MAKALAH STRES ADAPTASI DAN KOPING
Disusun Oleh : 1. Maya Sri
(1601017)
2. Mifta Zakiatul M
(1601018)
3. Novia Nur Qomariah
(1601019)
4. Novia Nurzuhriyanti
(1601020)
5. Nurul Islamiati
(1601021)
6. Putri Setyowati Sugesti
(1601022)
S1 Ilmu Keperawatan Tingkat II A Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten 2017/2018
Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Alah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah “Stres Adaptasi dan Koping” ini dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Dengan adanya penulisan makalah ini semoga dapat membantu dalam pembelajaran kita dan bisa menyelesaikan masalah-masalah, yang khususnya dalam ruang lingkup ilmu keperawatan. Penulis menyadari bahwa susunan pembuatan makalah ini belum mencapai hasil yang sempurna. Oleh karena itu, kritikan dan saran sangat diharapkan yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah ini dapat membantu pembaca dalam mengupas imajinasi mengenai hal-hal yang masih belum diungkapkan dalam membahas Stres Adaptasi dan Koping.
Klaten, November 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................... Daftar Isi......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1. Latar Belakang..................................................................................... 2. Tujuan .................................................................................................. BAB II ISI ...................................................................................................... 1. Konsep Stres ........................................................................................ 2. Model Stres.......................................................................................... 3. Pengertian Koping ............................................................................... 4. Faktor yang mempengaruhi koping ..................................................... 5. Gangguan pola koping ......................................................................... 6. Manajemen keperawatan .................................................................... BAB III KESIMPULAN................................................................................ 1. Kesimpulan .......................................................................................... 2. Saran ................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stres merupakan fenomena universal. Semua orang mengalaminya. Orang
tua
mengalami
stress
dalam
membesarkan
anak,pekerja
membicarakan stress yang dialami dalam pekerjaan mereka,dan pelajar tingkat apapun membicarakan mengenai stres mereka disekolah. Stres dapat disebabkan oleh pengalaman positif dan negative. Sebagai contoh,calon pengantin yang mempersiapkan pernikahan,individu yang baru lulus dan bersiap-siap untuk memulai pekerjaan baru ,dan seorang suami suami yang peduli terhadap perawatan istri dan keluarga setelah diagnosis kanker mengalami reaksi stres. 2. Tujuan Sebagai bahan pembelajaran dalam mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan dan untuk lebih mengetahui tentang apa itu stres dan adaptasi itu.
1
BAB III ISI 1. Konsep Stress Stres adalah satu kondisi ketika individu berespon terhadap perubahan dalam status keseimbangan normal. Stresor adalah setiap kejadian atau stimulus yang menyebabkan individu
mengalami
stress.ketika
seseorang
menghadapi
stressor
responsnya disebut sebagai strategi koping atau mekanisme koping Sumber Stres Stresor, faktor yang menimbulkan stress, dapat berasal dari sumber internal ( yaitu diri sendiri) maupun eksternal ( yaitu keluarga, masyarakat, dan lingkungan). 1) Internal . Faktor internal stress bersumber dari diri sendiri. Stressor individual dapt timbul dari tuntutan pekerjaan atau beban yang terlalu berat, kondisi keuangan, ketidakpuasan dengan fisik tubuh, penyakit yang dialami, masa pubertas, karakteristik atau sifat yang dimiliki, dsb. 2) Eksternal. Faktor eksternal stress dapat bersumber dari keluarga, masyarakat, dan lingkungan. Stressor yang berasal dari keluarga disebabkan oleh adanya perselisihan dalam keluarga, perpisahan orang tua, adanya anggota keluarga yang mengalami kecanduan narkoba, dsb. Sumber stressor masyarakat dan lingkungan dapat berasal dari lingkungan pekerjaan, lingkungan sosial, atau lingkungan fisik.
JENIS STRES
2
Ditinjau dari penyebabnya, stress dapat dibagi dalam beberapa jenis sebagai berikut: 1) Stres fisik, merupakan stress yang disebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu yang terlalu tinggin atau terlalu rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalu menyengat, dlln. 2) Stress kimiawi, merupakan stress yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada obat-obatan, zat beracun asam, basa, faktor hormone atau gas, dlln. 3) Stress mikrobiologis, merupakan stress yang disebabkan oleh kuman, seperti virus, bakteri, atau parasit. 4) Stress fisiologis, merupakan stress yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh, antara lain gangguan struktur tubuh, fungsi jaringan, organ, dlln. 5) Stress proses tumbuh kembang, merupakan stress yang disebabkan oleh proses tumbuh kembang seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia. 6) Stress psikologis dan emosional, merupakan stress yang disebabkan
oleh
gangguan
situasi
psikologis
atau
ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial budaya, atau keagamaan. 2. Model Stress Akar dan dampak stress dapat dipelajari dari sisi medis dan model teori perilaku. Model stress ini dapat digunakan untuk membantu pasien mengatasi respons yang tidak sehat dan tidak produktif terhadap stressor.
a.
Model Berdasarkan Respons
Model stress ini menjelaskan respons atau pola respons tertentu yang dapat mengidentifikasikan stressor. Model stress yang dikemukakan oleh Selye, 1976, menguraikan stress sebagai respons yang tidak spesifik dari
3
tubuh terhadap tuntutan yang dihadapinya. Stress ditunjukkan oleh reaksi fisiologis tertentu yang disebut sindrom adaptasi umum ( general adaptation syndrome-GAS )
b. Model Berdasarkan Adaptasi Model ini menyebutkan empat faktor yang menentukan apakah suatu situasi menimbulkan stress atau tidak ( Mechanic, 1962 ), yaitu: 1.
Kemampuan untuk mengatasi stress, bergantung pada pengalaman
seserang dalam menghadapi stress serupa, system pendukung, dan persepsi keseluruhan terhadap stress. 2. Praktik dan norma dari kelompok atau rekan-rekan pasien yang mengalami stress. Jika kelompoknya menggap wajar untuk membicarakan stressor, maka pasien dapat mengeluhkan atau mendiskusikan hal tersebut. Respons ini dapat membantu proses adaptasi terhadap stress. 3.
Pengaruh
lingkungan
social
dalam
membantu
seseorang
menghadapi stressor. Seorang mahasiswa yang resah menghadapi hasil ujian akhirnya yang pertama dapat mencari pertolongan dosennya. Dosen dapat memberikan penilaian dan selanjutnya memberikan referensi kepada asisten dosen tertentu yang menurutnya mampu membantu kegiatan belajar mahasiswa tersebut. Dosen dan asisten dosen dalam contoh ini merupakan sumber penurun tingginya stressor yang dialami mahasiswa tersebut. 4.
Sumber daya dapat digunakan untuk mengatasi stressor. Misalnya,
seorang penderits sakit yang kurang mampu dalam hal keuangan dapat memperoleh bantuan tunjangan Askes dari perusahaan tempatnya bekerja untuk kemudian berobat di rumah sakit yang memadai. Hal ini mempengaruhi cara pasien untuk mendapatkan askes ke sumber daya yang dapat membantunya mengatasi stresir fisiologis.
c.
Model Berdasarkan Stimulasi
4
Model ini berfokus pada karakteristik yang bersifat menggangu atau merusak dalam lingkungan. Riset klasik yang mengungkapkan stress sebagai stimulus telah menghasilkan skala penyesuaian ulang sosial, yang mengukur dampak dari peristiwa-peristiwa besar dalam kehidupan seseorang terhadap penyakit yang dideritanya (Holmes dan Rahe, 1976). Asumsi-asumsi yang mendasari model ini adalah: 1.
Perisrtiwa-peristiwa yang mengubah hidup seseorang merupakan
hal normal yang membutuhkan jenis dan waktu penyesuaian yang sama. 2.
Orang adalah penerima stress yang pasif; persepsi mereka terhadap
suatu peristiwa tidaklah relevan. 3.
Semua orang memiliki ambang batas stimulus yang sama dan sakit
akan timbul setelah ambang batas tersebut terlampaui.
d. Model berdasarkan Transaksi Model ini memandang orang dan lingkungannya dalam hubungan yag dinamis, resiprokal, dan interaktif. Model ini dikembangkan oleh Lazarus dan Folkman ini menganggap stressor sebagai respons perceptual seseoarng yang berakar dari proses dan kognitif. Stress berasal dari hubungan antara orang dan lingkungannya. 3. Koping Koping dapat didiskripsikan sebagai keberhasilan menghadapi atau menangani masalah dan situasi. Strategi koping (mekanisme koping) adalah cara berespon bawaan atau dapatan terhadap peubahan lingkungan atau masalah atau situasi tertentu. Menurut folkam dan lazarus (1991), koping adalah “upaya kognitif dan perilaku untuk mengelola tuntutan eksternal dan internal tentu yang dinilai membebani atau melewati batas sumber daya yang ada didalam individu. Dua jenis stres koping adalah koping yang berfokus pada masalah dan koping yang berfokus pada emosi. Koping yang berfokus pada masalah mengacu pada upaya memperbaiki situasi dengan membuat
5
perubahan atau mengambil beberapa tindakan. Koping yang berfokus pada emosi mencakup pikiran dan tindakan yang meredakan distres emosi. Koping yang berfokus pada emosi tidak memperbaiki situasi, tetapi setelah menggunakannya, individu sering kali merasa lebih baik. Strategi koping juga dipandang sebagai strategi jangka panjang dan jangka pendek. Strategi koping jangka panjang dan konstruksifdan realistis. Sebagai contoh, pada situasi tertentu, berbicara dengan orang lain menegenai masalah atau mencoba untuk mencari tahu lebih banyak mengenai situasi tersebut merupakan strategi jangka panjang Starategi jangka panjang yang lain termasuk starategi yang mencangkup perubahan pola gaya hidup, seperti melakukan diet sehat, olahraga teratur, menyeimbangkan antara waktu sengang dan waktu untuk bekerja, atau menggunakan senggang dan waktu berkerja , atau menggunakan pemecahan masalah, bukan marah atau respon nonstruktif lain dalam pembuatan keputusan. Strategi koping jangka pendek dapat mengurangi stres sehingga batas yang dapat ditoleransi untuk sementara waktu, tetapi pada akhirnya merupakan cara yang tidak efektif untuk menghadapi realitas. Stertegi tersebut bahkan dapat berpengaruh destruktif atau merusak pada individu. Contoh startegi koping jangka pendek adalah minum-minuman alkohol atau mengkonsumsi obat-obatan, bermimpi berkhayal, bergantung pada keyakinan bahwa segala sesuatu akan selesai, dan tunduk pada orang lain untuk menghindari kemarahan. Startegi koping bervarias di antara individu dan sering kali berhubungan
dengan
persepsi
individu
terhadap
kejadian
yang
menimbulkan sters. Tiga pendekatan untuk berkoping terhadap stres adalah mengubah stresor, beradaptasi dengan stesor atau menghindari stersor. Strategi koping individu sering kali berubah dengan penilaian kembali terhadap situasi. Tidak ada satu cara yang paling tepat untuk
6
berkoping. Beberapa orang memilih untuk menghindar lainnya berhadapan dengan situasi sebagai koping. Sementara, yang lainnya lagi mencari informasi atau tergatung pada keyakinan agama sebagai strategi koping. Koping adaptif dan mal adaptif. Koping adaptif membantu individu menghadapi kejadian yang menimbulka stres dan mememinimalkan disstres yang diakibatkan secara efektif. Koping maladaptif dapat mengakibatkan distres yang tidak seharusnya bagi individu dan orang lain yang
berhubungan
dengan
individu
tersebut
atau
kejadian
yang
menimbulakan stres. Dalam literatur keperawatan, koping efektif dan tidak efektif sering Kali dibedakan. Koping efektif menimbulkan adaptasi, koping tidak efektif menimbulkan maladaptasi. Meskipun perilaku koping tidak selalu tampak sesuai, perawat perlu mengingat bahawa koping selalu bertujuan. Efektifitas koping individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk : 1)
Jumlah, durasi, dan intensitas stres
2)
Pengalaman masa lalu individu
3)
Sistem pendukung yang tersedia untuk individu
4)
Kualitas personal individu Apabial durasi stresor melebihi kekuatan koping individu, orang
tersebut menjadi kelelahan dan dapat semakin rentan terhadap masalah kesehatan. Reaksi terhadap stres jangka panjang terlihat pada anggota keluarga yang melakukan perawatan terhadap seseorang dirumah untuk jangka waktu yang panjang. Stres ini disebut beban pemberi asuhan dan menimbulkan respon, seperti keletih kronik, kesulitan tidur, dan tekana darah tinggi. Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan jiwa. Saat strategi koping atau mekanisme pertahanan diri menjadi tidak efektif, individu dapat mengalami masalah interpersoanal, kesulitan kerja, dan penurunan bermakana pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusa.
7
4. Faktor yang mempengaruhi koping Faktor yang mempengaruhi strategi koping individu jenis
kelamin,
tingkat
pendidikan,
status
meliputi usia,
perkawinan,
kesehatan
fisik/energi, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial dan dukungan sosial dan materi (Suwitra, 2007). a. Usia Usia berhubungan dengan toleransi seseorang terhadap stres dan jenis stresor yang paling mengganggu. Usia dewasa lebih mampu mengontrol stress dibanding dengan usia anak-anak dan usia lanjut (Siswanto, 2007). Indonesiannursing (2008) memaparkan usia berpengaruh terhadap cara pandang seseorang dalam kehidupan, masa depan dan pengambilan keputusan. b. Jenis kelamin Wanita biasanya mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap stressor dibanding dengan pria, secara biologis kelenturan tubuh wanita akan mentoleransi terhadap stres menjadi baik dibanding pria (Siswanto, 2007). Jenis kelamin sangat mempengaruhi dalam berespon terhadap penyakit, stres, serta penggunaan koping dalam menghadapi masalah. c. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang mudah terkena stres atau tidak. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka toleransi dan pengontrolan terhadap stressor lebih baik (Siswanto, 2007). Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. d. Status Perkawinan Yosep (2007) menjelaskan salah satu penyebab stress psikososial yaitu status perkawinan dimana berbagai permasalahan perkawinan
8
merupakan sumber stres yang dialami seseorang, misalnya pertengkaran, perpisahan, perceraian, kematian pasangan, dan lain sebagainya. Stressor ini dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam depresi dan kecemasan. e. Kesehatan Fisik Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar. f. Keyakinan atau Pandangan Positif Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan
individu
pada
penilaian
ketidakberdayaan
(helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problemsolving focused coping. g. Keterampilan Memecahkan Masalah Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan
untuk
menghasilkan
alternatif
tindakan,
kemudian
mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. h. Keterampilan Sosial Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai
dengan nilai-nilai
sosial yang berlaku dimasyarakat. i.
Dukungan Sosial Dukungan
ini
meliputi
dukungan
pemenuhan
kebutuhan
informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya. j.
Materi
9
Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang barang atau layanan yang biasanya dapat dibeli. 5. Gangguan pola koping a. b. c. d. e. f. g.
Krisis maturasi krisis situasional Sistem pendukung yang tidak memadai Harga diri rendah Kelainan fungsi dan sistem keluarga Lingkungan yang tidak terorganisir dan semrawut Penganiayaan dan pengabaian anak (Ademal 2012).
6. Manajemen Keperawatan 1) PENGKAJIAN a. Faktor pendukung
Biologis
: genetik, status nutrisi
Psikologis
:
pengetahuan,
kemampuan
berbicara,
moral,
personal, pengalaman
Status Budaya
: umur, gender, pendidikan, budaya, kepercayaan.
b. Faktor pencetus
Biologis : a. Neroanatom b. Nerofisiologi c. Nerokimia d. Tingkat kematangan dan perkembangan organik
Psikologis : a. Persaingan antara saudara kandung b. Intelegensi c. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat d. Kehilangan mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu dan bersalah e. Konsep diri, pengertian identitas diri sendiri f. Keterampilan, bakat dan aktifitas
10
g. Pola adaptasi h. Tingkat perkembangan emosi
Sosio-budaya : a. Kestabilan keluarga b. Tingkat ekonomi c. Pengaruh ras dan agama d. Masalah kelompok minoritas, prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikandan kesejahteraan yang tidak memadai
c. Penilaian respon terhadap stress : a. Afektif
: perasaan sedih, marah, takut, senang, rasa tidak
berdaya(putus asa, merasa sendirian) b. Kognitif
: tidak mau berkonsentrasi, menyalahkan diri
sendiri, hilang perhatian, ilusi, bingung, ragu-ragu c. Psikologi
:
peningkatan(prolaktin,ACTH,
kolagen,lemah,
letih, lesu, pusing, perubahan berat badan) d. Tingkah laku
: menarik diri, gangguan tingkat aktifitas,mudah
marah, menangis dan tersinggung
2) DIAGNOSA Dalam merumuskan diagnosa keperawatan perawat mengambil dari buku nanda domain 10 Data
yang
dikumpulkan
dapat
dikelompokkan
dalam
masalah
keperawatan(potensial atau aktual) dan etiologi dari masalah. Berikut diagnosa keperawatan pada stress dan adaptasi : a. Koping individu tidak aktif berhubungan dengan : 1. Perubahan pola hidup 2. Sistem pendukung tidak adekuat
11
3. Koping yang tidak ampuh 4. Stress yang berkepanjangan b. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengar : 1. Masalah ekonomi 2. Kecacatan yang berkepanjangan 3. Stress yang berkepanjangan ( fisiologis, psikososial, dan situasi) c. Gangguan aktivitas berhubungan dengan : 1. Stress fisiologis 2. Krisis emosi atau situasi d. Keputusan berhubungan dengan : 1. Tidak mampu menyelesaikan stress 2. Tidak mampu mengontrol stree e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan : 1. Ansietas 2. Krisis situasi atau emosi
3) PERENCANAAN Tujuan yang akan dicapai terhadap masalah seksual yang dialami klien, mencakup : a. Klien dapat menangani berbagai masalah dalam kehidupan b. Klien dapat mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah c. Klien menerima beberapa dukungan yang adekuat
4) IMPLEMENTASI 1. Dukungan klien dan keluarga 2. Orientasi klien 3. Pertahankan identitas klien 4. Memberi informasi yang dibutuhkan klien 5. Ulangi informasi jika klien sukar mengingat 6. Ciptakan lingkungan yang nyaman, tenang, dan mendukung kemandirian klien
12
7. Meningkatkan harga diri klien 8. Membantu menejemen stress 9. Bantu dan latih klien berfikir
5) EVALUASI 1. Pada klien : a. Klien dapat mengahadapi berbagai perubahan dalam kedepannya b. Klien dapat mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah c. Klien dapat menerima beberapa dukungan yang adekuat 2. Pada keluarga : a. Keluarga mampu berkomunikasi dengan klien secara terapeutik b. Keluarga mampu memberikan informasi yang dibutuhkan klien
13
BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN
Setiap individu pasti pernah mengalami stres dan manusia juga haruslah mampu dan pandai beradaptasi terutama pada wanita. Karena wanita sangat rentan dan mudah mengalami stres. Dari masa remaja, pranikah, kehamilan, melahirkan, nifas menyusui dan menopuse. Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran akibat tekanan, perubahan, ketegangan, emosi dan lain-lain yang menimbulkan dampak pada fisik dan psikologi seseorang. Sedangkan Adaptasi adalah penyesuaian diri, dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan sekitar dengan harapan mengatasi kesulitan dan hambatan dari persoalan yang ada karena perbedaan dari kebiasaan. K oping adalah “upaya kognitif dan per ilaku untuk mengelola tuntutan eksternal dan internal tentu yang dinilai membebani atau melewati batas sumber daya yang ada didalam individu.
2. SARAN
Kesehatan merupakan harta yang paling berharga bagi manusia, oleh karena itu jagalah kesehatan sebagaimana mestinya. Stress dapat dikatakan sebagai salah satu tes mental bagi jiwa manusia walaupun tidak dapat dipungkiri stress juga berdampak pada fisik manusia. Untuk menghindari stress dapat dilakukan dengan menjaga kondisi tubuh antara input dan output agar tetap seimbang (homeostatis). Sebagai
manusia terapi
psikologis juga diperlukan untuk membangun spirit hidup, terapi psikologis yang paling sederhana dapat dilakukan dengan cara selalu
14
berpikir positif. Berpikir positif akan selalu membawa manusia kepada hal-hal yang menjurus kepada keberhasilan dan sikap optimisme, selain itu berpikir positif juga dapat mengurangi dampak stress pada diri seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Kozier,Barbara.(2010) Fundamental of Nursing:concept,process,and practice Http://jurnal.ugm.ac.id,. Teori stres:stimulus,respon,dan transaksional Potter & Perry,Fundamental keperawatan edisi 4,Penerbit buku kedokteran EGC,Jakarta
15