Infeksi Traktus Urinarius
A. Peng Penger erti tian an Infeksi saluran kemih adalah colonial bakteri di berbagai segmen di
salura saluran n kemih. kemih. Infeks Infeksii salura saluran n kemih kemih adalah adalah infeks infeksii bakteri bakteri paling paling sering sering dijumpai selama kehamilan. Walaupun bakteriuria asimptomatik merupakan hal hal bias biasa, a, infe infeks ksii simt simtom omat atik ik dapa dapatt meng mengen enai ai salu salura ran n bawa bawah h yang yang menyebabkan sistitis, atau menyerang pelvis, dan parenkim ginjal sehingga mengakibatkan pylonefritis. Bakter Bakteriur iuria ia asimto asimtomat matikt ikterj erjadi adi kira-k kira-kira ira pada pada 2-2! 2-2! dari dari semua semua wanita hamil. "ebih sering terjadi pada wanita kulit hitam, pasien multipara deng engan
baw bawaan
sel
bul bulan
sabit,
tetapi
bisa
juga
dengan gan
wan wanita
diabet diabetes, es,kege kegemuk mukan, an, riwaya riwayatt infeks infeksii salura saluran n kencin kencing, g, anomal anomalii salura saluran n kencing, batu ginjal, dan kateterisasi uretra. #ira-kira seperempat wanita yang mender menderita ita bakter bakteriur iuria ia asimto asimtomat matik ik kemudi kemudianny annyaa akan akan menjad menjadii penderi penderita ta infeksi saluran kencing simtomatik. Bakteriuria bisa merupakan manifestasi dari dari peny penyaki akitt ginj ginjal al kroni kronik k dan dise disert rtai ai oleh oleh insi inside dens nsii yang yang ting tinggi gi dari dari mortalitas perinatal dan bayi berat badan lahir rendah. $embarang kenaikan risiko dari partus prematurus bisa dikaitkan dengan pelepasan prostaglandin dari dinding sel bakteri.
B. Etio tiologi ogi %rga %rgani nism smee
yang yang
meny menyeb ebab abka kan n
infe infeks ksii
salu salura ran n
kemi kemih, h,
yait yaitu u
&scherichia coli, dan yang lain termasuk spesies #lebsilla, enterokokus dan mikrok mikrokokus okus semua semua anggot anggotaa dari dari flora flora bakteri bakteri rectal rectal dan perine perineal al normal normal.. $eka $ekara rang ng terb terbuk ukti ti bahw bahwaa bebe bebera rapa pa galu galurr &. coli coli memi memili liki ki vili vili yang yang mening meningkat katkan kan virule virulensi nsinya. nya. '$vanbo '$vanborg rgh-&d h-&den, en, ()2*. ()2*. +ili ini, ini, yang juga juga disebut adesinh atau fimbriae-, memungkinkan bakteri melekat ke reseptor glikoprotein di membrane sel uroepitel. enanda lain untuk virulensi strain
yang menghasilkan hemolisin yang memiliki gen pap yang mengkode adesinh di ujung fimbriae- 'oston dkk,. 2///* walupun kehamilan itu sendiri tampaknya tidak meningkatkan factor-faktor virulensi ini, stasis air kemih tampaknya menyebabkan hal itu, dan bersama dengan refluks vesiko uriter stasis mempermudah timbulnya gejala infeksi saluran kemih bagian atas. C. Klasifikasi 0ir kencing normal yang diambil dari aliran tengah 'midstream*,
bersih dan segar akan mengandung kurang dari /./// bakteri per cc. bakteriuria dibagi atas 2 jenis1 1) Bakteriuria tanpa gejala (Asimptomatik) Bakteriuria tanpa gejala yaitu keadaan dimana bakteri berkembang biak dalam saluran kencing, namun tanpa gejala-gejala infeksi. umlah bakteri kurang dari /./// per cc. 3rekuensi bakteriuteri tanpa gejala kirakira 2-/! dan dipengaruhi oleh varitas, ras, sosio ekonomi wanita hamil tersebut. ada wanita hamil dengan bakteriuria harus diobati dengan seksama sampai air kemih bebas dari bakteri yang dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali. engobatan dapat dilakukan dengan obat sulfonamide, ampisilin, atau nitrofurantoin 2) Bakteriuria engan gejala (simptomatis) Bakteriuria dengan gejala1 yaitu bakteri berkembang biak aktif dalam saluran kencing dan disertai gejala-gejala infeksi sepert demam, sakit dan nyeri kencing.umlah bakteri diatas /./// per cc. a. !istitis $istitis adalah radang kadung kemih tanpa disertai radang bagian atas saluran kemih. #uman penyebab utama adalah &.coli atau kuman lain sewaktu memasukkan kateter yang kurang bersih. $istitis mencangkup /,4! hingga 2! dari keseluruhan kasus I$#. $isanya atau sebagian besar kasus, baru terdeteksi pada penapisan selanjutnya. "ejala an tana
ampir (5! infeksi terbatas pada kandung kemih dan sebagian besar wanita hamil dengan sistitis mengeluh nyeri pada daerah supra simfisis atau nyeri saat berkemih 'disuria*. ejala dan tanda yang sering dijumpai adalah 1
3rekuensi berkemih meningkat tetapi jumlahnya sedikit sehingga
menimbulkan rasa tidak puas atau tuntas 0ir kemih berwarna lebih gelap dan pada saat serangan akut,
kadang-kadang berwarna kemerahan. ada penekanan supra simfisis, akan terasa nyeri lokal yang juga menyebar ke daerah lipat paha, prosedur pemeriksaan ini juga
menyebabkan pasien seperti ingin berkemih. $ecara mikroskopik, tampak peningkatan
jumlah
leokosit,
sejumlah eritrosit, bakteri pada spesimen urin. 6ntuk menghindari kontaminasi, spesimen pemeriksaan diambil dari aliran tengah 'mid-stream* setelah daerah genetalia eksterna dicuci terlebih
dahulu. asil biakan bakteriologis air kemih, umurnya memberikan hasil yang positif. $eringkali dijumpai piuria atau hematuria 'groos hematuria*
Penanganan
6mumnya dilakukan pengobatan rawat jalan dan pasien dianjurkan
untuk banyak minum 0tur frekuensi berkemih untuk mengurangi sensari nyeri, spasme dan rangsangan untuk selalu berkemih 'tetapi dengan jumlah urun yang minimal *. 7akin sering berkemih, nyeri dan spasme akan
makin bertambah. anya ibu hamil yang mengeluh nyeri hebat disertai dengan
hematoria, memerlkukan perawatan dan observasi ketat. 8erapi antibiotika yang dipilih, mirip dengan pengobatkan bakteriuria asimptomatik. 0pabila antibiotika tunggal kurang
memberikan manfaat, berikan antibiotika kombinasi. #ombinasi tersebut dapat berupa jenis obatnya ataupun cara pemberiannya, misal 1 amoksilin 9 : 25/ mg per oral, di gabung dengan gentamisin 2 : )/ mg secara intramuskuler selama /-9 hari. ;ua< hingga 9 minggu kemudian dilakukan penilaian laboraturium untuk evaluasi pengobatan. ampir 25! pasien yang pernah mengalami sistitis, akan
mengalami infeksi ulangan sehingga perlu diberikan konselling untuk upaya profilaksis dan kunjungan ulang apabila timbul kembali gejala sistitis. 6ntuk pencegahan infeksi berulang berikan nitrofurantion // mg=hari setiap malam sampai sesudah 2 minggu
postpartum. ;alam asuhan antenatal yang terjadual, sebaiknya dilakukan pemeriksaan bakteriologik air kemih, sebagai langkah antisipatif terhadap infeksi ulang.
#. Pielonefritis Akuta ielonefritis 0kuta disebabkan oleh &.coli dan dapat pula oleh
kuman-kuman lain seperti stafiluokokkus aureus, basillus proteus, dan pseudomonas aeruginosa. #uman dapat menyebar secara hematogen limpogen akan tetapi terbanyak berasal dari kandung kemih. resdisposisinya antara lain penggunaan kateter waktu persalinan atau kehamilan. $ekitar !-2! wanita hamil, mengalami pielonefritis akut ini. ielonefritis sangat berkaitan dengan stasis aluran air kemih akibat perubahan- perubahan sistem saluran kemih selama kehamilan. ;ilatasi ureter terjadi akibat pengaruh hormon 'progesteron* dan obstruksi mekanik relatif akibat pembesaran uterus.;ari keseluruhan kasus pielonefritis akut, (! terjadi pada trimester pertama, 9>! pada trimester kedua dan 95! pada trimester ketiga. "ejala an tana $ang penting untuk iper%atikan &
ielonefritis akut ditandai dengan gejala demam, menggigil, mual dan muntah, nyeri pada daerah konstavetebrata atau pinggang. $ekitar )5! kasus, suhu tubuh melebihi 4)o? dan sekitar 2!.
$uhu tubuhnya diatas 9/ /?. $ering disertai mual, muntah, dan anoreksia. @yeri konstanvetebra= pinggang terjadi pada bagian kanan '59!*,
kedua sisi '2A!* dan bagian kiri '>!* emeriksaan air kemih menunjukan banyak sel-sel lekosit atau
bakteri. asil biakan menunjukan banyak koloni mikroorganisme
fatogen. "akukan pemeriksaan biakan spesimen urin dan lakukan uji
resistensi. Bila hasil biakan tidak banyak menunjukan koloni atau tidak dijumpai bakteri fatogen, tetapi gejala klinis pielonefretis sangat nyata, tanyakan kapan pasien telah menggunakan antibiotika.
Penanganan
Wanita hamil dengan pielonefretis akut, harus dirawat inap kan karena penderita sering mengalami mual dan muntah, mereka
umumnya datang dalam keadaan dehidrasi. Bila penderita datang dalam keadaan syok, lakukan tindakan yang sesuai
untuk
pemasangan
menangani infus
untuk
syok
tersebut.
restorasi
cairan.
$egera ;an
lakukan pemberian
medikamentosa. antau tanda vital dan diuresis secara berkala. Bila terjasi ancaman partus prematurus, lakukan pemberian antibiotika seperti yang telah diuraikan diatas dan penatalaksanaan
partus prematurus. "akukan pemeriksaan urialisis dan biakan ulang. 8erapi antibiotika sebaiknya diberikan secara intravena. 0mpicilin bukan
merupakan
pilihan
utama
karena
sebagian
besar
mikroorganisme penyebab terbukti resisten terhadap antibiotika jenis ini.
Walaupun
golongan
aminoglikosida
cukup
efektif
tetapi
pemberiannya harus dengan memperhatikan kemampuan eksresi kretinin. #arena pada pielonefretis akut sering terjadi gangguan
8erapi
fungsi ginjal secara temporer. Bila $etelah penanganan yang adekuat dalam 9) jam pertama,
kombinasi
antibotika
yang cukup
efektif, adalah
gabungan
sebatoksitin -2 g intravena setiap > jam dengan gentamisin )/ mg intravena setiap 2 jam. 0mpicilin 2 g= siproksin 2 g I+ dan gentamisin 2:)/ mg. ternyata sebagian gejala masih ada, pertimbangkan kemungkinan mikroorganisme resisten terhadap antibiotika yang diberikan, nefrolisiasis, abses perenfrit = abstruksi sekunder akibat kehamilan. '. Pielonefritis kronikal #urang dari separuh wanita dengan pielonefritis kronik
mempunyai riwayat sistitis, pielonefritis akut atau gangguan obstruktif yang nyata. #arena itu, pathogenesis penyakit ini masih belum jelas, tetapi tampaknya bukan hanya disebabkan oleh infeksi bakteri persisten. ang jelas, hanya sedikit dari orang yang mengalami serangan infeksi saluran kemih berulang kemudian mengalami, infeksi kronik atau menderita gangguan ginjal progresif. enderita mungkin menderita tekanan darah tinggi, pada keadaan penyakit yang lebih berat didapatkan penurunan tingkat filtrasi glumerulus '.3.@* dan pada urinalisis urin normal, mungkin ditemukan protein kurang dari 2 gr= hari, dan gumpalan sel-sel darah putih. rognosis bagi ibu dan janin tergantung dari luasnya kerusakan ginjal. enderita yang hipertensi dan insufisiensi ginjal mempunyai prognosis buruk, penderita ini sebaiknya tidak hamil, karena resiko tinggi. engobatan penderita yang menderita pielonefritis kronikal ini tidak banyak yang dapat dilakukan, dan kalau menunjuk kearah pielonefritis akuta, terapi seperti yang telah diuraikan. erlu dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan pada penderita yang menderita pielonefritis kronika.
ada masa nifas juga sering terjadi infeksi traktus urinalis terutama pada masa nifas dini, sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan, serta analgesic epidural atau spinal. $ensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomy yang lebar, laserasi dari periuretra , atau hematom dinding vagina setelah melahirkan, terjadi dieresis yang disertai peningkatan produksi urin dan distensi kandung kemih. %verdistensi yang disertai kateterisasi untuk mengeklurakan air kemih sering menyebabkan infeksi saluran kemih. . iagnosis
$etiap pasien harus dibuat kultur urin dan urinalisis pada kunjungan prenatal pertama. $empel urin arus tengah bersih yang mengandung lebih dari //./// koloni kuman yang sama per milimeter urin adalah diagnostik untuk bakteriuria. encemaran sampel pada waktu mengumpulkan kencing harus dicurigai apabila koloni kuman bercampur dengan beberapa organisme. $ekitar )/! infeksi salurankencing disebabkan oleh &.?oli, /-5! oleh #lebsiella pneumoniae,
5! atau kurang oleh streptotokus grup B atau
stafilokokus. $etelah kultur pertama negatif, kurang dari ,5! dari mereka kemudiannya akan mendapatkan infeksi saluran kencing sebelum melahirkan.
E. u#ungan Antara Pen$akit an Ke%amilan a. engaruh penyakit terhadap kehamilan ;apat berpengaruh terhadap hasil konsepsi seperti abortus. artus
prematurus dan kematian janin Bila cepat diobati kehamilan berjalan sampai cukup bulan dan persalinan akan normal. engakhiran kehamilan biasanya tidak perlu C
kecuali penyakit tidak mempunyai respon terhadap terapi. b. engaruh kehamilan terhadap penyakit1
ielonefritis dan sistitis labih mudah terjadi dalam kehamilan. enyakit yang telah ada menjadi lebih berat karena kehamilan.
*. Penanganan !e'ara Umum
* $ebaiknya hati-hati pemakaian kateter biasa dan kateter menetapC kalau dapat dihindari 2* #alau harus dipakai, berikan obat antibakteriaC 4* Wanita harus istirahat berbaring miring kesisi yang tidak sakit 9* $ebelum memberikan obat lakukan uji kepekaan obat barulah diberikan obat antibacterial yang tepat, biasanya /-2 hari. 5* 0wasi penderita untuk kemungkinan adanya residif.
;0380D 6$80#0 BetE, ?ecily "ynn dan $owden, "inda 0. 2//(. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. akarta 1 &? ?uninngham, 3. ary, dkk. 2//>. Obstetri William Edisi 21. akarta1 &? 3adlon dan 3erianto, 0chmad. 2/2. Asuhan Kebidanan Patologis. akarta1 $alemba 7edika 7ochtar, Dustam. ((). $ynopsis %bstetri. akarta1 &? rawirohardjo, $arwono. ((9 . lmu Kebidanan Edisi !. akarta1 enerbit ramedia Dayburn, William. 2//. %bstetrics and gynecology. akarta1 Widya 7edika
#&0W08;0D6D080@ 708&D@0" ;0@ @&%@080" I@3$I 8D0#86$ 6DI@0DI6$
;osen engajar
1 j. ?hairiyah, $.$i,8.,7.#es
;isusun %leh &ka ;esi @ur Isriyanti DiEka 0ulia asanah $iti DafiFah
%"I8@I# #&$&080@ B0@0D70$I@ 6D6$0@ #&BI;0@0@ 806@ 2/9