Management Krisis Public Relations Malaysia Airlines System Berhad
Oleh:
Lola Arisinta Pitaloka
41130219
Seftia Pratiwi
41130179 Kelas:
41.3A.01
Jurusan Public Relations Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika Jakarta 2015
Daftar Isi
Daftar Isi …….………………………………………………………………..
2
Pengantar ……………………………………………………………………. 3 A.
Sejarah Perusahaan ……………………………………………….. 4
B.
Pengertian Isu………………………………………………………. 5
C.
Jenis Isu Malaysia Airlines……………………………………….. 5
D.
Identifikasi Isu dan Krisis………………..……………………….. 6
E.
Tahapan Krisis…………………………….………………………... 10
F.
Penanganan Krisis MH-370 dan MH-17…………………………. 12
G.
Tahap Resolusi……………………………………………………… 14
H.
Pendekatan Management Public Relations……………………. 16
I.
Komunikasi yang digunakan Malaysia Airlines……………….. 18
J.
Kesimpulan…………………………………………………………… 18
K.
Saran…………………………………………………………………... 19
L.
SWOT………………………………………………………………….. 19
Penutup ……………………………………………………………………… 21
2
Pengantar
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah situasi krisis yang melanda perusahaan. Krisis perusahaan yang kini di alami Malaysia Airlines, merupakan maskapai penerbangan nasional Malaysia yang melayani berbagai rute domestik internasional dari pusat operasinya di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Malaysia Airlines adalah salah satu dari 6 maskapai di dunia yang mendapat penghargaan bintang 5 dari Skytrax. Hal ini merupakan Malaysia Airlines merupakan salah satu penerbangan yang memiliki maskapai dengan layanan yang cemerlang. Namun saat ini Malaysia Airlines sedang mengalami krisis kepercayaan masyarakat. Dalam 5 bulan terakhir 2 maskapai Malaysia Airlines mengalami kecelakaan. Kode penerbangan MH-370 yang hilang dan MH17 yang tertembak karena melewati jalur perang di Ukraina. Kasus tersebut membuat citra Malaysia Airlines menjadi rusak dan perlu ada tanggapan dari pihak perusahaan.
Terima Kasih,
Penulis
3
A. Sejarah Perusahaan
Malaysia-Singapore Airlines, sebagian besar asset MSA menjadi milik Singapore Airlines termasuk rute internasional yang berasal dari Singapura. Pesawat Boeing 737 dan 707 dimiliki Singapura dan asset Malaysia Airlines System hanyalah Fokker F27, rute domestic, dan internasional yang berasal dari Malaysia. MAS mulai beroperasi pada 1 Oktober 1972. Pesawat pertama MAS adalah DC-10 pada 1976 dan Boeing 747 pertama MAS datang pada 1982. Penggunaan nama Malaysia Airlines dimulai pada tahun 1987. Malaysia Airlines memecahkan rekor perjalanan terjauh dunia dari Seattle-Kuala Lumpur dengan pesawat Boeing 777-200 ER dengan jarak 20.044 km dalam waktu 21 jam 23 menit pada 2 April 1997. Kemudian 42 Jam setelah lepas landas dari Bandara Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia Airlines Boeing 777-200 ER tiba di Boeing Field, Seattle, Washington, Amerika Serikat. Sehingga Boeing 777 dianggap sebagai pesawat penumpang paling terjauh, teraman, dan berbadan lebar di dunia. Untuk
semakin
memantapkan
operasi,
Malaysia
Airlines
meluncurkan perusahaan penerbangan baru yang diberi nama Firefly pada April 2007. Pada awalnya, Firefly beroperasi dengan dua pesawat Fokker F50 dan memberikan layanan dua kali sehari dari Bandara Internasional Bayan Lepas Pulau Pinang ke Kota Bharu, Langkawi, Kuantan dan Kuala Terengganu, dengan tambahan ke Phuket dan Koh Samui di selatan Thailand. Firefly dioperasikan oleh Flyfirefly Sdn Bhd, anak perusahaan Malaysia Airlines. Saat pertemuan IATA tahun 2011, maskapai ini menyatakan akan masuk aliansi Oneworld. Pada 1 Februari 2013, maskapai ini telah secara resmi menyertai aliansi Oneworld.
4
B. Pengertian Isu
Menurut dua pakar di AS, Hainsworth dan Meng, sebuah issue muncul “sebagai suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang
dilakukan, atau diusulkan untuk dilakukan, oleh satu atau beberapa pihak yang dapat menghasilkan negosiasi dan penyesuaian sektor swasta, kasus pengadilan sipil atau kriminal, atau dapat menjadi masalah
kebijakan
publik
melalui
tindakan
legislative
atau
perundangan.”
Chase & Jones menggambarkan “issue” sebagai ‘sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya’. Pakar lain mengatakan bahwa dalam bentuk dasarnya, sebuah “issue“ dapat didefinisikan sebagai ‘sebuah titik konflik antara sebuah organisasi
dengan satu atau lebih publiknya’ (‘a point of conflict between an organization and one or more of its audicences’ ). (Regester & Larkin,
2003:42).
C. Jenis Isu Malaysia Airlines
Ada 2 Jenis isu yang dialami pihak Malaysia Airlines yaitu isu internal dan eksternal. Pihak Malaysia Airlines harus segera menangani isu tersebut karena akan merusak citranya dalam masyarakat. a. Internal
1) Kerugian yang begitu besar mencapai selama 3 tahun terakhir ini, yaitu US$ 1.3 Miliar atau sekitar Rp 13 triliun. 2) Karyawan yang tidak bekerja optimal akibat krisis yang terjadi. b. Eksternal
1. Persepsi publik yang menyebar luas sehingga terjadinya isu pada masyarakat. 5
2. Adanya isu maskapai yang rusak akibat pabrik pesawat yang tidak optimal. 3. Salah penembakan rudal.
D. Identifikasi Isu dan Krisis a. Meluasnya Isu I.
MH-370, Boeing 777-200
Isu timbul karena faktor-faktor yang menangani krisis tidak segera mengontrol informasi. Jika terlalu hati-hati dan kurangnya informasi yang secara resmi diperoleh, masyarakat membuat cerita sendiri sesuai opini mereka. Oleh karena itu pihak perusahaan harus segera memberikan klarifikasi kepada publik. Isu yang timbul karena 5 faktor terjadinya krisis tersebut antara lain; 1. Krisis Karena Produk yang Kurang Sempurna Pesawat kode penerbangan diisukan hilang dengan salah
satunya
dikarenakan
kondisi
pesawat
yang
sebelumnya sudah mengalami kerusakan. Seolah-olah dalam hal ini pihak perusahaan menyalahkan pihak pabrik pembuatan pesawat yaitu perusahaan Boeing yang membuat pesawat jenis Boeing 777-200 tersebut. Padahal pesawat ini merupakan jenis pesawat teraman di dunia. 2. Krisis Karena Persepsi Publik Hilangnya pesawat MH-370 membuat persepsi publik meluas dalam lingkungan masyrakat. Adanya Pro Kontra pada perusahaan ini semakin terlihat jelas. Ditambah lagi dengan berita yang diterbitkan oleh berbagai macam
6
media membuat persepsi publik semakin meluas dan mengubah citra perusahaan ini menjadi rusak. 3. Krisis Karena Persaingan Bisnis Di dalam kecelakaan persaingan bisnis semakin kuat, pihak
maskapai
mungkin
ada
yang
mengambil
keuntungan dari hilangnya pesawat ini. Persaingan bisnis yang membuat kepercayaan masyarakat hilang pada “brand” perusahaan tersebut.
4. Krisis Public Relations Menangani penerbangan
kasus MH-370
hilangnya dianggap
pesawat Public
kode
Relations
perusahaan ini sangat tidak cerdik dalam menangani kasus. Memang awalnya mereka sudah mengklarifikasi hilangnya pesawat walaupun belum ada kepastian penyebabnya. Namun dalam kasus ini pihak Public Relations perusahaan dianggap menutupi permasalahan hilangnya pesawat. Hal ini dilakukan mungkin untuk menjaga nama baik perusahaan, tetapi kenyataannya justru pihak perusahaan ini tidak bisa menangani kasus dengan baik. 5. Krisis Strategi 10 bulan kecelakaan MH-370 sudah berlalu dan belum ada strategi yang bisa mencapai target perusahaan untuk mengembalikan citra baiknya. Kerugian semakin hari semakin bertambah. Bisa diprediksi perusahaan ini akan mengalami kebangkrutan.
7
II.
MH-17, Boeing 747-400
1. Krisis Karena Persepsi Publik Pesawat
Malaysian
Airlines
dengan
nomor
penerbangan MH 17 terjatuh di perbatasan Ukraina – Rusia. Penyebabnya jelas: ditembak rudal. Memang sempat terjadi perdebatan mengapa pesawat komersial harus melalui wilayah udara negara yang tengah berkonflik. Mengapa misalnya, Malaysia Airlines tak mengikuti cara Garuda Indonesia dengan memutar jalan ke tenggara dengan melewati Turki, daripada terbang lurus melewati Ukraina. Walaupun pihak ukraina yang salah sasaran. Namun ketika mendengar bahwa rute maskapai lain tidak melewat jalur yang sama dengan Malaysia Airlines hal ini mengubah persepsi publik pun menjadi buruk. Malaysia Airlines dianggap tidak memiliki keamanan jalur yang dapat dipercaya. 2. Krisis Karena Persaingan Bisnis Di dalam kecelakaan persaingan bisnis semakin kuat, pihak
maskapai
mungkin
ada
yang
mengambil
keuntungan dari hilangnya pesawat ini. Persaingan bisnis yang membuat kepercayaan masyarakat hilang pada “brand” perusahaan tersebut.
3. Krisis Public Relations Menangani kasus kecelakaan yang dialami pesawat kode penerbangan MH-17 dianggap Public Relations perusahaan ini tidak cepat dalam menangani krisis. Ditambah lagi dengan kasus sebelumnya yang dialami MH-370 yang hilang, perusahaan ini sudah mengalami krisis Public Relations. 8
5. Krisis Strategi Kecelakaan MH-17 dan hilangnya MH-370 sudah berlalu dan belum ada strategi yang bisa mencapai target perusahaan untuk mengembalikan citra baiknya. Kerugian semakin
hari
semakin
bertambah.
Bisa
diprediksi
perusahaan ini akan mengalami kebangkrutan.
b. Management Isu dan Prosesnya
Krisis yang dialami Malaysia Airlines dari pihak luar dan dalam sudah mencapai tahap kronis. Opini dari masyarakat sudah menyebar luas, isu sudah sulit dikendalikan. Jika tahap ini tidak bisa dikendalikan dan diselesaikan dengan baik maka perusahaan ini akan hilang. Di dalam krisis ini Public Relations Malaysia Airlines harus memikirkan dengan cerdas, cermat, cepat, teliti, sehingga isu dan opini di masyarakat yang sudah terbentuk segera bisa ditangani dengan baik. Penanganan ini harus dilakukan dengan beberapa tahap karena banyaknya peristiwa yang membuat citra Malaysia Airlines memburuk di masyarakat. Ditambah lagi dengan pihak Malaysia Airlines yang dinilai tidak bisa menangani krisis ini dengan baik. Malaysia Airlines terancam mengalami kebangkrutan.
c. Hubungan Antar Isu dan Krisis
Malaysia Airlines mengalami kecelakaan dan hilangnya pesawat. Hal ini mengakibatkan muncul isu yang negatif pada penilaian
masyarakat
terhadap
perusahaan.
Kemudian
perusahaan Malaysia Airlines mengalami krisis kepercayaan karena persepsi publik, krisis persaingan bisnis, dan kesalahan strategi bisnis. 9
Krisis Strategi dan Public Relations, Malaysia Airlines mengalami krisis strategi karena kinerja yang memburuk dan Public Relations Malaysia Airlines yang kurang mengamati dan menyelidiki permasalah. Lambat dalam memberikan klarifikasi sehingga banyak pihak luar yang memberikan opini negatif sehingga membuat perusahaan semakin memburuk.
E. Tahapan Krisis a. Tahap Prodromal
Krisis Malaysia Airlines masuk ke dalam tahap Prodromal. Adanya kecelakaan pesawat kode penerbangan MH-370 yang hilang dan MH-17 yang mengalami kecelakaan penembakan rudal membuat citra perusahaan ini jatuh. b. Kasus Jelas Sekali
Kasus yang dialami Malaysia Airlines sangat jelas sekali. Kasus sudah disebar oleh Media Massa lewat media cetak, elektronik, isu sudah tersebar dan masyarakat sudah memberi opini, terutama opini negatif. c. Tahap Akut
Dalam menangani kasus 2 pesawat yang mengalami kecelakaan itu. Pihak Malaysia Airlines dinilai tidak cepat menanggapinya. Ditambah lagi dengan tindakan perusahaan yang seolah-olah menutupi akibat kecelakaan tersebut. Tidak ada klarifikasi yang jelas dari pihak perusahaan kepada masyarakat dan keluarga korban. Hal tersebut dapat dilihat dalam progress penjualan tiket yang menurun drastis dalam satu tahun ini. Hal ini juga dinilai bahwa kepercayaan masyarakat sudah menghilang.
10
d. Tahap Kronis
Kasus kecelakaan pesawat MH-370 dan MH-17 sudah mencapai tahap kronis untuk perusahaan Malaysia Airlines. Tahap kronis ini bisa dilihat dari kerugian yang mencapai 13 triliun, adanya 6.000 karyawan yang dipecat, perginya para pemegang saham, dan karyawan yang berkerja tidak optimal. Menurut hasil riset menyatakan bahwa Malaysia Airlines (MAS) mengalami krisis perusahaan dan ada menurut analisis kami ada 5 faktor yang menyebabkan rusaknya citra perusahaan. Hilangnya
MH-370
pada
bulan
Februari
2014
membuat
kepercayaan masyarakat menghilang. Pada 10 bulan terakhir ini Malaysia
Airlines
mengalami
kecelakaan
dan
menghilang,
pesawat Boeing 777-200 dengan nomor penerbangan MH-370 mengalami kecelakaan dan sampai saat ini pesawat tidak ditemukan. Kemudian jatuhnya MH-17 pada bulan Juli 2014 di Ukraina
membuat
maskapai
ini
dalam
masa
krisis
dan
kebangkrutan. Namun, Malaysia Airlines bisa belajar dari sejumlah maskapai penerbangan regional yang berhasil selamat dalam kondisi
yang
hampir
mirip.
Dilansir
dari
AFP,
maskapai
penerbangan yang selamat dari krisis antara lain adalah Garuda Indonesia. Maskapai milik pemerintah Indonesia ini pernah mengalami sejumlah masalah di tahun 1990-an dan 2000-an, termasuk tingginya hutang. Selain Garuda, Malaysia Airlines juga bisa belajar dari kasus Korean Air, yang sempat bermasalah pada 1980-an dan 1990-an karena sejumlah kecelakaan yang menewaskan sekitar 700 orang. Pada Tahun 2000, maskapai ini menunjuk pensiunan Delta Air yaitu Davis Greenberg sebagai bos barunya. Sekarang Korean Air jadi maskapai terpandang di dunia. Analis penerbangan dari Endau Analystics yang berbasis di Malaysia, yaitu Shukor Yusof 11
mengatakan, pemerintah Malaysia dan Khazanah selaku BUMN yang menjadi pemegang saham Malaysia Airlines bisa belajar dari maskapai-maskapai yang pernah selamat dari krisis. Malaysia
Airlines
juga
diketahui
mengalami
kerugian
keuangan serius selama 3 tahun terakhir ini, yaitu US$ 1.3 Miliar atau sekitar Rp 13 triliun. Maskapai MAS butuh bantuan dari pemerintah seperti Garuda Indonesia dan Korean Air. Bahkan menurut data Malaysia Airlines merugi US$ 1 juta-US$ 2 juta per hari. Menurut data juga dengan kondisi kas saat ini, diperkirakan maskapai ini hanya bisa mengudara sekitar 6 bulan saja . Usai dua tragedi yang menimpa Malaysia Airlines, citra maskapai ini menurun.
Dikhawatirkan,
penumpang
makin
meninggalkan
maskapai dan bisnisnya makin hancur. 2 kecelakaan yang dialami Malaysia Airlines merupakan "Krisis Segera", Jenis krisis yang paling ditakuti karena terjadi tiba-tiba dan tak terduga sehingga tak ada waktu untuk melakukan penelitian dan perencanaan.
F. Penanganan Krisis MH-370 dan MH-17
Penyelidikan ditingkatkan Pihak perusahaan harus meningkatkan penyelidikan terhadap isu yang dialami dan menyiapkan strategi untuk mengembalikan citra perusahaan. Tahap ini ditandai dengan; 1. Perbaikan dan pemulihan sistem produksi Perusahaan Malaysia Airlines harus melakukan pemulihan terhadap sistem produksi yang sempat diisukan bahwa maskapai MH-370 mengalami kerusakan sebelumnya. Malaysia Airlines harus memulai dan menjamin keamanan setiap pesawat yang akan digunakan dalam tahap sangat aman untuk digunakan. Sedangkan MH-17 yang kita ketahui tidak pernah diisukan adanya kerusakan pesawat namun memang adanya kesalahan pada pihak luar. Tetapi hal ini juga merupakan krisis yang harus 12
dialami pihak Malaysia Airlines. Maka daripada itu pihak perusahaan harus melakukan tindakan untuk perbaikan dan pemulihan produk dan jasa. Bisa melalui cara membeli maskapai baru yang lebih canggih lalu mempresentasikannya kepada publik melalui media partner. 2. Perbaikan pelayanan dan jasa Perbaikan perusahaan Malaysia Airlines harus membuat strategi pelayanan jasa untuk menarik pelanggan kembali, karena telah turunnya angka penjualan tiket. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan event, promo penerbangan, pesawat yang dikemudikan oleh pilot handal, tim kerja yang bertanggung jawab, adanya sumber daya manusia yang berpengalaman dan bisa. 3. Perbaikan struktur dan management Melakukan perbaikan struktur dan management dalam mengelola
perusahaan
sangatlah
penting.
Melalukan
pers
konference dan memperkenalkan struktur organiasi perusahan. Menyebutkan prestasi apa saja yang sudah dicapai sehingga pelanggan merasa terjamin menggunakan jasa Malaysia Airlines. Membuat image perusahaan baik di mata masyarakat bisa juga dengan cara mempresentasikan berapa banyak pilot dan tim kerja.
Kemudian
menjelaskan
pengalaman
pilot
selama
penerbangan. Memberitahu usia perusahaan dan menjelaskan sejarah perusahaan. Mengimplementasi stategi ini harus mengandung komunikasi humas, yaitu; Credibility (Kredibilitas), Context (Konteks), Content (Isi),
Clarity
(Kejelasan),
Continuity
dan
Consistency
(Kesinambungan dan Konsisten), Channel (Saluran), Audience Capability (Kesanggupan Khalayak).
13
G. Tahap Resolusi
Melalui tahap ini pihak Malaysia Airlines harus memikirkan strategi yang matang di setiap langkah penanganan resolusi, antara lain: a. Kasus hilangnya pesawat MH-370
Kasus yang diberitakan kepada publik, bahwa pesawat tersebut mengalami kecelakaan dan hilang. Akibat peristiwa ini banyak isu muncul namun tidak bisa dipastikan kebenarannya. Ada yang mengatakan bahwa kecelakaan ini akibat kelalaian (human error) sampai kepada isu adanya teroris. Media tengah menggiring Negara menara kembar ini terhadap zona merah (bahaya). Bantuan dari beberapa Negara sepertinya semakin membuat suasana dan citra terhadap maskapai ini dinilai tidak cepat dan mampu menangani kasus ini sendirian. Ada beberapa media seperti Metro TV, TV one, mengatakan bahwa pesawat yang hilang ini pernah mengalami kerusakan sebelumnya. Hal ini berakibat pada krisis kepercayaan dunia akan keamanan flight transportasi milik negara tersebut. Harus diselidiki apakah hal tersebut berasal dari pihak internal atau eksternal. Apakah hilangnya pesawat ini karena kelalaian pilot, kerusakan sistem pesawat atau benar adanya teroris. Cara resolusinya adalah: 1. Perbaikan dan pemulihan sistem pelayanan Pihak Malaysia Airlines (MAS) dinilai menutup diri dalam kasus MH-370 ini. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya isu yang muncul dan membuat citra MAS menjadi rusak. Public Relations Malaysia Airlines harus siap dalam menangani kasus ini. Kerugian yang dialami Malaysia Airlines sudah mencapai 1.3 juta USD. Belajar dari kasus Garuda Indonesia dan Korean Air, Malaysia Airlines perlu bantuan pemerintah dan para pakar untuk mengembalikan citra maskapai ini.
14
Apalagi memang sampai saat ini hilangnya pesawat belum terungkap. 2. Perbaikan pelayanan jasa Pihak Malaysia Airlines harus segera memperbaiki pelayanannya. Terutama dalam penanganan krisis, Public Relations Malaysia Airlines dinilai kurang cepat dalam mengklarifikasi kasus. Maka dari itu perilaku tersebut mengakibatkan isu negatif yang menyebar di masyarakat. 3. Keterampilan Manager Keterampilan Managerial dituntut dalam kasus ini. Strategi dilakukan
untuk
membuat
masyarakat
kembali
lagi
mempercayai maskapai MAS sebagai sarana transportasi mereka. Bisa melalui promosi yang dilakukan pihak Malaysia Airlines, yang membuat masyarakat kembali tertarik untuk menggunakan jasanya. b. Kasus penembakan MH-17 di Ukraina
Public Relations Malasysia Airlines harus bertindak dengan tanggap dan bertanggung jawab, mengkoordinasi tindakan dan komunikasi. Krisis yang dialami MH-17 pada saat penembakan di Ukraina memerlukan tanggapan dan tindakan segera yang didukung oleh komunikasi. Lalu Public Relations Malaysia Airlines harus terbuka dalam menangani kasus ini. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah: 1. Komunikasi yang efektif harus dirancang menurut situasi, waktu, tempat dan khalayak. Public Relations harus hati-hati memilih media dan teknik komunikasi yang digunakan dalam jumpa Pers ini. 2. Gunakan media yang memiliki identifikasi paling dekat dengan posisi khalayak 15
3. Gunakan sumber komunikasi yang mempunyai kredibilitas tinggi untuk khalayak yang menjadi topik komunikasi 4. Gunakan identifikasi
identifikasi tersebut
kelompok dapat
khalayak
membantu
ketika
hasil
mengembangkan
tanggapan yang positif dan dapat merubah pandangan masyarakat terhadap perusahaan
H. Pendekatan Management Public Relations
Seorang Public Relations jika perusahaannya mengalami isu negatif
dan
kemudian
menyebabkan
krisis.
Ia
harus
cepat
mengklarifikasinya, tidak boleh menunda. Meskipun seorang Public Relations tersebut belum mengetahui apa penyebabnya. Paling tidak seorang Public Relations harus berani berbicara dihadapan publik untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi, walaupun Public Relations belum mengetahui penyebabnya dan jika sudah mengetahui ia akan memberitahukannya kepada publik. Jika terjadi krisis Public Relations tidak boleh diam, sehingga banyak oknum-oknum yang mengambil keuntungan dari krisis dan menyebarkan opini/isu negatif kepada masyarakat. Setiap kasus, isu, krisis, harus segera diselesaikan oleh Malaysia Airlines, agar ketika mengalami peristiwa yang merugikan tidak ada pihak yang menyebarkan isu dan opini negatif. Karena hal ini akan berdampak besar kepada kelangsungan citra perusahaan. Banyak yang akan mengambil keuntungan dari rusaknya citra perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus memiliki Public Relations yang aktif, kreatif, cekatan, cepat, dan jujur untuk dapat menjaga dan membantu mengembalikan citra perusahaan yang rusak. Penanganan krisis dalam kasus 2 maskapai ini, pihak perusahaan menggelar konferensi pers. Pihak Malaysia Airlines seharusnya
16
mengadakan konferensi pers untuk kasus yang dialami dan segera memberikan klarifikasi atas kasus yang terjadi. Kemudian Malaysia Airlines juga memberikan kesempatan kepada Media yang ingin beropini untuk setiap kasus, akan dilakukan juga tanya-jawab. Komunikasi ini yang perusahaan kami anggap sangat efektif untuk menekan adanya isu dan opini negatif. Sehingga seluruh masyarakat memahami akan terjadinya kasus. Jika memang ada kasus yang diakibatkan oleh pihak Malaysia Airlines, Malaysia Airlines harus siap menerima konsekuensi dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Menurut kami hal ini merupakan cara yang bijaksana dan sejalan dengan visi/misi kami untuk mengutamakan pelanggan. Konferensi Pers akan dilakukan pada: Hari
: Selasa, 9 Desember 2014
Pukul
: 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : Orkid Function Hall, Jakarta Pusat
Media yang akan diundang: 1. Media Cetak Kompas
Media,
Detik
Media,
Seputar
Indonesia,
Media
International. 2. Media Elektronik Radio RRI, reportase
17
I.
Komunikasi yang digunakan Malaysia Airlines
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu: a. Komunikator (siapa yang mengatakan), Pesan (mengatakan apa), Media (melalui saluran/ channel/media apa), Komunikan (kepada siapa), Efek (dengan dampak/efek apa). b. Pola Komunikasi Sekunder Proses
komunikasi
secara
sekunder
adalah
proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasi karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
J. Kesimpulan
Pelajaran sejak dini akan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku sosial seseorang dalam bermasyarakat. Bagaimana nanti mereka bersikap dan berperilaku. Pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh kebudayaan, media massa, pendidikan, emosional merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi. Max Weber mengemukakan bahwa perilaku memmpengaruhi aksi sosial dalam masyarakat kemudian menimbulkan masalah-masalah. 18
Sikap dan perilaku seseorang berbeda-beda. Perilaku biasanya ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Manusia sebagai pelaku dari perilaku sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Manusia memiliki
kebutuhan
dan
kemampuan
serta
kebiasaan
untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain.
K. Saran
Sebagai penerus bangsa kita harus menjadi pribadi yang memiliki sikap dan perilaku yang positif. Belajar mulai dari lingkungan kita tinggal,
saling
mengingatkan
satu
dengan
yang
lain,
saling
menghargai, dan bersama-sama bergotong-royong membangun bangsa. Mari semua itu kita mulai dari diri kita sendiri, kita mulai belajar dengan giat. Sehingga kita menjadi pilar-pilar kuat untuk menopang sesama menuju kesuksesan.
L. SWOT Kekuatan
1.
MAS merupakan maskapai yang sejak lama berdiri.
2.
Maskapai yang digunakan merupakan maskapai-maskapai terbaik.
3.
Pilot yang mengemudikan
Kelemahan
1. Lambat dalam menangani krisis 2. Sumber daya manusia yang tidak optimal 3. Tidak bisa mengklarisikasi Krisis
merupakan pilot-pilot berpengalaman 4.
MAS merupakan pesawat yang tepat waktu. 19
Peluang
1.
Memiliki banyak pelanggan.
2.
Banyaknya prestasi dan penghargaan yang bisa dicapai.
3.
Dipercayai masyarakat.
Ancaman
1. Hilangnya
kepercayaan
publik 2. Bangkrut 3. Persaingan bisnis pada perusahaan penerbangan yang semakin ketat
20
Penutup
Perilaku sosial merupakan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Manusia saling ketergantungan satu dengan yang lain untuk menjamin lingkungan hidup manusia. Manusia diharapkan bekerja sama, saling menghormati dan saling bertoleransi satu dengan yang lain demi terwujudnya keharmonisan. Sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran kita harus cerdas dalam menentukan mana hal yang buruk dan yang baik untuk kita jalani. Seperti contoh inspirasi di atas yang menjalankan sikap dan perilaku dalam bermasyarakat sangat baik untuk dicontoh. Di tengahtengah masyarakat yang banyak mementingkan diri sendiri namun kisah dari seorang ibu Janetta Arifienti di atas membuat pikiran kita sebagai mahasiswa terbuka akan dibawa kemana pendidikan Indonesia ini. Seseorang yang memiliki sikap dan perilaku sangat mulia untuk membantu Negara mencerdaskan masyarakatnya. Marilah kita kaum muda yang memiliki semangat juang yang tinggi untuk dapat bersikap dan berperilaku yang positif untuk bersama-sama membangun harapan yang indah dan menjadi berkat dimana pun kita berada.
21