KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena Hidayah-Nyalah tugas pembuatan makalah dokumemtasi keperawatan maternitas ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan tugas ini saya sebagai penulis mengambil ref erensi atau materi dari internet dan buku panduan yang terkait dengan materi ini, kemudian saya susun dan rangkum menjadi bentuk yang lebih terperinci. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih terdapat kekurangan – kekurangan, untuk itu saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penyusunan tugas yang berikutnya bisa lebih baik lagi. Bengkulu,
Juli 2014
Yunita Anggraini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993) Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. 1.2. Rumusan Masalah 1. Untuk mengetahui konsep keperawatan maternitas 2. Untuk mengetahui trend dan issu keperawatan maternitas 1.3. Tujuan Penulisan Agar mahasiswa tahu konsep keperawatan maternitas dan ternd dan issu keperawatan maternitas yang ada di indonesia BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Keperawatan Maternitas A. Pengertian
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir (May & Mahlmeister, 1990). Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal (Auvenshine & Enriquez, 1990). Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai dari konsepsi sampai dengan enam minggu setelah melahirkan. (Shane,et.al.,1990). Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan (Reede, 1997). Keperawatan
Maternitas
merupakan
pelayanan
keperawatan
profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur (WUS) yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993). Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu menyakini bahwa peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang normal serta membutuhkan adaptasi fisik dan psikososial dari individu dan keluarga. Keluarga perlu didukung untuk memandang
kehamilan
sebagai
pengalaman
yang
positif
dan
menyenangkan. Upaya mempertahankan kesehatan ibu dan bayinya sangat membutuhkan partisipasi aktif dari keluarganya. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, dapat mengakibatkan krisis situasi selama anggota keluarga tidak merupakan satu keluarga yang utuh. Proses kelahiran merupakan permulaan bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting. Pelayanan keperawatan ibu akan mendorong interaksi positif dari orang tua, bayi dan angggota keluarga lainnya dengan menggunakan sumbersumber dalam keluarga. Sikap, nilai dan perilaku setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan social ekonomi dari calon ibu sehingga ibu serta individu yang dilahirkan akan dipengaruhi oleh budaya yang diwarisi. Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan
informasi
yang
diberikan.
Perawat
memiliki
komitmen
menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk mengkaji masalah kesehatan dan sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan masyarakat; merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-maslah klien, keluarga dan masyarakat; serta memberikan dukungan pada potensi yang dimiliki klien dengan tindakan keperawatan
yang tepat. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan memerlukan kerjasama tim yang terdiri dari pasien, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat. B. Trend Keperawatan Maternitas Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam
memberikan
pelayanan
kesehatan/keperawatan,
memiliki
kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek. . Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan, maka solusi yang harus ditempuh dalam keperawatan maternitas adalah: a. Pengembangan pendidikan keperawatan. Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan,
pembinaan
berkelanjutan.
Akademi
profesi
dan
Keperawatan
pendidikan merupakan
keperawatan pendidikan
keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan. b. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien. c. Penyempurnaan organisasi keperawatan Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat
dan
dinamis
kepentingan
serta
individu
kemampuan
menjadi
mengakomodasi
kepentingan
organisasi
setiap dan
mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan
manfaatnya.
Restrukturisasi
organisasi
keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat. C. Peran Perawat. Defenisi Peran Perawat Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21). Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan. Keperawatan merupakan Profesi, dimana kedepan perlu semakin tertib, seperti yang dikemukakan oleh word medical assosiation, (1991) yakni” enhancing the quality of life and the health status of all peaple” makin
tertibnya
pekerjaan
profesi
yang
apabila
semakin
terus
dipertahankan, pada giliranya
akan berperan besar dalam turut
meningkatkan kualitas hidup serta derajat Kesehatan Masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan dalam menjalankan pelayanan sebagai Nursing Services menyangkut bidang yang amat luas sekali, secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk membantu orang sakit maupun sehat dari sejak lahir sampai meningal dunia dalam bentuk peningkatan Pengetahuan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki, sedemikian rupa sehingga orang tersebut dapat secara optimal malakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa memerlukan
bantuan
dan ataupun
tergantung pada orang lain (Sieglar cit Henderson, 2000). Perhatian Perawat Profesional pada waktu menyelenggarakan pelayanan Keperawatan adalah pada pemenuhan kebutuhan dasar Manusia. Profil Perawat Profesional adalah gambaran dan penampilan menyeluruh. Perawat dalam melakukan aktifitas Keperawatan sesuai dengan Kode Etik Keperawatan. Aktifitas
Keperawatan
meliputi
peran
dan
fungsi
pemberi Asuhan Keparawatan, praktek Keperawatan, pengelola institusi Keperawatan,
pendidikan klien serta kegiatan penilitian dibidang
Keperawatan. (Sieglar, 2000). Adapun fungsi dan tugas perawat adalah sebagai berikut : Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi. Fungsi peran perawat: 1. Fungsi Independen Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara
sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM. 2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana. 3.
Fungsi Interdependen Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997): a. Pelaksana Perawat yang bekerja member asuhan keperawatan di tempat pelayanan kesehatan. b. Pendidik Pendidik disini dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat memberikan pendidikan kepada klien. c. Konselor Perawat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling kepada klien, konselor bertanggung jawab memberikan layanan dan konseling d. Role model bagi para ibu Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan keperawatan maternitas. e. Role model bagi teman sejawat Panutan sesama perawat atau saling bekerja sama antar paerawat. f. Perumus masalah Mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan merumuskan masalah tersebut. g. Ahli keperawatan Perawat harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Old(1988), Bobak & Jensen (1993): 1. Member pelayanan. 2. Advocate 3. Pendidik 4. Change Agent. 5. Political Activist 6. Peneliti C. Pendekatan Pelayanan Keperawatan Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas yaitu: 1. Holistik. 2. Penghargaan terhadap pasien 3. Peningkatan kemampuan pasien Kemandirian 4. Pemanfaatan & peningkatan sumber daya yang diperlukan 5. Proses keperawatan 6. Berpusat pada keluarga= FCMC (Family Centered Maternity Care) 7. Caring: Siap dengan klien; Menghargai system nilai; Memenuhi kebutuhan dasar klien; Penyuluhan/konseling kesehatan. 2.2 PERSPEKTIF KEPERAWATAN MATERNITAS A. Sejarah Pendamping Persalinan : Perempuan, berkeluarga, mempunyai anak banyak B. Tujuan Tujuan keperawatan maternitas adalah: 1. Membantu wanita usia subur & keluarga dalam masalah produksi & menghadapi kehamilan. 2. Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, & nifas adalah normal. 3. Memberi dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, & nifas adalah pengalaman positif & menyenamgkan. 4. Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini.
5. Memberi informasi tentang kebutuhan calon orang tua. 6. Memahami keadaan social & ekonomi ibu. C. Model Konsep Keperawatan Maternitas 1. Tradisional Care Keperawatan maternitas yang dilakukan secara tradisional. Pada penggunaan konsep ini, proses kelahiran ditangani oleh tenaga yang tidak terlatih. Ciri-ciri dari TC adalah, a. Memisahkan ibu dari keluarga selama proses persalinan. b. Memindahkan klien: dari ruang penerimaan ke ruang persalinan. c. Melarang ibu beraktifitas selama proses persalinan. d. Melakukan tindakan rutin: episitomi, obat-obatan. e. Tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan & operasi. f.
Kontak orang tua & anak kurang.
g. Pemberian susu bayi dibatasi. h. Waktu berkunjung dibatasi. i.
Rooming-in dibatasi.
j.
Tidak ada Follow-up ke rumah.
k. Kontrol postpartum rutin pada hari minggu ke enam. Contoh dari TC adalah pemisahan ruang rawat ibu dan bayi. Bayi mempunyai ruangan khusus yang didalamnya terdapat bayi dari seluruh ibu yang telah melewati proses persalinan. Ibu dan bayi hanya dipertemukan saat waktu pemberian ASI pada bayi tersebut tiba. Penggunaan metode ini mengakibatkan kontak batiniah antara ibu dan anak tidak terlalu kuat. 2. FCMC (Family Centered Maternity Care) Proses keperawatan maternitas yang ditangani oleh tenaga terlatih dan mampu melaksanakan proses keperawatan maternitas mulai dari proses kehamilan calon ibu sampai perawatan bayi dan masa nifas ibu pasca melahirkan. a. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
b. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas. c. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi. d. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah. e. Menetapkan peraturan yang flexibel. f. Menjalankan system kunjungan tidak ketat. g. Mengadakan kontak dini bayi dan orang tua. h. Menjalankan rooming-in (Ruang rawat gabung untuk ibu hamil). i. Mengikut sertakan anak-anak dalam proses perawatan. j. Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU. k. Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti Follow-up. Contoh dari konsep FCMC adalah tindakan Kurtase dan metode kanguru. Tindakan kurtase adalah tindakan yang dilakukan pada klien abortus yang dikarenakan keabnormalan dari janin klien tersebut yang dapat membahayakan jiwa klien. Pada masa TC, abortus hanya dilakukan oleh tenaga tidak terlatih, sehingga proses abortus hanya sebatas mengeluarkan janin yang ada dalam kandungan tanpa adanya usaha untuk membersihkan seluruh sisa dari janin yang telah dikeluarkan. Proses kurtase ini baru digunakan dalam konsep FCMC karena konsep kurtase ini membutuhkan tenaga ahli dan profesional serta harus didukung oleh peralatan yang memadai.(Penjelasan Kurtase terlampir) Sedangkan metode kanguru adalah metode yang diterapkan pada bayi prematur. Metode kanguru ini merupakan pengganti metode inkubator. Di beberapa negara maju di dunia, lebih memilih menggunakan metode kanguru dibandingkan dengan metode inkubator. Karena dengan metode kanguru, kontak batin antara ibu-anak akan lebih terbentuk dibandingkan dengan menggunakan inkubator yang membuat ibu dan bayinya terpisah. 3. Model Konsep “Self Care Orem” a. Penekanan pada aktifitas mandiri kemudian mencapai kesejahteraan ibu & bayi. b.
Pada Maternal: mampu mandiri dalam perawatan diri.
c. Melihat dari kemampuan. d.
Berdasarkan kondisi. C. Karakteristik
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu: 1. Fokus kebutuhan dasar = Sejahtera 2. Pendekatan keluarga = FCMC 3. Tindakan khusus dengan peran perawat. 4. Terjadi interaksi = Strategi Pelayanan 5. Kerja dalam Tim = Semua yang terkait D. Paradigma Keperawatan Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara langsung
dengan
aktifitas
yang
terjadi
dalam
profesi
tersebut.
Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan. a. Manusia Manusia terdiri dari : • WUS • PUS • Perempuan dan Janin • Perempuan masa persalinan • Perempuan nifas hingga 6 minggu • Bayi sampai usia 40 hari • Keluarga • Masyarakat Unik, Utuh, Tumbang. b. Lingkungan Lingkungan terdiri dari: • Anggota keluarga • Masyarakat : Sikap, nilai, & perilaku Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan social disamping pengaruh fisik Proses
kehamilan danpersalinan serta nifas akan melibatkan semua anggota keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran merupakan permulaan suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga pelayanan maternitas akan mendorong interaksi yang positif dari orang tua, bayi dan angota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga. c. Sehat Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis, tergantung dari perubahan-perubahan fisik & psikososial “Adaptasi”. Setiap individu memiliki hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Ibu dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi, baik fisik maupun psikososial. Kesejahteraan Reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, & social secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit / kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi & prosesnya. d. Keperawatan Ibu Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik & psikososial ibu selama proses konsepsi/kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, & bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. Keperawatan ibu memberikan asuhan keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. E. Tatanan Pelayanan Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu: 1. Rumah Sakit 2. Puskesmas
3. Rumah bersalin 4. Komunitas 5. Polindes F. Standar Praktek Menurut OGNN : • Area Klinik = 1. Keperawatan Antepartum 2. Keperawatan Intrapartum 3. Keperawatan Postpartum • Praktek Keperawatan = 1. Perawatan Obstetrik 2. Perawatan Ginekology 3. Perawatan Neonatal 4. Praktek keperawatan yang komprehensif disediakan untuk individu, keluarga, & masyarakat dengan kerangka proses keperawatan. • Pendidikan Kesehatan = Penkes untuk individu, keluarga, & masyarakat merupakan bagian
integral
dari
praktek
keperawatan
OGN.
Menurut ANA, 1987: 1. Perawat
membantu
anak
&
orang
tuanya
untuk
meningkatkan & mempertahankan kesehatan yang optimal. 2. Perawat
membantu
keluarga
untuk
mencapai
&
mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan personal dari anggota keluarga & fungsi keluarga yang optimal. 3. Perawat
memberikan
pelayanan
kepada
klien
yang
membutuhkan, dan keluarga yang mempunyai resiko untuk mencegah masalah aktual & potensial dalam kesehatan. 4. Perawat
meningkatkan
lingkungan
yang
membahayakan tumbuh kembang & sistem reproduksi.
tidak
5. Perawat mendeteksi perubahan status kesehatan & deviasi dari perkembangan yang optimum. 6. Perawat memberikan intervensi yang tepat & pengobatan untuk meningkatkan kesehatan & memulihkan penyakit. 7. Perawat membantu klien & keluarganya untuk mengerti & memakai koping yang baik dengan trauma/benturan dalam perkembangan selama sakit, masa tumbang, & anak-anak. 8. Perawat mempunyai strategi yang aktif & positif untuk menggunakan sumber-sumber dalam member pelayanan. 9. Perawat meningkatkan praktek keperawatan ibu & anak melalui penilaian praktek, pendidikan, & penelitian.
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari,
beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan, dan dengan persetujuan dari pasien dan keluarga sesuai dengan kemampuan sosial ekonomi masing- masing. Di indonesia masih rendah peran profesi keperawatan maka dari itu , maka solusi yang harus ditempuh dalam keperawatan maternitasuntuk tercapainya
mutu
pelayanan
positif yaitu Pengembangan
kesehatan
pendidikan
yang
yang
berdampak
keperawatan, Memantapkan
system pelayanan perawatan professional,Penyempurnaan organisasi keperawatan. 3.2. Saran Marilah kita bersama- sama belajar dengan sungguh- sungguh di dalam dunia pendidikan tinggi keperawatan supaya menghasilkan tenaga keperawatan professional yang mampu mengadakan pembaharuan dan perbaikan
mutu
pelayanan/asuhan
keperawatan,
serta
penataan
perkembangan kehidupan profesi keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition. St.Louis: Mosby. Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders Company.
Handout Ns. Ulty Desmarnita, SKp., MKep., Sp.Mat. 2010. http://keperawatan-keperawatan.blogspot.com/2008/02/konsep-dasarkeperawatan-maternitas.html