BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari jamur, salah satunya adalah aspek makanan. Tempe, roti, dan keju yang biasa kita makan adalah hasil olahan dari jamur. Demikian juga dengan tapai, tanpa bantuan jamur, singkong tidak akan berubah menjadi tapai yang manis. Sesungguhnya apakah yang dimaksud dengan jamur ? Termasuk hewan atau tumbuhankah jamur itu? Seperti apakah bentuknya? Jamur merupakan organisme uniseluler dan multiseluler yang bersifat heterotrof. Jamur memiliki beragam warna dan bentuk, hidup di daerah yang lembab dan banyak mengandung bahan-bahan sampah. Sehingga jamur bisa menguraikan kembali sampah menjadi bahan yang masih bias digunakan dan memiliki manfaat bagi makhluk hidup lain. Selain memiliki banyak manfaat jamur juga dapat merugikan karena dapat menyebabkan berbagai penyakit.
1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5.
Bagaimana ciri-ciri jamur? Bagaimana morfologi jamur? Bagaimana proses reproduksi pada jamur? Bagaimana klasifikasi pada jamur? Bagaimana simbiosis jamur dengan makhluk hidup lain?
1.3 Tujuan Penulisan 1. 2. 3. 4. 5.
Mengetahui ciri-ciri jamur Mengetahui morfologi jamur Mengetahui proses reproduksi yang terjadi paa jamur Mengetahui klasifikasi pada jamur Mengetahui simbiosis yang terjalin antara jamur dengan organism lain.
1.4 Metode penulisan Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka dan mengambil beberapa data yang bersumber dari internet.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ciri-ciri Jamur Jamur dimasukkan dalam kelompok organisme eukariota karena sel-selnya sudaj memiliki membran inti. Dinding sel jamur terbuat dari bahan kitin, yaitu polimer karbohidrat yang juga terdapat pada eksoskeleton serangga, laba-laba dan arthropoda. Kitin berfungsi memberi bentuk dan menyokong sel-sel jamur. Sebagian besar jamur merupakan organisme multiseluler contohnya jamur merang (Volvariella volvaceae) tetapi ada juga organisme uniseluler, contohnya ragi. Jamur uniseluler berukuran mikroskopis, sedangkan jamur multiseluler berkuran mikroskopis dan makroskopis. Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis seperti tumbuhan. Dengan demikian jamur disebut sebagai organism heterotrof dan memperoleh nutrisi dengan cara menyerap senyawa organik dari lingkungan atau substratnya. Jamur ada yang hidup sebagai parasit, saprofit dan ada yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan organisme lain. Sebagai parasit jamur memperoleh makana dari inangnya. Sebagai saprofit, jamur memperoleh makanan dari sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati, sedangkan jamur yang bersimbiosis dengan organism ain memperoleh makanan dari inangnya, sedangkan inagnya memperolah mineral dari tanah melalui bantuan jamur.
2.2 Morfologi Jamur Secara morfologi jamur dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu: 1. Khamir Pada umumnya, sel khamir lebih besar dibandingkan kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya. 2. Kapang Talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian: miselium dan spora. Mielium merupakan kumpulan beberapa filament yang disebut hifa. Ada 3 macam morfologi hifa yaitu: a) Aseptat atau senotosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.
2
b) Septat dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang yang berisi nucleus tunggal c) Septat dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang. Miselium dapat vegetaif (somatik) atau reproduktif. Beberapa hifa dari miselium somatik menembus ke dalam medium ntuk mendapat zat makanan. Miselium reproduksi bertanggung jawab untuk pembentukan spora dan biasanya tumbuh meluas ke udara dari medium. Misel ium kapang dapat merupakan jaringan yang terjalin lepas atau dapat merupakan jaringan yang terjalin lepas atau dapat merupakaan struktur paat yang terorganisasi, seperti pada jamur. 3. Cendawan ( Mushroom) yang berbentuk seperti pa yung Contohnya : Auricularia ( Jamur Kuping ).
2.3. Reproduksi Jamur Secara alamiah cendawan berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara aseksual dengan pembelahan, penguncupan atau pembentukan spora dan secara seksual dengan peleburan nukleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anakan yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari peninjolan kecil pada sel inangnya. Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual yaitu: 1) Konidiospora atau konidium. Konidium yang kecil dan bersel satu disebut mikrokonidium. Konidium yang besar dan bersel banyak dinamakan makrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau sisi suatu hifa. 2) Sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang disebut sporangium di ujung hifa khusus ( sporangiosfor). Aplanospora ialah sporangiospora nonmotil. Zoospora ialah sporangiospora yang motil, motilitasnya disebabkan pergerakan flagellum. 3) Oidium atau artrospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa. 4) Klamidiospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten terhadap keadaan buruk, tebentuk dari sel-sel hifa somatik. 5) Blastospora. Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blastospora. Spora seksual, yang dihasilkan dai peleburan dua nukleus. Terbentuk lebih jarang dan dalam jumlah yang lebih seikit dibandingkan dengan spora asekual. Ada beberapa tipe spora seksual. 1) Askospora. Spora bersel satu yang terbentuk didalam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askuspora didalam setiap askus. 2) Basidiospora. Spora bersel satu ini terbentuk diatas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium. 3
3) Zigospora. Zigospora ialah spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujungujung dua hifa yang secara seksual serasi. Disebut juga gametangia, pada beberapa cendawan melebur. 4) Oospora. Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yng isebut oogonium. Pembuahan telur atau oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di daalam aneridium menghasilkan oospora, dalam setiap oogonium terdapat satu atau beberapa oosfer.
2.4. Klasifikasi Jamur 1. Zygomycota Ciri jamur kelompok ini adalah hifanya tidak memiliki sekat sehingga disebut hifa sinositik. kelompok jamur ini diberi nama zygomycota karena selama masa reproduksi seksual membentuk spora seksual khusus yang disebut zigospora Jenis jamur yang terkenal dari kelompok ini adalah Rhizopus stolonifer , yaitu jamur yang digunakan untuk membuat tempe. Pada rhizopus terdapat 3 jenis hifa, yaitu stolon (hifa yang menjalar di permukaan substrat), rizoid(hifa yaaitu organ pembng menembus ke dalam substrat dan berfungsi sebagai akar), serta sporangiosfor ( hifa yang menjulang ke atas dan membentuk sporangium). Sebagai anggota zygomycota, R. stolonifer mampu berkembang biak secara aseksual ataupun seksual. Reproduksi seksual terjadi dengan cara membentuk spora di dalam sporangium yang terletak diantara ujung-ujung hifa. Sporangium ditunjang oleh sporangiospfor .sporangium yang telah matang biasanya berwarna hitam. Jika telah matang, sporangium akan pecah dan menghasilkan banyak spora. Selanjutnya spora-spora tersebut akan keluar dan menyebar dengan bantuan angin. Jika jatuh pada tempat yang cocok spora tersebut akan tumbuh menjadi hifa baru. Jamur zygomycota disebut juga “jamur konjugasi”. Dinamakan demikian karena proses konjugasi terjadi di ujung-ujung hifa yang berlainan jenis, yaitu hifa(+) dn hifa (-. Hifa – hifa teersebut bersifat haploid (n). kedua jenis hifa itu akan mengalami pembengkakan dan pemanjangan pada ujungnya. Hifa yang membengkak disebut gametangium, yaitu organ pembentuk gamet. Selanjutnya kedua gametangium itu akan bersatu membentuk zigopora yang bersifat diploid (2n). Zigospora adalah spora berdinding tebal dan sedang dalam fase istirahat. Zigospora dapat dorman ( keadaan terhambatnya pertumbuhna atau perkembangan untuk sementara waktu) selama beberapa bulan akan berkecambah menjadi hifa baru. Selanjutnya hifahifa tersebut membentuk sporangiosfor yang kemudian akan menghasilkan spora. Setelah itu akan berlangsung proses reproduksi aseksual. Berikut ini adalah siklus hidup dari zygomycota
4
Gambar 2.1 siklus hidup zygomycota. Anggota zygomycota umumnya hidup sebagai saprofit, baik di tanah ataupun sisa-sisa organisme misalnya di kayu lapuk. Beberapa jenis zygoucota juga termasuk parasit pada tumbuhan serangga . selain R. stolonifer contoh lain zygomycota adalah R. oryzae, Pilopolus, dan mucor.
2. Ascomycota Anggota kelas in dicirikan dengan pembentukan askus yang merupakan temppat dihasilkannya askospora. Ascomycota memilika hifa yyang bersekat. Anggotanya cukup beragam, ada yang bersel satu, misalnya yeast atau khamir, yang bersel banyak seperti nectria atau peziza. Ascomycota mengalami reproduksi seksual dan aseksual. Pada ascomycota bersel banyak, reprouksi aseksual dilakukan dengan cara membentuk konidiospora atau konidia. Konidia ini terbentuk pada salah satu ujung hifa khusus yang tumbuh tegak. Apabila konidia masak jatuh pada tempat yg cocok akan menghasilkan hifa baru. Sementara itu reproduksi aseksual pada konidia bersel satu dilakukan dengan cara membentuk tunas. Repoduksi seksual ascomycota terjadi dengan cara pembentukn askospora melalui hifa (+) dan hifa (-). Hifa (+) membentuk anteridium dan hifa (-) mebentuk askogonium. Keduanya akan bertemu dan terjadi plasmogami ( penyatuan sitoplasma) sehingga akan terbentuk sel dengan dua inti. Askogoium yang telah memiliki dua inti tersebut akan menghasilkan hifa-hifa askogonium yang dikariotika ( berinti 2). Hifa dikariotika tersebut akan membentuk askokarp. Sementara itu ujung hifa akan membentuk askus. Selanjutnya inti askus akan membelah dua kali. Pembelahan pertama terjadi secara meiosis dan pembelahan kedua terjadi secara mitosis.
5
Gambar 2.2 siklus hidup Ascomycota
Beberapa jenis ascomycota merupakan jamur yang menguntungkan manusia, diantaranya adalah Neurospora crassa, Trichoderma reesei, S.cerevisiae, Aspergillus, Penicillium dan Phaffia rhodozyma. Neurospora crassa merupakan jamur yang digunakan untuk membuat oncom. Penicillium camemberti menghasilkan cita rasa keju. S.cerevisiae atau disebut juga ragi/ yeast/ khamir yang biasa digunakan untuk membuat tapai. Selain menguntungkan beberapa jamur ascomycota juga ada yang merugikan, misalnya a) Aspergillus flavus, menghasilkan aflatoksin yang dapat menyebabkan kanker hati, ditemukan pada kacang-kacangan dan biji-bijian b) Candida albigans, penyebab penyakit keputihan pada perempuan. c) Blastomyces dermatitidis, penyebab penyakit blastomikosis.
3. Basidiomycota Ciri utama jamur dalam divisi basidiomycota adalah mempunyai spora seksua yang disebut basidiospora. Basidiospora terbentuk pada bagian yang disebut basidiium. Ciri lainnya adalah mempu membentuk tubuh buah yang makroskopis sehingga mudah dilihat. Jamur-jamur anggota basisiomycota dapat dijumpai di tanah, pohon yang lapuk atau jerami di musim hujan. Bentu dan warnanya juga macam-macam. Beberapa jenis sudah dibudidayakan sebagai bahan makanan dan obat-obatan. Reproduksi jamur Basidiomycota umumnya berlangsung secara seksual dengan cara konjugasi untuk membentuk basidiospora. Proses pembentukan Basidiospora adalah sebagai berikut. Basiodiospora merupakan spora yang haploid. Spora ini tumbuh membentuk hifa-hifa yang bersekat. Tiap sekat berinti satu. Ada 2 jenis hifa, yaitu hifa (+) dan hifa (-). Jika ujung hifa yang bertemu akan terjadi plasmogami. Inti sel hifa (+) akan diberikan kepada inti sel hifa (-) sehingga terbentuk dua sel hifa dengan dengn 2 inti. Sel hifa dengan dua inti akan membentuk miselium yang dikariotik. Kemudian miselium-miselium ini akan tubuh menjadi tubuh buah (basidiokarp) yang bentuknya seperti payung atau bentuk lainnya. Basidiokarp menghasilkan basidium yang terdapat pada lapisan yang disebut himenium, di dalam himenium terjadi 6
kariogami yaitu persatuan dua inti menjadi satu.emudian mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk basidiospora yang terdapat diujung basidium.
Gambar 2.3 siklus hidup Basidiomycota Beberapa jenis jamur Basidiomycota dimanfaatkan sebagai bahan makanan karena memiliki kandungan gizi yang tinggi atau sebagai bahan obat-obatan. Beberapa jenis Basidiomycota yang dibudidayakan secara intensif misalnya jamur merang ( Volvariella volvaceae), jamur tiram (Pleurotus sp), jamur kuping ( Auricularia polytrica). Sementara itu jamur Basidiomycota yang merugikan manusia adalah Amanita phalloides dan A. muscaria yang dapat menghasilkan racun yang berbahaya. 4.
Deuteromycota Jamur Deuteromycota sering disebut juga sebagai jamur tidak sempurna karena belum diketahui reproduksi seksualnya sehingga reproduksi jamur ini hanya dilakukan secara aseksual dengan membentuk konidia seperti pada jamur ascomycota. Jika sudah diketahui cara reproduksinya ia akan dimasukkan kedalam divisi yang berbeda.contohnya adalah jamur oncom. Dahulu jamur ini termasuk termasuk divisi deuteromycota dengan nama Monilia sitophila. Namun setelah diketahui bahwa jamur ini dapat membentuk askospora, sekarang jamur ini termasuk kedalam divisi Ascomycota dengan nama Neurospora crassa. Contoh lain adalah Aspergillus dan Penicillium. Ciri lain Deuteromycota adalah hifanya bersekat. Sebagian besar anggota Deuteromycota brsifat merugikaan karena merupakan parasit yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Contohnya adalah Chladosporium penyebab penyakit kulit, Trichophypton dan Epidermophyton penyebab penyakit kulit dan kuku
2.4. Simbiosis Jamur Jamur hidup dilingkungan yang angat beragam dan membentuk hubungan simbiosis dengan organisme lain. Ada 2 bentuk hubungan simbiosis jamur dengan organism lain yaitu mikoriza dan lumut kerak. 1. Mikooriza Mikoriza merupakan hubungan simbiosis mutualisme antara jamur dengan akar tumbuhan. Istilah mikoriza berasal dari bahasa Yunani yang berarti akar jamur. Mikoriza 7
biasanya terdapat pada tanaman pangan ( misalnya, serealia, kacang-kacangan, tomat, bawang-bawangan, apel dan stoberri) serta pada komunitas tumbuhan liar. Dalam simbiosis ini jamur memperoleh karena mampu menyerap nutrisi yang dibuat tumbuhan lama fotosintesis. Sebaliknya jamur memberikan 2 keuntungan paa tumbuhan. Pertama, hifa jamur bertindak sebagai perpanjangan akar sehingga meningkatkan kemampuan akar menyerap air dari tanah. Kedua, enzim-nzim digestif yang disekresikan jamur membantu tumbuhan memecah bahan-bahan organic dalam tanah. Ada 2 mikoria yang paling umum, yaitu ektomikoriza dan enomikoriza. Keduanya dibedakan berdasarka masuk tidaknya hifa jamur kedalam dinding sel akar tumbuhan. a. Ektomikoriza Pada ektomikoriza, jamur menghasilkan selubung yang menyelubungi akar tumbuhan. Selubung ini kemudian menghasilkan hifa yang tidak berpenetrasi ke dalam dinding sel akar tumbuhan meskipun mereka terdapat diantara sel-sel korteks akar tumbuhan b. Endomikoriza Endomikoriza disebu juga mikoriza arbuskuler (tidak menghasilkan selubung, hifanya masuk ke dalam dinding sel akar tumbuhan. Masuknya hifa kedalam dinding sel akar tumbuhan akan membentuk vesikel yang berfungsi penyimpanan mineral yang dibutuhkan tumbuhan. 2. Lumut Kerak Jamur ascomycota dan basidiomycota dapat bersimbiosis mutualisme dengan ganggang hijau, Cyanobacteria atau keduanya membentuk struktur yang disebut lumut kerak atau liken. Dalam simbiosis tersebut ganggang bertugas menyerap cahaya matahari untuk membuat makanan melalui fotosintesis. Hal tersebut dapat dilakukan karena ganggang memiliki pigmen klorofil. Adapun jamur melaui hifa-hifanya, bertugas menyerap dan menyimpan air serta ion-ion mineral. Berdasarkan struktur dan daerah penyebarannya, ada 3 macam lumut kerak, yaitu krutosa, frutikosa dan foliosa. Krutosa merupakan lumut kerak yang tumbuh sebagai lapisan kerak tipis dan pipih pada permukaan batuan dan batang pohon, contohnya Parmelia. Frutikosa merupakan lumut kerak dengan bentuk tegak bercabang seperti semak. Contoh lumut kerak ini adalah Usnea (lumut janggut) yang melekat pada pucuk pohon di daerah pegunungan. Adapun foliosa merupakan lumut kerak yang berbentuk pipih dengan gelambir seperti daun. Contohnya Lobaria pulmonaria. Beberapa jenis lumut kerak memiliki nilai ekonomi, contohnya Evernia prunastri dan pseudefernia furfuraceae yang digunakan sebagai bahan campuran farfum. Adapun Usnea biasa digunakan sebagai bahan pembuatan obat tradisional karena mengandung asam usnin yang merupakan bahan antibiotik. Lumut kerak juga memiliki peran penting dalam ekologi. Selain sebagai organisme perintis yang mampu hidup diatas batu. Lmut kerak juga dapat menjadi indikator pencemaran udara. Lumut kerak tidak dapat tumbuh di tempat-tempat yang udaranya tercemar. Hal ini disebabkan karena lumut kerak terlalu sensitif terhadap beberapa bahan pencemar berbahaya.
8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Jamur merupakan organisme uniseluler atau multiseluler yang memperoleh makanannya dengan cara menyerap senyawa sederhana dai lingkungannya. Jamur berkembangbiak secara seksual dan aseksual melalui pembentukkan spora. Berdasarkan ciri-ciri spora dan tumbuh buahnya jamur dapat diklasifikasikan kedalam 4 diivisi yaitu, Ascomycota, Zygomycota , Basidiomycota dan Deuteromycota. Jamur memiliki peran penting dalam kehidupan. Selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dapat juga dimanfaatkan dalam pembuatan obat-obatan dan parfum. Tetapi jamur juga bias merugikan manusia karena bias menyebabkan penyakit yaitu keputihan, penyakit kulit dan sebagainya.
3.2 Saran Penulis menyadari Dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan, untuk itu diperlukan saran an kritik yang membangun
9