunakan. Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan menjadi yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan dilengkapai dengan papan pengapung. Jenis mesin yang manapun dipergunakan, permukaan lahan sawah harus datar dan rata, kedalam air harus rata, demikian juga kekerasan tanah juga harus sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi. Jika tidak, akan banyak terjadi kegagala penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup lama untuk penyulaman secara manual. Macam-macam rice transplanter dibedakan berdasarkan: 1.
Sumber daya penggerak
2.
Macam persemaian yang digunakan transplanter
Bagian-bagian transplanter antara lain: 1. Travelling devices yang berfungsi untuk menggerakkan transplanter ke depan dan belakang 2. Feeding devices yang terdiri dari : a. Seedling tray berfungsi sebagai tempat meletakkan persemaian yang akan ditanam b. Seedling stopper berfungsi sebagai alat penahan persemaian yang terdapat pada seedling tray c. Seedling feeding pawl untuk menggerakkan seedling tray ke kanan dan ke kiri agar pengambilan persemaian merata 3. Planting devices 4. Planting arm berfungsi mengerakkan garpu penanam atau planting fork 5. Planting fork sebagai alat pengambil bibit persemaian dari seedli ng tray 6. Operating devices adalah alat pengendalian operasi terdiri atas motor, kopling, gas, versneling, rem
19
c. Seeder
Gambar 16. Seeder Alat penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relative tinggi. Sebagian besar alat penanam dilengkapi dengan alat penutup tanah. Bila benih dengan menggunakan alat tanam dengan menggunakan alat tanam, maka mekanisme kerja alat akan mempengaruhi penempatan benih di dalam tanam, yaitu berpengaruh pada kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang, jarak antar lubang dalam baris, dan jarak antar baris. Di samping itu ada kemungkinan kerusakan benih dalam proses aliran benih dalam alat tanam. Benih tanaman yang berupa biji-bijian ada bermacammacam, seperti kacang tanah, jagung, kedelai, kacang hijau,dll, yang masingmasing memiki bentuk, ukuran, kekuatan agronomis yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan alat tanam yang memiliki kekuatan tanam yang bebrbeda pula. Beberapa sifat fisis benih yang mempengaruhi alat tanam, yaitu ukuran, bentuk, keseragaman bentuk dan ukuran, kecepatan per satuan volume, dan tekanan terhadap tekanan dan gesekan. Dalam alat mesin tanam (seeder) terdapat beberapa bagian pokok diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Hopper Hopper merupakan bagian dari komponen mesin tanam yang berada di atas, yang berfungsi sebagai kotak penampung benih sebelum disalurkan atau ditanam pada tanah. Hopper mempunyai peranan penting dalam proses
20
berjalannya benih karena apabila desain hopper tidak bagus maka akan terjadi penumpukan benih yang akan menghambat proses penanaman. 2. Seed Matering Device (SMD) Seed matering device merupakan bagian dari alat tanah yang berada pada posisi tengah ataupun bawah yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran benih sehingga benih dapat jatuh dengan jumlah tertentu dan jarak tertentu sehingga proses penanaman bisa berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam penanaman benih. Jenis-Jenis Seed Matering Device : a.
Horizontal Feed/Rotor matering devices
b. Vertical Feed/Rotor matering devices
3. Feed Tube Feed tube berada pada posisi dibawah hopper yang berfungsi sebagai penyalur pengeluaran benih dari hopper sehingga dapat masuk/tertanam pas pada lubang tanam yang telah dibuat oleh furrow opener. Dalam pengalirannya diharapkan benih dapat dialirkan dengan kecepatan yang sama dan continue. Faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran benih : a.
Panjang saluran
b.
Tingkat kekerasan alat
c.
Pemantulan pada dinding alat
d.
Hambatan pada dinding alat
4. Furrow Opener (Alat Pembuat Alur) Furrow opener berfungsi sebgai pembuka alaur tanam yang akan dimasuki oleh oleh benih (biji-bijian) sehingga benih dapat cepat tumbuh terlindung dari panasnya sinar matahari serta binatang penganggu. Faktor-faktor penentu kedalam benih yang akan ditanam : a.
Jenis tanaman
b. Kelengasan tanah
21
c.
Temperature tanah
Macam – macam Furrow Opener : a.
Runner digunakan pada tanah gembur, halus dan rata.
b. Hoe digunakan pada tanah keras berbatu, dan banyak akar. c.
Disk digunakan jika penanaman dilakukan pada lahan yang luas, dimana
sangat dibutuhkan kecepatan tinggi dalam proses penanaman.
5. Covering Device(alat penutup alur) Corvering device berfungsi untuk menutup alur tanam sehingga tidak terjadi kavitsi lengas (tanah yang kering padat dan cepat menguap) yang bisa menyebabkabkan benih tidak dapat tumbuh dengan baik/tidak tumbuh (Rahmat Ariza,2010).
C. Cara Kerja Mesin Tanam Acak Prinsip kerja mesin tanam acak adalah perputaran mesin (motor) baik motor bakar maupun motor bensin yang akan memutarkan SMD, sehingga terjadi sirkulasi perputaran benih yang menyebabkan benih masuk kedalam SMD dengan jumlah tertentu sesuai dengan setingan (pengaturan), yang kemudian disalurkan pada feed tube yang selanjutnya ditanam pada alur yang telah dibuat oleh furriw opener dan kemudian ditutup oleh converind device sehingga tertutup dan terhindar dari koservasi legas. Mesin tanam benih secara acak dalam lajur, biasanya pada setiap alur tanam, benih dijatah dari hoper oleh suatu silinder yang digerakkan dengan roda tanah (ground wheel). Jumlah benih per satuan waktu atau laju benih dikontrol melalui lebar bukaan yang dapat diatur. Benih tersebut melewati tabung penyalur benih jatuh secara gravitasi ke lubang tanam yang dibuat oleh pembuka alur, bisa berupa disk atau bentuk lain. Alat penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relative tinggi. Sebagian besar alat penanam dilengkapi dengan alat penutup tanah.
22
Mesin yang dipergunakan untuk menempatkan benih di dalam tanah serta menutupinya sekaligus dalam satu lintasan akan menghasilkan larik-larik tertentu. Jika larik-larik ataupun bedengan-bedengan tersebut cukup renggang untuk memungkinkan dilakukannya pekerjaan menggunakan mesin di sela-sela larikan guna keperluan pendangiran ataupun pekerjaan pemeliharaan lainnya, cara tanam jenis ini disebut sebagai tanam-larik (row-crop planting ), jika sebaliknya disebut sebagai tanam-rapat ( solid planting ). Dengan demikian bijian yang diicir dalam larik berjarak 15 sampai 36 cm adalah termasuk bentuk tanam rapat, sedangkan penanaman bit dengan jarak 51 cm dikatakan sebagai tanam larik. Penebaran benih dan pola pertanaman dengan alat penanam (seeder) ini dapat digolongkan menjadi 5 macam diantaranya : a.
Broadcasting (benih disebar pada permukaan tanah)
b.
Drill seedling (benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada kedalaman tertentu dalam alur sehingga diperoleh jalur tanaman te rtentu).
c.
Pesicion drilling (benih ditanam secara tunggal dengan interval yang sama dengan alur)
d.
Hill dropping (kelompok benih dijatuhkan secara random dengan interval yang hampir sama dengan alur)
e.
Chezktow planting (benih diletakkan pada tempat tertentu sehingga diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang sama) Mesin atau peralatan yang digunakan sebagai penanaman benih adalah
sebagai berikut: 1). Mesin tanam sebar (broadcast seeder ) Pada alat ini benih penjatahan benih dari hoper melalui satu lubang variabel (variable orifice). Suatu agitator ditempatkan diatas lubang variabel tersebut untuk menceaah macet karena benih-benih saling mengunci ( seed bridging ), juga agar aliran benih dapat kontinyu. Kadang-kadang suatu roda bercoak (fluted wheel) digunakan sebagai penjatah benih. Benih hasil penjatahan ini kemudian dijatuhkan pada piringan yang berputar. Karena bentuk dari piringan ini, benih tersebut akan dipercepat dan dilempar mendatar karena akanya gaya
23
sentrifugal. Lebar sebaran tergantung pada diameter piringan, bentuk penghalang, dan desitas dari benih. Dua buah disk berputar dengan arah putaran yang berlawanan (counter disk spinning) dapat dipergunakan agar jangkauan sebaran lebih lebar. Laju benih dikontrol dari ukuran bukaan, kecepatan maju traktor, lebar sebaran. Centrifugal spreader merupakan alat yang cukup fleksibel karena dapat dipergunakan untuk menyebar benih, pupuk, pestisida dan material lain yang berupa butiran. Setelah operasi tanam sebar kemudian dilakukan operasi pengolahan tanah kedua untuk menutup benih dengan tanah. 2) Mesin tanam acak dalam lajur seeder (drill ) Mesin tanam benih secara acak dalam lajur, biasanya pada setiap alur tanam, benih dijatah dari hoper oleh suatu silinder bercoak yang digerakkan dengan roda tanah (ground wheel). Jumlah benih per satuan waktu atau laju benih dikontrol melalui lebar bukaan yang dapat diatur. Benih tersebut melewati tabung penyalur benih jatuh secara gravitasi ke lubang tanam yang dibuat oleh pembuka alur, bisa berupa disk atau bentuk lain. Umumnya jarak antar benih berkisar antara 150
–
400 mm. Metode
penutupan benih dapat dilakukan dengan rantai tarik, yang ditempatkan dibelakang pembuka alur ( furrow opener ). Setelah benih tertutup tanah, maka tanah diatas dan disamping benih tersebut akan diperkeras menggunakan roda tekan. Jenis-jenis pembuka alur dan roda tekan. 3) Mesin tanam presisi dalam lajur (precision seeder) Mesin tanam presisi (memberikan penempatan yang tepat dari setiap benih pada interval yang sama dalam setiap alur tanam. Jarak antar alur tanam atau sering juga disebut jarak antar barisan, umumny dibuat cukup lebar untuk keperluan penyiangan. Mesin tanam presisi tersedia dalam bermacam-macam variasi. Dimana sumber tenaga tarik yang digunakan dapat menggunakan orang, hewan, traktor roda-2 maupun trator 4-roda. Secara umum ada 4 bagian utama yang selalu ada dalam alat tanam presisi, yaitu: a. Pembuka alur ( furrow opener ) untuk mengontrol kedalaman tanam
24
b. Penjatah benih (metering seed ) untuk menjaga interval jarak benih dalam alur dapat seragam c. Penutup alur, untuk menutup alur tanam d. Roda tekan ( pressing wheel ), untuk memadatkan tanah disekitar benih agar kontak antara benih dan tanah cukup baik.
Bagian-bagian yang perlu diperiksa sebelum pemakaian ataupun saat mesin dirasa bermasalah pada alat dan mesin penanam dengan sisstem traktor yaitu : 1.
kotak benih /kotak pupuk, pengeluaranya apakah tersumbat atau tidak
2.
saluran pengeluaran benih/pengluaran pupuk
3.
kerataan alat penanam/pemupuk
4.
jarak penanaman dan jarak antar mesin tanam
5.
jarak tanda penggores tanah sebagagi tempat yang dilewati ban traktor
6.
pembuka dan penutup alur
7. bagi alat pemupukan yang menggunakan pupuk kandang yang menggunakan gerobak yang perlu diperiksa: koveyor, bieter, box, widesspread distributor, pengtur kecepatan konveyor dengan bieter) Kelebihan dan kekurangan dari pemakaian alat penanam dengan sistem traktor yaitu sebagai berikut : Kelebihan : 1. pelaksanaanya lebih efisien dan kapasitasnya tinggi 2. hasil penanaman lebih rata denga jarak dan lebar tanam yang seragam. 3. untuk lahan luas dapat dilakukan dengan waktu yang singkat Kekurangan : 1. Harga alat mahal 2. Membutuhkan keterampilan tinggi 3. Biaya perawatan tinggi 4. Tidak bisa dilaksanakan pada lahan sempit 5. Cuaca jelek (hujan) tidak dapat dilaksanakan penanaman karena daya dukung tanah yang rendah.
25
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Dalam penulisan makalah ini penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau bibit di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik. 2. Penanaman terbagi atas dua jenis, yakni penanaman benih atau biji dan penanaman bibit. 3. Dengan berkembangnya teknologi alat dan mesin penanaman secara modern maka hal ini secara langsung dapat memberikan beberapa keuntungan bagi para petani disamping juga memberikan beberapa kerugian. B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya mempunyai kekurangan dan kelebihan, baik dalam segi penyampaian isi. Adapun saran dimaksudkan sebagai masukan untuk lebih baiknya analisis makalah tersebut. Di bawah ini merupakan saran yang dapat kami ajukan : 1.
Karena penulisan makalah ini merupakan penulisan awal, kami berharap agar dapat dikembangkan agar diperoleh gambaran lebih lanjut perihal alat dan mesin penanaman.
26