Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul SISTEM PLUMBING. Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan li ngkungan sekitarnya. Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Teknik Arsitektur pada khususnya dan masyarakat mas yarakat luas pada umumnya. Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penulis penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman yang membutuhkan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
1
DAFTAR ISI Kata Pengantar …………………………………………………………….. ……………………………………………………………..…….. ……..ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………..3 1.2 Tujuan Penulisan …………………………………………………………….3 1.3 Manfaat…………...………………………………………………………….. Manfaat…………...………………………………………………………….. 5 5 BAB 2 METODE dan OBJEK 2.1 Metodologi Pendataan………………………………………………………... Pendataan………………………………………………………...6 6 2.2 Analisis dan Identitas Identitas Objek ………………………………………………… 6 BAB 3 DATA dan PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Sistem Plumbing…………………… ……………………………8 3.2 Sistem Plumbing air bersih ………………...……………………………….. 9 ………………...……………………………….. 9 3.3 Sistem Plumbing air kotor …………………………………………………..21 …………………………………………………..21 3.4 Sistem Plumbing air buangan ……...……………………………………… 29 3.5 Sistem Plumbing air hujan ……………………..……………………………32 BAB 4 Penutup 4.1 Kesimpulan dan Saran ………………………………………………………37 4.2 Daftar Pustaka ………………………………………………………………38
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan sekitarnya. Setiap usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin. Dan berdasarkan hal tersebut telah ditetapkan peraturan pemerintah tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuang air bekas atau air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang diinginkan. Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi kebutuhan air bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efesien dan efektif (drainase), sehingga tidak terjadi kerancuan dan pencemaran yang senantiasa terjadi ketika saluran sal uran mengalami gangguan.
3
Drainase berasal dari bahasa Inggris “drainage” yang mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain) dan bagian
penerima air (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bagian lainnya seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun pompa. Fungsi utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air bersih dan atau air panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.
1.2
Tujuan Penulisan
Maksud dan Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu tugasmata kuliah sains bangunan dan utilias 1. Selain itu, penulisan ini juga bertujuan untuk mengingatkan pengetahuan penulis mengenai pentingnya keberadaan suatu sistem plumbing dan sanitasi sebagai bagian dari utilitas bangunan yang mendukung aktivitas dalam suatu gedung.
4
1.2
Manfaat
1.3.1 Untuk Mahasiswa A. Meningkatkan pengetahuan tentang sains dan utilitas khususnya transportasi bangunan(non mekanis) B. Meningkatkan kemampuan dalam membuat makalah dan kerjasama kelompok. 1.3.2 Dosen A. Memberikan tambahan wawasan kepada Bapak/Ibu dosen mengenai transportasi bangunan(non mekanis) pada objek observasi. Membantu Bapak/Ibu dosen untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa dalam membuat makalah.
BAB II
5
METODE DAN OBJEK 2.1 Metodologi Pendataan
2.1.1. Metode Analisis Dengan cara mengumpulkan data yang didapat dilapangan yang selanjutnya akan analisis dengan cara membandingkannya dengan teori yang didapat dari litelatur- litelatur maupun di buku sehingga kita dapat tahu tentang pengkondisian udara yang nyata dilapanngan 2.2.1 Metode Observasi Langsung Pendataan dilakukan dengan cara observasi langsung ke objek dan mekukan pendataan dengan menggunakan sketsa dan pengukuran menggunakan meteran. 2.2 Analisis dan Identitas Objek
2.2.1 Identitas dan Pemilik Objek Objek yang menjadi tempat observasi kami adalah sebuah rumah tinggal tipe jean yang terletak di kawaasan perumahan citraland ,yang beralamat di Jl. Cargo Permai Marketing Gallery, Ruko Crystal Square GG/08, Bali 80116 .Pemilik rumah tinggal ini tidak memliki penghuni, karena rumah ini adalah rumah contoh di perumahan citraland . 2.2.2 Fungsi Objek Objek ini merupakan rumah untuk tempat tinggal yang terbilang cukup besar karena dapat dihuni 5 orang(tidak termasuk pembantu) . Dalam kegiatan sehari-hari, orang biasanya berada di luar rumah untuk bekerja, bersekolah atau melakukan aktivitas lain. Aktifitas yang paling sering dilakukan di dalam rumah adalah beristirahat dan tidur. Selebihnya, rumah berfungsi sebagai tempat beraktivitas antara anggota keluarga atau teman, baik di dalam maupun di luar rumah pekarangan.
2.2.3 Kapasitas Objek Objek rumah tinggal yang kami observasi memiliki kapasitas 4-5 orang, dimana terdapat 2 kamar tidur dengan kasur size king yang memungkinkan ditempati 2 orang per kamar. .
6
2.2.4 Lokasi Objek
7
BAB III PEMBAHASAN 3.1 SISTEM PLAMBING Sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar peralatan dan standar instalasinya. Fungsi-fungsi sistem plambing itu sendiri adalah sebagai berikut ini: a. Sistem Penyediaan air bersih, menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan kualitas, kuantitas, dan te kanan yang cukup. b. Penyaluran air buangan, membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari sistem yang lain serta mencegah masuknya udara tidak sedap dan air kotor ke dalam ruangan. c. Penyediaan air untuk pemadam kebakaran, menyediakan air dengan kuantitas yang cukup dan mudah operasinya apabila terjadi kebakaran. d. Penyediaan air panas, menyediakan air panas yang cukup dan tidak mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Adapun ruang lingkup sistem plambing diantaranya sistem air bersih, air kotor, air kolam.
8
3.2 AIR BERSIH Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwijosaputro, 1981). Menurut Peraturan Menteri Kesehata RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAB) pada Rumah Tinggal di Perumahan Citraland
Sistem penyediaan air bersih (SPAB) pada rumah tinggal ini mulai dari sumber air yang digunakan hingga sistem pendistribusiannya dijelaskan sebagai berikut.
1. Sumber Air Bersih
Menurut
Purba
(https://jonpurba.wordpress.com/2010/02/24/plumbing/),
sumber air bersih bisa didapat dari air hujan yang meresap kedalam tanah, air danau, serta air sungai. Sedangkan pada objek rumah tinggal yang diobservasi, sumber air berasal dari tanah atau air hujan yang telah meresap kedalam tanah. Kemudian air diperoleh melalui sumur bor.
9
2. Cara Memperoleh Air Bersih
Terdapat beberapa cara yang digunakan untuk memperoleh air bersih, seperti dengan menggunakan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sumur bor, serta sumur gali. Lokasi rumah tinggal yang berada di Denpasar ini menggunakan air yang disalurkan dari PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Dari instalasi air PDAM yang berada di halaman depan bangunan ini. Adapun kelebihan dan kekurangan dari penggunaan air PDAM adalah sebagai berikut. a. Kelebihan : -
Kualitas air yang bersih dan layak konsumsi baik untuk mencuci hingga untuk minum
b. Kekurangan : -
Membayar rekening air setiap bulan
3. Pendistribusian Air Bersih
Menurut yang telah dipelajari selama perkuliahan, cara pendistribusian air bersih ke dalam bangunan ada empat, yaitu: 1) Sistem Terbuka 2) Sistem Tertutup 3) Sistem Langsung 4) Sistem Tak Langsung Pada objek rumah tinggal yang diobservasi, sistem pendistribusiannya menggunakan sistem terbuka dan tak langsung. Sistem terbuka adalah sistem
10
yang kedua ujung pipanya tidak menyambung. Sistem tak langsung adalah sistem yang mengalirkan air secara tidak langsung ke alat saniter yaitu dengan adanya penyimpanan dahulu sebelum dialirkan.
Gambar. Alur Sistem Terbuka Sumber: http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/page/3/
Adapun kelebihan dan kekurangan dari penggunaan sistem terbuka adalah sebagai berikut. a. Kelebihan : -
Penggunaan pipa yang sedikit, sehingga biayanya lebih murah
b. Kekurangan : -
Keluaran air di bagian yang paling jauh akan bertekanan rendah sehingga air semakin kecil
11
Gambar. Sistem Pendistribusian Air Tak Langsung Sumber: http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/images.jpg
Adapun kelebihan dan kekurangan dari penggunaan sistem tak langsung adalah sebagai berikut. a. Kelebihan : -
Debit dan tekanan air bersih untuk keluarga dapat tercukupi, sehingga kenyamanan dapat terpenuhi
-
Kebutuhan air bersih masih dapat berfungsi apabila listrik padam
b. Kekurangan : -
Pada sistem gravitasi (Tangki atas), tekanan air dalam sistem kurang bagus apabila ketinggian tangki atas kurang dari 7 meter.
-
Daya listrik rumah harus mencukupi, apabila dari tandon didistribusikan dengan menggunakan pompa.
-
Biaya lebih mahal daripada sistem langsung karena harus menggunakan pompa.
-
Memerlukan perencanaan yang teliti.
12
4. Penyimpanan Air
Menurut
Purba
(https://jonpurba.wordpress.com/2010/02/24/plumbing/),
terdapat beberapa jenis penyimpanan air antara lain tangki air, reservoir, dan sebagainya. Sedangkan pada objek obesrvasi, penyimpanannya menggunakan tangki atas atau roof tank. Tangki ini digunakan untuk menyimpan air setelah masuk dari saluran PDAM.
Letak tangki atas
Gambar. Tangki Atas pada Objek Observasi Sumber: Dokumen Pribadi
13
A. Lay Out Penempatan tangki penyimpanan air bersih pada rumah citraland ini adalah : Berdasarkan obeservasi, tangki penyimpanan terletak pada bagian atas rumah, yaitu di ketinggial 6,5 meter dari permukaan tanah
Letak Tangki Atas
Gambar Layout Plan Penempatan Tandon pada bagian atas bangunan
Pada gambar tersebut, Tadon air ditandai dengan warna merah, kemudian air dipompa untuk didistribusikan menuju masing-masing ruangan.
14
Untuk pendistribusian air bersih ke masing-masing unit ruang ditunjukkan dengan notasi anak panah pada gambar :
Gambar pendsitribusian air bersih pada lantai s atu Pada gambar tersebut ditunjukkan pendistribusian air bersih melalui bathub, washtafel, sink, dan closet.
15
Gambar pendsitribusian air bersih pada lantai dua Sumber : Dokumentasi pribadi
Berdasarkan gambar, warna hitam bold merupakan sistem air panas, sedangkan warna biru merupakan air bersih. Pendistribusian air bersih pada unit ini melalui bathub, closet, washtafel.
16
B. Sistem
Gambar Skema Jaringan Air Bersih (Sumber:doc.rumahcitraland)
Dari skema diatas dapat dilihat bahwa dari sumber penghasil air bersih yang berada pada Tandon air langsung menuju jaringan distribusi dan dapat langsung dipergunakan/dipakai
17
C. Komponen 1. Pipa Pada objek rumah tinggal, pipa yang digunakan untuk air bersih adalah pipa PVC Wespek 1”, pipa PVC Wespek 3/4”, dan pipa PVC Wespek 1/2” untuk pengaliran ke kran.
2. Pompa Air Pompa air berfungsi sebagai pemberi tekanan pada air dari tendon menuju ke alat saniter, sehingga air mendapatkan tekanan yang cukup pada alat saniter.
3. Tandon/ Tangki air Tandon atau Tangki air yang terdapat pada bagian atas rumah berfungsi sebagai tempat menyimpan air yang bersumber dari PDAM dan kemudian akan dialirkan ke dalam rumah.
4. Kran Kran pada objek rumah tinggal ini berfungsi sebagai tempat keluarnya air bersih. Kran ini terdapat di berbagai tempat seperti kamar mandi, halaman, wastafel, dll.
18
Gambar. Kran pada Objek Rumah Tinggal Sumber: Dokumen Pribadi
19
D. Kapasitas Menghitung Kesesuaian Kapasitas Reservoir terhadap Kebutuhan Air Bersih di Objek Rumah Tinggal Perumahan Citraland
-
Kebutuhan air bersih untuk sebuah rumah dengan kapasitas 1
orang/kamar dan terdapat 5 kamar adalah 1 orang/hari x 200 liter/orang/hari x 5 kamar = 1000 liter
Total penggunaan air bersih dari reservoir adalah 1000 liter/hari. Ini artinya kapasitas reservoir yang sudah bisa mencukupi kebutuhan air bersih minimal pada Villa yaitu 1000 liter. Sehingga, tidak perlu khawatir akan kurangnya ketersediaan air pada rumah tinggal ini
20
3.3 AIR BUANGAN (AIR KOTOR, AIR BUANGAN KHUSUS, AIR HUJAN)
3.3 AIR KOTOR A. Lay Out
Pada Gambar tersebut, pendistribusian air kotor ditunjukkan dengan garis warna biru. Pada lantai satu pendistribusian air kotor terdapat pada closet. Begitu pula pada lantai 2 closet menuju pertemuan pipa stack dan kemudian dibuang ke pembuangan pipa sentral menuju septic tank (pada gambar )
Gambar Lay Out instalasi air kotor lantai satu
21
Gambar instalasi air kotor lantai dua Sumber : Dokumentasi pribadI
22
KAPASITAS AIR BEKAS Berikut beberapa perincian hasil penelitian BPPT dalam kapasitas air bekas : Tabel Kapasitas Air Bekas
NO
KEPERLUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Sikat gigi (menggunakan keran) Sikat gigi (menggunakan gelas) Mandi (shower)/mandi bak 30 gayung Mandi (bathtub standar) WC flush tipe baru Cuci Mobil (ember) Cuci Mobil (selang) Menyiram tanaman (selang) Mesin cuci front loading Mesin cuci top loading Cuci piring (keran) Cuci piring dengan zink Keran/WC bocor per hari
(Sumber : gunakan.html)
WAKT U 1 menit 1 menit 5 menit 50 menit 50 menit 30 menit 1 jam 1 jam 15 menit 15 menit -
PENGHABISAN AIR/ LITER 6L 0,5 L 30 L 100 L 6L 75 L 300 L 180 L 100 L 150 L 90 L 45 L 100 L
http://forumkatiga2007.blogspot.co.id/2010/03/seberapa-banyak-air-yang-kita-
23
3.4 Sistem Pembuangan Air Buangan Klasifikasi Sistem Pembuangan Air Buangan
a. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: • Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya (black water). • Sistem pembuangan air bekas. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya ( grey water ). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu • Sistem pembuangan air hujan. Sistem pembuangan air hujan harus merupakan system terpisah dari system pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah. • Sistem air buangan khusus. Sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus b. Berdasarkan cara pembuangannya: • Sistem pembuangan campuran, yaitu sistem pembuangan dimana segala jenis air buangan dikumpulkan ke dalam satu saluran dan dialirkan ke luar gedung, tanpa memperhatikan jenis air buangannya. • Sistem pembuangan terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana segata jenis air buangan dikumpulkan dan dialirkan ke luar gedung secara terpisah. • Sistem pembuangan air secara tak langsung, yaitu sistem pembuangan air dimana air buangan dari beberapa lantai gedung bertingkat digabungkan dalam satu kelompok.
c. Berdasar cara pengalirannya:
24
• Sistem gravitasi, yaitu air buangan mengatir dari tempat yang lebih tinggi secara grafitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah. • Sistem bertekanan yaitu bila saluran umum atau riot kota letaknya lebih tinggi dari atat-atat plumbing, sehingga air buangan dikumpulkan tertebih dahulu dalam suatu bak penampung kemudian dipompakan ke riot kota.
d. Menurut Letaknya: • Sistem pembuangan dalam bangunan, yaitu sistem pembuangan yang tertetak di datam gedung, sampai jarak satu meter dari dinding tuar bangunan tersebut. • Sistem pembuangan di luar bangunan atau riot bangunan, yaitu sistem pembuangan di luar bangunan, di halaman, mulai satu meter dari dinding paling luar dari bangunan sampai ke riot kota.
Syarat-Syarat Bagian Sistem Pembuangan
a.
Kemiringan Pipa dan Kecepatan Aliran
•
Sistem pembuangan harus mampu mengalirkan dengan cepat air buangan yang biasanya mengandung bahan-bahan padat. Maka pipa pembuangan harus mempunyai ukuran kemiringan yang cukup sesuai dengan banyak dan jenis buangan yang dialirkan.
•
Aliran di dalam pipa dianggap tidak penuh dengan air buangan, tidak lebih dari 2/3 terhadap penampang pipa, sehingga bagian atas yang kosong cukup untuk sirkulasi udara.
•
Kemiringan pipa dapat dibuat sama atau lebih dari satu per diameter pipanya (dalam mm).
•
Kemiringan pipa pembuangan dan riolnya dapat dibuat lebih landai daripada kemiringan standar, dengan kecepatan tidak kurang dari 0,6 m/detik. Dalam hal ini jika kurang dari kecepatan tersebut, kotoran dalam air buangan akan mengendap dan menyumbat pipa.
•
Kecepatan terbaik dalam pipa antara 0,6-1,2 m/detik.
25
•
Jika aliran terlalu cepat akan menimbulkan turbulensi aliran yang dapat menimbulkan gejolak-gejolak tekanan dalam pipa. Hal ini akan mengganggu fungsi seal trap.
•
Kemiringan yang lebih dari 1/50 cenderung menimbulkan efek siphon yang akan menyedot air penutup dalam seal trap
•
Pada jalur pipa yang cukup panjang, ukuran pipa sebaiknya tidak kurang dari 50 mm.
b.
Lubang Pembersih dan Bak Kontrol
•
Lubang pembersih dan bak kontrol digunakan untuk pembersihan pipa dari sumbatan dan kotoran yang mengganggu aliran dalam pipa.
•
Lubang pembersih dipersyaratkan harus mudah dicapai dan pada area sekelilingnya harus cukup luas untuk memudahkan pembersihan. Untuk pipa ukuran sampai dengan 62 mm jarak sekelilingnya minimal 30 cm, dan untuk ukuran pipa 75 mm atau lebih jarak sekelilingnya minimal 45 cm.
•
Lubang pembersih harus dipasang pada lokasi sebagai berikut :
•
Awal cabang mendatar atau pipa pembuangan gedung.
•
Pada pipa mendatar yang panjang.
•
Pada tempat dimana pipa pembuangan membelok dengan s udut lebih dari 45 derajat.
•
Bagian bawah dari pipa tegak dan di dekatnya
c.
Bahan pipa saluran limbah
•
Polyvinil Chlorida (PVC) 1.
Di pasaran terdapat beberapa ukuran pipa jenis PVC, antara lain dengan diameter: 2 inci, 4 inci, 5 inci dst.
2.
PVC tidak tahan terhadap bahan-bahan kimia, terutama yang mengandung klor dan yang bersifat asam, serta tidak tahan terhadap panas, selain itu juga tidak tahan terhadap benturan.
3.
Temperatur air buangan yang diijinkan masuk ke dalam PVC maksimal 60 derajat Celcius, karena koefisien muai PVC sebesar 0,06/mm/0 derajat. Hal tersebut dapat diatasi dengan menurunkan suhu air atau
26
menetrallisir air buangan yang mengandung unsur-unsur kimia sebelum dialirkan ke PVC. •
Pipa Galvanis (galvanized pipe) 3.2 Dibuat dari bahan baja yang dicampur dengan besi dan karbon dengan perbandingan tertentu. Dipasaran terdapat beberapa jenis galvanized pipe berdasarkan dimensi dan ketebalan. 3.3 Galvanized pipe mempunyai sifat tahan terhadap benturan, tidak bersifat getas, tahan panas, tahan terhadap zat-zat kimia, dan bebas karat dalam keadaan normal. 3.4 Dalam pemasangannya galvanized pipe memerlukan alat bantu berupa besi penggantung dan pengikat pipa.
d.
Ukuran-ukuran pipa pembuangan Dalam standar Standar HASS 206-1977 disebutkan bahwa:
•
Ukuran minimum pipa cabang mendatar Pipa cabang mendatar harus mempunyai ukuran minimal sama dengan diameter terbesar dari perangkap alat plumbing/seal trap yang dilayani.
•
Ukuran minimum pipa tegak Pipa tegak harus mempunyai ukuran sekurangkurangnya sama dengan diameter terbesar cabang mendatar yang disambung ke pipa tegak tersebut.
•
Pengecilan ukuran pipa Pipa tegak maupun pipa cabang mendatar tidak boleh diperkecil diameternya dalam arah air buangan. Pengecualiannya hanya pada kloset, dimana pada lubang keluarnya dengan diameter 100 mm dipasang pengecilan pipa (reducer) 100 / 75 mm. Cabang mendatar yang melayani satu kloset harus mempunyai diameter minimal 75 mm dan untuk dua kloset atau lebih minimal 100 mm.
•
Pipa di bawah tanah Pipa pembuangan yang ditanam dalam tanah atau di bawah lantai bawah harus mempunyai minimal 90 mm.
•
Interval cabang Interval cabang adalah jarak pada pipa tegak antar a dua titik dimana cabang mendatar disambungkan pada pipa tersebut minimal berjarak 2,5 m.
27
Skema Pembuangan
28
Sebelum mencapai pembuangan akhir, atau septic tank , air buangan melewati beberapa alur yang sudah direncanakan yaitu seperti yang telat tersaji pada gambar di bawah ini
Perencanaan tidak hanya dibuat untuk alur pembuangan air kotor, tapi juga untuk alur pembuangan air hujan seperti yang tersaji pada gambar di bawah ini
29
Sedangkan berikut akan kami sajikan gambar peletakan septic tank pada objek yang kami observasi.
LETAK SEPTIC TANK
30
Berikut adalah gambar septictank pada objek observasi di rumah citraland :
31
3.5 AIR HUJAN
Bagian-bagian dalam Sistem Pembuangan
•
Alat – alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti bathtub, wastafel, bak – bak cuci piring, cuci pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb.
•
Pipa – pipa pembuangan.
•
Pipa ven.
•
Perangkap dan penangkap ( interceptor ).
•
Bak penampung dan tangki septic.
•
Pompa pembuangan.
32
Pada bangunan yang kami observasi, berikut adalah beberapa jenis alat-al at plambing yang digunakan :
33
34
Kapasitas Pembuangan
Luas atap setelah dihitung : 39 m 2
Penghitungan curah hujan
Ch : R x L Ch = Curah hujan (liter / menit) L = luas bidang atap M 2 R = Hujan rata rata (liter/menit) Di Indonesia rata rata berkisar 300-500mm/m3/jam = 5~8 L/menit ⸫ Ch = L x R = 39 x 5~8 = 195~312 L/menit
35
Berdasar tabel di atas, jika luas atap 39 m 2 maka digunakan diameter 3” dengan kapasitas 255 L/menit. Jika curah hujan 856 L/menit (diambil hasil terbesar), maka air hujan akan mengalir ke bawah 1 menit x 3” = 856 : 255 = 3.35 ≈ 3 buah pipa Maka didapatkan, untuk curah hujan selama 1 menit untuk luasan atap sebesar 39 m2 paling efisien menggunakan 3 buah pipa berdiameter 3” yang dapat menampung kapasitas 255 L/menitnya
36
BAB IV Penutup KESIMPULAN Sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar peralatan dan standar instalasinya. Berdasarkan hasil analisa kami terhadap objek observasi, maka menurut kami sistem plumbing pada objek ini sudah baik karena penempatan saluran air sudah tepat
KRITIK DAN SARAN
Peletakan system plumbing pada objek yang kami observasi sudah sesuai dengan fungsinya sehingga tertata rapi dan baik
37