KELOMPOK 7 TUGAS MAKALAH FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI 1” “ ANTI ARITMIA”
DISUSUN OLEH: MUH RESKI MELLY OLIVIA NURLAILA QADRIAH RASYID RASYID ASTRY IVON SAMALIWU VIVI FANTIKASARI GLADIES JUMIATI NURHAYATI
JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2016
Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya khususnya bagi kami yang telah menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Antibiotik Bet-Laktam”. Dalam penulisan makalah
ini, Alhamdulilah kami tidak mendapatkan
kendala-kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu, kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen sebagai pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motifasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Di sini kami juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah ini terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan. Untuk itu kami dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. semoga apa yang kami harapkan dapat dicapai dengan sempurna, Amin
Palu, September 2017
Penyusun
Daftar Isi
Kata pengantar.................................................................................................... Daftar isi.............................................................................................................. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang......................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah................................................................................... Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Anti aritmia................................................................... 2.2 Penyebab aritmia.................................................................................... 2.3 Gejala aritmia................................................................................. 2.4 Pengobatan Aritmia.........................................................................
BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan........................................................................................... Daftar pustaka
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Aritmia adalah gangguan irama jantung. Jantung manusia adalah organ otot yang berfungsi untuk memompakan darah. Otot ini bekerja secara otomatis. Tidak seperti tangan dan kaki yang dapat bergerak setelah mendapat perintah dari otak, jantung memiliki pusat pengaturan sendiri sehingga ia dapat secara konsisten terus berkontraksi memompa darah. Jantung
terdiri
dari
serambi
dan
bilik.
Serambi
adalah
tempat
penampungan darah. Setelah ditampung, darah akan dikirim ke bil ik untuk selanjutnya dipompakan ke luar tubuh. Gerakan jantung tersebut memiliki irama. Irama yang normal untuk jantung ialah dalam satu kali berkontraksi terdiri dari satu kali kontraksi atrium dan satu kali kontraksi bilik. Bila terjadi gangguan irama, misal dua kali kontraksi atrium-1 kali kontraksi bilik atau satu kali kontraksi atrium kemudian diselingin jeda dahulu baru terjadi kontraksi bilik, akan menyebabkan darah yang dipompakan jantung tidak optimal. Hal itulah yang terjadi pada kondisi aritmia. Mengingat tingginya angka kematian akibat aritmia, maka kami sebagai mahasiswa/i pembuat makalah ini akan menjelaskan lebih banyak lagi mengenai Aritmia.
I.2
Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan Anti aritmia 2. Apa penyebab aritmia. 3. Apa saja gejala dari aritmia 4. Bagaimana cara pengobatan dari aritmia
I.3
Tujuan penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1.
Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu Anti aritmia.
2.
Agar mahasiswa dapat mengetahui penyebab dari aritmia
3.
Agar mahasiswa dapat mengetahui gejala dari aritmia
4.
Agar mahasiswa dapat mengetahui pengobatan dari aritmia.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1
Pengertian Anti Aritmia Aritmia merupakan masalah pada jantung yang terjadi ketika organ tersebut berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Hal ini disebabkan oleh impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik.. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa anti aritmia merupakan obat golongan yang ditujukan untuk pengobatan aritmia. Hampir semua orang pernah mengalami aritmia, paling tidak sekali seumur hidup. Dalam kebanyakan kasus, aritmia tidak menyebabkan kekhawatiran apapun. Tapi pada jenis aritmia yang lebih serius dapat menyebabkan masalah seperti gagal jantung atau stroke. Beberapa jenis aritmia menghambat jantung untuk memasok darah kaya oksigen ke organ-organ tubuh. Sehingga memicu kerusakan atau kegagalan total pada organ tersebut. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang aritmia, Anda perlu memahami apa yang membuat jantung berdetak. Jantung memiliki
sistem
kelistrikannya
sendiri,
yang
bertanggung
jawab
mengirimkan impuls dari bagian atas jantung ke bawah dengan stabil, atau pada tingkat di mana tubuh membutuhkan darah. Impuls listrik ini datang dari noda sinoatrial yang terletak pada bilik jantung bagian atas sebelah kanan, yang dikenal dengan sebutan atrium kanan. Lalu, memicu pergerakan otot jantung untuk berkontraksi. Jika impuls listrik terganggu atau gagal untuk melewati jalurnya untuk sampai ke bagian bawah jantung, maka kontraksi jantung menjadi tidak beraturan.
Kondisi ini yang disebut sebagai aritmia, yang digolongkan menjadi beberapa jenis:
Barikardia – detak jantung lebih lambat daripada biasanya
Fibrilasi atrial / fibrilasi atrium - kontraksi jantung pada bilik atas tidak teratur
Fibrilasi ventrikel – kontraksi jantung pada bilik bawah tidak teratur
Kontraksi prematur – jantung berdetak terlalu dini
Takikardia – detak jantung lebih cepat daripada biasanya
II.2
Penyebab Aritmia Aritmia terjadi saat sinyal listrik yang dihasilkan noda sinoatrial terhalang atau tidak mengalir di jalur yang benar. Hal ini bisa disebabkan oleh beragam faktor seperti serangan jantung, hipertensi, penyakit jantung koroner, produksi hormon tiroid yang tidak normal, dan penyakit jantung lainnya. Aritmia juga bisa disebabkan oleh beberapa perilaku atau kebiasaan, seperti merokok, konsumsi alkohol, narkoba, kafein, bahkan obat yang dijual bebas dan obat resep dari dokter. Bahkan, sebagian orang dapat mengalami aritmia hanya karena berada dalam kondisi penuh tekanan, seperti di kantor. Orang-orang yang memiliki penyakit bawaan juga berisiko mengidap aritmia. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami aritmia, di antaranya:
Stres
Polusi udara
Merokok
Penggunaan narkoba
Sengatan listrik
Efek samping obat-obatan
Terlalu banyak mengonsumsi kafein atau alkohol
Menderita gangguan kelenjar tiroid
Menderita diabetes
Menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi
Terkena atau pernah kena serangan jantung
Menderita penyakit jantung koroner
Mengalami perubahan pada struktur jantung
Diagnosis aritmia
Beberapa jenis metode diagnosis yang biasa dilakukan untuk penyakit aritmia adalah:
Ekokardiogram. Pemeriksaan yang bertujuan mengevaluasi katup dan
otot jantung untuk mendeteksi penyebab aritmia ini dilakukan dengan bantuan gelombang ultrasound.
Elektrokardiogram (EKG). Metode diagnosis ini bertujuan merekam
aktivitas elektrik di dalam jantung dengan bantuan sejumlah alat yang disebut elektroda.
Tes
latihan
tekanan.
Metode
diagnosis
ini
dipadukan
dengan
elektrokardiogram. Di dalam tes tekanan, pasien akan diminta untuk melakukan latihan fisik, seperti mengayuh sepeda statis atau berjalan di atas treadmill. Kemudian tekanan darah dan denyut jantung pasien diteliti melalui monitor. Melalui tes tekanan ini, dokter dapat melihat seberapa jauh tingkat keteraturan irama jantung sebelum berubah oleh pengaruh aktivitas fisik tadi.
Monitor Holter. Tujuan pemeriksaan ini serta cara kerja alat yang dipakai
sebenarnya serupa dengan elektrokardiogram. Namun bedanya alat yang bernama monitor Holter ini bisa dibawa pasien pulang agar dapat merekam aktivitas jantungnya selama dia melakukan rutinitas tiap hari.
Studi
elektrofisiologi.
Melalui
metode
ini,
lokasi
airtmia
dan
penyebabnya dapat diketahui dengan menggunakan teknik pemetaan penyebaran impuls listrik di dalam jantung. Dalam melakukan pemetaan, dokter akan memasukkan sebuah kateter yang dilengkapi elektroda ke beberapa pembuluh darah di dalam jantung. Selain untuk melihat lokasi dan penyebab aritmia, studi elektrofisiologi juga bisa digunakan serupa seperti metode tes tekanan. Caranya adalah dengan merangsang jantung berkontraksi pada tingkat yang dapat memicu perubahan detak dengan menggunakan elektroda tersebut.
Kateterisasi
jantung. Metode ini menggunakan alat serupa studi
elektrofisiologi,
yaitu
kateter.
Namun
pada
kateterisasi
jantung,
pemeriksaan dilakukan dengan bantuan zat pewarna khusus dan X-ray guna mengetahui kondisi bilik, koroner, katup, serta pembuluh darah jantung. Sebenarnya pada beberapa kasus, dokter dapat dengan mudah mendiagnosis aritmia melalui pemeriksaan denyut jantung biasa. Namun ada beberapa kondisi selain aritmia yang juga memiliki gejala yang sama. Karena itu untuk lebih memastikan pasien menderita aritmia serta penyebabnya, tes-tes yang lebih detil dilakukan. Diagnosis yang tepat juga akan membantu dokter memberikan pengobatan yang tepat.
II.3
Gejala Aritmia Pada kebanyakan kasus, seseorang akan merasakan gejala aritmia seperti detak jantung seperti terlongkap atau jantung berdebar-debar. Pada kasus lainnya, jantung malah berdetak terlalu lambat atau tidak beraturan. Perubahan pola detak jantung normal dapat menyebabkan rasa lemas, gusar, dan pusing. Seseorang juga dapat pingsan, sulit bernapas, berkeringat sangat banyak, dan merasakan nyeri dada. Seperti yang disampaikan di awal, tidak semua kasus aritmia perlu dikhawatirkan. Namun, jika kondisi ini sering terjadi atau jika seseorang memang memiliki
masalah
jantung,
mendapatkan diagnosa.
sebaiknya
mengunjungi
dokter
untuk
II.4
Pengobatan Aritmia Terapi aritmia yang optimal, memerlukan pemahaman yang baik tentang farmakokinetik obat aritmia dan pengaruh penyakit terhadap obat tersebut, serta efeksamping dan interaksi obat juga perlu diperhatikan.oleh karena itu pengobatan aritmia terbagi : TERAPI NON FARMAKOLOGIS
- Kurangi merokok - Kurangi stress - Kurangi minuman beralkohol - Diet
TERAPI FARMAKOLOGIS OBAT ANTIARITMIA ( MENURUT VAUGHAN WILLIAMS )
1. Kelas I : Golongan Penyekat Na Ia : Quinidin, Procainamid, Disopyramid Ib : Lidocain, Mexiletin, Phenitoin Ic : Propafenon, Flecainamid, Moricizin
2. Kelas II : Golongan Penyekat Beta ( MK : memblok reseptor β adrenergik ) Ex
: Propanolol, Bisoprolol, Atenolol, Menoprolol
Indikasi
: Aritmia jantung, angina pektoris, dan hipertensi
3. Kelas III : Golongan obat yang memperpanjang potensial aksi dan repolarisasi ( paling aman ) Ex : Amiodaron, Sotalol, Bretilium, Dofatilide, Ibutilide MK : Memblok kanal kalium Indikasi : AF, PAF, PSVT, VA parah, VF
4. Kelas IV
: Golongan Ca – antagonis , ex : verapamil, diltiazem
MK
: Memblok kanal kalsium
Indikasi
: Supraventrikular aritmia (pada pasien Hipertensi)
OBAT ARITMIA KELAS I : meningkatkan waktu repolarisasi, interval QTc,
dan resiko TdP KELAS II DAN IV : menurunkan denyut jantung, menurunkan kekuatan
kontraksi ventrikel, menurunkan stroke volume, memperpanjang interval PR. KELAS IB : hanya bekerja pada jarinagn ventrikuler KELAS IC : tidak boleh digunakan setelah MI, atau pada pasien dengan HF, atau
hipertrofi ventrikuler kiri.
TERAPI MEKANIS
- Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik unutk menghentikan disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupaka prosedur elektif. - Defiblrilasi : Kerdioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat. - Defibrilator Kardioverter Implantable : suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi vantrikel. - Terapi Pace maker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
FAKTOR RESIKO
- Hipertensi - Stress karena meningkatnya produksi adrenalin yang bekerja pada pembukuh darah sehingga tekanan darah meningkat. - Diabetes - Bahan-bahan kimia tertentu, ex : Cofein
gol.
Xantin