Manajemen Risiko Perpajakan
BAB I PENDAHULUAN
1. Pend Pendah ahul ulua uan n Dala Dalam m
rang rangk ka
untu untuk k
memak emaksi sima malk lkan an
kegia egiata tan n
usah us aha, a,
perusahaan harus memiliki strategi manajemen yang efektif dan esi esien en.. Sala Salah h satu satu yang yang menj menjad adii indi indik kato ato dala dalam m meng menguk ukur ur aktitas peningkatan kegiatan perusahaan adalah pajak. Dengan demikian strategi manajemen pajak yang efektif dan esien dari perusa perusahaa haan n dalam dalam rangk rangka a memenu memenuhi hi kewajib ewajiban an perpaj perpajak akan an secara secara benar benar serta serta memah memaham amii risik risiko-ri o-risik siko o pajak pajak yang yang akan akan timbul
mutlak
diperlukan,
sehingga
perusahaan
dapat
memaksimalkan seluruh potensi usaha yang ada untuk meraih keuntungan keuntungan dan likuiditas sesuai dengan tujuan perusahaan. Wajib ajib paja pajak k yang yang meng menggu guna nak kan cara cara peng penghi hida dara ran n paja pajak k seca secara ra ileg ilegal al yang yang akhi akhirrnya nya keuan euanga gan, n,
reput eputas asi, i,
akan akan ber berdamp dampak ak pada pada risi risik ko
oper operas asio iona nal, l,
dan dan
kelan elangs gsun unga gan n
usah us aha. a.
Pemajak emajakan an berdas berdasark arkan an sis sistem tem selft selft assesm assesment ent yang yang berlak berlaku u ber berdasa dasarr para paradi digm gma a baru baru mene menemp mpat atka kan n pemb pembay ayar aran an paja pajak k seb sebagai agai
sala salah h
satu satu
pene penega gak k
sist sistem em
deng dengan an
mem memberi berik kan
kewenan ewenangan gan lebih lebih besar besar untuk untuk mendis mendisign ign dan merenc merencana anaka kan n pajakpajak-paj pajak ak yang yang akan akan timbul timbul dari dari trans transaks aksii yang yang dilak dilakuk ukan, an, bahkan wajib pajak mulai melihat risiko apa yang akan timbul dari transaksi perusahaan yang telah dilakukan. erangkat
dari
dasar
itulah
wajib
pajak
mulai
mengindentikasi mengindentikasi risiko perpajakan perusahaan, mengukur mengukur risiko perpajakan serta mempersiapkan penanganan risiko perpajakan
!
seca secara ra tepa tepatt atas atas risi risik ko yang yang tela telah h dan dan yang yang akan akan terj terjad adii kemudia emudian n hari. hari. "ampir "ampir dis diseti etiap ap indust industri ri terdap terdapat at risik risiko o yang yang harus di tangani. #da berbagai ragam risiko yang perlu ditangani. Dalam penanganan suatu risiko dalam perusahaan, diperlukan indentikasi risiko yang menimpa perusahaan tersebut. $ntuk itu ada beberapa risiko yang diklasikasikan agar perusahaan dapat menangani risiko yang terdapat dalam perusahaan. %isik isiko o
perus erusah aha aan
dalam alam
per perpaja pajak kan
dikl diklas asi ik kasik asikan an
berdasarkan jenisnya yaitu & PPh pasal '!, PPh adan dan PP(. %isko perpajakan perusahaan harus mendapatkan penanganan yan yang
tep tepat, at,
agar agar
terhi erhind ndar ar
dari ari
adan adany ya
kesu esulita litan n
dalam alam
menge mengelol lola a perpaj perpajak akan an dan terhin terhindar dar pengen pengenaan aan sanksi sanksi yang yang dapat memberatkan. Penanganan risiko dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan penangan risiko terencana dan atau penanganan risiko tidak terencana.
2. Rumusa Rumusan n Masala Masalah h erdas erdasark arkan an uraian uraian yang yang telah telah dikemu dikemuka kaka kan n di atas atas dapatl dapatlah ah dirumuskan masalah sebagai berikut& !.
agaimana
risiko
dan
manajemen
resiko
dapat
mempengaruhi mempengaruhi perusahaan) '.
agaimana
mengindentikasi
risiko
perpajakan
perusahaan) *.
aga agaim iman ana a mengu menguk kur risi risik ko perpa perpaja jaka kan n perus perusah ahaa aan) n)
+.
aga agaim iman ana a meng mengel elol ola a risik risiko o perpa perpaja jaka kan n perus perusah ahaa aan n)
'
BAB II PEMBAHAAN
1. Risko dan Manajemen Risiko 1.1 Risiko %isiko
selalu
dihubungkan
dengan
ketidakpastian,
ketidakpastian ini terjadi oleh sebab kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut dengan apa yang akan terjadi. Denisi risiko menurut S *!/'0, resiko adalah dampak
dari
ketidakpastian
terhadap
pencapaian
objektif.
Dampak disini adalah de1iasi dari apa yang diharapkan biasanya bersifat positif dan2atau negatif. agi perusahaan ketidakpastian yang
dihadapi
menguntungkan.
dapat Secara
berdampak umum
risiko
merugikan dapat
atau
dikelompokan
sebagai berikut & !3 %isiko murni 4pure risk3 %isiko murni adalah risiko dimana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. %isiko murni dapat dikelompokan menjadi & a3 %isko aset sik 5erupakan risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset sik suatu perusahaan. b3 %isiko karyawan merupakan risiko karena apa yang dialami oleh karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. c3 %isiko legal
*
5erupakan
risiko
dalam
bidang
kontrak
yang
mengecewakan atau kontrak tidak berjalan sesuai rencana. %isiko ini akibat kelemahan maalah hukum, mulai dari tuntutan
hukum,
tidak
ada
kerangka
hukum,
dan
kelemahan perjanjian.
'3 %isiko spekulatif 4spekulatif risk3 %isiko dimana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga
keuntungan.
6emungkinan
kerugian
ada,
tetapi
disamping itu juga terdapat kemungkinan untung. %isiko ini biasanya berkaitan dengan risiko usaha atau bisnis. %isiko spekulatif dapat dikelompokan sebagai berikut & a3 %isiko pasar 5erupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan 1ariabel pasar yang ber1ariasi, seperti akibat suku bunga, nilai tukar, dan komoditas. b3 %isiko kredit2in1estasi 5erupakan risiko yang party4debitur3
gagal
perusahaan. c3 %isiko likuiditas 5erupakam risiko
terjadi
memenuhi
karena kewajiban
counter kepada
karena ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan kas 2 ketidakmampuan dalam menempatkan kewajiban. d3 %isiko operasional 5erupakan risiko
yang
disebabkan
pada
kegiatan
operasional yang tidak berjalan lancar. e3 %isiko strategis %isiko yang timbul akibat lemahnya pembentukan dan penerapan strategi perusahaan, lemahnya pengambilan keputusan dalam dunia bisnis atau kesenjangan reaksi dalam menghadapi perubahan. 6omponen risiko antara lain & !3 %isiko inhern 4inhern risk3
+
%isiko yang secara intrinsik lahir karena terjadi suatu akti1itas dan melekat pada akti1itas itu sendiri. '3 %isiko yang terkendali 4controlled risk3 agian dari risiko inhern yang dapat dikendalikan melalui aplikasi atau akti1itas pengendalain tertentu. *3 %isiko risidual #dalah tingkatan atau besaran risiko yang tetap melekat pada
suatu
akti1itas
tertentu
walaupun
aplikasi
pengendalian sudah diterapkan.
1.2
Manajemen Risiko
5anajemen risiko menurut (oshworty adalah identikasi dari ancaman dan implementasi dari pengukuran yang ditunjukan pada
mengurangi
kejadian
ancaman
tersebut
dan
meminimalisasi setiap kerusakan. #nalisi risiko dan pengontrolan risiko membentuk dasar manajemen risiko dimana pengontrolan risiko
adalah aplikasi
dari pengelolaan
yang cocok
untuk
memperoleh keseimbangan antara keamanan, penggunaan dan biaya. 7adi manajemen risiko merupakan suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan atas harta benda. 6euntungan serta keuangan suatu badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya suatu kerugian karena adanya risiko tersebut. #da tiga unsur penting dari suatu kegiatan yang dianggap masih sebagai risiko & !3 5erupakan suatu kejadian, '3 6ejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, *3 7ika terjadi maka akan menimbulkan kerugian. 5enurut Darmawi 4'83 tujuan manajemen risiko dilaksanakan unntuk mengurangi, menghindari, mengakomodasi suatu risiko melalui sejumlah kegiatan yang berurutan yaitu & !3 dentikasi risiko
9
5engidentikasi risiko apa saja yang mungkin terjadi yang dapat diidentikasi dari sumber dan dampak kerugiannya. erdasarkan sumbernya risiko dapat diidentikasi dan digolongkan dalam kategori & a3 %isiko nansial b3 %isiko hukum c3 %isiko politik d3 %isiko sosial '3 #nalisi risiko %isiko yang menyangkut hukum dan perundangan yang berhubungan dengan proyek. *3 Pengendalian risiko #da dua pendekatan dasar dalam pengendalian risiko yaitu pengendalian
dengan
cara
menghindari
mengendalikan
kerugian,
memisahkan
kegiatan
risiko, yang
berisiko dan kombinasi, serta pembiayaan. Dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen risiko adalh untuk memperkecil kemungkinan terjadinya risiko.
2. Men!iden"i#kasi Risko Perpajakan Perusahaan dentikasi
risiko
merupakan
langkah
pertama
untuk
mengatur risiko. dentikasi harus dilakukan sebagai usaha untuk menemukan atau mengetahui risiko-risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaantau perorangan. dentikasi risiko harus dilakuakn dengan metode tertentu shingga
dapat
dipastikan
bahwa
semua
kegiatan-kegiatan
penting dalam perusahaan sudah diidentikasi dan seluruh risiko berasal dari kegiatan didenisikan secara jelas. 5enurut hidayat 4'!*b3 hasil indentikasi risiko perpajakan yang sring muncul diperusahaan terdiri atas & • • • •
%isiko %isiko %isiko %isiko
PPh adan PP" pasal '! PPh Pemotongan 2 Pemungutan Pajak Pertambahan (ilai
8
• • •
2.1
%isiko Pemeriksaan pajak %isiko Pengajuan 6eberatan %isiko Pengajuan anding
Men!inden"i#kasi Risiko PPh Badan
%isiko pajak penghasilan 4PPh3 adan adalah risiko yang ada disetiap perusahan. PPh adan terkait dengan akti1itas utama perusahaan yang bertujuan mencari laba 4 prot oriented3. leh karena itu hampir setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba
akan
terkait
dengan
transaksi
organisasi
secara
keseluruhan, meliputi & a3 Penerimaan 2 pendapatan Setiap transaksi pembelian maupun penjualan yang memiliki
bukti
pembelian
menghasilkan
pendapatan
mempengaruhi
pajak
2 2
penjualan
akan
penerimaan
yang
penghasilan
perusahaan.
7ika
semakin banyak pendapatan 2 penerimaan perusahaan dapat berakibat menambah penghasilan perusahaan. Sebaliknya penerimaan
jika
semakin
perusahaan
sedikit akan
pendapatab
mengurangi
penghasilan perusahaan. b3 Pembayaran beban operasional Setiap transaksi pasti ada bukti
pendukung
memberikan daftar beban
operasional
dibayar
semakin
perusahaan.
operasional menjadi
7ika
yang harus
pengurang
dibayar
pajak
pajak
yang
yang harus
banyak
perusahaan,
penghasilan
2
beban akan
perusahaan,
tetapi harus memenuhi syarat-syarat pembebanan yang diatur dalam $$ PPh.sebaliknya semakin kecil beban operasional
perusahaan
penghasilan perusahaan. c3 Perhitungan penyusutan
:
akan
memperbesar
pajak
Setiap
aset
mengalami
tetap
yang
penyusutan.
dimiliki
perusahaan
Perhitungan
pasti
penyusutan
tersebut memiliki beberapa metode perhitungan yang hasilnya dapat mempengaruhi besarnya laba atau rugi perusahaan.
;aporan
laba
rugi
perusahaan
memengaruhi pajak penghasilan perusahaan. d3 Penjualan barang 2 jasa yang bukan akti1itas utama Penjualan barang 2 jasa yang dilakukan perusahaan di samping akti1itas utama perusahaan memiliki tarif pajak yang berbeda dengan penjualan pada akti1itas utama perusahaan. Sehingga penjualan tersebut dapat mempengaruhi pajak penghasilan perusahaan. e3 ;aba 2 rugi usaha 2 selisih antara penerimaan dengan beban 7umlah laba 2 rugi usaha, selisih antara penerimaan dengan beban perusahaan mempengaruhi jumlah akhir penghasilan kena pajak perusahaan pada perhitungan koreksi skal perusahaan, sehingga mempengaruhi ke pajak penghasilan perusahaan. 7adi apabila PPh badan dalam setiap perusahaan tidak memiliki bukti atau metode yang berkenaan dengan transaksi organisasi dan akuntansi yang sudah ditentukan, maka akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan perusahaan tersebut.
2.2
Men!inden"i#kasi Risiko PPh pasal 21
#danya risiko PPh pasal '! pada perusahaan disebabkan karena perusahaan
memiliki
kewajiban
untuk
menghitung
dan
memotong pajak untuk seluruh aryawannya.
=
pemotongan,
penyetoran,
dan
pelaporan
pajak
karyawan
merupakan tanggung jawab perusahaan sebagai pemotong.
%isiko PPh pasal '! memiliki 1ariabel antara lain & a3 Status pegawai Setiap pegawai harus dijelaskan status kepegawaiannya di dalam perusahaan.
7enis status
pegawai
yaitu
pegawai tetap, pegawai tidak tetap, dan bukan pegawai. Setiap status pegawai memiliki metode perhitungan PPh pasal '! yang berbeda-beda. b3 6ebijakan pembayaran PPh Perusahaan harus memberi kebijakan pembayaran PPh para karyawan dengan cara pegawai tersebut yang membayarnya sendiri atau ditanggung oleh perusahaan atau diberikan tunjangan. c3 ukti potong dan kuitansi gaji Setelah perusahaan memotong PPh '! para karyawan, maka perusahaan harus memberikan bukti potong PPh '! tersebut.
ukti
potong tersebut dapat
berupa
kuitansi atau bukti potong sendiri atau dalam daftar gaji karyawan. d3 SP< masa dan SP< masa desember Perusahaan harus melaporkan PPh pasal '! dalam SP< masa
january
sampai
dengan
(o1ember,
SP<
pembayaran bonus2<"% dan SP< masa Desember. 2.$
Men!iden"i#kasi
Risiko
Pemo"on!an
dan
Pemun!u"an 5unculnya risiko PPh pemotongan 2 pemungutan hampir serupa dengan pasal '!, yaitu kerena perusahaan punya kewajiban
0
menghitung
dan
memotong
4with
holding
system3. Setiap
kesalahan dalam pemotongan, penyetoran, dan pelapporan merupakan tanggung jawab perusahaan sebagai pemotong. leh karena itu pemotong 2 pemungut PPh mengandung risiko. 7enis pemotongan 2 pemungutan yang hampir selalu dijumpai disetiap perusahaan adalah & a3 PPh pasal '' bendaharawan, mengandung risiko tidak tepat waktu dalam mendapatkan bukti pungutannya, padahal atas kelalaian ini mengakibatkan tidak dapat diakui sebagai kredit pajak bahkan dapat dikenakan sanksi.
%isiko
lainnya
adalah
tercecernya
bukti
pemungutan atau surat setoran pajak 4SSP3 sehingga saat dilakukan pemeriksaan tidak dapat membuktikan bahwa perusahaan mempunyai kredit pajak, hal ini pun dapat menimbulkan sanksi. Dengan begitu ketelitian merupakan hal yang penting. b3 PPh pasal '*, mengandung risiko tidak tepat waktu dalam penyetoran dan pelaporan. Padahal atas kelalaian ini
dapat
dikenakan sanksi.
%isiko
lainnya
adalah
tercecernya bukti potong, sehinnga saat dilakukan pemeriksaan perusahaan
tidak
dapat
telah
membuktikan
melaksanakan
bahwa
kewajiban
pemotongan, hal ini pun dapat menimbulkan sanksi. c3 PPh pasal +4'3, mengandung risiko tidak tepat waktu dalam
penyetoran
dan
pelaporan,
padahal
atas
kelalaian ini dapat dikenakan sanksi. %isiko lainnya adalah
tercecernya
bukti
potong,
sehingga
saat
dilakukan pemeriksaan tidak dapat membuktikan bahwa perusahaan
telah
melaksanakan
kewajiban
pemotongan, hal ini pun dapat menimblkan sanksi.
!
2.%
Men!iden"i#kasi Risiko Pajak Per"am&ahan Nilai
Di dalam perusahaan hampir selalu ada transaksi penjualan dan pembelian dari barang kena pajak maupun jasa kena pajak, sehingga perusahaan pasti memiliki risiko PP(. Pada dasarnya risiko PP( adalah risiko melekat dengan transaksi perusahaan yang berstatus P6P yang melakukan penyerahan 6P atau penyerahan 76P. Dalam mekanisme pemungutan PP( faktur pajak sangat
penting
karena
faktur
pajak
merupakan
bukti
pemungutan pajak yang dibuat oleh pengusaha kena pajak 4P6P3 yang melakuakn penyerahan barang kena pajak 46P3 atau penyerahan jasa kena pajak 476P3. Pajak masukan yang wajib di bayar oleh pengusaha kena pajak dapat di kreditkan dengan pajak keluaran yang dipungutnya dalam masa pajak yang sama. #pabila pajak masukan belum dikreditkan dengan pajak keluaran dalam masa pajak yang sam masih bisa dikreditkan pada masa pajak berikutnya paling lama * bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan sebelum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan. >aktur pajak masukan harus hatihati karena bisa cacat, sehingga tidak dapat dikreditkan. #pabila faktur pajak masukan tidak dapat dikreditkan maka perusahaan akan rugi karena harus menyetorkan pajak dengan jumlah yang lebih besar. #pabila P6P tidak menerbitka faktur pajak tepat waktu maka akan dikenakan sanksi. 5ekanisme PP( yang menganut perhitungan kredit pajak keluaran dan pajak masukan mengakibatkan adanya potensi kurang bayar atau lebih bayar. #pabila terjadi kurang bayar maka akan menggangu cash ?ow. Sementara apabila terjadi lebih bayar maka dalam kondisi ini mengharuskan untuk mengajukan restitusi. Padahal setiap kali mengajukan restitusi akan dilakukan pemeriksaan.
!!
2.'
Men!iden"i#kasi Risiko Pemeriksaan Pajak
6arena
sistem pemungutan pajak yang diberlakukan di
indonesia paling dominan adalah menganut self assesment system dimana sistem tersebut mengharuskan adanya pengujian kepatuhan melalui pemeriksaan. (amun demikian bobot risiko pemeriksaan bergantung pada jenis pemeriksaannya, antara lain & a3 Pemeriksaan pengujian kepatuhan Pemeriksaan yang dilakukan pengujian terhadap buktibukti pembukuan yang mendukung transaksi yang terjadi. Pemeriksaan bertujuan untuk menilai efekti1itas dari pengendalian intern dan sistem pengendalian manajemen dengan melakukan pemeriksaan secara sampling atas bukti-bukti pembukuan.
b3 Pemeriksaan tujuan lain Pemeriksaan pajak yang dilaksanakan sebagai bentuk pelaksanaan
ketentuan
tertentu
dalam
aturan
perpajakan yang bukan untuk menguji kepatuhan wajib pajak
dan
produk
hukum
yang
dihasilkan
dari
pemeriksaan pajak untuk tujuan lain bukanlah selalu surat
ketetapan
pajak
seperti
pemeriksaan
untuk
menguji kepatuhan wp, arttinya bisa juga diterbitkan S6P atau S
!'
melaksanakan ketentuan perpajakan. 5enguji kepatuhan wajib pajak mengandung arti bahwa wajib pajak sudah memenuhi kewajibannya.
2.(
Men!iden"i#kasi Risiko Pen!ajuan )e&era"an
Wajib pajak mempunyai hak untuk mengajukan keberatan atas suatu ketetapan pajak dengan mengajukan keberatan secara tertulis kepada D7P paling lamabat tiga bulan sejak tanggal
dikirim surat ketetapan pajak
atau sejak
tanggal
pemotongan atau pemungutan kecuali apabila wajib pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kuasanya 4@unadi, '!3. #pabila permohonan keberatan wajib pajak ditolak dan wajib pajak tidak mengajukan
banding,
maka
wajib
pajak
dikenai
sanksi
administrasi berupa denda sebesar 9A dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan. Pengajuan keberatan walaupun merupakan hak wajib pajak 4hidayat,
'9a3
yang
dapat
dimanfaatkan
untuk
memperjuangkan keadilan, namun demikian tetap mengadung risiko. %isiko yang melekat dengan pengajuan keberatan adalah adanya kemungkinan keputusan keberatan yang berbeda & a3 diterima b3 diterima sebagian c3 ditolak d3 ditambah jumlah pajak terutang. 6eputusan keberatan akan menimbulkan sanksi yang dapat menggangu cash ?ow perusahaan.
2.*
Men!iden"i#kasi Risiko Pen!ajuan Bandin!
#pabila
wajib
pajak
masih
belum
puas
dengan
surat
keputusan keberatan atas keberatan yang diajukan, maka wajib pajak masih dapat mengajukan banding ke badan peradilan
!*
pajak 4Saidi, ':3. Pengadilan pajak harus menetapkan putusan paling lambat !' bulan sejak surat banding diterima. Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar !A dari jumlah pajak dengan
berdasarkan putusan
pembayaran pajak
yang
banding
dikurangi
telah di bayar sebelum
mengajukan keberatan 4Pudyatmoko, '+/ Saidi, ':3. Sama
halnya
dengan
pengajuan
keberatan,
pengajuan
banding walaupun merupakan hak wajib pajak yang dapat dimanfaatkan untuk memperjuangkan keadian 4Wiwiho dan ;ulik, '+/ Saidi ':3, namun demikian tetap mengandung risiko. %isiko yang melekat dengan pengajuan banding adalah adanya sanksi yang berat apabila banding di tolak. Sanksi sebesar !A dari jumlah pajak yang terutang atau yang kurang dibayar/ pengurusan yang panjang dan menyita waktu serta biaya-biaya lain selain sanksi.
$. Men!ukur Risiko Perpajakan Perusahaan Pengukuran risiko mengacu pada dua faktor yaitu kualitas risiko dan kuantitas risiko. 6ualitas risiko menggunakan beberapa tools seperti self assesment, Buesionaris dan internal audit re1iews. Sementara kuatitas risiko berupa data berbentuk angka yang diperoleh
dari tools
seperti
probability
based,
non-
probabilistic models dan benchmarking. Pengukuran
risiko
adalah
usaha
untuk
mengetahui
besar2kecilnya risiko yang akan terjadi dan merupakan tahap lanjutan setelah pengindentikasian risiko. Dalam mengukur risiko perpajakan, terdapat dua dimensi yang perlu diukur. Pertama
frekuensi
atau
jumlah
aktivitas
yang
berpotensi
merugikan. Kedua jumlah kerugian yang dapat diderita oleh
!+
perusahaan.
represif
terhadap
wajib
paja,
dengan
melakukan konseling dan 1erikasi terhadap laporan pajak 4SP<3 dan berujubg pada pembetulan SP< dan timbul kurang bayar. ila konseling dan 1erikasi tidak dipatuhi
wajib
pajak
maka
akan
terancam
akan
dilakukan pemeriksaan. Dengan demikian bararti bahwa ketika target penerimaan pajak secara nasional tidak terpenuhi juga dapat membawa risiko bagi perusahaan. *. Sensiti1itas risiko Diukur berdasarkan seberapa sensitif suatu eksposur terhadap perubahan faktor penentu, seperti risiko bunga atau denda yang diukur dengan sensiti1itas tingkat kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak yang lalai dalam melakukan
penyetoran
dan
pelaporan
akan
menanggung risiko adanya sanksi bunga dan denda. +. 5atriks frekuensi dan signikasi risiko
kuantikasi
yang
rumit3
yaitu
dengan
mengelompokan risiko berdasarkan dua dimensi yaitu frekuensi dan signikasi.
!9
a. 5engembangkan standar risiko b. 5enerapkan standar tersebut untuk risiko yang diidentikasi 9. #nalisis skenario 6emampuan manajer2perusahaan untuk memprediksi apa yang akan terjadi dan beberapa besar kerugian yang diterima.
$.1
)lasi#kasi Risiko Perpajakan Perusahaan
"ampir di setiap industri terdapat risiko yang harus di tangani. #da
berbagai
penanganan
ragam suatu
risiko risiko
yang dalam
perlu
ditangani.
perusahaan
Dalam
diperlukan
identikasi risiko yang menimpa perusahaan tersebut. %isiko perusahaan perpajakan diklasikasikan menjadi tiga kategori, yaitu risiko pajak berdasarkan jenis, risiko pajak berdasarkan peluang diperiksa dan risiko pajak berdasarkan sanksi. a. %isiko pajak berdasarkan jenis %isiko pajak berdasarkan jenis terdiri atas tiga yaitu / PPh pasal '!, PPh adan, dan PP(. !. PPh pasal '! PPh pasal '! adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh pribadi. %isiko dilakukan pemeriksaan untuk PPh pasal '! sangat rendah, hal ini terkait dengan sistem pemotongan atau with holding system. 7arang ditemukan
kasus
kesalahan
pemotongan
sampai
menimbulkan utang pajak yang besar. PPh '! termasuk kategori pajak yang tidak terlalu dicurigai oleh skus sehingga dapat digolongkan jenis pajak yang berisiko rendah. '. PPh adan
!8
#dalah pajak penghasilan yang terutang oleh wajib pajak badan atas penghasilan kena pajaknya dalam suatu tahun pajak 4cfm ketentuan $$ (o.: tahun !0=+ tentang PPh sebagaimana telah diubah terakhir dengan $$ (o. *8 tahun '=3. %isiko pemeriksaan PPh badan terbilang sedang karena terkait dengan pendapatannya yang diperoleh perusahaan atau dengan kata lain pajak yang dibayarkan sesuai dengan laba2rugi perusahaan. #pabila pendapatan perusahaan stabil dan tidak ada masalah dalam penyetoran pajak, kemungkinan untuk dilakukan pemeriksaan sangat kecil. (amun demikian PPh badan dapat dikategorikan berisiko sedang karena sering kali hasil ekualisasi antara PPh badan dan PPn masih bermasalah sehingga skus meminta konseling dan 1erikasi yang dapat berakibat pada pembetulan SP< dan menambah setoran pajak. *. PP( %isiko pemeriksaan untuk PPn sangat tinggi karena menyangkut jual bei barang yang dalam beberapa kasus memiliki tingkat penyelewengan yang juga tinggi. Ditambah lagi dengan ketentuan penerbitan faktur yang sangat ketat. #danya pajak masukanyang sering kali bermasalah dari sisi formal dan material. Penyerahan kepada pemungut yang terkadang sulitmendapat bukti SSP tepat waktu sehingga pihak skus dapat menganulir laporan SP< 5asa PP(. Dalam kasus yang berbeda risiko PP( dapat dikategorikan tinggi karena PP( berpotensi lebih bayar. #pabila perusahaan adalah perusahaan yang
berorientasi
ekspor,
penyerahan
kepada
perusahaan di kawasan berikat dan lain sebagainya. Saat terjadi lebih bayar, pilihan bagi P6P tinggal satu
!:
restitusi padahal setiap kali P6P mengajukan restitusi sudah dapat dipastikan akan dilakukan pemeriksaan. b. %isiko pajak berdasarkan peluang diperiksa Pemeriksaan pajak akan dilakukan terhadap wajib pajak yang
diduga
kurang2tidak
melaksanakan
kewajiban
perpajakannya atau terhadap wajib pajak yang meminta kelebihan pembayaran pajak. "al ini sudah tercantum dalam undang-undang perpajakan 46$P3 yang didalamnya tercantum
memiliki
kewenangan
untuk
melakukan
penelitian, konseling, 1erikasi, pemeriksaan dan bahkan skus dapat melakukan penyidikan terhadap wajib pajak yang bermasalah. Setiap wajib pajak punya kewajiban menyampaikan
SP<
dalam
melakukan
pelaporan
perhitungan atau pembayaran pajak, objek pajak atau bukan objek pajak atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakn. Setiap SP< memiliki peluang untuk diperiksa, dengan demikian berarti SP< memiliki risiko. Peluang untuk diperiksa SP< kurang bayar termasuk rendah karena SP< kurang bayar tidak termasuk kategori SP< diperiksa. Sementara peluang diperiksa untuk SP< nihil itu sedang, artinya ada kemungkinan diperiksa atau tidak diperiksa. isa jadi diperiksa apabila perusahaan tersebut untuk kurun waktu yang lama tidak melakukan pembayaran menunjukan
pajak SP<
atau
nihil
adanya
tersebut
bukti
tidak
lain
sesuai
yang dengan
keadaan yang sebenarnya. Sedangkan untuk kasus SP< lebih bayar memiliki
peluang
tinggi untuk diperiksa.
Demikian pula halnya apabila terjadi SP< rugi dan lebih bayar peluang SP< diperiksa akan menjadi sangat tinggi. c. %isiko pajak berdasarkan sanksi Sanksi administrasi merupakan pembayaran kerugian kepada negara khusunya berupa bungan dan kenaikan.
!=
Sanksi administrasi berupa bungan dapat dibagi menjadi & bunga pembayaran, bunga penagihan, bunga ketetapan. Sedangkan
sanksi
pidana
dalam
undang-undang
perpajakan terdiri atas tiga macam sanksi pidana yaitu & !. Denda pidana Denda pidana dikenakan kepada tindakan pidana yang bersifat pelanggaran maupun bersifat kejahatan. '. Pidana kurungan Pidana kurungan hanya diancamkan kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran *. Pidana penjara Pidana penjara diancamkan terhadapa kejahatan baik kepada pejabat dan wajib pajak Perbedaan sanksi adminstrasi dan sanksi pidana adalah sanksi
pidana
&
pembayaranbkerugian
sanksi
administrasi
kepada negara,
merupakan
khusunya yang
berupa bunga, denda dan kenaikan. Sedangkan sanksi pidana merupakan siksaan atau penderitaan. 5erupakan benteng terakhir skus agar norma perpajakan dipatuhi.
$.2
Men!ukur Risiko Pen!ajuan )e&era"an
Pengajuan keberatan merupakan pengajuan dalam hal wajib pajak tidak menerima sebagian atau seluruh materi atau dasar pengenaan pajak dari S6P6, S6P6<, S6P;, S6P(, pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang meliputi jumlah rugi, jumlah pajak dan pemotongan atau pemungutan pajak. Dalam risiko pengajuan keberatan ada beberapa kemungkinan yang terjadi. Surat permohonan yang diajukan wajib pajak bisa dikabulkan, dikabulkan sebagian atau bahkan ditolak. #pabila surat permohonan tersebut ditolak atau dikabulkan sebagian, maka wajib pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda 9A dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mangjukan keberatan.
!0
$.$
Men!ukur Risiko Pen!ajuan Bandin!
Pengajuan banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh wajib
pajak
atau penanggung pajak
terhadap
suatu
keputusan yang dapat diajukan banding berdasarkan peraturan perundangan pajak yang berlaku. %isiko pengajuan banding yang paling besar bagi wajib pajak adalah bandingnya ditolak atau dikabulkan sebagian. #pabila pengajuan banding ditolak atau dikabulkan sebagian maka wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar !A dari jumlah pajak dengan
berdasarkan putusan
pembayaran
pajak
yang
banding
dikurangi
dibayar
sebelum
telah
mangajukan keberatan. Putusn banding yang menolak pengajuan banding wajib pajak sudah tentu yang paling tidak diharapkan karena wajib pajak akan menanggung sanksi yang besar, pajak terutangnya digandakan sanksinya mencapai !A. "al inilah yang membuat pengajuan banding dianggap memiliki risiko besar bagi perusahaan.
%. Men!elola Risiko Perpajakan Perusahaan %isiko
pajak
yang
diperkirakan
merupakan
risiko
yang
diterima kehadirannya oleh perusahaan, yang paling penting adalah
bagaimana
menyikapi
risiko
tersebut.
Setelah
mengidentikasi risiko-risiko yang akan timbul dalam suatu perusahaan, langkah selanjutnya adalah perlu dilakukan teknik pengelolaan risiko. "al ini bertujuan agar risiko dapat diatasi dan dapat diubah menjadi keuntungan bagi perusahaan. Perusahaan yang telah melakukan pengelolaan risiko secara efektif dapat menghasilkan kinerja yang optimal, dapat diandalkan dan berkesinambungan
dari
waktu
'
ke
waktu.
Dengan
begitu
perusahaan akan siap menghadapi segala macam kemungkinan kejadian, bukan hanya sekedar mencegah dan mengatasi risiko saja namun dapat mengubah risiko itu menjadi peluang dan keuntungan yang nyata bagi perusahan.
a. Penghindaran risiko #lternatif penghindaran
risiko
pada
umunya
dapat
dilakukan pada tahap perencanaan dimana kemungkinankemungkinan risiko yang terjadi dapat diatasi dengan berbagai
tindakan
dilakukan
dengan
pencegahan. cara
Penghindaran
perusahaan
tidak
risiko
mengambil
tindakan yang dapat memunculkan risiko tertentu. #dapun risiko yang perlu dihindari & !. Dampak sosial terlalu besar '. Peraturan yang tidak kondusif *.
bisa
melakukan
pengurangandengan cara & !. 5enghindari penyebab timbulnya risiko seperti & 5enyapaikan SP< ; 5enyampaikan laporan keuanagan dalam kondisi • •
rugi Pengajuan restitusi '. 5engambil tindakan berisiko yang saling menghilangkan •
secara alamiah Pembetulan SP<, dapat dilakukan sebelum lewat •
waktu •
dua
tahun
dilakukanpemeriksaan 6opensasi kelebihan
dan2atau
pembayaran,
belum menunggu
pangajuan restitusi sampai dengan P6P telah
'!
benar-banar siap menghadapi pemeriksa dengan cara
menggeser
dikompensasi •
restitusi
pada
masa
dengan
cara
pajak2tahun
pajak
berikutnya. 5enggeser kerugian, dengan mengkapittalisasi biaya
terlebih
dahulu
agar
tidak
terjadi
pembayaran beban melebihi jumlah penerimaan. *. 5eminimalisasikan dampak dari risiko Persiapkan back up secara lengkap 5enyewa knsultan yang dapat mendampingi c. Pemindahan risiko Pemindahan risiko merupakan upaya untuk mengurangi • •
risiko dengan cara memindahkannya ke pihak lain. Dengan begitu
untuk
pemindahan
risiko
perpajakan
dapat
dilakukan & !. 5emperkejakan pegawai yang kompeten yang memiliki integritas, loyalitas dan kapabilitas '. 5enyewa konsultan pajak yang creati1e
accounting
tertutup,
perusahaan
menjadi
dan
dapat
merencanakan pajak *. 5enyewa konsultan pajak yang terbuka, yaitu dapat membantu konsultan
perusahaan tersebut
perusahaan. masalah
bila
dapat
Sehingga
perpajakan
ada
sengketa
menerima
pajak,
kuasa
dari
ketika
perusahaan
dilanda
langsung
dilimpahkan
kepada
konsultan pajaknya d. Penanganan risiko Penanganan risiko dapat dilakukan dengan cara misalnya dengan terencana menunda pembayarn dengan risiko sanksi
bunga
mangalami
'A
kesulitan
dikarenakan cash
?ow.
penangan resiko yang terencana.
''
perusahan "al
ini
sedang
merupakan
BAB III PENU+UP
1. )esimpulan erdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut & a3 5anajemen risiko dapat meng-identikasi dari ancaman dan implementasi
dari
pengukuran
yang
ditunjukan
pada
mengurangi kejadian ancaman tersebut dan meminimalisasi setiap kerusakan. #nalisi risiko dan pengontrolan risiko membentuk dasar manajemen risiko dimana pengontrolan risiko adalah aplikasi dari pengelolaan yang cocok untuk memperoleh keseimbangan antara keamanan, penggunaan dan biaya.7adi manajemen risiko merupakan suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan atas harta benda. 6euntungan
serta
keuangan
suatu
badan
usaha
atau
perorangan atas kemungkinan timbulnya suatu kerugian karena adanya risiko tersebut. b3 dentikasi harus dilakukan
sebagai
usaha
untuk
menemukan atau mengetahui risiko-risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaantau perorangan. dentikasi risiko harus di lakukan dengan metode tertentu shingga dapat dipastikan bahwa semua kegiatan-kegiatan
penting
diidentikasi
seluruh
dan
dalam risiko
perusahaan
berasal
dari
sudah kegiatan
didenisikan secara jelas. ndentikasi risiko perpajakan yang sring muncul diperusahaan terdiri atas &risiko PPh adan,
'*
risiko PP" pasal '!, risiko PPh Pemotongan 2 Pemungutan, risiko Pajak Pertambahan (ilai, risiko Pemeriksaan pajak, risiko Pengajuan 6eberatan. c3 Dalam penanganan suatu
risiko
dalam
perusahaan
diperlukan identikasi risiko yang menimpa perusahaan tersebut.
%isiko
perusahaan
perpajakan
diklasikasikan
menjadi tiga kategori, yaitu risiko pajak berdasarkan jenis, risiko pajak berdasarkan peluang diperiksa dan risiko pajak berdasarkan sanksi. d3 #lternatif penghindaran risiko pada umunya dapat dilakukan pada tahap perencanaan dimana kemungkinan-kemungkinan risiko yang terjadi dapat diatasi dengan berbagai tindakan pencegahan. Penghindaran risiko dilakukan dengan cara perusahaan
tidak
mengambil
tindakan
yang
dapat
memunculkan risiko tertentu. Pemindahan risiko merupakan upaya
untuk
mengurangi
memindahkannya pemindahan
ke
risiko
pihak
risiko
lain.
dengan
cara
Dengan begitu untuk
perpajakan
dapat
dilakukan
memperkejakan pegawai yang kompeten yang memiliki integritas, loyalitas dan kapabilitas menyewa konsultan pajak yang tertutup, menjadi creati1e accounting perusahaan dan dapat merencanakan pajak, menyewa konsultan pajak yang terbuka,
yaitu
dapat
membantu
perusahaan
bila
ada
sengketa pajak, konsultan tersebut dapat menerima kuasa dari
perusahaan.
Sehingga
ketika
perusahaan
dilanda
masalah perpajakan langsung dilimpahkan kepada konsultan pajaknya.
'+
Da,"ar Pus"aka
Darmawi, herman, ''. 5anajemen %isiko, 7akarta & umi #ksara @unadi. 4ed3 '! Panduan 6omprehensif 6etentuan $mum Perpajakan, 7akarta& 5$C "idayat, (ur '9a, 6etetapan Pajak 5ungkinkah Ditolak )/ "arian isnis ndonesia edisi * ktober '9 "idayat, nur '9b, 5enghadapi Pemeriksaan Pajak, "arian isnis ndonesia, edisi '9 #pril '9 "idayat,
(ur
'!!,
Substansi
#kuntansi&
Prioritas
dalam
Pemeriksaan Pajak. Prociding Simposium (asional Perpajakan *, $ni1ersitas
'9
'8