EKSPOR IMPOR MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Perekonomian Indonesia yang dibina oleh Ibu Grisvia
Oleh 1. Hurin Insani 2. Reza Zulfikar 3. Rifqotul Amaliyah
(309422423739) (309422423739 ) (309422425451) (309422425451 ) (309422227145) (309422227145 )
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTASI PRODI S1 AKUNTASI MARET 2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekspor Impor” ini dengan lancar.
Penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, dalam kesempatan yang diberikan Allah SWT ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Gresvia selaku Dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia. 2. Orang Tua para penulis. 3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari akan ketidaksempurnaan penulisan makalah ini, karena “tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik untuk memperbaikinya. Penulis juga berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Malang, 24 Maret 2011
Penulis
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekspor Impor” ini dengan lancar.
Penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, dalam kesempatan yang diberikan Allah SWT ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Gresvia selaku Dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia. 2. Orang Tua para penulis. 3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari akan ketidaksempurnaan penulisan makalah ini, karena “tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik untuk memperbaikinya. Penulis juga berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Malang, 24 Maret 2011
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar....................................... Pengantar............................................................. ............................................. .......................
i
Daftar Isi........................................... Isi................................................................. ............................................ ............................ ......
ii
Daftar Tabel................................................ Tabel...................................................................... ........................................ ..................
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.............................. Belakang.................................................... ........................................ .................. 1.2 Rumusan Masalah........................... Masalah................................................. ...................................... ................ 1.3 Tujuan Penulisab................................. Penulisab....................................................... ................................. ...........
1 1 1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7
Ekspor................................................................................... Impor..................................................................................... Prosedur Kegiatan Ekspor Impor.......................................... Impor.......................................... Manfaat Kegiatan Ekspor Impor.......................................... Impor.......................................... Masalah Ekspor Impor................................................. Impor......................................................... ........ Neraca Perdagangan............................................. Perdagangan............................................................. ................ Kebijakan Ekspor Impor......................... Impor............................................... ............................. .......
2 8 15 16 18 20 23
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ..………............................................................
24
Daftar Rujukan................................ Rujukan...................................................... ............................................ .............................. ........
25
Lembar Kontribusi................................... Kontribusi......................................................... ........................................... .....................
26
ii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
Ringkasan Perkembangan Ekspor Indonesia Januari 2011 ......................... 4
2.2
Ekspor Nonmigas Beberapa Golongan Barang Januari 2011 ...................... 5
2.3
Ekspor Nonmigas Indonesia Menurut Negara Tujuan Januari 2011 ........... 7
2.4
Ringkasan Perkembangan Impor Indonesia Januari 2010 dan 2011 ........... 10
2.5
Impor Nonmigas Indonesia Sepuluh Golongan Barang Utama Januari 2010 dan 2011 ................................................................................. 11
2.6
Impor Nonmigas Indonesia Menurut Negara Asal Barang Utama Januari 2010 dan 2011 ................................................................................. 13
2.7
Impor Indonesia Menurut Golongan Penggunaan Barang Januari 2010 dan 2011 ................................................................................. 14
2.8
Neraca Perdagangan Indonesia dengan Jepang Periode 2005 – 2010 ........ 20
2.9
Neraca Perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat Periode 2005 – 2010 ................................................................................... 21
2.10 Neraca Perdagangan Indonesia Total ........................................................... 22
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam perkonomian setiap negara. Dewasa ini tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar negeri. Perekonomian setiap negara praktis sudah terbuka bagi dan terjalin dengan dunia internasional. Perekonomian tertutup hanya ada dalam tertutup hanya ada dalam teori. Begitu juga dengan Indonesia. Perdagangan luar negeri menjadi semakin penting, bukan saja dalam kaitan dengan haluan pembangunan yang berorientasi ke luar, yakni membidik masyarakat di negara- negara lain sebagai pasar hasil-hasil produksi dalam negeri, tapi juga pengadaan barang-barang modal untuk memacu industry dalam negeri. Mengenali kecenderungan serta kinerja ekspor dan impor dapat diketahui keunggulan dan kelemahan ekspor negara yang bersangkutan, perilaku konsumsi masyarakat, serta kerentanan sektor industri negara itu akan kesinambungan pasok bahan baku atau barang modal dari luar negeri.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan ekspor impor beserta syarat-syaratnya ? 2. Bagaimana perkembangan ekspor impor Indonesia sampai saat ini ? 3. Apa saja manfaat ekspor dan impor ?
1.2 Tujuan Penulisan 1. Memahami apa yang dimaksud dengan ekspor impor beserta syarat-syaratnya 2. Mengetahui keadaan ekspor impor Indonesia sampai saat ini 3. Memahami manfaat dari kegiatan ekspor dan impor
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ekspor Kegiatan ekspor merupakan salah satu faktor penentu dalam menentukan roda perekonomian di negara kita. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sebagai negara yang sangat kaya raya dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif terlibat dalam perdagangan internasional. Pengertian ekspor secara umum adalah Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain. Dalam Wikipedia bahasa Indonesia ekspor diartikan sebagai proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor. Sedangkan pengertian ekspor menurut UU Kepabeanan adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri (daerah pabean), barang dari luar negeri (luar daerah pabean), barang bekas atau baru.
2.1.1
Persyaratan Ekspor Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi eksportir ketika akan
mengekspor, antara lain: 1. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Propinsi (Kanwil Deperindag), atau ; 2. Surat Ijin Usaha (SIU) oleh Departemen Tehnis atau Lembaga Pemerintah 3. Surat pengakuan sebagai eksportir atau importir terdaftar (Approved Exporter/ Importer ) dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan khususnya untuk
mata dagangan yang diatur tata niaganya dan mata dagangan yang diawasi
2
3
ekspor dan impornya 4. Tanda Pengenal Perusahaan Eksportir Tertentu (TPPET) yang dikeluarkan Departemen Keuangan kepada perusahan eksportir/ importir yang mendapat fasilitas pembiayaan dari Bank Indonesia dan kemudahan kepabeanan dari Dirjen Bea dan Cukai.
2.1.2
Dokumen Ekspor Dokumen-dokumen yang harus dipenuhi ketika mengekspor barang
diantaranya adalah: 1. Dokumen Utama : • PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
adalah pemberitahuan oleh pemberitahu atas barang yang akan diekspor berdasarkan dokumen pelengkap Pabean sesuai prinsip self asessment. • B/L (Bill of Lading) untuk angkutan laut
adalah jenis dokumen yang digunakan untuk mengakui penerimaan kiriman barang. • Invoice
Merupakan dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh customer. • Packing List
Merupakan dokumen packing atau kemasan yang menunjukkan jumlah, jenis serta berat dari barang ekspor atau impor. Juga merupakan penjelasan dari uraian barang yang disebut di dalam commercial invoice. 2. Dokumen Pelengkap : • SKA (Surat Keterangan Asal) / COO (Certificateof Origin)
Merupakan sertifikasi asal barang, dimana dinyatakan dalam sertifikat tersebut bahwa barang atau komoditas yang diekspor adalah berasal dari daerah atau negara pengekspor. • SM (Sertifikat Mutu)
Merupakan sertifikat yang menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan oleh produsen atau produk yang diekspor bermutu. • LPS- E (Laporan Pemeriksaan Surveyor - Ekspor)
4
2.1.3
Perkembangan Ekspor Migas dan Nonmigas Indonesia Ekspor Indonesia pada Januari 2011 mengalami penurunan sebesar 14,11
persen dibanding Desember 2010, yaitu dari US$16.829,9 juta menjadi US$14.454,5 juta. Bila dibandingkan dengan Januari 2010, ekspor mengalami peningkatan sebesar 24,65 persen. Penurunan ekspor Januari 2011 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas sebesar 12,04 persen, yaitu dari US$13.570,6 juta menjadi US$11.936,3 juta, selain itu juga disebabkan turunnya ekspor migas sebesar 22,74 persen dari US$3.259,3 juta menjadi US$2.518,2 juta. Lebih lanjut penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah sebesar 34,46 persen menjadi US$816,4 juta. Demikian juga ekspor hasil minyak turun sebesar 18,13 persen menjadi US$398,1 juta dan ekspor gas turun sebesar 14,65 persen menjadi US$1.303,7 juta. Sedangkan volume ekspor migas Januari 2011 terhadap Desember 2010 (berdasarkan data Pertamina dan BP Migas) untuk minyak mentah dan hasil minyak masing-masing turun sebesar 39,42 persen dan 25,20 persen, demikian juga gas juga turun sebesar 38,49 persen. Sementara itu, harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari US$91,37 per barel di Desember 2010 menjadi US$97,11 per barel di Januari 2011. Akan tetapi jika dibandingkan dengan Januari 2010, nilai ekspor Januari 2011 mengalami peningkatan 24,65 persen. Peningkatan ini disebabkan naiknya ekspor nonmigas sebesar 29,03 persen dan ekspor migas sebesar 7,39 persen.
5
Tabel 2.1 Ringkasan Perkembangan Ekspor Indonesia Januari 2011 NILAI FOB (Juta US$) URAIAN
% Peran thdp total Jan 2011
Jan-10
Des-10
Jan-11
11 595,9
16 829,9
14 454,5
157 779,1
-14,11
24,65
100
2 344,9
16 829,9
2 518,2
28 039,6
-22,74
24,65
17,42
M.Mentah
667,1
1 245,5
816,4
10 402,9
-34,46
22,38
5,65
Hasil Minyak
315,9
486,3
398,1
3 967,3
-18,13
26,04
2,75
1 361,9
1 527,5
1 303,7
13 669,4
-14,65
-4,27
9,02
Nonmigas
9 251,0
13 570,6
11 936,3
129 739,5
-12,04
29,03
82,58
Pertanian
364,7
386,7
6,03
2,68
Industri
6 712,2
9 287,3
38,37
64,25
Pertamb. Dll
2 174,1
2 262,3
4,06
15,65
Total Ekspor Migas
Gas
Jan-Des 10
%Peruba han Jan 2011 thd Des 2010
% Peruba han Jan 2011 terhada p 2010
• Ekspor Non Migas Menurut Golongan Barang
Penurunan terbesar ekspor nonmigas Januari 2011 terhadap Desember 2010 terjadi pada bijih, kerak dan abu logam sebesar US$600,0 juta sedangkan peningkatan terbesar pada karet dan barang dari karet sebesar US$148,7 juta.
6
Tabel 2.2 Ekspor Nonmigas Beberapa Golongan Barang Januari 2011 NILAI FOB (Juta US$) GOL BARANG
Bhn bkr mineral Lemak & minyak hewan/nabati Mesin/peralatan listrik Karet & barang dari karet Bijih, kerak, & abu logam Mesinmesin/pesawat mekanik Bahan kimia organik
Jan-10
Des-10
Jan-11
Jan-Des 10
Perubah an Jan 2011 thdp Des 2010 (Juta US$)
% Peran thdp Total Nonmigas Januari 2011
1 751,2
1 835,2
1 820,7
18 725,7
-14,5
15,25
836,7
2 148,0
1 776,9
16 312,2
-371,1
14,89
673,2
889,2
857,3
10 373,2
-31,9
7,18
521,1
963,7
1 112,4
9 373,4
148,7
9,32
429,6
1 088,0
488
8 148,0
-600
4,09
429,6
456,3
417,6
4 986,7
-38,7
3,5
227,6
264,7
295,7
2 690,1
31
2,48
Alas kaki
195,8
260,9
274,8
2 501,9
13,9
2,3
Serat stapel buatan Berbagai produk kimia Total 10 Golongan Barang
149,6
205,9
206,9
2 075,2
1
1,73
77,7
224,5
230,2
1 874,5
5,7
1,93
5 228,4
8 336,4
7 480,5
77 060,9
-855,9
62,67
4 022,6
5 234,2
4 455,8
52 678,6
-778,4
37,33
9 251,0
13 570,6
11 936,3
129 739,5
-1 634,3
100
Lainnya Total Ekspor Nonmigas
Komoditi lainnya yang juga mengalami penurunan ekspor adalah lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$371,1 juta; mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar US$38,7 juta; mesin/peralatan listrik sebesar US$31,9 juta; serta bahan bakar mineral sebesar US$14,5 juta. Sedangkan komoditi yang mengalami peningkatan selain karet dan barang dari karet adalah bahan kimia organik sebesar US$31,0 juta; alas kaki sebesar US$13,9 juta; berbagai produk kimia sebesar US$5,7 juta; serta serat stapel buatan sebesar US$1,0 juta. Selama Januari 2011, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 dijit) di atas memberikan kontribusi 62,67 persen terhadap total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut naik 43,07 persen terhadap bulan yang sama tahun 2010. Sementara itu, peranan ekspor nonmigas di luar 10 golongan barang pada Januari 2011 sebesar 37,33 persen.
7
•
Ekspor Nonmigas Menurut Negara Tujuan Utama Ekspor nonmigas Indonesia pada Januari 2011 ke Amerika Serikat, Jepang
dan Cina masingmasing mencapai US$1.255,3 juta, US$1.209,6 juta dan US$1.152,7 juta, dengan peranan ketiganya mencapai 30,31 persen. Penurunan ekspor nonmigas Januari 2011 jika dibandingkan dengan Desember 2010 terjadi ke beberapa negara tujuan utama, yaitu Cina sebesar US$551,1 juta; Jepang sebesar US$508,3 juta; Jerman sebesar US$69,3 juta; Amerika Serikat sebesar US$44,8 juta; Australia sebesar US$42,5 juta; Taiwan sebesar US$28,2 juta; dan Inggris sebesar US$11,1 juta. Sebaliknya, ekspor ke Malaysia mengalami peningkatan sebesar US$67,5 juta, diikuti Thailand sebesar US$65,5 juta; Korea Selatan sebesar US$59,4 juta; Singapura sebesar US$35,5 juta; serta Perancis sebesar US$8,4 juta. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) pada Januari 2011 mencapai US$1.756,5 juta. Secara keseluruhan, total ekspor kedua belas negara tujuan utama di atas turun 11,86 persen. Pada Januari 2011, Amerika Serikat masih merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan kontribusi sebesar 10,52 persen, diikuti Jepang 10,13 persen, dan Cina 9,66 persen.
8
Tabel 2.3 Ekspor Nonmigas Indonesia Menurut Negara Tujuan Januari 2011 NILAI FOB (Juta US$) NEGARA TUJUAN
Perubahan Januari 2011 thdp Desember 2010 (Juta US$)
% Peran thd Total Nonmigas Januari 2011
Jan-10
Des-10
Jan-11
Jan-Des 10
1 915,5
2 695,9
2 839,9
26 991,7
144
23,79
Singapura
655,1
857,9
893,4
9 553,6
35,5
7,48
Malaysia
597,7
911,2
978,7
7 753,6
67,5
8,2
Thailand
296,4
371,1
436,6
4 054,3
65,5
3,66
ASEAN Lainnya
366,3
555,7
531,2
5 630,2
-24,5
4,45
1 170,9
1 944,5
1 756,5
17 083,8
-188
14,72
202
330,3
261
2 983,3
-69,3
2,19
Perancis
162,2
98,1
106,5
1 122,8
8,4
0,89
Inggris UNI EROPA Lainnya
170,4
146,3
135,2
1 693,2
-11,1
1,13
636,3
1 369,8
1 253,8
11 284,5
-116
10,51
NEG. UTAMA LAINNYA
4 267,0
5 876,5
4 761,0
56 389,3
-1 115,5
39,89
Cina
1 010,9
1 703,8
1 152,7
14 080,9
-551,1
9,66
Jepang
1 295,2
1 717,9
1 209,6
16 496,5
-508,3
10,13
Amerika Serikat
991,1
1 300,1
1 255,3
13 326,5
-44,8
10,52
Australia
159,8
220,5
178
2 363,4
-42,5
1,49
Korea Selatan
523,8
617,9
677,3
6 869,7
59,4
5,68
Taiwan
286,2
316,3
288,1
6 869,7
-28,2
2,41
6 350,8
8 591,4
7 572,4
83 550,1
-1 019,0
63,44
2 900,2
4 979,2 13 570,6
4 363,9 11 936,3
46 189,4 129 739,5
-615,3
36,56
-1 634,3
100
ASEAN
UNI EROPA Jerman
Total 12 Negara Tujuan Lainnya Total Ekspor Nonmigas
9 251,0
2.2 Impor Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
9
Pengertian impor menurut UU Kepabeanan adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Semua barang yang dimaksudkan adalah semua atau seluruh barang dalam bentuk dan jenis apa saja yang masuk ke dalam daerah pabean. Indonesia mengimpor 3 jenis barang yaitu barang konsumsi, barang modal, dan barang baku/penolong.
Barang Konsumsi adalah barang-barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,seperti makanan, minuman, susu, mentega, beras, dan daging.
Bahan Baku/ Bahan Penolong merupakan barang- barang yang diperlukan untuk kegiatan industri baik sebagai bahan baku maupun bahan pendukung, seperti kertas, bahan-bahan kimia, obat-obatan dan kendaraan bermotor.
Barang Modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat berat.
2.2.1
Persyaratan Impor Sebelum seseorang atau suatu badan usaha melakukan impor,syarat-syarat
yang harus dipenuhi adalah: 1. Mengajukan dan mengisi formulir dengan melampirkan : o
Copy Akte Pendirian Perusahaan yang te-legalisir.
o
SIUP
o
Domisili Perusahaan
o
NPWP
o
Neraca Awal
o
Referensi bank yang bersangkutan
o
Bukti adanya hubungan atau kontak dengan luar negeri, atau penunjukan agen (yang terdaftar di Deperindag)
o
Tanda Daftar Perusahaan
2. Setelah data diperiksa dengan benar dan lengkap, Kanwil Deperindag
menerbitkan API (Angka Pengenal Impor).
2.2.2
Dokumen-Dokumen Impor
1. RKSP (Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut) 2. PIB (Pemberitahuan Impor Barang)
10
adalah pemberitahuan oleh pemberitahu atas barang yang akan diimpor berdasarkan dokumen pelengkap Pabean sesuai prinsip self asessment. 3. Manifest Merupakan dokumen yang berisi daftar cargo. Dokumen ini berisi tentang jenis barang, merek barang, dan jumlah barang. 4. Invoice Merupakan dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh customer. 5. COO (Certificat of Origin) Merupakan sertifikasi asal barang, dimana dinyatakan dalam sertifikat tersebut bahwa barang atau komoditas yang diekspor adalah berasal dari daerah / negara pengekspor. 6. D/O {Delivery Order) Merupakan dokumen yang berfungsi sebagai surat perintah penyerahan barang kepada pembawa surat tersebut, yang ditujukan kepada bagian yang menyimpan barang ( Bagian gudang ) milik perusahaan atau bagian gudang perusahaan lain yang memiliki konsensus dengan perusahaan yang menerbitkan Delivery Order.
2.2.3 Perkembangan Impor di Indonesia a. Impor Migas dan NonMigas Nilai impor Indonesia Januari 2011 sebesar US$12.548,7 juta atau turun sebesar US$598,0 juta (4,55 persen) jika dibanding impor Desember 2010. Hal ini disebabkan oleh penurunan impor non migas sebesar US$926,8 juta atau 8,82 persen. Sebaliknya, impor migas mengalami peningkatan US$328,8 juta (12,44 persen). Lebih lanjut peningkatan impor migas disebabkan oleh meningkatnya impor hasil minyak sebesar US$519,3 juta (33,25 persen). Sementara itu, impor minyak mentah dan gas menurun masingmasing sebesar US$135,1 juta (15,05 persen) dan US$55,4 juta (30,19 persen). Sementara itu jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, nilai impor Indonesia pada Januari 2011 meningkat US$3.058,2 juta atau 32,22 persen. Peningkatan terjadi pada impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar US$1.034,9 juta (53,43 persen) dan US$2.023,3 juta (26,79 persen). Secara lebih rinci peningkatan impor migas lebih
11
disebabkan oleh peningkatan impor hasil minyak sebesar US$1.074,6 juta (106,79 persen) dan impor gas sebesar US$45,8 juta (55,65 persen). Sebaliknya impor minyak mentah menurun US$85,5 miliar atau 10,08 persen.
Tabel 2.4 Ringkasan Perkembangan Impor Indonesia Januari 2010 dan 2011 Nilai CIF (Juta US$) Uraian
Perubahan (%) Jan Jan 2011 2011 thd thd Des Jan 2010 2010
Peran thd total impor Januari 2011 (%)
Jan-Des 10
Jan-10
Des-10
Jan-11
Total
135 663,3
9 490,5
13 146,7
12 548,7
-4,55
32,22
100
Migas
27 412,7
1 936,9
2 643,0
2 971,8
12,44
53,43
23,68
Minyak Mentah
8 531,3
848,3
897,9
762,8
-15,05
-10,08
6,08
Hasil Minyak
18 018,2
1 006,3
1 561,6
2 080,9
33,25
106,79
16,58
863,2
82,3
183,5
128,1
-30,19
55,65
1,02
108 250,6
7 553,6
10 503,7
9 576,9
-8,82
26,79
76,32
Gas
Nonmigas
Selama tiga belas bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Januari 2011 dengan nilai mencapai US$2.971,8 juta dan terendah terjadi di Januari 2010, yaitu sebesar US$1.936,9 juta. Sementara itu, nilai impor nonmigas tertinggi tercatat di Juli 2010, yaitu sebesar US$10.518,0 juta dan terendah di Februari 2010 dengan nilai sebesar US$7.452,7 juta.
b. Impor Non Migas Menurut Golongan Barang Selama Januari 2011, nilai impor nonmigas Indonesia mencapai US$9.576,9 juta. Jika dibanding impor nonmigas Desember 2010, tiga golongan barang mengalami peningkatan nilai impor, yaitu golongan barang kapas sebesar US$21,6 juta (8,79 persen), plastik dan barang dari plastik sebesar US$4,0 juta (0,84 persen), dan kendaraan bermotor dan bagiannya sebesar US$2,7 juta (0,56 persen). Sementara itu, tujuh golongan barang lainnya mengalami penurunan nilai impor. Dari tujuh golongan barang impor yang mengalami penurunan, satu golongan barang menurun diatas US$100,0 juta yaitu mesin dan peralatan mekanik yaitu sebesar US$143,1 juta atau 7,68 persen. Empat golongan barang berikutnya menurun antara US$50,0 juta sampai dengan US$100,0 juta, yaitu besi dan baja sebesar US$81,6 juta (12,76 persen), mesin dan peralatan listrik sebesar
12
US$63,7 juta (4,34 persen), bahan kimia organik sebesar US$63,4 juta (12,33 persen), dan serealia sebesar US$56,1 juta (13,86 persen). Dua golongan barang lainnya menurun dibawah US$50,0 juta, yaitu barang dari besi dan baja sebesar US$33,9 juta (11,63 persen) dan gula dan kembang gula sebesar US$1,1 juta (0,54 persen). Sementara itu apabila dibanding impor bulan yang sama tahun sebelumnya, maka pada impor Januari 2011 hanya golongan barang dari besi dan baja yang mengalami penurunan sebesar US$37,9 juta (12,83 persen). Sementara itu sembilan golongan barang yang lain mengalami peningkatan nilai impor dengan peningkatan impor tertinggi dicapai oleh mesin dan peralatan listrik sebesar US$313,0 juta atau 28,64 persen. Sedangkan peningkatan impor terendah dialami oleh bahan kimia organik sebesar US$37,7 juta (9,13 persen).
Tabel 2.5 Impor Nonmigas Indonesia Sepuluh Golongan Barang Utama Januari 2010 dan 2011 Nilai CIF (Juta US$) GOL BARANG
Mesin dan peralatan mekanik Mesin dan peralatan listrik
Jan-Des 2010
Jan-10
Des-10
Jan-11
Perubahan (%) Jan Jan 2011 2011 thdp thdp Des Jan 2010 2010
Peran thd impor nonmigas Jan 2011 (%)
20 019,0
1 424,7
1 863,8
1 720,7
-7,68
20,78
17,97
15 633,2
1 092,7
1 469,4
1 405,7
-4,34
28,64
14,68
Besi dan baja Kendaraan bermotor dan bagiannya Plastik dan barang dari plastik
6 371,5
492,5
639,4
557,8
-12,76
13,26
5,82
5 737,4
344,2
482,4
485,1
0,56
40,94
5,07
4 817,1
323,3
476,1
480,1
0,84
48,5
5,01
Bahan kimia organik
5 326,4
412,9
514
450,6
-12,33
9,13
4,71
Serealia
2 159,2
100,8
404,7
348,6
-13,86
245,83
3,64
Kapas Barang dari besi dan baja Gula dan kembang gula Total 10 Golongan Barang Utama
2 232,1
145,8
245,7
267,3
8,79
83,33
2,79
3 451,0
295,4
291,4
257,5
-11,63
-12,83
2,69
1 252,8
70,9
204,6
203,5
-0,54
187,02
2,12
66 999,7
4 703,2
6 591,5
6 176,9
-6,29
31,33
64,5
41 250,9
2 850,4
3 912,2
3 400,0
-13,09
471,24
35,5
108 250,6
7 553,6
10 503,7
9 576,9
-8,82
80,75
100
Barang Lainnya Total Impor Nonmigas
13
Dilihat dari peranan terhadap total impor nonmigas Indonesia selama Januari 2011, impor mesin dan peralatan mekanik memberikan peranan terbesar, yaitu 17,97 persen, diikuti mesin dan peralatan listrik sebesar 14,68 persen; besi dan baja sebesar 5,82 persen; kendaraan bermotor dan bagiannya sebesar 5,07 persen; plastik dan barang dari plastik sebesar 5,01 persen; bahan kimia organik sebesar 4,71 persen; dan serealia sebesar 3,64 persen. Sementara itu, impor tiga golongan barang sisanya mempunyai peranan di bawah 3,00 persen, yaitu kapas sebesar 2,79 persen, barang dari besi dan baja sebesar 2,69 persen, dan gula dan kembang gula sebesar 2,12 persen. Peranan impor sepuluh golongan barang utama mencapai 64,50 persen dari total impor nonmigas atau 49,22 persen dari total impor keseluruhan.
c. Impor Nonmigas Menurut Negara Asal Barang Utama Total nilai impor nonmigas Indonesia Januari 2011 sebesar US$9.576,9 juta atau turun US$926,8 juta (8,82 persen) dibanding impor nonmigas Desember 2010. Dari nilai impor nonmigas tersebut, sebesar US$2.147,1 juta (22,42 persen) berasal dari ASEAN dan US$833,5 juta (8,70 persen) dari Uni Eropa. Berdasarkan negara asal barang utama, impor nonmigas dari Cina merupakan yang terbesar, yaitu sebesar US$1.815,2 juta atau 18,95 persen dari keseluruhan impor nonmigas Indonesia, diikuti Jepang sebesar US$1.379,4 juta (14,40 persen), Singapura sebesar US$818,9 juta (8,55 persen), Thailand sebesar US$693,7 juta (6,85 persen), Amerika Serikat US$678,7 juta (7,09 persen), Korea Selatan US$564,3 juta (5,89 persen), Malaysia sebesar US$399,9 juta (4,18 persen), Australia sebesar US$337,7 juta (3,53 persen), Jerman sebesar US$271,1 juta (2,83 persen), dan Taiwan US$283,6 juta (2,96 persen). Selanjutnya impor nonmigas dari Perancis sebesar US$110,2 juta (1,15 persen) dan Inggris sebesar US$61,4 juta (0,86 persen). Secara keseluruhan, kedua belas negara utama diatas memberikan peran sebesar 77,42 persen dari total impor nonmigas Indonesia. Dilihat dari perkembangannya terhadap Januari 2010, impor dari dua belas negara utama meningkat 25,43 persen. Peningkatan ini terutama disumbang oleh dua negara utama, yaitu Cina yang meningkat US$409,2 juta (29,10 persen) dan Jepang meningkat sebesar US$316,0 miliar (29,72 persen).
14
Tabel 2.6 Impor Nonmigas Indonesia Menurut Negara Asal Barang Utama Januari 2010 dan 2011 Nilai CIF (Juta US$) Negara Asal
Jan-Des 2010
Jan-10
Des-10
Jan-11
ASEAN
23 851,0
1 693,3
2 276,0
2 147,1
Singapura
10 053,3
778,8
911,1
818,9
Thailand
7 420,6
481,9
621,6
693,7
Malaysia
4 521,8
330,4
481,9
399,9
ASEAN Lainnya
1 855,3
102,2
261,4
UNI EROPA
9 767,2
674,5
Jerman
2 986,1
Perancis
Perubahan (%) Jan Jan 2011 2011 thdp thdp Des Jan 2010 2010 -5,66 10,12
Peran thd impor nonmigas Jan 2011 (%)
26,8
22,42
5,15
8,55
43,95
6,85
21,04
4,18
234,6
11,6 17,02 10,25
129,55
2,45
878,2
833,5
-5,09
23,57
8,7
203,5
294,5
271,1
-7,95
33,22
2,83
1 317,8
67,9
105,8
110,2
62,3
1,15
937
60,4
73,6
61,4
4,16 16,58
1,66
0,86
4 526,3
342,7
404,3
390,8
-3,34
14,04
4,08
NEGARA UTAMA LAINNYA
58 540,4
3 988,1
5 580,5
5 058,9
26,85
52,82
Jepang
16 910,7
1 063,4
1 585,4
1 379,4
-9,35 12,99
29,72
14,4
Cina
19 688,0
1 406,0
2 006,1
1 815,2
29,1
18,95
Amerika Serikat
9 299,4
593,3
772
678,7
14,39
7,09
Korea Selatan
5 593,0
395
529,9
564,3
42,86
5,89
Australia
4 092,9
314,7
402,2
337,7
6,49 16,04
7,31
3,53
Taiwan
2 956,4
215,7
284,9
283,6
-0,46
31,48
2,96
85 777,0
5 911,0
8 069,0
7 414,1
25,43
77,42
22 473,6
1 642,6
2 434,7
2 162,8
-8,12 11,17
31,67
22,58
108 250,6
7 553,6
10 503,7
9 576,9
-8,82
26,79
100
Inggris UNI EROPA Lainnya
Total 12 Negara Utama Negara Lainnya Total Impor Nonmigas
-9,52 12,09
d. Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang Dari total impor Indonesia selama Januari 2011 sebesar US$12.548,7 juta, impor bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar, yaitu 75,08 persen dengan nilai US$9.421,5 juta, diikuti oleh impor barang modal sebesar 16,71
15
persen (US$2.096,7 juta), dan impor barang konsumsi sebesar 8,21 persen (US$1.030,5 juta). Impor Indonesia yang dirinci menurut golongan penggunaan barang, selama Januari 2011 dibanding impor bulan yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan untuk semua golongan, yaitu untuk impor barang konsumsi dari US$625,4 juta menjadi US$1.030,5 juta atau meningkat 64,77 persen dan impor bahan baku/penolong dari US$7.047,6 juta menjadi US$9.421,5 juta (naik 33,68 persen). Demikian juga dengan impor barang modal meningkat dari US$1.817,5 juta menjadi US$2.096,7 juta atau naik 15,36 persen
Tabel 2.7 Impor Indonesia Menurut Golongan Penggunaan Barang Januari 2010 dan 2011 Nilai CIF (Juta US$) Penggunaan Golongan Barang
Total Impor
Perubahan (%) Jan 2011 thdp Des 2010
Jan 2011 thdp Jan 2010
Peran thd impor nonmig as Jan 2011 (%)
Jan-Des 2010
Jan-10
Des-10
Jan-11
135 663,3
9 490,5
13 146,7
12 548,7
-4,55
32,22
100
Barang Konsumsi Bahan Baku/Penolong
9 991,6
625,4
994,3
1 030,5
3,64
64,77
8,21
98 755,1
7 047,6
9 657,0
9 421,5
-2,44
64,77
75,08
Barang Modal
26 916,6
1 817,5
2 495,4
2 096,7
-15,98
15,36
16,71
2.3 Prosedur Kegiatan Ekspor Impor Prosedur yang harus dipenuhi ketika melakukan kegiatan ekspor impor, antara lain: 1. Importir dalam negeri dan Supplier di Luar Negeri mengadakan korespondensi dan tawar – menawar harga yg akan di import. 2. Jika terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, maka dibuat perjanjian jual – beli ( sales contract ).
3. Importir membuka LC ke Bank Devisa dalam negeri. 4. Bank Devisa Dalam Negeri memberitahukan kepada Bank Korespondensi LN tentang pembukaan LC nya. 5. Bank / Koresponden LN menghubungi Exportir LN. 6. Exportir LN pesan tempat (ruangan) ke agen – agen pelayaran, dgn maksud agar dapat dimuat – dikirim. 6a. Kapal menuju Pelabuhan Indonesia.
16
7. Supplier menyerahkan Invoice, Packing List lembar asli kepada Bank L N dan menarik weselnya sedangkan duplikat dokumen – dokumen diatas dikirim langsung kepada Importir. 8. Bank LN mengirim dokumen kepada Bank Devisa Dalam Negeri. 9. Bank Devisa DN menyerahkan dokumen – dokumen asli kepada importir. 10. Importir menyerahkan dokumen – dokumen surat kuasa ke EMKL. 11. EMKL menukar konosemen asli dgn D/O kpd agen perkapalan & membuat PPUD berdasrkan dokumen, serta membayar bea masuk PPN importir dll. 12. Barang keluar ke peredaran bebas / diserahkan kepada importir.
2.4 Manfaat Kegiatan Ekspor Impor 2.4.1
Manfaat Kegiatan Ekspor Kegiatan ekspor membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut ini
beberapa manfaat kegiatan ekspor:
a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar. Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
b. Menambah Devisa Negara Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa negara. Dengan demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan negara.
c. Memperluas Lapangan Kerja Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.
17
2.4.2
Manfaat Kegiatan Impor Berikut ini adalah manfaat kegiatan impor:
a. Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia yang berbeda-beda. Misalnya, keadaan alam Indonesia tidak bisa menghasilkan gandum dan Amerika tidak bisa menghasilkan kelapa sawit. Perdagangan antarnegara mampu mengatasi persoalan tersebut. Perdagangan antarnegara memungkinkan Indonesia untuk memperoleh gandum dan Amerika memperoleh minyak kelapa sawit. Perdagangan antarnegara akan bisa mendatangkan barang-barang yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri. Misalnya Indonesia belum mampu memproduksi mesin-mesin berat. Oleh karena itu, Indonesia melakukan perdagangan dengan Amerika, Jepang, Cina dan Korea Selatan dalam pengadaan alat-alat tersebut.
b. Memperoleh Teknologi Modern Proses produksi dapat dipermudah dengan adanya teknologi modern. Misalnya, penggunaan mesin las pada pabrik perakitan sepeda motor. Mesin ini mempermudah proses penyambungan kerangka motor. Contoh lainnya adalah mesin fotokopi laser. Mesin ini bisa menggandakan dokumen dengan lebih cepat dan jelas. Tingkat teknologi di negara kita umumnya masih sederhana. Pengembangan teknologi masih lambat karena rendahnya kualitas sumber daya manusia. Untuk mendukung kegiatan produksi, kita dapat mengimpor teknologi dari luar negeri. Dalam perdagangan biasanya terjadi pertukaran informasi. Dari saling bertukar informasi ini, Indonesia dapat belajar teknik produksi baru dan pemanfaatan teknologi modern.
c. Memperoleh Bahan Baku Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan baku. Untuk memproduksi mobil dibutuhkan besi dan baja. Untuk memproduksi ember, mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan plastik. Tidak semua bahan baku produksi
18
tersebut dihasilkan di dalam negeri. Mungkin ada yang diproduksi di dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih menyukai bahan baku yang harganya lebih murah. Demi kelangsungan produksi, pengusaha harus menjaga pasokan bahan bakunya. Salah satu caranya dengan mengimpor bahan baku dari luar negeri.
2.5 Masalah Ekspor Impor 2.5.1
Ekstern
a. Kepercayaan antara eksportir- importir Salah satu faktor ekstern yang penting untuk menjamin terlaksanya transaksi antara eksportir dan importir adalah kepercayaan. Dua pihak yang tempatnya berjauhan dan belum saling mengenal merupakan suatu risiko bila dilibatkan dengan pertukaran barang dengan uang. Oleh karena itu, sebelum kontrak jual-beli diadakan masing-masing pihak, harus sudah mengetahui kredibilitas dari rekan dagangnya. Saling mempercayai antara kedua belah pihak eksportir-importir mutlak perlu agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan dan perselisihan-perselisihan di kemudian hari.
b. Pemasaran Ke Negara mana barang akan dipasarkan untuk mendapatkan harga yang sebaik-baiknya meruapakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Dalam usaha mengamankan kegiatan-kegiatan dalam bidang ekspor maka teristimewa bagi eksportir perlu ditekankan keharusan mempelajari teknik-teknik pemasaran, mengetahui potensi barang-barang tersebut.
c. Sistem kuota dan kondisi hubungan dengan Negara lain Betapapun keinginan kedua belah pihak untuk meningkatkan transaksitransaksi yang cukup menguntungkan, namun bilamana ada pembatasan seperti ketentuan kuota barang dan kuota Negara, maka tidak sepenuhnya terlaksana.
d. Keterikatan dalam keanggotaan organisasi-organisasi internasional Organisasi ini dimaksudkan untuk mengatur stabilitas harga dan barangbarang komoditi ekspor tersebut di pasaran internasional. Namun terlepas dari manfaat yang diperoleh oleh keanggotaan dalam organisasi tersebut, keanggotaan
19
di dalamnya tak jarang merupakan penghambat untuk dapat melakukan tindakantindakan tertentu bagi peningkatan transaksi komoditi yang bersangkutan.
2.5.2
Intern
a. Persiapan-persiapan teknis Keharusanperusahaan-perusahaan ekspor-impor untuk memenuhi syaratsyarat berusaha adakalanya tidaka mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Persiapan-persiapan teknis yang seharusnya telah dilakukan diabaikan karena diburu oleh tujuan yang lebih utama yakni mengejar hasil yang cepat dan nyata dari perdagangan itu sendiri, sehingga persyaratan-persyaratan dasar untuk pelaksanaan transaksi ekspor-impor itu terlupakan.
b. Kemampuan dan pemahaman transaksi luar negeri Keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan transaksi ekspor-impor juga didukung oleh sejauh mana pengetahuan atau pemahaman eksportir/importir, yang perlu dikuasai adalah dasar-dasar transaksi ekspor-impor, tata cara pelaksaannya, pengisian-pengisian formulir yang diperlukan, peraturan-peraturan pemerintah dalam maupun luar negeri di mana rekan dagangnya berada.
c. Pembiayaan Pembiayaan transaksi merupakan masalah yang penting yang tidak jarang dihadapi oleh para pengusaha eksportir/importir. Dalam hal ini diperlukan pengusaha-pengusaha yang mampu mengatur keuangan secara bijaksana dan memelajari serta memanfaatkan kemungkinan fasilitas-fasilitas pembiayaan untuk pelaksanaan transaksi-transaksi yang dilakukan.
d. Kekurangsempurnaan dalam mempersiapkan barang-barang Khusus dalam transaksi ekspor, kurang mampunya eksportir dalam menanggulangi penyiapan-penyiapan barang dapat menimbulkan akibat yang tidak baik bagi kelangsungan hubungan transaksi dengan rekan dagang di luar negeri.
2.6 Neraca Perdagangan Tabel 2.8 Neraca Perdagangan Indonesia dengan Jepang Periode 2005 2010
(Nilai : Ribu US$)
–
URAIAN
2005
2006
Total perdagangan
24. 955.394,9
2007
2008
2009
27.247.896,7
30.159.470,7
42.871.871,4
28.418.459,2
Trend( %) 20052009 7,39
Jan-Des
Perubahan%)
2009
2010
28.418.459,2
42.747.614,4
2010/2009
50,42
Migas
8.501.233,7
9.561.355,4
10.593.963,9
14.211.832,3
6.628.991,1
-1,01
6.628.991,1
9.340.437,1
40,90
Non migas
16.454.161,2
17.686.541,3
19.565.506,8
28.660.039,1
21.789.468,1
11,01
21.789.468,1
33.407.177,4
53,32
Ekspor
18.049.139,7
21.732.123,0
23.632.796,8
27.743.856,2
18.574.730,4
3,06
18.574.730,4
25.781.813,6
38,80
Migas
8.487.356,5
9.533.555,9
10.539.950,6
13.948.531,6
6.595.776,0
-1,23
6.595.776,0
9.285.336,4
40,78
Non migas
9.561.783,2
12.198.567,1
13.092.846,2
13.795.324,6
11.978.954,4
5,91
11.978.954,4
16.496.477,3
37,71
Impor
6.906.255,2
5.515.773,7
6.526.673,9
15.128.015,3
9.843.728,8
18,74
Migas
13.877,2
27.799,5
54.013,3
263.300,7
33.215,0
49,09
33.215,0
55.100,7
65,89
Non migas
6.892.377,9
5.487.974,2
6.472.660,6
14.864.714,5
9.810.513,7
18,56
9.810.513,7
16.910.700,1
72,37
Neraca perdagangan
11.142.884,6
16.216.349,3
17.106.123,0
12.615.840,9
8.731.001,7
-7,12
8.816.012,9
0,97
Migas 8.473.479,3 9.505.756,4 10.485.937,3 Non migas 2.669.405,3 6.710.592,9 6.620.185,7 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
13.685.230,9 -1.069.390,0
6.562.561,0 2.168.440,7
-1,46 0,00
9.843.728,8
8.731.001,7
16.965.800,8
6.562.561,0 2.168.440,7
72,35
9.230.235,7 -414.222,8
40,65 -119,10
20
Tabel 2.9 Neraca Perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat Periode 2005 2010
(Nilai : Ribu US$)
–
URAIAN
2005
2006
2007
2008
2009
Trend%) 20052009
Jan-Des Perubahan%) 2010/2009 2009
Total perdagangan 13.747.395,5 15.288.636,1 16.401.404,1 20.916.939,2 17.933.955,6 Migas 428.907,7 637.901,9 378.282,5 654.299,4 426.290,7 Non migas 13.318.487,9 14.650.734,2 16.023.121,6 20.262.639,8 17.507.664,9 Ekspor 9.868.476,5 11.232.103,8 11.614.229,7 13.036.866,9 10.850.023,1 Migas 360.564,2 549.577,8 302.891,1 505.756,4 379.960,6 Non migas 9.507.912,2 10.682.526,0 11.311.338,6 12.531.110,5 10.470.062,5 Impor 3.878.919,1 4.056.532,3 4.787.174,4 7.880.072,3 7.083.932,6 Migas 68.343,4 88.324,1 75.391,4 148.543,0 46.330,1 Non migas 3.810.575,6 3.968.208,2 4.711.783,0 7.731.529,2 7.037.602,4 Neraca perdagangan 5.989.557,4 7.175.571,5 6.827.055,4 5.156.794,7 3.766.090,5 Migas 292.220,8 461.253,6 227.499,7 357.213,4 333.630,4 Non migas 5.697.336,6 6.714.317,8 6.599.555,6 4.799.581,3 3.432.460,1 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
8,82 0,13 9,10 3,44 0,22 3,59 20,55 -2,54 20,85 -11,82 0,09 -12,62
2010
17.933.955,6 23.665.785,2 426.290,7 1.039.952,2 17.507.664,9 22.625.833,1 10.850.023,1 14.266.634,8 379.960,6 940.172,0 10.470.062,5 13.326.462,8 7.083.932,6 9.399.150,4 46.330,1 99.780,2 7.037.602,4 9.299.370,3 3.766.090,5 333.630,4 3.432.460,1
4.867.484,3 840.391,8 4.027.092,5
31,96 143,95 29,23 31,49 147,44 27,28 32,68 115,37 32,14 29,25 151,89 17,32
21
Tabel 2.9 Neraca Perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat Periode 2005 2010
(Nilai : Ribu US$)
–
URAIAN
2005
2006
2007
2008
2009
Trend%) 20052009
Jan-Des Perubahan%) 2010/2009 2009
Total perdagangan 13.747.395,5 15.288.636,1 16.401.404,1 20.916.939,2 17.933.955,6 Migas 428.907,7 637.901,9 378.282,5 654.299,4 426.290,7 Non migas 13.318.487,9 14.650.734,2 16.023.121,6 20.262.639,8 17.507.664,9 Ekspor 9.868.476,5 11.232.103,8 11.614.229,7 13.036.866,9 10.850.023,1 Migas 360.564,2 549.577,8 302.891,1 505.756,4 379.960,6 Non migas 9.507.912,2 10.682.526,0 11.311.338,6 12.531.110,5 10.470.062,5 Impor 3.878.919,1 4.056.532,3 4.787.174,4 7.880.072,3 7.083.932,6 Migas 68.343,4 88.324,1 75.391,4 148.543,0 46.330,1 Non migas 3.810.575,6 3.968.208,2 4.711.783,0 7.731.529,2 7.037.602,4 Neraca perdagangan 5.989.557,4 7.175.571,5 6.827.055,4 5.156.794,7 3.766.090,5 Migas 292.220,8 461.253,6 227.499,7 357.213,4 333.630,4 Non migas 5.697.336,6 6.714.317,8 6.599.555,6 4.799.581,3 3.432.460,1 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
8,82 0,13 9,10 3,44 0,22 3,59 20,55 -2,54 20,85 -11,82 0,09 -12,62
2010
17.933.955,6 23.665.785,2 426.290,7 1.039.952,2 17.507.664,9 22.625.833,1 10.850.023,1 14.266.634,8 379.960,6 940.172,0 10.470.062,5 13.326.462,8 7.083.932,6 9.399.150,4 46.330,1 99.780,2 7.037.602,4 9.299.370,3 3.766.090,5 333.630,4 3.432.460,1
4.867.484,3 840.391,8 4.027.092,5
31,96 143,95 29,23 31,49 147,44 27,28 32,68 115,37 32,14 29,25 151,89 17,32
21
Tabel 2.10 Neraca Perdagangan Indonesia Total NO I
URAIAN 2006 2007 2008 EKSPOR 100.798,6 114.100,9 137.020,4 - MIGAS 21.209,5 22.088,6 29.126,3 - NON MIGAS 79.589,1 92.012,3 107.894,2 IMPOR II **) 61.065,5 74.473,4 129.197,3 - MIGAS 18.962,9 21.932,8 30.552,9 - NON MIGAS 42.102,6 52.540,6 98.644,4 III TOTAL 161.864,1 188.574,3 266.217,7 - MIGAS 40.172,4 44.021,4 59.679,2 - NON MIGAS 121.691,7 144.552,9 206.538,6 IV NERACA 39.733,2 39.627,5 7.823,1 - MIGAS 2.246,6 155,7 -1.426,6 NON MIGAS 37.486,6 39.471,7 9.249,7 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
(Nilai : Juta US$) 2009 116.510,0 19.018,3
2010 157.779,1 28.039,6
TREND(%) 06-10 9,60 4,17
Januari 2010 11.595,9 2.344,9
Januari PERUB.(%) 2011*) 11/10 14.454,5 24,65 2.518,2 7,39
97.491,7
129.739,5
10,91
9.251,0
11.936,3
29,03
96.829,2 18.980,7
135.663,3 27.412,7
20,43 6,10
9.490,5 1.936,9
12.548,7 2.971,8
32,22 53,43
77.848,5 213.339,3 37.999,0
108.250,6 293.442,4 55.452,3
25,63 14,03 5,10
7.553,6 21.086,4 4.281,8
9.576,9 27.003,2 5.490,0
26,79 28,06 28,22
175.340,2 19.680,8 37,6
237.990,1 22.115,8 626,9
16,59 -17,07 0,00
16.804,6 2.105,4 408,0
21.513,2 1.905,8 -453,6
28,02 -9,48 -211,18
19.643,2
21.488,9
-16,56
1.697,4
2.359,4
39,00
Keterangan: *) Angka sementara **) Impor Termasuk Kawasan Berikat
22
Tabel 2.10 Neraca Perdagangan Indonesia Total NO I
URAIAN 2006 2007 2008 EKSPOR 100.798,6 114.100,9 137.020,4 - MIGAS 21.209,5 22.088,6 29.126,3 - NON MIGAS 79.589,1 92.012,3 107.894,2 IMPOR II **) 61.065,5 74.473,4 129.197,3 - MIGAS 18.962,9 21.932,8 30.552,9 - NON MIGAS 42.102,6 52.540,6 98.644,4 III TOTAL 161.864,1 188.574,3 266.217,7 - MIGAS 40.172,4 44.021,4 59.679,2 - NON MIGAS 121.691,7 144.552,9 206.538,6 IV NERACA 39.733,2 39.627,5 7.823,1 - MIGAS 2.246,6 155,7 -1.426,6 NON MIGAS 37.486,6 39.471,7 9.249,7 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
(Nilai : Juta US$) 2009 116.510,0 19.018,3
2010 157.779,1 28.039,6
TREND(%) 06-10 9,60 4,17
Januari 2010 11.595,9 2.344,9
Januari PERUB.(%) 2011*) 11/10 14.454,5 24,65 2.518,2 7,39
97.491,7
129.739,5
10,91
9.251,0
11.936,3
29,03
96.829,2 18.980,7
135.663,3 27.412,7
20,43 6,10
9.490,5 1.936,9
12.548,7 2.971,8
32,22 53,43
77.848,5 213.339,3 37.999,0
108.250,6 293.442,4 55.452,3
25,63 14,03 5,10
7.553,6 21.086,4 4.281,8
9.576,9 27.003,2 5.490,0
26,79 28,06 28,22
175.340,2 19.680,8 37,6
237.990,1 22.115,8 626,9
16,59 -17,07 0,00
16.804,6 2.105,4 408,0
21.513,2 1.905,8 -453,6
28,02 -9,48 -211,18
19.643,2
21.488,9
-16,56
1.697,4
2.359,4
39,00
Keterangan: *) Angka sementara **) Impor Termasuk Kawasan Berikat
22
2.7 Kebijakan Ekspor Impor Kebijakan mengenai ekspor impor terkandung dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 10 Tahun 1996 tentang Kepabeanan.
2.7 Kebijakan Ekspor Impor Kebijakan mengenai ekspor impor terkandung dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 10 Tahun 1996 tentang Kepabeanan.
23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Sedangkan impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Dalam kegiatan ekspor dan impor umumnya membutuhkan campur tangan bea cukai. Dalam proses ekspor dan impor juga diperlaukan dokumen-dokumen untuk melancarkan dan sebagai syarat untuk kegiataan ini. Dokumen-dokumen ekspor antara lain: PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang), B/L (Bill of Lading) untuk angkutan laut, Invoice, Packing List, SKA (Surat Keterangan Asal) / COO (Certificateof Origin), SM (Sertifikat Mutu), LPS- E (Laporan Pemeriksaan Surveyor - Ekspor). Sedangkan dokumen-dokumen impor antara lain: RKSP (Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut), PIB (Pemberitahuan Impor Barang), Manifest, Invoice, COO (Certificat of Origin), D/0 {Delivery Order). Tidak semua negara mampu untuk memenuhi kebutuhan negaranya masing-masing. Oleh sebab itu kegiatan ekspor impor ini sangat bermanfaat bagi tiap negara. Secara umum, manfaat dari kegiatan ekspor impor adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, meningkatkan pendapatan negara karena adanya devisa, meningkatkan perekonomian rakyat, dan mendorong berkembangnya kegiatan industri. Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekspor impor merupakan hal yang sangat vital bagi setiap negara. Karena dengan kegiatan ini, negara tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakatya yang tidak bisa diproduksi di negaranya sendiri. Oleh sebab itu, tidak ada satu negarapun di dunia ini yang tidak melakukan kegiatan ekspor ataupun impor.
24
DAFTAR RUJUKAN
Hutabarat, Roselyne. 1989. Transaksi Ekspor Impor . Jakarta: Erlangga. Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. www.bps.go.id www.deperindag.go.id
25